Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

AKIBAT HUKUM BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN ONLINE

MELALUI MODUS ARISAN ONLINE DI MEDIA SOSIAL ELEKTRONIK

Oleh :
Dimas Wahyudi 1)
Herixson Sugiarto Samosir 2)
Ria Sintha Devi 3)
Universitas Darma Agung, Medan 1,2,3)
E-mail :
dimaswahyudi@gmai.com1)
herixsonsamosir@gmail.com 2)
kokriasintha@gmail.com 3)

ABSTRACT
The title of this thesis is: "Legal Consequences for Perpetrators of Online Fraud Crimes
Through The Online Arisan Mode On Electronic Social Media". This study aims to: 1) To
find out the factors causing fraud through the online arisan mode on social media; 2) To
find out the rule of law that regulates crime online fraud; 3) To find out the efforts of law
enforcement agencies in handling fraud cases through online gatherings on social media.
The results of this study are: First, strict law enforcement by the police in carrying out their
duties, especially in investigation management in order to arrest every perpetrator
criminal acts of fraud under the guise of online gatherings as confirmed by the
applicable legal rules. According to the fraud law in the Criminal Code, Law Number 11 of
2008 concerning Electronic Information and Transactions ("ITE Law") as amended by Law
Number 19 of 2016 concerning Amendments to Law Number 11 of 2008 concerning
Electronic Information and Transactions ("Law 19/2016") does not specifically regulate the
criminal act of fraud. So far, the criminal act of fraud itself is regulated in Article 378 of
the Criminal Code ("Criminal Code"). Second, Factors causing online fraud : 1) High
unemployment and poverty due to lack of jobs; 2) Want to earn money easily (committing
fraud); 3) Difficulty in tracing perpetrators; 4) Easy removal of traces; 5) Lack of costs
required to commit fraud; 6) Lack of insight of users of electronic communication devices .
Third, the Ministry of Communication and Information continues to provide education on the
importance of digital literacy so that community activities in the digital space can take
place properly. So that the positive benefits of the internet can be optimized to make people
more intelligent and productive. In addition, the police through the cyber police will
continue to conduct cyber patrols and enforce criminal laws for online fraud fraud. The
suggestions in this study are: First, a special rule must be formed in the new Criminal
Code Bill that focuses on sanctioning online fraud so that the rule becomes the basis for
law enforcement for the criminal act of online fraud. Second, To prevent the occurrence of
criminal acts of onlinearisan fraud, the Ministry of Communication and Information and
the cyber police must conduct socialization and counseling to the public so that the public
understands about potential scams from online gatherings. Third, The security and
comfort of the public in carrying out online activities today is very dependent on the
commitment of the Ministry of Communication and Information and the cyber police to
provide the internet safe positive.
Keywords: Online Arisan, Fraud, Legal Consequences.

326 AKIBAT HUKUM BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN ONLINE MELALUI
MODUS ARISAN ONLINE DI MEDIA SOSIAL ELEKTRONIK
Dimas Wahyudi 1), Herixson Sugiarto Samosir 2), Ria Sintha Devi 3)
ABSTRAK
Adapun judul dari Penelitian ini adalah: “Akibat Hukum Bagi Pelaku Tindak Pidana
Penipuan Online Melalui Modus Arisan Online Di Media Sosial Elektronik”. Penelitian ini
bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya penipuan melalui
modus arisan online di media sosial; 2) Untuk mengetahui aturan hukum yang mengatur
mengenai kejahatan penipuan online; 3) Untuk mengetahui upaya penal Lembaga penegak
hokum dalam menangani kasus penipuan melalui arisan online di media sosial. Adapun hasil
dari penelitian ini adalah: Pertama, Penegakan hukum yang tegas oleh pihak kepolisian
dalam menjalankan tugas terutama dalam manajemen penyidikan agar dapat menangkap
setiap pelaku tindak pidana penipuan berkedok arisan online seperti yang telah ditegaskan
oleh aturan hukum yang berlaku. Menurut undang-undang penipuan dalam KUHP, Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”)
sebagai mana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(“UU 19/2016”) tidak secara khusus mengatur mengenai tindak pidana penipuan. Selama ini,
tindak pidana penipuan sendiri diatur dalam Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(“KUHP”). Kedua, Faktor penyebab terjadinya penipuan arisan online: 1) Tingginya angka
pengangguran dan kemiskinan karena kurangnya lapangan pekerjaan; 2) Ingin mendapatkan
uang dengan mudah (melakukan penipuan); 3) Sulit terlacaknya pelaku; 4) Mudahnya
menghilangkan jejak; 5) Minimnya biaya yang diperlukan untuk melakukan penipuan; 6)
Kurangnya wawasan para pengguna alat komunikasi elektronik. Ketiga, Kemenkominfo
terus memberikan edukasi pentingnya literasi digital agar kegiatan masyarakat di ruang
digital bias berlangsung dengan baik. Sehingga manfaat positif internet dapat dioptimalkan
untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif. Selain itu, pihak kepolisian
melalui polisi akan terus melakukan patrol siber dan menegakan hokum pidana bagi pelaku
penipuan online. Adapun saran dalam penelitian ini adalah: Pertama, Harus dibentuk suatu
aturan khusus di dalam RUU KUHP yang baru yang berfokus kepada pemberian sanksi dari
penipuan online agar aturan tersebut menjadi dasar penegakan hokum atas tindak pidana
penipuan online. Kedua, Untuk mencegah terjadinya tindak pidana penipuan arisan online,
kemenkominfo dan polisi haruslah melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat
agar masyarakat faham mengenai potensi penipuan dari arisan online. Ketiga, Keamanan dan
kenyamanan masyarakat dalam melaksanakan aktifitas secara online saat ini sangat
bergantung kepada komitmen dari kemenkominfo dan polisi beruntuk menyediakan internet
positif yang aman.
Kata Kunci: Arisan Online, Penipuan, Akibat Hukum

1. PENDAHULUAN Korban kejahatan akan tersadar apabila


Kejahatan penipuan merupakan perbuatan kejahatan telah dilakukan.
kejahatan yang sering terjadi di tengah Dalam prespektif kriminologi,
masyarakat Indonesia, bahkan hampir tiap kejahatan penipuan ini termasuk dalam
harinya terjadi. Terjadinya kejahatan kejahatan yang selalu berulang terjadi. Hal
penipuan tidak mengenal status sosial, ini memperlihatkan bahwa penanganan dan
agama, ras, jeniskelamin, artinya kejahatan penegakan hokum terhadap para pelaku
ini terjadi dan dilakukan oleh siapa saja kejahatan penipuan masih belum mencapai
dan pada siapa saja dan kapan saja. Pelaku sasaran. Artinya, tujuan pemidanaan
penipuan ini selalu menggunakan hokum pidana nasional belum
cara/modus baru untuk menipu korbannya, tercapai.
sehingga perbuatan penipuan yang Di tahun 2021, seiring perkembagan
dilakukan tidak disadari oleh korbannya. jaman dan teknologi, kejahatan penipuan
JURNAL RECTUM, Vol. 4, No. 2, (2022) Juli : 326-336 327
berkembang cara dan modus para pelaku dijadikan sebagai saksi.Saat ini
dengan memanfaatkan media teknologi tersangka sudah ditahan guna
untuk melakukan perbuatan kejahatannnya. memudahkan pemeriksaan. Sudarno
Media yang digunakan adalah jaringan mengungkapkan, KD ditangkap dan
komuniasi dan internet, yang digunakan juga mengamankan barang bukti (BB)
untuk memudahkan para pelaku kejahatan berupa tiga lembar fotokopi buku
menyakinkan para korban. Rekening Koran Bank BCA atas nama
Beberapa kasus penipuan online yang korban, satu lembar screenshot
terjadi yakni: postingan arisan yang dilakukan oleh
1. Mantan model berinisial RAK (24) tersangka tiga lembar screenshot Group
diduga menipu ratusan korban dengan WA arisan, serta satu lembar screenshot
modus arisan online dan investasi Percakapan antara korban dengan
berlipat ganda. Setelah para korban tersangka. “Tersangka dijerat dengan
menyerahkan uang dalam jumlah besar, pasal 378 KUHP dan pasal 372 KUHP
Renny pun menghilang. Arisan online dengan ancaman hukuman penjara
dan investasi ini dilakukan tanpa ada paling lama delapan tahun.
tatap muka. Pelaku dan korban 3. Kasus penipuan arisan online di Medan
berinteraksi melalui WhatsApp Grup yang dilakukan oleh seorang selebgram
(WAG). Terakhir, RAK masih terlihat di Medan, Sumatera Utara. Dea Rizki
di rumah orangtuanya di Persijam, Andriani, seorang menjadi tersangka
Jambi Selatan. Menurut keterangan atas kasus dugaan penipuan dengan
tetangga, RAK menghilang sejak 19 Juli modus arisan online. DRA diduga
2020. Adapun korban Dina Aulia telah membawa kabur uang arisan online
melaporkan RAK ke Polda Jambi senilai miliaran rupiah. Setelah
dengan tuduhan telah melakukan tindak melakukan pemeriksaan, yang
pidana penipuan dan melanggar UU bersangkutan sudah ditetapkan
Informasi dan TransaksiElektronik tersangka. Kasus penipuan yang diduga
(ITE). Modus pelaku dengan dilakukan DRA ini mulai mencuat pada
mengumumkan arisan online di akhir 2020. Awalnya polisi mendapat
Instagram. Setelah banyak yang ikut, laporan dari sejumlah orang yang
maka ditawarkan investasi berlipat mengaku sebagai korban penipuan
ganda. dengan modus arisan online.
2. Pada 22 juli 2020 terjadi Kasus 4. Kasus penipuan arisan online senilai
penipuan online melalui arisan online di Rp.42 Juta, Kholidiyah Br Perangin-
Kabupaten Bengkulu. Korban penipuan angin (24) membuat laporan ke
arisan online dari tersangka KD (23), Polrestabes Medan, pada Senin tanggal
warga Desa Durian Demang Kecamatan 31 Agustus 2020. Kholidiyah yang
Karang Tinggi Kabupaten merupakan warga Lorong Sentosa No
Bengkulu Tengah (Benteng) tak hanya 56 Belawan ini melaporkan seorang
satu orang saja yakni, Halima Tussadya owner arisan T online berinisial TDM
(24) warga Sawah Lebar, Kota alias TN (25) atas dugaan penipuan.
Bengkulu. Akan tetapi ada juga korban Terlapor disebutkan tinggal di sebuah
lainnya yakni, Yuni Lestari dengan perumahan di Jalan Perjuangan,
kerugian sebesar Rp 4,5 juta, korban Sunggal. Laporan
Reza Rahayu sebesar Rp 3,6 juta, dan Kholidiyah tertuang dalam bukti
korban Eka Meiliyen Dharma sebesar laporan polisi nomor :
Rp 13.150.000. “Hingga total jumlah LP/1921/VIII/2020/SPKT Restabes
uang yang digelapkan oleh tersangka Medan tanggal 5 Agustus 2020. Korban
berjumlah Rp 33 juta. Untuk ketiga mengatakan dirinya kesal karena tak
korban ini tidak melapor sehingga kunjung menerima pencairan uang
328 AKIBAT HUKUM BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN ONLINE MELALUI
MODUS ARISAN ONLINE DI MEDIA SOSIAL ELEKTRONIK
Dimas Wahyudi 1), Herixson Sugiarto Samosir 2), Ria Sintha Devi 3)
arisan yang dikelola TDM. Padahal, ia adanya peristiwa-peristiwa pidana. Pada
seharusnya menerima pencairan pada hakikatnya, pembuktian dimulai sejak
bulan Juli 2020. Korban ikut 3 nomor, diketahui adanya peristiwa kejahatan.
sudah 7 bulan bergabung ikut arisan Dalam halini, pembuktian terhadap kasus
online milik TDM alias TN. Slot penipuan online dilakukan oleh penyidik
pertama penyerahan uang secara Kepolisian sesuai dengan peraturan
bertahap per 17 hari sebesar Rp 800 perundang-undangan. Dalam hukum acara
ribu. Slot kedua per 1 bulan sebesar Rp pidana, pembuktian merupakan bagian
4,8 juta dan slot ketiga 1 juta per bulan. yang sangat esensial untuk menentukan
Penyerahan uang tersebut dengan cara nasib seseorang terdakwa.
transfer, buktinya ada. Jadi total get Penegakan maupun pencegahan yang
penarikan yang dijanjikan TN kesaya dilakukan oleh Kepolisian haruslah konkret
sebesar Rp 100 juta,” ungkap dan benar-benar dapat ditegakkan,
Kholidiyah di Mapolrestabes Medan. sehingga hal-hal yang menjadi tujuan
Berdasarkan kasus-kasus diatas, terbentuknya hukum dan jaminan
maka dalam arisan tidak selalu mengalami kesejahteraan dapat terbentuk ditengah
kelancaran seperti yang diharapkan. masyarakat. Kepolisian adalah pengayom
Adakalanya dipihak anggota atau penerima masyarakat dimana seharusnya mencegah
uang yang dengan sengaja melakukan setiap kejahatan-kejahatan yang muncul
tindak pidana penipuan. Terjadinya kasus ditengah masyarakat. Tugas Kepolisian
tindak pidana penipuan berkedokarisan yang utama sebagaimana yang tercantum
online di wilayah Kota Medan merupakan dalamUndang-unang Kepolisian Nomor 02
gambaran bahwa belum ada penegakan Tahun 2002 Pasal 13 huruf C adalah
hukum yang tepat dan maksimal. Oleh melindungi, mengayomi, dan melayani dari
karena itu, perlunya penegakan hukum berbagai penyakit masyarakat. Adapun
yang tegas oleh pihak kepolisian dalam yang menjadi permasalahan dalam
menjalankan tugas terutama dalam penelitian ini adalah:
manajemen penyidikan agar dapat 1. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya
menangkap setiap pelaku tindak pidana penipuan melalui modus arisan online di
penipuan berkedokarisan online seperti media sosial?
yang telah ditegaskan oleh aturan hukum 2. Bagaimana aturan hukum yang
yang berlaku. Hal tersebut adalah mengatur
gambaran dari kinerja Kepolisian di tengah penipuan online?
masyarakat. 3. Apaupaya penal Lembaga penegak
Terjadinya penipuan online juga hokum dalam menangani kasus
merupakan gambaran dari masyarakat yang penipuan melalui arisan online di media
tinggal di daerah kota. Masyarakat yang sosial?
tinggal di Kota mempunyai modernisasi
dalam pengembangan bagaimana mencari 2. TINJAUN PUSTAKA
berbagai macam cara agar bias Pertanggungjawaban Pidana
mendapatkan penghasilan, baik melalui Pertanggung jawaban pidana dalam
cara yang baik maupun cara yang istilah asing disebut dengan
melanggar aturan hukum. teorekenbaarheid atau criminal
Salah satu yang menjadi persoalan responsibility yang menjurus kepada
dalam pengungkapan kasus penipuan pemidanaan pelaku dengan maksud untuk
arisan online tersebut adalah mengenai menentukan seseorang terdakwa atau
pembuktian dalam kasus tersebut. Dalam tersangka dapat dipertanggung jawabkan
konteks hukum acara pidana, pembuktian atas suatu tindakan pidana yang terjadi atau
merupakan proses acara pidana untuk tidak.Pertanggung jawaban (pidana)
menentukan kepastian hokum tentang menjurus kepada pemidanaan, jika telah
JURNAL RECTUM, Vol. 4, No. 2, (2022) Juli : 326-336 329
melakukan suatu tindak pidana dan yang berbeda dengan tindak pidana
memenuhi unsur-unsurnya yang telah lainnya, baik dari segi pelaku, korban,
ditentukan dalam undang-undang. Dilihat modus operandi dan tempat kejadian
dari sudut terjadinya suatu tindakan yang perkara, sehingga memerlukan penanganan
terlarang (diharuskan), seseorang akan dan pengaturan hokum secara khusus.
dipertanggung jawab pidanakan atas Ketentuan dalamKitab Undang Undang
tindakan-tindakan tersebut apabila Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang
tindakan tersebut bersifat melawan hukum Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
(dan tidak ada peniadaan sifat melawan banyak yang sudah tidak sesuai lagi
hokum atau rechtsvaardigingsgrond atau dengan perkembangan tindak pidana yang
alas an pembenar) untuk itu. Pengertian ada saat ini, hal ini dikarenakan
pertanggung jawaban pidana menurut Andi masyarakat bersifat dinamis oleh karena itu
Hamzah, dikatakan :Pengertian iusconstitutum (hokum positif atau hukum
pertanggung jawab dalam hokum pidana, yang berlaku sekarang) tidak sama dengan
yang dinamakan criminal liability atau iusconstituendum (Hukum yang berlaku di
responsibility, adalah merupakan masa akan datang.
kelanjutan dari pengertian perbuatan
pidana. Jika orang telah melakukan 3. METODE PENELITIAN
perbuatan pidana, belum tentu dapat 1. Jenis Penelitian
dijatuhi pidana, sebab masih harus dilihat Jenis penelitian yang dilakukan
pula apakah orang tersebut dapat dalam penyusunan Penelitian ini adalah
dipersalahkan atas perbuatan yang telah penelitian yuridis normatif. Penelitian
dilakukannya sehingga orang tersebut yuridis normative yaitu penelitian yang
dapat dipertanggung jawabkan dalam difokuskan untuk mengkaji penerapan
hokum pidana. Dengan demikian bahwa kaedah-kaedah atau norma-norma hokum
orang yang telah melakukan perbuatan positif. Sifat penelitian dalam Penelitian ini
pidana tanpa adanya kesalahan, maka adalah bersifat deskriptifanalitis, penelitian
orang tersebutTidak dapat dipidana, sesuai bersifat deskriptifanalitis merupakan suatu
dengan asas hukum yang tidak tertulis, penelitian yang menggambarkan,
asas geenstrafz onderschuld, yang artinya menelaah, menjelaskan, dan menganalisis
tidak ada pidana jika tidak ada kesalahan. suatu peraturan hukum.
Kejahatan Siber 2. Sumber Data
Cyber crime atau dalam berbagai Sumber data yang digunakan dalam
literature sering disebut juga kejahatan penelitian ini adalah data sekunder yang
computer atau computercrime, kejahatan di berupa bahan hukum primer, bahan hokum
bidang komputer, kejahatan telematika, sekunder dan bahan hokum tersier,
atau kejahatan mayantara dapat diatikan yaitu:
juga sebagai tindak pidana apa saja yang a. Bahan Hukum Primer
dilakukan dengan memakai komputer Bahan hukum primer adalah
(hardware dan software) sebagai bahan hukum yang bersifat autoritatif
sarana/alat atau computer sebagai objek, artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum
baik untuk memperoleh keuntungan atau primer terdiri dari peraturan perundang
pun tidak, dengan merugikan pihak lain, undangan yang diurut berdasarkan hierarki
atau tindakan yang dilakukan dengan seperti peraturan perundang undangan yang
menggunakan teknologi komputer yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu
canggih. . Perkembangan teknologi peraturan perundang undangan yang
informasi mengakibatkan kejahatan berkaitan terhadap tindak pidana penipuan
konvensional semakin berkembang dan arisan online melalui media social yaitu
menimbulkan kejahatan baru yaitu cyber Undang-Undang Nomor 11Tahun 2008
crime.Cyber crime memiliki karakteristik
330 AKIBAT HUKUM BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN ONLINE MELALUI
MODUS ARISAN ONLINE DI MEDIA SOSIAL ELEKTRONIK
Dimas Wahyudi 1), Herixson Sugiarto Samosir 2), Ria Sintha Devi 3)
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
serta KUHPidana 1. Faktor-Faktor Penyebab
b. Bahan Hukum Sekunder Terjadinya Tindak Pidana
Bahan hokum sekunder adalah Penipuan Arisan Online
bahan hukum yang terdiri atas buku-buku Zaman sekarang, kejahatan bias saja
teks yang ditulis oleh ahli hukum yang terjadi karena adanya niat dan peluang.
berpengaruh, jurnal-jurnal hukum, Dengan arisan online sipemilik bias saja
pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, memanfaatkan usaha tersebut untuk
yuris prudensi, dan hasil-hasil symposium meraup keuntungan sendiri. Pada
mutakhir yang berkaitan dengan topic umumnya, arisan online ini hanya
penelitian. Dalam penelitian ini, bahan menawarkan berupa sejumlah uang dan
hokum sekunder yang digunakan adalah tidakakan menawarkan berupa produk.
berupa buku-buku rujukan yang relevan, Tentunya hal ini untuk mempermudah
hasil karya tulis ilmiah, dan berbagai pelaku membawa kabur uang anggotanya.
makalah yang berkaitan. Biasanya pemilik arisan online akan
c. Bahan Hukum Tersier menawarkan jasanya berupa iming-iming
Bahan hokum tersier adalah imbalan yang bagus seperti bonus yang
bahan hukum yang memberikan petunjuk besar atau hadiah. Selain itu, pemilik juga
atau penjelasan terhadap bahan hukum akan memberikan informasi soal cara kerja
primer dan bahan hokum sekunder berupa yang mudah, yaitu bagi calon anggota yang
kamus umum, kamus bahasa, surat kabar, ingin ikut bergabung arisan online hanya
artikel, internet. tinggal memberikan nama dan nomor
3. Teknik Pengumpulan Data telepon kepada sipemilik atau admin.
Metode pengumpulan data yang Setelah itu, calon anggota akan
digunakan dalam penelitian ini adalah diperintahkan untuk mentransfer sejumlah
Penelitian Kepustakaan (Library uang yang sudah di tentukan kerekening
Reseaarch). Penelitian kepustakaan ini pemilik. Dengan begitu, orang-orang
dimaksud untuk memperoleh data sekunder terutama kalangan wanita akan mudah
dengan mempelajari literatur-literatur, tergiur dengan tawaran tersebut. Namun,
peraturan perundang-undangan, teori-teori, arisan online ini tidak akan bertahan lama.
pendapat para sarjana dan hal-hal lain yang Setelah banyak orang yang bergabung, dan
berkaitan dengan kebijakan penal terkait pemilik sudah meraup keuntungan dengan
dengan tindak pidana penipuan melalui jumlah yang besar, pemilik arisan online
online. akan menghilang begitu saja tanpa pesan.
4. Analisis Data Satu hal yang perlu Anda ingat, arisan
Keseluruhan data dalam penelitian ini diakui sebagai perjanjian. Meski seringkali
dianalisis secara kualitatif. Analisis hanya dilakukan berdasarkan kata sepakat
kualitatif ini akan dikemukakan dalam dari para pihak tanpa dituangkan kedalam
bentuk uraian yang sistematis dengan suatu surat perjanjian. Hal ini merujuk
menjelaskan hubungan antara berbagai pada Pasal 1320 Kitab Undang-Undang
jenis data. Selanjutnya semua data diseleksi Hukum Perdata (“KUHPer”) yang tidak
dan diolah, kemudian dianalisa secara mensyaratkan perjanjian harus dibuat
deskriptif sehingga selain menggambarkan secara tertulis. Sehingga, terhadap
dan mengungkapkan, diharapkan akan perjanjian dalam arisan yang berbasis
memberikan solusi atas permasalahan online, berlaku ketentuan Pasal 1338
dalam penelitian ini. KUHPer, yang berbunyi: “Semua
persetujuan yang dibuat sesuai dengan
undang-undang berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya”.
Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali
JURNAL RECTUM, Vol. 4, No. 2, (2022) Juli : 326-336 331
selain dengan kesepakatan kedua belah dikenal dengan arisan online. Arisan online
pihak, atau karena alasan alasan yang tentunya lebih beresiko tinggi untuk
ditentukan oleh undang-undang. terjadinya penipuan dan penggelapan
Persetujuan harus dilaksanakan dengan karena dilakukan dengan orang-orang yang
itikad baik. tidak salin gbertemu dan tidak saling
2. Aturan Hukum Tentang mengenal. Di Indonesia, arisan sudah
Penipuan Online menjadi budaya. Sebab arisan bukan hanya
Perkembangan teknologi informasi sekedar mengumpulkan uang, tetapi juga
yang berkembang di era globalisasi saat ini mempererat tali silaturahmi antara
berfungsi untuk mempermudah, manusia. Arisan menjadi salah satu ide
mempercepat, atau memberikan alternatif yang sangat kreatif dikalangan masyarakat
lain bagi pilihan berkomunikasi dan termasuk untuk memutar system keuangan
mempermudah manusia untuk mereka sehingga semua dapat menikmati
mendapatkan informasi. Salah satu hasilnya walau menggunakan jangka waktu
perkembangan teknologi informasi adalah dan dengan cara yang sangat sederhana
media. seperti menabung mereka dapat menikmati
Perkembangan teknologi, dapat hasil dari apa yang mereka lakukan. Di
menimbulkan dampak positif dan dampak Indonesia telah banyak terjadi kasus
negatif. Salah satu dampak negatif yang penipuan berkedok arisan online, salah
ditimbulkan karena perkembangan satunya terjadi di Jambi.
teknologi yaitu munculnya ancaman 3. Upaya Penal penegak Hukum
kejahatan-kejahatan yang modern. Dalam Penanganan Tindak
Kejahatan yang ditimbulkan oleh Pidana Penipuan Online
perkembangan dan kemajuan teknologi Istilah cyber crime sering terdengar
informasi dan telekomunikasi adalah berbarengan dengan perkembangan dunia
kejahatan yang berkaitan dengan aplikasi digital, cyber crime adalah sebuah bentuk
internet, atau dalam istilah asing sering tindakan kejahatan yang ada di dunia maya
disebut cybercrime. Menurut Wahid dan dengan cara memanfaatkan teknologi yang
Labib, cyber crime adalah segala macam ada seperti komputer dan jaringan internet.
penggunaan jaringan computer untuk Cyber crime atau disebut dengan kejahatan
tujuan kriminal dan atau criminal dunia maya biasanya dilakukan oleh
berteknologi tinggi dengan individu atau kelompok yang menyerang
menyalahgunakan kemudahan teknologi atau mengambil data-data calon korban
digital. Perbuatan penipuan itu selalu ada dengan motif hanya untuk mencari
bahkan cenderung meningkat dan kepuasan atau bisa juga merugikan
berkembang di dalam masyarakat seiring ekonomi dan politik. Kejahatan dunia maya
kemajuan zaman. Padahal perbuatan dapat didefiniskan sebagai aktivitas ilegal
penipuan tersebut dipandang dari sudut yang melanggar hokum seperti melakukan
manapun sangat tercela, karena dapat ancaman keamanan, rekayasa sosial,
menimbulkan rasa saling tidak percaya dan ekspoitasi kerentanan perangkatl unak, dan
akibatnya merusak tata kehidupan serangan pada jaringan. Jenis dari cyber
masyarakat. crime ada beragamya itu peretasan,
Akhir-akhir ini ada satu fenomena menarik hacking, carding, menyebarkan konteni
yang timbul di masyarakat, yakni Arisan legal, phising, dan defacing. Sudah menjadi
online yang kerap menjadi petaka bagi hal yang umum bahwa Indonesia
pada korbannya. Seiring perkembangan merupakan pengguna intermet terbesar di
zaman, arisan tidak hanya dilakukan dunia. Hal tersebut membuat Indonesia itu
dengan pertemuan tetapi juga dilakukan sendiri banyak mengalami kasus seperti
dengan memanfaatkan kecanggihan kejahatan di dunia maya itu sendiri, bisa di
tekhnologi melalui media sosial yang ambil contoh dengan kasus yang terjadi
332 AKIBAT HUKUM BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN ONLINE MELALUI
MODUS ARISAN ONLINE DI MEDIA SOSIAL ELEKTRONIK
Dimas Wahyudi 1), Herixson Sugiarto Samosir 2), Ria Sintha Devi 3)
yaitu kasus penipuan pada aplikasi online kejahatan di dunia maya atau kasus
yang sering digunakan untuk menguras cybercrime.
uang di dalam aplikasi tersebut misalnya Saat ini pemerintah melalui
penipuan yang ada di Gojek yang sering Kementrian Komunikasi dan Informatika
menguras Gopay, modus penipuannya mendorong masyarakat untuk siap
bermacam beberapa macam selebriti memasuki ekosistem digital. Terlihat dari,
seperti Aura Kasih dan yang sempat heboh selain mempersiapkan infrakstrukturnya,
yaitu Maia Estianty turut menjadi korban Menteri Komunikasi dan Informatika
dari kasus penipuan Gojek dengan berbasis Johnny Plate juga gencar melaksanakan
Gopay. Bisanya penipuan ini berkedok kegiatan literasi digital. Salah satu
dengan rekayasa sosial agar sipelaku tujuannya untuk mengkultivasi kultur
tersebut bias mendapatkan kode one time kesadaran perlindungan privasi dan data
atau kode OTP dengan iming-iming akan pribadi. Sebab, seiring perubahan dan
diberikan hadiah atau keuntungan. kemajuan zaman, kejahatan di dunia maya
Saat ini regulasi yang dipergunakan pun akan berjalan parallel dengan dunia
sebagai dasar hokum atas kasus yang nyata.
mengenai masalah cybercrime adalah Pastinya kita pernah mendengar atau
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 mungkin mengalami sendiri kejadian
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mendapat short message system (SMS)
(ITE). Di Indonesia sendiri tindak pidana yang menawarkan pinjaman. Di lain waktu
yang di lakukan itu bias dilihat dari dua ada pula telepon menawarkan kartu kredit
sudut pandang yaitu secara luas dan atau pun pinjaman tanpa jaminan. Asli,
sempit. Maksudnya secara luasya itu tindak ngeselin banget meladeni SMS dan telepon
pidana cyber yang menggunakan saran atau tidak penting ini. Belum lagi kalua
dengan bantuan sistem-sistem elektronik berujung kita terperangkap menjadi
contohnya seperti kasus pembunuhan, korban. Pertanyaannya, bagaimana dan
perdagangan manusia, dan organnya. Lalu darimana mereka mendapatkan data? Tidak
ada juga tindak pidana dalam Undang- sedikit dari kita yang bingung selama ini.
Undang Nomor 3 Tahun 2011 yang berisi Tetapi, ternyata, bias saja kebocoran data
tentang tindakan kasus transfer dana pribadi tersebut terjadi tanpa kita sadari.
maupun tindak pidana perbankan serta Disinilah pelajaran pentingnya, bahwa ada
tindak pidana pencucian uang yang diatur ragam modus penipuan di ruang digital,
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun antara lain:
2010 tentang Pencegahan dan 1. Phising, dilakukan oleh oknum yang
Pemberentasan Tindak Pidana Pencucian mengaku dari Lembaga resmi dengan
uang. Akan tetapi, pengertian yang lebih menggunakan telepon, email atau pesan
sempit atau di khususkan di atur dalam teks. Mereka menggali data pribadi,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 yang nantinya digunakan untuk
tentang Informasi dan Transaksi UU ITE kejahatan berikutnya. Data sensitive
sebagaimana yang telah di rubah menjadi inilah yang digunakan untuk mengakses
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016. akun penting yang mengakibatkan
Selain dari Undang-Undang ITE, ada juga pencurian identitas hingga kerugian.
peraturan yang menangani kasus 2. Pharming handphone, modusnya
Cybercrime yaitu peraturan teknis dalam dengan mengarahkan mangsanya ke
penyidik masing-masing instansi penyidik. situs web palsu atau domain mirip
Sudah menjadi asumsi public atau hal yang institusi aslinya, lalu ketika entri
umum, bahwa negara Indonesia merupakan domain name system yang ditekan/di-
salah satu pengguna internet tersebar di click korban akan tersimpan dalam
dunia. Maka dari itu banyak sekali kasus bentuk cache. Pelaku kemudian
memasang malware agar bias
JURNAL RECTUM, Vol. 4, No. 2, (2022) Juli : 326-336 333
mengksesnya secara illegal. Umumnya 2. Menghindari potensi pencemaran nama
kasus ini ditemui pada whatsapp yang baik.
disadap/diambil alih, karena gawai 3. Mencegah penyalahgunaan data pribadi
sudah dipasangkan malware oleh pelaku Oleh karenanya, kemenkominfo terus
sehingga data pribadinya memberikan edukasi pentingnya literasi
dicuri, digital agar kegiatan masyarakat di ruang
3. Sniffing, terjadi ketika kita mengakses digital bias berlangsung dengan baik.
wifi umum yang ada di publik. Apalagi Sehingga manfaat positif internet dapat
ketika digunakan untuk bertansaksi. dioptimalkan untuk membuat masyarakat
Disaat itulah pelaku meretas semakin cerdas dan produktif. Selain itu,
mengumpulkan informasi secara illegal pihak kepolisian melalui polisi akan terus
lewat jaringan yang ada pada perangkat melakukan patrol siber dan menegakan
korbannya, kemudian mengakses hokum pidana bagi pelaku penipuan online
aplikasi yang menyimpan data penting
korban. 5. SIMPULAN
4. Money mule, modusnya 1. Penegakanhukum yang tegas oleh
pelakumenanyakancalon korban, pihak kepolisian dalam menjalankan
maukah dapat hadiah atau pajaknya tugas terutama dalam manajemen
dikirim dulu. Sebenarnya money mule penyidikan agar dapat menangkap
ini seperti pencucian uang atau money setiap pelaku tindak pidana penipuan
laundry. Kita akan dikirimkan uang, berkedok arisan online seperti yang
tetapi nantinya diminta untuk telah ditegaskan oleh aturan hukum
mengirimkannya kembali. yang berlaku. Menurut undang-undang
5. Social engineering, modusnya dengan penipuan dalam KUHP, Undang-
memani pula sipsikologis korban Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
sehingga tidak sadar memberikan Informasi dan Transaksi Elektronik
informasi penting dan sensitif. (“UU ITE”) sebagaimana telah diubah
Kemudian pelaku berhasi lmendapatkan oleh UndangUndangNomor 19 Tahun
kode OTP atau password korban. 2016 tentang Perubahan Atas Undang-
Disinilah pentingnya literasi digital, Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
yang terdiri dari digital skill, digital ethics, Informasi dan Transaksi Elektronik
digital culture, dan digital safety. (“UU 19/2016”) tidak secara khusus
Masyarakat dituntut tidak sekedar tahu mengatur mengenai tindak pidana
mengoperasikan gawai saja. Tetapi, penipuan. Selama ini, tindak pidana
mereka harus paham, literasi digital penipuan sendiri diatur dalam Pasal
dimaksudkan disini, mengerti bahwa 378 Kitab Undang-Undang Hukum
interaksi di dunia maya sama dengan dunia Pidana (“KUHP”).
nyata. Artinya, ketika kita beraktivitas di 2. Faktor penyebab terjadinya penipuan
ruang digital, tidak lain kita sedang arisan online: 1) Tingginya angka
berinteraksi dengan manusia nyata di pengangguran dan kemiskinan karena
jaringan yang lain. Bukan sekedar dengan kurangnya lapangan pekerjaan; 2) Ingin
deretan karakter huruf di layar monitor, mendapatkan uang dengan mudah
namun dengan karakter manusia (melakukan penipuan); 3) Sulit
sungguhan. Sehingga sangatlah penting terlacaknya pelaku; 4) Mudahnya
kita menyadari tanggungjawab menjaga menghilangkan jejak; 5) Minimnya
data pribadi, untuk beberapa alasan biaya yang diperlukan untuk
dibawah ini: melakukan penipuan; 6) Kurangnya
1. Data pribadi menjaga diri kita dari wawasan para pengguna alat
kemungkinan ancaman ataupun komunikasi elektronik
kekerasan di dunia maya.
334 AKIBAT HUKUM BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN ONLINE MELALUI
MODUS ARISAN ONLINE DI MEDIA SOSIAL ELEKTRONIK
Dimas Wahyudi 1), Herixson Sugiarto Samosir 2), Ria Sintha Devi 3)
3. Kemenkominfo terus memberikan SosioteknologiRemajaRosdakarya,
edukasi pentingnya literasi digital agar Bandung: 2017.
kegiatan masyarakat di ruang digital Setiadi, Edi, dan Kristian,
bias berlangsung dengan baik. SistemPeradilanPidanaTerpadu dan
Sehingga manfaat positif internet dapat SistemPenegakan Hukum di
dioptimalkan untuk membuat Indonesia, PenerbitKencana, Jakarta:
masyarakat semakin cerdas dan 2017.
produktif. Selain itu, pihak kepolisian Soesilo, R. Kitab Undang-Undang Hukum
melalui polisi siber akan terus Pidana (KUHP) Serta Komentar
melakukan patrol siber dan menegakan Komentarnya Lengkap Pasal Demi
hokum pidana bagi pelaku penipuan Pasal, Penerbit Politea, Bogor: 1995.
online. Siregar, Gomgom T.P. Suatu Analisis
Mengenai Tindak Pidana
6. DAFTAR PUSTAKA Pencemaran Nama Baik Melalui
A. Buku-Buku Media Elektronik, PT. Refika
Abdurrahman, Muslan. Sosiologi dan Aditama, Bandung, 2020.
Metode Penelitian Hukum, Malang:
UMM Press, 2009. B. Peraturan Perundang-Undangan
Devi,Ria Sintha, Perkembangan Hukum Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Dagang di Indonesia, CV. Sentosa Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Deli Mandiri, Medan, 2020 Pidana
Purba, Onan, Ria Sintha Devi, Hukum Undang-Undang Nomor 20 tahun 2002
Acara , Lembaga Penelitian dan tentang Kepolisian Republik
Penulisan Ilmiah AQLI, Medan, Indonesia Undang-Undang Nomor 11
Maret 2021. Tahun 2008 tentang Informasi dan
Hulukati, Tien S. dan Tapi Transaksi Elektronik.
ansariB,Gialdah. Hukum Pidana Jilid Undang-UndangNomor 19 Tahun 2016
1, Fakultas Hukum Universitas Perubahan Atas Undang-Undang
Pasundan, Bandung: 2006. Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Haenlain, Michael.,Users of The World Informasi dan Transaksi Elektronik.
United thechallengers and
Oppurtinitiesofsocial Media, Busness C. Jurnal dan Karya Ilmiah
Horizons, London: 2010. Priskila Askahlia Sanggo, Diana
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Lukitasari, Pertanggungjawaban
Penelitian Hukum Normatif, Pidana Pelaku Penipuan Arisan
Bayumedia, Surabaya: 2008. Online Ditinjau Dari Undang-
Kanter, E.Y. dan Sianturi, S.R. Asas-Asas Undang Nomor 11 tahun 2008
Hukum Pidana Di Indonesia Dan tentang Informasi dan Transaksi
Penerapannya, Penerbit Storia Elektronik, Jurnal RecidiveVol 3 No
Grafika, Jakarta: 2002. 2 Mei-Agustus 2014.
Makarim, Edmon. Kompilasi Hukum Siswanto, Tito. Optimalisasi Sosial Media
Telematika, Rajawali Press, Jakarta: sebagai Media Pemasaran Usaha
2004. Kecil Menengah. Jurnal Liquidity,
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Vol. 2, No. 1, January- Juni 2013.
Hukum, Kencana, Jakarta: 2006. Thea Rahmani, Penggunaan Media Sosial
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, cet. Sebagai Penguasaan Dasar-Dasar
10, Rineka Cipta, Jakarta: 2002. Fotografi Ponsel, Tesis, Universitas Islam
Nasrullah, Rulli. Media Sosial: Negeri Sunan Kalijaga ,Yogyakarta:
PerspektifKomunikasi, Budaya, dan 2016.

JURNAL RECTUM, Vol. 4, No. 2, (2022) Juli : 326-336 335


HAMONANGAN, Alusianto et al. <https://jurnal.darmaagung.ac.id/inde
PERANAN KURATOR TERHADAP x.php/jurnalrectum/article/view/227>.
KEPAILITAN PERSEROAN
TERBATAS. PKM Maju UDA,
[S.l.], v. 2, n. 1, p. 20-34, sep.
2021.ISSN 2745-6072. Available at:
<http://jurnal.darmaagung.ac.id/inde
x.php/pkmmajuuda/article/view/1182
>. Date
Simbolon, N. Y., Nasution, M. Y., &
Lubis, M. A. (2019). Pemberdayaan
Kearifan Lokal Masyarakat Adat
Batak Toba
Lubis, M. A., Dhevi, R. S., &Yasid, M.
(2020). PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP APARAT SIPIL
NEGARA YANG MELAKUKAN
PELANGGARAN HUKUM DALAM
MEWUJUDKAN GOOD
GOVERNANCE. Jurnal Darma
Agung, 28(2), 269-285.
Siregar, G., & Lubis, M. A. (2020,
October). The Effectiveness of The
Imposition of Prison Sentences of
Fines For Perpetrators of Electronic
Technology Information Violations.
In Virtual Conference on Social
Science in Law Political and
Economic
Development.VCPSPILED 2020.
Yasid, M., Siregar, G., & Lubis, M. A.
(2020). Plagiarism-Turnitin: The
Policy of Credit Payment Relaxation
in Overcoming the Impact of Covid-
19 Spread to the Economic Society
in Indonesia.
Siregar, S. A., Siregar, G., & Lubis, M. A.
(2020). Criminological Perspective
Of Street Crime. Journal of
Advanced Research in Dynamical
and Control Systems-JARDCS, 12(6),
603-611.
DEVI, Ria Sintha. PERLINDUNGAN
HUKUM BAGI PENANAMAN
MODAL ASING (PMA) DI
INDONESIA. JURNAL RECTUM:
Tinjauan Yuridis Penanganan
Tindak Pidana, [S.l.], v. 1, n. 2, p.
142-153, july 2019. ISSN 2684-7973.
Available at:
336 AKIBAT HUKUM BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN ONLINE MELALUI
MODUS ARISAN ONLINE DI MEDIA SOSIAL ELEKTRONIK
Dimas Wahyudi 1), Herixson Sugiarto Samosir 2), Ria Sintha Devi 3)

You might also like