Professional Documents
Culture Documents
Sejarah Kodifikasi Al-Quran
Sejarah Kodifikasi Al-Quran
Disusun oleh:
1. Taufik Qurrahman
2. Muhammad Faizal Hariri
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mushaf Al-Quran yang dimiliki umat muslim sekarang jelas telah melalui proses dan
perjalanan panjang selama kurun waktu lebih dari 1400 tahun silam, tentu memiliki latar
belakang sejarah yang menarik untuk diketahui. Umat Islam mempercayai bahwa Al-Quran
adalah puncak penutup wahyu Allah SWT yang diperuntukkan bagi manusia yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril.
Al-Quran merupakan pedoman umat Islam berisi petunjuk dan tuntunan yang
komprehensif untuk mengatur kehidupan di dunia dan akhirat. Al-Quran merupakan kitab
yang valid dan unik, baik susunan maupun kandungan maknanya berasal dari wahyu ilahi,
sehingga terpelihara dan terjamin kemurniannya sepanjang hayat. Al-Quran turun secara
berangsur-angsur dalam masa yang relatif panjang, dimulai sejak zaman Nabi Muhammad
SAW diangkat menjadi Rasul hingga pada masa menjelang wafatnya.
Allah akan menjamin kemurnian dan kesucian Al-Quran, dan dapat dipastikan akan
terhindar dari usaha-usaha pemalsuan, penambahan atau pengurangan. Penulisan Al-Quran
dimulai sejak Nabi masih hidup. Saat wahyu turun kepada Nabi, beliau langsung
memerintahkan sahabat penulis wahyu untuk menulis wahyu tersebut secara hati-hati dan
teliti. Selain menulis para sahabat juga menghafalkan dan mengamalkannya.
Dalam penulisan makalah ini penulis akan memaparkan sejarah kodifikasi/pengumpulan
Al-Quran pada zaman Rasulullah, pengumpulan Al-Quran pada masa Abu Bakar as-Shidiq,
hingga pembukuan Al-Quran pada masa Utsman bin Affan. Serta kendala atau permasalahan
yang muncul dalam proses penyusunan maupun setelah pengumpulan Al-Quran.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kodifikasi Al-Quran pada masa Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana sejarah kodifikasi Al-Quran pada masa Abu Bakar Ash-Shidiq?
3. Bagaimana sejarah kodifikasi Al-Quran pada masa Utsman bin Affan?
4. Apa urgensitas penulisan Al-Quran?
Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sejarah kodifikasi Al-Quran pada masa Nabi Muhammad SAW
2. Untuk mengetahui sejarah kodifikasi Al-Quran pada masa Abu Bakar Ash-Shidiq
3. Untuk mengetahui sejarah kodifikasi Al-Quran pada masa Utsman bin Affan
4. Untuk mengetahui urgensitas penulisan Al-Quran
BAB II
PEMBAHASAN
1
M Sanusi Lathif, Sejarah Al-Qur’an, Sumbangasih, Yogyakarta, t.th, hlm 12
2
A Athaillah, Sejarah Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm 182
3
Kamaluddin Marzuki, ‘Ulum Al-Qur’an, Cet. II, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 67.
dipasang di atas punggung unta).4 Salah seorang sahabat yang paling banyak terlibat dalam
penulisan al-Qur’an pada masa nabi adalah Zaid bin Tsabit. Dan juga Ia terlibat dalam
pengumpulan dan pembukuan al-Qur’an masing-masing di masa Abu bakar dan Utsman bin
Affan.
Untuk menghindari kerancuan akibat bercampuraduknya ayat-ayat alQur’an dengan
lainnya, misalnya hadis Rasulullah, maka Beliau tidak membenarkan seseorang sahabat
menulis apapun selain al-Qur’an. Larangan Rasulullah untuk tidak menuliskan selain al-
Qur’an ini, oleh Dr. Adnan Muhammad, yang disebutkan oleh Kamaluddin Marzuki dalam
bukunya, dipahami sebagai suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk menjamin nilai akurasi
(keakuratan) al-Qur’an.5
Setiap kali turun ayat al-Qur’an, Rasulullah memanggil juru tulis wahyu dan
memerintahkan sahabatnya agar mencatat dan menempatkan serta mengurutkannya sesuai
dengan petunjuk Beliau. Pada masa Rasulullah, Keseluruhan al-Qur’an telah ditulis, namun
masih belum terhimpun dalam satu tempat artinya masih berserak-serak. Mengingat pada
masa itu belum dikenal zaman pembukuan, maka tidaklah mengherankan jika pencatatan al-
Qur’an bukan dilakukan pada kertas-kertas seperti dikenal pada zaman sekarang, melainkan
dicatat pada benda-benda yang mungkin digunakan sebagai sarana tulis-menulis terutama
pelepah-pelepah kurma, kulit-kulit hewan, tulang belulang, bebatuan dan juga dihafal oleh
para hafizh muslimin.
Sebelum wafat, Rasulullah telah mencocokkan al-Qur’an yang diturunkan Allah kepada
Beliau dengan al-Qur’an yang dihafal para hafizh, surat demi surat, ayat demi ayat.6 Maka al-
Qur’an yang dihafal para hafizh itu merupakan duplikat al-Qur’an yang dihafal oleh
Rasulullah Saw.
4
Ibid.
5
Ibid., hal. 68.
6
Ibrahim Al lbyariy, Pengenalan Sejarah Al-Qur’an, Penej. Saad Abdul Wahid, Cet. II, (Jakarta: Raja Gravindo Persada,
1993), hal. 70.