Frame Work Akuntabilitas

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

NAMA : FATMAWATI

KELOMPOK : II
ANGKATAN : XV

ARTIKEL KESATU

Korupsi Wujud Melemahnya Integritas ASN di Daerah

Integritas aparatur sipil negara (ASN) di daerah masih lemah, hal itu terbukti masih
banyaknya temuan penyimpangan penyelenggaraan pemerintahan, baik yang dilakukan
kepala daerah maupun bawahannya. Tidak sedikit kepala daerah yang kesandung kasus
korupsi dan tertangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi. Plt Sekjen Kementrian
Dalam Negeri (Kemendagri), Hadi Prabowo, menyoroti masalah itu saat menyampaikan
pidato pembukaan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) Jawa Tengah di
Semarang, kemarin. Masih banyak penyimpangan yang dilakukan ASN tersebut taklepas
dari lemahnya integritas ASN di daerah, dan praktik korupsi merupakan gejala individu,
institusi, dan antarinstitusi di pemerintah daerah,” kata Hadi Prabowo.

A. Analisis
Korupsi adalah penyalahgunakan jabatan, kewenangan dan kekuasaan bagi pejabat
public untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau orang lain dengan cara melawan
hukum sehingga dapat menimbulkan kerugian keuangan Negara atau Perekonomian
Negara.
Koropsi merupakan penyakit masyarakat dan menjadi benalu sosial yang merusak
sendi-sendi kehidupan suatu bangsa apabila dilakukan secara terus-menerus dalam
sekala besar. Korupsi yangterjadi pada dewasa ini pada intinya dapat dikelompokkan
dalam dua sudut pandang. Pandangan pertama, menyatakan bahwa korupsi berasal
dari individu itu sendiri.pandangan kedua, beberapa ilmuan mendefinisikan korupsi
sebagai sebuah praktik sosial dalam sebuah sistem.
Seperti disebutkan pada artikel diatas, banyak penyimpang kasus korupsi ini karena
belum baiknya pengolaan dan perencanaan angaran. Salah satunya terdapat pada
program penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah, yang tidak
sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang. Hal ini menjadi suatu pemicu
terjadinya korupsi.
B. Bentuk Penyimpangan dan Kaitannya dengan Perspektif Akuntabilitas
Pemerintah seperti inspektorat daerah perlu mengingatkan pengawasan terhadap
1
seluruh instansi agar terlaksanakannya seluruh bentuk pertanggung jawabn sehingga
dapat meminimalisir terjadinya penyalahgunaan kekuasaan yang bersifat monopoli
dan penyimpangan terhadap jabatan dalam menentukan kebijakan atau yang disebut
dengan diskresi. Pemerintah harus dapat melakukan upaya pemberantasan agar tidak
terjadinya kasus korupsi bagi seluruh elemen masyarakat.
Seperti yang kita ketahui bahwa tiga fungsi utama akuntabilitas public adalah:
1. Peran demokratis
2. Peran konstitusional
3. Peran belajar

Dari ketiga fungsi diatas jika dikaitkan dengan kasus korupsi ini maka tidak sesuai
dengan peran konstitusional yaitu untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan.

Seharunya sebagai ASN kita harus bisa menghindari prilaku curang dan koruptif,
diantaranya:

1. ASN tidak terlibat dalam penipuan atau korupsi


2. ASN dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi dan kewenangan mereka
untuk keuntungan pribadinya
3. ASN harus melaporkan setiap pelamgaran kode etik
4. ASN dilarang untuk melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian keuangan
actual atau potensial untuk setiap orang atau institusinya
5. ASN harus melaporkan setiap prilaku curang atau korupsi
6. ASN memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas yang berlaku disektor
public

C. Personal Bahaviour
Prilaku individu (personal behavior) yang diharapkan seharusnya adalah sebagai
berikut:
1. ASN bertindak sesuai dengan persyaratan legislative, kebijakan lembaga dan kode
etik yang berlaku untuk prilaku mereka
2. ASN tidak menggangu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau anggota
masyarakat
3. Kebiasaan kerja ASN, prilaku dan tempat kerja pribadi dan professional hubungan
verkontribusi harmonis, lingkungan kerja yang aman dan produktif
2
4. ASN memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat, penuh
kesopanan, kejujuran dan keadilan, dan memprehatikan tepat untuk kepentingan
meraka, hak-hak, keamanan dan kesejahteraan
5. ASN membuat keputusan adil, tidak memihak dan segera, memberikan
pertimbangan untuk semua informasi yang tersedia, undang-undang dan kebijakan
dan prosedur institusi tersebut
6. ASN melayani pemerintah setiap hari dengan tepat waktu, memberikan masukan
informasi dan kebijakan.

Artikel kedua

Artikel
Menyoroti terseretnya ASNdalam
kasus narkoba
Oleh Tasrief Tarmizi Minggu, 2 Mei 2021 13:36 WIB

Ilustrasi- Seorang pecandu narkoba terkapar karena kecanduan. ANTARA/Shutterstock/am.


Jakarta (ANTARA) - Pada masa pandemi COVID-19 ini, kasus narkoba merebak di
Indonesia dengan terungkapnya sejumlah kasus dengan adanya keterlibatan oknum
Aparatur Sipil Negara (ASN), petugas satpam bahkan petugas kepolisian sebagai pelaku
tindak pidana ini.

Tercatat ada lima kasus selama bulan April 2021 ini yang melibatkan aparat yang
seharusnya menjadi contoh dalam pemberantasan narkoba.

Pada Jumat (23/4/2021) malam sekitar pukul 22.00 WITA, Polrestabes Makassar
meringkus empat oknum pejabat ASN lingkup Pemerintah Kota Makassar, Provinsi
Sulawesi Selatan. Keempat pelaku ini berinisial MS, MY, S dan IM, yang diduga memakai
narkoba jenis sabu.

Polisi menegaskan bahwa empat orang tersebut ditangkap di dua tempat berbeda itu tengah
asyik menikmati barang haram tersebut. Diketahui, tiga orang dari empat tertangkap polisi
sedang mengkonsumsi narkoba jenis sabu, merupakan mantan camat. MS mantan Camat
Tamalanrea kini menjabat Asisten 1 Pemkot Makassar, kemudian MY juga mantan Camat
Tamalanrea, kini kepala BPM, begitupun S juga mantan Camat Wajo. Sedangkan IM
adalah Kabid Arsip Pemkot Makassar.

Untuk kasus lain keterlibatan ASN. polisi meringkus seorang oknum ASN berinisial M
yang berdinas di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjungpinang, Kepulauan Riau, atas

3
kepemilikan narkoba jenis tanaman ganja pada Jumat (9/4/2021).

Pelaku M ditangkap dari informasi masyarakat. Selanjutnya, petugas kepolisian disaksikan


Ketua RT di kediamannya Jalan Pramuka, Lorong Tanama Blok F, sekitar pukul 01.00
WIB, melakukan penggeledahan.

Polisi menemukan barang bukti berupa satu paket diduga narkotika golongan I dalam
bentuk tanaman ganja dengan berat bruto 0,63 gram, dan dua pack kertas papir merek
Toreador bersama satu unit handphone.

Sementara itu Ditpolairud Polda Bali mengungkap kasus peredaran narkotika jaringan
lembaga pemasyarakatan dengan tersangka LDS (32) di perairan Bali.

Polisi menyebut tersangka merupakan perantauan dan bekerja sebagai satpam tapi
dirumahkan. Pelaku sendiri diminta menyebarkan sabu-sabu sesuai perintah dari
narapidana S yang ada di LP Kerobokan.

Dari penangkapan tersangka pada Selasa (20/4/2021), petugas menyita barang bukti berupa
satu plastik klip bening berisi kristal bening diduga sabu-sabu seberat 1,40 gram brutto
atau 1,9 gram netto.

Kasus narkoba juga melibatkan seorang oknum PNS Dishub DKI Jakarta berinisial HH
yang membolos selama setahun malah menjadi kurir narkoba

Pelaku ditangkap di rumahnya, di Gampong Lam Ara, Kecamatan Banda Raya, Banda
Aceh, Senin (26/4/2021).

Dari pelaku yang diketahui sebagai pegawai staf di Sudin (Suku Dinas) Perhubungan
Jakarta Selatan ini disita alat hisap sabu dan barang bukti sabu-sabu seberat 5,30 gram.

Sementara pada akhir bulan April ini, kasus narkoba malah melibatkan oknum petugas
kepolisian.

Petugas Divisi Profesi dan Pengamanan atau Divpropam Mabes Polri menangkap lima
oknum anggota kepolisian yang bertugas di Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Surabaya
terkait kasus narkotika, psikotropika dan obat terlarang (narkoba).

Pelaku ditangkap di salah satu hotel di Surabaya pada sekitar pukul 03.00 WIB, Kamis, 29
April.

Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Polisi Jhonny Edison Isir
menyebut dari lima anggotanya yang ditangkap, dua di antaranya perwira berpangkat
inspektur polisi satu (Iptu), masing-masing berinisial EJ dan MS.

Dua lainnya adalah polisi berpangkat brigadir, masing-masing berinisial S dan IS, serta
seorang polisi berpangkat ajun inspektur polisi dua (aipda) berinisial AP. Mereka
ditangkap bersama tiga orang warga sipil, masing-masing berinisial CC, C dan IS.

Dalam penangkapan ini, petugas mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya

4
narkoba jenis sabu-sabu seberat 27,4 gram, delapan butir pil happy five dan satu butir pil
ekstasi.

Sinergi berantas narkoba


Pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tahun lalu, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo menyebut
perlunya sinergi antar-instansi pemerintah dalam pemberantasan penyalahgunaan narkotika
di lingkungan ASN.

Sinergisitas itu dibuktikan dengan penandatanganan surat keputusan bersama (SKB) oleh
para pejabat negara untuk menangani maraknya penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika dan prekursor narkotika terhadap ASN.

SKB Pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap


Narkotika (P4GN), Psikotropika dan Bahan Berbahaya lainnya.

SKB tersebut ditandatangani oleh Menteri PAN RB, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pertahanan, Menteri Kesehatan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Agama, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pemuda dan Olahraga, Panglima TNI, Kepala
Kepolisian RI, Kepala BNN, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan Ketua
Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

Terdapat delapan arahan dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan narkotika di


masing-masing instansi, antara lain melakukan sosialisasi bahaya narkotika, melaksanakan
tes urine, membentuk tim satuan tugas anti narkotika, menerbitkan regulasi pencegahan
penyalahgunaan narkotika, menangani aduan pelaporan dan melakukan pelaporan dugaan
penyalahgunaan narkotika, serta memberikan rekomendasi dan tindak lanjut laporan.

SKB tersebut merupakan wujud komitmen pimpinan instansi pemerintah, mengingat ASN
merupakan panutan bagi masyarakat. ASN memiliki posisi strategis sebagai poros
pembangunan dan penggerak birokrasi. Selain itu, ASN berfungsi sebagai perekat dan
pemersatu bangsa sesuai Undang-Undang Nomor 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Sementara itu Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto kaget mengetahui ada
sejumlah pejabat pemkot yang terlibat menggunakan narkoba, hingga ditangkap polisi.

Mengenai dengan kesalahan itu, Wali Kota menyatakan biarkan petugas yang berwajib
menjalankan kerjanya, termasuk membuktikan apakah itu benar atau salah. Untuk sanksi
dari ASN sudah sangat jelas aturan soal itu.

Hal senada disampaikan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Tanjungpinang Irwanto Suhaili
mendukung aparat kepolisian memproses hukum terhadap stafnya yang terkait narkoba.
Pelaku terancam dipecat dari jabatannya.

Perbuatan pelaku melanggar Pasal 114 ayat (1) dan atau Pasal 111 ayat (1) UU Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman pidana penjara paling singkat lima tahun.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga mengaku kaget lantaran adanya

5
pegawai negeri sipil (PNS) Dinas Perhubungan membolos selama setahun ternyata menjadi
kurir narkoba yang kemudian ditangkap Kepolisian Banda Aceh.

Peristiwa ini mencoreng nama baik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Aparatur sipil negara
seharusnya memberikan contoh yang baik.

Narkoba merupakan musuh bersama termasuk juga bagi ASN yang harus selalu waspada
dan menjaga diri agar tidak bersentuhan dengan barang haram tersebut.

Editor: Joko Susilo


COPYRIGHT © ANTARA 2021

A. Analisis
Peredaran dan penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu permasalahan
nasional yang dipandang serius oleh pemerintah,karena dapat menyebabkan moral
bangsa.karena itu pemerintah sangat memberikan perhatian terhadap penanganan atas
penyalahgunaan narkoba.
Ketergantungan narkotika adalah kondisi yang ditandai olehdorongan
untukmenggunakan narkotika secara terus menerus dengan takaran yang meningkat agar
menghasilkan efek yang sama dan apabila penggunaan nya dikurangi atau dihentikan
secara tiba-tiba menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas
B. Bentuk penyimpangan dan kaitannya dengan perspektif akuntabilitas
Peraturan menteri dalam negeri republik indonesia nomor 31 tahun 2011 tentang
kode etik pegawai negeri sipil di lingkungan kementrian dalam negeri pada pasal 4 ayat(1)
yang berbunyi “bahwa setiap PNS dalam melaksanakan tugas kedinasan dan kehidupan
sehari-hari” wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam
berbegara,berorganisasi,bermasyarakat,dan terhadap diri sendiri serta sesama PNS.
Agar tidak ada lagi kasus seperti artikel di atas maka perlu adanya upaya
memberantas penyalahgunaan narkoba perlu adanya peranan aparat penegak hukum yang
diharapkan mampu mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan narkotika guna
meningkatkan moralitas dan kualitas sumber daya manusia di indonesia khususnya bagi
penerus bangsa indonesia. Penyalahgunaan narkoba oleh PNS tentu saja mengurangi
akuntabilitas pns baik secara etik maupun hukum.
C. Personal behavior
Pelaku individu yang diharapkan seharusnya adalah sebagai berikut:

6
1. ASN bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif,kebijakan lembaga dan kode
etik yang berlaku untuk perilaku mereka
2. ASN tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau anggota
masyarakat
3. ASN memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat,penuh
kesopanan,kejujuran dan keadilan.
4. ASN membuat keputusan adil, tidak memihak dan memberikan informasi yang
tersedia, undang undang kebijakan dan prosedur institusi tersebut.
5. ASN melayani pemerintah setiap hari dengan tepat waktu, memberikan informasi
dan kebijakan

You might also like