242-Article Text-493-1-10-20170322

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 11
MODEL EVALUAS! LAYANAN AIR MINUM DI DKI JAKARTA Samadi") dan Suhardjo® 142) Dosen Jurusan Geagrafi FIS UNJ Email: adinote @gmail com ABSTRAK Tujuan penelitian adalah mengkonstruksi model layanan air bersin (air minum) di DKI Jakarta khususnya untuk parameter kontinuitas pelayanan 24 jam. Metode peneltian menggunakan metode kualitati’ Populasi dan sampel penelitian terdiri dari masyarakat pelanggan air PAM di wiayah Timur Jakarta sebanyak 499 responden serta pihak pengelola (perusahaan) air bersin PT. AETRA. Sampel djpiin berdasankan teknk purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan bantuan panduan wawancara. Disamping itu, data primer juga diperoleh melalui proses FGD (focus groups discussion). Instrumen penelian menggunakan panduan wawancara dan panduan umum diskusi untuk pelaksanaan Foous Group Discussion. Data terolah dianalisis melalui system dinamik Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Faktor-faktor yang berpenganuh terhadap peningkatan kontinuitas layanan air minum di DKI Jakarta adalah jumlah penduduk, tai air bersih, kapasitas terpasang, tingkat kehilangan ait, dan kuantitas air baku. (2) Model dinamka kontiuitas layanan air minum di DKI Jakarta dapat disusun dari tiga aspek, yaita aspek-aspek pelanggan, kapasitas pengolahan, danpasokan ait. Faktor-faktor penduduk dan tari dapat digolongkan kedalam sub model pelanggan. Faktorfaktor kapasitas terpasang dan tingkat kehiangan air dapat digolongkan kedalam sub model kapasitas pengolahan. Sementara faktor kvanttas air baku dapat digolongkan kedalam sub model pasokan ait Kata kunci : Model Evaluasi, Konfinuitas layanan air minum, DKI Jakarta PENDAHULUAN biasanya dipicu oleh _perturbuhan Kota Jakarta adalah kawasan yang membentang di wilayah pesisir dan pesist pada habiketnya merupakan kawasen paling produkt terlebih berbagai altivtas ekonomi mengambil tempat di sini. Dan sebagai kawasan yang terus berkerbang, kota Jakarta juga terus mengalami tekanan baik disebabkan —oleh_—_pertumbuhan penduduk, perubahan penggunaan Tahan, maupun penurunan kualitas suber daya pesisi, dan penurunan fualitas air relatit “rentan terhadap perubahan kawasan akibat turbuhnya wilayah permukiman secara cepat yang industri. Dua kawasan permukiman dan industri biasanya juga memerlukan air bersin relatif besar, baik yang diperoleh dati suplai air bersih sistem perpipaan (Gir PAM) maupun melalui pemompaan air tanah Meningkatnya —proporsi dari populasi dalam penggunaan sumber air rminum layak akan mecerminkan persentase penduduk yang menggunakan salah satu sumber air bersin berikut: air ledeng ke rumah tinggel, plot atau halaman, hidran umum, sumur bot, sumur gali, mata air tetlindung, penampungan air hujan dan Trformasi Geografi Vl 16 No 2 September 2076 10 air minum kemasan {ika_surrber sekunder yang tersedia adalah juga meningkat); dan jika Konsumsi semakin tinggi, bisa saja penyediaan air hersih penduduk harus diupayakan bersurber dari air gerobak, tank air dari mobi, air permukean (angsung dari sungai, kolam, sungai, danau, waduk atau tigasi saluran) yang sudah diolah teriebih dahulu (Ali Kamib, 2018). Terkait penggunaan _ sumber sekunder tersebut di atas, bisa saja dikembangkan dengan _mempertatikan cara-cara paling efelif dan secara fonsisten memastiken keselamatan. pasofan air minum (Gabriella Lockhart, Wiliam —E. Oswald, Brian Hubbard, Elizabeth Mediin, and Richard J__ Getting, 2012; WHO, 2011) dan melalui pengolahan serta pengelolean secara standar dan dapat dievaluasi di seluruh dunia (Getting RJ, Delea K, Medtin E, 2012). Dan karenanya, beberapa pendekatan untuk menentukan model evaluasi dan pemenuhan air bersih penduduk di kawasan perkotaan dapat menggunakan pendekatan analsis regresi spasial dengan Geographically Weighted Regresion (Puli Pratini Setiawan, 2014), metode Goal Programming, metode _perrodelan dinarrika system, Model Partnership, dan berbagai_pendekatan lain yang sesuai dengan kondisieksisting pelayanan serta karalter masyarakatnya. Pendekatan-pendekatan tersebut di atas dipandang marrpu mengevaluasi dan meningkatkan kontinuitas layanan air minum sebagai efek postif dari rencana keselametan ait tanpa memerlukan pengawasan yang. luas, studi dan waltu yang relative lebih lara guna membantu —_meningkatkan perbaiken fualitas ait dan kesehatan rmasyarakat (Getting RJ, Delea K, Medlin E, 2012) sesuai dengan karalterstik permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadpi oleh penyelenggara pengelolaan air bersih DKI Jakarta sangatiah kompleks, mulai dari terbatasnya ketersediaan dan suplai air baku, peningkatan kebutuhan (demand), cakupan layanan yang mash relat rendah, —tingginya—angka kebilangan air, masih rendahnya standar pelayanan, dan sampai adanya tuntutan tethadap | kebijakan —_pembatasan ekstraksi air tanah dalam (deep groundwater). Masalah lain seperti beregamnya latar_belakang konsumen (ekonomi, pendidikan, dan sebagainya), keinginan serta kemampuan membayar harga air, kebocoran, dan atau pencurien air; merjadikan perusahaan air PAM kadang-kadang —memberikan —priortas, pelayanan kepada konsumen bisnis Utamanya terhadap segmen indust. Dan bagi konsumen rumah tanggaldomestik, masalah di atas seringkali menimoulkan _ masalah tethadap pola distribusi aliran yang mereka rasaken. Perbedaan pelayanan tersebut bisa saja dimungkinkan oleh kepentingan —perusahaan untuk memenuhi target pelayanan dan pencapaian keuntungan perusahaan Untuk kelancaran usahanya. Kesemua petmasalahan di atas pada akhimya mengharapkan solusi yang bisa dengan segera diwujudkan, Kontinuitas adalah salah satu Uunsur penting dimana pelayanan yang bik adalah yang mendapatkan pelayanan secara penuh 24 jam terus menerus. Kontinuitas —mencerminkan baiknya pengelolaan air bersih secara teknis operasional. Dengan mengetahui posisi pelayanan 24 jam di wilayah DKI Jakarta, dapat dijadikan dasar_untuk membantu menetapkan prioritas fingkat ‘MODEL EVALUASI LAYANAN AIR MINUM DI DKIJAKARTA, 1" ‘Samadi dan Suhardo pelayanan. Dan berdasarkan _hasil penelitian di tahun pertama sebelumnya, dimana telah diperoleh Peta Distribusi Layanan air bersih baik yang masuk kedalam kategori 24 jam full terayani rmaupun tidak terlayani 24 jam, maka penelitian di tahun kedua ini adalah untuk mengkonstruksi. mode! evaluasi dan peningkatan kontinuitas layanan air rrinum di DKI Jakarta, sehingga bisa rmendorong peningkatan kualtas layanan tethadap kebutuhan air bersih bagi masyarakat METODOLOG! PENELITIAN Tuvan —penelitian adalah rmengkonstruksi model layanan air bersih (ir minum) di DKI Jakarta khususnya untuk parameter Kortinuitas pelayanan 24 jam, sehingga bisa mendorong peningkatan fualitas layanan terhadap Kebutuhan air bersin bagi masyarakat Metode penelitian di tahun kedua menggunakan fualtatit. Populasi dan sarpel peneliian terdii dari rasyarakat pelanggan air PAM di wilayah Timur vakarta sebanyak 499 responden serta pihak pengelola (perusahaan) air bersih PT. AETRA. Sampel digi berdasarkan teknik purposive sampling. ‘Teknik pengumrpulan data di tahun kedua dikumpulkan melalui wawancara ‘SPATIAL Wahana Komunikasi dan Iformasi Geografi Vol. 16 No.2 September 2076 Tangsung dengan bantuan panduan wawancara. Disamping itu, data primer juga diperoleh melalui proses FGD (focus groups discussion). Instrumen peneliian di tahun kedua menggunakan panduan wawancara dan panduan mum dishusi untuk pelaksanaan Focus Group Discussion. Data terolah pada tahun kedua dianalisis melalui system dinamrik HASIL DAN PEMBAHASAN Berdaserkan penelitian tahun sebelumnya, yang menghasilkan peta distbusi layanan, Hhususnya untuk parameter kontinuitas pelayanan 24 jam; ‘menunjukkan bahwa hualitas Air PAMdi wilayah peneltian merriki angka survey tertinggi pada selalu jerih sebanyak 71, 34 % atau 356 responden. Diikuti dengan kondisi kadang keruh 27, 86 % atau 139 responden. Serta kondisi air PAM yang sering keruh sebanyak 0, 80 % atau hanya 4 responden. Dengan demiian, hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan pengelola air bersih dalam hal ini PT. Aetra rata-rata memiiki Kualtas Air yang selalu Jernih 2 PETA KUALITAS AIR PTAETRA PROVINS!DKIAKARTA suber Sune Nove 201¢ Gambar 1. Peta Kualitas (Keluhan) Air PAMGi PT. Aetra Sedangkan ratarata air mengalir dalam sehati di lokasi penelitian memiliki angka tertinggi pada tatavtata air ‘mengalir 24 jam dengan 301 responden atau 60, 32 %. Diikuti dengan rata-rata air mengalir 12-23 jam dengan 120 responden atau dengan 24, 05 % ‘memriliki ait ratatata 0-12 jam dalam sehari dan 78 responden atau dengan 15, 63 % memilik air ata-tata 12-23 jam dalam sehari. Dan terpenting, penelitan ini menghasilkan sebuah peta distriousi layanan, Khususnya untuk parameter kontinuitas pelayanan 24 jam pada lokasi penelitian ‘MODEL EVALUAS! LAYANAN AIR MINUM DI DKI JAKARTA 13 ‘Samadi dan Suhardjo PETA SEBARAN RESPONDEN PROVINSI DK JAKARTA ? Gambar 2. Peta Sebaran Responden berdasarkan rata-rata air mengalir Kontinuitas Pelayanan Air PAM bagi Pelanggan Efeltivtas perusehaan pengelola air akan tetihat dari distrbusi alran kebutuhan ait bagi masyarakat pengguna maupun pada hualtas dan uanttas air yang dinasilkan. Kenyataan ini mengakibatkan alokasi sumberdaya air menjadi tidak efisien dan tidak ada insentf untuk melakukan konservasi bagi Kelestarian —sumberdaya —_tersebut Pemakaian air yang _ berlebinan utamanya air tanah pada akhimnya rmenimoulkan masalah bagi persediaan air bersih. Kelangkaan ait secara fisik disebabkan oleh peningkatan perakaian air mengikuti laju pertambahan jumlah penduduk, _sedang —_persedizannya semakin renipis Karena berbagai faltor seperti kerusakan sister perlindungan air maypun permintaan agregat terhadap sumberdaya ait melebii—_laju pemulinannya kembali. Kelangkaan ekonorri ditandai dengan semakin tingginya harga air Karena penawaran ait lebih rendah dari permintaannya di samping biaya mafinal pemanfaatan air lebin tinggi dari penerimaan marjnalnya. Sumberdaya air merupakan common resources atau bersifat non exclusive ‘SPATIAL Wahana Komunikasi dan Iformasi Geografi Vol. 16 Nb September 2076 “4 ‘ight —sering berhadapan dengan rmasalah-masalah inefisiensi dalam pengelolzan dan perranfaatannya Berdasarkan has peneltian di tahun pertama tahun 2015), rmenunjukkan bahwa hualitas Air PAMdi wilayah peneltian memilki angka survey tertinggi pada selalu jemih sebanyak 71, 34 % atau 356 responden. Dilkti dengan kondisi kadang keruh 27, 86 % atau 139 responden. Serta kondisi air PAM yang seting keruh sebrnyak 0, 80 % atau hanya 4 responden. Dengan derrikian, hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan pengelola air bersin dalam hal ini PT. Aetra rata-rata meri Kualtas Air yang selalu Jerri Sedangkan rata-ata air mengalir dalam sehati di lokasi peneltian memiliki angka teringgi pada rata-rata air mengalir 24 jam dengan 301 responden atau 60, 32 %, Dilkuti dengan rata-rata ait mengali 12-28 jam dengan 120 responden atau dengan 24, 05 % memilik air rata-rata O- 12 jam dalam sehari dan 78 responden atau dengan 15, 63 % merniliki air rata- rata 12-23 jam dalam sehari Kenyataan di atas_memerlukan altivasi peran yang lebih besar stakeholder demi terbukanya alternatit- atematf —pengembangan —_strategi perluasan distibusi dan pelayanan prima kepada penduduk. Bahwa masin adanya penduduk yang menggunakan air tanah bisa saja diasumsikan bahwa tingkat pemenuhan air minum kepada penduduk relatf masih belum meruaskan. ‘Analisis Faktor Sebab Akibat Pelayanan Air Bersih di Jakarta Berdasarkan analisis mendalam dan wawancara terstrultur, ketersediaan air bersih perpipaan ditentukan oleh berbagai faltorfaltor permintaan dan penyediaan air bersih. Dari sisi permintaan, ketersediaan ait bersih perpipaan dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk. Hal tersebut lebih jauh lagi dapat dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan rrigrasi. Dati sisi penyediaan, ketersediaan air bersih perpipaan dipengaruhi oleh kapasitas pengolahan untuk memasok, menampung, mengolah, dan rmendistriusikan air kepada pelanggan Hal ini lebih jauh lagi juga dipengaruhi ketersediaan dana PDAM Selain itu, ketersediaan air bersin perpipaan juga dipengaruhi oleh ketersediaan air baku. Hal ini lebin jauh lagi juga dapat dipengaruhi oleh perubahan guna lahan yang terjadi—seiring dengan perkembangan wilayah. Hubungan_ di antara berbagai faltor tersebut bersifat kompleks dan dinars serta saling mempengaruhi Sintesa faltor yang terdi dari tahap identifikesi berbagai_literatur, veriikesi, dan penetapan —faltor memberikan hasil bahwa faltorfaltor yang mempengaruhi ketersediaan air bersin perpipaan antara lain jumriah penduduk, tant air bersin, kapastas terpasang, kehilangan air, dan kuantitas air baku. Untuk memudahkan analisis, betbagei faltor tersebut digolongkan kedalam beberapa aspek yaitu aspek pelanggan, kapasitas pengolahan, dan ppasokan air. Penduduk dan tart air dapat digolongkan —kedalam submodel pelanggan. Kapastas terpasang dan tingkat kehilangan air dapat digolongkan kedalam submodel ———kapasitas pengolahan. Sementara huantitas air aku dapat digolongkan —kedalam submodel pasokan ait Konseptualisasi Model Evalua Kontinuitas Layanan Air Minum Model evaluasi kontinutas layanan air minum yang dikerrbangkan dalam peneliian ini terdiri dari tiga submodel yaitu submodel pelanggan, sumodel kapasitas pengolahan, dan submodel ‘MODEL EVALUASI LAYANAN AIR MINUM DI DKI JAKARTA 15 Samadi dan Suhardo pasokan air. Interaksi diantara ketiga submodel menghasilkan tujuh _umpan balik yang terdiri dari satu umpan balik postif dan enam umpan balik negati 41. Sub model pelanggan ‘Submodel pelanggan rmenunjukkan jumiah pelanggan yang dipengaruhi —oleh_-—_pertumbuhan penduduk, kesediaan membayar, dan juga ketersediaan air bersih. Kesedizan membayar dtentukan oleh tarif ai bersih yang ditetapkan PDAM dan juga besar tarif yang dapat dibayar penduduk (wilingness to pay). Tart air dapat mempengaruhi —tingkat—_-konsumsi pelanggan yang juga akan mempengaruhi —etersediaan air. Sementara ketersediaan air merupakan rasio antara volume air terjual dengan volume air yang dibutuhkan. Jumiah penduduk akan renentukan banyaknya potensi pelanggan PDAM Dalam submodel ini, semakin banyak jumiah pelanggan akan meningkatkan cakupan pelayanan jika lajupertambahannya lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk, 2. Sub model kapasitas pengelolaan ‘Sub model kapasitas pengolahan rmenjelaskan bagaimana volume ait terjual dipengaruhi oleh kapasitas, produksi, kapasitas terpasang, dan juga kehilangan air. Dalam submodel ini, besat kapasitas produksi dibatasi oleh kapasitas terpasang dan dipengaruhi oleh ketersediaan air baku serta jumiah pelanggan. Pada proses enyediaan air bersih, seteleh diproduksi air bersin akan digunakan kembali untuk pemakian produksi. Pada proses distribusi terjadi Kehilangan air sehingga volume air terjual akan berkurang dari volume air terdistrousi. Selanjutnya, volume air terjual akan mempengaruhi ketersediaan air. 3. Sub model pasokan air bersih Sub model pasokan air rmenjelasken bagaimana potensi air baku dipengaruhi oleh peruahan guna lahan Bertambahnya —jumiah penduduk menyebabkan perubehan guna lahan dari lahan nonerbangun menjadi lahan terbangun. Hal ini berdampak pada menurunnya air yang dapat meresap ke dalam tanah (nfitrasi). Berhurangnya debit infitrasi akan menyebabkan berkurangnya potensi air baku untuk kebutuhan penduduk. Potensi air baku juga dipengaruhi oleh debit air petmukaan yang berasal dari sungai. Selanjutnya, potensi ait baku berpengaruh —terhadap —-—kapasitas, produksi PDAM Perumusan Model Evaluasi Kontinuitas Layanan Air Minum Berdasarkan hasil sintesa faltor diperolehbahwa — faltorfaltor yang erpengaruh tethadap ketersediaan air bersinperpipaan adalah jumlah penduduk, tant air bersin, kapastas terpasang, tingkat kehilangan air dan uantitas air baka Model dinarrika untuk evaluasi dan peningkatan kontinuitas layanan air bersin dapat disusun dari tiga aspek, yaitu aspek pelanggan, kapasitas, ppengolahan, dan pasokan air. Penduduk dan tar dapat digolongkan kedalam submodel pelanggan. _Kapasitas, terpasang dan tingkat kehilangan air dapat digolongkan kedalam submodel apasitas pengolahan. Sementara uantitas air baku dapat digolongkan ke dalam submodel pasokan ait ‘SPATIAL Wahana Komurikasi dan Iformasi Geografi Vo. 16 Nb 2 September 2076 16 aspek kapasitas pengolahar Gambar 3. IVodel dinars evaluasi kontinuitas layanan air bersih Berdasarkan has simulasi, pertambahan penduduk menyebabkan terjadi perubahanguna lahan dari lahan nonterbangun menjadi lahan terangun Hal tersebut berdampak — pada berhurangnya potensi airbaku yang selanjutnya berpengarun —_terhadap jumiah air yang dapat diproduks. Kapasitas produksi selanjutnya akan mempengaruhi tingkat ketersediaan airmelalui volume air _—_terjual Ketersediaan air bersih yang _mampu memenuhi setidaknya kebutuhan dasar pelanggan serta tar yang masih dalam batas kesediaan membayar penduduk menyebabken pertambahan pelanggan terus terjadi. Adapun juriah pelanggan juga dipengaruhi pertambahan penduduk yang meningkatkan potensi pelanggan Dengan demikian, ketiga sub model dalam model ketersediaan air bersih Tabel 1. Model pengelotaan infrastruktur pengelolaan air bersihlai perpipaan dalam peneltian ini terhubung satu sama lain Strategi Pelaksanaan Model Evaluasi Kontinuitas Layanan Air Minum Dalam pembahasan ini, aspek efisiensi, fualitas pelayanan dan ppengelolaan infrastruktur yang dianggap harus ditingkatkan; didiskusikan dalam focus group disoussion. Hal ini dilatarbelakengi oleh asurnsi_bahwa perlunya peran pemerintah sebagai regulator dan enabler swasta sebagai operator dan provider pel;ayanan air bersin untuk air minum. Bagi pihak swasta, membutunkan elsistensi_ dan kelonggaran walt dalam hal pengeloiaan selama periode_tertentu. Sedangkan dalam privatisasi, swasta rmengelola selamanya setelah menjadi hak miik (biasanya melalui penjualan ase) Kefjesama Pemerintan Penentan Outsourcing ma an Pata 7 ee sang rerun pon QnBMe” kepada pink swat, asset mera hak eat, Songer pun pergeoan dans pasiapmikpenerahParahanpaniion en voter se Vergadtonbakan selon ast (ean dua pengaian sles epee) ‘Sumber: Uraian Hasil FGD pada Data Lapang, 20T6. “WODELEVALURSLAYANANAR MINI DRTAKARTA ” Samadi dan Suhardo. Apabila sistem ini dapat berjalan dengan baik akan memberikan dampak postif secara tidak langsung pada iklim evaluasi dan dan _peningkatan kontinuitas layanan air rrinum di lokasi penelitian. Pelayanan air bersih yang baik juga dapat memberikan kenyamanan, —kesejahteraan, dan keindahan pada daerah tersebut Pengelolaan air bersh dengan memisahken sistem dengan_membagi menjadi beberapa bagian, yaitu 4. Surber air bersin dan konservasi 2. Sistem transmis, —_Instalasi Pengelolaan Air (PA), reservoir, dan pormpa (operasi dan perreliharaan) 3. Sistem disteribusi air bersi (operasi dan pemelinaraan) 4, Administrasi, misalnya pencatatan rmeteran air Regulasi yang mengatur dalam Kerjasama Pemerintah Swasta adelah, pertama, Keppres No. 7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta.— dalam Pembangunan danlatau Pengelolzan Infrastrultur. Kemudian diperjelas kembal oleh Perpres No. 67 tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam —Penyediaan Infrastruktur. Kedua, adalah Keprres No 81 tahun 2001 tentang Korrite Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastrultur dengan diperielas oleh Perpres No. 42 tahun 2005 tentang —_Kebijakan Percepatan Penyediaan infrastrultur. Implikasi Penelitian 4. Indikasi kebijakan yang terdiri dari peningkatan kapasitas terpasang dan peningkatan ruang terbuka hijau; peningkatan kapasitas terpasang dan pengendalian —fehilangan air; penyesuaian tari air bersih; atau gabungan dari ketiganya. Intervensi- intervensi tersebut dapat dilakukan dengan cara memperbaiki kerusakan jaringan ipa dengengemeriksaan berkala, studi penzoningan pipa layanan, penerapan sistem pelayanan bergerak, mengganti meteran air yang rusak, memasang meter air induk pengjaringan pipa distribusi, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk —melaporkan kebocoran atau kerusakan meter air Kapasitas terpasang —sebaiknya dtingkatkan dengan membangun infrastrultur yang baru atau memodifikasi kapasitas terpasang ‘Apabila upaya ini dapat meningkatkan kapasitas terpasang dan mengurangi tingket —kehilangan air secara bertahap, maka jumiah ait terjual dapat ditingkatkan pula Mempertahankan ruang terbuka hijau yang sudah ada serta mengendalikan erubahan guna lahan dengan menerapkan peraturan zonasi serta rmekanismre pengendalian pemanfaatan ruang lainnya. Selain ity dapat —dilakukan — pembangunan perumahan vertikal sebagai solusi terhadap meningkatnya kebutuhan hunian penduduk. ruang terbuka hijau dapat ——ditingkatkan dengan memanfaatkan lahan kosong yang potensial untuk dijadikan ruang terbuka —hijau.-Pengendealian perubahan guna lahan menjadi setengahnya dan _peningkatan kapasitas air mengalir_merupaken indikasi dari kemuingkinan dapat rmeningkatkatnya volume air terjual KESIMPULAN Berdasarkan hasil sintesa faltor diperoleh bahwa faltorfaltor yang berpengaruh tethadap peningkatan kontinuitas layanan air rinum di DK\ Jakarta adalah jumiah penduduk, tart air bersih kapasttas terpasang, tingkat kehilangan air, dan huanttas air bak ‘SPATIAL Wahana Komunikasi dan Iformasi Geografi Vol. 16 Nb September 2076 18 2. Model dinamika kontinuitas layanan air minum di DKI Jakarta dapat disusun dari tiga aspek, yaitu aspek- aspek —pelanggan, —_kapasitas pengolahan, —danpasokan ai. Penduduk dan tart dapat digolongkan edalam sub model _pelanggan Kepastas terpasang dan tingkat Kehilangan air dapat _cigolongkan kedalam sub model kapasitas pengolahan. Sementara kuantitas ait aku dapat digolongkan kedalam sub rmodel pasokan air 3. Berdasarkan asl simulasi, pertambahan penduduk rmenyebabkan terjadi perubahan guna lahan dari lahannon-terbzangun menjadi lahan terbangun. Masalah ini berdampak pada —_berkurangnya potensi air baku yang selanjutnya berpengaruh tethadap jumlah air yang dapat diproduksi. Kapasitas produksi selanjutnya akan mempengaruhi tingkat ketersediaan ait melalui volume air terjual. Kontinuitas akan ketersediaan air bersih yang mampu memenuhi setidaknya kebutuhan dasat pelanggan serta tart yang masih dalam batas _kesedizan membayar penduduk menyebabkan pertambahan pelanggan terus terjadi. Adapun jumiah pelanggan juga dipengaruhi oleh __pertambahan penduduk yang meningkatkan potensi pelanggan. Dengan demitian, ketiga sub model dalam model ketersedizan air hersih akan menjamrin kontinuitas layanan air rinum di DKI Jakarta dan terhubung satu sama lain DAFTAR PUSTAKA Ali Kami. Evaluation of the quality of service of the water supply delivery in Lebanon. Arficle in Journal of 10.2166fwashdev 2014.057. https:/imww researchgate netfpublic ation/275770045_Evaluation_of the _Quality_of_service_of_the_water_s upply_delivery_in_Lebanon Dunn, Wiliam N. 1994. Analisis Kebijakan Publik. Edis Kedua.Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Gabriella Lockhart, William. Oswald, Brian Hubbard, Elizabeth Mediin, and Richard J. Geling Development of indicators for ‘measuring oulcomes of water safety plans. Article in Journal of Water, Sanitation and Hygiene for Development. Published March 2014, 4 (1) 171- 181; DOK: 10.2166hwashdev.2013.1 59. hittp:washdev iwaponline.comicont ent4ii171 Gelling RU, Delea K, Medlin EA conceptual framework to evaluate the outcomes and impacts of water safety plans. Journal of Water, Sanitation and Hygiene for Development. 2012;2(2):103-111 http-Jiuww.waterjustice orgiuploads/attac hmentsiwhywaterprivatisationfals p af pa Lyman, R. Ashley. 1992. Peak and OfF- Peak Residential Water Demand dalam Water Resource Researches. 28(9): 2159-2167: ‘American Geophysical Union Madanat, Samer. 1993. A Model of Household Choice of Water Supply Systems in Developing Countries dalam — Water‘ Resource Researches. 295): 609-615: ‘American Geophysical Union Nanoy Roberts et al. 1983 Introduction to Computer Simulation: A system Water, Sanitation and Hygiene for dynamics modeling approach. Development. March 2015. DO! Addison-Wesley. MODEL EVALUASI LAYANAN AIR MINUM DI DKIJAKARTA 19 Samadi dan Suhardio. Nieswiadomy, Mchael L. 1992 Estimating Unban Residential Water Demand, Effect of Price Structure, Consewation and Education. 28(3): 609-615: American Geophysical Union Thomas, R.M.2001. Connectionism and dynamic systems. In Recent Theories of Human Development. Thousand Oaks, GA: Sage. SPATIAL Wahara Komunikasidan hformasi Geogr Vol. 16 No2 September 2076 »

You might also like