Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

ANALISIS PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR HIJAU PADA GEDUNG KAMPUS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI (UNPAB) MEDAN


(ANALYSIS OF THE APPLICATION OF GREEN ARCHITECTURE CONCEPT TO THE
CAMPUS BUILDING OF PANCABUDI DEVELOPMENT UNIVERSITY (UNPAB) MEDAN)

Cut Nuraini; Faisal Akbar;


Universitas Pembangunan Pancabudi
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 4.5 Sei Sikambing 20122 Medan
fa.issalakbar23@gmail.com

ABSTRACT

Based on public awareness of environmental health issues that are starting to worry, making
the direction of the development system in Indonesia towards sustainable development or
more precisely green architecture. The application of green architecture in Indonesia, both from
residential to educational buildings, is starting to bloom. It is proven by the many researches
that have been conducted related to the application of the concept of green architecture in new
and existing campus buildings. Like the Pembangunan Panca Budi University in Medan, which
is one of the universities that makes environmental health issues a major concern in learning. It
can be seen from the slogans of Clean Living Culture (Budabsih) and Energy Saving Culture
(Budabhe). This motto is of course very closely related to the principles of green architecture.
It's just that no further research has been carried out on the principles of green architecture that
have been applied, especially to campus buildings. Because of that, it is necessary to do
research on the principles of green architecture on the campus building of the Pembangunan
Panca Budi University in Medan. The indicators used in this study are the results of research
from several similar studies and indicators that have been compiled by the Green Building
Council Indonesia (GBCI).

Keywords: Green Architecture, Campus Building, Pembangunan Pancabudi University

ABSTRAK

Didasari kesadaran masyarakat terhadap Isu kesehatan lingkungan yang mulai


mengkhawatirkan, menjadikan kiblat dari sistem pembangunan di Indonesia menuju ke arah
pembangunan yang berkelanjutan atau lebih tepatnya arsitektur hijau. Penerapan arsitektur
hijau di Indonesia baik dari rumah tinggal hingga ke bangunan pendidikan mulai marak
dilakukan. Terbukti dari banyaknya riset yg pernah dilakukan terkait penerapan konsep
arsitektur hijau pada bangunan kampus baru maupun yang sudah berdiri. Seperti halnya
Universitas Pembangunan Panca Budi Medan yang merupakan salah satu universitas yang
menjadikan isu kesehatan lingkungan menjadi concern utama dalam pembelajaran. Dapat
dilihat dari semboyan Budaya Hidup Bersih (Budabsih) dan Budaya Hemat Energi (Budabhe).
Semboyan tersebut tentu sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip arsitektur hijau. Hanya
saja belum pernah dilakukan penelitian lebih lanjut tentang prinsip-prinsip arsitektur hijau yang
sudah diterapkan terkhususnya pada gedung kampus. Oleh karna itu perlu dilakukan penelitian
prinsip arsitektur hijau pada gedung kampus Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.
Indikator-indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil riset dari beberapa
penelitian sejenis dan indikator yang telah di susun oleh Green Building Council Indonesia
(GBCI)

Kata kunci: Arsitektur hijau, Gedung Kampus, Universitas Pembangunan Pancabudi


PENDAHULUAN indikasi Green Building Council Indonesia oleh
Latar Belakang Diza Roshaunda dan kawan-kawan 2019.
Isu tentang kesehatan lingkungan menjadi Kemudian jurnal yang di susun oleh Diana
isu yang makin hangat dalam beberapa tahun Inayatul Karimah dan Ir. Ali Mokhtar 2021
terakhir. Disebabkan oleh pemanasan global tentang Analisis Penerapan green architecture
yang mulai mengkhawatirkan. Ditengah hal itu, menuju green campus.
masyarakat mulai menggalakkan pentingnya Dari 3 riset sebelumnya tentang analisis
menjaga kelestarian lingkungan. Mulai dari penerapan arsitektur hijau yang sudah pernah
kesadaran tentang membuang sampah hingga dilakukan oleh mahasiswa lain menunjukkan
kesadaran tentang pembangunan yang bahwa analisis penerapan arsitektur hijau pada
berkelanjutan. Salah satunya ialah dengan gedung kampus UNPAB belum pernah
menerapkan prinsip-prinsip arsitektur hijau pada dilakukan. Atas dasar itu maka uraian diatas
bangunan. menjadi sebagian besar alasan penulis untuk
Bangunan merupakan salah satu melakukan analisis penerapan penerapan
penyumbang pemanasan global di dunia, mulai konsep arsitektur hijau pada bangunan gedung
dari penggunaan elemen bangunan yang kampus Universitas Pembangunan Panca Budi.
ramah, hingga ke design bangunan yang tidak Bahkan Secara visual, gedung UNPAB
respon terhadap iklim dan lain-lain. Oleh karna menunjukkan beberapa karakter penerapan
itu peran seorang arsitek sangat penting dalam arsitektur hijau yang bisa dikaji lebih lanjut.
menerapkan kelestarian lingkungan dengan
menerapkan prinsip-prinsip bangunan yang
ramah lingkungan, seperti halnya prinsip Permasalahan
arsitektur hijau. Seperti apa penerapan konsep arsitektur
Arsitektur hijau menjadi salah satu solusi hijau pada Universitas Pembangunan Panca
ditengah meningkatnya kesadaran masyarakat Budi Medan.
tentang lingkungan. Menyebabkan
tren arsitektur hijau makin marak khususnya di Tujuan
Indonesia, dengan didasari semangat untuk Tujuan penelitian ini adalah untuk
meminimalisasi dampak buruk dari perubahan mengetahui penerapan konsep arsitektur hijau
iklim bagi lingkungan dan kesehatan manusia. pada Universitas Pembangunan Panca Budi
Tren pembangunan ini dapat membantu kita Medan.
untuk mencegah kerusakan lingkungan dengan
meminimalkan penggunaan energi dan sumber
daya alam. Tren arsitektur hijau diharapkan METODE
dapat menghasilkan bangunan yang ramah Metode Penelitian
lingkungan, baik bangunan pribadi seperti Penelitian ini menggunakan metode
rumah tinggal hingga ke bangunan publik penelitian kualitatif. Adapun fokus dalam
seperti sekolah, kampus dan lain sebagainya. penelitian ini adalah analisis penerapan konsep
Saat ini di kampus-kampus ternama di arsitektur hijau pada gedung kampus universitas
Indonesia mulai menerapkan peraturan yang pembangunan pancabudi medan. Sebagai
berbasis kepada kesehatan lingkungan yang aspek tolak ukur untuk mengetahui kategori
tentu sangat erat kaitannya terhadap arsitektur sebuah bangunan dengan indeks dari konsep
hijau. Seperti halnya di salah satu kampus Arsitektur hijau yang mengadopsi pengukuran
swasta ternama di Kota Medan yaitu Universitas sistem rating GREENSHIP dari GBCI kemudian
Pembangunan Panca Budi Medan (UNPAB) dimodifikasi berdasarkan kebutuhan sesuai
yang terkenal dengan penerapan budaya hidup dengan fokus penelitian ini. Indikator Arsitektur
bersih (budabsih) dan budaya hidup hemat hijau yang di gunakan dalam penelitian ini
energi (Budabhe). Yang mana semboyan ini adalah: (1) Tepat Guna Lahan (2) Efisiensi
termasuk kepada aspek-aspek arsitektur hijau. Energi & Refrigeran; (3)Kualitas Udara &
UNPAB memang menjadikan kesehatan Kenyamanan Udara (4) Sumber & Siklus
lingkungan sebagai salah satu concern utama Material (5) Manajemen Lingkungan Bangunan
dalam menjalankan perkuliahan, baik dari Adapun Objek dari penelitian ini adalah
sistem peraturan civitas kampus maupun dari cara universitas pembangunan pancabudi
arsitektural bangunan kampus. medan dalam penerapan budabsih dan
Analisis enerapan prinspi arsitektur hijau budabhe yang erat kaitannya dengan konsep
pada beberapa gedung sudah pernah beberapa arsitektur hijau.
kali dilakukan. Seperti pada tugas akhir Nurul
Ilmi dian muhrizat 2020 yang membahas
tentang Redesain kampus baru Universitas
Muslim Maros dengan pendekatan arsitektur
hijau. Lalu jurnal tentang penilaian kriteria
Green Building pada bangunan gedung
Universitas Pembangunana Jaya berdasarkan
menjadi langkah untuk merancang suatu
bangunan, baik itu kawasan maupun perkotaan
Metode Pengumpulan Data yang tidak berdampak terhadap meningkatnya
Teknik pengumpulan data yang gas rumah kaca di atmosfer, dan memikirkan
digunakan dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang bangunan dengan
observasi, dan dokumentasi. Yang diarahkan meminimalisir energi fosil, produksi CO2, serta
berdasarkan indikator GBCI (Green Building berupaya untuk merancang bangunan dengan
Council Indonesia). Pada teknik analisis data mencegah dampak negatif atau seminimal
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan mungkin terhadap lingkungan sekitar (Karyono,
implementasi dari hasil teknik pengumpulan 2010).
data yang didapatkan melalui analisis observasi
dan dokumentasi dari Universitas Bangunan
pembangunan pancabudi berdasarkan variabel- Bangunan merupakan suatu dinding
variabel mengacu pada aspek tentang Arsitektur dan lain-lain yang berdimensi besar sebagai
hijau. Kesimpulannya bahwa gedung kampus tempat untuk beraktifitas, seperti bangunan
universitas pembangunan pancabudi sudah kantor, pendidikan, pertemuan, perdagangan
bisa atau belum bisa dinilai telah memenuhi dan lain-lain (Kalukar, Tumaliang, &
kriteria arsitektur hijau menurut GBCI. Tuege,2015). Bangunan juga bisa diartikan
sebagai konstruksi teknik terhadap bumi atau
Metode Analisis disimpan secara permanen disekitar tanah
Metode analisis yang penulis pakai di maupun perairan sehingga bisa difungsikan
penelitian ini adalah dengan cara untuk tempat tinggal, tempat usaha maupun
mengumpulkan karakteristik-karakteristik yang lain (Kakunsi, 2013).
arsitektur hijau kemudian dibandingkan dengan
aspek-aspek yang ada di bangunan Universitas Kampus
Pembangunan Panca Budi Medan Kampus adalah daerah lingkungan
bangunan utama perguruan tinggi (universitas,
KAJIAN TEORI akademi) tempat semua kegiatan belajar-
Arsitektur Hijau mengajar dan administrasi berlangsung (KBBI).
Arsitektur hijau merupakan arsitektur Kampus di ambil dari bahasa latin
yang mencakup lingkungan sekitar serta yaitu Campus yang memiliki arti lapangan.
berpatokan kepedulian mengenai pemeliharaan Kemudian di terjemahkan menjadi daerah
atau perlindungan terhadap lingkungan di dunia lingkungan bangunan utama perguruan tinggi
dengan menggunakan prinsip energy efficient (Universitas, Akademi) tempat semua kegiatan
(efisiensi energi), (sustainable concept) konsep belajar-mengajar dan administrasi berlangsung.
berkelanjutan, serta holistic application Biasanya kampus meliputi ruang kuliah,
(penerapan holistik) (Priatman, 2002). Arsitektur perpustakaan, penginapan atau asrama bagi
hijau juga merupakan sebuah pengenalan murid atau siswa dan ada tempat untuk
untuk merencanakan arsitektur dengan dijadikan taman yang digunakan sebagai
meminimalisir dampak buruk terhadap tempat berdiskusi atau bersosialisasi (Rudi
kesehatan manusia maupun lingkungan Hartoyo : 2014)
sekitarnya, sehingga memiliki tujuan utama
seperti menciptakan eco desain, kepedulian Studi Preseden
terhadap lingkungan, menciptakan arsitektur Dalam penelitian ini penulis menjadikan
yang alami serta arsitektur yang berkelanjutan 3 riset sejenis sebelumnya sebagai acuan untuk
(Rusadi, Purwatiasning, & Satwikasari, 2019). meneliti prinsip-prinsip arsitektur hijau yang
Dapat disimpulkan bahwa arsitektur diterapkan pada bangunan gedung kampus
hijau merupakan salah satu konsep pendekatan Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.
bangunan yang meminimalkan efek 3 Riset tersebut antara lain :
berbahaya dari proyek konstruksi terhadap 1. Tugas Akhir Nurul Ilmi Dian Muhrizat
kesehatan manusia dan lingkungan. Hal ini 2020 tentang Redesain Kampus Baru
mengingat kesadaran kita akan dampak- Universitas Muslim Maros dengan
dampak yang ditimbulkan jika kita tidak Pendekatan Arsitektur Hijau.
mempertimbangkan efek pembangunan yang Dalam tugas akhir ini
tidak ramah lingkungan. dijelaskan tentang tujuan utama
Seperti efek rumah kaca
mengapa memilih pendekatan
mengakibatkan perubahan iklim yang ekstrim,
terganggunya ekologis, bahkan terjadinya suhu arsitektur hijau ialah sebagai salah satu
yang meningkat. Sehingga arsitektur hijau dapat upaya dalam mewujudkan visi dan misi
menerapkan untuk mengembangkan efisiensi Universitas Muslim Maros sebagai
penggunaan energi dan air, serta penggunaan kampus pelestari lingkungan dan
material-material yang mereduksi pengaruh berkearifan lokal. Menurutnya, konsep
bangunan dengan manusia terhadap kesehatan arsitektur hijau merupakan suatu
(Henriyanto, 2016). Sehingga arsitektur hijau konsep perencanaan dalam arsitektur
yang menekankan penggunaan 4. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara
sumber daya alam secara minimal dan 5. Sumber dan Siklus Material
mampu ikut menjaga kualitas alam 6. Manajemen lingkungan Bangunan
sekitar agar kelestarian lingkungan
tetap terjaga. Stragtegi design penerapan Green Building Council Indonesia
arsitektur hijau yang digunakan adalah: Green Building Council Indonesia
1. Penerapan Roof Garden adalah lembaga mandiri (non government) dan
2. Penerapan panel surya nirlaba (non-for profit) yang berkomitmen penuh
3. Pemasangan Fixed ArrayPV pada terhadap pendidikan masyarakat dalam
dinding bangunan mengaplikasikan praktik-praktik terbaik
2. Penilaian Kriteria Green Building Pada lingkungan dan memfasilitasi transformasi
Bangunan Gedung Universitas industri bangunan global yang berkelanjutan.
Pembangunan Jaya Berdasarkan Indikasi GBC INDONESIA merupakan Emerging
Green Building Council Indonesia oleh Diza Member dari World Green Building Council
Roshaunda 2019 (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada.
Prasyarat dalam penilaian WGBC saat ini beranggotakan 90 negara dan
Green Building adalah kriteria yang wajib hanya memiliki satu GBC di setiap negara
dipenuhi dan diaplikasikan dalam suatu (GBCI.Org). Lembaga ini membuat penyuluhan
bangunan. Dalam Greenship, apabila dan himbauan tentang pentingnya menerapkan
kriteria ini tidak dapat dipenuhi, maka pembangunan yang berkelanjutan. GBCI
kriteria dan tolok ukur yang ada dalam menetapkan beberapa indikator tentang
suatu kategori tidak dapat dievaluasi dan bangunan baru, rumah tinggal hingga ke
proses penilaian Green Building tidak bisa bangunan yang telah terbangun. Untuk indikator
diteruskan. Terdapat 9 (sembilan) arsitektur hijau pada bangunan terbangun
prasyarat dalam Greenship untuk Gedung antara lain :
Terbangun yang mewakili 6 (enam) 1. Tepat Guna lahan
kategori. 6 Kategori itu antara lain: a. Site Management Policy
1. Tepat Guna Lahan b. Motor Vehicle Reduction Policy
2. Efisiensi dan Konservasi Energi c. Community Accessibility
3. Konservasi Air d. Motor Vehicle Reduction
4. Sumber dan siklus Material
5. Kesehatan dan Kenyamanan Dalam e. Site Landscaping
Ruang f. Heat Island Effect
6. Manajemen Lingkungan Bangunan g. Storm Water Management
Analisis kesesuaian diperoleh h. Site Management
dengan cara membandingkan hasil daftar
i. Building Neighbourhood
periksa (checklist) dengan kondisi green
yang ada dalam Greenship yang 2. Efisiensi energi dan konservasi
digunakan. Setelah dilakukan penyesuaian a. Policy and Energy Management
lalu diperoleh poin untuk setiap kriterianya Plan
untuk kemudian dijumlahkan hasilnya b. Minimum Building Energy
menjadi total poin dan akan diperoleh
Performance
kategori peringkat dalam Greenship.
3. Analisis Penerapan Green Architecture c. Optimized Efficiency Building
Menuju Green Campus yang disusun oleh Energy Performance
Diana Inayatul Karimah dan Ir. Ali Mokhtar d. Testing, Re-commissioning or
2021 Retro-commissioning
Permasalahan penelitian ini adalah
analisis dan pengembangan penerapan e. System Energy Performance
konsep Green Architecture menuju green f. Energy Monitoring and Control
campus pada Universitas Sunan Bonang g. Operation and Maintenance
Tuban. Green Architecture adalah salah h. On Site Renewable Energy
satu upaya untuk menuju green campus.
i. Less Energy Emission
green campus universitas sunan bonang
merupakan suatu bentuk komitmen dan 3. Konservasi Air
upaya yang dilakukan oleh civitas a. Water Management Policy
akademik untuk mewujudkan lingkungan b. Water Sub-Metering
kampus yang berwawasan lingkungan. c. Water Monitoring Control
Dalam penelitian ini, mereka menggunakan
d. Fresh Water Efficiency
indikator-indikator arsitektur hijau dari
Green Building Council Indnesia, yaitu : e. Water Quality
1. Tepat Guna Lahan f. Recycled Water
2. Efisiensi energi dan Refrigeran g. Potable Water
3. Konservasi Air h. Deep Well Reduction
i. Water Tap Efficiency

4. Sumber daya dan siklus material


a. Fundamental Refrigerant
b. Material Purchasing Policy
c. Waste Management Policy
d. Non ODS Usage
e. Material Purchasing Practice
f. Waste Management Practice
g. Hazardous Waste Management
h. Management of Used Good
5. Kualitas Udara & Kenyamanan
Udara
a. No Smoking Campaign
b. Outdoor Air Introduction
c. Environmental Tobacco Smoke
Control
d. CO2 and CO Monitoring
e. Physical, Chemical and Biological
Pollutants
f. Thermal Comfort
g. Visual Comfort
h. Acoustic Level
i. Building User Survey
6. Kualitas Udara & Kenyamanan
Udara
a. Operation and Maintenance Policy
b. Innovations
c. Design Intent and Owner's Project
Requirement
d. Green Operational and
Maintenance Team
e. Green Occupancy/Lease
f. Operation and Maintenance
Training

You might also like