Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 5

PROCEDURE Doc. No.

SOP-HRD-15
INDUSTRIAL RELATION
Page 1/5
ORIENTASI DAN INDUCTION Date 01 Juli 2016
Rev. No. 00

Prepared By : Reviewed By : Approved By :

HRD Manager Management Representative President Director

Riwayat Perubahan Dokumen

Rev. Tanggal
Perubahan/Penambahan PIC
ke- Efektif:
PROCEDURE Doc. No. SOP-HRD-15
INDUSTRIAL RELATION
Page 2/5
ORIENTASI DAN INDUCTION Date 01 Juli 2016
Rev. No. 00

1. TUJUAN
Industrial Relations bertujuan untuk menyelesaikan setiap permasalahan
karyawan PT. Spartan Eragon Asia dengan pendekatan bipartit sehingga bisa
tercapai titik temu penyelesaiannya, tanpa harus melibatkan pihak ketiga
(Instansi Pemerintah).

2. CAKUPAN
Diterapkan untuk seluruh karyawan.

3. ISTILAH
Bipartit : Pendekatan secara internal antara karyawan dengan manajemen
sesuai dengan prioritas yang disarankan oleh pemerintah, dengan mengacu
kepada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4. KEBIJAKAN
4.1 Dilakukan apabila terjadi masalah dengan karyawan PT. Spartan Eragon Asia.
4.2 Setiap penyelesaian masalah harus melalui bipartit forum.
4.3 Dalam rangka memberikan solusi yang saling menguntungkan.

5. REFERENSI
5.1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang KetenagakerjaanUndang
PROCEDURE Doc. No. SOP-HRD-15
INDUSTRIAL RELATION
Page 3/5
ORIENTASI DAN INDUCTION Date 01 Juli 2016
Rev. No. 00

5.2 Undang Nomor 02 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Hubungan


Industrial
5.3 Peraturan Perusahaan PT. Spartan Eragon Asia

6. TANGGUNG JAWAB:
6.1 Departemen Government and Industrial Relations

6.1.1 Melakukan evaluasi terhadap kronologis permasalahan terhadap


karyawan yang mempunyai masalah .
6.1.2 Melakukan konseling dan koordinasi internal dengan departemen terkait
lainnya.
6.1.3 Membuat rekomendasi penyelesaian permasalahan melalui bipartit
forum.

6.2 Departemen Terkait


6.2.1 Memberikan peringatan kepada karyawan yang melanggar ketentuan
perusahaan, baik lisan maupun tertulis.
6.2.2 Memberikan data dan kronologis permasalahan yang terjadi pada
karyawan yang bermasalah kepada HCM c.q. Departemen Government and
Industrial Relations.

6.3 Internal Audit


6.3.1 Menjadi pihak ketiga yang netral dalam hal adanya perselisihan antara
PROCEDURE Doc. No. SOP-HRD-15
INDUSTRIAL RELATION
Page 4/5
ORIENTASI DAN INDUCTION Date 01 Juli 2016
Rev. No. 00

karyawan.
6.3.2 Memberikan pandangan atau pendapat terhadap permasalahan.

7. PROSEDUR:
7.1 Divisi Government dan Industrial Relations melakukan koordinasi dengan
departemen terkait untuk memberikan konseling terhadap karyawan yang
bermasalah.
7.2 Departemen terkait dari karyawan yang bermasalah tersebut dianjurkan
untuk memberikan surat peringatan baik teguran maupun tertulis kepada
karyawan yang melakukan kesalahan, sesuai dengan tingkat kesalahannya
maksimal 20 (dua puluh) hari setelah adanya koordinasi dengan Govt. & IR.
7.3 Setelah 6 (enam) bulan terhitung dari dikeluarkannya teguran maupun
peringatan tertulis, karyawan tetap melakukan kesalahan, maka Departemen
terkait memberikan rekomendasi penyelesaian lanjutan kepada Departemen
Government and Industrial Relations
7.4 Setelah ada rekomendasi dari departemen terkait maka Departemen
Government and Industrial Relations akan memanggil karyawan tersebut
untuk didengar kembali alasan-alasan dan sebab-sebab terjadinya
pelanggaran.
7.5 Govt. & IR juga akan meminta pendapat yang netral dari internal audit
mengenai permasalahan dari karyawan tersebut.
7.6 Tahap selanjutnya setelah di dengar penjelasan dari karyawan yang
bermasalah tersebut dengan mempertimbangkan pendapat dari internal audit,
PROCEDURE Doc. No. SOP-HRD-15
INDUSTRIAL RELATION
Page 5/5
ORIENTASI DAN INDUCTION Date 01 Juli 2016
Rev. No. 00

divisi HCM akan memutuskan status karyawan tersebut untuk diberikan


kesempatan melakukan perbaikan atau diproses ke arah pengakhiran masa
kerja.

You might also like