Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

JuRiDikDas VolumeISSN 2615-6814

18, Nomor 2
Jurnal Riset Pendidikan Dasar

“Menggambar Dekoratif Benda 3D dengan


Memanfaatkan Barang Bekas di Kelas V A Sdn 87
Kota Bengkulu”

Indah Rahmi Febrianti


Universitas Bengkulu
Indahrahmif01@gmail.com

Hasnawati
Universitas Bengkulu
Hasnaapril21@gmail.com

Dwi Anggraini
Universitas Bengkulu
Dwianggraini@unib.ac.id

Abstract

This study aims to describe the manufacturing process and the results of decorative
drawings of 3D objects by utilizing used goods in class V A SDN 87 Kota Bengkulu.
This type of research is descriptive qualitative research, with participant observation
techniques. The subjects of this study were all students of class V A SDN 87 Kota
Bengkulu, amounting to 26 students with the selection based on purposive sampling.
The research instrument is a human instrument using observation guidelines,
interview guidelines and guidelines for the work. Data collection techniques in the
form of observation, interviews, and documentation. Data analysis of the process of
making the work is done by examining the data then reduced, displaying and
drawing conclusions. Data analysis of the work will be discussed by looking at the
elements and principles of existing art. The results of the study are (1) The process of
making 3D decorative artworks by utilizing used goods by preparing tools and
materials such as pencils, erasers, rulers, scissors, brushes, wax glue, used
cardboard, ribbons, and coloring (oil paint). (2) The work of drawing decorative 3D
objects by utilizing used items that have been made by students has elements and
principles of fine art. The elements contained in the work are dots and spots, lines,
fields, colors, shapes, textures, and light darkness. As well as the principles
contained in the work of decorative drawing of 3D objects by utilizing used goods
have fulfilled the principles of art, namely the principle of unity, balance, rhythm,
emphasis, proportion, and harmony.

Keywords: Artwork, Decorative Drawing, 3D Obj

Pendahuluan
Menghadapi perkembangan zaman, manusia dituntut untuk kreatif. Kreativitas manusia dapat
ditingkatkan melalui pembelajaran yang kondusif dalam pendidikan formal serta dilandasi dengan

1| Jurnal Riset Pendidikan Dasar


Indah Rahmi.F., Hasnawati., Dwi Anggraini.

adanya ilmu pengetahuan dan didukung kurikulum yang diimplementasikan oleh guru dalam
proses pembelajaran. Sesuai dengan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
menyebutkan bahwa pendidikan seni budaya meliputi berbagai aspek kehidupan. Maka dengan
adanya pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi diri pribadi maupun sebagai warga
masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam pembelajaran.
Pembelajaran itu sendiri diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sebagaimana Susanto (2013: 19) menyebutkan
bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaranpun bukan hanya terikat pada satu jenis saja, namun banyak pembelajaran yang bisa
didapatkan seperti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, pembelajaran Sosial, pembelajaran
berhitung, termasuk pembelajaran seni.
Pembelajaran seni dinilai sebagai pembelajaran yang paling berpotensi dalam mengembangkan
kreatifitas peserta didik. sesuai dengan pendapat Sumanto (2011:1.6) bahwa pendidikan seni
merupakan komponen dalam kurikulum sekolah yang orientasinya kepada proses dan
mengarahkan berfikir kreatif (creative thinking) yang akan mencerdaskan anak. Pendidikan seni
juga merupakan pembelajaran yang bersifat produktif karena menghasilkan suatu karya melalui
pembelajaran yang mengasah kemampuan yang dimiliki oleh anak, salah satunya melalui
pembelajaran seni di Sekolah Dasar. Namun pada pendidikan zaman sekarang, pembelajaran seni
dalam penerapannya belum sesuai dengan tujuan kurikulum KTSP, di mana peserta didik harus
memiliki kemampuan menampilkan kreatifitas melalui seni budaya dan keterampilan karena masih
banyak sekali faktor yang menghambat untuk mengembangkan kreatifitas anak.
Kreatifitas belajar siswa harus dibangkitkan demi menunjang keberhasilan belajar. Guru atau
orang tua harus mampu membangkitkan kreatifitas siswa dengan berbagai cara. Salah satunya,
sarana prasarana yang disediakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan tingkat perkembangan siswa sehingga dapat mendorong kreatifitas siswa yang
meningkat. Oleh karena itu, menjadi tugas penting bagi seorang guru untuk mengembangkan
kreativitas sedini mungkin melalui pendidikan seni. Pendidikan seni melalui kegiatannya mampu
menumbuhkembangkan kreativitas siswa. Kreativitas berkarya seni menurut Sumanto (2011: 50)
diartikan sebagai kemampuan menemukan, mencipta, membuat, merancang ulang, memadukan
sesuatu menjadi suatu karya seni dengan didukung kemampuan terampil yang dimiliki siswa. Guru
harus merancang materi agar dapat merangsang otak kanan anak dengan berkreativitas melalui
pembelajaran seni.
Pembelajaran seni pada jenjang SD secara spesisfik terdiri dari beberapa aspek yaitu seni rupa,
seni musik, seni tari, seni drama dan keterampilan (Susanto, 2013: 263-264). Namun pembelajaran
seni yang dilakukan di sekolah khususnya pada pembelajaran seni rupa cenderung hanya
memberikan materi menggambar atau mewarnai bebas, karena pada umumnya guru di SD
merupakan guru kelas yang bukan lulusan pendidikan seni dan pembelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan (SBK) dianggap selingan bagi siswa yang bosan dengan materi pelajaran selain
pembelajaran seni.
Pembelajaran seni di tingkat pendidikan dasar bertujuan untuk mengembangkan kesadaran seni
dan keindahan dalam arti umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian,
maupun tujuan-tujuan psikologis edukatif untuk pengembangan kepribadian siswa secara
positif, sehingga individu lebih memahami budaya sebagai salah satu tujuan dari pendidikan
(Permen No. 57 Tahun 2014). Tujuan pembelajaran seni dapat tercapai jika guru memiliki
kompetensi dan persepsi yang baik dalam pelaksanaan mata pelajaran SBK.
Mata pelajaran SBK memiliki beberapa aspek yaitu seni rupa, seni tari, seni musik, dan
keterampilan. Pada penelitian ini dipilih aspek seni rupa yang merupakan cabang seni yang
diciptakan dengan menggunakan unsur rupa yang dapat diapresiasi melalui indera mata. Unsur
rupa tersebut meliputi titik, garis, bentuk, bangun, warna, tekstrur, dan gelap terang. Siswa dituntut
untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur tersebut sehingga lebih memudahkannya untuk
mengembangkan kreativitas, serta dapat memahami dasar dalam pembuatan karya seni rupa. Hal
ini sesuai pendapat Kamaril (2006: 1.25-1.29) yang menjelaskan bahwa siswa dapat
mengekspresikan atau menuangkan ide pikiran maupun perasaannya kedalam bentuk karya yang
menjadi cerminan keterampilan dan kreativitas yang dimilikinya.

2| Jurnal Riset Pendidikan Dasar


Indah Rahmi.F., Hasnawati., Dwi Anggraini.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada tanggal 19 Januari 2018 di SD Negeri 87 Kota
Bengkulu, masih banyak guru dalam proses pembelajaran seni khususnya dalam pembelajaran
SBK hanya mengajarkan menggambar bebas dan dalam penerapannya belum sesuai dengan tujuan
kurikulum yang ada. Hal ini didapat dari hasil wawancara saat pra-penelitian bersama ibu Luna
Febrina, S.Pd selaku kepala sekolah SDN 87 Kota Bengkulu. Seni rupa yang diteliti oleh peneliti
ialah menggambar dekoratif benda 3D. Materi menggambar dekoratif dimuat dalam mata
pelajaran SBK pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Yaitu terdapat pada standar
kompetesi (SK) dan kompetensi dasar (KD) pada kelas V semester dua yakni SK 2
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa, dan KD 2.1 Mengekspresikan diri melalui gambar
dekoratif.
Gambar dekoratif adalah menggambar dengan tujuan untuk mengolah suatu permukaan pada
benda agar menjadi lebih indah. Mendekorasi benda akan membantu siswa dalam berkreasi dan
mengekpresikan diri dalam hasil karya yang dibuat dengan menggambar langsung benda dengan
corak yang diinginkan. Menurut Kamaril, dkk (2006: 4.22) menggambar dekoratif yakni corak
atau motif hiasan yang menutupi benda untuk memperindah benda tersebut. Maka mendekorasi
benda dengan menggambar akan membantu siswa mengekpresikan diri dengan berkreasi pada
pembelajaran SBK materi menggambar dekoratif.
Pembelajaran dekoratif pada benda 3D baik dipelajari oleh siswa, karena selain manfaatnya,
materi tentang dekoratif juga terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta
berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 yaitu peserta didik harus memiliki kemampuan
menampilkan kreativitas melalui pelajaran SBK. Agar tidak berdampak buruk pada pendidikan
seni yang membuat siswa tidak termotivasi, kreativitas menjadi terhambat dan terbatas, maka
diperlukan upaya untuk melatih dan mengembangkannya melalui kegiatan menggambar dekoratif
benda 3D yang telah dideskripsikan oleh peneliti.Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
melakukan penelitian tentang menggambar dekoratif pada benda 3D berbentuk tabung yang
terbuat dari bahan kardus bekas pada pelajaran SBK di kelas V A SDN 87 Kota Bengkulu
dengan judul “Menggambar Dekoratif Benda 3D dengan Memanfaatkan Barang Bekas di
kelas V A SDN 87 Kota Bengkulu”.

Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Sugiyono (2014:
8-9) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah dan
etnographi karena banyak digunakan pada penelitian bidang antropologi budaya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Tujuan
penelitian deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Pada penelitian ini peneliti melakukan
penelitian partisipasi langsung (observasi partisipan) sehingga peneliti ikut terlibat langsung di
dalam kegiatan yang dilakukan ketika melaksanakan pengamatan. Peneliti juga bertindak sebagai
guru yang mengajarkan langsung dalam pembuatan karya menggambar dekoratif benda 3D yang
akan mendeskripsikan proses pembuatan karya dengan melihat dari persiapan alat dan bahan,
proses pembuatan, serta mendeskripsikan karya yang telah dibuat oleh siswa dengan melihat dari
unsur dan prinsip – prinsip seni rupa yang terdapat pada karya siswa.

Subjek Penelitian
Subyek penelitian merupakan orang yang menjadi sasaran untuk dikumpulkan datanya. Hal ini
sesuai dengan Arikunto (2013: 172) bahwa yang menjadi sumber data dalam penelitian adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh. Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa
kelas V A SDN 87 Kota Bengkulu yang berjumlah 26 orang siswa dibagi menjadi 4 kelompok
dengan jumlah 7 orang untuk 2 kelompok dan 6 orang untuk 2 kelompoknya lagi, sehingga
pengumpulan data dilakukan pada setiap kelompok dengan mendeskripsikan hasil kaya masing-
masing individu. Alasan peneliti memilih kelas V A SDN 87 Kota Bengkulu karena sebelumnya
pada pra-penelitian kelas tersebut memiliki antusias dan minat yang lebih tinggi untuk melakukan
kegiatan menggambar dekoratif menghasilkan suatu karya. Sehingga peneliti merasa siswa kelas V
A SDN 87 Kota Bengkulu bisa dijadikan subyek penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di
SDN 87 Kota Bengkulu yang beralamat di Perundam, Kel. Kandang Mas, Kp. Melayu, Kota
bengkulu.

3| Jurnal Riset Pendidikan Dasar


Indah Rahmi.F., Hasnawati., Dwi Anggraini.

Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan untuk mencari data tentang pembuatan karya menggambar dekoratif
pada benda 3 dimensi pada mata pelajaran Seni Rupa dan Keterampilan (SBK) dengan SK 2
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa, dan KD 2.1 Mengekspresikan diri melalui gambar
dekoratif. Data dalam penelitian ini berupa data proses pembuatan karya seni menggambar
dekoratif pada benda 3 dimensi dan data tentang hasil karya seni menggambar dekoratif pada
benda 3 dimensi pada siswa kelas V A SDN 87 Kota Bengkulu yang beralamat di Perundam, Kel.
Kandang Mas, Kp. Melayu, Kota bengkulu.

Instrumen
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri (Sugiyono, 2018: 59). Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informansi sebagai sumber data, melakukan pengumpulan
data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan atas semuanya. Jadi peneliti pada penelitian
ini menjadi instrumen utama yang merencanakan, melaksanakan pengumpulan data,
menganalisis, menafsir data, dan menyimpulkan data serta melaporkan hasil penelitiannya. Selain
peneliti sebagai instrumen utama, penelitian juga didukung oleh beberapa instrumen pendukung
yaitu lembar pedoman observasi, lembar pedoman wawancara dan lembar pedoman hasil karya.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
dalam penelitiannya. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan cara pengamatan
(observasi), wawancara (interview), angket (kuesioner), dokumentasi dan gabungan
keempat teknik tersebut. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi berbentuk hasil karya siswa.

Teknik Analisis Data


Teknik analis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mereduksi data, penyajian (display)
data, menarik kesimpulan dan keabsahan data. Keabsahan data dalam penelitian ini adalah
peningkatan ketekunan dan member check.

Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini membahas tentang proses pembuatan karya menggambar dekoratif benda 3D
dengan memanfaatkan barang bekas dan hasil karya yang telah dibuat secara individu di kelas V A
SDN 87 Kota Bengkulu. Pertama, peneliti mengumpulkan data dari proses pembuatan karya
menggambar dekoratif benda 3D dengan mengobservasi. Kedua, peneliti melakukan pengumpulan
data melalui wawancara terhadap siswa`yang membuat karya menggambar dekoratif benda 3D.
Ketiga, peneliti melihat unsur-unsur dan prinsip-prinsip seni rupa yang digunakan pada hasil karya
yang telah dibuat oleh siswa. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi
ini akhirnya dijadikan sebagai suatu hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan di kelas V A SDN 87
Kota Bengkulu dengan jumlah 26 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Adapun hasil penelitian yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian yang
terdiri dari proses pembuatan karya dan hasil karya adalah sebagai berikut.

Proses Pembuatan Karya Seni Finger Painting


Proses pembuatan karya seni menggambar dekoratif benda 3D dengan memanfaatkan barang
bekas dilaksanakan selama tiga kali pertemuan pembelajaran. Masing-masing pertemuan memiliki
alokasi waktu 2 x 35 menit. Proses pembuatan karya ini diuraikan berdasarkan tahap-tahap
pembuatan karya seni menggambar dekoratif benda 3D dengan memanfaatkan barang bekas.
Pertemuan pertama 12 April 2019, peneliti mengenalkan terlebih dahulu sekilas tentang seni
menggambar dekoratif pada benda 3D. Apa itu menggambar, benda 3D, menggambar dekoratif
dan teknik atau cara pembuatan karya menggambar dekoratif pada pada benda 3D. Siswa terlihat
aktif dan antusias dengan menanyakan banyak pertanyaan saat mendengarkan penjelasan dan
tampak tidak sabar ingin segera melaksanakan kegiatan tersebut. Selanjutnya, peneliti menjelaskan
proses-proses dalan kegiatan menggambar dekoratif yaitu pertama adalah persiapan alat dan
bahan yang perlu disiapkan berupa pensil, penghapus, penggaris, gunting, kuas lukis, kardus

4| Jurnal Riset Pendidikan Dasar


Indah Rahmi.F., Hasnawati., Dwi Anggraini.

bekas, pita, dan pewarna (cat minyak). Kedua yaitu proses, dimulai dengan membuat benda 3
dimensi sebagai wadah siswa menggambar, ketiga yaitu mendesain motif pada bidang kardus
kemudian proses keempat yaitu proses yaitu pewarnaan, dan kelima merupakan proses terakhir
yaitu membentuk kardus menjadi tabung dan menempelkan pita agar hasil terlihat rapi. Tidak lupa
peneliti memberi tugas untuk siswa membawa alat tulis yang akan digunakan unntuk
menggambar, kardus bekas, dan koran sebagai alas saat proses mewarnai.
Pembuatan karya seni menggambar dekoratif benda 3D dengan memanfaatkan barang bekas
dimulai dengan membentuk kelompok sebanyak 4 kelompok dalam pengerjaannya. Maka
kelompok dibagi dengan cara berhitung satu sampai empat dan terbentuk kelompok yang terdiri
dari 7 dan 6 siswa setiap kelompoknya. Pembagian kelompok ini bertujuan agar cat yang
digunakan dalam pewarnaan dapat dipakai secara bersama sehingga wadah cat yang digunakan
dan sisa cat pewarna tidak terlalu banyak terbuang. Namun dalam penelitian ini siswa membuat
karyanya masing-masing sehingga hasil karya dimiliki oleh individu siswa. Tidak lupa peneliti
memberi tugas untuk siswa membawa alat tulis yang akan digunakan unntuk menggambar, kardus
bekas, dan koran sebagai alas saat proses mewarnai.
Pertemuan kedua 9 Mei 2019 adalah proses pembuatan karya dengan langkah pertama yaitu
membuat benda 3 dimensinya dari bahan kardus bekas air mineral yang akan dibentuk nantinya
seperti tabung yang memiliki satu alas dan tidak memiliki tutup tabung dengan ukuran diameter
yang ditentukan namun tinggi benda dapat sesuai keinginan siswa. Benda atau kardus yang telah
digunting akan berbentuk persegi panjang sebagai bidang atau wadah siswa utuk menggambar dan
mendekorasi sesuai imajinasi siswa. Langkah kedua mendesain motif pada bidang persegi kardus.
Siswa bebas memilih motif apa yang akan digunakan sebagai gambar dekorasi pada benda 3
dimensinya. Mendesain motif gambar dilakukan oleh siswa dengan menggunakan pensil.
Setelah proses mendesain selesai, langkah selanjutnya yaitu dengan memberi warna pada bidang
yang telah digambar, warna yang disediakan oleh peneliti yaitu terdiri dari 10 warna berupa warna
hitam, putih, merah, biru, kuning, orange, hijau, ungu, coklat, dan merah muda. Setiap kelompok
akan dibagi rata setiap warnanya. Setelah seluruh siswa selesai dengan proses pewarnaan maka
kardus tersebut dijemur dibawah sisnar matahari hingga cat mengering, lalu kardus dapat disimpan
untuk dibentuk tabung pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ketiga 13 Mei 2019 adalah proses membentuk kardus persegi yang telah di dekorasi
sebelumnya menjadi bentuk tabung yang merupakan benda 3D dengan menggunakan lem lilin dan
memberi alas lingkaran dari kardus sebagai alas tabung agar dapat digunakan dan bermanfaat
seperti tempat vas bunga, tempat menaruh pena dan spidol atau alat tulis lainnya yang dibantu oleh
peneiti. Setelah proses membentuk tabung selesai, kemudian peneliti membagikan pita dengan
ukuran sesuai lingkaran tabung untuk di tempelkan pada tepi atas dan bawag tabung.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa siswa SD Negeri 87 Kota Bengkulu telah
menunjukkan kreativitas karena sesuai dengan pernyataan Sumanto (2011: 27) bahwa pendidikan
seni merupakan salah satu komponen dalam kurikulum yang berorientasi pada proses berpikir
kreatif yang dapat mencerdaskan siswa.

Hasil Karya Seni Finger Painting


Pada penelitian ini siswa menghasilkan 26 karya seni menggambar dekoratif benda 3D dengan
memanfaatkan barang bekas yang berbentuk tabung. Karya tersebut dalam proses pembuatan
tabungnya sama, walaupun dalam proses mendesain, hingga pewarnaan secara berkelompok tetapi
pada saat membuat dekorasinya berdasarkan ide dan keterampilan serta imajinasi dari masing-
masing siswa. Berdasarkan pengamatan bahwa hasil karya dari masing-masing siswa bisa dilihat
dari unsur-unsur dan prinsip-prinsip seni rupa yang ada sesuai dengan dokumentasi hasil karya dan
berpatokan pada pedoman pembahasan hasil karya, maka dapat diuraian hasil karya dari masing-
masing anggota kelompok berdasarkan prinsip-prinsip dan unsur-unsur seni rupa. Secara
keseluruhan, karya yang telah dihasilkan oleh siswa sudah memiliki nilai keindahan dan daya tarik
tersendiri. Karya tersebut mencerminkan keterampilan dan kreativitas yang dimiliki siswa. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sumanto (2011: 27) bahwa pendidikan seni merupakan salah satu

5| Jurnal Riset Pendidikan Dasar


Indah Rahmi.F., Hasnawati., Dwi Anggraini.

komponen dalam kurikulum yang berorientasi pada proses berpikir kreatif yang dapat
mencerdaskan siswa.

Karya yang dibuat oleh siswa kelas V A SDN 87 Kota Bengkulu dapat dilihat unsur dan prinsip
seni rupa yang membentuknya. Penerapan unsur dan prinsip seni rupa yang tepat maka dapat
menghasilkan karya yang memiliki nilai keindahan. Adapun unsur-unsur yang dilihat dalam karya
sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan oleh Herawati dan Iriaji (1999: 105-112) unsur-
unsur dasar karya seni rupa antara titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur dan gelap terang.
Sedangkan prinsip-prinsip seni rupa yang dilihat berdasarkan pendapat Kamaril (2006: 3.21-3.27)
meliputi prinsip kesatuan, keseimbangan, irama, proporsi, penekanan dan keserasian.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pembuatan karya seni menggambar dekoratif benda
3D dengan memanfaatkan barang bekas (studi deskriptif pada mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan kelas V A SDN 87 kota bengkulu, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan karya seni mengambar dekoratif benda 3D dengan memanfaatkan barang
bekas yang dibuat oleh siswa kelas V A SDN 87 Kota Bengkulu. Yang dilakukan oleh 26
siswa dalam 4 kelompok yang dimulai dari persiapan dan langkah kerja. Persiapan dimulai
dengan mempersiapkan alat dan bahan pembuatan karya seperti pensil, penggaris,
penghapus, kuas dan barang bekas (kardus bekas) serta cat sebagai pewarnanya. Dilanjutkan
dengan langkah pembuatan benda 3D dari bahas kardus bekas dengan bentuk tabung, lalu
mendesain motif gambar bebas sesuai keinginan dan imajinasi siswa, serta yang terakhir
pewarnaan. Keempat kelompok telah melakukan setiap persiapan dan langkah pembuatan
karya seni menggambar dekoratif benda 3D. Namun, masih terdapat sedikit kendala disetiap
kelompoknya seperti dalam proses menggambar siswa sedikit kesulitan dengan permukaan
kardus yang tidak rata (bergelombang) dan juga saat proses pewarnaan karena seringnya
ingin menggunakan warna yang sama serentak.
2. Hasil karya yang dibuat oleh siswa kelas V A SDN 87 Kota Bengkulu terlihat unsur-unsur
dan prinsip-prinsip seni rupa. Unsur-unsur yang terlihat dalam 26 karya tersebut adalah titik
dan bintik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur dan gelap terang. Prinsip-prinsip yang
terlihat dalam setiap karya meliputi kesatuan, keseimbangan, irama, penekanan, proporsi dan
keserasian. Dari hasil karya seni menggambar dekoratif pada benda 3D dengan
memanfaatkan barang bekas yang dibuat siswa telah menunjukkan bahwa siswa telah
memiliki daya kreativitas yang baik. Siswa telah mampu menuangkan ide ke dalam suatu
karya yang belum pernah mereka buat sebelumnya.

Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian tentang pembuatan karya seni menggambar dekoratif benda 3D
dengan memanfaatkan barang bekas dalam mata pelajaran SBK Kelas V A SDN 87 Kota
Bengkulu, maka disarankan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam proses mendesain motif dengan menggunakan pensil disarankan untuk
menebalkan hasil gambar agar gambar yang telah didesain tidak mudah tertutup oleh
cat pewarna dan membantu proses pewarnaan.
2. Pada saat proses pewarnaan disarankan untuk kuas yang diberikan untuk 1 warna lebih
dari 1 kuas supaya siswa tidak terlalu lama menghabiskan waktu menunggu teman
untuk menggunakan warna yang sama.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menjelaskan manfaat dari pembuatan
karya lebih sebagai benda yang memiliki nilai jual dan dapat membuat karya seni
menggambar dekoratif dengan menggunakan benda-benda yang lain yang merupakan
benda tiga dimensi yang permukaannya datar.

Referensi

Herawati, I, dan Iriaji, (1997). Pendidikan kesenian. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan
Kamaril, C, dkk. (2006). Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan. Jakarta: Universitas Terbuka.

6| Jurnal Riset Pendidikan Dasar


Indah Rahmi.F., Hasnawati., Dwi Anggraini.

Komara, E. (2014). Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: PT Rafika Aditama.


Sumanto. (2011). Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar. Malang: FKIP Universitas Negeri
Malang.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.
________. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Susanto, A., (2013), Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.

Winarni, E. W.,(2018). Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Jakarta: BUMI AKSARA.

7| Jurnal Riset Pendidikan Dasar

You might also like