Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Strategi Pengasuhan Anak Usia Dini oleh Orang Tua Dual Career

Arziki Farras Ajani1, Muhammad Hanif1, Dwi Hardani Oktawirawan S.Psi., M.Si.1, Dra.
Diana Rusmawati M. Psi.1

Arziki Farras Ajani,


1

farrasfarka6@gmail.com
2
Muhammad Hanif
Muhammadhduaribu@gmail.com
penuliskorespondensi@email.com

Abstract
Parenting can be interpreted as everything that includes what must be done by parents to fulfill their duties and
responsibilities for child development. There are several children's needs that must be met by parents such as
physical needs, emotional needs, and psychological needs. Researchers want to know the strategies of early
childhood parenting by dual career parents. This research is qualitative research, with a case study type and uses
the Miles and Huberman method. The criteria for the research subject are a mother who has a child under five
and works with a working husband. Obtained subjects according to these criteria. Researchers used the method
of observation, interviews, and collection of documentation in obtaining data. The results of the study found that
the subject emphasized the division of tasks and cooperation and paying attention to the nutritional needs of
children is very important in early childhood care. Subjects also experience burnout and have coping strategies.
The subject's awareness of the father's role in the family is also important in the child's social development.

Keywords: Dual-Career Family; parenting; early childhood education

Abstrak
Pengasuhan, atau pola asuh, dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mencakup apa yang harus dilakukan
oleh orangtua untuk memenuhi tugas dan tanggung jawabnya bagi perkembangan anak. Ada beberapa kebutuhan
anak yang harus dipenuhi oleh orang tua seperti kebutuhan fisik, kebutuhan emosional, dan kebutuhan psikologis.
Peneliti ingin mengetahui strategi pengasuhan anak usia dini oleh orang tua dual career. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif, dengan jenis studi kasus dan menggunakan metode Miles dan Huberman. Kriteria subjek
penelitian yaitu seorang ibu yang memiliki anak balita dan bekerja dengan suami yang bekerja. Didapatkan subjek
sesuai kriteria tersebut. Peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dan pengumpulan dokumentasi
dalam mendapatkan data. Temuan penelitian menunjukkan bahwa subjek menekankan adanya pembagian tugas
dan kerjasama serta memperhatikan kebutuhan gizi pada anak itu sangat penting dalam pengasuhan anak usia
dini. Subjek juga mengalami burnout dan memiliki strategi coping. Kesadaran subjek akan peran ayah dalam
keluarga juga penting dalam perkembangan sosial anak.

Kata kunci:Dual-Career Family, pengasuhan anak usia dini ; pengasuhan

PENDAHULUAN

Keluarga merupakan suatu sistem yang kompleks dimana di dalamnya terdapat ikatan diantra
anggota keluarganya dan saling memiliki. Di lingkungan keluarga inilah terjadi proses
pengasuhan demi terbentuknya pribadi yang matang untuk dapat menjalani kehidupan sesuai
yang diharapkan. Orang tua menjadi pendamping utama dalam setiap perkembangan anak.
Orang tua menjadi contoh pertama dan yang paling utama bagi anak. Orang tua melakukan
“investasi dan komitmen dalam kehidupan anak” untuk memberikan tanggung jawab dan
perhatian.
Menurut Hidayati (dalam Purnama & Hidayati, 2020) Pengasuhan, atau pola asuh, dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh orangtua untuk
memenuhi tugas dan tanggung jawabnya bagi perkembangan anak. Peran orang tua tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan anak, memenuhi
kebutuhan emosional dan psikologis anak serta memberikan pendidikan yang terbaik.
Dalam referensi lain, model pengasuhan digambarkan sebagai sikap dan perilaku ibu atau
pengasuh lain di sekitar anak dalam menyediakan makanan, menjaga kebersihan, semua ini
terkait dengan status gizi sehat (psikologis) fisik ibu secara umum. Kemudian juga dikatakan
Ilmu mengenai Pendidikan keluarga dan masyarakat tentang pengasuhan yang baik, peran
dalam keluarga atau masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, cara keluarga dan masyarakat
berbagi kasih, dll. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh : pendidikan orangtua
menurut Suhardjo (dalam Purnama & Hidayati, 2020) pengetahuan dan aktivitas orangtua
Sobur (dalam Purnama & Hidayati, 2020) serta status sosial ekonomi.
Pada jaman modern ini, fenomena tentang ibu bekerja di daerah perkotaan di anggap sudah
tidak asing lagi. Ketika pada jaman dahulu seorang istri hanya berperan sebagai pengurus
rumah dan anak/suami, seiring berjalannya waktu dan kemajuan ilmu pengetahuan bahkan
seorang ibu dapat menjalankan peran ganda. Seorang ibu tersebut tentunya membutuhkan
banyak waktu untuk sekedar bersama anak. Sehingga proses pengasuhan tetap berjalan secara
maksimal. Hertz (2004), seorang professor sosiologi dan studi wanita di universitas Wellesley
men gungkapkan fakta mengenai masyarakat yang membebaskan wanita untuk memilih
menjadi ibu ataupun berkarir. Alih-alih menjadi ibu yang mengasuh anak, wanita karir banyak
yang beranggapan bahwa mempunyai anak akantidak efektif karena waktu yang tidak benar-
benar cukup untuk anak. Seorang wanita bisa saja sukses dalam karir namun setidak nya di
mata orang lain gagal dalam membina rumah tangga karena tidak memiliki anak. Hal inilah
yang membuat proses pengasuhan ibu bekerja tidak dapat dikatakan “mudah”. Namun tentu
seorang ibu sudah memiliki pertimbangan khusus dalam menjalankan peran ganda mereka.
Beberapa wanita yang berperan ganda menempatkan anak-anak ditempat penitipan atau
menyewa pengasuh utama bagi anak. Seorang wanita tidak hanya sukses karir namun
setidaknya dimata orang lain gagal dalam membangun rumah tangga karena tidak memiliki
anak. Hal inilah yang membuat proses pengasuhan ibu bekerja tidak dapat dikatakan “mudah”
Namun tentu seorang ibu sudah memiliki pertimbangan khusus dalam menjalankan peran
ganda mereka.
Menurut Shin (dalam Putri, R & Fauziah, P. Y. 2020) Besarnya tanggung jawab ibu bekerja
menimbulkan beberapa masalah. Seorang ibu yang bekerja harus membagi waktu, pikiran,
perasaan, dan energinya di antara dua tugas ini. Ibu yang bekerja banyak mengalami stres
karena berbagai perannya di rumah dan di masyarakat. Ibu harus menjalankan peran ganda
dalam melaksanakan perannya sebagai sosok seorang ibu. Peran ganda ini berpengaruh positif
maupun negatif terhadap kondisi keluarga terutama terhadap anak. Pengaruh ibu yang bekerja
pada hubungan anak dan ibu, sebagian besar bergantung pada usia anak pada waktu ibu mulai
bekerja. Jika ibu mulai bekerja sebelum anak telah terbiasa selalu bersamanya, yaitu sebelum
suatu hubungan tertentu terbentuk, maka pengaruhnya akan minimal. Tetapi jika hubungan
yang baik telah terbentuk, anak itu akan menderita akibat deprivasi maternal, kecuali jika
seorang pengganti ibu yang memuaskan tersedia, yaitu seorang pengganti yang disukai anak
dan yang mendidik anak dengan cara yang tidak akan menyebabkan kebingungan atau
kemarahan di pihak anak.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus dengan menggunakan
metode Miles dan Huberman. Tujuan dari jenis penelitian ini adalah karena keinginan peneliti
untuk menggali secara mendalam gambaran kasus yang dialami oleh F, yaitu coping Strategi
alam mengasuh anak usia ini dengan orangtua dual career.
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2022 hingga desember 2022 di salah satu
keluarga di Tembalang, Semarang. Dalam penelitian ini terdapat 1 subjek yaitu F sendiri sesuai
karakteristik demografi yang peneliti butuhkan yaitu seorang ibu yang memiliki anak balita
dan bekerja dengan suami yang bekerja. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi
mendalam tentang strategi efektif dalam mengasuh anak usia dini dengan orang tua dual
career.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan
pengumpulan dokumentasi yang dikumpulkan melalui triangulasi. Tujuan triangulasi adalah
untuk menguji tingkat validitas yang dilakukan dalam penelitian. Wawancara mendalam
dilakukan kepada F sebagai Ibu yang mengasuh anak balitanya. mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh (Moleong, 2018) bahwa Informasi yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan
mengorganisir data, memilah informasi mana yang dibutuhkan dan mana yang tidak,
mensintesis data, mengidentifikasi pola, dan menentukan temuan penelitian.

Gambar 1. Prosedur Penelitian

Proses yang dilakukan ini mengacu kepada penelitian yang telah dilakukan oleh sugiyono alam
Aghni, Fridani, & Supena, 2021) yakni data dianalisis menggunakan model Miles dan
Huberman dengan beberapa langkah yaitu reduksi data; Mencari pola dengan memberikan
kode pada setiap pola yang muncul dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan.
Menyediakan informasi; informasi disajikan dalam bentuk naratif secara detail dan jelas. Lalu
ada fase inferensial; untuk memastikan kebenaran informasi yang diperoleh selama penelitian,
dengan merekonsiliasi informasi dengan teori dan referensi yang ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN

F tinggal bersama suami dan anak - anaknya tanpa bantuan Asisten Rumah Tangga (ART). F
berusia 30 tahun dan suaminya R berusia 32 tahun, keduanya bekerja namun F bekerja dari
rumah karena memiliki bisnis. Suami F yaitu R bekerja dari senin hingga jumat, terkadang
hingga sabtu apabila ada lembur. Yang mana jam kerja tersebut berada di jam 8 hingga 4 sore
terkadang R melakukan lembur hingga jam 9 hingga kisaran jam kerjanya yaitu 8-12 jam. R
dalam peranan mengasuh anak-anaknya dengan cara membagi tugas saat ia sudah pulang
kantor. Terdapat data dalam verbatim "ya kalau suami pulang, saya nanti mengurus hal lain
misalnya memasak dan pak suami nanti memandikan anak-anak". Subjek F juga menekankan
adanya pembagian tugas dan kerjasama serta memperhatikan kebutuhan gizi pada anak itu
sangat penting dalam pengasuhan anak usia dini terdapat data dalam verbatim "ya penting
dongg peran suamii, karena kita tidak pakai ART.. jadi ya kalau tidak dibantu bisa sering
burnout lagian memang tugas suami juga terhadap keluargaa.. tidak hanya mencari uang dan
bekerjaaa".
Didapat data bahwa subjek F juga burn out dan memiliki strategi coping dengan verbatim "yaa
biasanya stress kalau nangisnya bareng dan pak suami lagi lembur hari sabtu di kantor,
biasanya aku menenangkan diri di kamar mandi untuk bisa berkepala dingin, atau aku ajak
anak-anak pergi ke indomaret untuk menenangkan diri dan suasana.". F juga lebih memilih
weekend digunakan untuk family time sehingga waktunya bersama anak dan suami berkualitas,
hal tersebut selaras dengan penelitian oleh Magda dan Keister (2018) bahwa ibu yang bekerja
lebih banyak menginvestasikan waktu yang berkualitas pada anak dibandingkan dengan
orangtua yang menganggur. Kesadaran subjek akan peran ayah dalam keluarga juga penting
dalam perkembangan sosial anak, data yang terdapat dalam verbatim yaitu "ya penting seorang
anak juga perlu dekat dengan ayahnya, makanya perlu juga peran suami saya dalam mengasuh
anak-anakk.." sesuai dengan penelitian oleh kato alam Hidayati, Kaloeti, & Karyono (2012)
bahwa partisipasi langsung pria dalam pengasuhan pada anak membawa pengaruh positif bagi
perkembangan perilaku prososial anak balita.
SIMPULAN

Kedua orang tua berperan dalam pengasuhan anak mereka. Keduanya pun bekerja namun
subjek bekerja dari rumah karena memiliki bisnis. Suami subjek bekerja dari hari senin hingga
hari jumat, terkadang hingga hari sabtu apabila ada lembur. Dari hasil penelitian ditemukan
bahwa adanya pentingnya pembagian tugas dan kerjasama serta memperhatikan kebutuhan gizi
pada anak dalam pengasuhan anak usia dini. Kemudian subjek juga mengalami burnout namun
subjek juga memiliki strategi coping. Kesadaran subjek akan peran ayah dalam keluarga juga
penting dalam perkembangan sosial anak. Hal ini menjawab tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui strategi pengasuhan anak usia dini oleh orang tua dual career.
DAFTAR PUSTAKA

Aghniarrahmah, C., Fridani, L., & Supena, A. (2021). Perkembangan Kemandirian


dan Keterampilan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun dalam Pengasuhan Dual Career
Family. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(1), 389-400.
F. Hidayati, D. V. S. Kaloeti, and K. Karyono, "PERAN AYAH
DALAM PENGASUHAN ANAK," Jurnal Psikologi, vol. 9, no. 1, Mar. 2012.
https://doi.org/10.14710/jpu.9.1.
Iga Magda & Roma Keister, 2018. "Working time flexibility and parental ‘quality
time’ spent with children," IBS Working Papers 04/2018, Instytut Badan
Strukturalnych.
Purnama, S., & Hidayati, L. (2020). Pengasuhan Anak Usia Dini dalam Hikayat
Indraputra. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 520-542.
Putrihapsari, R., & Fauziah, P. Y. (2020). MANAJEMEN PENGASUHAN ANAK
USIA DINI PADA IBU YANG BEKERJA: SEBUAH STUDI LITERATUR. Jurnal
Ilmiah Visi, 15(2), 127 - 136. https://doi.org/10.21009/JIV.1502.4
Nawafilaty T. (2019). POLA PENGASUHAN ALTERNATIVE DUAL CAREER
FAMILY DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ASIH ANAK. JCE (Journal of
Childhood Education), 3(1), 1-17. https://doi.org/10.30736/jce.v2i2.62
Wibowo A., Saidiyah S. (2013). PROSES PENGASUHAN IBU BEKERJA. Jurnal
Psikologi Integratif, 1(1), 105 – 123.
LAMPIRAN

TRANSKRIP WAWANCARA

Pewawan Selamat siang bagaimana kabarnya Bu Fatia


cara

Narasum Alhamdulillah baik sehat


ber

Pewawan Sekarang gimana bu anaknya sehat sehat bu?


cara

Narasum Alhamdulillah sehat-sehat Om


ber

Pewawan Sekarang bu fatia umur berapa ini?


cara

Narasum Umur 30 tahun


ber

Pewawan Oh umur 30 tahun hari ini ulang tahun ya. Selamat ulang tahun
cara dulu sebelumnya Bu Fatia nggeh

Narasum Iyaa
ber

Pewawan Sekarang anak paling kecil umur berapa? Umur 20 bulan?


cara

Narasum 20 bulan
ber

Pewawan Ohh terus anaknya yang dibawah 5 tahun ada berapa sekarang?
cara

Narasum Ada dua yang kedua, yang nomor 2 dan nomor 3


ber

Pewawan Masing-masing umurnya berapa?


cara

Narasum Yang nomor 2 umurnya 4 tahun, yang nomor 3 umurnya 20 bulan


ber

Pewawan 1 tahun 7 bulan?


cara

Narasum 20 bulan, 1 tahun.. 1 tahun.. 1 tahun delapan bulan


ber
Pewawan Selama mengasuh anak apa namanya yang di bawah 5 tahun ini
cara gimana sih? Apa yang dirasakan terlalu dinamika atau yang yang
terjadi apa aja permasalahannya yang paling sering mungkin?

Narasum Yang paling sering tantrum terus rebutan mainan kalau nggak
ber rebutan makanan terus nangisnya bareng terus kalau sakit gantian
terus apa lagi ya itu sih paling

Pewawan Terus kalau kalau sebelumnya kalau boleh tahu ini kondisinya
cara suami juga bekerja ya bu ya selain ibu bekerja?

Narasum Iya kalau saya kan kerjanya di rumah


ber

Pewawan Oh di rumah kerjanya, kalau gitu kan tadi banyak bangetya


cara permasalahan yang di alami, ada nggak sih yang ditemukan gitu
dalam dalam saat mengalami hal-hal tersebut tadi?

Narasum Gimana gimana?


ber

Pewawan Ada enggak yang ibu keluhkan gitu karena kan tadi yang
cara memaparkan bahwa sering terjadi tantrum nangisnya bareng itu
kan pasti berkesan ruwet ya bu ya, berkesan apa namanya hectic
ya kurang lebih bahasanya ya mungkin ya kalau sekarang, itu ada
ga keluhan yang dirasakan oleh ibu dalam menanggapi hal
tersebut atau mengkontrol hal-hal tersebut?

Narasum Ya paling kayak gitu jadi capek aja sih, soalnya dengerin saya
ber nangisnya bareng atau nangisnya nggak berhenti-berhenti terus
ya kadang jadi ikut emosi juga gitu kalau anak-anaknya pada
rewel aja jadi burnout kalau misalnya udah kayak gitu ya paling
cuma habis marah-marah gitu terus diem aja diem dulu lah biar
nggak makin chaos itu anak-anak sama kitanya juga diem aja dulu
lah misalnya diam di kamar mandi untuk menenangkan diri atau
kalau pas misalnya ada bapaknya ya minta tolong bapaknya buat
ngajak anak-anak keluar gitu. Kalau nggak ya biar kitanya juga
nggak pusing nggak apa nggak makin pusing gitu bisa di ajak aja
anak-anak keluar misalnya ke Indomaret atau ke taman gitu jadi
biar anak-anaknya ganti suasana kitanya juga merefresh otak.

Pewawan Jadi di sini pak suami juga ikut turun membantu ya bu ya berarti
cara ya.

Narasum Oh iya dong harus sebagai seorang suami itu harus membantu,
ber harus membantu tugas istri karena kalau rumah tangga itu kan
nggak cuma istrinya aja yang berperan tapi sebagai seorang suami
harus ikut berperan juga karena anak-anak itu kan butuh juga
sosok ayahnya itu jangan seperti kita dulu yang bapaknya jauh
begitu
Pewawan Kemudian kalau begitu yang dilakukan apa namanya bu fatia dan
cara pak suami itu gimana sih dalam membagi jobnya ya mungkin ya
kan pada sibuk bekerja ya bu ya walaupun di rumah kamu tetap
ada kerjaan, nah cara membagi waktunya bagaimana atau
memiliki strategi sudah memiliki caranya gitu ya?

Narasum Piye piye ulangi lagi


ber

Pewawan Nah kan karena bu fatia dan suami kan kerja semua ya walaupun
cara di rumah tapi kan tetap bekerja ya bu ya, nah apakah bu fatia dan
suami sudah memiliki pembagian jam atau sudah memiliki
pembagian strategi? atau cara yang mungkin tidak hanya
pembagian waktu aja dalam mengasuh anak balita

Narasum Iya, dong, karena kan enggak ada yang bantuin kan jadi kalau
ber sekarang yang nomor 1 dan 2 kan udah sekolah. Jadi biasanya
bangun tidur itu setelah salat subuh itu aku biasa, saya biasanya
itu cuci piring sambil manasin air nih buat mandiin anak-anak
kalau udah kalau udah nanti airnya udah panas suami yang
mandiin anak-anak terus sayanya masak itu kan udah selesai
nyuci piring masak untuk nyiapin bekal buat dibawa anak-anak
ke sekolah sama buat dibawa suami kerja itu terus kalau udah
beres sama anak sekolah tuh apa, suami yang ngantar bapaknya
tuh yang ngantar anak-anak sekolah saya di rumah sama yang
nomor 3 itu ya cuma ngurusin anak-anak yang nomor 3 aja sih
sama urusin rumah. Nanti pulang sekolah kadang yang jemput
bapaknya tapi kalau bapaknya nggak bisa ya saya yang jemput,
terus untuk tugas yang itu biasanya sebelum jemput sekolah itu
udah masak terus pokoknya udah nyiapin makanan buat anak-
anak dimakan langsung sekolah itu kan pulang sekolahnya siang
ya jam 1 jadi waktu untuk kerjain itu tuh masih ada lah masih
cukup gitu, tapi biasanya lakuin aktivitas pekerjaan rumah itu di
sela-sela kalau saya udah orderin barang orang nih gitu kan jastip,
biasanya ada jam-jam waktunya untuk order barang nah kan di
sela-sela itu biasanya bisa disambi nyapu atau masak gitu atau
kalau misalnya pas lagi anaknya yang nomor 3 lagi rewel lagi
masih nenen ya nyusu menyusu, jadi ya aku urusin aja yang
nomor 3 aja sambil ngorderin gitu nanti pekerjaan rumahnya
kalau anaknya udah udah nggak rewel lagi itu nanti pulang
sekolah pulang sekolah anak-anak istirahat tidur siang terus sore
biasanya baru aktivitas lagi gitu

Pewawan Itu kan kalau di hari sekolah ya bu ya di hari weekend gitu kan
cara pasti di rumah semua dari pagi sampai malam itu pasti rame
banget ya bu ya Dan kalau Sabtu, pak suami kerja atau di rumah?

Narasum Kadang kerja kadang di rumah


ber
Pewawan Kalau pas kerja gitu kan tiga orang diurus sendiri itu bu itu
cara bagaimana bu strateginya, kok bisa gitu?

Narasum ya nggak gimana-gimana (tertawa) biasanya


ber

Pewawan Kenapa maksudnya kenapa tidak berpikir untuk mungkin


cara menyewa ART atau atau hal lainnya yang menunjang atau
membantu?

Narasum Sampai sekarang masih menghandle semuanya berdua sama


ber suami soalnya kenapa nggak pakai ART itu karena males gonta
ganti nya males dramanya daripada buat gaji art mending duitnya
buat saya

Pewawan Begitu ya ya ya siap-siap baik bu. Kemudian kalau 3 orang gitu,


cara apakah ada peran gadget gitu dalam biar biar ibu sendiri nggak
nggak nggak pusing gitu misal ini kan

Narasum Biasanya kalau hari Sabtu Minggu itu kadang kan pergi jalan-
ber jalan gitu. Kenapa biar biar anak-anak itu nggak terlalu lama di
depan gadget gitu dan biar kita yang gede juga refreshing lah
nggak di rumah terus gitu

Pewawan Biar nggak stres ya bu ya


cara

Narasum He emm stres sih pusing biasanya anak-anak main sendiri kadang
ber mereka main gadget terus bosan terus main sendiri main bertiga
atau main berdua Main Lego Main itu nanti kalau udah bosen lagi
main nonton gadget lagi tapi kalau misalnya udah terlalu lama nih
Main gadget nya gitu biasanya kita ajak jalan-jalan sih biar nggak
bosen gitu biar ada kegiatan

Pewawan Jadi tetep ada pemantauan dari ibu sendiri ya untuk penggunaan
cara gadget

Narasum Iya, iya ada


ber

Pewawan Terus gimana kalau misal ada pengawasan apakah risih atau
cara terganggu nyuruh pergi itu mungkin tidak mau diganggu atau
bagaimana?

Narasum Biasanya anak-anak kalau kelamaan dan misalnya jamnya udah


ber mepet jam tidur siang itu biasanya kan kita stop tuh main gadget
nya suruh istirahat dulu. Nah itu biasanya mereka perlawanan

Pewawan Oh gitu
cara
Narasum Nggak mau tidur siang gitu terus apa misalnya kalau dia mau
ber diajak jalan gitu mereka maunya bawa iPad atau bawa HP gitu
nah itu kita udah Ini sih pokoknya nggak boleh anak-anak kalau
di luar itu cuma boleh nonton YouTube atau main gadget kalau
pas lagi makan tuh boleh karena kalau di restoran atau tempat
makan itu mereka akan aktif banget ya ga bisa diem gitu lari-lari
itu mengganggu banget jadi dia mau nggak mau mau nggak mau
ya kayak gitu tapi nanti kalau udah udah udah selesai nih kita
jalan nggak ada pokoknya nggak boleh kalau lagi jalan nggak
boleh main gadget itu karena tujuannya kita keluar kan buat biar
nggak main gadget gitu jadi misalnya kita keluar terus
membolehkan mereka ga main gadget gitu ya ngapain keluar.

Pewawan Ya bener bener bener berarti di sini ada peran pembatasan dan Ibu
cara ikut mengatur dalam penggunaannya ya bu ya kapan aja

Narasum Iya dong harus


ber

Pewawan Kalau pas misalnya udah overtime ini Ibu dan kemudian mau
cara nggak mau kan nggak diambil terus nangis gitu ada nggak sih bu
nasehat yang diberikan kepada si kecil ini gitu agar tidak nangis
diberikan edukasi gitu?

Narasum Ya diberikan edukasi diberikan pengertian kalau terlalu sering


ber main gadget itu nggak baik itu apalagi yang nomor satu kan udah
pake kacamata ya dikasih tahu aja nanti kalau apa terlalu lama
nanti minus nya makin tinggi nanti kacamatanya semakin tebal
terus apa burem liatnya terus bisa kena apa namanya radiasi juga

Pewawan Terus selama ini ada nggak sih bu tanda-tanda yang terlihat akan
cara kecanduan gadget pada anaknya bu fatia ini?

Narasum Nggak ada ya paling gitu pas diminta gitu nangis gitu nggak mau
ber maunya main gadget mulu gitu

Pewawan Untuk menangani hal tersebut gimana bu ya apa bu yang


cara dilakukan?

Narasum Ya tetap harus dibatasi, dibatasi pokoknya harus mau itu harus
ber nurut gitu dalam gadget itu

Pewawan Kalau misal nangis ya paling dinasihatin kaya tadi ya bu ya


cara

Narasum Iya dinasihatin aja kalau nangis


ber

Pewawan Jadi apakah peran adanya gadget ini sangat membantu banget bu?
cara Apalagi kan pak suami juga bekerja, apakah kalau gaada gadget
itu juga tidak masalah gitu sebenarnya gitu atau harus tetap
penting ini?

Narasum Karena udah kaya udah kecanduan gitu kan kalau misalnya
ber enggak ada sebenarnya dulu udah pernah sih dicoba untuk nggak,
nggak pakai gadget itu ya tuh ya anaknya awalnya memang kayak
cranky banget itu rewel karena mereka apa butuh kegiatan gitu
kan, terus sedangkan saya nya waktu itu nggak bisa karena nggak
bisa full untuk ngajak mereka bermain karena punya bayi gitu
terus mau nggak mau jadi ya mau enggak mau, jadi mau nggak
mau kan pakai ya pake gadget, dibilang membantu ya membantu
tapi harus diawasin sih. Soalnya apa namanya sekarang banyak
tayangan tayangan yang nggak baik gitu kan yang omongannya
kasar itu jadi tetap harus diawasin dan dia ada kelebihan dan
kekurangannya sih pakai gadget itu

Pewawan Oke baik mungkin itu saja bu untuk wawancara kali ini
cara sebelumnya terima kasih banyak telah meluangkan waktu untuk
diwawancara ya

Narasum Nggak dapat apa-apa nih? (tertawa)


ber

Pewawan (tertawa) tak matiin dulu recordingnya


cara

You might also like