Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

1

Macam Macam Skarifikasi dan Uji Muncul Tanah Pada Benih


Capologonium

Scarification And Soil Emergence Tests On Capologonium Seeds


Labib Ahmad Rozan, Naufal Arya Ramadhan, Rhelvanska Ahmada Surya, Andika Yoga Pamungkas, Lendi
Irmawanto, Naila Amalia Salicha, Satria Rajendra Ragananda, Faliha Nafaria Arfa.
1
Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

Email: labibahmadr@gmail.com

ABSTRACT

Calopogonium (Calopogonium sp.) is a genus of flowering plants in the legume family,


Fabaceae. This study aims to determine the effect of scarification on the percentage of germination
in the legume Calopogonium. This research was carried out in the Forage Crop Production
Laboratory, Faculty of Animal Husbandry and Agriculture, Diponegoro University, in March 2023.
The design used was a Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments. Each treatment
used 20 Calopogonium seeds. The treatment was given in the form of immersion in hot water with
a temperature of 100oC for physical treatment, followed by mechanical treatment (sanded),
followed by chemical treatment with the addition of 96% H 2SO4 liquid and also non-physical
treatment without treatment. Data analysis was carried out by placing Calopogonium seeds on the
soil, followed by the process of watering regularly morning and evening for 14 consecutive days.
The data obtained were analyzed by calculating the optimal number of germination in each
treatment. Chemical and mechanical scarification showed better results with more sprout
emergence.

Keywords: Calopogonium, Germination, Scarification, Seed viability.

ABSTRAK

Calopogonium (Calopogonium sp.) adalah genus tanaman berbunga dalam keluarga


kacang-kacangan, Fabaceae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh skarifikasi
terhadap presentase perkecambahan pada legum Calopogonium. Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium Produksi Tanaman Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas
Diponegoro, pada bulan maret 2023. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) 5 perlakuan. Setiap perlakuan menggunakan sebanyak 20 butir benih Calopogonium.
Perlakuan yang diberikan berupa perendaman ke dalam air panas bersuhu 100 oC untuk perlakuan
secara fisik, dilanjutkan dengan perlakuan secara mekanik (diamplas), kemudian dilanjutkan
dengan perlakuan secara kimia dengan penambahan cairan H 2SO4 96% dan juga perlakuan secara
non fisik tanpa perlakuan. Analisis data dilakukan dengan meletakkan benih Calopogonium pada
tray semai yang beriisi tanah, dilanjutkan dengan proses penyiraman secara rutin pagi dan sore
selama 14 hari berturut-turut. Data yang diperoleh dianalisis dengan menghitung jumlah
perkecambahan paling optimal pada tiap perlakuan. Skarifikasi kimia dan mekanik menunjukkan
hasil yang lebih baik dengan kemunculan kecambah yang banyak.

Kata kunci: Calopogonium, Perkecambahan, Skarifikasi, Viabilitas benih.


2

1. PENDAHULUAN
perkebunan karet atau kelapa sawit.
Benih merupakan bagian penting dari Impermeabilitas benih Calopogonium
teknologi kimia-biologis yang masih menjadi disebabkan oleh kulit benih yang keras dan
masalah bagi bahan baku pangan tanaman dilapisi oleh lapisan lilin, sehingga kulit benih
pada setiap musim tanam, karena produksi kedap terhadap air dan gas, sehingga hal ini
benih bermutu masih belum dapat memenuhi merupakan salah satu kendala dalam
kebutuhan pengguna atau petani bahkan pembibitan legum ini.Upaya yang dapat
pengolah. Mendapatkan benih yang dilakukan untuk mengatasinya adalah perlu
berkualitas baik tidaklah mudah. Selain itu, dilakukan pematahan dormansi benih
sebagian besar benih hijauan (kacang- Calopogonium dengan kombinasi secara
kacangan) memiliki cangkang yang keras, kimia, mekanik, fisik dengan cara
sehingga untuk memudahkan proses pengguntingan kulit benih skarifikasi dengan
perkecambahan harus dipangkas agar dapat menggosok menggunakan kertas amplas,
mengubah cangkang yang tidak dapat perendaman dengan air panas dan
ditembus menjadi permeabel terhadap gas dan perendaman menggunakan larutan asam pekat
air. Benih adalah biji tanaman yang digunakan (H2SO4) sehingga diharapkan dapat
untuk disemai. Benih merupakan salah satu memecahkan dormansi benih pada biji
faktor yang menentukan keberhasilan Calopogonium pertumbuhan dan daya
budidaya tanaman yangperannya tidak dapat berkecambah Calopogonium dapat meningkat.
digantikan oleh faktor lain, karena benih Proses skarifikasi dilakukan agar embrio
sebagai bahan tanaman dan pembawapotensi dapat segera tumbuh tanpa hambatan karena
genetic (Milkiades dan Zainuddin, 2021). air dan gas akan mampu masuk kedalam biji
Benih merupakan salah satu faktor penentu sehingga proses imbibisi dapat terjadi. (Aulia
keberhasilan budidaya tanaman. Peran benih et al., 2021).
dalam meningkatkan produktivitas dan
kualitas semakin penting untuk mengikuti 2. BAHAN DAN METODE
ekspor dan daya saing suatu komoditas.
2.1 Waktu dan Tempat
Tanaman legum adalah tanaman kacang-
kacangan yang sistem perakarannya mampu Praktikum uji skarifikasi dan uji muncul
bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium dan tanah dilaksanakan pada tanggal 20 Maret
membentuk bintil akar yang dapat mengikat 2023, di Laboratorium Produksi Tanaman
nitrogen dari udara. Tanaman legum memiliki Pakan.
kemampuan unik untuk membentuk hubungan
mutualistik dengan bakteri Rhizobium yang 2.2 Metode Pelaksanaan
dapat mengikat nitrogen dari udara dan
membentuk nodul pada akar tanaman. Sebagai Metode pelaksanakan menggunakan dua
tanaman pembebasan lahan, kacang-kacangan jenis metode yaitu UKDdP dan tray semai
memiliki beberapa faktor pendukung, antara dengan beberapa macam cara skarifikasi
lain: (1) tumbuh cepat, menghasilkan banyak (skarifikasi kimia, skarifikasi fisik, skarifikasi
bahan organik dan menutupi tanaman; (2) mekanik dan tanpa perlakuan). Media
banyak mengandung mitrogen. Leguminosa tanam yang digunakan pada penelitian ini
merupakan salah satu suku tumbuhan dikotil menggunakan metode tray semai yang beriisi
yang mempunyai kemampuannya mengikat tanah.
(fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tidak
melalui cairan tanah) karena bersimbiosis 2.3 Metode pelakasanaan ke 1
dengan bakteri tertentu pada akar atau
batangnya. (Lamanama et al., 2020). Metode skarifikasi yang digunakan untuk
mematahkan dormansi pada benih
Calopogonium merupakan salah satu jenis Calopogonium adalah skarifikasi kimia
legum yang dimanfaatkan sebagai tanaman menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4)
pakan dan tanaman penutup tanah di lahan 96%. Benih Calopogonium dialiri dengan
3

H2SO4 setelah itu disiram dan dicuci


menggunakan air mengalir dan disaring Metode skarifikasi yang dilaksanakan pada
dengan penyaring. Benih yang sudah disaring percobaan ke 4 adalah menggunakan metode
selanjutnya direndam beberapa menit. Larutan tanpa perlakuan, yaitu menanam benih pada
H2SO4 dapat melunakkan lapisan lilin pada tray semai yang beriisi tanah. Benih biji
kulit biji yang keras, sehingga lebih Calopogonium tidak diberi perelakuan
permeabel terhadap air. Media tanam yang apapun. Hal tersebut dilakukan agar dapat
digunakan adalah tanah. Benih Calopogonium membandingkan perbedaannya antara benih
yang telah diskarifikasi dengan H2SO4 yang diberi perlakuan dan tidak diberi
kemudian diletakkan pada tray semai yang perlakuan.
beriisi tanah. Pengamatan dilakukan selama
14 hari dan pastikan kertas saring selalu 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam keadaan basah pada tiap pengecekan.
3.1 Hasil
2.4 Metode pelaksanaan ke 2 Hari Kimia Fisik Mekanik TP
ke- 1 2 1 2 1 2 1 2
Skarifikasi fisik dengan peelakuan 1 - - - - - - - -
mekanik kulit benih dapat membantu imbibisi 2 1 - - - 4 2 - -
air akibat impermeabilitas kulit benih. 3 - 2 - - - 2 - -
Perlakuan dilakukan dengan merendam benih 4 - 3 - - 2 - - -
Calopogonium dalam air hangat selama 10 5 - - - - - - - -
menit kemudian disaring dengan penyaring. 6 3 1 - 1 - - 1 -
Perlakuan dilakukan untuk memberikan celah 7 1 1 - - - - - -
untuk imbibisi air sehingga mempercepat 8 1 - - - - 1 1 1
kemunculan tunas. Media tanam yang 9 - - - - - - - -
digunakan adalah tanah. Benih Calopogonium 10 - - - - - - - -
yang sudah diskarifikasi secara fisik dengan 11 - - - - - - - -
air hangat kemudian ditanam pada tray semai 12 - - - - - - - -
yang beriisi tanah. Pengamatan dilakukan 13 - - - - - - - -
selama 14 hari dan pastikan kertas merang 14 - - - - - - - -
selalu dalam keadaan basah pada tiap
Jumlah 6 7 0 1 6 5 2 1
pengecekan.
%
60 70 0 10 60 50 20 10
2.5 Metode pelaksanaan ke 3 Kecamb
% % % % % % % %
ah
Metode skarifikasi yang dilakukan yaitu Tabel 1.1. Hasil Pengamatan dan
secara mekanis pada benih Calopogonium Perkecambahan Benih Calopogonium
(lapisan luar biji). Sakarifikasi mekanis pada Pada Tray Semai Beriisi Tanah.
benih puerraria javanica (lapisan luar biji)
secara fisik dibuka untuk memungkinkan air
dan udara masuk dengan menggunakan kertas
amplas halus dengan perlahan. Kulit benih
Calopogonium digores dengan amplas halus
untuk melemahkan kulit biji yang keras
sehingga lebih permeabel terhadap air. Media
tanam yang digunakan adalah kertas merang.
Benih Calopogonium yang sudah diskarifikasi
secara mekanis dengan kertas amplas halus
kemudian ditanam pada kertas merang dan
Gambar 1.1. Hasil Pengamatan dan
plastik lalu diikat. Pengamatan dilakukan
Perkecambahan Benih Calopogonium
selama 14 hari dan pastikan tanah selalu
Pada Tray Semai Berisi Tanah.
dalam keadaan basah pada tiap pengecekan.
3.1.1 Hasil dari praktikum 1
2.5 Metode pelaksanaan ke 4
4

pangkal benih sehingga mempercepat proses


Pada metode kimia, skarifikasi dilakukan imbibisi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
dengan cara merendam benih tanaman Siregar (2022) yang menyatakan bahwa
calopogonium menggunakan bahan kimia, adanya perbedaan posisi skarifikasi dapat
yaitu H2SO4. Larutan H2SO4 digunakan untuk mempengaruhi perkecambahan benih
melunakkan kulit benih tanaman pakan. Hal capologonium, posisi skarifikasi yang
ini sesuai dengan pernyataan Dethan et al. dilakukan lebih dekat dengan embrio benih
(2020) yang menyatakan bahwa larutan H2SO4 maka akan cepat kulit membuka dan
bersifat asam panas dan korosif sehingga berkecambah. Berdasarkan hasil praktikum
dapat melunakkan kulit biji yang keras didapatkan rata-rata hasil skarifikasi dengan
sehingga lebih permeabel terhadap air. metode mekanik pada biji Capologonium 60%
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data pada pengulangan 1dan 50% pada
rata-rata hasil skarifikasi dengan metode pengulangan 2. Hasil tersebut menunjukkan
kimia pada biji Calopogonium muculnodes penggunaan metode mekanik memiliki
adalah 60% pada pengulangan 1 dan 70% persentase pertumbuhan yang tinggi juga.
pada pengulangan 2. Hasil tersebut
menunjukkan penggunaan metode kimia 3.1.3 Hasil praktikum 4
memiliki persentase pertumbuhan kecambah
yang tinggi. Hasil analisis pada skarifikasi tanpa
perlakuan pada uji tanam tanah, yaitu
3.1.2 Hasil praktikum ke 2 menunjukan hasil pertumbuhan tidak begitu
optimal. Skarifikasi tanpa perlakuan
Pada metode fisik, skarifikasi merupakan suatu perlakuan yang dapat terjadi
dilakukan dengan cara merendam benih secara alami karena terkena gesekan atau
tanaman Calopogonium menggunakan air tekanan selama proses pengangkutan atau
panas. Penggunaan air panas digunakan untuk penyimpanan biji Hasil pengamatan
mempercepat laju pertumbuhan benih. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 1.1. Hasilnya
sesuai dengan pernyataan Harahap et al. persentase pertumbuhan biji sebesar 20%
(2021) yang menyatakan bahwa perendaman pada pengulangan 1 dan 10% pada
dengan air panas akan menyebabkan pengulangan 2. Berdasarkan pengamatan
permukaan biji akan melembek dan terjadi tersebut diduga benih yang tidak diberi
proses pembelahan sel yang akan perlakuan skarifikasi kurang optimal. Pada
mempercepat laju pertumbuhan benih. skarifikasi biji tanpa perlakuan ini
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data mendapatkan hasil pengamat setelah 14 hari,
rata-rata hasil skarifikasi dengan metode fisik yaitu sedikit lebih optimal dibandingkan
pada biji Calopogonium adalah 0% pada dengan skarifikasi fisik. Hal ini sesuai dengan
pengulangan 1 dan 10% pada pengulangan 2. pernyataan Juhanda et al. (2019) yang
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada menyatakan bahwa skarifikasi tanpa
metode fisik memiliki persentase keberhasilan perlakuan cukup disarankan karena tidak ada
paling rendah dibanding metode lain. Hal itu campuran bahan-bahan kimia yang
disebabkan karena benih terdapat jamur serta ditambahkan atau masuk kedalam benih biji.
ada beberapa benih yang hilang.
3.2 Pembahasan
3.1.3 Hasil praktikum 3
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan
Pada metode mekanik, skarifikasi skarifikasi kimia pada benih Calopogonium
dilakukan dengan cara mengamplas benih menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4)
tanaman Capologonium pada perlakuan ini dapat melunakkan lapisan lilin pada kulit biji
menunjukkan hasil berpengaruh terhadap yang keras, sehingga benih lebih permeabel
terhadap perubahan potensi tumbuh terhadap air. Larutan H 2SO4 memiliki sifat
maksimum. Didapatkan pada perlakuan secara asam panas dan korosif sehingga mampu
mekanik pada benih Capologonium mengikis kulit biji yang keras. Hal ini sesuai
mengalami pertumbuhan hal ini diduga dengan pernyataan Nurhafidah (2021) yang
penggoresan yang dilakukan pada bagian menyatakan bahwa larutan H2SO4 memiliki
5

sifat panas sehingga dapat mengkilis biji yang pendapat Adi (2021) bahwa skarifikasi tanpa
keras. Hasil perlakuan skarifikasi berpengaruh perlakuan merupakan suatu perlakuan yang
nyata terhadap parameter daya berkecambah dapat terjadi secara alami karena terkena
benih dan potensi benih cepat tumbuh. gesekan atau tekanan selama proses
Skarifikasi dengan bahan kimia dapat pengangkutan atau penyimpanan biji. Pada
mengaktifkan sel-sel benih dormansi, skarifikasi biji tanpa perlakuan ini
mengaktifkan daya kerja enzim dan mendapatkan hasil pengamat setelah 14 hari,
merangsang perkecambahan lebih cepat. Hal yaitu sedikit lebih optimal dibandingkan
tersebut sesuai dengan pernyataan Muharis et dengan skarifikasi fisik. Hal tersebut sesuai
al. (2022) yang menyaakan bahwa kandugan dengan pernyataan Juhanda et al. (2019) yang
asam sulfat yang diberikan pada benih dapat menyatakan bahwa skarifikasi tanpa
merangsang pertumbuhan kecambah dengan perlakuan cukup disarankan karena tidak ada
mengaktifkan kerja enzim. campuran bahan-bahan kimia yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditambahkan atau masuk kedalam benih biji
skarifikasi fisik dengan perendaman air panas Calopogonium.
tidak begitu berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan benih. Hal ini dapat dikarenakan 4. KESIMPULAN
faktor perendaman benih dalam air panas
yang belum cukup lama sehingga biji belum Skarifikasi yang telah dilakukan
lunak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Liani memberikan pengaruh positif terhadap proses
(2019) yang menyatakan bahwa perendaman imbibisi benih dan laju perkecambahan biji.
benih Calopogonium terutama untuk Hasil dari penelitian pada metode skarifikasi
melunakkan kulit benih sehingga kimia dan mekanik dengan media tanam tray
memudahkan penyerapan air oleh benih, juga semai menunjukkan hasil pengamatan yang
untuk mengaktifkan sel-sel dorman dan tunas disajikan pada tabel 1.1. Berdasarkan hasil
bisa menembus kulitnya. Suhu air memiliki pengamatan pada tabel, proporsi pertumbuhan
efek nyata terhadap perkecambahan. Hal ini benih 60% pada pengulangan pertama dan
sesuai dengan pendapat Novita et al. (2023)
70% pada pengulangan kedua. Hasil analisis
yang menyatakan bahwa suhu air memiliki
pengaruh skarifikasi kimia pada uji tanam tray
efek nyata pada persentase perkecambahan,
kebetulan tumbuh dan pertumbuhan semai menunjukan hasil yang optimal
maksimal. dibanding yang lain.
Hasil penelitian menunjukkan skarifikasi
mekanik dengan cara menggosokan biji ke 5. DAFTAR PUSTAKA
amplas bertujuan untuk mengikis kulit yang
Adi, S. 2021. Pengaruh skarifikasi fisik pada
keras dan untuk pematahan dormansi pada biji perkecmbahan benih dan pertumbuhan
tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan awal dau lamtoro. J. Pertanian. 3 (1): 117-
Wijayanti (2023) yang menyatakan bahwa 130.
skarifikasi mekanik merupakan suatu
perlakuan pematahan dormansi pada benih Aulia, Z., M. B. Ulum, A. Iriany dan A.
impermeable dengan teknik merusak jaringan Zainudin. 2021. Modifikasi teknik
testa seperti penusukan, penggoresan, invigorasi untuk meningkatkan
pemecahan, pengikiran dan pembakaran pada viabilitas dan vigor benih jagung
biji. Skarifikasi mekanik dan kimia, keduanya manis (Zea mays Sacharata L.). J. of
secara berinteraksi terbukti mampu Applied Agricultural Sciences. 5 (1):
meningkatkan daya berkecambah, 50-60.
keserempakan tumbuh dan kecepatan tumbuh.
Hasil penelitian menunjukkan skarifikasi Dethan, I. Y., R. L. S. Hartini dan C. H. Arnold.
tanpa perlakuan dengan tidak melakukan 2020. Pengaruh skarifikasi kimia terhadap
tindakan apapun kepada benih biji perkecambahan benih jambu mete
Calopogonium, hal ini bertujuan untuk (Anacardium occidentale L.). J. Saintek
mengetahui perbandingan laju pertumbuhan Lahan Kering. 3 (2): 47-50.
pada benih biji Calopogonium yang ditanam
Harahap, D. E., Mukhlis, M. Amir dan F. S.
pada kertas merang. Hal ini sesuai dengan
6

Herbis. 2021. Pematahan dormansi biji Novita, T., Evita, E., dan Jasminarni, J. 2023.
aren dengan metode skarifikasi pada Pematahan dormansi benih kopi arabika
berbagai suhu perendaman. J Education kerinci dengan berbagai bahan
and Development. 9 (3): 537-539. perendaman. J. Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi. 23 (1): 935-938.
Juhanda, J., Y. Nurmiaty dan E. Ermawati.
2019. Pengaruh skarifikasi pada pola Nurhafidah, N. 2021. Uji viabilitas beberapa jenis
imbibisi dan perkecambahan benih varietas jagung (Zea Mays) dengan
saga manis (Abruss precatorius L.). J. menggunakan metode yang berbeda. J.
Ilmiah Terapan Budidaya dan
Agrotek Tropika. 1(1).
Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Perkebunan. 10 (1): 30-39.
Lanamana, W. B., K. Y. Fowo., L. D. G. Djou dan
Y. Pande. 2020. Pelatihan teknik
Rosdiana, Zulkaidhah, H. Umar, D. Wahyuni.
budidaya ubikayu nuabosi menggunakan
2020. Pengaruh berbagai jenis skarifikasi
teknologi pola tanam tumpangsari dengan
terhadap perkecambahan benih saga
tanaman legum di Desa Randotonda
(Adenanthera pavonina L) di persemaian
Kecamatan Ende Kabupaten Ende. J.
permanen BPDAS Palu-Poso. J. Warta
Pengabdian Masyarakat. 3 (2): 92-103.
Rimba. 8 (2): 130-135.
Liani, D. A. 2019. Pengaruh skarifikasi fisik dan
kimia terhadap pematahan dormansi Siregar, E. P. D., N. Nazimah, Safrizal S.
benih sirsak (Annona muricata L.). J. Nilahayati dan K. Khaidir 2022.
Pertanian. 2 (1): 119-210. Pengaruh Posisi Skarifikasi dan Asam
Sulfat (H2SO4) Terhadap Viabilitas
Milkiades, P. dan Y. Zainuddin. 2021. Produksi Benih Sirsak (Annona muricata L.). J.
Benih Sebar Padi Sawah dan Ilmiah Mahasiswa Agroekoteknologi.
Penyebarannya di Sulawesi Tenggara. J. 1 (1) 18-22.
Prodi Agribisnis. 2 (1): 12-20.
Wijayanti, P. R. 2023. Review pematahan
Muharis, A., F. Faisal, N. Nasruddin, J. Jamidi, dormansi biji dengan metode skarifikasi
dan M. Rafli. 2022. Pemutusan dormansi mekanik dan kimia. J. Agroekoteknologi
benih kelapa sawit (Elaeis guineensis Tropika Lembab. 5 (2): 109-116.
jacq.) Dengan skarifikasi mekanik dan
kimiawi. J. Ilmiah Mahasiswa
Agroekoteknologi. 1 (2): 43-48.
7

You might also like