Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Brahma Putra Pratama, Strukturasi Komunikasi Internal dalam Praktik Media Relations di dalam Industri Media

INFORMASI: Kajian Ilmu Komunikasi - ISSN (p) 0126-0650; ISSN (e) 2502-3837
Vol. 48, No. 1 (2018), pp.49-63. doi: http://dx.doi.org/10.21831/informasi.v48i1.17799

STRUKTURASI KOMUNIKASI INTERNAL DALAM PRAKTIK MEDIA


RELATIONS DI DALAM INDUSTRI MEDIA

Brahma Putra Pratama


brahma_putra@staff.uajy.ac.id
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Abstract
Media relations is one of the practices that can be found in the system of a public
relations (PR) department. The PR department of a media industry still needs to do the
practice of media relations with other media industry although it has already had its own
channel to disseminate information. The practice of media relations has aim that the
information from an organization can be distributed to the public through the channel
of the media industry. To achieve the aim, the initial process, such as the interaction
and communication in the internal environment of the organization between the PR
staff with the superiors, is required. PR staff and the superiors as the agents use the
structure to act in the process of system production and reproduction. To know how
the process of the system production and reproduction in the interaction of the agents
in the practice of media relations, then analysis using adaptive structuration theory
developed by McPhee and Poole is required. This research aims to describe and provide
an understanding of structuration of internal communication in the practice of media
relations in the PR department. The method used in this research is a single instrumental
case study with descriptive qualitative approach. From this study, it is found that in the
PR department system, the staff connects to the superiors in the internal environment
in the practice of media relations and the agents use the structure to act and to interact
so that the system and practice can take place continuously either as a rountine or as a
transformation.
Abstrak
Media relations merupakan salah satu praktik yang terdapat dalam sistem departemen
public relations (PR). Departemen PR dari suatu industri media ternyata masih perlu
melakukan praktik media relations dengan industri media lain meskipun telah memiliki
saluran media untuk menyebarkan informasi. Praktik media relations bertujuan
supaya informasi dari suatu organisasi dapat disebarluaskan kepada publik melalui
saluran suatu industri media. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan proses
awal berupa interaksi dan komunikasi di lingkungan internal organisasi antara staf PR
dengan atasannya. Staf PR dan atasannya sebagai agen menggunakan struktur dalam
bertindak dalam proses produksi dan reproduksi sistem. Untuk mengetahui bagaimana
proses produksi dan reproduksi sistem tersebut dalam interaksi para agen dalam praktik

49
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 48. Nomor 1. Juni 2018

media relations, maka diperlukan analisis menggunakan teori strukturasi adaptif yang
dikembangkan oleh McPhee dan Poole. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
dan memberikan pemahaman mengenai strukturasi komunikasi internal dalam praktik
media relations yang terjadi di dalam departemen PR. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus instrumental tunggal dengan pendekatan kualitatif
deskriptif. Dari penelitian ini ditemukan bahwa di dalam sistem departemen PR, staf
berhubungan dengan atasannya di lingkungan internalnya dalam melakukan praktik
media relations dan para agen menggunakan struktur dalam bertindak dan berinteraksi
sehingga sistem dan praktik dapat berlangsung terus-menerus baik sebagai rutinitas
maupun sebagai transformasi.
Keywords: Structuration, Internal Communication, Media Relations, Media Industry.

PENDAHULUAN jurnalis. Theaker menyebutkan bahwa ada


Public Relations (PR) merupakan beberapa aktivitas untuk melakukan kontak
bagian yang penting dalam organisasi dengan jurnalis, seperti press conference,
yang berkaitan dengan komunikasi antara media briefing, exclusive interviews,
organisasi dengan publiknya. Salah satu feature articles dan photo opportunities
strategi komunikasi yang digunakan (2004, hlm. 149). Untuk mendapatkan
oleh seorang PR adalah media relations. publikasi yang mendukung produk dan
Dengan strategi media relations, PR dapat layanan dari organisasi, PR biasanya
memperoleh publikasi yang menjangkau memberikan information subsidy atau
khalayak luas dan membangun serta informasi yang tersedia bagi media berita
mempertahankan reputasi. Di dalam media untuk meningkatkan reputasi organisasi
relations, PR melakukan interaksi dengan (Pang, 2010, hlm. 192). Aktivitas-aktivitas
redaksi media, terutama dengan jurnalis media relations tersebut dapat dijalankan
yang meliput dan menulis berita tentang jika sebelumnya terdapat interaksi dan
organisasi di mana PR bekerja. Hubungan komunikasi antara karyawan yang terjadi
yang terjalin antara PR dan jurnalis menjadi di dalam lingkungan internal organisasi.
penentu dalam pemberitaan yang ditulis Dengan kata lain, untuk melakukan aktivitas
oleh jurnalis. Akan tetapi, hubungan yang media relations sebagai sebuah komunikasi
terjalin tersebut tidak selalu berjalan dengan ekternal, maka diperlukan komunikasi
baik dan lancar karena ada kesalahpahaman internal atau komunikasi di dalam organisasi
atau komunikasi yang tidak terjalin dengan antara staf media relations dengan staf
baik. Pang (2010, hlm. 194) menyebutkan yang lain atau dengan atasannya. Zelko
bahwa kesalahpahaman dapat muncul dan Dance dalam Goldhaber (1993, hlm.
karena praktisi PR tidak memahami apa yang 12) mengungkapkan bahwa komunikasi
jurnalis inginkan, seperti apa perkerjaan organisasi adalah sistem yang interdependent
jurnalis, dan bagaimana media relations (saling tergantung satu sama lain) serta
yang tepat. meliputi komunikasi internal (upward,
downward, dan horizontal).
Hubungan dengan media sebagai publik
perlu dilakukan karena dengan khalayak Peran PR pada saat ini hampir dapat
yang tersebar, bukan saja secara geografis ditemui di berbagai macam industri dan
tetapi juga secara demografis, maka kegiatan organisasi, salah satunya adalah industri
komunikasi akan sulit dilakukan jika tidak media. PR dalam industri media menjadi
memanfaatkan media massa (Iriantara, hal yang unik karena tempat di mana PR
2005, hlm. 10). Dalam media relations, tersebut bekerja sudah memiliki saluran
terdapat berbagai macam aktivitas yang yang dapat mempublikasikan informasi
dilakukan PR untuk menjalin relasi dengan terkait industrinya. Akan tetapi, saluran

50
Brahma Putra Pratama, Strukturasi Komunikasi Internal dalam Praktik Media Relations di dalam Industri Media

yang dimiliki oleh perusahaan media masyarakat, sehingga untuk membawa ke


tersebut dirasa tidak akan menjangkau dalam level yang lebih kecil (organisasi
khalayak yang lebih luas, oleh karena itu, PR dan kelompok) diperlukan sebuah teori
industri media melakukan media relations yaitu adaptive structuration theory yang
dengan perusahaan media yang lain. Di dikembangkan oleh Poole dan McPhee.
Indonesia, pada umumnya, praktik media Kelompok kecil memainkan peran
relations antar industri media tidak terjadi penting dalam masyarakat sebagai salah
dalam sektor yang sama. Dengan kata lain, satu konteks nyata di mana individu dapat
sebuah industri media televisi tidak akan memahami struktur dalam level masyarakat
menjalin hubungan dengan industri media (yaitu, norma berbicara, pola kekuasaan,
televisi lain, tetapi menjalin relasi dengan aturan linguistik) dan mempertahankan
industri media online atau media cetak. atau menghilangkannya (Littlejohn & Foss,
Hal ini disebabkan adanya persaingan antar 2009, hlm. 458). Dalam konteks organisasi,
industri media dalam kebaharuan informasi para anggota sebuah departemen public
sebagai sumber daya yang menentukan relations (PR) dapat memiliki pemahaman
kelangsungan operasional industri media mereka sendiri bagaimana peran
tersebut. departemen mereka dapat memproduksi dan
Salah satu media yang menjalankan mereproduksi kehidupan masyarakat yang
praktik media relations adalah Trans TV. sedang berlangsung melalui struktur dan
Trans TV merupakan salah satu industri interaksi mereka dengan publik. Menurut
media televisi yang menggunakan kreativitas Poole, kelompok yang sukses terkadang
sebagai sumber dayanya untuk menjaga perlu mengubah aturan-aturan yang mereka
kelangsungan hidup industri. Trans TV gunakan untuk menyelesaikan masalah
menyadari bahwa jangkauan Trans TV dan membuat keputusan (Littlejohn and
terbatas sebagian besar jumlah penduduk Foss, 2009: 863). Dengan kata lain, jika ada
Indonesia dengan berbagai kepentingan dan transformasi di dalam Departemen Marketing
persebarannya yang luas sehingga menjalin PR Trans TV, maka akan membantu para
hubungan dengan media-media lain di anggota departemen berkomunikasi ketika
Indonesia diperlukan demi memperluas menghadapi krisis, menjalin relasi baik
dan mempercepat penyebaran informasi. internal maupun eksternal serta ketika
Praktik media relations di Trans TV dapat membuat keputusan.
ditemukan di dalam Departemen Marketing Dengan menganalisis strukturasi dari
Public Relations (PR). Untuk memahami Departemen Marketing Public Relations
berlangsungnya praktik media relations (PR) Trans TV sebagai sebuah sistem, maka
melalui interaksi-interaksi staf media dapat dijelaskan cara-cara bagaimana sistem
relations dengan karyawan lain, baik antar diproduksi dan direproduksi dalam interaksi
staf maupun dengan atasan, dibutuhkan para agen dalam lingkungan internal. Oleh
pendekatan melalui konsep-konsep yang karena itu, dari uraian tersebut, maka
terdapat dalam teori strukturasi yang dapat dirumuskan pertanyaan: Bagaimana
dikemukakan oleh Anthony Giddens. strukturasi komunikasi internal dalam
Teori strukturasi merupakan teori yang praktik media relations yang dilakukan oleh
mendiskusikan tentang transformasi departemen marketing public relations (PR)
struktur dan reproduksi sistem. McPhee dan suatu industri media?
Poole (2005, hlm. 180) menyatakan bahwa Penelitian ini berusaha menggambarkan
teori strukturasi menjelaskan bagaimana dan memberikan pemahaman interpretif
sistem sosial seperti organisasi diproduksi mengenai proses dinamika dalam
dan direproduksi melalui proses strukturasi komunikasi internal yang terjadi dalam
yang sedang berlangsung. Akan tetapi, praktik media relations di dalam lingkungan
teori strukturasi merupakan sebuah teori internal industri media di mana departemen
yang besar dengan konteks atau pada level marketing public relations (PR) beroperasi.

51
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 48. Nomor 1. Juni 2018

Karenanya, tujuan penelitian ini adalah dualitas yaitu struktur sebagai medium dan
untuk menggambarkan dan memberikan outcome tindakan. Strukturasi terjadi karena
pemahaman mengenai strukturasi adanya tindakan manusia dan struktur sosial
komunikasi internal dalam praktik media di dalam interaksi.
relations yang terjadi di dalam departemen
marketing PR. Strukturasi dalam Organisasi
Teori strukturasi mencangkup struktur
KAJIAN PUSTAKA sosial (social structure) dan tindakan
Adaptive Structuration Theory manusia (human interaction) sehingga
Teori strukturasi merupakan sebuah kerangka teori strukturasi dapat menjelaskan
teori yang besar dan berada dalam konteks perilaku individu dan perkembangan dan
masyarakat sehingga untuk membawanya efek institusi sosial. Teori ini berguna bagi
ke level yang lebih kecil (level organisasi komunikasi karena berfokus pada interaksi
dan kelompok) diperlukan sebuah teori sebagai arena di mana proses strukturasi
untuk menyesuaikannya ke konteks yang terjadi dan berguna untuk memahami
dituju. Teori strukturasi dapat dikatakan komunikasi sebagai sebuah proses (McPhee
sebagai teori yang besar karena melibatkan & Poole, 2005, hlm. 180). Teori strukturasi
serangkaian konsep dan model teoritis. menjelaskan bagaimana sistem sosial seperti
Untuk membawa teori strukturasi ke dalam organisasi diproduksi dan direproduksi
konteks organisasi atau kelompok, Poole dan melalui proses strukturasi yang sedang
McPhee serta rekan-rekan mengemukakan berlangsung di mana ada produksi,
adaptive structuration theory (AST). reproduksi, dan transformasi institusi sosial
Poole menyebut adaptive structuration yang diwujudkan melalui pengunaan aturan
theory karena dia mengamati para anggota oleh individu-individu (Yates & Orlikowski,
kelompok kerja yang mengadaptasi aturan 1992, hlm. 188).
dan sumber daya untuk mencapai tujuan Dualitas strukturasi dapat tercemin
mereka (Griffin, 2006, hlm. 238). Mc Phee ketika aturan-aturan membentuk tindakan
dan Poole menyebutkan bahwa konsep kunci oleh individu-individu dalam organisasi
dalam adaptive structuration theory (AST) dan pada saat yang bersamaan, individu-
adalah appropriation, yaitu cara di mana individu tersebut menggunakan aturan
kelompok menggunakan aspek struktural untuk memodifikasi institusi sosial dalam
(aturan atau sumber daya), seperti aspek interaksi yang sedang berlangsung. Konsep-
voting dalam group support system (GSS) konsep utama dalam teori strukturasi
dan menggunakannya dalam interaksi (2005, menurut McPhee dan Poole (2005, hlm. 174-
hlm. 183). 180) meliputi: (1) sistem/praktik/struktur, (2)
Teori strukturasi menekankan pada dualitas struktur: produksi dan reproduksi,
institusi sosial sebagai dasar untuk dan (3) agensi.
menjelaskan masyarakat dan komunikasi Sistem dalam teori strukturasi adalah
karena teori ini berusaha menjangkau sistem dari praktik manusia (human
keberlangsungan dari interaksi mikro practice). McPhee dan Poole (2005, hlm.
hingga institusi makro berdasarkan 174) mengartikan sistem sebagai pola
pengaruh agen-agen dan kecenderungan hubungan dalam praktik yang dapat
struktural. Strukturasi melibatkan teori diamati dan pola tersebut juga meliputi
komunikasi dan organisasi berdasarkan hubungan antara operasi-operasi dan divisi-
proses yang menjelaskan bagaimana sistem divisi. Praktik tersebut (1) merupakan pola
sosial, termasuk organisasi, diproduksi dan aktivitas yang bermakna bagi mereka yang
direproduksi melalui penggunaan struktur. terlibat di dalamnya, (2) mengatur aktivitas
Sistem dalam teori strukturasi adalah produk manusia terkait dengan manusia yang
dari tindakan manusia yang terjadi melalui lain dan dapat memunculkan serangkaian

52
Brahma Putra Pratama, Strukturasi Komunikasi Internal dalam Praktik Media Relations di dalam Industri Media

tindakan serta memiliki kriteria akhir individu-individu dapat bertindak secara


dalam rangkaian tindakan tersebut, (3) berbeda dalam setiap fase apa pun dalam
melibatkan improvisasi karena selalu ada suatu urutan tindakan tertentu (Giddens,
perbedaan dalam implementasi, tergantung 2010, hlm. 14).
pada konteksnya, dan (4) bisa melalui hal
yang kecil maupun dalam hal yang besar. Komunikasi Internal
Struktur menurut Weick merupakan suatu
aktivitas komunikasi yang ditentukan oleh Komunikasi internal mengacu pada
perilaku para anggota organisasi yang saling komunikasi yang terjadi dalam lingkungan
bertautan (Fadillah, 2017, hlm.123). Akan organisasi. Komunikasi internal terjadi
tetapi, struktur dalam teori strukturasi ketika anggota sebuah organisasi saling
adalah aturan-aturan (rules) dan sumber berinteraksi. Untuk memahami interaksi
daya (resources) yang dibawa oleh aktor- pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
aktor yang terlibat dalam praktik sistem aktivitas media relations maka diperlukan
(McPhee & Poole, 2005, hlm. 174). Sebuah penelusuran pola jaringan komunikasi
aturan (rule) adalah prinsip atau rutinitas yang terbentuk di antara mereka. Melalui
yang memandu orang dalam bertindak penelusuran pola jaringan komunikasi,
dan sebuah sumber daya (resource) adalah maka dapat diperoleh gambaran tentang
segala sesuatu yang orang gunakan dalam bagaimana pesan mengalir, melalui saluran
bertindak, baik itu materi (uang, peralatan) apa pesan tersebut disampaikan, dan siapa
maupun nonmateri (pengetahuan, skill). yang memengaruhi siapa dalam interaksi.
Inti dari teori strukturasi, yaitu dualitas Inilah menyebabkan jaringan komunikasi
struktur. Dualitas struktur adalah setiap menjadi dinamis karena jaringan yang
tindakandansetiapepisode interaksi memiliki ditentukan oleh interaksi dapat mudah
dua aspek: tindakan “memproduksi” praktik sekali berubah (Papa, Daniels, & Spiker,
dan “mereproduksi” sistem dan struktur 2008, hlm. 51). Jaringan mengacu pada
sistem, serta biasanya terjuwud dalam hal kesepakatan bersama atau aturan siapa
yang kecil baik dengan perubahan atau tidak yang boleh berbicara dengan siapa dan links
(McPhee & Poole, 2005, hlm. 175). Dengan mana yang berguna atau berharga. Jaringan
kata lain, sistem itu sendiri merupakan komunikasi internal dalam organisasi secara
produk dari tindakan manusia yang terwujud struktural terjadi dalam jaringan komunikasi
dalam dualitas struktur yaitu sebagai medium formal. Papa et al. mendefinisikan jaringan
dan sebagai hasil tindakan. McPhee dan komunikasi formal sebagai komunikasi
Poole (2005, hlm. 175) menjelaskan bahwa yang dilakukan melalui saluran aliran pesan
ketika kita membawa aturan dan sumber formal yang didesain antara posisi-posisi
daya untuk bertindak dalam sebuah sistem dalam organisasi (2008, hlm. 51). Posisi-
praktik sosial, kita menjaga sistem tersebut posisi ini mengacu pada konsep hirarki yang
tetap berjalan atau dengan kata lain kita mendasar dalam kehidupan organisasi.
memproduksi kembali (reproduce) sistem Dalam komunikasi internal, Papa et al.
dan strukturnya. Produksi dapat berupa menguraikan empat aliran pesan berdasarkan
tindakan transformasi, yaitu produksi sistem sistem hirarki, yaitu downward (dari atas
ke arah yang berbeda sehingga dengan ke bawah), upward (dari bawah ke atas),
perubahan tersebut reproduksi sistem tetap horizontal (antar posisi yang sejajar (peer)
dapat berlangsung (McPhee & Poole, 2005, dalam satu departemen), dan diagonal (antar
hlm. 175). departemen) (2008, hlm. 61). Komunikasi
Agen mengacu pada individu-individu downward merupakan komunikasi yang
yang melakukan produksi dan reproduksi terjadi dari atasan kepada bawahannya.
sistem dan struktur sistem. Sedangkan agensi Goldhaber menyatakan bahwa komunikasi
mengacu pada tindakan atau kemampuan downward merupakan komunikasi atasan
manusia ketika melakukan sesuatu sehingga ke bawahan, pesan-pesan mengenai tugas

53
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 48. Nomor 1. Juni 2018

dan pemeliharaan terkait dengan arahan, dan mendistribusikan informasi (2004,


tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan hlm. 149). Menurut Johnston (2013, hlm. 1),
kebijakan (1993, hlm. 155). Komunikasi media relations adalah tentang membangun
upward merupakan komunikasi yang terjadi hubungan profesional, mengetahui
dari bawahan ke atasan. Komunikasi upward bagaimana media berita beroperasi,
melibatkan transmisi pesan dari tingkat memahami timeframes, deadline, format
yang lebih bawah ke tingkat yang lebih tinggi dan praktek dari media, dan menggunakan
dalam organisasi (Papa et al., 2008, hlm. 53). media sebagai barometer bagi masyarakat.
Komunikasi upward ini dapat berguna dalam Media relations tidak hanya terkait dengan
pembuatan keputusan (decision-making), kepentingan sepihak, organisasi atau media
pemecahan masalah (problem solving) dan massa saja, melainkan kedua pihak memiliki
pengembangan kebijakan dan prosedur. kepentingan yang sama. Dengan demikian
Komunikasi horisontal terjadi di antara akan membuat hubungan kerjasama menjadi
anggota organisasi dari divisi/departemen/ hubungan yang sama-sama menguntungkan
unit/sub-unit yang berbeda dengan posisi bagi kedua belah pihak (Andjani, 2009, hlm.
hirarki yang setara dalam suatu organisasi. 62).
Komunikasi horisontal mengacu pada aliran Selain itu, mempertahankan hubungan
pesan yang terjadi antar area fungsional yang berlangsung untuk jangka yang
pada level tertentu dalam organisasi (Papa panjang merupakan hal yang sangat penting
et al., 2008, hlm. 55). Dalam komunikasi dalam media relations. Perusahaan perlu
horisontal terdapat fleksibilitas yang mengembangkan hubungan jangka panjang
memudahkan untuk melakukan koordinasi (long-term relationship) dengan jurnalis yang
tugas, penyelesaian masalah, penyebaran tepat untuk industri mereka (Argenti, 2003,
informasi, dan resolusi konflik (Papa et hlm. 111). Theaker menyebutkan bahwa ada
al., 2008, hlm. 56). Komunikasi diagonal berbagai metode untuk melakukan kontak
merupakan komunikasi yang terjadi dengan jurnalis, seperti press conference,
antar tingkat kedudukan dan fungsi atau media briefing, exclusive interviews, feature
departemen dalam organisasi (Papa, et al., articles dan photo opportunities (2004, hlm.
2008, hlm. 57). Konteks komunikasi diagonal 149).
merupakan komunikasi yang melibatkan
lingkungan internal dan eksternal sistem.
Arah komunikasi mempunyai peran sebagai Industri Media
landasan kerja yang memungkinkan Industri media adalah media massa
komunikasi dapat berjalan di dalam suatu yang dipandang sebagai institusi ekonomi.
organisasi (Fadillah, 2017, hlm.123) Menurut Picard dalam Albarran (2002, hlm.
3), media adalah insitusi ekonomi yang
Media Relations terlibat dalam produksi dan penyebaran
konten yang ditujuan kepada konsumen.
Media relations merupakan praktik Industri media dapat dikatakan sebagai
yang melibatkan komunikasi internal dan ‘creative industries’ jika menggunakan
komunikasi eksternal. Dalam komunikasi strategi advertising, marketing, dan public
internal, media relations melibatkan interaksi relations (Küng, 2008, hlm. 7). Dari
antara karyawan dalam organisasi, khususnya perspektif ekonomi, kreativitas adalah
departemen public relations. Sedangkan resource strategis yang sangat penting bagi
komunikasi eksternal adalah tentang media karena merupakan nature dari budaya
relasi kerja antara PR dan media (jurnalis). (Küng, 2008, hlm. 145). Nilai media products
Menurut Theaker, media relations terdiri berasal dari pengetahuan dan kreativitas
atas mekanisme melakukan kontak dengan pembuat konten. Küng menyebutkan
media, penulisan press release dengan format bahwa jika semakin tinggi tingkat kebaruan
yang spesifik supaya memenuhi kebutuhan (novelty) dan kreativitas, maka semakin besar
jurnalis, dan cara terbaik dalam menarget

54
Brahma Putra Pratama, Strukturasi Komunikasi Internal dalam Praktik Media Relations di dalam Industri Media

potensi keuntungan (2008, hlm. 9). Hal ini mengeksplorasi sebuah proses sehingga
menjadikan keunggulan kreativitas sebagai dapat memperlihatkan keterkaitan yang
sumber daya organisasai (organizational terdapat dalam sebuah atau beberapa kasus
resources). Oleh karena itu, sebagai institusi berdasarkan perspektif teoritis tertentu
ekonomi, media tidak terlepas dari resource (2005, hlm. 7). Riset ini menggunakan
(sumber daya). satu kasus dari sebuah organisasi, yaitu
Departemen Marketing Public Relations
METODE Trans TV dan berusaha memunculkan
pola-pola atau konsep-konsep praktek
Paradigma yang digunakan dalam komunikasi yang digunakan oleh agen di
penelitian ini adalah paradigma interpretif. dalam organisasi ketika berinteraksi dengan
Putnam (1983, hlm. 31) menyatakan bahwa struktur yang tengah berlaku pada saat
paradigma interpretif sebagai interpretasi penyusunan maupun pelaksanaan aktivitas
manusia dalam mencari cara untuk memaknai media relations. Kemudian, dari riset ini
dunianya melalui perilaku komunikasi dan dapat diperoleh gambaran proses produksi
interpretasi tersebut berdasarkan pada dan reproduksi struktur yang terjadi. Sifat
sumber (source), sifat alami (nature), dan dari penelitian ini adalah deskriptif karena
metode untuk menginvestigasi kehidupan berusaha untuk menjelaskan bagaimana
organisasi. Paradigma interpretif digunakan sesuatu dapat terjadi dibandingkan menggali
untuk memahami dinamika interaksi isu baru atau menjelaskan mengapa sesuatu
yang terjadi antara staf Public Relations terjadi.
dan atasannya melalui tindakan-tindakan Level penelitian ini terletak pada tataran
mereka. Pendekatan penelitian yang organisasi karena berusaha menggambarkan
digunakan oleh peneliti adalah kualitatif sebuah organisasi pada level makro terkait
untuk menjelaskan fenomena dalam praktik kebijakan-kebijakan dan struktur (aturan atau
media relations yang terjadi terkait interaksi norma) dalam sistem serta pada level mikro
yang terjalin di antara para agen, khususnya untuk menjelaskan tindakan-tindakan atau
staf media relations dengan para pihak praktik-praktik komunikasi yang dilakukan
manajerial PR. Denzin dan Lincoln (1994, oleh agen dengan struktur yang ada. Patton
hlm. 4) menjelaskan bahwa penelitian (2002, hlm. 228) menyebutkan bahwa unit
kualitatif menekankan pada proses dan analisis dapat berupa orang, kelompok,
makna yang tidak diuji atau diukur melainkan organisasi, peristiwa, dan program. Dalam
untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. penelitian ini, praktik media relations antar
Fenomena dalam riset ini adalah interaksi perusahaan media adalah unit analisis.
para agen yang terjadi dalam praktik media Sedangkan unit observasi dari penelitian ini
relations ditinjau dari aturan atau prosedur adalah agen atau individu. Unit observasinya
yang ada. Pola berpikir grounded-inductive adalah para staf media relations, supervisor
digunakan dalam pendekatan kualitatif media relations, dan kepala departemen
sehingga peneliti berusaha memahami dari Departemen Marketing Public Relations
sebuah gejala dari perspektif teori atau Trans TV sebagai narasumber utama dengan
konsep tertentu (Hamad, 2005, hlm. 6). unit analisisnya berupa tindakan dalam
Dalam riset ini, peneliti berusaha memahami kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
strukturasi komunikasi internal di dalam praktik media relations dan deskripsi
sistem departemen public relations. interaksi dan relasi yang terjalin dengan
Penelitian ini menggunakan metode pihak media.
studi kasus instrumental tunggal yaitu Teknik penentuan informan dilakukan
studi kasus interaksi dalam praktik media melalui purposive sampling, yaitu memilih
relations yang dilakukan oleh PR Trans key informants yang dianggap benar-benar
TV. Hamad mengemukakan bahwa kata memahami persoalan dalam penelitian
kunci dalam metode studi kasus adalah ini karena key informants mengetahui

55
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 48. Nomor 1. Juni 2018

atau memiliki pengetahuan khusus penggunaan aturan-aturan (rules) dan


mengenai setting dari penelitian dan dapat sumber daya-sumber daya (resources) para
menceritakan pengetahuan mereka tersebut anggota dalam interaksi. Teori strukturasi
sehingga dapat membantu peneliti dalam menjelaskan bagaimana sistem sosial seperti
memahami apa yang terjadi dan mengapa organisasi diproduksi dan direproduksi
hal tersebut bisa terjadi (Patton, 2002, hlm. melalui proses strukturasi yang sedang
321). Teknik pengumpulan data dilakukan berlangsung di mana ada produksi,
dengan wawancara mendalam (depth reproduksi, dan transformasi institusi sosial
interview) kepada 3 narasumber berdasarkan yang diwujudkan melalui pengunaan aturan
teknik snowball. Patton (2002, hlm. 237) oleh individu-individu (Yates & Orlikowski,
menyatakan bahwa pendekatan snowball 1992, hlm. 188). Dalam adaptive structuration
sampling dilakukan untuk menemukan theory, para anggota kelompok kerja
informan yang menjadi kunci dalam mengadaptasi aturan dan sumber daya untuk
suatu kasus sehingga direkomendasikan mencapai tujuan mereka (Griffin, 2006, hlm.
untuk mendapatkan narasumber sebanyak 238). Melalui strukturasi, dapat diperoleh
mungkin. Narasumber dalam penelitian ini gambaran mengenai proses struktur sosial
meliputi: (1) Kepala Departemen Marketing yang membentuk tindakan orang-orang
PR Trans TV; (2) Supervisor of Media Relations
structuration theory, para anggota kelompok kerjasementara itu pada
mengadaptasi aturansaat
danbersamaan
sumber daya struktur
Trans TV; dan (3) Staf media relations. Data sosial juga dibentuk oleh tindakan mereka.
untuk mencapai tujuan mereka (Griffin, 2006, hlm. 238). Melalui strukturasi, dapat diperoleh
primer sebagai data utama dalam riset ini Dengan tindakan
kata lain,orang-orang
proses ini disebut dualitas
gambaran mengenai proses struktur sosial yang membentuk sementara
adalah hasil wawancara kepada 3 narasumber struktur, yang meliputi tindakan
itu pada saat bersamaan struktur sosial juga dibentuk oleh tindakan mereka. Dengan kata lain, produksi
tersebut.
proses dan reproduksi.
ini disebut dualitas struktur, yang meliputi tindakan produksi dan Teori ini berguna
reproduksi. Teori ini bagi
komunikasi karena berfokus
berguna bagi komunikasi karena berfokus pada interaksi sebagai arena di mana proses pada interaksi
strukturasi
HASIL DAN terjadi sebagai arena
dan berguna untuk memahami komunikasi
PEMBAHASAN sebagaidisebuah
manaproses
proses strukturasi
(McPhee
terjadi dan berguna untuk
& Poole, 2005, hlm. 180). Strukturasi komunikasi internal menggambarkan proses produksi memahami
Sistem, Praktik, dan Struktur komunikasi
dan reproduksi sistem komunikasi di dalam satu departemen, yaitusebagai
Departemensebuah proses (McPhee
Marketing PR
TransStrukturasi merupakan
TV, terkait praktik media produksi dan penggunaan rules dan resources paraStrukturasi
relations melalui & Poole, 2005, hlm. 180). agen
reproduksi
dalam sistem-sistem
interaksi. sosial
Proses strukturasi digambarkankomunikasi
dapatmelalui dalam figurinternal
1. menggambarkan proses
Strukturasi Komunikasi Internal dalam Praktik Media Relations

Industri Media

SISTEM
Departemen Marketing PR

AGENSI AGEN

Kepala Departemen
STRUKTUR:
 Rules
 Resources
Supervisor

Staf Staf

Figur
Figur 1. Strukturasi
1. Strukturasi KomunikasiInternal
Komunikasi Internal dalam
dalam Praktik
PraktikMedia
MediaRelations
Relations
Trans TV merupakan salah satu industri media yang melakukan praktik media
56
relations. Sebagai industri media, Trans TV menggunakan kreativitas para karyawannya
sebagai resource (sumber daya). Menurut Küng, kreativitas adalah resource strategis yang
sangat penting bagi media (2008, hlm. 145). Trans TV dapat dikatakan sebagai industri
Brahma Putra Pratama, Strukturasi Komunikasi Internal dalam Praktik Media Relations di dalam Industri Media

produksi dan reproduksi sistem komunikasi dalam jaringan komunikasi formal. Papa et
di dalam satu departemen, yaitu Departemen al. menyebutkan bahwa jaringan komunikasi
Marketing PR Trans TV, terkait praktik media formal sebagai komunikasi yang dilakukan
relations melalui penggunaan rules dan melalui saluran aliran pesan formal yang
resources para agen dalam interaksi. Proses didesain dan terjadi di antara posisi-posisi
strukturasi dapat digambarkan dalam figur 1. dalam organisasi (2008, hlm. 51). Di dalam
Trans TV merupakan salah satu industri komunikasi internal antara staf media
media yang melakukan praktik media relations dengan atasannya, terdapat sistem
relations. Sebagai industri media, Trans TV komunikasi downward, komunikasi upward,
menggunakan kreativitas para karyawannya dan komunikasi diagonal. Sedangkan
sebagai resource (sumber daya). Menurut komunikasi antara staf media relations
Küng, kreativitas adalah resource strategis dengan staf unit-unit lain merupakan sistem
yang sangat penting bagi media (2008, hlm. komunikasi horizontal.
145). Trans TV dapat dikatakan sebagai Komunikasi downward merupakan
industri kreatif karena menggunakan komunikasi yang terjadi dari atasan kepada
strategi advertising, marketing, dan public bawahannya. Goldhaber menyatakan
relations dalam aktivitasnya (Küng, 2008, bahwa komunikasi downward merupakan
p. 7). Aktivitas public relations di Trans komunikasi atasan ke bawahan, pesan-pesan
TV dapat ditemukan dalam Departemen mengenai tugas dan pemeliharaan terkait
Marketing Public Relations (PR). Salah dengan arahan, tujuan, disiplin, perintah,
satu dari aktivitas PR yaitu media relations. pertanyaan dan kebijakan (1993, hlm. 155).
Aktivitas komunikasi internal dalam media Komunikasi ini dalam praktik pembuatan
relations mencakup proses komunikasi di press release terjadi ketika kepala departemen
dalam Departemen Marketing PR Trans memberi persetujuan press release yang
TV yang melibatkan Kepala Departemen akan dipublikasikan. Komunikasi ini dapat
Marketing PR, Supervisor Media Relations, dilakukan secara langsung dengan lisan atau
dan staf Media Relations. Dengan kata lain, melalui telepon dan dengan tulisan melalui
para agen yang terlibat dalam praktik media e-mail. Komunikasi ini terkait dengan
relations yaitu (1) staf media relations, (2) instruksi pekerjaan, yaitu arahan bagaimana
supervisor media relations, dan (3) kepala atau seperti apa press release yang layak
departemen. Sistem komunikasi internal para dipublikasikan dan pemberian acc untuk
agen dapat terlihat dari pola hubungan: (1) mempublikasikan press release.
antara staf media relations dengan atasannya Komunikasi upward merupakan
(supervisor dan kepala departemen) dan (2) komunikasi yang terjadi dari bawahan ke
antara staf media relations dengan staf unit- atasan. Komunikasi upward melibatkan
unit lain. transmisi pesan dari tingkat yang lebih
bawah ke tingkat yang lebih tinggi dalam
Komunikasi Internal organisasi (Papa et al., 2008, hlm. 53). Dalam
sistem Departemen Marketing PR Trans TV,
Ketika para agen bertindak dan interaksi komunikasi dari bawahan ke atasan terjadi
untuk memproduksi dan mereproduksi ketika staf media relations meminta acc draft
sistem di dalam lingkungan organisasi, press release, mengajukan usulan dalam
mereka melakukan tindakan komunikasi, meeting internal, dan menyampaikan laporan
yaitu komunikasi internal. Komunikasi kerja dan progress proyek. Komunikasi ini
internal dalam praktik media relations dilakukan secara secara langsung dengan
dapat dipahami melalui penelusuran lisan dan dengan tulisan melalui e-mail
pola jaringan komunikasi di dalam satu atau dalam lembar laporan. Dalam hal ini,
departemen. Jaringan komunikasi internal komunikasi upward ini berguna dalam
ini terlihat dari saluran aliran pesan formal pembuatan keputusan (decision-making)
yang berdasarkan struktur hirarki dalam ketika meminta persetujuan draft press release
departemen yang secara struktural terjadi
57
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 48. Nomor 1. Juni 2018

dan mengajukan usulan dalam meeting; press release, staf media relations mula-
dalam pemecahan masalah (problem solving) mula membuat draftnya terlebih dahulu
ketika mengajukan usulan dalam meeting; dan terkadang supervisor media relations
dan dalam pengembangan kebijakan dan mendampingi secara langsung dalam
prosedur ketika menyampaikan laporan perangkaian informasi. Setelah mendapat
kerja dan progress proyek. persetujuan dari supervisor media relations,
Komunikasi horisontal terjadi di antara maka staf media relations meminta
anggota organisasi dari divisi/departemen/ persetujuan dan pengesahan kepada kepala
unit/sub-unit yang berbeda dengan posisi departemen. Dengan adanya paraf kepala
hirarki yang setara dalam suatu organisasi. departemen dalam press release tersebut, staf
Komunikasi horisontal meliputi aliran pesan media relations bisa mempublikasikannya ke
yang terjadi antar area fungsional pada level publik, khususnya ke pihak redaksi industri
tertentu dalam organisasi (Papa et al., 2008, media lain. Monitoring pemberitaan
hlm. 55). Komunikasi horizontal (antar staf) merupakan aktivitas rutin yang berpola
terjadi ketika staf media relations meminta dan yang dilakukan staf media relations
masukan berupa usulan dan bantuan dalam setiap harinya. Aktivitas ini dilakukan
mempersiapkan event. Komunikasi ini untuk mengetahui jumlah dan konten
dilakukan secara langsung dengan lisan dan pemberitaan Trans TV yang telah dimuat
dengan tulisan. Ketika mempersiapkan press oleh industri media lain sehingga dapat
conference, staf media relations meminta digunakan sebagai acuan evaluasi kinerja
bantuan bagian publicity terkait desain staf dan mengetahui reputasi Trans TV
backdrop, bagian merchandising terkait yang dibentuk oleh media lain. Untuk
souvenir, dll. artikel berita yang dimuat di media cetak,
Komunikasi diagonal merupakan staf media relations setiap pagi membaca
komunikasi yang terjadi antara staf suatu beberapa koran dan mengumpulkan artikel-
departemen dengan kepala departemen artikel yang memuat berita mengenai Trans
dari departemen yang lain. Komunikasi TV dan program-program tayangannya.
diagonal merupakan komunikasi yang Untuk artikel berita yang dimuat di media
terjadi antar tingkat kedudukan dan fungsi online, staf media relations mencari artikel
atau departemen dalam organisasi (Papa, berita mengenai Trans TV melalui mesin
et al., 2008, hlm. 57). Komunikasi diagonal pencari di Internet dan terkadang ada
(bawahan dan atasan dari departemen yang jurnalis yang mengirimkan link atau tautan
berbeda) terjadi ketika staf media relations berita yang ditulis dan dipublikasinya
meminta persetujuan menggali informasi melalui saluran industri media di mana dia
kepada kepala departemen lain. Misalnya bekerja. Improvisasi dapat terlihat dalam
untuk menggali informasi tentang suatu aktivitas pengajuan usulan dilakukan
program acara baru, staf media relations ketika diadakannya meeting internal
meminta izin kepada kepala departemen departemen marketing PR di mana para
produksi dengan sepengetahuan dari kepala staf, para supervisor, dan kepala departemen
departemen marketing PR atau supervisor berkumpul bersama. Staf media relations
media relations. Komunikasi ini dilakukan dapat mengajukan usul diadakannya
secara tulisan melalui memo. Komunikasi suatu event beserta budget atau anggaran
diagonal ini dilakukan untuk berkoordinasi yang dibutuhkan untuk mengadakannya.
dan konfirmasi dalam menggali informasi Pengajuan usul ini merupakan sarana
suatu program atau kasus. supaya sistem dan praktik yang ada di dalam
departemen marketing PR tetap berjalan
Sistem komunikasi internal dapat dinamis dan para staf dapat menyalurkan
terlihat dalam praktik media relations yang kreativitas mereka. Terkait operasional
meliputi aktivitas: (1) pembuatan press pemberian usulan, staf media relations dapat
release, (2) monitoring pemberitaan, dan mengajukan usulan diadakannya suatu
(3) pengajuan usulan. Ketika membuat

58
Brahma Putra Pratama, Strukturasi Komunikasi Internal dalam Praktik Media Relations di dalam Industri Media

event dengan dan meminta persetujuan dari Para agen, yaitu kepala departemen,
kepala departemen hingga ke kepala direksi supervisor dan staf media relations,
karena menyangkut budget yang diperlukan menggunakan rules dan resources untuk
untuk melaksanakannya dan pengajuan memproduksi dan mereproduksi sistem
tersebut dilakukan melalui memo. Untuk komunikasi internal tersebut. Rules yang
operasional persiapan event, staf media digunakan adalah (1) prosedur, (2) kebijakan,
relations berhubungan langsung dengan dan (3) job description. Prosedur yang
staf-staf lain dari berbagai sub-unit di dalam dimaksudkan adalah prosedur publikasi
departemen marketing PR. Dalam meeting press release dan prosedur penggalian
internal di mana semua para anggota informasi sebagai bahan release. Kebijakan
departemen marketing PR berkumpul, staf mengacu pada kebijakan penggunaan press
media media relations melakukan koordinasi release dan pengadaan press conference.
dengan staf-staf lain dalam mempersiapkan Job description yang digunakan Kepala
event, seperti press conference, media Departemen Marketing PR dalam melakukan
award, media gathering, dll. Koordinasi agensi dalam lingkungan internal adalah:
tersebut terwujud ketika staf media relations (1) menyusun dan menetapkan Planning,
menanyakan mengenai desain backdrop Strategi, dan Konsep seluruh kegiatan
kepada staf publicity, souvenir kepada staf Departemen Marketing Public Relations, (2)
merchandising, dll. menganalisa, mengawasi dan mengevaluasi
Struktur adalah aturan-aturan (rules) secara langsung pelaksanaan kegiatan
dan sumber daya (resources) yang dibawa setiap bagian dalam Departemen Marketing
oleh aktor-aktor yang terlibat dalam praktik Public Relations, (3) mengkoordinasikan
sistem (McPhee & Poole, 2005, hlm. 174). dan mengkomunikasikan tugas di lingkup
Sebuah aturan (rule) adalah prinsip atau Marketing Public Relations Departemen
rutinitas yang memandu orang dalam dengan pihak terkait di dalam lingkungan
bertindak. Sedangkan sebuah sumber daya TRANS TV, dan (5) meningkatkan komunikasi
(resource) adalah segala sesuatu yang orang internal perusahaan. Sementara itu job
gunakan dalam bertindak, baik itu materi description untuk supervisor media relations
(uang, peralatan) maupun nonmateri ketika bertindak dan berinteraksi dalam
(pengetahuan, skill). Struktur digunakan lingkungan internal Trans TV meliputi: (1)
oleh para agen dalam proses produksi dan menganalisa, mengawasi dan mengevaluasi
reproduksi praktik dan sistem. Dalam secara langsung pelaksanaan kegiatan setiap
menjalankan praktik media relations, para bagian di lingkup Media Relations agar
agen menggunakan rules: (1) prosedur, berjalan dengan baik, (2) membuat laporan
(2) kebijakan, dan (3) job description dan setiap pelaksanaan kegiatan dibawahnya
resources: (1) pengalaman, (2) kepercayaan, untuk disampaikan kepada Marketing
(3) kreativitas, (4) pengetahuan, dan (5) Public Relations Departement Head,
kemampuan/skills. Penggunaan rules dan (3) meningkatkan komunikasi internal
resources tersebut dapat ditemukan dalam perusahaan. Sedangkan dalam reproduksi
interaksi: (1) antara staf media relations dan reproduksi struktur dan sistem, staf
dengan kepala departemen ketika me- media relations memiliki job description
review dan meng-acc artikel press release; seperti: (1) membuat, menyusun dan
dan mengajukan usulan event dan budget, mengusulkan Planning, Strategi, dan Konsep
(2) antara staf media relations dengan kegiatan Media Relations, (2) melaksanakan
supervisor ketika meminta acc draft press dan mengkoordinasikan pekerjaan Media
release dan menyampaikan laporan kerja Relations dengan pihak terkait di dalam
harian dan progres proyek, dan (3) antara lingkungan TRANS TV, dan (3) membuat
staf media relations dengan staf unit-unit laporan berkala atas pelaksanaan setiap
lain ketika meminta masukan dan bantuan kegiatan Media relations untuk disampaikan
mempersiapkan event. kepada Supervisor Media Relations dan
Kepala Departemen Marketing PR.

59
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 48. Nomor 1. Juni 2018

Sementara itu, resources yang digunakan sistem ke arah yang berbeda sehingga dengan
adalah (1) pengalaman, (2) kepercayaan, perubahan tersebut reproduksi sistem
(3) kreativitas, (4) pengetahuan, dan (5) tetap dapat berlangsung (McPhee & Poole,
kemampuan/skills. Pengalaman yang 2005, hlm. 175). Produksi (perubahan atau
dimaksudkan adalah pengalaman melakukan transformasi) praktik di lingkungan internal
aktivitas sebagai staf media relations, seperti departemen meliputi (1) inovasi penggunaan
menjalin relasi dengan jurnalis, membuat teknologi komunikasi dan (2) aliran informasi
press release, dll. Anggaran merupakan internal dalam pembuatan dan publikasi
sumber daya yang penting karena tanpa press release yang dinamis. Perubahan yang
adanya anggaran atau budget maka staf media berupa inovasi dalam penggunaan teknologi
relations tidak dapat mengadakan event- komunikasi dapat terlihat dari adanya media
event dan memberikan apresiasi kepada para sosial, web, dan aplikasi smartphone yang
jurnalis. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan semua itu membutuhkan koneksi Internet.
oleh staf media relations tidak dapat Departemen marketing PR Trans TV sedang
berjalan dengan baik jika tidak mendapat mengembangkan penggunaan saluran media
kepercayaan dari atasannya, karenanya staf untuk menyebarkan informasi dalam internal
media relations diberi kepercayaan dalam departemen dan antar departemen Trans
mengembangkan relasi dengan redaksi TV. Diharapkan dengan perkembangan dari
industri media lain sebanyak dan seluas media konvensional ke media online atau
mungkin serta membuat dan menyusun digital, pertukaran informasi lebih mudah,
informasi dalam press release. Karena lebih cepat tersampaikan dan lebih akurat.
Trans TV merupakan industri media yang Selain itu aliran informasi internal dalam
mengandalkan kreativitas sebagai sumber pembuatan dan publikasi press release pun
daya, maka para staf PR pun diberi kesempatan turut berubah. Apabila dalam situasi yang
dalam mengembangkan dan menyalurkan mendesak atau urgent dan kepala departemen
kreativitasnya dalam memberikan ide dan tidak berada di tempat ketika staf media
saran dalam pengadaan suatu event atau relatios hendak meminta persetujuan, maka
aktivitas lainnya. Pengetahuan merupakan staf media relation dapat menggunakan
sumber daya yang diperoleh ketika para e-mail untuk mengirimkan draft press
anggota departemen marketing PR release kepada kepala departemen dan
menempuh pendidikan di universitas atau nantinya press release tersebut dimintakan
ketika bekerja atau magang, sehingga dari tanda tangan oleh supervisor media relations
pengetahuan ini membuat mereka tahu atas sepengetahuan dan persetujuan kepala
apa yang harus dilakukan sebagai seorang departemen. Jika ada press release tersebut
public relations (PR) dalam praktik media mengenai Trans TV pada tingkat korporasi,
relations. Sedangkan untuk kemampuan/ maka staf media relations pun harus
skill, para anggota departemen marketing PR meminta acc atau persetujuan dari direksi
setidaknya bisa mengoperasikan komputer yang bersangkutan.
dan menggunakan Internet, karena misalnya Ketika aturan dan sumber daya
staf media relations mencari berita online, digunakan untuk bertindak dalam
staf tersebut harus bisa mengoperasikan sebuah sistem praktik sosial, kita menjaga
komputer dan menggunakan Internet sistem tersebut tetap berjalan atau kita
dan mencari berita terkait Trans TV memproduksi kembali (reproduce) sistem
menggunakan mesin pencari. dan strukturnya (McPhee dan Poole,
2005, hlm. 175). Reproduksi (rutinitas) di
Dualitas Struktur: Produksi dan lingkungan internal departemen marketing
Reproduksi PR Trans TV meliputi: (1) meeting rutin
internal departemen dan (2) monitoring
Proses produksi dan reproduksi pemberitaan. Meeting rutin internal dapat
merupakan dualitas struktur. Produksi dapat meliputi meeting mingguan, bulanan dan
berupa tindakan transformasi, yaitu produksi

60
Brahma Putra Pratama, Strukturasi Komunikasi Internal dalam Praktik Media Relations di dalam Industri Media

tahunan. Dalam meeting mingguan, para staf media relations dan atasannya, terdapat sistem
menyampaikan laporan kerja harian selama komunikasi downward, komunikasi upward, dan
seminggu kepada atasannya dan melakukan komunikasi diagonal. Sedangkan komunikasi
koordinasi kerja untuk seminggu ke depan. antara staf media relations dengan staf unit-unit
Sedangkan dalam meeting bulanan, para staf lain merupakan sistem komunikasi horizontal.
menerima evaluasi kerja dari atasan mereka Untuk menjaga keberlangsungan sistem
dan dalam meeting tahunan, semua anggota dan praktik diperlukan struktur. Struktur terdiri
departemen marketing PR berkumpul untuk atas aturan dan sumber daya. Stuktur di dalam
mendiskusikan rancangan kerja departemen departemen marketing PR Trans TV adalah aturan
marketing PR selama setahun ke depan dan berupa (1) prosedur, (2) kebijakan, (3) kode etik
para staf dapat menyampaikan ide dan saran dan (4) job description. Sealin itu, terdapat pula
tentang aktivitas-aktivitas setahun ke depan. sumber daya yang digunakan dalam bertindak
Dari hasil meeting tahunan ini, para staf oleh para anggota Departemen Marketing
mendapatkan daftar pekerjaan yang harus Public Relations yang meliputi (1) pengalaman,
dilakukan setiap hari, setiap minggu dan (2) anggaran, (3) kepercayaan, (4) kreativitas,
setiap bulannya. Monitoring pemberitaan (5) pengetahuan, dan (6) kemampuan/skill.
merupakan tugas rutin harian dari staf Dualitas struktur terjadi dalam proses produksi
media relations. Staf media relations setiap dan reproduksi. Proses produksi membuat
pagi membaca koran yang diterbitkan oleh praktik media relation mengalami transformasi
industri media lain dan mencari berita dan menjadi dinamis dengan adanya perubahan.
mengenai Trans TV yang kemudian dibuat Proses produksi dapat ditemukan dengan
klipingnya. Sedangkan untuk media online, dengan adanya inovasi penggunaan teknologi
monitoring dilakukan dengan cara mencari komunikasi dan aliran informasi internal dalam
artikel-artikel berita mengenai Trans TV pembuatan dan publikasi press release yang
melalui mesin pencari di Internet dan dinamis. Sedangkan proses reproduksi membuat
menelusuri l­ink atau tautan berita yang praktik media relations menjadi sebuah rutinitas
dikirimkan oleh para jurnalis. atau berjalan tanpa ada perubahan. Proses
reproduksi dapat diketahui dengan adanya
SIMPULAN meeting rutin di dalam internal departemen
dan monitoring pemberitaan. Di dalam sistem
Trans TV sebagai organisasi yang bergerak terdapat interaksi antara staf media relations
dalam industri media membutuhkan kreativitas dan para atasannya. Interaksi antara staf media
sebagai sumber dayanya. Kreativitas tersebut relations dengan kepala departemen terjadi
dapat terlihat dengan adanya aktivitas public ketika membuat undangan press conference,
relations yang dapat ditemui di Departemen me-review artikel berita, mengajukan usulan
Marketing Public Relations (PR) Trans TV. event dan budget, permintaan acc draft press
Salah satu dari aktivitas public relations tersebut release. Interaksi antara staf dengan supervisor
adalah media relations. Praktik media relations terlihat ketika meminta acc draft press release,
meliputi aktivitas: (1) pembuatan press release, dan menyampaikan laporan kerja harian dan
(2) monitoring pemberitaan, dan (3) pengajuan progress proyek. Sedangkan interaksi antara
usulan. Departemen Marketing PR merupakan staf media relations dengan staf-staf unit lain
sebuah sistem. Sebagai sebuah sistem, di dalam nampak ketika staf media relations meminta
lingkungan internal (di dalam departemen), masukan dan bantuan dalam mempersiapkan
para anggota dari Departemen Marketing PR event. Oleh karena itu, dengan penggunaan
Trans TV, yang terdiri atas staf, supervisor, struktur tersebut, para agen dapat memproduksi
dan kepala departemen, saling berhubungan. dan mereproduksi sistem komunikasi internal
Ketika para agen bertindak dan interaksi untuk dalam sebuah organisasi melalui interaksi dalam
memproduksi dan mereproduksi sistem di dalam praktik media relations.
lingkungan organisasi, mereka melakukan
tindakan komunikasi, yaitu komunikasi internal.
Di dalam komunikasi internal antara staf

61
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 48. Nomor 1. Juni 2018

DAFTAR PUSTAKA Küng, Lucy. (2008) Strategic Management in


the Media. London: SAGE Publications
Albarran, Alan B. (1996). Media Economics: Ltd.
Understanding Markets, Industries and Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen, A..
Concepts. Ames: Iowa State University. (2009). Encyclopedia of Communication
Andjani, Made Dwi. (2009). “Media Relations Theory. Thousand Oaks: SAGE
sebagai Upaya Pembentuk Reputasi Publications, Inc.
Organisasi”, Sultan Agung Vol XLV McPhee, R D. (1989). “Organizational
No.119. Communication: Structural Exemplar”.
Argenti, Paul A. (2003). Corporate Dalam Dervin, B., Grossberg, L., O’Keefe,
Communication, 3ed. New York: B., & Wartella, E. (Eds.). Rethinking
McGraw-Hill Companies, Inc. Communication: Paradigm Exemplars.
California: Sage Publications, Inc.
Denzin, Norman K and Lincoln, Yvonna
S.. (1994). Handbook of Qualitative McPhee, Robert D. dan Poole, Marshall
Research. Thousand Oak: Sage Scott. (2005). “Structuration Theory”.
Publication. Dalam Steve May dan Dennis K.
Mumby. Engaging Organizational
Fadillah, Dani. (2017). Pola Komunikasi Communication Theory & Research:
Internal Brajamusti Menjelang Pilkada Multiple Prespectives. Thousand Oaks,
Kotamadya Yogyakarta 2017. Jurnal California: Sage Publications, Inc.
INFORMASI Vol. 47, nomor 1 (halaman
121-133) Mumby, Dennis K. dan Stohl, Cynthia.
(1996). Disciplining Organizational
Giddens, Anthony. (2010). Teori Strukturasi: Communication Studies. Sage
Dasar-Dasar Pembentukan Struktur Publications, Inc. Journal of
Sosial Masyarakat. Diterjemahkan Management Communication
oleh Maufur & Daryatno dari The Quarterly, Vol. 10, No. 1, Agustus 1996
Constitution of Society: Outline of the (halaman 50-72)
Theory of Structuration. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Pang, Augustine. (2010). “Mediating
the media: a journalist-centric
Goldhaber, Gerald M. (1993). Organizational media relations model.” Corporate
Communication 6th Edition. New York: Communications: An International
McGraw-Hill. Journal Vol. 15 No.2 2010 (hlm.192-204).
Griffin, Em. (2006). A First Look at Emeral Group Publishing Limited.
Communication Theory 7th Edition. Papa, J. M., Daniels, T. D. & Spiker, B. K.
Boston: McGraw-Hill. www.afirstlook. (2008). Organizational Communication
com Perspectives and Trends. California:
Hamad, Ibu. (2006). “Bagaimana Sage Publications, Inc.
Mempercayai Hasil Penelitian?”. Jurnal Patton, Michael Quinn. (2002). Qualitatif
Thesis, September-Desember 2006. Research & Evaluation Methods.
Universitas Indonesia. Thousand Oaks, California: Sage
Iriantara, Yosal. (2005). Media Relations: Publications.
Konsep, Pendekatan dan Praktik. Putnam, Linda. (1983). Communication
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. and Organizations: An Interpretive
Johnston, Jane. (2013). Media Relations: Approach. California: Sage Publications,
Issues & Strategies 2nd Edition. Sydney: Inc.
Allen & Unwin

62
Brahma Putra Pratama, Strukturasi Komunikasi Internal dalam Praktik Media Relations di dalam Industri Media

Theaker, Alison. (2004). The Public Relations


Handbook, Second Edition. New York:
Routledge.
Yates, Joanne dan Orlikowski, Wanda J..
(1992). Genres of Organizational: A
Structurational Approach to Studying
Communication and Media. The
Academy of Management Review, Vol
17, Issue 2. (halaman 299-326).

63

You might also like