Professional Documents
Culture Documents
Lab 1 - Overview Audit
Lab 1 - Overview Audit
I. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui ruang lingkup jasa assurance dan non-assurance
2. Mengetahui jenis dan contoh dari tipe-tipe audit
3. Mengetahui tahapan dalam audit
4. Memahami asersi manajemen dan tipe-tipe bukti audit
5. Memahami fase satu dalam audit
Dalam memenuhi tujuan asersi audit di atas, auditor akan mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti audit yang terbagi ke dalam delapan tipe bukti audit, yaitu:
1. Physical examination 4. Analytical procedure 7. Reperformance
2. Confirmation 5. Inquiries of the client 8. Observation
3. Inspection 6. Recalculation
5. Fase I Audit
A. Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh auditor dalam
melaksanakan initial audit planning, di antaranya:
1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau melanjutkan
untuk mengaudit klien lama. Keputusan ini dipengaruhi oleh pertimbangan
kemampuan pengalaman auditor, kemampuan auditor, dan audit cost.
2. Auditor mengidentifikasi alasan mengapa klien membutuhkan jasa audit.
3. Auditor menganalisis kemampuannya dalam memenuhi kode etik dan
kebutuhan kompetensi spesifik.
4. Auditor membuat kesepakatan dengan klien melalui engagement letter.
Engagement letter berisi tujuan dilakukan perikatan, tanggung jawab
manajemen dan auditor, identifikasi kerangka laporan keuangan yang
digunakan oleh klien, konten dari audit report, batasan perikatan, audit fee,
dan hal-hal lain yang menjadi kesepakatan antara auditor dengan klien.
5. Auditor menyusun overall audit strategy, termasuk menentukan dan merekrut
anggota tim audit.
B. Setelah melakukan initial audit planning, auditor bertanggung jawab untuk
memahami hal-hal yang berkaitan dengan industri dan bisnis klien, yaitu:
1. Memahami industri dan lingkungan eksternal
2. Memahami bisnis dan operasi perusahaan
3. Manajemen dan tata kelola
4. Tujuan dan strategi klien
5. Pengukuran dan kinerja
Di samping itu, auditor juga perlu memahami industri klien karena beberapa hal
berikut, yaitu:
a. Risiko-risiko yang berkaitan dengan industri tertentu bisa mempengaruhi
penilaian auditor terhadap risiko bisnis dan acceptable audit risk.
b. Setiap industri memiliki inherent risk yang berbeda-beda dan setiap
perusahaan yang ada di dalam suatu industri memiliki inherent risk yang sama.
c. Accounting treatment yang diterapkan di suatu industri akan mempengaruhi
evaluasi auditor mengenai laporan keuangan klien.