Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

M.

Alfan Ibnu Munawar_F4401221024

Memutar Waktu dengan Me-Recall Perjalanan Seven Habits

Sejak dimulainya acara atau kegiatan Seven Habits ini, yang bertepat pada 11 Juli 2022. Saya sudah
banyak sekali melewati berbagai macam macam kegiatan yang menarik dan ada kaitannya dengan
materi seven habits. Dimulai dengan adanya kerja sama dalam tim yang mencerminkan habit ke 6,
yaitu wujudkan sinergi. Di habits ini, kita diharuskan bisa bekerja sama, mengerti orang lain sehingga
tujuan kita tercapai, dan lainnya. Contoh kecil dari penerapan habits ke enam adalah bekerja sama
dalam kelompok. Saya pernah sekali mendapati ada anggota kelompok saya yang kurang aktif dan
hanya menunggu arahan saja tanpa mengambil sikap yang pasti. Di awal saya hanya membiarkannya
dengan segala kesabaran, tetapi semakin lama saya sadar bahwa dia hanya butuh komunikasi yang
baik, dia butuh dibimbing dan kita yang harus berinisiatif untuk mengajak dia. Kepribadian seseorang
berbeda beda, ada yang harus dituntun dan ada yang harus menuntun. Di kejadian kali ini, kita harus
menuntun orang tersebut agar lebih aktif, bisa berbaur, dan mencurahkan opininya.

Dengan memahami sikap orang lain tersebut, kita jadi tahu bahwa kita harus memahami orang lain
terlebih dahulu agar nantinya orang lain bisa memahami kita dan juga tujuan kita tercapai. Ini adalah
penerapan dari habits ke 5, yang dimana kita harus memposisikan diri kita sebagai mereka agar kita
merasakan bagaimana menjadi dia dan menjadikan mirror bagi dirinya agar dia bisa lebih fleksibel
dengan kita, dia lebih terbuka dengan kita, dan agar dia bisa bersinergi dengan kita. Teknik mirroring
sangatlah mudah bila kita mengetahui triknya, dan juga harus kita sering gunakan agar kita terbiasa
dengan teknik tersebut.

Lalu ada hal menarik lainnya. Kemarin, saya sulit sekali membagi waktu antara mana yang harus saya
kerjakan duluan dengan mana yang harusnya saya tinggalkan. Big rock, dengan menerapkan habits
ke tiga, saya bisa mengetahui mana yang harus saya kerjakan dan mana yang harus saya tinggalkan.
Sangat sulit memang untuk memilah dan memilih mana yang menjadi big rock dan mana yang
bukan. Namun, semua itu akan mudah dilakukan jika kita mempunyai tujuan akhir yang terencana.
Penerapan habits ke 2, memulai dengan tujuan akhir adalah solusinya. Jika kita sulit menentukan
mana yang menjadi fokus utama kita (big rock), lihatlah kembali tujuan akhir kita apa. Sebagai
contoh, saya memiliki visi bahwa saya harus lulus tepat waktu dan langsung bekerja agar bisa
mendapatkan penghasilan, lalu saya pilih yang mana yang akan saya jadikan big rock. Seperti belajar
dengan giat, bertukar pikiran dengan teman mengenai pelajaran, brainstorming dengan dosen atau
teman, memulai mengikuti acara atau kegiatan yang bisa mendapatkan skill untuk di dunia kerja
nanti, dan lain sebagainya. Dan juga saya harus menghapus kegiatan yang tidak berarti, seperti
terlalu banyak bermain media sosial, terlalu banyak nongkrong dengan teman, dan masih banyak hal
lainnya yang harus saya hapus.

Namun, disamping kita harus menghindari kegiatan yang menjerumuskan kita. Kita juga harus
melakukan aktivitas yang bisa membuat kita senang, jangan sampai kita hanya terfokus pada tujuan
sampai lupa dengan diri sendiri bahwa diri ini haruslah di charge (healing). Definisi healing tiap orang
tentunya berbeda beda, ada yang berdiam diri saja dikamar, menonton film, bermain bersama
teman, atau bahkan hanya membuang waktu dengan bersantai dengan keluarga. Semua ini ada
kaitannya dengan berpikir menang menang (habits ke empat). Semua ini ada kaitannya dengan
setoran dan tarikan. Setoran kepada orang lain artinya kita harus senantiasa berbuat baik kepada
orang lain agar kita mendapatkan image yang bagus dan baik di mata orang lain. Dan menghindari
tarikan yang mengakibatkan citra kita berkurang di mata orang lain. Kita boleh saja terus terusan
mendapatkan setoran kepada orang lain, tapi apakah kita sudah melakukan setoran kepada diri
sendiri? Kita harus memikirkan diri kita sendiri juga bukan? Maka dari pada itu kita harus melakukan
setoran terhadap diri kita sendiri dan menghindari tarikan terhadap diri kita sendiri juga. Dengan
cara yang sudah saya jelaskan di atas, healing seseorang berbeda beda. Maka dari pada itu, kita
harus mengetahui diri kita sendiri, baru kita bisa mengerti orang lain dan melakukan setoran
terhadap orang lain dan tentu saja menghindari tarikan terhadap orang lain.

Semua sikap tersebut adalah cerminan dari habits pertama, yaitu bersikap proaktif. Mengapa
demikian? Karena dengan kita bersikap proaktif kita akan bisa melakukan semua habits selanjutnya.
Dengan menjadi proaktif kita bisa merasakan orang lain, mengerti orang lain, mengerti bagaimana
melakukan suatu tindakan terhadap orang lain, menjadi tahu apa yang seharusnya kita lakukan dan
apa yang seharusnya kita tidak lakukan. Dengan demikian, kunci dari menjadi hidup yang lebih baik
adalah menjadi bersikap proaktif. Proaktif bukan hanya sekedar “aktif” dikelas atau dimanapun,
tetapi menjadi proaktif berarti kita bisa memposisikan diri kita menjadi orang lain, dan juga kita bisa
membuat diri kita jauh lebih baik dan jauh lebih efisien. Lalu kalau sudah kita lakukan semuanya, apa
yang harus kita lakukan? Jawabannya adalah dengan habits yang terakhir yaitu asahlah gergaji.
Maksudnya apa ya? Maksudnya adalah kita harus tetap belajar dan memahami kehidupan dengan
tetap menerapkan ke enam prinsip tersebut. Jadi setelah kita mengetahui dan memahami ke enam
habits di atas, kita harus tetap mengasah nya sampai kita benar benar melakukan semuanya di luar
otak. Sampai kita bisa menjadikan diri kita sebagai panutan bagi diri kita sendiri dan orang lain.
Dengan tetap tunduk dan tegas bahwa kita semua ini setara dan sama.

Maka dari pada itu, seven habits ini membawa banyak sekali manfaat dan kebaikan yang bisa kita
petik dan ambil hikmahnya. Dengan seperti itu, kita bisa hidup jauh lebih bermanfaat bagi orang lain
dan tentunya bagi diri sendiri. Lalu apakah harus kita membagikan seven habits ini kepada orang
lain? Tentunya, kita haruslah membagikan kegiatan yang bermanfaat ini bagi orang lain agar orang
lain juga bisa menjadi orang yang proaktif, bisa menentukan tujuan akhir, menentukan big rock,
berpikir menang menang, bersinergi, dan lainnya. Karena hanya jika kita sendiri yang melakukan,
akan lebih sulit kedepannya bagi kita dan orang lain maju. Sedangkan, bila kita melakukan semuanya
secara bersamaan, semua masalah akan terselesaikan dengan lebih mudah, cepat, dan efisien yang
akhirnya memudahkan kita untuk mewujudkan impian dan cita cita kita di kedepannya kelak. Saya
harap dengan adanya seven habits ini, bisa menjadikan insan yang mulia, cerdas dengan tetap
mengikuti norma norma yang berlaku.

Ada satu kata kata yang selalu saya ingat dari dulu.

“Learn from yesterday, Live for today, and Hope for tomorrow”

You might also like