Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

PREVENTIVE DIPLOMACY TO CELEBRATE THE 70TH YEARS BILATERAL

RELATIONS FOR STRENGHTNING REPUBLIK INDONESIA (RI) -CHINA


FRIENDSHIP

( Jazau Elvi Hasani, Airlangga University)

"Hubungan Indonesia dan Cina telah berjalan enam dekade lebih, senantiasa
mengedepankan prinsip saling menghormati, menghargai, sebagai bangsa yang setara, yang
bertanggung jawab atas perdamaian dan stabilitas kawasan," kata Presiden China Xi
Jinping. "Kita ingin memberikan makna lebih dalam sebagai mitra strategis komprehensif,
dengan rangkaian kerja sama yang nyata, memberikan manfaat bagi kemakmuran
masyarakat kedua negara," kata Presiden Jokowi.
Sejak awal sampai hari jadi ke 70 tahun china pada tanggal 26 September 2019,
hubungan Tiongkok dengan Indonesia semakin berkembang pesat. Kedua Negara mulai
melakukan hubungan diplomatik sejak 13 April 1950. Indonesia adalah yang pertama yang
membangun hubungan diplomatik dengan China setelah berdirinya Negara Republik Rakyat
China.. Dilihat dari sisi sejarah awal Indonesia merdeka banyak peran tiongkok dalam awal masa
kemerdekaan Republik Indonesia (RI) , atau sebagai penunjuk kearah mana dan bagaimana
Indonesia memulai membangun sebuah negara. Hubungan kedua Negara terus menunjukkan
perkembangan positif, pada era Konferensi Asia Afrika (KAA). Kemitraan strategis ini
mencakup kerjasama di bidang politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, serta sosial
budaya dan kerjasama lainnya. Pada Pertemuan Dialog ke-2 Tingkat Menko Polhukam-State
Councillor, 21 Januari 2010, di Jakarta, telah ditandatangani Deklarasi Bersama Kemitraan
Strategis RI-RRC (2010-2015). Setelah itu, hubungan Indonesia dan tiongkok dilanjutkan
dengan ditandatanganinya perjanjian persahabatan dan persetujuan kerja sama kebudayaan pada
1 April 1961. Pada 14-18 November 1990 dilaksanakan penandatanganan pembentukan Komisi
Bersama Bidang Ekonomi, perdagangan dan kerjasama Teknik. Berbagai kerjasama antara
Indonesia dengan Tiongkok menjadi sangat penting terutama setelah Negara ini dihantam badai
krisis finansial Asia pada 1997. Di era presiden Abdurrahman Wahid, hubungan Republik
Indonesia (RI) -china mengalami peningkatan ditandai dengan kerjasama dibidang ekonomi. Di
era Kepemimpinan Megawati kedua sepakat membentuk forum energy yang merupakan payung
investasi Indonesiadibidang energi. Beberapa capaian yang sudah dirintis diatas dilanjutkan
kembali oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam periode itu, dua perjanjian penting monument
kedekatan hubungan Republik Indonesia (RI) -Tiongkok ditandatangani yaitu kemitraan strategis
yang kemudian ditingkatkan menjadi kemitraan strategis komprehensif.

Pada akhir tahun 1980-an, kedua Negara terlibat sengketa Laut Cina selatan yang juga
melibatkan Negara-negara ASEAN lainnya. Upaya penyelesaian telah dimulai pada tahun 1990. 1
Hasil perundingan selanjutnya menetapkan Declaration of Conduct of Parties in The South
China Sea (DoC) pada 2002.2 Pada tahap pembahasan Doc atau Declaration of Conduct
melahirkan inisiatif indonesai untuk mengadakan The 1st Expanded ASEAN Maritime Forum
(EAMF).3 Tujuan forum ini adalah agar dapat berkontribusi dalam menuju Confidence Bulding
Measures (CBM) dan diplomasi preventif.4 Di tingkat internasional, upaya aktif Indonesia
ditunjukkan dalam the 21st Meeting of states parties to the 1982 UN Convention on the Law of
the Sea. 5 Sengketa terjadi kembali pada 2020, ketika china berpendapat bahwa sebagian besar
perairan Laut Cina Selatan yang dikenal dengan Nine Dashed Lines sedangkan di pihak
Indonesia tidak mengakuinya. Kondisi yang sebenarnya saat ini menunjukkan bahwa keamanan
kawasan LCS menjadi semakin genting.6 Isu keamanan di wilayah kepulauan natuna melibatkan
konflik kepentingan antar Indonesia dan china agar segera menentukan solusi bagi penyelesaian
masalah LCS. peran Indonesia melalui menyelesaikan sengketa secara aman dalam melalui

1
Yadiono, Penyelesaian sengkea Internasional Laut Cina Selatan secara damai, Tesis, Universitas Airlangga,
Hlm.73-74
2
Sandy Nur Ikfal Rahardjo, peran Indonesia dalam penyelesaian Sengketa Laut Cina Selatan, Junal penelitian
Politik, Volume 11 No.2 Desember 2014, Hlm.65
3
“Chairman’s Statement, 1st Expanded ASEAN Maritime Forum Manila” 2012,
http://www.asean.org/news/aseanstatement-communiques/item/1st-expanded-asean-maritimeforum-manila,diakses
pada tanggal 5 februari 2020.
4
“konsep Pembentukan ASEAN Maritime Forum, “Tabloid Diplomasi”, Agustus 2010,
http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-issue/104-agustus-2010/902-konsep-pembentukan-asean-maritime-
forum.html, diakses pada tanggal 7 Februari 2020.
5
Sandy Nur Rahardjo, Op.Cit.
6
Michael W. Guillot, “Strategic Leadership: Defining the Challenge”, Air and Space Journal, MAXWEL AFB:
Winter 2003, Vol. 17, 1554, hlm 3,
upaya diplomasi hubungan bilateral.7 Indonesia dapat menunjukan partisipasinya dalam menjaga
perdamaian dunia dengan menciptakan perdamaian di dalam negeri dan di kawasan.8

Preventif Diplomacy

Diplomasi (diplomacy) adalah pelaksanaan dari hubungan internasional melalui


perundingan atau metode/cara untuk mengatur dan melaksanakan hubungan-hubungan (oxford
dictionary). Menurut Webster dictionary, diplomasi adalah seni dan praktek penyelenggaraan
negosiasi antar bangsa seperti dalam hal menyelenggarakan perjanjian. 9 Dalam arti luas
diplomasi meliputi seluruh kegiatan polotik luar negeri suatu negara dalam hubungannya dengan
bangsa dan negara lain.10 Diplomasi Preventif, biasanya diluncurkan ketika masyarakat
menghadapi suasana genting yang akan memunculkan konflik besar atau pecah perang. Jika
diplomasi normal mengelola hubungan antarnegara melalui proses negosiasi, diplomasi preventif
mencegah terjadinya krisis dan perang11. diplomasi preventif yang dikemukakan oleh Acharya,
dimana setiap pihak yang terlibat dalam konflik harus berupaya menunjukkan itikad baik untuk
mencegah eskalasi konflik melalui hubungan saling percaya, pertukaran informasi dan
transparansi kebijakan.12 Diplomasi dalam ketegangan dua negara hanya sebatas ultimatum
belaka. Begitu tindakan permusuhan bermula, masalah yang diambil alih oleh militer. Setelah
perang atau pertikaian fisik berakhir, maka diplomasi dapat dimulai kembali.13

Preventif diplomacy dalam penyelesaian sengketa wilayah Laut Cina Selatan dari
Prespektif Pertahanan dan keamanan

Dalam situasi konflik antar negara, diupayakan penyelesaian sengketa antar negara agar
konflik dapat diredam. Diplomasi preventif dalam konflik sengketa laut Cina Selatan antara
indonesia dan cina melalui upaya diplomasi melalui perundingan bilateral, penandatangan

7
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD NRI 1945) alinea IV di pembukaan
UUD NRI 1945 dikatakan, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
8
Brown, Michael E, 1996 The International Dimention of Internal Conflict, CSIA Studies in International Security.
The MIT Press, Cambridge, London, hlm. 9
9
Derajatun Sutisna, Hubungan Internasional dan Naval diplomasi, Materi Kuliah kepada Perwira Siswa Dikreg
Seskoal Angkatan XLIII TP.2005
10
Sumarsono mestoko, indonesia dan hubungan antar bangsa, 1985, hal. 25
11
Luhulima, C.P.F. Dinamika Asia Tenggara Menuju 2015. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011. Hlm.283
12
Acharya, Amitav. Preventive Diplomacy: Issues and Institutions in the Asia Pasific Region. York University:
Toronto, Canada. Paper presented to the 8 th Asia-Pasific Roundtable, Kuala Lumpur, June 6-8, 1994.
13
Yusuf Sufri. Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri. 1989. hal. 122
perjanjian multilateral melalui forum ASEAN. Diplomasi preventif dapat juga dilakukan melaui
beberbagai jalur seperti jalur politik, militer, dan ekonomi.14

Upaya yang selama ini dilakukan oleh Negara-negara yang bersengketa dilakukan
melalui pembuatan Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea, 2002 yang
selanjutnya disebut DOC merupakan dokumen politik dalam penyelesaian LCS yang secara
substantive tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. Sehingga para pihak menginisiasi
penyelesaian melalui pembuatan Draft CoC atau Code of conduct in the south china sea atau
COC.

Dari perspektif diplomasi preventif, menurut Snow dan Brown, dimana inisiatif
diplomatik adalah dengan membujuk para pihak yang memiliki potensi konflik untuk tidak
terlibat pada permusuhan.15 diplomasi luar negeri antara Indonesia dengan china lebih
mengimplementasikan kebijakan pemerintah untuk lebih mengedepankan diplomasi dan
negosiasi dengan tetap memprioritaskan kepentingan nasional. Hal ini tentu saja sesuai dengan
yang dikemukan menurut Acharya tentang diplomasi preventif yakni adanya rasa saling percaya,
pertukaran informasi dan transparansi kebijakan di antara para pihak yang berkonflik di Laut
China Selatan.16 Dalam upaya Diplomasi Preventif, hubungan diplomatik antara kedua Negara
dimulai dengan cara negosiasi dengan cina untuk meminta Klarifikasi Nine dash line. Menurut
penulis, Diplomasi Preventif dilakukan melalui dengan dua cara :

1. Upaya penyelesaian sengketa melalui perundingan Bilateral


2. Upaya penyelesaian sengketa melalui penandatangan perjanjian multilateral melalui
forum ASEAN

ASEAN berperan secara signifikan dalam menyelesaikan kasus sengketa LCS. Untuk membahas
permasalahan yang terjadi di LCS, Konferensi Tingkat Tinggi yang selanjutnya disingkat KTT
pernah dilaksanakan beberapa kali dari tahun 1997 hingga yang terakhir KTT ASEAN-Tiongkok
ke-13, pada 29 Oktober 2010. ASEAN Tiongkok Pertama di Kuala Lumpur pada 16 Desember
1997 tersebut menghasilkan Joint Statement on ASEAN-China pada paragraf 8 yang berisi
14
Nurul Aini Hijriyah, Diplomasi Prefentiv. Dikutip dari http://nurul-a-hfisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-
49501- NEGOSIASI%20DAN%20DIPLOMASI-DIPLOMASI%20PREVENTIF.html pada tanggal 2 Februari 2020
pukul 01.13
15
Snow, Donald M dan Brown Eugene. 2000. International Relations: The Changing Contours of Power. New York:
Longman.
16
Op.Cit. Acharya.
Pernyataan bahwa Cina mendukung upaya-upaya ASEAN dan mengadakan diskusi terbuka,
serta sepakat agar masalah LCS diselesaikan melalui perundingan berdasarkan hukum
internasional termasuk UNCLOS17 Dalam KTT tersebut membahas apa yang diinginkan china
dalam penyelesaian sengketa LCS, yakni dengan bilateral. 18 Diplomasi preventif dengan
pertemuan bilteral antar negara akan melalui Panglima Komando Gabungan Cina di wilayah
Selatan tentang wilayah perairan Laut Natuna. Jadi, perlu untuk mengadakan perundingan antar-
Menteri pertahanan kedua negara, dan pertemuan bilateral antar-Panglima Angkatan Bersenjata
dan antar Panglima Angkatan Laut.

Upaya penyelesaian sengketa melalui Diplomasi Preventif yang menggunakan KTT


sebagai forum diskusi antara ASEAN dan cina, dengan memperhatikan kepentingan ASEAN
yang menginginkan penyelesaian dengan forum multilateral untuk menghasilkan dokumen yang
berkekuatan hukum mengikat para pihak. ASEAN akan memfasilitasi cina untuk membahas
pembuatan CoC atau code of conduct sebagai dokumen yang mengatur tingkah laku negara-
negara di wilayah LCS. Dokumen ini nantinya akan memberi pemahaman agar para pihak yang
terkait dengan isu ini menahan diri dan tidak melakukan kegiatan yang dapat
merusak trust dan confidence building di Laut China Selatan. Sekaligus juga sebagai bentuk
diplomasi preventif untuk membangun confidence building di antara para pihak yang
berkonfliK.19

Selama proses pembuatan CoC, ASEAN harus merangkul dan melibatkan Cina untuk
mengambil bagian atas proses pembuatan CoC. Setelah KTT ke-22 ASEAN di Brunei
Darussalam, telah disepakati akan melakukan pertemuan khusus para Menteri Luar Negeri
ASEAN dan dilanjutkan dengan pertemuan khusus Menlu ASEAN dengan Menlu china guna
memajukan proses CoC. Mekanisme COC ini sangat penting untuk meredam eskalasi konflik
untuk tidak meningkat menjadi perang. Dengan berlakunya COC, maka masing-masing
Angkatan Laut menerapkan mekanisme pencegahan konflik di laut. Pihak yang berkepentingan
dengan COC juga bisa lebih dibuka melalui Angkatan Laut, antar-Coast Guard dan antar-
Angkatan Udara. Jadi, kapal-kapal perang Angkatan Laut, kapal-kapal Coast Guard, dan pesawat

17
Termsak Chalermpalanupap, The South China Sea and ASEAN, hlm 6.
18
Tiongkok Tegaskan Sikapnya Terhadap Filipina Terkait Laut Cina Selatan, dalam
http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=16760&type=105#.VnFvGtJ97Dc diakses pada 15
Desember 2015
19
Op.Cit, Acharya.
tempur Angkatan Udara ASEAN dan Cina semuanya menghormati kesepakatan dalam COC.
Sehingga, Code of conduct yang merupakan dokumen yang mengatur tingkah laku dan semua
aktivitas Negara-negara di wilayah LCS dalam hal lalu-lintas perniagaan, pelayaran.

Conclusion

Bilbiography

You might also like