Professional Documents
Culture Documents
83-Article Text-185-1-10-20200407
83-Article Text-185-1-10-20200407
Herlina Amrianah
STIA Al Gazali Barru
herlinaamrianah@algazali.ac.id
ABSTRACT
The extreme climate of El Niño causes drought and lack of irrigation water, thus
affecting the production of the Indonesian staple food. These extreme climate events
caused a long drought that lasted for 14 months (March 1997 to April 1998). The impact
of many regions experiencing water supply shortages. While the impact of political food
availability can be seen from the political turmoil and change of government in 1966 and
1998. The incident was indeed inseparable from the food crisis at that time. Political
turmoil and food crisis that occurred in 1965/1966 was basically due to the extreme
climate factors of El Niño. At that time, El Niño occurred for 13 consecutive months from
April 1995 to May 1996. During this period the monthly SOI index, which is one
indicator of the occurrence of El Niño and La Niña, was negative, which was quite low at
around -7.1 to -22 , 6 except in May and December 1965. In these climatic conditions
rainfall in Indonesia can fall relatively large considering the value of SOI is strongly
correlated with rainfall in Indonesia. In general, local wisdom (local wisdom) can be
interpreted as local ideas (local) that are wise, full of wisdom, good value embedded
and followed by members of the community. Local wisdom generally emerges and
develops through repeated experience and learning that is addressed wisely. Then in
evolution it turns into a belief, belief and mutual agreement, even some of them turn into
dogma. Research Method This research is carried out by conducting library research,
literature study is an activity to collect information relevant to
ABSTRAK
A. PENDAHULUAN
tani, termasuk penyebaran bibit dan
Pengalaman sejarah mengindikasi- sistem perbenihan tanaman.
kan bahwa sejak zaman dahulu “Fenomena Nabi Nuh dan Yusuf
(purba) kejadian iklim ekstrem yang Alaihissalam” (Noah-Joseph Fenomena)
menimbulkan kekeringan dan banjir terjadi pada zaman Mesir Kuno.
yang dahsyat sudah sering terjadi di Anomali iklim yang dahsyat di seluruh
berbagai kawasan dan belahan bumi dunia menyebabkan terjadinya tujuh
ini. Penyebabnya hampir semua tahun berturut-turut basah dan tujuh
terkait dengan fenomena meterologis tahun berikutnya kering.Kerajaan Mesir
yang satu dengan lain kejadian dan Kuno mampu menanggulanginya
di suatu wilayah dengan wilayah lain dengan diilhami oleh wahyu yang
berbeda. Selain telah menimbulkan diterima oleh Nabi Yusuf AS, antara
berbagai bencana dan petaka, berupa lain dengan cara:
kelaparan dan dampak sosial lainnya,
• Pemanfaatan sumberdaya air secara
bahkan gejolak politik di suatu negara,
optimal dan antisipatif,
namun berbagai kejadian iklim
ekstrem tersebut juga melahirkan dan • Melakukan penanaman secara
memunculkan berbagai pembelajaran, intensif pada saat subur,
tertutama dalam menghadapi dan • pengembangan sistem lumbung
menanggulanginya. Bahkan seperti pangan dan pengaturan logistik,
diuraikan pada Bagian sebelumnya, • sistem produksi dan distribusi
kejadian iklim ekstrem ada kalanya perbenihan,
memberikan dampak positif untuk • pengembangan sistem “pajak”
agroekosistem tertentu. (“zakat”),
Walaupun fenomena kekeringan • memotivasi dan memberdayakan
dan kebanjiran pada zaman Nabi Nuh umat dan saling tolong-menolong.
dan Nabi Yusuf yang terjadi di Jazirah
Bertitik tolak dari fenomena Nabi
Arab dan Mesir dan di kawasan timur
Yusuf, bahwa untuk mengantipasi dan
tengah bukan merupakan fenomena El
menanggulangi anomali iklim, strategi
Niñ o dan La Niñ a, namun penanganan
dan pendekatan yang dilakukan tidak
mitigasi dan adaptasi bencana
hanya bersifat teknis, seperti sistem
kekeringan atau kebanjiran relatif sama,
pertanian, benih, pengeloaan air,
antara lain menyangkut pengelolaan
tetapi juga pendekatan sosiologis,
air, lahan, tanaman dan sistem usaha
seperti sistem lumbung,
pemberdayaan
C. HASIL PENELITIAN
pangan secara politik dapat disimak
DAN PEMBAHASAN
dari terjadinya gejolak politik dan
pergantian pemerintahan pada tahun
Dampak Iklim Ekstrem El Niño dan 1966 dan 1998. Kejadian tersebut
La Niña terhadap Sosial Ekonomi memang tidak terlepas dari krisis
dan Politik di Indonesia pangan pada masa tersebut. Gejolak
Salah satu fokus pembangunan politik dan krisis pangan yang terjadi
pertanian selama ini adalah pada tahun 1965/1966 pada dasarnya
meningkatkan produksi pangan karena faktor iklim ekstrem El Niñ o.
terutama beras. Berbagai upaya Saat itu, El Niñ o terjadi selama 13 bulan
terus dilakukan pemerintah untuk berturut-turut mulai April 1995 hingga
meningkatkan produksi beras. Mei 1996.
Kebijakan tersebut dapat dipahami, Pada periode tersebut indeks SOI
karena beras merupakan bahan pangan bulanan yang merupakan salah satu
pokok bagi sebagian besar penduduk indikator terjadinya El Niñ o dan La
Indonesia dan penyediaan beras bagi Niñ a, bernilai negatif cukup rendah
sekitar 265 juta penduduk Indonesia yaitu sekitar -7, 1 hingga -22, 6 kecuali
bukanlah pekerjaan mudah. pada Mei dan Desember 1965. Pada
Kekurangan pangan dapat kondisi iklim tersebut curah hujan di
menimbulkan dampak luas secara Indonesia dapat turun relatif besar
ekonomi, sosial dan politik. Potensi mengingat nilai SOI berkorelasi kuat
dampak ketersediaan pangan secara dengan curah hujan di Indonesia.
ekonomi, misalnya tercerminkan dari Dampak lebih lanjut adalah
besarnya pengaruh perkembangan turunnya produksi padi, sehingga
harga pangan terhadap inflasi. kenaikan harga beras tidak bisa
Peranan komoditas pangan secara dihindari. Beras semakin sulit diperoleh
sosial ditunjukkan banyaknya jumlah di pasaran, sehingga jatah beras pegawai
penduduk yang bekerja pada sub negeri digantikan dengan bulgur
sektor tanaman pangan. Hasil Sensus atau beras jagung. Sementara impor
Pertanian 1993 menunjukkan, dari total beras untuk memenuhi kebutuhan
39, 4 juta rumah tangga tani, hampir masyarakat tidak memungkinkan,
seluruhnya mengusahakan tanaman karena terbatasnya cadangan devisa
pangan (Irawan dan Pranadji, 2002). negara. Data FAO menunjukkan, impor
Sedangkan dampak ketersediaan beras Indonesia turun dari sekitar 1 juta
ton per tahun selama 1961-1964
menjadi
Meraja Journal Vol 3, No. 1, Februari 7
2020
hanya sebesar 193 ribu ton dan 306 ribu beras karena meningkatnya harga
ton pada tahun 1965 dan 1966. sarana produksi yang dirangsang
Pada tahun 1997/1998 Indonesia krisis ekonomi. Akibatnya, biaya
kembali mengalami krisis politik produksi padi semakin mahal dan
yang berujung pada pergantian insentif ekonomi untuk memproduksi
pemerintahan dan berakhirnya masa padi semakin kecil.
Pemerintahan Orde Baru. Bersamaan Akibat krisis ekonomi harga
dengan itu terjadi krisis ekonomi dunia pestisida dan pupuk kimia yang
yang mulanya dipicu krisis moneter. banyak mengandung bahan komponen
Kondisi itu berdampak pada turunnya impor meningkat tajam sejalan dengan
nilai rupiah secara drastis dari sekitar jatuhnya nilai rupiah. Lonjakan
Rp 2.600/dollar AS pada Juli 1997 harga sarana produksi padi diawali
menjadi sekitar Rp 10.000/dollar AS dengan naiknya harga pestisida dan
dolar pada Desember 1997 atau turun pupuk urea pada Januari 1998. Pada
sekitar 4 kali lipat. Oktober 1998 kembali terjadi lonjakan
Pada saat yang bersamaan harga pupuk urea akibat dihapuskan
Indonesia juga mengalami krisis beras, subsidi harga gas alam sebagai bahan
sehingga impor beras meningkat tajam baku memproduksi urea. Untuk
dari sekitar 1-2 juta ton per tahun mengantisipasi kenaikan harga sarana
selama 1990-1996 menjadi 5, 8 juta produksi padi tersebut, pemerintah
ton pada tahun 1998 atau naik lebih lalu menaikkan harga dasar gabah
dari tiga kali lipat. Lonjakan impor sebanyak 4 kali, sehingga harga gabah
beras tersebut pada dasarnya juga meningkat tajam sejak Juli 1998.
disebabkan turunnya produksi beras Kedua, turunnya produksi beras.
di dalam negeri, sehingga peningkatan Iklim ekstrem El Niñ o menyebabkan
impor beras tidak bisa dihindari untuk kekeringan dan kekurangan air
memenuhi kebutuhan beras nasional. irigasi, sehingga berdampak terhadap
Pertanyaannyaadalahapapenyebab produksi makanan pokok bangsa
turunnya produksi beras tersebut? Indonesia tersebut. Peristiwa iklim
Apakah akibat El Niñ o 1997/1998 ekstrem tersebut menyebabkan
atau karena krisis ekonomi yang kemarau panjang yang berlangsung
terjadi pada saat yang hampir selama 14 bulan (Maret 1997 hingga
bersamaan? Dalam hal ini ada dua April 1998). Dampaknya banyak
pendapat yang berbeda. Pertama, daerah yang mengalami kekurangan
penurunan produksi pasokan air. Pada periode tersebut nilai
SOI sangat rendah, berkisar antara -8, produksi padi di Indonesia kembali
5 hingga -28, 5. Akibat El Niñ o turun sebesar 1, 22 juta ton. Pada
tersebut curah hujan di Indonesia periode tersebut harga pupuk urea naik
turun sekitar 32, 0-41, 2% menurut sebesar 13, 3% akibat krisis ekonomi.
pulau. Penurunan curah hujan tersebut Harga padi juga naik dengan laju lebih
lebih tinggi saat musim kemarau tinggi (sebesar 20, 2%). Artinya insentif
daripada musim hujan (Irawan, 2002). ekonomi memproduksi padi tidak
Antara periode Mei-Agustus mengalami penurunan.
1996 dan periode Mei-Agustus 1997 Namun antara kedua periode
produksi padi di Indonesia mengalami tersebut terjadi perubahan kondisi iklim
penurunan sebesar 0, 51 juta ton dari kondisi iklim normal pada periode
(Gambar 8.). Akibat krisis ekonomi September-Desember 1996 menjadi El
yang diawali pada Juli 1997 harga Niñ o pada September-Desember 1997.
pupuk urea naik sebesar 12, 4%, Dengan demikian dapat disimpulkan,
sedangkan harga gabah turunnya produksi padi pada periode
hanya naik sebesar 11, 1%. Artinya September-Desember 1997 lebih
insentif ekonomi untuk memproduksi disebabkan terjadinya El Niñ o daripada
padi semakin rendah mengingat biaya krisis ekonomi. Begitu pula turunnya
pupuk urea merupakan komponen produksi padi yang sangat besar (4, 38
biaya tunai terbesar pada usaha tani juta ton) pada periode Januari-April
padi. 1998 pada dasarnya karena dampak El
Antara kedua periode tersebut Niñ o pada periode tersebut.
kondisi iklim juga mengalami
perubahan dari iklim normal pada
periode Mei-Agustus 1996 menjadi El D. KESIMPULAN
Niñ o pada periode Mei-Agustus 1997.
Beberapa provinsi dengan riwayat
Dengan demikian dapat dikatakan,
kekurangan air seperti Bali, Nusa
penurunan produksi padi pada
Tenggara Timur, Kalimantan Barat,
periode Mei-Agustus 1997 sebenarnya
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan,
merupakan dampak bersama antara
dan Sulawesi Utara merupakan
terjadinya El Niñ o dan krisis ekonomi
darerah yang bisa lebih beradaptasi
yang menyebabkan turunnya insentif
terhadap perubahan iklim. Rakyatnya
ekonomi untuk memproduksi padi.
bisa memanfaatkan aspek positif
Pada periode September-Desember dari kejadian La Niñ a periode 1970-
1996 dan September-Desember 1997,