Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

APLIKASI LARUTAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS BUNGA

POTONG KRISAN (Chrysanthemum Sp.)

The Application Preservative of Solution on Quality of Chrysanthemum


(Chrysanthemum Sp.) Cut Flower

Randika Nento 1, Diane Sophie Tiwow 2, Sofia Langimanapa Demmassabu 2


1). Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Sam Ratulangi Manado.
2). Dosen Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Jalan Kampus Unsrat Bahu - Manado Telp. (0431) 862786 Fax 862786
Alamat Korespondensi: randikanento91@gmail.com

ABSTRACT
The research aims to studies the use of a preservative solution of and to get
composition a preservative solution of appropriate on the quality of cut flowers
chrysanthemum. Research conducted at the laboratory of Plants Science, Faculty
of Agriculture, Sam Ratulangi University Manado in Juni until July 2016. The
experimental design used was a completely randomized design with five
replications. The composition of preservative solution A: water 1000 ml; B: sugar
25 g/l + lime water 1 ml/l + chlorox 1 ml/l, C: sugar 50 g/l + lime water 2 ml/l +
chlorox 1 ml/l, D: sugar 75 g/l + lime water 3 ml/l + chlorox 1 ml/l, E: sugar 100
g/l + lime water 4 ml/l + chlorox 1 ml/l, F: sugar 125 g/l + lime water 5 ml/l +
chlorox 1 ml/l, G: sugar 150 g/l + lime water 6 ml/l + chlorox 1 ml/l. Observed
variables were the total of absorbed solution, vaselife, when the flowers were wilt
and flowers color. The results showed the tretment effect of the composition of
preservative solutions give effect of the total absorbed solution 184,8 ml, 27,2
vaselife day period, when the flower were wilt 24,2 days and flowers color.

Keywords : cut flowers, chrisanthemum (Chrysanthemum Sp.), preservative


solution, vaselife

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mempelajari penggunaan larutan pengawet dan


untuk mendapatkan komposisi larutan pengawet yang sesuai terhadap kualitas
bunga potong krisan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman
Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi Manado pada bulan Juni sampai
Juli 2016. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
dengan 5 ulangan. Komposisi larutan pengawet A : air 1000 ml ; B : gula pasir 25
g/l + Air jeruk nipis 1 ml/l + chlorox 1 ml/l, C : gula pasir 50 g/l + air jeruk nipis
2 ml/l + chlorox 1 ml/l, D : gula pasir 75 g/l + air jeruk nipis 3 ml/l + chlorox 1
ml/l, E : gula pasir 100 g/l + air jeruk nipis 4 ml/l + chlorox 1 ml/l, F: gula pasir
125 g/l + air jeruk nipis 5 ml/l + chlorox 1 ml/l, G: gula pasir 150 g/l + air jeruk
nipis 6 ml/l + chlorox 1 ml/l. Variabel yang diamati adalah total larutan terserap,
umur kesegaran bunga, saat bunga layu dan warna bunga. Hasil penelitian
menunjukkan perlakuan komposisi larutan pengawet memberikan pengaruh
terhadap total larutan terserap 184,8 ml, umur kesegaran bunga 27,2 hari saat
bunga layu 24,2 hari dan warna bunga.

Kata kunci: Bunga potong, krisan, larutan pengawet, dan kesegaran bunga
potong

PENDAHULUAN anggrek. Hal ini disebabkan karena


Masyarakat Indonesia krisan mempunyai bau yang harum,
memberikan apresiasi yang tinggi bentuk dan ukuran bunga yang
terhadap bunga potong. Bunga bervariasi serta warna bunga yang
digunakan sebagai mediator berbagai beraneka ragam sehingga
ungkapan perasaan seperti rasa memberikan daya tarik tersendiri
terima kasih, belasungkawa, bentuk (Ashari, 1995).
dukungan dan sebagainya. Bunga Kualitas bunga merupakan salah
juga dimanfaatkan untuk menghias satu masalah yang sering dihadapi
interior maupun eksterior rumah, oleh pengusaha bunga potong
hotel, restoran, kantor, dekorasi maupun konsumen, karena kualitas
berbagai pesta dan acara resmi bunga yang tinggi akan memberikan
sehingga bunga potong semakin keindahan dan kesegaran bunga
memiliki prospek menguntungkan potong sehingga dapat dinikmati
untuk dikembangkan (Zulkarnain, dalam waktu yang lebih lama. Kota
2009). Manado yang merupakan kota
Tanaman krisan termasuk pariwisata sangat memerlukan bunga
tanaman hias yang mempunyai nilai krisan untuk penghias dan penyegar
keindahan pada bunganya. Selain ruangan, misalnya menghias
sebagai tanaman pot yang menarik pertamanan, perkantoran, hotel, bank
dan sebagai bunga potong, tanaman dan restoran.
krisan dapat digunakan sebagai obat Bunga potong krisan perlu
tradisional dan juga sebagai obat mendapatkan penanganan
racun serangga. Di Indonesia bunga pascapanen yang tepat untuk
krisan merupakan bunga potong yang mempertahankan kualitas dan
cukup populer dan menduduki urutan memperpanjang masa kesegaran
tertinggi di antara bunga potong non bunga selama masa pemasaran dan
transportasi atau pengiriman ke Manado, yang berlangsung dari
tempat pemasaran bunga potong. bulan Juni sampai bulan Juli 2016.
Salah satu penanganan pascapanen Bahan dan alat yang digunakan
yang dilakukan adalah pemberian dalam penelitian ini adalah bunga
larutan pengawet yang berfungsi potong krisan, air, jeruk nipis, gula
untuk mempertahankan kesegaran pasir, chlorox, tissu, alumunium foil,
bunga potong. kertas label, wadah perendaman,
Penggunaan bahan pengawet telah timbangan analitik, gelas ukur,
meluas digunakan pada kebanyakan ember, pipet, alat pengaduk, pisau,
tanaman hias. Bahan pengawet gunting, meteran, alat tulis menulis,
bunga umumnya mengandung gula kamera, thermometer dan pH meter.
untuk sumber energi, yang kemudian Penelitian menggunakan
dikombinasikan dengan germisida Rancangan Acak Lengkap (RAL)
untuk mengendalikan dengan percobaan terdiri dari
mikroorganisme dan asam sitrat kombinasi larutan pengawet gula
untuk menurunkan pH larutan pasir, air jeruk nipis dan chlorox
(Amiarsih, 2011). sebanyak 7 taraf percobaan. Setiap
Penelitian ini bertujuan: 1) untuk percobaan diulang 5 kali. Sehingga
mempelajari penggunaan larutan didapatkan 35 satuan percobaan.
pengawet (gula pasir, air jeruk nipis Perlakuan komposisi larutan
dan chlorox) terhadap kualitas bunga pengawet meliputi: A : air 1000 ml ;
potong krisan. 2) untuk mendapatkan B : gula pasir 25 g/l + Air jeruk nipis
komposisi larutan pengawet (gula 1 ml/l + chlorox 1 ml/l, C : gula pasir
pasir, air jeruk nipis dan chlorox) 50 g/l + air jeruk nipis 2 ml/l +
yang sesuai terhadap kualitas bunga chlorox 1 ml/l, D : gula pasir 75 g/l +
potong krisan. air jeruk nipis 3 ml/l + chlorox 1
ml/l, E : gula pasir 100 g/l + air jeruk
METODE PENELITIAN nipis 4 ml/l + chlorox 1 ml/l, F: gula
pasir 125 g/l + air jeruk nipis 5 ml/l +
Penelitian ini dilaksanakan di
chlorox 1 ml/l, G: gula pasir 150 g/l
Laboratorium Ilmu Tanaman Jurusan
+ air jeruk nipis 6 ml/l + chlorox 1
Budidaya Pertanian, Fakultas
ml/l.
Pertanian, Universitas Sam Ratulangi
Variabel yang diamati meliputi: 3) Saat bunga layu (hari)

1) Total larutan terserap (ml) Diamati pada hari keberapa


Nilai selisih volume larutan bunga potong krisan mengalami
awal dengan larutan akhir (sisa) kelayuan dengan kriteria sepal
merupakan nilai larutan yang bunga mengkerut, warna pudar,
terserap, dengan perhitungan dan rontok.
matematis sebagai berikut:
4) Warna bunga
LT= Va-Vn
Diamati secara visual pada
Keterangan : LT = Larutan terserap
minggu keberapa bunga potong
Va= Volume larutan awal
krisan mengalami perubahan
Vn= Volume larutan akhir
warna.

2) Umur kesegaran bunga (hari)


Data yang diperoleh dianalisis
Pengamatan umur bunga
dengan menggunakan analisis ragam
dihitung mulai peragaan hingga
dan apabila berpengaruh akan
terlihat adanya pencoklatan pada
dilakukan uji beda nyata terkecil
ujung bunga.
(BNT) pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Total Larutan Terserap


Tabel 1. Rata-rata Pengaruh Komposisi Larutan Pengawet Terhadap Total
Larutan Terserap Bunga Potong Krisan.
Perlakuan Rata-rata
Air (tanpa penambahan bahan pengawet) 78 a
Gula pasir 25 g/l + jeruk nipis 1 ml/l + chlorox 1 ml/l 184,8 d
Gula pasir 50 g/l + jeruk nipis 2 ml/l + chlorox 1 ml/l 130,8 c
Gula pasir 75 g/l + jeruk nipis 3 ml/l + chlorox 1 ml/l 108,8 abc
Gula pasir 100 g/l + jeruk nipis 4 ml/l + chlorox 1 ml/l 116,6 bc
Gula pasir 125 g/l + jeruk nipis 5 ml/l + chlorox 1 ml/l 98,8 abc
Gula pasir 150 g/l + jeruk nipis 6 ml/l + chlorox 1 ml/l 93,6 ab
BNT 5% 35,95
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama, tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT 5%.
Pada Tabel 1 menunjukkan gula pasir 25 g/l + jeruk nipis 1 ml/l
bahwa perlakuan komposisi larutan + chlorox 1 ml/l memiliki
penyerapan larutan yang paling menunjukkan bahwa larutan
banyak yaitu mencapai 184,8 ml pengawet dengan komposisi gula
sedangkan yang paling sedikit pada pasir 50 g/l + cuka dapur 0,4 ml/l +
perlakuan air (kontrol) yaitu 78 ml. chlorox 1 ml/l memberikan hasil
Hal ini dikarenakan pada komposisi yang terbaik untuk mempertahankan
gula pasir 25 g/l + jeruk nipis 1 ml/l masa kesegarannya pada bunga
+ chlorox 1 ml/l merupakan krisan tipe spray. Hal ini
komposisi larutan perendam yang dikarenakan bahwa komposisi
tepat untuk mengoptimalkan proses larutannya merupakan komposisi
penyerapan larutan oleh tangkai efektif karena perlakuan tersebut
bunga krisan. Pada komposisi sudah mampu meningkatkan umur
larutan gula pasir 25 g/l + jeruk nipis kesegaran bunga potong krisan.
1 ml/l + chlorox 1 ml/l menunjukkan Penyerapan air sangat penting untuk
bahwa konsentrasi larutan pengawet menanggulangi dehidrasi kedalam
diluar sel lebih rendah daripada larutan yang disebabkan oleh proses
konsentrasi didalam sel bunga krisan transpirasi (Amiarsih, 2008).
yang mengakibatkan air dapat masuk Pada perlakuan komposisi larutan
kedalam sel bunga krisan sehingga dengan kombinasi gula pasir 150 g/l
sel membesar. Menurut Campbell + jeruk nipis 6 ml/l + chlorox 1 ml/l
(2003), masuknya air kedalam sel memiliki jumlah larutan terserap
dapat mengakibatkan sel bersifat lebih rendah dari pada perlakuan
turgid (kaku) yang merupakan dengan komposisi larutan 25 g/l +
kondisi yang baik untuk sel jeruk nipis 1 ml/l + chlorox 1 ml/l
tumbuhan. Hal ini membuktikan yaitu hanya 93,6 ml. Hal ini diduga
bahwa ada penyerapan oleh tangkai bahwa semakin tinggi komposisi
bunga krisan sehingga memiliki larutan pengawet yang diberikan
jumlah larutan terserap paling kedalam larutan perendam terutama
banyak. Gula pasir 25 gram gula pasir maka larutan perendam
merupakan takaran yang optimal bersifat pekat sehingga proses
buat larutan pada bunga potong penyerapan larutan oleh tangkai
krisan. Tidak jauh berbeda dengan bunga krisan akan terhambat
penelitian Hakim (2010), akibatnya jumlah larutan terserap
juga sedikit. Pernyataan ini tekanan osmotik sehingga
didukung oleh Ichimura dan Pun penyerapan air berjalan baik.
(2003), komposisi larutan perendam Penyerapan air oleh tangkai bunga
yang semakin tinggi akan berkaitan dengan kehilangan air dari
menghambat kemampuan jaringan tanaman.
penyerapan bunga karena semakin Bunga yang telah dipanen akan
tinggi komposisi larutan maka tetap melakukan proses metabolisme
larutan akan semakin pekat sehingga antara lain transpirasi. Selama
lebih sukar untuk terserap. Gula penyimpanan dan saat dipajang di
pasir dalam bunga potong berfungsi vas jaringan bunga akan kehilangan
sebagai substrat pernafasan dan air melalui proses transpirasi. Untuk
sebagai pengatur osmosis yang mengurangi kehilangan air tersebut
membantu pemeliharaan air diserap dari lingkungan
keseimbangan air sedangkan asam sekitarnya. Larutan yang diberi
sitrat dapat meningkatkan aliran air gula/sukrosa dapat menjaga tekanan
dan zat terlarut ke bunga (Riyanto, osmotik sehingga penyerapan air
2012). berjalan baik dan dengan adanya
Pada perlakuan yang hanya penambahan chlorox dan asam sitrat
menggunakan air (kontrol) tidak serta pH yang sesuai dapat menekan
mengandung sukrosa sehingga akan atau mengurangi pertumbuhan
mempengaruhi penyerapan air. Hal bakteri sehingga larutan mudah
ini sesuai dengan pendapat Yuniati diserap oleh tangkai bunga (Yuniati
(2008), fungsi sukrosa sangat penting dan Alwi, 2011).
bagi bunga potong untuk menjaga
Umur Kesegaran Bunga
Tabel 2. Rata-rata Pengaruh Komposisi Larutan Pengawet Terhadap Umur
Kesegaran Bunga Potong Krisan.
Perlakuan Rata-rata
Air (tanpa penambahan bahan pengawet) 20,8 a
Gula pasir 25 g/l + jeruk nipis 1 ml/l + chlorox 1 ml/l 27,2 d
Gula pasir 50 g/l + jeruk nipis 2 ml/l + chlorox 1 ml/l 25,0 c
Gula pasir 75 g/l + jeruk nipis 3 ml/l + chlorox 1 ml/l 22,6 ab
Gula pasir 100 g/l + jeruk nipis 4 ml/l + chlorox 1 ml/l 23,6 bc
Gula pasir 125 g/l + jeruk nipis 5 ml/l + chlorox 1 ml/l 22,0 ab
Gula pasir 150 g/l + jeruk nipis 6 ml/l + chlorox 1 ml/l 21,6 ab
BNT 5% 2,06
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama, tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT 5%.

Tabel 2 menunjukkan bahwa menggantikan air yang hilang selama


lamanya umur kesegaran bunga proses aktivitas metabolismenya
didapatkan pada komposisi larutan setelah kegiatan pascapanen.
gula pasir 25 g/l + air jeruk nipis 1 Jika komposisi larutan terlalu
ml/l + chlorox 1 ml/l yaitu 27,2 hari tinggi kombinasi gula pasir 150 g/l +
berbeda nyata dengan semua jeruk nipis 6 ml/l + chlorox 1 ml/l
perlakuan. Lamanya umur kesegaran maka akan merusak bunga terutama
bunga pada komposisi larutan daun pelindung dan petalnya. Hal ini
pengawet gula pasir 25 g/l + air jeruk di duga karena penggunaan
nipis 1 ml/l + chlorox 1 ml/l sangat komposisi larutan yang tinggi
dipengaruhi oleh jumlah larutan bersifat pekat sehingga menyebabkan
terserap. Hal tersebut menjelaskan tekanan osmotik pada larutan
bahwa semakin banyak larutan menjadi tinggi atau lebih besar dari
perendam yang terserap, maka pada tekanan osmostik di dalam sel
kesegaran bunga potong krisan akan bunga krisan maka air akan keluar
semakin lama. Menurut Supardi dari dalam sel ke larutan akibatnya
(1997) dalam Larassati (2015), terjadi plasmolisis yaitu terlepasnya
bahwa bunga potong yang banyak membran plasma dari dinding sel.
menyerap larutan mampu bertahan Sel bunga potong krisan akan
hidup lebih lama karena dapat kehilangan air dan juga tekanan
turgor sehingga proses kelayuan penyerapan larutan perendaman akan
dapat berjalan lebih cepat. Sejalan terhambat. Terhambatnya
dengan pendapat Yuniati (2008), penyerapan larutan menjadikan
bahwa faktor tinggi atau rendahnya bunga cepat layu karena kekurangan
konsentrasi dalam menggunakan air sehingga terjadi penurunan
media pengawet merupakan hal yang kesegaran bunga krisan lebih cepat.
sangat penting dalam Oleh karena itu, pemberian bahan
mempertahankan kesegaran bunga pengawet sebagai larutan perendam
potong karena pada konsentrasi yang sebaiknya dilakukan pada komposisi
tinggi dapat menyebabkan efek larutan yang optimal, karena pada
plasmolisis. Plasmolisis dapat komposisi tersebut larutan perendam
menyebabkan sel-sel penyusun berfungsi sebagai substrat respirasi
dalam tangkai bunga krisan menjadi untuk menghasilkan energi yang
rusak yang dapat mengakibatkan akan di gunakan dalam proses
tumbuhnya bakteri dan terbentuknya kehidupan sehingga kesegaran bunga
lendir pada tangkai bunga sehingga akan bertahan lama.
terjadi penyumbatan, akibatnya

Saat Bunga Layu


Tabel 3. Rata-rata Pengaruh Komposisi Larutan Pengawet Terhadap Saat Bunga
Layu Bunga Potong Krisan.
Perlakuan Rata-rata
Air (tanpa penambahan bahan pengawet) 18,0 a
Gula pasir 25 g/l + jeruk nipis 1 ml/l + chlorox 1 ml/l 24,2 d
Gula pasir 50 g/l + jeruk nipis 2 ml/l + chlorox 1 ml/l 21,8 c
Gula pasir 75 g/l + jeruk nipis 3 ml/l + chlorox 1 ml/l 19,6 abc
Gula pasir 100 g/l + jeruk nipis 4 ml/l + chlorox 1 ml/l 20,6 bc
Gula pasir 125 g/l + jeruk nipis 5 ml/l + chlorox 1 ml/l 19,0 ab
Gula pasir 150 g/l + jeruk nipis 6 ml/l + chlorox 1 ml/l 18,6 ab
BNT 5% 2,25
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama, tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT 5%.

Dari pengamatan saat bunga layu perbedaan pada berbagai perlakuan.


Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat Saat bunga layu paling lama, yaitu
24,2 hari didapati pada komposisi vaskular, sehingga penyerapan
larutan gula pasir 25 g/l + air jeruk larutan akan terganggu atau terhalang
nipis 1 ml/l + chlorox 1 ml/l akibatnya bunga menjadi layu.
dibanding perlakuan air (kontrol) Menurut Yuniati (2008) bahwa
hanya bertahan 18,0 hari sedangkan perkembangan mikroba ditandai
perlakuan komposisi larutan gula dengan kekeruhan yang terjadi pada
pasir 150 g/l + jeruk nipis 6 ml/l + larutan perendam, adanya lendir,
chlorox 1 ml/l didapatkan 18,6 hari. serta busuknya ujung batang.
Perlakuan komposisi larutan gula Selain itu Coorts (1973) dalam
pasir 25 g/l + jeruk nipis 1 ml/l + 1 Yulianingsih dan Sjaifullah (2000),
ml/l chlorox merupakan komposisi juga menyatakan bahwa proses
larutan yang tepat karena perlakuan kelayuan dipercepat bila hilangnya
tersebut merupakan komposisi air lebih banyak dari pada
larutan terkecil yang mampu penyerapan, sehingga menyebabkan
menghambat terjadinya kuntum tangkai bunga kekurangan air dan
bunga layu. Halevy dan Mayak tekanan turgornya rendah akibatnya
(1981) dalam Saptorini, Linda dan terjadilah plasmolisis. Hal ini juga
Lovadi (2014), mengatakan bahwa adanya hubungan antara saat bunga
bunga mengalami kelayuan karena layu dengan total larutan terserap, ini
terjadi kerusakan akibat jaringan berarti semakin rendah larutan
pada bunga mengalami kematangan. terserap oleh tangkai bunga maka
Selain itu kelayuan pada bunga dapat bunga layu akan semakin cepat.
terjadi karena pasokan air yang tidak
lancar sehingga penyerapan air WARNA BUNGA
terganggu.
Pengamatan tingkat perubahan
Pada perlakuan komposisi larutan
warna bunga krisan secara visual
gula pasir 150 g/l + jeruk nipis 6 ml/l
menunjukkan bahwa bunga krisan
+ chlorox 1 ml/l merupakan
mengalami perubahan warna ungu
komposisi larutan sangat tinggi
menjadi kecoklatan sampai akhir
sehingga diduga pertumbuhan
penelitian. Perubahan warna bunga
mikroba dalam larutan sangat cepat
pada minggu ke-1 rata-rata perlakuan
dan akan menyumbat saluran
mendapatkan skor 4 (ungu muda),
minggu ke-2 rata-rata perlakuan disebabkan selama proses perubahan
mendapatkan skor 3 (ungu muda + tersebut berlangsung, perusakan
putih), minggu ke-3 rata-rata protein terjadi sehingga
perlakuan warna bunga mulai pudar meningkatkan kandungan amonia
skor 2 dan sangat pudar skor 1 bebas tidak dapat dihindari. Vakuola
dibandingkan kontrol warna bunga merupakan tempat menyimpan
telah berwarna kecoklatan layu/mati senyawa organik seperti protein yang
skor 0, sedangkan pada minggu ke-4 ditumpuk dalam vakuola sel.
rata-rata perlakuan mengalami Sebagian vakuola mengandung
kelayuan, warna sangat pudar dan banyak pigmen yang mewarnai sel
berwarna kecoklatan. tersebut, seperti pigmen ungu dari
Proses perubahan warna dari ungu mahkota bunga (Anonimous, 2013).
cerah ke pudar rata-rata terjadi Menurut Warta Penelitian dan
setelah tampak adanya gejala Pengembangan Pertanian (2007),
kelayuan bunga. Adanya pemudaran larutan perendam atau penyegar
warna bunga selama penyimpanan bunga berperan dalam
ditandai dengan menurunnya pigmen memperpanjang masa segar,
bunga. Proses berubahnya warna meningkatkan ukuran bunga mekar,
bunga merupakan gejala umum pada menambah kuncup bunga yang akan
kebanyakan bunga potong terutama mekar, mempertahankan warna
memasuki pada tahap senesen. Dua bunga dan memperlambat
komponen utama pigmen bunga pengeringan daun. Hal ini penting
seperti karotenoid dan anthosianin artinya dalam agribisnis tanaman
bertanggung jawab terhadap warna hias.
bunga. Kandungan kedua pigmen
KESIMPULAN
tersebut akan berubah selama
perkembangan dan pematangan 1. Larutan pengawet berpengaruh
organ-organ tanaman, termasuk pula nyata terhadap kualitas bunga
bunga. Perubahan warna pada petal potong krisan ditinjau dari total
yang sedang mengalami senesen larutan terserap, umur kesegaran
sangat dipengaruhi oleh perubahan bunga, saat bunga layu dan warna
pH vakuola yang menjadi tinggi bunga.
2. Komposisi larutan pengawet Amiarsih, D. Dan Tejasarwana, R.
2011. Pengawet untuk Menjaga
terbaik untuk bunga potong krisan
Kualitas Bunga Potong Mawar
adalah kombinasi perlakuan gula Selama Penyimpanan. J. Hort.
21(3):. Balai Penelitian
pasir 25 g/l + air jeruk nipis 1 ml/l
Tanaman Hias.Bogor. Hal 274-
+ chlorox 1 ml/l mampu 279.
file:///C:/Users/Randi/Docume
mempertahankan kualitas bunga
nts/Amiarsi_kualitas_mawar.p
potong krisan. df. diakses 6 September 2016

SARAN Ashari, S. 1995. Hortikultura. Aspek


Budidaya. U.I. Press Jakarta.
Perlu dilakukan penelitian lebih
Campbell, NA, Reece, JB &
lanjut tentang komposisi larutan Mitchell, LG, 2003, Biologi,
pengawet yang lebih bervariasi pada Edisi Kelima, Jilid 2,
Terjemahan, Erlangga, Jakarta.
bunga potong krisan.
Halevy, AH dan Mayak, S, 1981,
DAFTAR PUSTAKA Senescence and Postharvest
Physiology of Cut Flowers.
Anonimous. 2013. Penanganan Pasca Part 2. Hort, Rev.3:59-143
Panen Bunga Potong. Fakultas
Pertanian UNRAM. Hakim, A. 2010. Pengaruh
http://www.novapdf.com. Perbandingan Karbohidrat dan
Diakses 29 September 2016. Asam Pada Larutan Pengawet
Bunga Potong Terhadap
Amiarsi, D. 2008. Memperpanjang Kesegaran Dua Tipe Krisan.
Masa Kesegaran Bunga Potong Skripsi: Jurusan Agronomi
Alpinia purpurata. Balai Besar Fakultas Pertanian Universitas
Penelitian dan Pengembangan Jember. 31 Hal. (Online),
Pascapanen Pertanian; Bogor . http://repository.unej.ac.id/bitst
iptek hortikultura no 4-agustus ream/handle/123456789/11097
2008. 5 hal /AZIZ%20IBNU%20HAKIM.
pdf?sequence=1. Diakses
Amiarsi, D. Dan P. K. Utami. tanggal 02 April 2016.
2011. Peranan Larutan
Pengawet terhadap Mutu Ichimura , K. Dan U. K. Pun. 2003.
Bunga Potong Alpinia Selama Role of Sugar In Senescence
Peragaan. J. Hort. 21(2): and Bioshynthetis of Ethylene
185-190. (online), in Cut Flower. JARQ 37 (4),
http://203.176.181.72/index.ph 219-224. 2003. (Online),
p/jhort/article/view/821. http://www.jstage.jst.go.jp/artic
Diakses pada Tanggal 25 le/jarq/37/4/37219/article.
Maret 2016.
Larassati, N. F., E. W. Tini dan
Suwardi. 2015. Kajian Larutan
Pengawet dan Penambahan Bunga Potong Agar Tetap
Semprotan Air Jeruk Nipis Segar Volume 29. Nomor 6.
Untuk Memperpanjang http://www.bb_pascapanen@lit
Kesegaran Bunga Gerbera. bang.deptan.go.id. Diakses 17
Jurnal. Fakultas Pertanian agustus 2016.
Universitas Jenderal
Soedirman, Hal 1-15. Yulianingsih, D.A., dan Sjaifullah.
https://www.academia.edu/156 2000. Penggunaan Larutan
24621/Kajian_Larutan_Penga Perendam Dalam Menjaga
wet_dan_Penambahan_Sempro Kesegaran Bunga Potong
tan_Air_Jeruk_Nipis_Untuk_ Anggrek Dendrobium sonia
Memperpanjang_Kesegaran_B Deep Pink. Jurnal Hortikultura
unga_Gerbera_Gerbera_james 9(4): 314-319.
onii_ Diakses tanggal 12 maret
2016. Yuniati, E, dan Alwi M. 2011.
Pengaruh Konsentrasi Larutan
Riyanto. 2012. Pengawetan Bunga Sukrosa dan Waktu
Potong Sedap Malam Dengan Perendaman Terhadap
Larutan Perak Nitrat. Jurnal Kesegaran Bunga Potong
Agrisains. Program Studi Oleander (Nerium oleander
Agroteknologi. Fakultas L.). Jurnal Biocelebes, Vol. 5.
Agoindustri. Universitas Mercu No. 1, Fakultas MIPA
Buana Yogyakarta: 46-53. Universitas Tadulako Palu.
Sulawesi Tengah. Hal. 71-81.
Saptorini D, Linda R dan I. Lovadi.
2015. Penggunaan Yuniati, E, 2008. Pengaruh
Benzylaminopurine (BAP) konsentrasi larutan sukrosa
dalam Mempertahankan dan waktu perendaman
Kualitas Bunga Potong terhadap kesegaran bunga
Anggrek (Vanda douglas. sedap malam potong
Joaqium). Jurnal Protobiont (Polianthes tuberosa L.),
Vol. 4 (1) : 209-212. Fakultas Jurnal Biocelebes, Vol. 2 No.
MIPA Universitas 1, FMIPA UNTAD, Palu.
Tanjungpura. Pontianak. 4 hal.
Zulkarnain, H. 2009. Dasar-dasar
Warta Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta.
Pertanian, 2007. Menjaga

You might also like