Data P-S

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

METODELOGI PENELITIAN

Diagram Alir
Diagram alir pada penelitian Analisis Dampak Lalu Lintas (Studi Kasus Lampung
City Superblock) adalah seperti berikut:

Gambar 3.1. Diagram Alir

3.2. Jenis Penelitian


Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriftif kuantitatif. Pembahasan

20
dilakukan dengan pemaparan permasalahan dengan runtut dan ditunjang dengan
adanya data primer serta data sekunder dan faktor penunjang yang selanjutnya
dilakukan analisis untuk memecahkan permasalahan dan menemukan solusi untuk
permasalahan tersebut.
3.3. Lokasi Penelitian
Pada tugas akhir ini, penelitian dilakukan disekitar kawasan proyek pembangunan
Lampung City Superblock. Lokasi tersebut terletak pada Jl. Yos Sudarso, Bumi
Waras, Kec. Telukbetung Selatan, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

Gambar 3.2. Lokasi Penelitian


Sumber:Google Maps

Gambar 3.3. Titik-Titik Rencana Survei


Sumber:Google Maps

21
3.4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu menggunakan data
primer dan sekunder. Data primer merupakan sumber data yang langsung
memberikan data ke peneliti (Sugiyono, 2016.) sedangkan data sekunder adalah
pengolahan data primer dan disajikan dalam bentuk tabel atau diagram, oleh pihak
pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Husein Umar, 2013). Data sekunder
dimanfaatkan untuk mengarahkan pada kejadian dan peristiwa yang ditemukan
peneliti sesuai dengan tujuan penelitian (Moleong, 2014). Proses pengumpulan
data primer didapat berdasarkan survei dilapangan dengan melakukan pengamatan
dilokasi penelitian. Sedangkan data sekunder didapat berdasarkan data instansi
dan sumber terkait, termasuk terhadap data- data yang telah dikumpulkan dalam
penelitian sejenis. Data primer tersebut antara lain meliputi data geometrik jalan
di sekitar kawasan bangunan dan arus lalu lintas di ruas jalan dan persimpangan.
Tahap pengumpulan data dilakukan pencarian data lalu lintas untuk memperoleh
gambaran nyata mengenai kondisi lalu lintas. Dalam menganalisis dampak lalu
lintas diperlukan data-data untuk mendukung proses analisis. Pengumpulan data
berupa data sekunder yang diperoleh dari pihak instansi. Data sekunder itu
diantaranya data permodelan pergerakan (bangkitan dan tarikan), data
karakteristik bangunan, literatur penunjang dan peta atau denah lokasi serta batas-
batas administratif Lampung City Superblock.
3.4.1. Pengumpulan Data Sekunder
Data yang dikumpulkan berupa:
1. Peta lokasi dan batas administratif Lampung City Superblock
2. Data karakteristik Lampung City Superblock
3. Permodelan pergerakan dari bangunan yang diasumsikan sama dengan
bangunan Lampung City Superblock.
3.4.2. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer berujuan memperoleh informasi berkaitan dengan pola
pergerakan arus lalu lintas khususnya yang berada pada wilayah kajian. Data yang
dikumpulkan dalam tahap ini berupa:
1. Data geometrik. Pada survei geometrik, dilakukan pengamatan untuk
menghitung dan mengukur lebar, dan panjang lajur efektif dan bahu efektif

22
masing-masing segmen jalan. Data ini nantinya akan digunakan untuk
menggambarkan potongan melintang jalan sebagai bagian dari karakteristik
jalan.

2. Arus lalu lintas di ruas jalan, simpang bersinyal, simpang tak bersinyal untuk
mengetahui berapa arus lalu lintas yang melewati wilayah kajian. Sebelum
dilakukan survei volume lalu lintas, dapat dilakukan persiapan berupa
mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dan penentuan titik-titik
sebelum dilakukan survey dengan tujuan untuk meminimalisir kesalahan saat
melakukan survey. Alat yang dibutuhkan untuk melakukan survei ini adalah
digital camera untuk merekam kondisi lalu lintas, dan stopwatch untuk
penyamaan waktu dalam merekam arus lalu lintas. Survei direncanakan
beberapa hari, yaitu pada hari kerja tepatnya hari senin. Pemilihan hari kerja
ini dikarenakan lalu lintas pada hari kerja tersebut cukup padat. Berdasarkan
hal tersebut maka survei dilakukan dalam dua periode. Setelah semua aktivitas
terekam, kemudian pengamat melakukan pemutaran ulang video yang telah
terekam oleh digital camera. Pengamat mencatat semua kendaraan yang lewat
pada titik pengamatan ke dalam formulir survei. Jenis kendaraan yang dicatat
terbagi atas mobil penumpang biasa, kendaraan berat dan sepeda motor.
3. Survei pengaturan sinyal lalu lintas. Pada simpang bersinyal diperlukan data
perancangan sinyal dengan menetukan terlebih dahulu jumlah fase, waktu
hijau efektif, waktu hilang dan waktu siklus. Survei pengaturan sinyal lalu
lintas dilakukan dengan survei langsung pada simpang dengan menggunakan
stop watch. Pengukuran waktu meliputi waktu hijau, kuning, merah, waktu
siklus dan pemfasean. Pengukuran dilakukan pada pagi dan sore hari pada
simpang bersinyal.
3.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian antara lain :
3.5.1. Analisis Kondisi Lalu Lintas Pada Kondisi Saat Ini
Analisis kondisi lalu lintas pada kondisi saat ini memuat diantaranya :
1. Kondisi prasarana jalan memuat geometrik jalan, perkerasan jalan, dimensi
potongan melintang jalan, fungsi jalan, status jalan, kelas jalan, dan
perlengkapan jalan;

23
2. Kondisi lalu lintas eksisting memuat data historis volume lalu lintas, volume
gerakan membelok, tundaan membelok, panjang antrian, kecepatan rata-rata
kendaraan, waktu perjalanan.
Analisis dan data ini didapatkan dengan cara melakukan survei langsung ke lokasi
penelitian.
3.5.2. Analisis Bangkitan dan Tarikan
Analisis bangkitan dan tarikan pada pembangunan Lampung City Superblock
menggunakan model pergerakan berdasarkan permodelan bangkitan dan tarikan
penelitian terdahulu pada studi kasus bangunan yang diasumsikan sama dengan
Lampung City Superblock. Permodelan yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai
bangkitan dan tarikan ini adalah permodelan dari bangunan yang mempunyai
fungsi tata guna lahan yang sejenis, yaitu apartemen dan pusat perbelanjaan.
Studi terdahulu model bangkitan dan tarikan dengan jenis tata guna lahan
apartemen adalah studi terdahulu yang berbentuk jurnal berjudul “Analisa
Dampak Lalu Lintas Akibat Pembangunan Apartemen Grand Dharmahusada
Lagoon Di Surabaya”. Didalam jurnal tersebut didapatkan nilai bangkitan dan
tarikan yang dipisahkan berdasarkan jenis kendaraan. Maka nilai bangkitan yang
dihasilkan adalah :
𝑌 = 0,1522 X + 191,91
Dimana :
Y = Bangkitan Tarikan Motor (Kendaraan / Jam)
X = Jumlah unit
𝑌 = 0,5079 𝑋 + 182,75
Dimana :
Y = Bangkitan Tarikan Mobil (Kendaraan / Jam)
X = Jumlah unit
3.5.3. Analisis Kinerja Ruas Jalan dan Persimpangan
Perhitungan kinerja ruas jalan dan simpang dikawasan sekitar Lampung City
Superblock dilakukan pada kondisi eksisting. Hasil kinerja ruas dan persimpangan
ini berdasarkan PKJI 2014. Komponen survei yang akan dilakukan terlebih
dahulu untuk mengetahui kinerja jalan diantaranya:
1. Jenis Jalan

24
2. Panjang ruas jalan
3. Tipe jalan
4. Kondisi bahu jalan
5. Median jalan
6. Jumlah kendaraan yang telah diklasifikasikan
7. Kecepatan rata-rata kendaraan
8. Waktu tempuh pada segmen jalan
9. Kecepatan arus bebas untuk kendaraan ringan
Berdasarkan hasil survei yang didapatkan lalu dilakukan perhitungan kinerja jalan
dengan rumus berikut :
a. Kapasitas :

Keterangan :
C = Kapasitas (skr/jam)
C0 = Kapasitas dasar (skr/jam)
FCLJ = Faktor penyesuai lebar jalan
FCPA = Faktor penyesuai pemisah arah
FCHS = Faktor penyesuai hambatan samping dan bahu jalan

b. Volume Lalu Lintas:

Keterangan :
Q = Jumlah arus kendaraan (skr)
KR = Kendaraan ringan
KB = Kendaraan berat
SM = Sepeda motor

c. Derajat Kejenuhan:

Keterangan :
DJ = Derajat kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (skr/jam)

25
C = Kapasitas (skr/jam)
3.5.4. Analisis Pembebanan Perjalanan
Pembebanan Perjalanan yang melewati Jalan Yos Sudarso dimana lokasi
Lampung City Superblock dibangun diperkirakan akan bertambah. Analisis
pembebanan perjalanan didapatkan dari data pergerakan keluar kendaraan dari
kawasan Lampung City Superblock. Target beroprasinya Lampung City
Superblock adalah tahun 2022, maka dilakukan perhitungan pada tahun 2021 lalu
di regresikan ke tahun 2022.
3.5.5. Analisis Distribusi Perjalanan
Tahap ini merupakan tahapan untuk mendapatkan informasi pola distribusi
perjalanan, pola sebaran arus lalu lintas antara zona satu dengan yang lainnya
merupakan hasil dua hal yang terjadi bersamaan, yaitu lokasi dan intensitas tata
guna lahan yang akan menghasilkan arus lalu lintas dan pemisahan ruang (Tamin,
2000). Analisis ini menggunakan distribusi lalu lintas eksisting dari pergerakan
membelok persimpangan dan perkiraan distribusi lalu lintas dari bangkitan lalu
lintas yang diprediksikan timbul setelah dibangunnya Lampung City Superblock.
3.5.6. Analisis Penanganan Dampak Lalu Lintas
Manajemen analisis dampak lalu lintas diharapkan memberi solusi meminimalkan
dampak lalu lintas. Manajemen dapat dilakukan dengan melakukan sesuatu atau
tanpa melakukan sesuatu. Tanpa melakukan sesuatu adalah menangani masalah
yang tidak mempengaruhi keadaan jaringan jalan, sementara dengan melakukan
sesuatu adalah memperbaiki geometri ruas dan simpang, mengoptimalkan
infrastruktur dan membangun jalan baru. Untuk parameter penilaian dianalisis
dengan membandingkan perubahan tingkat pelayanan pada ruas jalan dan
simpang sebelum dan setelah adanya kegiatan dalam tinjauan analisis. Tingkat
pelayanan dihitung berdasarkan rumusan dari Permenhub KM 14 Tahun 2006,
seperti yang ditampillkan pada tabel berikut ini.

26
Tabel.3.1. Tingkat Pelayanan Pada Jalan Arteri Sekunder dan Kolektor Sekunder
Tingkat Pelayanan Karakteristik Operasi Terkait
Arus bebas
Kecepatan perjalanan rata-rata ≥ 80 km / jam
A
V/C ratio ≤ 0,6
Load factor pada simpang = 0
Arus stabil
B Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d ≥ 40km/jam
V/C ratio ≤ 0,7
Load factor ≤ 0,1
Arus bebas
C Kecepatan perjalanan rata-rata turun ≥ 30 km / jam
V/C ratio ≤ 0,8
Load factor ≤ 0,3
Mendekati Arus tidak Stabil
Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d ≥ 25 km/jam
D
V/C ratio ≤ 0.9
Load factor ≤ 0.7
Arus tidak stabil, tundaan yang tidak dapat ditolerir

E Kecepatan perjalanan rata-rata sekitar 25 km/jam


Volume pada kapasitas
Load facttor pada simpang ≤ 1
Arus tertahan, macet
Kecepatan perjalanan rata-rata ≤ 15 km/jam
F
V/C ratio permintaan melebihi 1
Simpang jenuh
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan KM 14 Tahun 2006

27
Tabel.3.2. Tingkat Pelayanan pada Jalan Lokal Sekunder
Tingkat Pelayanan Karakteristik Operasi Terkait
Arus relatif bebas dengan sesekali terhenti
A
Kecepatan perjalanan rata-rata > 40 km/jam
Arus stabil dengan sedikit tundaan
B
Kecepatan perjalanan > 30 km/jam
Arus stabil dengan tundaan yang masih dapat diterima
C
Kecepatan perjalanan rata-rata > 25 km/jam
Mendekati arus tidak stabil dengan tundaan yang masih
D dalam toleransi
Kecepatan perjalanan rata-rata > 15 km/jam
Arus tidak stabil
E
Kecepatan perjalanan rata-rata < 15 km/jam
Arus tertahan
F Macet
Lalu lintas pada kondisi tersendat
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan KM 14 Tahun 2006
Tabel.3.3. Persimpangan dengan APILL
Tundaan (detik per
Tingkat Pelayanan Faktor Muat
kendaraan)
A ≤ 5,0 0,0
B 5,0 – 15,0 ≤ 0,1
C 15,1 – 25,0 ≤ 0,3
D 25,1 – 40,0 ≤ 0,7
E 25,1 – 40,0 ≤ 1,0
F > 60 NA
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan KM 14 Tahun 2006
Tabel.3.4. LOS Persimpangan Prioritas STOP
Tingkat Pelayanan Rata-rata Tundaan Berhenti (detik per kendaraan)
A < 5,0
B 5,0 – 10
C 11 – 20
D 21 – 30
E 31 – 45
F > 45
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan KM 14 Tahun 2003

28

You might also like