Manuskrip Askep Pujaa

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.

S Dengan Masalah Halusinasi


Pendengaran Melalui Terapi Generalis (SP 1-4)
Puja Utami Nainggolan
*pujanainggolan1@gmail.com

ABSTRACK

Paranoid schizophrenia comes from the Greek word ''skhizein'' which can be interpreted as cracking or breaking
(spill), and ''phren'' which means thoughts that are always associated with emotional function. One characteristic of
schizophrenia is sensory hallucinations. One of them is on sensory hearing. Auditory hallucinations are when the
client hears clear or unclear voices where the voice usually invites the client to speak or do something but is not
related to real things that other people do not hear). The purpose of this writing is to describe the management of
nursing with sensory perception disorders: auditory hallucinations on Mr. S with schizophrenia at Prof. Mental
Hospital. Dr. Muhammad Ildrem in the Dolok Sanggul I Room. The method used is to provide management in the
form of patient care in controlling the auditory hallucinations experienced. Management of the patient was carried out
for 6 days at Mr. S. Data collection techniques were carried out using interview techniques, physical examination,
observation and supporting examinations.The management results show that the client is able to control the auditory
hallucinations he is experiencing, namely by scolding, taking medicine, conversing and carrying out scheduled
activities. The client has not been able to overcome the hallucinations he is experiencing as a whole due to the
limited time given, so the assistance and care provided cannot provide optimal results.

Keywords: Schizophrenia, Sensory Perception Disorders: Hallucinations

PENDAHULUAN pikiran yang selalu dihubungkan dengan


Gangguan jiwa merupakan sindrom atau fungsi emosi. Dengan demikian Skizofrenia
pola perilaku yang secara klinis bermakna merupakan penyakit neurologis yang
yang berhubungan dengan distress atau mempengaruhi persepsi pasien, cara
penderitaan dan menimbulkan kendala pada berfikir, Bahasa, emosi, dan perilaku
satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. sosialnya (Mahmudah & Solikhah, 2020).
Salah satu yang termasuk gangguan jiwa
adalah skizofernia (Pardede, 2020). Skizofernia merupakan penyakit yang
Privalensi gangguan jiwa di Indonesia mempengaruhi berbagai area fungsi individu
diurutan pertama provinsi Bali 11,1% dan termasuk: berpikir, berkomunikasi,
nomor dua disusl oleh provinsi DI menerima, menafsirkan realitas, merasakan
Yogyakarta 10,4%, NTB 9,6%, provinsi dan menunjukkan emosi (Pardede, Silitonga
Sumatera Barat 9,1%, provinsi Sulawesi & Laia, 2020). Salah satu khas skizofernia
Selatan 0,8%, provinsi Aceh 8,7%, provinsi adalah halusinasi sensori. Halusinasi
Jawa Tengah 8,7%, provinsi Sulawesi biasanya muncul pada pasien pada
Tengah 8,2%, provinsi Sumatera Selatan gangguan jiwa diakibatkan terjadinya
8%, provinsi Kalimantan barat 7,9%, perubahan orientasi realita, pasien
sedangkan Sumatera Utara berada pada merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
posisi ke 21 dengan privalensi 6,3% ada (Erviana & Hargiana, 2018). Pasien
(Kemenkes, 2019). yang mengalami halusinasi pendengaran
yaitu pasien tampak berbicara atau tertawa
Skizofernia paranoid berasal dari bahaya – tawa sendiri, pasien marah – marah
Yunani ‘’skhizein’’ yang dapat diartikan retak sendiri, menutup telinga seketika karena
atau pecah (spill), dan ‘’phren’’ yang berarti
menganggap bahwa ada yang berbicara masuk ke RSJ pada tanggal 5 Oktober 2022
dengannya (Hairul, 2021). dengan diagnosis medis Skizofrenia. Saat
dilakukan pengkajian pada tanggal 1
Halusinasi pendengaran adalah mendengar November 2022, pasien mengatakan bahwa
suara atau kebisingan, paling sering suara ia dirawat di RSJ karena sering marah –
orang. Suara berbentuk kebisingan yang marah, mengganggu orang lain, susah tidur,
kurang jelas sampai kata-kata yang jelas dan suka keluyuran, klien juga tidak teratur
berbicara tentang klien, bahkan sampai minum obat. Klien mendengar suara – suara
pada percakapan lengkap antara dua orang yang menyuruhnya untuk pergi dari rumah
yang mengalami halusinasi. Pikiran yang sebanyak 2 kali dalam sehari tanpa tujuan
terdengar dimana klien mendengar yang tidak jelas pada pagi dan sore hari,
perkataan bahwa klien disuruh untuk suara – suara itu muncul ketika klien mau
melakukan sesuatu kadang dapat tidur malam.
membahayakan (Azizah, Zainuri, & Akbar
2016). Faktor-faktor yang mampu Faktor predisposisi, sebelum sakit pasien
mempengaruhi kekambuhan penderita tinggal bersama istri dan anaknya dan
skizofrenia dengan halusinasi meliputi pasien bekerja sebagai damkar. Tidak ada
ekspresi emosi keluarga yang tinggi, riwayat anggota keluarga yang menderita
pengetahuan keluarga yang kurang, skizofrenia. Pasien diantarkan oleh
ketersediaan pelayanan kesehatan, keluarganya ke RSJ karena pasien sempat
penghasilan keluarga dan kepatuhan minum putus obat dan akhirnya penyakitnya
obat pasien skizofrenia (Pardede, 2020). kambuh. Saat di rumah pasien sering
mendengar suara yang tidak tampak
Berdasarkan hasil survey awal yang wujudnya, sering berbicara sendiri, tertawa
dilakukan diruang rawat inap Dolok Sanggul sendiri dan sering mengamuk. Sebelumnya
I, terdapat 20 orang pasien yang mengalami pasien pernah dirawat di RSJ pada tahun
skizofrenia dengan masalah Gangguan 2020 selama 3 bulan. Saat berada di RSJ
preseppsi sensori : Halusinasi pendengaran. pasien masih mendengar bisikan yang
Sehingga penulis tertarik untuk memberikan memanggil namanya, suara yang
asuhan keperawatan jiwa dengan masalah menyuruhnya berhenti minum obat, suara –
halusinasi pendnegaran pada Tn. S. suara itu muncul ketika klien mau tidur
malam.
METODE
Metode penulisan ini menggunakan studi Terapi yang diberikan adalah risperidone 2
kasus dengan menggunakan proses mg dan clozapine 25 mg. Salah satu
keperawatan dalam pemberian asuhan penyebab kekambuhan pasien gangguan
keperawatan. Subjek yang akan digunakan jiwa yaitu ketidakpatuhan minum obat, hal
dalam studi kasus adalah satu orang pasien ini di sampaikan oleh Pebrianti (2021))
dengan gangguan presepsi sensori: bahwa kekambuhan dapat disebabkan oleh
halusinasi pendengaran di RSJ. Waktu ketidakpatuhan minum obat, gejala yang
dalam pemberian asuhan keperawatan, refrakter terhadap pengobatan, peristiwa
dimulai dari tanggal 1 November 2022 - 17 kehidupan yang menimbulkan stres,
November 2022. Pengumpulan data kerentanan individu terhadap stres, ekspresi
menggunakan wawancara langsung pada emosi keluarga yang tinggi, serta yang tidak
pasien dan pasien dan observasi. kalah penting adalah dukungan keluarga
dalam penatalaksanaan untuk pasien
HASIL gangguan jiwa. Dukungan keluarga sangat
Hasil pengkajian dilakukan pada Tn. S pada
tanggal 4 November 2022, Tn. S (35 tahun)
penting dalam penyembuhan penderita keperawatan (SP 1-2) didapatkan hasil
gangguan jiwa. pasien mampu mengontrol halusinasinya
dengan cara menghardik dan pasien
Sedangkan untuk data objektif, respon mengatakan mampu menyebutkan warna
pasien baik dan jelas walaupun sesekali obat dan jadwal minum obat dengan benar.
pasien menunduk saat sedang berbicara Pada hari kedua dilaksanakan strategi
dengan lawan bicaranya. Pasien tampak
pelaksanaan (3-4) dimana pasien mondar –
kelihatan cemas dan ketakutan dan
mandir, tidak mau bercakap – cakap dengan
terkadang menutup telinganya. Tampilan
pasien tidak rapi, gigi kuning, dan bau temannya dan tidak mau merapikan tempat
badan. Pasien diagnosis skizofrenia tidur. Setelah diterapkan tindakan
paranoid, dengan masalah utama halusinasi keperawatan (SP 3-4) didapatkan hasil
pendengaran, harga diri rendah dan deficit pasien mampu menerapkan cara bercakap-
perawatan diri. Terapi yang diberikan adalah cakap dengan orang lain saat suara atau
risperidone dan clozapine. bisikan yang tidak nyata dating dan mampu
merapikan tempat tidur. Hal ini sejalan
Data ini didukung dengan pohon masalah dengan Stuart (2016) Modifikasi tindakan
sebagai berikut : keperawatan sangat dibutuhkan untuk
membantu pasien mengurangi halusinasi
POHON MASALAH sehingga pasien dapat mengoptimalkan
kemampuannya dan pasien dapat hidup
Defisit Perawatan Diri sehat dimasyarakat.
Kemudian pada diagnosa harga diri rendah ,
strategi pelaksanaan yang dilaksanakan
Gangguan Persepsi Sensori : pada hari pertama yaitu strategi
Halusinasi Pendengaran pelaksanaan (1-2) dimana pasien
mengatakan malu dirawat dirumah sakit
jiwa, belum mampu menilai kelebihan positif
Gangguan Konsep Diri : yang dimiliki. Setelah diterapkan tindakan
Harga Diri Rendah keperawatan (SP 1-2) didapatkan hasil
pasien mampu mengenali aspek positif yang
dimiliki dan mampu melakukan kegiatan
Diagnosa keperawatan: Gangguan Persepsi
sesuai kemampuan yang dimiliki. Pada hari
Sensori: halusinasi pendengaran, gangguan
kedua dilaksanakan strategi pelaksanaan
konsep diri : harga diri rendah dan defisit
(3-4) dimana pasien malu karna dirawat
perawatan diri
dirumah sakit jiwa. Setelah diterapkan
tindakan keperawatan (SP 3-4) didapatkan
Intervensi Keperawatan kepada Tn. S
hasil pasien dapat melaksanakan kegiatan
dengan menggunakan strategi pelaksanaan sesuai kemampuannya yaitu mencuci piring
(SP 1-4). Pada diagnosa Halusinasi strategi setelah makan, menyapu ruangan dan
pelaksanaan yang dilaksanakan pada hari merapikan tempat tidur. Hal ini sejalan
pertama yaitu strategi pelaksanaan (1-2) dengan studi kasus yang dilakukan oleh
dimana pasien mengatakan mendengar Meryana (2017) menunjukkan bahwa
bisikan yang memanggil namanya, suara kemampuan positif efektif untuk
yang menyuruhnya berhenti minum obat, meningkatkan harga diri klien terbukti
suara – suara itu muncul ketika klien mau dengan pasien kelolaannya setelah
tidur malam. Setelah diterapkan tindakan sebelumnya diajarkan merapikan tempat
tidur, klien mengatakan mampu dan sudah mempengaruhi kekambuhan penderita
merapikan tempat tidur. skizofrenia dengan halusinasi meliputi
ekspresi emosi keluarga yang tinggi,
Sedangkan untuk diganosa keperawatan pengetahuan keluarga yang kurang,
deficit perawatan diri, strategi pelaksanaan ketersediaan pelayanan kesehatan,
yang dilaksanakan pada hari pertama yaitu penghasilan keluarga dan kepatuhan minum
strategi pelaksanaan (1-2) dimana pasien obat pasien skizofrenia (Pardede, 2020).
nampak tidak rapi, gigi kuning dan bau Pembahasan dimulai melalui tahapan
badan. Pasien mengatakan jika dirinya proses keperawatan yaitu pengkajian,
mandi 1x sehari, tidak pernah keramas, diagnosa keperawatan, perencanaan,
menggosok gigi 1x sehari . Selama pelaksanaanan dan evaluasi.
menjalani proses keperawatan pasien dapat
merawat kebersihannya sendiri, gosok gigi 2 Diagnosa keperawatan yang muncul pada
kali sehari dan sebelum tidur, mandi dua kali kasus Tn. S yaitu halusinasi, harga diri
sehari, dan mencuci rambut. Pada hari rendah dan defisit perawatan diri.
kedua dilaksanakan strategi pelaksanaan Implementasi diberikan dengan
(3-4) dimana pasien tidak mencuci tangan menggunakan strategi pelaksanaanan.
saat makan dan pasien mengatakan tidak Pada halusinasi pendengaran strategi
membersihkan kamar mandi pada saat BAK pertama meliputi mengidentifikasi isi,
/ BAB. Setelah diterapkan tindakan frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
keperawatan (SP 3-4) didapatkan hasil perasaan dan respon halusinasi serta cara
pasien mencuci tangan sebelum dan mengontrol halusinasi dengan menghardik.
sesudah makan dan pasien mengatakan Strategi pelaksanaanan kedua adalah
membersihkan kamar mandi setelah BAK / minum obat secara teratur. Strategi
BAB. Sehingga hasil evaluasi asuhan pelaksanaanan ketiga bercakap-cakap
keperawatan dengan menggunakan strategi dengan orang lain. Kemudian strategi
pelaksanaan dengan diagnosa keperawatan pelaksanaanan keempat yaitu melakukan
defisit perawatan diri mencapai strategi kegiatan terjadwal.
pelaksanaan 1-4.
Diagnosa keperawatan harga diri rendah
PEMBAHASAN strategi pelaksanaanan pertama yaitu
Setelah penulis melaksanakan asuhan mengidentifikasi kemampuan dan aspek
keperawatan kepada Tn. S dengan positif yang dimiliki pasien, strategi
Gangguan Presepsi Sensori : Halusinasi pelaksanaanan kedua menilai kemampuan
Pendengaran di Rumah Sakit Jiwa, maka yang dapat digunakan, menetapkan atau
penulis membahas kesenjangan antara memilih kegiatan sesuai kemampuan,
teoritis dengan tinjauan kasus. Merawat melatih kegiatan sesuai kemampuan yang
pasien skizofrenia dengan masalah dipilih 1, strategi pelaksanaanan ketiga
halusinasi dibutuhkan pengetahuan, melatih kegiatan sesuai kemampuan yang
keterampilan dan kesabaran serta dipilih 2, strategi pelaksanaanan keempat
dibutuhkan waktu yang lama akibat melatih kegiatan sesuai kemampuan yang
kronisnya penyakit ini. Kemampuan dalam dipilih 3. Harga diri rendah kronis
merawat pasien skizoprenia merupakan merupakan salah satu masalah
keterampilan yang harus praktis sehingga keperawatan skizofernia, karena harga diri
membantu keluarga dengan kondisi tertentu rendah merupakan gejala negative dari
dalam pencapaian kehidupan yang lebih skizofernia (Pardede, 2020).
mandiri dan menyenangkan (Patricia et al,
2019). Faktor-faktor yang mampu
Diagnosa keperawatan jiwa defisit halusinasi, mengajarkan pasien menghardik
perawatan diri, strategi pelaksanaanan halusinasi, minum obat dengan teratur,
pertama melatih cara perawatan diri: mandi, bercakap – cakap dengan orang lain saat
strategi pelaksanaan kedua melatih cara halusinasi muncul, serta melakuka kegiatan
perawatan diri: berhias, strategi terjadwal untuk mencegah halusinasi (Devy,
pelaksanaanketiga melatih cara perawatan 2017). Respons afektif pada klien Tn.S
diri: makan/minum, strategi pelaksanaanan dengan harga diri rendah adalah klien
keempat melatih cara perawatan diri: tampak malu dan menunduk. Gejala negatif
bak/bab. pada klien harga diri rendah kronis juga
tampak dari tidak mampu mengekspresikan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan perasaan, hilangnya spontanitas dan rasa
bahwa sebelum diberikan intervensi dapat ingin tahu, menurunnya motivasi, serta
diketahui rendahnya pengetahuan pasien hilangnya kemampuan melakukan aktivitas
dalam menghardik halusinasi, melatih sehari-hari (Widianti & Wardhani 2017).
kegiatan sesuai kemampuan dan cara
perawatan diri. Hasil penelitian ini sejalan Klien menarik diri juga mengalami
dengan penelitian yang dilakukan oleh penurunan harga diri rendah karena
Kusumawaty (2021) diketahui terjadinya kurangnya kepercayaan diri. Harga diri
peningkatan kemampuan penderita dalam merupakan katalisator untuk
mengontrol halusinasinya setelah dilatih mempertahankan cahaya batin yang dapat
bercakap-cakap denegan orang lain. menciptakan kondisi lingkungan eksternal
Penelitian lain juga mengatakan bercakap- yang kondusif bagi pengembangan pribadi.
cakap merupakan cara paling efektif untuk Melalui harga diri inilah kita dapat
mengontrol halusinasi karena memfokuskan membedakan diri dengan orang lain dengan
pasien pada percakapan dan mencegah kata lain harga diri digunakan sebagai
pasien untuk berinteraksi dengan parameter untuk menilai atau membedakan
halusinasinya (Larasaty & Hargiana, 2019). diri kita dengan orang lain dalam hal
Bila keempat cara ini tidak dilakukan secara penghargaan terhadap keunikan
teratur oleh para penderita halusinasi akan penampilan fisik, kemampuan intelektual,
menyebabkan penderita terus menerus kecakapan pribadi, dan kepribadian. Harga
terganggu oleh halusinasi tersebut (Aji, diri yang positif dapat meningkatkan
2019). kesadaran akan perkembangan diri atau
kapan tindakan dan pikiran melenceng dari
Faktor predisposisi yaitu pasien sebelumnya tujuan semula, sehingga dapat menghadapi
pernah mengalami gangguan jiwa dan tantangan – tantangan bila diperlukan
dirawat di RSJ, dan pulang kerumah dalam (Widowati, 2019).
keadaan tenang . Dirumah pasien sempat
putus obat dan akhirnya penyakitnya Hasil observasi yang telah dilakukan peneliti
kambuh. Frekuensi kekambuhan dinilai dari terhadap perawatan diri dalam berhias diri
banyaknya jumlah kekambuhan yang pada pasien skizofrenia dengan halusinasi
dialami pasien dalam kurun waktu tertentu, di RSJ didapatkan ketidakmampuan pasien
dengan gejala-gejala yang biasanya dialami berhias/berdandan, ditandai dengan tidak
dan ditujukan pasien pada episode ada keinginan pasien untuk mandi secara
skizofrenia akut (Pardede & Hasibuan, teratur, tidak menyisir rambut, pakaian
2019). kotor, bau badan, bau nafas serta
penampilan tidak rapi. Hasil penelitian ini
Strategi pelaksanaan pada pasien sejalan dengan penelitian yang dilakukan
halusinasi mencakup kegiatan mengenal oleh Tumanduk, et al (2018) yang
menyatakan bahwa deficit perawatan diri DAFTAR PUSTAKA
merupakan suatu keadaan dimana Aji, W. M. H. (2019). Asuhan Keperawatan
seseorang mengalami hambatan ataupun Orang Dengan Gangguan Jiwa
gangguan dalam kemampuan untuk Halusinasi dengar dalam Mengontrol
melakukan atau menyelesaikan aktivitas Halusinasi.
perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, (https://doi.org/10.31219/OSF.IO/N9D
makan dan eliminasi untuk dirinya sendiri. GS)
Azizah, L., Zainuri, I., & Akbar, A. (2016).
Berdasarkan hasil pengamatan yang Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
dilakukan dilapangan, pasien skizofrenia Jiwa. Yogyakarta: Indomedia
memerlukan bantuan untuk menyelesaikan Pustaka.
tugasnya sehari-hari terutama dalam hal Devy, A. E. A. (2017). Asuhan Keperawatan
perawatan diri sehingga membuatnya Jiwa pada Klien Skizofrenia Paranoid
terlihat malas atau tidak mau membantu diri dengan Gangguan Persepsi Sensori
sendiri. Menurut Orem deficit perawatan diri Halusinasi Penglihatan Rumah Sakit
merupakan ketidakmampuan seseorang Jiwa Menur Surabaya. Sekolah Tinggi
untuk melakukan perawatan diri secara Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
adekuat sehingga dibutuhkan beberapa Medika Jombang.
system yang dapat membantu klien Ervina,I., & Hargiana, G. (2018). Aplikasi
memenuhi kebutuhannya. keperawatan Generalis dan
Psikoreligius pada pasien pada
SIMPULAN gangguan sensori persepsi:
Gangguan jiwa merupakan sindrom atau Halusinasi penglihatan dan
pola perilaku yang secara klinis bermakna pendengaran. Jurnal Riset Kesehatan
yang berhubungan dengan distress atau Nasional, 2(2), 114-123.
penderitaan dan menimbulkan kendala pada http://dx.doi.org/10.37294/jrkn.v2i2.10
satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. 6
Salah satu yang termasuk gangguan jiwa Fadli, S. M., & Mitra, M. (2013).
adalah skizofernia. Salah satu khas Pengetahuan dan Ekspresi Emosi
skizofernia adalah halusinasi sensori. Salah Keluarga serta Frekuensi
satunya pada sensori pedengaran. Pasien Kekambuhan Penderita Skizofrenia.
yang mengalami halusinasi pendengaran Kesmas: National Public Health
yaitu pasien tampak berbicara atau tertawa Journal, 7(10), 466-470. doi:
– tawa sendiri, pasien marah – marah http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v
sendiri, menutup telinga seketika karena 7i10.6
menganggap bahwa ada yang berbicara Hairul, H. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa
dengannya (Hairul, 2021). Intervensi pada Sdr. S dengan Gangguan
keperawatan secara generalis sangat efektif Persepsi Sensori: Halusinasi
diberikan pada pasien dengan gangguan Pendengaran di Wilaya Kerja
sensori persepsi halusinasi pendengaran, Puskesmas Situbondo. Skripsi,
harga diri rendah, dan defisit perawatan diri. Universitas Muhammadiyah Jember.
Hal ini ditandai dengan penurunan tanda Kemenkes RI. (2019). Riset Kesehatan
gejala halusinasi,harga diri rendah, dan Dasar, Riskesdas. Jakarta:
defisit perawatan diri pada klien setelah Kemenkes
diberikannya tindakan keperawatan. Kusumawaty, I., Yunike, Y., & Gani, A.
(2021). Melatih Bercakap – cakap
Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa
Untuk Mengontrol Halusinasi. Jurnal https://doi.org/10.52199/inj.v10i2.171
Salingka Abdimas, 1(2), 59-64. 61
Larasaty, L., & Hargiana, G. (2019). Manfaat Pardede, J. A., Silitonga, E., & Laia, G. E. H.
Bercakap-Cakap Dalam Peer Support (2020). The Effects of Cognitive
Pada Klien Dengan Gangguan Therapy on Changes in Symptoms of
Sensori Persepsi: Halusinasi Hallucinations in Schizophrenic
Pendengaran. Jurnal Stikes Ngesti Patients. Indian Journal of Public
Waluyo, 8(1), 1-8. Health, 11(10), 257.
https://jurnalkesehatanstikesnw.ac.id/i https://doi.org/10.37506/ijphrd.v11i10.
ndex.php/stikesnw/article/view/35 11153
Mahmudah, S., & Solikhah, M. M. (2020). Patricia, H., Rahayuningrum,D. C., &
Asuhan Keperawatan Jiwa pada Nofia, V. R. (2019). Hubungan
Pasien dengan Gangguan Halusinasi. Beban Keluarga Dengan
Universitas Kusuma Huasada Kemampuan Caregiver Dalam
Surakarta. Merawat Klien Skizofrenia. Jurnal
https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1497 Kesehatan Medika Saintika, 10(2),
/1/Naskah%20Publikasi%20Siti%20M 4552.http://dx.doi.org/10.30633/jkms.
ahmudah.pdf v10i2.449
Meryana. (2017). Upaya Meningkatkan Pebrianti, D. K. (2021). Penyuluhan
Harga Diri Dengan Kegiatan Positif Kesehatan tentang Faktor Penyebab
Pada Pasien Harga Diri Rendah. Kekambuhan Pasien Skizofrenia.
Universitas Muhammadiyah Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK),
Surakarta. 3(3),235.
Pardede, J. A. (2020). Family Knowledge (https://doi.org/10.36565/jak.v3i3.160)
about Hallucination Related to Stuart , G. W. (2016). Prinsip dan Praktek
Drinking Medication Adherence on Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart.
Schizophrenia Patient. Jurnal 1 Indonesia Edition, by Budi Anna
Penelitian Perawat Profesional, 2(4), Keliat and Jesika Pasaribu.
399-408. Singapore: Elsevier.
https://doi.org/10.37287/jppp.v2i4.183 Tumanduk, F. M. E., Messakh, S. T., &
Pardede, J. A. (2020). Decreasing Sukardi, H. (2018). Hubungan Tingkat
Hallucination Response Through Kemampuan Perawatan Diri Dengan
Perception Stimulation Group Activity Tingat Depresi Pada Pasien Depresi
Therapy In Schizophrenia Patients. Di Bangsal Rumah Sakit Jiwa Daerah
Iar Journal of Medical Sciences, 1(6), Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan
304-309. doi: dan Kebidanan, 9(1), 10-20.
10.47310/iarjms.2020.v01i06.006 http://dx.doi.org/10.26751/jikk.v9i1.30
Pardede, J. A. (2020). Family Burden 2
Related to Coping when Treating Widowati. 2019. Pengaruh Terapi Aktivitas
Hallucination Kelompok Peningkatan Harga Diri
Patients. Jurnal Ilmu Keperawatan Terhadap Harga Diri Klien Menarik
Jiwa, 3(4), 453-460. Diri Di Ruang Seruni Rs Jiwa Dr
https://doi.org/10.32584/jikj.v3i4.671 Radjiman Wediodiningrat Lawang
Pardede, J. A., & Hasibuan, E. K. (2019). Widianti, E., Keliat, B. A., & Wardhani, I. Y.
Dukungan caregiver dengan (2017). Aplikasi Terapi Spesialis
frekuensi kekambuhan pasien Keperawatan Jiwa pada Klien
skizofrenia. Idea Nursing Skizofrenia dengan Harga Diri
Journal, 10(2). Rendah Kronis di RSMM Jawa Barat.
Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia, 3(1), 83-99.
https://doi.org/10.17509/jpki.v3i1.748
9.

You might also like