Professional Documents
Culture Documents
Konsep Hidup Baru Menurut Teologi Paulus
Konsep Hidup Baru Menurut Teologi Paulus
Nengsi
2020196500
nengsihherlina456@gmail.com
Abstract: Regarding the concept of a new life or a new person, it is often a wrong understanding
for believers. Where for some people, they think that a new human or rebirth is a person who has
been born again from his mother's womb. Therefore, the writer is interested in finding the true
meaning or meaning of a new human or a new life. The objectives to be achieved by the author in
this research are: to describe the concept of the new birth (new man) from the concept of Paul's
theology; and describes how the implementation of the new man in the development of the church
today. In this study, the author uses a descriptive-analytical approach with data collection carried
out by literature studies from various sources such as the Bible, books, journals, other articles. From
the description of the concept of a new man from Paul's theology and its implications for Christians,
the researcher concludes that a new man or a new life means a life in Christ where people who used
to live in sin, but have turned to God by doing everything that has been done before. please God and
have a life to glorify God.
Pendahuluan
1
Alkitab
Menurut Marantika, yang mengatakan bahwa: Hidup baru adalah;
Pertama, mereka yang mendapat bagian di dalam pergorbanan Yesus di
atas kayu salib (kematian) serta dosa-dosanya sudah diampuni (Rm.5:8-9;
6:5), Kedua, adalah mereka yang telah mengambil bagian dalam
kebangkitan Yesus Kristus (Rm.6:5), Ketiga, mereka yang meninggalkan
hidup lamanya atau meninggalkan segala perbuatan yang salah (dosa),
Keempat, yaitu mereka yang melihat bahwa ia mati bagi dosa lalu
kemudian ia hidup untuk kemuliaan Tuhan melalui Kristus Yesus
(Rm.6:11), Kelima, bahwa mereka yang tidak lagi memberikan dirinya
sebagai senjata dosa atau kelaliman, akan tetapi mereka yang telah
memberikan dirinya kepada Tuhan sebagai senjata kebenaran
(Rm.6:13).2
Richard berkata, orang yang telah menyakini (percaya) kepada
Yesus Kristus akan terus dibaharui sesuai dengan sikap seseorang dari
sejak ia ada (diciptakan menurut gambar dan rupa Allah) itu sendiri. Di
mana ketika ia menerima kesucian, kebenaran, serta pengetahuan akan
sesuatu hal yang baik, namun ternyata mereka kehilangan semuanya itu
ketika kejatuhan manusia dalam pencobaan (dosa). Dibaharui lewat
hidup/kelahiran baru, itu tidak hanya melibatkan bagian tertentu pada
manusia saja, akan tetapi melibatkan seluruh karakter atau sifat yang
telah dimiliki oleh manusia dan bahkan juga cara berpikir manusia. Oleh
karena itu, manusia tidak hanya diselamatkan supaya terus berada dalam
keadaan yang nyaman atau baik-baik saja, akan tetapi justru setelah
manusia diselamatkan atau dibaharui manusia kembali mendapatkan
citra Allah itu (gambar dan rupa Allah) lewat kelahiran baru atau hidup
baru.3 Hal ini merupakan janji Allah bagi orang yang menerima Kristus
sebagai Tuhan Juruselamatnya.
Bagi mereka yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamatnya, maka mereka akan meninggalkan dosa serta
mengenakan manusia yang baru sesuai dengan kehendak Allah dalam
2
Chris Marantika, Kepercayaan dan Kehidupan Kristen (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Teologia Injil
Indonesia, 1996), 139.
3
Richard L. Pratt, Menaklukkan Segala Pikiran Kepada Kristus (Malang: Seminar Alkitab Asia
Tenggara, 2003), 57-58.
kebenaran dan kekudusan-Nya untuk hidup memuliakan Allah dalam
kehidupannya sebagai murid Kristus sejati Menurut Sinclair, yang
menyatakan bahwa mereka yang telah percaya dan menerima Kristus,
maka haruslah dengan sungguh-sungguh membenci dosa, dan dengan
kesungguhan hati untuk taat kepada Tuhan.4 Menerima Yesus
merupakan keputusan yang penting bagi seseorang, karena apabila
mereka menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, maka
mereka telah menerima kehidupan yang abadi (kekal) (1 Yoh.5:11-12).
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penulis dalam penelitian
ini adalah untuk menemukan arti atau makna sesungguhnya tentang
manusia baru atau hidup baru.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang telah digunakan oleh penulis dalam artikel
ilmiah ini, yaitu dengan menggunakan metode deskriptif-analitis dengan
pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dari berbagai
sumber seperti Alkitab, buku, jurnal, artikel lainnya.
4
Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kekristenan Sebuah Pengantar Doktrinal (Surabaya:
Momentum, 2007), 97.
Melalui kelahiran baru ini, akan mengubah aspek dari setiap
kehidupan seseorang. Dimulai dari motif dasar kehidupannya, keinginan-
keinginannya, dan bahkan seluruh keberadaannya di mana sekarang ia
memiliki tujuan hidupnya untuk selalu menyenangkan Tuhan. Dalam 1
Kor.10:31, bahwa “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika
engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk
kemuliaan Allah”. Konsep hidup baru ini merupakan hidup Kristus yang
telah diwujudkan di dalam diri setiap orang percaya (Kristen). 5 Oleh
karena itu, dari segi aspek kehidupan orang Kristen haruslah sepenuhnya
dipertaruhkan kepada Yesus dan bahwa tidak seoranpun yang berada di
luar dari kuasa Tuhan. Dan dengan demikian kasih Kristus akan terus
dinyatakan bagi setiap orang yang percaya kepada Dia. Melalui
kematian Yesus Kristus yang merupakan suatu kematian yang dilakukan
bagi kita dan bersama-sma dengan kita. Kristus bukan hanya mati bagi
kita orang beriman, tetapi kita orang beriman juga mendapat bagian di
dalam kematian-Nya (Rm.6:5).6
Yesus ingin menunjukkan perlunya suatu permulaan yang baru, di
mana kita pernah memiliki permulaan dalam Adam. Ini adalah permulaan
yang baik, tetapi kita telah meruntuhkan permulaan yang baik itu melalui
dosa-dosa kita. Sekarang yang kita perlukan yaitu sebuah awal baru
dalam kehidupan kita berdasarkan 2 Kor.5:17. Akan tetapi, hal ini
terkadang menjadi problem bagi orang Kristen di mana mereka
menginginkan sesuatu yang baru, akan tetapi masih tidak ingin
meninggalkan sesuatu yang lama. Mungkin banyak kebiasaan yang tidak
perlu diubah, tetapi ada hal lain yang tidak dapat diterima tanpa
perubahan, atau tidak dapat diterima sama sekali sehingga harus di
buang. Tolak ukur penerimaan atau penolakan semua unsur kehidupan
adalah firman Allah. Sebagai dasar dalam menemukan pemahaman
tentang dilahirkan kembali adalah dengan adanya fakta bahwa sejak
kejatuhan manusia dalam dosa maka diperlukan suatu proses ilahi yang
dapat mengubah sifat manusia yang telah terpapar oleh dosa. Dilahirkan
5
Lea Santoso dan Jimmy Kuswadi, Memulai Hidup Baru (Perpustakaan Nasional: Literatur Perkantas,
2007), 8-9.
6
Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 2009), 343.
kembali adalah merupakan jawaban dari masalah ini di mana Allah
melalui tindakan dan karya-Nya telah mengubah hidup orang percaya.
Hal ini terjadi dengan pemberian kemampuan rohani serta arah hidup
baru ketika mereka telah menerima dan mengaku bahwa Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamat baginya.7
7
Millard J. Erikson, Teologi Kristen Volume Tiga (Malang: Gandum Mas, 2018), 153.
8
John Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Yayasan kalam Hidup, 2004), 223.
9
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru jilid 2 (Bandung: Kalam Hidup, 1999), 249.
manusia baru merupakan manusia yang memiliki keberadaan atau sifat
yang baru yang kemudian berbeda dengan sifat lamanya.
Dampak dari salah satu karya Yesus Kristus menurut Paulus bagi
manusia yaitu membentuk manusia baru atau yang disebut dengan tubuh
Kristus.10 Saat Paulus berbicara tentang “ciptaan baru,” yang ia
maksudkan bukan sekadar baru dalam pengertian individual (sesuatu
ciptaan yang baru), tetapi dunia baru yang merupakan hasil dari ciptaan
ulang yang dilakukan oleh Allah yang dimulai dalam diri Yesus Kristus,
dan kepada mereka yang percaya kepada Yesus Kristus. Hidup di dalam
Kristus, secara tehnis disebut sebagai hidup Kristiani. Rasul Paulus
menegaskan, bahwa mereka yang telah berada dalam Yesus Kristus
dengan iman yang sungguh-sungguh, maka akan berada dalam
kehidupan Yesus Kristus. Karena di dalam Yesuslah manusia yang baru
akan dinyatakan. Hal ini juga telah terbukti dari kalimat berikut: bahwa
yang lama sudah berlalu dan sesungguhnya yang baru sudah datang.
Dari makna penuh akan dikenakan pada kata “lama” dan “baru” di sini.
“Yang lama” mewakili dunia yang ditebus dalam dosa dan
kemalangannya, sementara “yang baru” mewakili waktu keselamatan
dan ciptaan ulang yang telah dimulai dengan kebangkitan Yesus Kristus.
Oleh karena itu, ia yang berada dalam Yesus Kristus adalah ciptaan yang
baru: Ia berbagian dan berada dalam dunia baru milik Allah.
10
Ajith Fernando, Supremasi Kristus (Surabaya: Momentum, 2006), 182.
justru dialah yang semakin menumbuhkan iman percaya Kristen kepada
Tuhan. Paulus yang dulunya sungguh-sungguh mengira bahwa ia benar-
benar melayani Allah Ketika ia berusaha melenyapkan iman Kristen.
Namun sekarang, ia menjadi orang yang berkata “Kristus berarti
kehidupan bagiku”, dan bagaimana ia yang tadinya berusaha untuk
menghancurkan nama Kristus, telah menjadi orang yang bekerja mati-
matian untuk membawa nama itu kepada semua orang yang dapat
dijangkaunya.11 Menurut Paulus bahwa mereka yang berada dalam Yesus
Kristus adalah mereka yang juga mati dan bangkit bersama Kristus dan
melalui kebangkitan itu mereka disebut sebagai manusia baru atau hidup
baru.12
11
William Barclay, Duta Bagi Kristus: Latar Belakang Peta Perjalanan Paulus (Jakarta: Gunung Mulia,
2001), 43.
12
Wismoady, Wahono, Di Sini KuTemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan Alkitab (Jakarta:
Gunung Mulia, 2009), 434.
13
Henk Venema, Hidup Baru: Orang Kristen Dalam Konteks Kebudayaan Setempat (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2006), 88.
Inilah yang harus dipecahkan oleh umat Kristen di mana pun mereka
berada. Apakah cara hidup yang lama ini harus ditolak dan dibuang
seluruhnya atau hanya diubah saja? Dan kalaupun demikian, sampai
ditingkat mana? Orang yang telah mempercayakan dirinya kepada
Kristus, selalu ingin mendapat jawaban jelas dan terang atas berbagai
pertanyaan mengenai cara hidup mereka sebagai orang Kristen. Banyak
di antara mereka yang cenderung membuang cara hidup lama dengan
segala kebiasaanya.
14
B. J. Boland, Inti Sari Iman Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 79-80.
mengenai kesempurnaan karena orang Kristen masih saja melakukan
dosa.
15
James Montgomery Boice, Dasar-dasar Iman Kristen (Surabaya: Momentum, 2011), 457-458.
16
Herman Ridderbos, Paulus: Pemikiran Utama Theologinya (Surabaya: Momentum, 2015), 233-234.
17
R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 202.
untuk melayani Tuhan dan kemampuan untuk menolak dosa. Melalui
pertobatan, orang akan memiliki karakter rohani yang merupakan
tindakan yang dilakukan untuk berpaling dari kehidupan yang berdosa
menjadi hidup dalam Yesus Kristus. Sedangkan mengenai kelahiran baru
merupakan karya Roh Kudus atas respons manusia dengan menjadikan
orang yang sudah bertobat atau berpaling dari dosa menjadi ciptaan
baru. Tidak ada cara lain yang agar seseorang mendapatkan keselamatan
kekal kecuali dengan bertobat dan dilahirkan baru atau dilahirkan
kembali.
Hidup baru atau kelahiran baru sebagai anugerah dari Allah untuk
diimani dan diresponi dalam setiap langkah kehidupan kita selaku orang
18
Richart L. Pratt, Menaklukkan Segala Pikiran Kepada Kristus (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 2000), 43.
19
G. C. Van Niftrik dan B. J. Boland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), 488.
20
J. L. Ch. Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 167.
yang percaya (Kristen). Bahwa hanya melalui manusia barulah kehidupan
sebagai orang percaya pada Kristus berarti memasuki suatu kehidupan
yang baru dalam Kistus Yesus (Ef.4:20-24). Orang yang akan menerima
kelahiran baru adalah mereka yang memiliki iman percayanya kepada
Kristus Yesus yang merupaka ciptaan Allah itu sendiri. Di mana iman
merupakan perilaku seseorang untuk meninggalkan kemampuan dirinya
sendiri dengan mengandalkan Tuhan dalam setiap usahanya. Hidup baru
merupakan hidup dan bukan sebagai tanda-tanda kehidupan yang silih
berganti, namun ini adalah sebuah kehidupan yang pasti yang akan
dilalui mereka atau umat yang percaya dan sebagai ahli waris
keselamatan dalam diri Yesus Kristus. Kristus telah mati bagi dosa
karena itu, orang yang sudah mengalami hidup baru mengimani bahwa
merekapun telah mati bagi dosa, yang sebelumnya telah dikuasai oleh
dosa sekarang telah menjadi hidup untuk melayani Allah. Paulus
menegaskan bahwa tiada kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam
diri kita untuk mendatangkan keselamatan itu, melainkan hanya Yesuslah
yang dapat memberikan keselamatan itu lewat pengorbanan diri-Nya
yang rela mati dan oleh karena itu, untuk mendapatkan keselamatan itu
kita harus percaya kepada-Nya. Oleh sebab itu dikatakan dalam kitab
Rm.5:1, bahwa kita telah dibenarkan hanya oleh iman percaya kita.
Seseorang dapat memperoleh keselamatan itu dengan cara percaya
sepenuhnya menerima karunia Allah dalam Yesus Kristus dan hanya
mengandalkan Yesus dalam seluruh aspek kehidupannya. 21 Oleh sebab
itu, jika kelak Yesus Kristus telah menyatakan diri-Nya, maka orang yang
beriman akan dinyatakan telah bersama Dia di dalam Kemuliaan Allah
(Kol.3:4).
Kesimpulan
Alkitab