Revisi Author - 4 Sept 2023

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

Biaya Agensi dan Kinerja Perusahaan IDX 30

ABSTRACT

This study aims to investigate the level of agency costs in companies in high and low value companies
listed on the IDX during the Covid 19 pandemic, and then to analyze the effect of corporate governan
ce and debt on firm performance mediated by agency cost variables.
The average EXPR and AUR values are used in this research as the basis for determining high or low
agency costs in the IDX 30 Indonesia companies. Partial least squares structural equation modelling
(PLS-SEM) analysis is used to analyze the effect of corporate governance and debt on firm performan
ce mediated by agency cost variables.
The results indicate that the average agency costs in IDX 30 companies are low. Corporate governan
ce (CG) significantly affects the level of agency costs and company performance. While the direct effe
ct of debt on company performance is not significant, its effect on company performance mediated by
low agency costs shows a significant relationship. This means that IDX 30 corporate governance is a
ble to limit company managers’ policies to achieve their personal interests, while short-term compan
y debt also makes managers more careful in using cash, as the company has to pay debt interest.

Keywords: agency costs, corporate governance, firm performance, short-term debt

Abstrak

Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis tingkat biaya agensi pada perusahaan yang listing di
IDX bernilai tinggi atau rendah selama masa pandemic covid 19, dan selanjutnya menganalisi
s pengaruh corporate governance dan hutang terhadap kinerja perusahaan yang di mediasi ole
h variable biaya agensi.
Pada penelitian ini nilai rata-rata EXPR dan AUR di gunakan sebagai dasar penentuan tinggi
atau rendah biaya agensi pada perusahan IDX 30 Indonesia. Analisis Structural Equation Mo
del (SEM) PLS digunakan untuk menganalisis pengaruh corporate governance dan hutang ter
hadap kinerja perusahaan yang dimediasi oleh variable biaya agensi.
Hasil penelitian mengindikasikan rata-rata biaya agensi pada Perusahaan IDX 30 bernilai ren
dah. CG mempengaruhi rendahnya biaya agensi (low ageny cost) dan kinerja perusahaan seca
ra signifikan. Sedangkan pengaruh langsung hutang terhadap kinerja perusahaaan tidaklah sig
nifikan, akan tetapi pengaruh hutang terhadap kinerja perusahaan yang di mediasi oleh low ag
ency cost (biaya agensi yanag rendah) menunjukkan hubungan yang signifikan. Ini berarti Co
rporate Governance IDX 30 telah mampu membatasi kebijakan manajer perusahaan dalam pe
ngeksploitasian kepentingan pribadinya, dan struktur hutang jangka pendek pada perusahaan
juga mampu menjadikan manajer lebih berhati-hati dalam penggunaan kas, karena perusahaa
n harus membayar beban bunga hutang.

Kata Kunci: biaya keagenan, kinerja perusahaan, tata kelola perusahaan, hutang jangka pendek

Pendahuluan

Pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit korona virus 2019 di seluruh
dunia yang menyebabkan beberapa negara mengambil tindakan lockdown. Pandemi ini
menyebabkan perekonomian dunia memburuk, karena segala aktivitas di batasi, sehingga

1
ramalan-ramalan yang berisiko tinggi bagi kelangsungan usahanya juga muncul, dikarenakan
jumlah alokasi anggaran biaya perawatan kesehatan yang sangat besar. Pandemi ini membuat
dunia saat ini berhadapan dengan ketidakpastian dari segi sosial dan politik yang berimbas
pada krisis ekonomi secara global. Menurut Baker et al. (2020), analisis kebijakan usaha yang
mempertimbangkan pengaruh Covid 19 merupakan hal yang sangat penting bagi si
pengambil kebijakan, karena krisis telah berlangsung dengan cepat.
Apapun situasi perekonomian dunia, tujuan investor berinvestasi dalam bentuk saham adalah
untuk mendapat return (pengembalian). Ekspektasi return yang tinggi adalah sasaran utama
investor, oleh karena itu, perusahaan yang listing di bursa efek harus mampu memberikan
gambaran ekpektasi return yang tinggi pada perusahaannya di tengah kondisi pandemi covid
ini. Pada bursa efek Indonesia (IDX), terdapat indeks perusahaan yang terdaftar pada IDX30.
Indeks IDX30 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki
likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan
yang baik. IDX 30 saham yang masuk di dalamnya itu berasal dari saham LQ45, yang
mulanya total saham dalam daftar indeks LQ45, kemudian digolongkan lagi melalui
spesifikasi yang ketat hingga menjadi 30. Likuiditas dari saham pada index IDX30 lebih
tinggi dibandingkan LQ45. LQ45 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham
yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental
perusahaan yang terbaik (Natalie, 2021).
Selama masa pandemi ini ada perusahaan yang tetap bertahan pada indeks IDX30, ada
perusahaan yang tidak terdaftar lagi pada IDX30 maupun perusahaan yang baru terdaftar
pada IDX30. Fenomena ini menjadikan pembahasan untuk teori keageanan (agency theory)
dan stewardship theory, dimana ditengah kondisi pandemi covid ini, sebagian besar
perusahaan yang telah terdaftar pada indeks IDX30 masih dapat bertahan, bahkan ada
beberapa perusahaan yang sebelum masa Pandemi ini tidak termasuk list IDX30 menjadi
perusahaan yang terdaftar pada indeks IDX30.
Agency theory dan stewardship theory sama-sama membahas hubungan dua pihak, yaitu
pihak principal (pemilik) dan steward (manajer/agen). Bedanya, pada agency teory, manajer
berperilaku untuk kepentingan dirinya sendiri, sedangkan pada stewardship teory manajer
berperilaku sesuai dengan kepentingan principal. Pada teori keagenan, manajer akan berlaku
self interest (mementingkan kepentingan dirinya) yang mungkin akan bertentangan dengan
kepentingan principal. Akan tetapi pada stewardship teori, menempatkan manajer bukanlah
sebagai agen yang mengambil kesempatan, namun sebaliknya manajer perusahaan sebagai
pelaksana (steward) yang baik bagi perusahaan. Pihak manajer bersikap sesuai kepentingan
principal dan percaya bahwa dengan bekerja memajukan perusahaan maka kebutuhan
personal manajer akan terpenuhi (Bronson et al., 2009).
Implikasi teori agensi, dapat menggunakan indikator rasio beban dan rasio penggunaan aset.
Rasio beban mengukur ketidakefisienan manajer dalam mengontrol biaya operasional,
tingginya rasio beban berarti tingginya biaya agensi. Rasio penggunaan aset mengukur
efektivitas manajemen perusahaan dalam menggunakan aset. Rasio aset yang rendah berarti
adanya biaya agensi yang terjadi pada perusahaan, rendahnya rasio penggunaan aset ini
mengindikasikan adanya biaya agensi yang terjadi pada perusahaan, dalam arti aset tidak
sepenuhnya digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Maka, rasio beban di atas
median mengindikasikan biaya agensi yang tinggi sedangkan rasio penggunaan aset di bawah
median mengindikasikan biaya agensi yang tinggi (Ang et al., (2000), McKnight & Weir
(2009), dan Pantzalis & Park. (2013)). Rasio beban dan rasio asset yang terjadi tidak
sebagaimana mestinya akan berpengaruh negatif pada kinerja, yang juga berdampak pada
turunnya harga saham perusahaan yang berarti akan menurunkan return (pengembalian)
investor.
Beberapa mekanisme corporate governance dapat mengurangi biaya agensi. Keseimbangan

2
proporsi non eksekutif direktur dengan eksekutif direktur dalam mekanisme tata kelola dapat
membatasi kebijakan manajer dalam pengekspolitasian pengawasan dan melindungi reputasi
mereka sendiri sebagai pengambil keputusan yang independen (Florackis, 2008). Jika dalam
suatu perusahaan terdapat free cash flow dalam jumlah berlebih, menyebabkan
kecenderungan manajemen menggunakan sumber daya perusahaan untuk tujuan pribadi yang
tidak meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Kebijakan perusahaan untuk melakukan aksi
pembayaran dividen kepada para investor (prinsipal) dapat meminimumkan biaya agensi.
Perusahaan dapat meminimalkan biaya yang timbul oleh informasi asimetri dan insentif yang
tidak selaras dengan mengoptimalkan kebijakan hutang (Leland,1998; Vo & Nguyen, 2014).
Menurut Florackis (2008); (McKnight & Weir, 2009); (Canarella & Miller, n.d.) biaya
agensi yang tinggi sering terjadi pada perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi,
dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah. Penelitian yang telah
dilakukan oleh (Allam, 2018) pada perusahaan yang listing bursa efek di negara UK,
menunjukkan jumlah corporate governance yang besar dapat mengurangi biaya keagenan
dan meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian Hoang et al., (2019) menunjukkan adanya
pengaruh negatif biaya agensi terhadap kinerja perusahaan, dimana variable hutang dapat
meminimumkan biaya agensi yang terjadi. Hasil penelitian Allam (2018) dan Huang (2019)
ini dilakukan bukan pada saat terjadinya kondisi pergolakan lingkungan, pada penelitian ini
penulis menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi biaya agensi dan implikasinya
terhadap kinerja keuangan perusahaan selama masa Covid 19, dengan tahapan penelitiannya
sebagai berikut:
1. Menganalisis seberapa besar biaya agensi yang terjadi pada perusahaan yang terindeks
dalam IDX30 selama masa pandemi covid 19
2. Menganalisis sebagian besar perusahaan IDX 30 bernilai biaya agensi tinggi atau
rendah. Jumlah kecendrungan biaya agensi yang rendah ataupun tinggi yang terjadi
pada IDX 30, maka akan menjadi sampel pada penelitian ini
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi biaya agensi serta pengaruhnya
terhadap kinerja perusahaan yang terindeks dalam IDX30 selama masa pandemi covid
19.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan rekomendasi bagi perusahaan-
perusahaan dalam tata kelola perusahaan dan manajemen hutang dengan mempertimbangkan
biaya agensi yang terjadi pada perusahaan yang listing di bursa efek Jakarta agar dapat
termasuk dalam list perusahaan IDX30, ataupun list lainnya yang menjadi sasaran investor
dalam membeli saham, seperti LQ 45, IDX 80 dan lainnya, yang memiliki tingkat likuiditas
tinggi. Saat ini perusahaan yang likuiditas tertinggi di Bursa Efek Indonesia dikatagorikan ke
dalam IDX30. Di samping itu, karena penelitian ini di lakukan di masa pandemic Covid-19,
maka masil penelitian ini dapat di jadikan rekomendasi pada saat perusahaan menjalankan
kegiatan operasional di tengah pergolakan lingkungan (turbunlency environment) di suatu
saat nanti, karena di tengah pandemic ini banyak terdapat beberapa perusahaan yang
sebelumnya tidak termasuk dalam list IDX 30, namun saat terjadi pendemic ini termasuk
dalam list IDX30 Bagaimanapun kondisi lingkungan, bursa efek pada suatu negara sangat
berperan dalam menjalankan perekonomian suatu negara sebagai fungsi keuangan dan
perekonomian suatu negara.

Reviu Literatur dan Hipotesis

Agency Teory dan Stewardship Teory


Teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah teori agensi. Permasalahan
keagenan yang terjadi di dalam perusahaan dapat diatasi dengan diterapkannya Corporate
Governance. CG dalam hal ini berperan penting dimana pengelolaan perusahaan dalam

3
pengawasan dan pengendalian untuk memastikan bahwa pengelolaan perusahaan dilakukan
dengan kepatuhan atas berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Bagi pemegang
saham, CG memberikan jaminan bahwa dana yang diinvestasikan pada perusahaan dikelola
dengan baik dan akan memberikan returns yang memadai yang sering di sebut stewardship
teori (Donaldson & Davis, 1991). Upaya tersebut tentunya akan menimbulkan biaya
keagenan yang harus dikeluarkan perusahaan sehingga biaya untuk mengurangi kerugian
karena ketidakpatuhan setara dengan peningkatan biaya enforcement-nya (Leland, 1998) dan
(Jensen & Meckling, 1976).
Dua alternatif rasio untuk proksi biaya agensi yang dapat digunakan (Ang & et al, 2000):
1. Rasio beban, yaitu beban operasi yang dibagi dengan total penjualan tahunan.
Jika rasio beban ini mengukur ketidakefisienan pengontrolan biaya operasi oleh pihak
manajerial, rasio yang tinggi (merupakan indikator operasi yang tidak efisien) yang
dihubungkan dengan biaya agensi yang tinggi. Rasio beban diatas median
mengidikasikan biaya agensi yang tinggi terjadi pada perusahaan.
2. Rasio penggunaan asset, yaitu: total penjualan tahunan dibagi dengan total asset.
Rasio ini mengukur sejauh mana keefektifan manajemen perusahaan menggunakan
asset. Ketika total penjualan perusahaan rendah terhadap total asset, ini berarti
manajer tidak efisien dengan keputusan investasinya, adanya pemberian bonus untuk
para eksekutif dan lain-lain.
Hasil penelitian Linda et al., (2020), ringkasan statistik deskritif perusahaan manufaktur dari
111 sampel rata-rata biaya agensi yang diukur dengan indikator rasio beban (EXPR) dari 111
sampel penelitian terdapat 82 perusahan dengan tingkat biaya agensi yang tinggi. Apabila
menggunakan rasio pengunaan asset (AUR) terdapat 78 perusahaan yang mengindikasikan
tingginya biaya agensi.
Biaya agensi yang tinggi sering terjadi pada perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi,
dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah (Florackis, 2008;
McKnight & Weir, 2009). Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi dapat diukur
dengan indikator Tobin’s Q. Nilai Tobin’s Q perusahaan lebih besar dari 1 mengindikasikan
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi. Hasil penelitian Reza (2014), rata-rata nilai
Tobin’s Q pada perusahaan LQ 45 adalah 6 yang berarti perusahaan LQ45 memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi, yang menurut teori berarti memiliki biaya agensi yang tinggi, namun di
satu sisi perusahaan IDX 30 yang merupakan bagian LQ45 mampu memberikan kepercayaan
kepada investor.
H1: Biaya agensi pada perusahaan IDX30 bernilai tinggi

Pengaruh Corporate Governance (CG) Terhadap Biaya Agensi


Good Corporate Governance atau sering disingkat GCG adalah suatu praktik pengelolaan
perusahaan secara amanah dan prudensial dengan mempertimbangkan keseimbangan
pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders. Dengan implementasi GCG, maka pengelolaan
sumber daya perusahaan diharapkan menjadi efisien, efektif, ekonomis dan produktif dengan
selalu berorientasi pada tujuan perusahaan dan memperhatikan stakeholder approach.
Mekanisme Corporate Governance (CG) mengukur tata kelola perusahaan internal dan
eksternal, dimana dewan komisaris independent, dewan direksi, kepemimpinan dewan ganda
(dual board leadership), konsentrasi kepemilikan sebagai ukuran CG internal dan pembiayaa
n utang (debt financing) dan persaingan pasar produk sebagai ukuran CG eksternal (Guluma,
2021), ( Hapsari et al., 2019). Tata kelola perusahaan mengacu pada mekanisme perusahaan
agar dikelola dengan baik oleh penyelenggara yang professional agar mendapatkan
keuntungan juga bagi pihak penyedia modal sebagai pengebalian investasinya yang dapat
mengurangi agency problem (Liang et al., 2020)

4
Disamping itu, salah satu pemicu utama yang menyebabkan munculnya agency problem
adalah dimilikinya free cash flow (FCF) yang substantif dalam perusahaan. Jika dalam suatu
perusahaan terdapat free cash flow dalam jumlah berlebih, menyebabkan kecenderungan
manajemen menggunakan sumber daya perusahaan untuk tujuan pribadi yang tidak
meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Kebijakan perusahaan untuk melakukan aksi
pembayaran dividen kepada para investor (prinsipal) dapat meminimumkan biaya agensi.
Perusahaan dapat meminimalkan biaya yang timbul oleh informasi asimetri dan insentif yang
tidak selaras dengan mengoptimalkan kebijakan hutang dan pembayaran dividen ((Jensen,
1993; Vo & Nguyen, 2014).
H2: Corporate Governance berpengaruh pada biaya agensi

Pengaruh Hutang terhadap Biaya Agensi


Disamping ukuran dan komposisi dewan perusahaan, struktur hutang dapat berperan sebagai
alat monitoring biaya agensi. Jensen & Meckling (1976) berpendapat, bahwa hutang
berpengaruh penting terhadap biaya agensi. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi
akan lebih terkontrol oleh pihak debitur dan karenanya pihak manajer hanya memiliki
kesempatan kecil untuk melakukan aktivitas yang tidak bernilai. Menurut McConnell &
Servaes (1995), meningkatnya proporsi hutang akan menambah risiko investasi usaha dalam
menutupi pembayaran bunga. Oleh karena itu, pembayaran bunga yang besar karena
besarnya pinjaman hutang akan memperbaiki pengawasan dan karenanya akan mengurangi
biaya agensi. Menurut Myers (1977), hutang jangka pendek lebih efektif dibandingkan
hutang jangka panjang dalam mengurangi ekspektasi biaya pada problem kekurangan
investasi, yang juga akan mengurangi ekspektasi biaya agensi antara pihak investor dan
kreditor. Sejalan dengan pendapat Ang et al., (2000), utang bank dapat menciptakan
eskternalitas positif dalam bentuk biaya agensi yang lebih rendah.
H3: Hutang berpengaruh terhadap biaya agensi

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan


Mekanisme penerapan CG sebagai faktor yang penting kesuksesan perusahaan yang dapat
meningkatkan kinerja perusahaan sekaligus akan membantu stakeholder dalam menentukan
ke perusahaan mana yang baik untuk menanamkan modalnya. Mekanisme CG yang telah
berjalan dengan semestinya diyakini akan dapat mengarahkan pada kelangsungan hidup dan
pertumbuhan perusahaan yang memberikan nilai bagi stakeholders dan shareholders (Gupta
& Sharma, 2014).
Hasil penelitian Hapsari et al., 2019 menunjukkan dewan komisaris tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan, sedangkan dewan direksi dan komite audit berpengaruh terhadap
kinerja keuangan. Di satu sisi terdapat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa corporate
governance mempunyai pengaruh yang sangat kecil terhadap kinerja perusahaan, yang
disebabkan karena ketidakpatuhan dewan akan praktik tata kelola dan ketidakpercayaan
investor kepada perusahaan di karenakan minimnya pengungkapan informasi oleh para
dewan. (Guluma, 2021)
H4: Corporate Governance berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

Pengaruh Hutang Terhadap Kinerja Perusahaan


Usaha perusahaan untuk meningkatkan kinerja dapat dengan melakukan eskpansi usahanya.
Ekspansi usaha ini berarti membutuhkan modal yang besar, untuk mendapatkan modal ini
dapat bersumber dari laba ditahan, mengeluarkan surat hutang ataupun mengeluarkan saham.
Akan tetapi, perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan lebih terkontrol oleh pihak
debitur yang menjadikan manajer terbatas unutk melakukan aktivitas yang tidak menambah
nilai ekonomis perusahaan sehingga dapat mengurangi terjadinya biaya agensi yang

5
berdampak positif pada kenaikan kinerja perusahaan (Myers, 1977). Sebaliknya penelitian
Hoang et al., (2019), terlalu banyak hutang mengakibatkan beban yang begitu besar dalam
pelunasan beban bunga sehingga perusahaan tidak bisa mendapatkan manfaat dari perisai
pajak, yang dapat menyebabkan pengurangan profitabilitas perusahaan.
H5: Hutang berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

Pengaruh Biaya Agensi Terhadap Kinerja Perusahaan


Adanya pemisahan pengendalian pada semua perusahaan yang listing di bursa efek menuntut
pelaksanaan GCG secara maksimal. Pelaksanaan CG yang tidak sebagaimana mestinya akan
meningkatkan biaya agensi dan inefisiensi ekonomi pada perusahaan yang disebabkan karena
manajer menggunakan sumberdaya perusahaan secara eksploitatif untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri yang memungkinkan terjadinya moral hazard sehingga menyebabkan
ketidakstabilan kinerja perusahaan. Biaya agensi yang timbul dapat berupa monitoring cos
t, bonding cost, dan residual losses (Abubakar Nuhu et al., 2020; Jensen et al., 19
76; Yustika., 2011; Nurul Fadhilah, Fauziah, Syafruddin, 2013)
H6: Biaya agensi berpengaruh pada kinerja perusahaan

Pengaruh Corporate Governance dan Hutang Terhadap Kinerja Perusahaan di


Mediasi Oleh Variabel Intervening Biaya Agensi
Permasalahan biaya agensi dapat diminimumkan dengan pelaksanaan GCG. Perusahaan
dengan CG yang lemah memiliki masalah keagenan yang besar, dimana dewan direksi
perusahaannya sering menerima kompensasi yang lebih besar secara tidak lazim yang
berakibat buruk pada kinerja perusahaan. Kompensasi dewan direksi ini (CEO) sebagai
matriks untuk menilai efektifitas tata kelola perusahaan, matriks kompensasi ini adalah
kebijakan CEO yang dapat diamati sebagai perdebatan keefektifan dewan direksi. Komposisi
dewan direksi, dewan komisaris dan komite audit dapat meminimumkan biaya kompensasi
sehingga berdampak positif pada kinerja perusahaan (D’Mello et al., 2018) & (Core et al.,
1999).
Mekanisme corporate governance juga termasuk didalamnya struktur hutang, yang dapat
berperan sebagai alat monitoring biaya agensi. Sejalan dengan pendapat Jensen & Meckling
(1976), bahwa hutang berpengaruh penting terhadap biaya agensi. Perusahaan dengan tingkat
hutang yang tinggi akan lebih terkontrol oleh pihak debitur dan karenanya pihak manajer
hanya memiliki kesempatan kecil untuk melakukan aktivitas yang tidak bernilai. Menurut
McConnell & Servaes (1995), meningkatnya proporsi hutang akan menambah risiko investasi
usaha dalam menutupi pembayaran bunga. Oleh karena itu, pembayaran bunga yang besar
karena besarnya pinjaman hutang akan memperbaiki pengawasan dan karenanya akan
mengurangi biaya agensi. Menurut Myers (1977), hutang jangka pendek lebih efektif
dibandingkan hutang jangka panjang dalam mengurangi ekspektasi biaya pada problem
kekurangan investasi, yang juga akan mengurangi ekspektasi biaya agensi antara pihak
investor dan kreditor. Sejalan dengan pendapat Ang et al., (2000), utang bank dapat
menciptakan eskternalitas positif dalam bentuk biaya agensi yang lebih rendah.
H7: Hubungan antara corporate governance dengan kinerja perusahaan di mediasi oleh biaya
agensi
H8: Hubungan antara hutang dengan kinerja perusahaan di mediasi oleh biaya agensi

Rerangka Konseptual
Rerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

6
Gambar 1 Rerangka Konseptual

Metode Penelitian

Ruang lingkup, Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi pada penelitian ini ialah perusahaan yang terindeks secara konsisten pada IDX 30 di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2019-2022. Seluruh populasi dalam penelitian ini
dijadikan sampel penelitian. Data pada penelitian ini adalah laporan interim perusahaan yang
terdaftar pada IDX 30. Total populasi pada penelitian ini sebanyak 330.

Tabel 1 Kriteria Populasi


N Kriteria Populasi Jumlah
o
1 Perusahaan yang terdaftar pada IDX 30 30 Perusahaan
2 Masa pengamatan laporan keuangan interim 11 Kwartal
3 Total populasi yang dijadikan sampel 330 data

Dimana BEI pada tahun 2019-2022 mengeluarkan pengumuman perusahaan yang listing di
IDX 30 sebagai berikut:
1. Daftar saham Indeks IDX30 priode Mei 2019 – Juli 2019
2. Daftar saham Indeks IDX30 priode Feb 2020 – Juli 2020
3. Daftar saham Indeks IDX30 priode Mei 2020 – Juli 2020
4. Daftar saham Indeks IDX30 priode Agustus 2020 – Januari 2021
5. Daftar saham Indeks IDX30 priode November 2020 – Januari 2021
6. Daftar saham Indeks IDX30 priode Februari 2021 – Juli 2021.
7. Daftar saham Indeks IDX30 priode Mei 2021 – Juli 2021
8. Daftar saham Indeks IDX30 priode Agustus 2021- Januari 2022
9. Daftar saham Indeks IDX30 priode September 2021 – Januari 2022
Laporan keuangan kwartal di gunakan pada penelitian ini yang di unduh pada wesite BEI
Indonesia dengan rincian kwartal:
a. Januari, Februari, Maret = Q1
b. April, Mei, Juni = Q2
c. Juli, Agustus, September = Q3
d. Oktober, November, Desemer= Q4

7
Pada penelitian mengambil data dari kwartal Q3 tahun 2019 sampai dengan Kwartal Q1
tahun 2022 maka total 11 kwartal
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari www.idx.co.id berupa
laporan keuangan kwartal selama kwartal ke tiga tahun 2019 sampai dengan kwartal pertama
tahun 2022.

Analisa Data dan Pengukuran Variabel


Analisis data menggunakan Struktural Equation Model–PLS dengan variabel penelitian
didasarkan pada penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2 Variabel dan Pengukuran


Variabel Pengukuran
Komposisi Suatu praktik pengelolaan perusahaan secara amanah dan prudensial dengan
Dewan mempertimbangkan keseimbangan pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders.
1. Rasio dewan komisaris, yaitu komisaris independen perusahaan/ jumlah dewan
direksi (manajer) perusahaan. Rasio ini merujuk pada penelitian (Baatwah et al.,
2020; Pantzalis & Park, 2014)
2. Jumlah komite audit, yaitu jumlah komite audit/ 3, karena minimal komite audit
dalam suatu perusahaan 3 orang (Salinan Peraturan OJK NOMOR 55
/POJK.04/2015; Duc dan Thuy, 2013)
3. Dewan direksi, yang diukur dengan rasio total direksi bagi total dewan pada suatu
perusahaan. Dewan direksi dalam perusahaan mempunyai peranan utama dalam
menjalankan tata kelola di perusahaannya yaitu penentuan kebijakan perusahaan
serta melakukan pengamanan untuk investor dalam periode waktu ke depan Pada
penelitian ini non eksekutif direktur adalah total dewan komisaris dibagi total dewan
(Mc Knight dan Weir,2009), (Baatwah et al., 2020) (Gupta & Sharma, 2014)

Hutang Rasio total hutang jangka pendek/ total hutang


(Florackis, 2008); Florackis & Ozkan (2009); (D’Mello et al., 2018)

Biaya Agensi Konsep yang mengacu pada biaya yang terkait dengan hubungan anatara principal dan
agent (Ang et al., 2000 dan Luo et al., 2018 ; Lanka, 2022; Anh Huu Nguyen, 2020;
Agarwal & Singh, 2020;
- Rasio beban, yaitu beban operasi yang dibagi dengan total penjualan tahunan. Jika
rasio beban ini mengukur ketidakefisienan pengontrolan biaya operasi oleh pihak
manajerial, rasio yang tinggi (merupakan indikator operasi yang tidak efisien) yang
dihubungkan dengan biaya agensi yang tinggi).
Rasio beban ini dirumuskan dengan
EXPRi , t = OperatingExpens e
i ,t
Sale s i ,t

- Rasio penggunaan aset, yaitu: total penjualan tahunan dibagi dengan total aset. Rasio

ini mengukur sejauh mana keefektifan manajemen perusahaan menggunakan aset.

Ketika total penjualan perusahaan rendah terhadap total aset, ini berarti manajer

tidak efisien dengan keputusan investasinya, bonus bagi para eksekutif dan lain-lain.
Rasio penggunaan aset ini dapat dirumuskan dengan
Salesi, t
AUR i , t =
TotalAsset i , t

8
Kinerja Potensi dan kemampuan bisnis untuk secara efisien memanfaatkan sumber daya yang
Perusahaan tersedia untuk encapai target sesuai dengan rencana yang di tetapkan perusahaan,
dengan memperhatikan relevansinya bagi pengguna
- ROA
- ROE
(Farrell & Gallagher, 2015 ; Rashid, 2017)

Hasil dan Pembahasan


Statistik Deskriptif Populasi Penelitian
Berdasarkan kriteria populasi untuk masa pengamatan triwulan ke tiga tahun 2019 sampai
dengan triwulan pertama tahun 2022, terdapat 330 data perusahaan. Untuk menentukan
apakah sampel pada penelitian ini merupakan biaya agensi rendah ataupun tinggi, yang
didasarkan pada nilai median.
Berdasarkan kriteria populasi untuk masa pengamatan triwulan ke tiga tahun 2019 sampai
dengan triwulan pertama tahun 2022, terdapat 330 data perusahaan. Untuk menentukan
apakah biaya agensi pada perusahaan yang listing di IDX 30 BEI bernilai rendah ataupun
tinggi dapat menggunakan analisa statistik deskriptif (Pantzalis & Park, 2014). Berdasarkan
hasil statistik deskriptif pada table 3 nilai median EXPR adalah 0.19 dan nilai median AUR
0.476.
Tabel 4 Statistik Deskriptif Populasi Penelitian
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
EXPR 330 0.00 0.98 0.1979 41.42264
AUR 330 0.01 2.09 0.4574 53.20106
Valid N (listwise) 300

Hasil penelitian Anh Huu Nguyen (2020), rata-rata EXPR bernilai 2.56 yang mengindikasikan
biaya agensi tinggi. Pada penelitian ini rata-rata EXPR bernilai 0.198 yang berarti rata-rata
biaya agensi pada perusahaan IDX 30 bernilai rendah. Pada penelitian Agarwal & Singh
(2020), rasio penggunaan asset menunjukkan nilai 0.132 yang mengindikasikan nilai tinggi,
pada penelitian ini rasio penggunaan aset (AUR) bernilai 0.4574 dan sebagian besar
perusahaan bernilai AUR di atas 0.4574 yang mengindikasikan penggunaan aset yang efisien
yang berarti biaya agensi rendah.
Pada penelitian ini pengukuran tinggi rendahnya biaya agensi didasarkan pada nilai median,
dimana rasio beban di atas median mengindikasikan biaya agensi yang tinggi sedangkan
rasio penggunaan aset di bawah median mengindikasikan biaya agensi yang tinggi (Ang & et
al, 2000); (Pantzalis & Park, 2014). Rata-rata perusahaan IDX 30 bernilai dibawah median
untuk rasio beban (EXPR), dan bernilai di atas median untuk rasio penggunaan Aset (AUR),
oleh karenanya H1 di tolak.
Berdasarkan data yang telah diinput diperoleh informasi sebagian perusahaan IDX bernilai
biaya agensi yang rendah oleh karenanya H1 di tolak. Rendahnya biaya agensi pada
perusahaan IDX 30 berarti minimya tiga jenis biaya agensi tersebut terjadi. Biaya keagenan
terjadi karena hubungan kontraktual yang tidak lengkap antara pemegang saham (principal)
dan manager (agen). Menurut Ross (1973); Jensen & Meckling (1976); Jensen (1986);
Bernanke & Gertler (1989); Leland (1998), biaya agensi mencakup tiga jenis biaya, yaitu:
1. Biaya yang dikeluarkan oleh pemilik untuk memantau aktivitas agen, termasuk biaya
pemeriksaan, pemecatan agen, atau kontrak mengikuti kontrak kompensasi agen.
2. Biaya pengeluaran ikatan untuk menciptakan mekanisme untuk memastikan bahwa
pemilik akan diberi kompensasi yang cukup ketika agen melakukan kegiatan yang
menyebabkan kerusakan pada keuntungan mereka.
3. Biaya kerugian residual, adalah biaya relevan yang timbul karena konflik kepentingan

9
antara prinsipal dan agen.
Relatif rendahnya biaya agensi pada perusahaan IDX30 mengindikasikan sifat manajer (agen)
pada perusahaan IDX30 yang dapat dipercaya, sesuai dengan teori stewardship, manajer
mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap
pihak lain, khususnya principal.

Statistik Deskriptif Sampel Penelitian


Selanjutnya peneliti mengambil perusahan yang konsisten listing di IDX 30 selama masa
pengamatan, sehingga di dapat 18 perusahaan, dari 18 perusahaan ini terdapat 15 perusahaan
yang bernilai biaya agensi rendah. Dari 15 perusahaan ini:
1. Terdapat 13 perusahaan dengan biaya agensi rendah yang diproksikan dengan rasio
beban EXPR
2. Terdapat 9 perusahaan dengan biaya agensi rendah yang diproksikan dengan rasio
aset AUR.
Tabel deskriptif statistik untuk sampel penelitian 15 (15 x 11 masa pengamatan, diperoleh
165) perusahaan IDX 30 yang selalu listing di masa pengamatan ini dapat dilihat pada Tabel
5.

Tabel 5 Statistik Deskriptif Sampel Penelitian

Rasio Rasio rasio


Dewan Komite Dewan
n Sampel komisaris audit Direksi DEBT EXPR AUR ROA
Max 165 1.00 1.33 0.83 0.92 0.43 2.08 0.27
Min 165 0.17 0.67 0.29 0.00 0.00 0.22 0.00
Mean 165 0.35 0.99 0.54 0.51 0.11 0.56 0.06

Pada Tabel 5, n sampel sebanyak 165 di peroleh dari 15 perusahaan IDX 30 yang listing di
BEI selama 11 kwartal yang dimulai dari kwartal ke-3 tahun 2019 sd kwartal ke-1 tahun
2022. Nilai biaya agensi untuk proxy EXPR yang paling tinggi berada pada nilai 0,43
sedangkan nilai minimum 0.00. Nilai EXPR yang rendah berarti manajemen perusahaan
mampu mengontrol ketidakefisienan biaya operasi. Rasio EXPR yang merendah
mengindikasikan biaya agensi yang rendah pula.
Proxy AUR untuk indikator variable laten biaya agensi menunjukkan nilai maksimum 2,08,
tingginya rasio penggunaan asset ini mengindikasikan kecilnya biaya agensi yang timbul,
sebaliknya kecilnya rasio AUR ini berarti tingginya konflik keagenan yang telah terjadi yang
berarti perusahaan tidak mampu mengefektifkan penggunaan aset secara maksimal.
Sesuai dengan hasil statistik deskriptif ini menunjukkan bahwa manajer (agen) pada
perusahaan IDX 30 dapat meningkatkan kinerja sehingga membuat perusahaan terdaftar di
IDX 30. Hal ini mengindikasikan bahwa manajer pada perusahaan IDX 30 relatif dapat
dipercaya. Menurut stewardship theory, manajer perusahaan memang bisa saja bertindak
dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain,
khususnya principal.
Sesuai dengan hasil statistik deskriptif ini menunjukkan bahwa manajer (agen) pada
perusahaan IDX 30 dapat meningkatkan kinerja sehingga membuat perusahaan terdaftar di
IDX 30. Hal ini mengindikasikan bahwa manajer pada perusahaan IDX 30 relatif dapat
dipercaya. Menurut stewardship theory, manajer perusahaan memang bisa saja bertindak
dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain,
khususnya principal.

10
Analisis Structural Equation Model
Analisis Struktural Equation Model (SEM) dilakukan untuk pengujian hipotesis H 2 - H8,
variabel laten pada penelitian ini adalah Corporate Governance (CG), biaya agensi dan
kinerja perusahaan. Masing-masing variabel laten tersebut terdiri dari konstruk formatif
(dapat lihat pada Gambar 1). Konstruk formatif menggambarkan hubungan regresi dari
indikator ke konstruk penilaiannya dapat dengan melihat nilai koefisien regresi dan P Value.
Nilai outer weight yang menggambarkan hubungan konstruk dibenarkan pada p<0,10 atau t
hitung di atas 1,282 (Ghozali, 2021). Berdasarkan analisis outer weight terdapat 1 variable
CG yang tidak valid, yaitu rasio komite audit, sehingga variabel ini tidak bisa di pakai pada
analisis Path SEM. Indikator variabel ukuran komite audit tidak memberikan pengaruh yang
signifikan pada variabel laten corporate governance. Komposisi dewan komite audit yang
tinggi tidak memberikan efektifitas dalam pemantauan laporan keuangan. Sejalan dengan
penelitian Cai et al., (2015); Rainsbury et al., (2009); Al-Jalahma, (2022), dimana komite
audit kurang berperan apabila tidak adanya peraturan dan kebijakan yang kuat, sehingga
komite audit meminta pertanggungkawaban auditor untuk menghasilkan kualitas audit yang
lebh baik dan akibatnya biaya audit akan menjadi tinggi yang menyebabkan biaya agensi
juga tinggi.
Gambar analisis selanjutnya tanpa memasukkan indikator dewan direksi, dengan variabel
intervening adalah biaya agensi rendah dapat dilihat pada Gambar 2 dan hasil outer weight
juga telah menunjukkan nilai yang signifikan, untuk variabel kinerja perusahaan signifikan
pada tingkat 10% dengan p-value dan ini di bolehkan sebagai indicator formatif (Ghozali.,
2011).
Tabel 3 Outer Weight
T
Original Standard
Sample Statistics (|
Sample Deviation P Values
Mean (M) O/STDEV|
(O) (STDEV)
)
AUR -> Low Agency Cost 0.571 0.605 0.096 5.939 0.000
CG1 -> GCG 0.967 0.964 0.017 58.313 0.000
CG3 -> GCG 0.353 0.358 0.072 4.897 0.000
DEBT <- Debt 1.000 1.000 0.000
EXPR -> Low Agency Cost 0.977 0.980 0.016 62.550 0.000
ROA -> Firm Performance 0.045 0.044 0.025 1.879 0.062

Untuk selanjutnya model penelitian ini adalah seperti Gambar 2 dengan intervening
variabel adalah biaya agensi tingkat rendah.

11
Gambar 2 Model Penelitian
Selanjutnya pengujian Path Kooefisien atau inner model test atau model struktural antar
konstruk sebagai dasar menerima ataupun menolak hipotesis. Batas untuk menolak dan
menerima hipotesis pada t hitung diatas 1.645 dengan p<0,05. Hasil analisis Path dapat
dilihat pada Tabel 7 dan nilai R Square pada Tabel 8.

Tabel 4 Path Coeficient


Original Sample Standard P
T Statistics (|
Sample Mean Deviation Value
O/STDEV|)
(O) (M) (STDEV) s
CG -> Low agency cost H2 (diterima) 0.651 0.633 0.102 6.371 0.000
Debt -> Low agency cost H3 (diterima) 0.210 0.223 0.098 2.139 0.033
CG -> Firm Performance H4 (diterima) 0.249 0.253 0.060 4.175 0.000
H5 (ditolak)
Debt-> Firm Performance 0.075 0.074 0.054 1.396 0.163
Low agency cost -> Firm H6 (diterima)
0.667 0.662 0.062 10.765 0.000
Performance

Tabel 5 R Square
R Square R Square Adjusted
Low agency cost 0.214 0.204
Firm Performance 0.734 0.733

Hasil analisis koefisien CG berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja


perusahaan (H2 diterima dengan nilai koefisien 0,651 pada tingkat signifikan 0.000.
Signifikannya pengaruh ini berarti dewan komisaris dan dewan direksi mampu
meningkatkan kinerja perusahaan dan mempunyai pengaruh yang positif terhadap rendahnya
biaya agensi yang terjadi pada IDX 30. Pengaruh langsung CG terhadap kinerja perusahaan
juga menunjukkan nilai yang positif signifikan (0.249 P= 0.000). Disini, berarti komposisi

12
dewan komisaris dan dewan direksi telah mampu meminimalkan biaya agensi dalam
memegang peran sebagai dewan pengawas umum dan khusus yang sesuai dengan anggaran
dasar, sejalan dengan pendapat Donaldson & Davis (1991), Jensen & Meckling (1976);
Florackis, (2008) bagi pemegang saham CG seharusnya mampu memberikan kepercayaan
kepada para investor, bahwa perusahaan dapat dikelola dengan baik dan akan memberikan
return yang memadai (stewardship theory). Upaya ini tentunya akan menimbulkan biaya
keagenan yang harus dikeluarkan perusahaan, kemampuan dewan komisaris dalam
menjalankan tugasnya sebagai pengawas mampu membatasi kebijakan manajer perusahaan
dalam pengeksplotasian free cash flow sekaligus melindungi reputasi mereka sendiri sebagai
pengambil keputusan sehingga dapat menimumkan biaya agensi. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian Allam (2018) bahwa CG memiliki peran pendukung dalam
mengendalikan prilaku manajer, mengurangi biaya agensi dan meningkatkan nilai
perusahaan serta kepatuhan pada job description. Hasil penelitian (Donaldson & Davis,
1991; Florackis, 2008) juga mengungkapkan dewan direksi telah mampu mengontrol biaya
operasional serta membatasi terhadap pengeluaran biaya-biaya yang mementingkan
kepentingan diri sendiri, disini pihak manajer telah menepatkan diri sebagai pelaksana
(steward) yang baik bagi perusahaan. Pihak manajer bersikap sesuai kepentingan prinsipal
dan percaya bahwa dengan bekerja memajukan perusahaan maka akan memberikan
kesejahteraan personal bagi manajer juga. Hasil penelitian (Fama, 2012) menggambarkan
keberadaan dewan komisaris memiliki peran pendukung dalam mengendalikan prilaku
manajer agar dapat bekerja sesuai dengan job description nya. Hasil penelitian yang lainnya
juga mengemukakan reputasi dan ancaman dapat memotivasi pihak dewan direksi
independen untuk bertindak yang lebih baik dalam mementingkan kepentingan investor
sehingga dapat meminimumkan biaya agensi dan meningkatkan laba perusahaan yang pada
akhirnya memberikan return yang maksimal kepada investor.

Pengaruh hutang terhadap kinerja perusahaan pada penelitian ini menunjukkan hubungan
yang tidak signifikan (0.075 p value 0.163). Hasil penelitian Nazir et al., (2021),
menunjukkan hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang berpengaruh negative
terhadap kinerja perusahaaan dikarenakan masalah keagenan (agency conflict) yang
menyebabkan kebijakan hutang yang tinggi sehingga berdampak pada penurunan kinerja.
Akan tetapi, pada penelitian ini biaya agensi bernilai rendah, sehingga tidak memberikan
pengaruh langsung biaya agensi terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh tidak langsung
hutang terhadap biaya agensi memberikan hubungan yang positif, yang berarti biaya agensi
telah benar sebagai variabel intervening yang memediasi pengaruh hutang terhadap kinerja
perusahaan.
Koefisien pengaruh hutang terhadap biaya agensi menunjukkan hubungan positif yang
signifikan terhadap biaya agensi yang rendah pada perusahaan yang listing di IDX 30 (0.210
p value 0.033). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Jensen & Meckling (1976),
dimana peningkatan ratio hutang dapat membuat manajer lebih berhati hati, karena dia harus
membayar bunga dan hutang di masa depan. Manajer harus menghindari investasi yang tidak
efisien agar mampu memenuhi kewajiban utang. Ini dapat mengurangi konflik antara
principal dan agent yang berarti dapat mengurangi biaya agensi juga. Sejalan dengan hasil
penelitian Allam (2018), peningkatan hutang mengurangi biaya agensi dan profit perusahaan.
Perusahaan yang profit memiliki biaya agensi yang lebih rendah dan firm value yang tinggi.
Hutang jangka pendek yang ada pada perusahaan dapat membatasi kebijakan manajer dalam
meminimakan keputusannya untuk mementingkan tujuan pribadinya. Keberadaan free cash
flow (FCF) yang substantif telah dialokasikan untuk pelunasan hutang yang dapat membatasi
kegiatan manajemen perusahaan yang dianggap tidak penting sehingga dapat meningkatkan
kinerja perusahaan (Jensen, 1986; Jensen et al. 1992; Chen & Steiner, 1999; Kim et al. 2007;

13
Vo & Nguyen, 2014)
Biaya agensi yang rendah pada penelitian ini mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap variabel kinerja perusahaan (0.667, p-value 0.000). Hasil penelitian ini sejalan
dengan pendapat Jensen & Meckling (1986) dimana biaya agensi yang tinggi akan
mengurangi kinerja perusahaan, yang berarti biaya agensi yang rendah akan meningkatkan
kinerja peusahaan. Rendahnya biaya agensi bermakna minimnya pengeksplotasian free cash
flow untuk kepentingan pribadi sehingga dapat digunakan secara maksimal untuk operasional
atau kepentingan perusahaan yang secara otomatis akan meningkatkan kinerja perusahaan.
Pada penelitian ini sampelnya adalah perusahaan yang kinerja bagus, walaupun di tengah
gejolak kemerosotan ekonomi dunia karena pandemi covid 19 akan tetapi mampu listing di
IDX 30.

Tabel 9 Pengaruh Tidak langsung (Indirect Effect)

Standard
Original Sample T Statistics
Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Debt -> Firm Performance 0.137 0.146 0.062 2.210 0.028
Debt -> Low Agency Cost
GCG -> Firm Performance 0.439 0.418 0.085 5.136 0.000
GCG -> Low Agency Cost

Pengaruh tidak langsung corporate governance terhadap kinerja perusahaan IDX


selama masa pandemi Covid 19 melalui variabel intervening biaya agensi menunjukkan
pengaruh yang signifikan (dengan p-value 0,000) yang berarti di terimanya hipotesis H7.
Pengaruh langsung debt (hutang) terhadap kinerja perusahaan menunjukkan pengaruh yang
tidak signifikan di mana p-value: 0,163 (tabel 7), akan tetapi pengaruh tidak langsung variabel
CG terhadap kinerja perusahaan melalui variabel intervening biaya agensi menunjukkan
pengaruh yang signifikan dengan p-value: 0,028 (tabel 9) yang berarti diterima H8.
Penempatan biaya agensi sebagai variabel intervening pada penelitian ini sudah tepat karena
dapat memberikan pengaruh yang positif antara debt dengan kinerja perusahaan. Adanya rasio
proporsi hutang yang tepat dapat membatasi kebijakan manajer yang dapat merugikan
perusahaan, sehingga dapat menimumkan biaya agensi yang akan meningkatkan kinerja
perusahaan pada perusahaan IDX 30 selama masa pandemi covid 19. Dimana peningkatan
rasio hutang dapat membuat manajer lebih berhatai-hati, karena dia harus membayar bunga
dan hutang di masa depan. Sikap kehatia-hatian ini dapat meminimumkan biaya agensi yang
juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Chen & Lin, 2011) (Luo et al., 2018)(Vo &
Nguyen, 2014).

Simpulan, Keterbatasan, dan Saran


Simpulan
Pandemi covid 19 yang terjadi pada tahun 2019 sampai tahun 2022 menyebabkan
perekonomian dunia memburuk, karena segala aktifitas di batasi, yang membuat dunia saat
ini berhadapan dengan ketidakpastian dari segi sosial dan politik yang berimbas pada krisis
ekonomi secara global. Pelaku bisnis perlu melakukan survei dalam mengambil kebijakan
yang tepat merombak strategi, agar roda bisnis bisa berjalan yang berlandaskan pada situasi
ekonomi baru. Apapun situasi perekonomian dunia, tujuan investor berinvestasi dalam bentuk
saham adalah untuk mendapat return (pengembalian). Ekspektasi return yang tinggi adalah

14
sasaran utama investor, oleh karena itu, perusahaan yang listing di bursa efek harus mampu
memberikan gambaran ekpektasi return yang tinggi pada perusahaannya di tengah kondisi
pandemi covid ini.
Pada bursa efek Indonesia (IDX), terdapat indeks perusahaan yang terdaftar pada IDX30.
Indeks IDX30 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki
likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang tinggi serta didukung oleh fundamental
perusahaan yang baik. Selama masa Pandemi ini ada perusahaan yang tetap bertahan pada
indeks IDX30, ada perusahaan yang tidak terdaftar lagi pada IDX30 dan ada perusahaan yang
baru terdaftar pada IDX30.
Pada penelitian ini yang mengambil sampel perusahaan yang tetap lisiting di IDX selama 11
kwartal selama masa pandemi covid 19 dengan biaya agensi yang rendah. Hasil analisis SEM
menunjukkan CG berpengaruh positif signifikan terhadap biaya keagenan dan kinerja
perusahaan. Hal ini berarti corporate governance telah mampu meminimalkan biaya agensi
dalam memegang peran sebagai dewan pengawas yang mampu membatasi kebijakan manajer
perusahaan dalam pengeksplotasian free cash flow sekaligus melindungi reputasi mereka
sendiri sebagai pengambil keputusan sehingga dapat meminimalkan biaya agensi. Biaya
agensi yang rendah pada penelitian ini mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap
kinerja perusahaan. Rendahnya biaya agensi bermakna minimnya pengeksplotasian free cash
flow untuk kepentingan pribadi sehingga dapat digunakan secara maksimal untuk
operasional/kepentingan perusahaan yang secara otomatis akan meningkatkan kinerja
perusahaan. Pengaruh langsung hutang terhadap kinerja tidaklah signifikan, akan tetapi
pengaruh hutang terhadap kinerja yang di mediasi oleh variabel biaya agensi menunjukkan
hubungan yang signifikan. Ini berarti, rasio hutang dapat membuat manajer lebih berhati-hati,
karena dia harus membayar bunga dan hutang di masa depan, sehingga manajer harus
menghindari investasi yang tidak efisien agar mampu memenuhi kewajiban hutang. Ini dapat
mengurangi konflik antara principal dan agent yang berarti dapat mengurangi biaya agensi.
Rasio dewan komisaris, rasio dewan direksi dan rasio hutang pada sampel perusahaan IDX
penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi perusahaan lain. Rasio dewan komisaris,
komite audit dan rasio hutang jangka pendek pada sampel perusahaan IDX ini telah mampu
meminimal biaya keagenan yang terjadi. Rata-rata rasio dewan komisaris dan dan dewan
direksi masing-masing adalah 34 % dan 54%, sedangkan rasio hutang jangka pendek
terhadap hutang jangka panjang 51%

Keterbatasan
Keterbatasan pada penelitian ini, diantaranya tidak memasukkan karakteristik dewan
komisaris, komite audit dan dewan direksi. Di samping itu, variabel free cash flow secara
teorotis juga sangat mempengaruhi biaya agensi yang tidak ada pada penelitian ini

Saran
Beberapa penelitian di IDX Indonesia menunjukkan tidak ada pengaruh komite audit
terhadap kinerja perusahaan Simanjuntak & Sinaga, (2021) di Indonesia juga dimana, komite
audit kurang efektif dalam meminimalkan biaya agensi. Komposisi dewan komite audit yang
tinggi tidak memberikan efektifitas dalam pemantauan laporan keuangan. Pada penelitian
selanjutnya dapat menambahkan karakteristik dewan komisaris, dewan direksi dan komite
audit. Dan pada penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan juga variabel eksogen
dividen saham dan variable return saham sebagai indikator formatif untuk variabel laten
kinerja. Kebijakan perusahaan untuk melakukan aksi pembayaran dividen kepada para
investor (prinsipal) dapat meminimumkan biaya agensi dan return saham juga sebagai
sasaran utama investor dalam melakukan investasi.

15
Daftar Pustaka

Abubakar Nuhu, B., Isa Dandago, K., Mohammad, L., Bala Ado, A., & Farouk Abdulkarim,
U. (2020). Impact of Agency Costs on Financial Performance of Listed Consumer
Goods Companies in Nigeria. The Journal of Management Theory and Practice (JMTP),
3, 51–55. https://doi.org/10.37231/jmtp.2020.1.3.51
Agarwal, S., & Singh, A. (2020). Board Structure and Agency Cost. International Journal of
Trade and Commerce-IIARTC, 9(1), 174–183. https://doi.org/10.46333/ijtc/9/1/22
Al-Jalahma, A. (2022). Impact of audit committee characteristics on firm performance:
Evidence from Bahrain. Problems and Perspectives in Management, 20(1), 247–261.
https://doi.org/10.21511/ppm.20(1).2022.21
Allam, B. S. (2018). The impact of board characteristics and ownership identity on agency
costs and firm performance: UK evidence. Corporate Governance (Bingley), 18(6),
1147–1176. https://doi.org/10.1108/CG-09-2016-0184
Ang, J. S., Cole, R., & Lin, J. W. (2000). The Use of Foreign Exchange Derivatives and Firm
Market Value. Corporate Governance and Corporate Finance: A European Perspective,
55(1), 111–131.
Ang, J. S., & et al. (2000). 1 - Ang, Cole, In 2000 - Agency Cost & Ownership Structure.pdf.
The Journal of Finance, 55(1).
Anh Huu Nguyen *, D. T. D. and L. H. N. (2020). Corporate Governance and Agency Cost:
Empirical Evidence from Vietnam. Journal of Risk and Financial Management.
Baatwah, S. R., Aljaaidi, K. S., & Almoataz, E. S. (2020). Comprehensive dataset for
corporate governance in Oman: Data for a three-level quality assessment of corporate
governance. Data in Brief, 32, 106127. https://doi.org/10.1016/j.dib.2020.106127
Bronson, S. N., Carcello, J. V., Hollingsworth, C. W., & Neal, T. L. (2009). Are fully
independent audit committees really necessary? Journal of Accounting and Public
Policy, 28(4), 265–280. https://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2009.06.001
Cai, C. X., Hillier, D., Tian, G., & Wu, Q. (2015). Do audit committees reduce the agency
costs of ownership structure? Pacific Basin Finance Journal, 35, 225–240.
https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2015.01.002
Canarella, G., & Miller, S. M. (n.d.). Firm size , corporate debt , R & D activity , and agency
costs : Exploring dynamic and non-linear effects and.
Chen, C.-J., & Lin, W. (2011). Agency Cost and Firm Performance: The Moderating Effect
of Budget Function. SSRN Electronic Journal, 886(3).
https://doi.org/10.2139/ssrn.921325
Company, P., Jensen, C., & Meckling, H. (1976). THEORY OF THE FIRM : MANAGERIAL
BEHAVIOR , AGENCY COSTS AND OWNERSHIP STRUCTURE I . Introduction and
summary In this paper WC draw on recent progress in the theory of ( 1 ) property rights
, firm . In addition to tying together elements of the theory of e. 3, 305–360.
Core, J. E., Holthausen, R. W., & Larcker, D. F. (1999). Corporate governance, chief
executive officer compensation, and firm performance. Journal of Financial Economics,
51(3), 371–406. https://doi.org/10.1016/s0304-405x(98)00058-0
D’Mello, R., Gruskin, M., & Kulchania, M. (2018). Shareholders valuation of long-term debt
and decline in firms’ leverage ratio. Journal of Corporate Finance, 48, 352–374.
https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2017.11.006
Donaldson, L., & Davis, J. H. (1991). Stewardship Theory or Agency Theory: CEO
Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of Management, 16(1), 49–64.
https://doi.org/10.1177/031289629101600103
Empiris, S., Sultan, U. I. N., Kasim, S., Rahmalia, O., Putri, P., State, I., & Kasim, S. (2011).
Faculty of Economics Riau University,. JOMFekom, 4(1), 1–13.

16
Fama, E. (2012). Agency problems and the theory of the firm. The Economic Nature of the
Firm: A Reader, Third Edition, 88(21), 270–282.
https://doi.org/10.1017/CBO9780511817410.022
Farrell, M., & Gallagher, R. (2015). The Valuation Implications of Enterprise Risk
Management Maturity. Journal of Risk and Insurance, 82(3), 625–657.
https://doi.org/10.1111/jori.12035
Florackis, C. (2008). Agency costs and corporate governance mechanisms: Evidence for UK
firms. International Journal of Managerial Finance, 4(1), 37–59.
https://doi.org/10.1108/17439130810837375
Guluma, T. F. (2021). The impact of corporate governance measures on firm performance:
the influences of managerial overconfidence. Future Business Journal, 7(1), 1–18.
https://doi.org/10.1186/s43093-021-00093-6
Gupta, P., & Sharma, A. M. (2014). A Study of the Impact of Corporate Governance
Practices on Firm Performance in Indian and South Korean Companies. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 133, 4–11. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.163
Hapsari, D. W., Qashash, V., & Manurung, D. T. H. (2019). Implikasi Corporate Governance
Dalam Pelaksanaan Integrated Reporting Pada Bumn Nonkeuangan. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 10(3), 537–549. https://doi.org/10.21776/ub.jamal.2019.10.3.31
Hoang, L. D., Tuan, T. M., van Tue Nha, P., Long, T. P., & Phuong, T. T. (2019). Impact of
agency costs on firm performance: Evidence from Vietnam. Organizations and Markets
in Emerging Economies, 10(2), 294–309. https://doi.org/10.15388/omee.2019.10.15
Jensen, M. (1993). The modern industrial revolution and the challenge to internal control
systems. The Journal of Finance, 48(3), 831–880.
Lanka, S. R. I. (2022). Wayamba Journal of Management , Vol . 13 , Issue 2 - December
2022 Impact of Corporate Ownership Structure on Agency Costs : Evidence from Sri
Lankan Listed Firms Wayamba Journal of Management , Vol . 13 , Issue 2 - December
2022 There is an ongoing debat. 13(2).
Leland, H. E. (1998). Agency costs, risk management, and capital structure. Journal of
Finance, 53(4), 1213–1243. https://doi.org/10.1111/0022-1082.00051
Liang, D., Tsai, C. F., Lu, H. Y. (Richard), & Chang, L. S. (2020). Combining corporate
governance indicators with stacking ensembles for financial distress prediction. Journal
of Business Research, 120(July), 137–146. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.07.052
Linda, L., Afrianandra, C., Fitria, A., & Yulia, A. (2020). Factors Affecting Performance in
Companies with High Agency Costs. 3(1), 52–61.
Luo, J. hui, Li, X., & Chen, H. (2018). Annual report readability and corporate agency costs.
China Journal of Accounting Research, 11(3), 187–212.
https://doi.org/10.1016/j.cjar.2018.04.001
McConnell, J. J., & Servaes, H. (1995). Equity ownership and the two faces of debt. Journal
of Financial Economics, 39(1), 131–157. https://doi.org/10.1016/0304-405X(95)00824-
X
McKnight, P. J., & Weir, C. (2009). Agency costs, corporate governance mechanisms and
ownership structure in large UK publicly quoted companies: A panel data analysis.
Quarterly Review of Economics and Finance, 49(2), 139–158.
https://doi.org/10.1016/j.qref.2007.09.008
Myers, S. C. (1977). Determinants of corporate borrowing. Journal of Financial Economics,
5(2), 147–175. https://doi.org/10.1016/0304-405X(77)90015-0
Nazir, A., Azam, M., & Khalid, M. U. (2021). Debt financing and firm performance:
empirical evidence from the Pakistan Stock Exchange. Asian Journal of Accounting
Research, 6(3), 324–334. https://doi.org/10.1108/AJAR-03-2019-0019
Nurul Fadhilah, Fauziah, Syafruddin, M. (2013). Pengaruh, Analisis Corporate, Karakteristik

17
Terhadap, Governance Financial, Kemungkinan Distress. Journal of Accounting.
Pantzalis, C., & Park, J. C. (2014). Agency costs and equity mispricing. Asia-Pacific Journal
of Financial Studies, 43(1), 89–123. https://doi.org/10.1111/ajfs.12041
Rainsbury, E. A., Bradbury, M., & Cahan, S. F. (2009). The impact of audit committee
quality on financial reporting quality and audit fees. Journal of Contemporary
Accounting and Economics, 5(1), 20–33. https://doi.org/10.1016/j.jcae.2009.03.002
Reza, M. (2014). Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Risiko Sistematis Terhadap
Harga Saham Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) Financial Analysis
Fundamentals and Systematic Risk On Stock Price LQ45 companies in Indonesia Stock
Exchange ( IDX ).
Ross, (1973). (1973). The economic theory of agency: the principal’s problem. American
Economic Review, 63(2), 134–139.
Simanjuntak, D. D. Du, & Sinaga, J. T. G. (2021). the Effect of Board of Commissioners,
Audit Committee, Company Size, and Capital Structure on Agency Costs: Indonesia
Perspective. Jurnal Akuntansi, 11(2), 149–162.
https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.11.2.149-162
Vo, D. H., & Nguyen, V. T.-Y. (2014). Managerial Ownership, Leverage and Dividend
Policies: Empirical Evidence from Vietnam’s Listed Firms. International Journal of
Economics and Finance, 6(5), 274–284. https://doi.org/10.5539/ijef.v6n5p274

18

You might also like