Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

P-ISSN : 2597 – 7075

E-ISSN : 2541 – 6847

ANALISIS USAHA PENANGKAR BENIH PADI SAWAH


DI KABUPATEN GORONTALO

Suroto *)1), Asda Rauf 2), Yanti Saleh 2)


1)
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jendral Sudirman No. 6 Kota Gorontalo, 96128
2)
Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jendral Sudirman No. 6 Kota Gorontalo, 96128

ABSTRACT
This research aims to find out the procedure of paddy seeds breeding business implementation in
Gorontalo district, to calculate cost structure in paddy seeds breeding business in Gorontalo District and to analyze
The income and feasibility of paddy seeds breeding business in Gorontalo District. This research in conducted from
Oktober-December 2018. The data analysis used to calculate business revenue, income, and feasibility is R/C ratio.
The sampling uses saturation sampling taken from the entire population. The findings are: 1) The procedure of
paddy seeds breeding business implementation in Gorontalo District is conducted by the farmers in accordance with
the existing breeding technical guidelines; 2) The cost structures of paddy seeds breeding business, among other, are
: tool depreciated cost as much as IDR 8,269.85, average labor cost as much IDR 19,835,767, production facilities
cost as much as IDR 10,198,532, seed processing cost as much as IDR 6,214,531; 3) The income is as much as IDR
61,314,783 / Farmers with the average land area of 3.29 hectare and average income per hectare / farmer is as much
as IDR 18,636,712.16 per season. The R / C value of paddy seeds breeding business is 2.7 which based on its
criteria, the value of R / C Ratio> 1, it means that the business is profitable. The paddy seeds breeding business is
feasible to be implemented and has a good prospect in the future.
Keywords: Cost Structure, Business Feasibility, Seeds Breeding Business

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pelaksanaan usaha penangkar benih padi sawah di
Kabupaten Gorontalo dan Menghitung strukturbiaya pada usaha penangkar benih padi sawahdi Kabupaten
Gorontalo serta Menganalisis pendapatan dan kelayakan usaha penangkar benih padi sawah di Kabupaten
Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember tahun 2018. Analisis data yang digunakan
untuk menghitung penerimaan, pendapatan, dan kelayakan usaha menggunakan R/C Ratio. Penarikan sampel
mengunakan sampel jenuh yang diambil dari jumlah keseluruhan populasi. Hasil penelitian ini adalah : 1) Prosedur
pelaksanan penangkar benih padi sawah di Kabupaten Gorontalo yang dilakukan oleh penangkar benih sesuai
dengan petunjuk teknis penangkaran yang ada; 2) Struktur biaya usaha penangkar benih padi sawah antara lain biaya
penyusutan alat sebesar Rp. 8.269,85, biaya tenaga kerja rata-rata Rp. 19.835.767, biaya sarana produksi rata-rata
Rp. 10.198.532, biaya pengolahan benih hasil usaha penangkar sebesar Rp. 6.214.531. 3) Pendapatan usaha
penangkar benih padi sawah di Kabupaten Gorontalo sebesar Rp. 61.314.783/Petani dengan rata-rata luas lahan 3,29
Hektar dan pendapatan rata-rata per Hektar/petani sebesar Rp. 18.636.712,16 per musim. Nilai R/C untuk usaha
penangkar benih padi sawah sebesar 2,7 yang berdasarkan kriterianya nilai R/C Ratio 1 berarti suatu usaha
menguntungkan. Usaha penangkar benih padi sawah di Kabupaten Gorontalolayak untuk diusahakan dan memiliki
prospek yang bagus untuk kedepannya.

Kata Kunci: Struktur Biaya, Kelayakan Usaha, Usaha Penangkar Benih

PENDAHULUAN
Padi merupakan tanaman pangan utama tingkat produktivitas tanaman. Harnowo et.Al
yang dikonsumsi tidak kurang dari 200 juta dalam Dahya (2015:62) mengemukakan bahwa
penduduk di Idonesia. Jika konsumsi beras rata- pengembangan sistem penyediaan benih VUB
rata 130,5 kg/kapita/tahun maka total kebutuhan bermutu di suatu wilayah memerlukan
beras 26,1 jutaton/tahun (Wirawan dalam penanganan dalam hal penumbuhan dan
Nyoman, 2016:1). Oleh karena itu, kapasitas pengembangan penangkar/produsen benih,
produksi padi nasional menjadi salah satu penyediaan benih sumber (Benih Penjenis/BS,
permasalahan yang menonjol. Untuk keperluan Benih Dasar/FS, dan Benih Pokok/SS) VUB
penanaman padi tersebut, tentunya tidak terlepas yang sesuai dengan daerah setempat, transfer
dari tersedianya bibit karena bibit merupakan teknologi produksi hingga penanganan pasca
salah satu factor penting yang menentukan panen benih, penyediaan ruang simpan/gudang

*Alamat Email:
suroto.agribisnis@gmail.com
Suroto dkk.: Analisis Usaha Penangkar Benih Padi Sawah .........................................................................

yang memadai untuk penyimpanan benih digunakan untuk penanaman produksi benih
sumber tersebut, penerapan mengenai quality haruslah satu kelas lebih tinggi dari kelas benih
control (pengendalian mutu), baik internal yang akan diproduksi (Yustiarni, 2011:6).Untuk
maupun eksternal, dan penumbuhan ‘pasar’ actual memproduksi benih kelas BD (FoundationSeed)
bagi benih bermutu yang diproduksi oleh benih dasar maka benih sumbernya haruslah
penangkar. benih pada kelas BS (BreederSeed) benih
Penangkaran benih padi di Provinsi penjenis. Untuk memproduksi kelas benih BP
Gorontalo tersebar diseluruh Kabupaten dan Kota. (Stock Seed) benih pokok, maka sumbernya
Ada 41 penangkar padi yang berada d provinsi berasal dari benih dasar atau benih penjenis.
Gorontalo. Kabupaten Gorontalo merupakan Sedangkan untuk memproduksi benih kelas BR
salah satu Kabupaten terbanyak jumlah (ExtensionSeed ) benih sebar, benih sumbernya
penangkar benih padinya yang tersebar dibeberapa berasal dari benih pokok, benih dasar atau benih
Kecamatan. Jumlah petani penangkar benih padi penjenis.
yang terdapat di Kabupaten Gorontalo sebanyak Kriteria Penangkar/Kelompok Penangkar
32 penangkar benih padi ( BPTP Kabupaten Benih
Gorontalo, 2018). Adapun kriteria sebagai kelompok
Keberadaan petani penangkar benih atau penangkar sebagai berikut.
usaha perbenihan padi lainnya sangat penting a. Penangkar atau kelompok penangkar benih
khususnya untuk memenuhi kebutuhan benih di yang dinamis dan bersedia melaksanakan
Provinsi Gorontalo terutama di Kabupaten kegiatan pemberdayaan penangkar benih
Gorontalo. Dengan adanya penangkaran, petani dengan baik dan bertanggung jawab.
dapat dengan mudah membeli benih yang b. Diutamakan untuk penangkar atau kelompok
bermutu untuk kegiatan usaha taninya. Sebagai penangkar benih yang sudah ada tetapi belum
suatu usaha penangkaran benih pada umumnya mampu memproduksi benih siap salur.
didirikan untuk meningkatkan usaha dibidang c. Khusus untuk benih kedelai, dapat juga
ekonomi pertanian, menghasilkan benih pertanian diberikan kepada penangkar atau kelompok
bermutu tinggi dan berkualitas yang langsung penangkar benih baru bagi daerah yang belum
menunjang kegiatan usaha para petani, ada penangkar atau kelompok penangkar
mendapatkan keuntungan yang benih kedelai.
berkesinambungan. Dalam usahanya, penangkar d. Diutamakan yang memiliki sarana untuk
sering kurang memperhatikan hasil pendapatan produksi benih, lantai jemur, tempat
yang diperoleh, sehingga para petani/penangkar prosesing dan gudang.
tidak mengetahui bahwa usaha yang dilakukan e. Memiliki rekening yang masih berlaku/masih
efisien atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau
analisis terhadap usahatani penangkaran benih BUMD/Bank Daerah) yang terdekat, dan bagi
padi tersebut, agar dapat diketahui apakah penangkar atau kelompok penangkar benih
usahatani penangkaran benih padi tersebut yang belum memiliki, harus membuka
menguntungkan atau tidak sehingga layak atau rekening di Bank.
tidak diusahakan. f. Membuat surat pernyataan bersedia dan
Dari uraian diatas maka perlu dilakukan sanggup untuk melaksanakan kegiatan
penelitian tentang analisis Usahatani Penangkar pemberdayaan penangkar benih dengan
Benih Padi di Kabupaten Gorontalo.Tujuan dari menghasilkan benih untuk padi minimal
penelitian ini adalah : a) Mengetahui prosedur 3ton/ha dan kedelai minimal 1ton/ha serta
pelaksanaan usaha penangkaran benih padi sawah sanggup mengembalikan dana bantuan sosial
di Kabupaten Gorontalo. b) Menghitung apabila tidak sesuai peruntukkannya.
strukturbiaya pada usaha penangkaran benih padi g. Bersedia menambah biaya sarana produksi
sawahdi Kabupaten Gorontalo. c) Menganalisis apabila bantuan yang tersedia tidak
pendapatan dan kelayakan usaha penangkaran mencukupi.
benih padi sawah di Kabupaten Gorontalo. h. Telah menyusun Rencana Usaha Kelompok
(RUK)
TINJAUAN PUSTAKA Penangkar/kelompok penangkar benih
Pengertian Penangkar Benih Padi dapat berbadan hukum maupun yang belum
Penangkaran benih merupakan upaya berbadan hokum tetapi harus mendapat
untuk menghasilkan benih unggul sebagai benih rekomendasi teknis dari BPSB.
sumber maupun benih sebar yang akan digunakan
untuk menghasilkan tanaman varietas unggul.
Pada penangkaran benih, benih sumber yang

AGRINESIA Vol. 3 No. 2 Maret 2019 | 126


Suroto dkk.: Analisis Usaha Penangkar Benih Padi Sawah .........................................................................

Pelaksanaan Penangkaran Benih 2018 pada usaha penangkar benih padi di


Agar benih sebar tersedia sesuai sasaran, Kabupaten Gorontalo.
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut Jenis dan Sumber Data
(Pedoman teknis pemberdayaan penangkaran Jenis penelitian yang digunakan yaitu
benih, 2015:5). penelitian dengan tipe deskriptif dan
1. Pemilahan dan Perlakuan Benih menggunakan metode survei. Jenis data yang
2. Persiapan Lahan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data
3. Penanaman primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
4. Pemeliharaan dari hasil wawancara langsung dengan responden
5. Seleksi/ Roguing daripihak usaha perbenihan padi dan dengan
6. Pengamatan penyebaran daftar pertanyaan (kuisioner) yang
7. Panen dan Pengolahan Benih telah dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan
8. Pengawasan dan Sertifikasi Benih tujuan dan kebutuhan penelitian. Sedangkan data
9. Pengemasan sekunder merupakan data pelengkap yang
10. Penyimpanan diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Prosedur Penangkar Benih Padi Gorontalo dan kepustakaan lainnya yang
Prosedur Sertifikasi Benih Padi yang digunakan sebagai data penunjang dan pelengkap.
harus diikuti oleh penangkar benih seperti Populasi dan Sampel
berikut: Jumlah Populasi dalam penelitian ini
Penangkar Benih BPSBTPH adalah seluruh petani penangkar benih padi yang
1. Penyampaian 1. Pemeriksaaan sebanyak 32 penangkar benih padi di Kabupaten
Permohonan Permohonan Gorontalo. Berdasarkan penelitian yang akan
2. Pengecekan Benih 2. Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan teori Arikunto, karena
Sumber Pendahuluan: jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka
a. Sebelum Tanam penelitian ini menggunakan sampel jenuh dengan
b. Sejaran Lapangan mengambil 100% jumlah populasi yang ada yaitu
c. Isolasi berjumlah 32 orang penangkar benih padi sawah
3. Pemeliharaan 3. Pemeriksaan sebagai sampel penelitian.
Pertanaman: Lapangan: Teknik Analisis Data
a. Membersihkan a. Fase Vegetatif (I) Untuk menganalisis ketiga permasalahan
Gulma b. Fase Berbunga pada penelitian ini dilakukan sesuai dengan level
b. Rouging (II) analisis yang dibedakan sebagai berikut:
CVL/Tipe c. Fase Masak (III) 1) prosedur pelaksanaan usahatani
Simpang d. Ulangan penangkaran benih padi di Kabupaten
4. Panen: 4. Pengujian Gorontalo dianalisis menggunakan
1. Alat Laboratorium: metode analisis deskriptif.
Panen/Prosesing a. Kadar Air 2) biaya produksi, penerimaan, dan
2. Lot Benih b. Kemurnian Benih pendapatan usahatani penangkaran benih
3. Gudang c. Daya Tumbuh padi, keuntungan dan kelayakan usaha
d. Campuran penangkaran benih padi di Kabupaten
Varietas Lain Gorontalo dianalisis menggunakan
(CVL) analisis B/C dan R/C Ratio.
5. Hasil 5. Hasil 1. Biaya
Pemeriksaan/Sertifik Pemeriksaan/Sertifi Menurut Kasim, (2004:16) untuk
asi kat menghitung biaya usaha penangkaran benih padi
6. Pemasangan Label 6. Pengawasan di daerah penelitian dianalisis menggunakan
Pemasangan Label rumus :
(legalisasi) TC = FC + VC
Keterangan :
TC = Total biaya usahatani dalam periode
METODOLOGI PENELITIAN
usahatani (Rp)
Lokasi dan Waktu Penelitian
FC = Besarnya biaya yang berupa biaya tetap
Lokasi penelitian ditentukan secara
(Rp)
purposive, yaitu di Kabupaten Gorontalo.
VC = Besarnya biaya yang berupa biaya variabel
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu
(Rp)
dimulai pada bulan Oktober - Desember tahun

127 | AGRINESIA Vol. 3 No. 2 Maret 2019


Suroto dkk.: Analisis Usaha Penangkar Benih Padi Sawah .........................................................................

2. Penerimaan (Breeder Seed), benih dasar (Foundation Seed)


Secara umum untuk menghitung dan benih pokok (Stock Seeds) sebagai sumber
penerimaan usaha penangkaran benih padi benih, sedangkan untuk benih konsumsi
dengan menggunakan rumus : menggunakan benih sebar (Extension Seeds).
TR = P. Q Berikut merupakan prosedur pelaksanaan
Keterangan : usaha penangkaran benih padi sawah di daerah
TR = Total penerimaan (Rp) penelitian.
P = Hargabenih per satuanproduksi (Rp/Kg) 1. Pemilihan Varietas dan Asal Benih
Q = Jumlah produksi(Kg) (Soekartawi, 2005:26). 2. Perlakuan Benih
3. Pendapatan 3. Pengolahan Lahan
Secara umum untuk menghitung 4. Penanaman
pendapatan dianalisis menggunakan rumus : 5. Pemeliharaan
π= TR -TC 1.1 Pemupukan
Keterangan : 1.2 Penyulaman/penyiangan
Π = Pendapatan usahatani (Rp) 1.3 Pengairan
TR = Total penerimaan (Rp) 1.4 Pengendalian hama dan penyakit
TC = Total biaya (Rp) (Soekartawi, 2005:31). 2. Seleksi/Rouging
4. Analisis R/C Ratio 3. Panen dan Pengolahan Benih
Secara sistematis R/Cratio dapat 4. Pengawasan dan Sertifikasi Benih
dirumuskan sebagai berikut : 4.1 Permohonan Sertifikasi
4.2 Pemeriksaan Lapangan
4.3 Pemeriksaan Alat Panen, Tempat
Penyimpanan dan Tempat Pengolahan
Denganketentuan sebagaiberikut: Benih.
Apabila R/C > 1, maka usaha tersebut 4.4 Pengambilan Contoh Benih
menguntungkan.Apabila R/C = 1, maka usaha 4.5 Pengujian Contoh Benih
tersebut tidakuntungdan tidakrugi.Apabila R/C < 4.6 Pemberian Sertifikat dan Pengawasan
1, maka usaha tersebut merugikan. Benih
Usaha tersebut dikatakan menguntungkan Secara rinci prosedur
jika nilai R/Cratio lebih besar dari satu (R/C> 1). penangkaran benih padi sawah di Kabupaten
Hal ini menunjukkan bahwa setiap nilai rupiah Gorontalo disajikan pada bagan berikut.
yang dikeluarkan dalam produksi akan Dinas Pertanian BPSB
memberikan manfaat sejumlah nilai penerimaan
yang diperoleh. Prosedur Calon Penangkar
5. Analisis B/C Ratio Persyaratan

Secara sistematis dapat dirumuskan Lokasi dan lahan


sebagai berikut :
Calon Lahan Penentapan
Peng Lokasi
ecek
an
Jika B/C Ratio >0, maka usaha yang Pena Pemeli Seleksi/ P
dijalankan mengalami keuntungan atau prospek nama
n
haraan Rouging a
n
untuk dikembangkan. Jika B/CRatio< 0, maka Pengolahan
Benih
e
n
usaha tersebut mengalami kerugian atau tidak
layak untuk dikembangkan. Selanjutnya jika Peng Peng Pe
B/CRatio=0, maka usaha berada pada titik impas ering emas la
an an b
(Break Event Point) (Soekartiwi dalam Ima, el
an
2017:827). Sertifikasi
Benih

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengujian Contoh Pemberian
Prosedur Pelaksanaan Penangkaran Benih Benih Sertifikat
Padi Sawah di Kabupaten Gorontalo Benih
Prosedur pelaksanaan usaha penangkaran Bersertifikat

benih padi sawah pada dasarnya tidak jauh Gambar 1.


berbeda dengan penanaman padi untuk Prosedur Penangkaran Benih Padi Sawah Di
dikonsumsi. Perbedaan keduanya terletak pada Kabupaten Gorontalo
jenis benih yang digunakan. Penanaman padi
untuk penangkaran menggunakan benih penjenis

AGRINESIA Vol. 3 No. 2 Maret 2019 | 128


Suroto dkk.: Analisis Usaha Penangkar Benih Padi Sawah .........................................................................

Struktur Biaya Usaha Penangkaran Benih penyakit. Pada umumnya pupuk yang digunakan
Padi Sawah di Kabupaten Gorontalo oleh penangkar adalah pupuk urea dan phonska.
1. Biaya Penyusutan Alat Namun ada beberapa petani penangkar yang
biaya yang penggunaannya tidak habis menggunakan pupuk cair sebagai penunjang.
dalam satu masa produksi Jenis rata-rata biaya Biaya yang digunakan oleh petani
penyusutan alat dari petani penangkaran benih penangkar dalam pemupukan rata-rata sebesar
padi sawah dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Rp. 725.625 dalam satu musim. Untuk
Nilai penyusutan alat tergolong dalam biaya penyiangan dilakukan 2-3 kali dalam satu musim
tetap, yaitu tanam tergantung dari kondisi tanaman dengan
Tabel. 1. biaya yang digunakan sebanayak Rp. 2.741.563.
Biaya Penyusutan Alat Usaha Pengkaran Untuk pemberantasan hama dan penyakit
Benih Padi Sawah di Kabupaten Gorontalo. dilakukan tergantung dari kondisi tanaman.
Jenis Alat Nilai Penyusutan
Persentase Adapun biaya yang digunakan sebesar Rp.
No. Alat 609.531.
(%)
(Rp)
1 Cangkul 4.015 48,55
Setelah tanaman berumur 90-110 hari
2 Sabit/arit 4.255 51,45 setelah tanam, maka tanaman siap di panen
Jumlah 8.270 100,00 setelah dinyatakan lulus sertifikasi lapangan dari
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB).
Adapun biaya rata-rata yang digunakan oleh
Pada Tabel. 1 menunjukkan bahwa petani penangkar dalam pemanenan yaitu Rp.
jumlah rata-rata dari nilai penyusutan alat yang 7.262.188 dengan biaya angkutan sebesar Rp.
digunakan petani dalam usahanya adalah Rp. 349.984.
8.269,85. Nilai penyusutan terbesar pada sabit. 3. Biaya sarana produksi
2. Biaya tenaga Kerja Usaha Penangkar Benih Biaya sarana produksi tersebut antara lain
Padi Sawah biaya benih, pupuk, obat-obatan/pestisida, dan
Biaya tenaga kerja dari usaha kemasan benih. Biaya sarana produksi yang
penangkaran benih padi sawah dapat dilihat pada dikeluarkan oleh penangkar dapat dilihat pada
Tabel 2. tabel berikut.
Tabel 2. Tabel 3.
Biaya Tenaga Kerja Usaha Pengkaran Benih Biaya Sarana Produksi Usaha Pengkaran
Padi Sawah di Kabupaten Gorontalo Benih Padi Sawah di Kabupaten Gorontalo
No Jenis Pekerjaan Nilai Upah Persentase Total Biaya Persentase
No. Saprodi
. (Rp) (%) (Rp) (%)
1 Benih 913.438 8,96
1 Pengolahan tanah 3.860.938 19,47
2 Penanaman 4.285.938 21,61 2 Pupuk 3.904.063 38,28
3 Pemupukan 725.625 3,66
3 Obat 869.906 8,53
4 Penyiangan 2.741.563 13,82
5 Pemberantasan 609.531 3,07 4 Kemasan 4.511.125 44,23
6 HPPanen 7.262.188 36,61 Jumlah 10.198.532 100,00
7 Pengangkutan 349.984 1,76 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018
Jumlah 19.835.767 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018 Dari tabel. 3 diatas, total biaya yang
digunakan untuk sarana produksi oleh penangkar
Dari tabel. 2 diatas dapat dijelaskan benih padi sawah rata-rata untuk benih sebesar
bahwa rangkaian kerja yang pertama dalam Rp. 913.438, pupuk Rp. 3.904.063, obat/pestisida
proses penangkaran benih padi sawah adalah Rp. 869.906, dan kemasan Rp. 4.511.125, dengan
dimulai daripersiapan areal lahan yaitu total keseluruhan penggunaan biaya sarana
pengolahan lahan. Adapun biaya yang digunakan produksi sebesar Rp. 10.198.532. penggunaan
petani penangkar benih padi sawah rata-rata Rp. biaya produksi terbanyak yaitu pada kemasan
3.860.938 untuk pengolahan tanah. Setelah benih padi.
kegiatan pengolahan selesai, lahan siap ditanami 4. Biaya Pengolahan Benih
bibit. Besarnya biaya rata-rata penanaman yaitu Adapun biaya yang digunakan dalam
Rp. 4.285.938. Setelah penanaman, selanjutnya pengolahan benih dapat dilihat pada tabel
dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan dibawah ini.
penangkaran benih padi sawah meliputi beberapa
tindakan sejak tanaman mulai ditanam sampai
siap panen. Pemeliharaan tanaman meliputi
pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan

129 | AGRINESIA Vol. 3 No. 2 Maret 2019


Suroto dkk.: Analisis Usaha Penangkar Benih Padi Sawah .........................................................................

Tabel 4. benih yaitu Rp. 8.422. Sehingga total penerimaan


Biaya Pengolahan Benih Hasil Usaha diperoleh sekitar Rp. 98.394.226 Penerimaan
Pengkaran Benih Padi Sawah di Kabupaten usaha penangkaran diperoleh dari perhitungan:
Gorontalo
Biaya Persentase Kg
No Jenis kegiatan
(Rp) (%)
1 Pengeringan/Pengemasan 4.807.031 77,35
Jadi total penerimaan yang diterima
2 Sertifikasi 231.406 3,72 petani penangkar benih padi sawah sebesar Rp.
3 Pelabelan 1.176.09 18,93 98.394.226.
4 Pendapatan bersih petani penangkar
Jumlah 6.214.531 100,00
benih padi sawah di Kabupaten Gorontalo dapat
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018 dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6.
Pada tabel. 4 dapat dilihat bahwa biaya yang
Pendapatan Bersih Petani Penagkar Benih
digunakan dalam pengeringan dan pengemasan
Padi Sawah di Kabupaten Gorontalo
benih padi yaitu sebesar Rp. 4.807.031, untuk Nilai
biaya sertifikasi sebesar Rp. 231.406, dan biaya No Uraian
(Rp)
pelabelan yaitu sebesar Rp. 1.176.094. 1. Penerimaan 98.394.226
5. Jenis Biaya dan Nilai Total Usaha Penangkar 2. Biaya Total 37.079.443
Benih Padi Sawah di Kabupaten Gorontalo Pendapatan Bersih (1-2) 61.314.783
Sumber : Data primer setelah diolah, 2018
Biaya usaha penangkar benih yang
digunakan dapat dilihat pada tabel. 5 berikut.
Pada Tabel.6 dapat diketahui bahwa
Tabel 5.
pendapatan bersih dari usaha penangkar benih
Biaya Usaha Penangkaran Benih Padi Sawah
padi sawah di Kabupaten Gorontalo yang
Di Kabupaten Gorontalo
Nilai Biaya Presentase
diperoleh petani penangkar adalah sebesar Rp
Jenis Biaya 61.314.783, dengan menghitung menggunakan
(Rp) (%)
Biaya Variabel rumus perhitungan.
- Benih 913.438 2,46 Rumus menghitung pendapatan petani
- Pupuk 3.904.063 10,53 penangkar benih padi sawah di Kabupaten
- obat HPT 869.906 2,35
- Kemasan 4.511.125 12,16 Gorontalo :
- Label 1.176.094 3,17
- Pengolahan Tanah 3.860.938 10,41
- Upah Tenaga Kerja Luar 20.781.859 56,03 Rp. 61.314.783
Keluarga 426.563 1,15
- PPA 231.406 0,62
2. Kelayakan Usaha Penangkar Benih Padi
- Sertifikasi 103.125 0,28 Sawah di Kabupaten Gorontalo
- Sewa Alat Panen 36.778.517 Untuk mengetahuitingkatkelayakanusaha
Biaya Variabel (1) diKabupaten Gorontalo maka
Biaya Tetap 8.270 0,02 dianalisisdenganmenggunakanrumusR/C Ratio.
- Penyusutan Alat 304.969 0,82
- Pajak Lahan 313.239 Dari hasil penelitian, usaha penangkaran benih
Biaya Tetap (2) padi sawah di Kabupaten Gorontalo layak atau
Biaya Total (1+2) 37.091.756 100,00 tidak untuk diusahakan dapat dilihat dari
Sumber: Data primer setelah diolah, 2018 perhitungan berikut.

Pada Tabel. 5 terlihat bahwa besarnya


biaya variabel adalah Rp. 36.778.517 dan biaya
tetap sebesar Rp. 313.239 sehingga diperoleh
biaya total yang dikeluarkan petani sampel rata- = 2,7
rata Rp. 37.091.756. Nilai R/C Ratio dari usaha penangkaran
benih padi di Kabupaten Gorontalo adalah 2,7.
Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Berdasarkan kriterianya nilai R/C Ratio 1 berarti
Penangkar Benih Padi Sawah di Kabupaten suatu usaha menguntungkan. Nilai tersebut
Gorontalo memberikan arti bahwa setiap pengeluaran
1. Pendapatan Usaha Penangkaran Benih Padi sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan
Sawah sebesar 2,7 rupiah. Dengan demikian usaha
Adapun jumlah hasil produksi petani petani penangkar benih padi sawah di Kabupaten
penangkar benih padi sawah di kabupaten Gorontalolayak untuk dikembangkan.
gorontalorata-rata 11.683 Kg dengan harga jual

AGRINESIA Vol. 3 No. 2 Maret 2019 | 130


Suroto dkk.: Analisis Usaha Penangkar Benih Padi Sawah .........................................................................

Kesimpulan Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian


Berdasarkan hasil dan pembahasan Universitas Negeri Gorontalo.
diperoleh kesimpulan sebagai berikut : BPSB-TPH Provinsi Gorontalo. 2016.
1. Prosedur pelaksanan penangkaran benih padi Penangkaran Sertifikasi Benih Padi Unggul,
sawah di Kabupaten Gorontalo yang Provinsi Gorontalo.
dilakukan oleh penangkar benih sesuai Dahya. 2016. Analisis Kelayakan Finansial Usaha
dengan petunjuk teknis penangkaran yang Penangkaran Benih Padi Di Kabupaten
ada.Kegiatan penangkaran di Kabupaten Konawe Sulawesi Tengggara. Jurnal
Gorontalo diawasi langsung oleh badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
pengawas lembaga perbenihan yaitu dari Pertanian Vol. 19, No. 1,16-69.
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Kasogi Iqbal Muhammad, 2014. Peran Kelompok
Provinsi Gorontalo. tani Dalam Peningkatan Pendapatan
2. Struktur biaya usaha penangkaran benih padi Usahatani Dan Kesejahteraan Petani Padi Di
sawah antara lain biaya penyusutan alat yang Desa Negara Ratu Natar Kecamatan
digunakan yaitu sebesar Rp. 8.269,85. Biaya Natar Kabupaten Lampung Selatan. Jurusan
tenaga kerja yang digunakan dalam usaha Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
penangkaran benih padi sawah rata-rata Rp. Lampung.
19.835.767, mulai dari pengolahan tanah, Pedoman teknis pemberdayaan penangkaran
penanaman, pemupukan, penyiangan, benih, 2015. Petunjuk Teknis Penangkaran
pemberantasah HPT, panen, dan Benih
pengangkutan. Biaya sarana produksi yang Rahmawati Alif, 2016. Analisis Jaringan
digunakan total rata-rata Rp. 10.198.532 Komunikasi Dalam Diseminasi Informasi
yang terdiri dari biaya benih, pupuk, obat- Produksi Dan Pemasaran Jeruk Pamelo,
obatan, dan kemasan. Biaya pengolahan Bogor. Jurnal Komunikasi Pembangunan
benih hasil usaha penangkaran yang terdiri Vol. 14, No. 1,1-12.
dari biaya pengeringan/pengemasan, Resi, Arningsih Nyoman. 2016. Analisis Usaha
sertifikasi dan pelabelan dengan total biaya Penangkaran Benih Padi (Kasus Di Subak
sebesar Rp. 6.214.531. Kusamba, Desa Karangdadi, Kecamatan
3. Pendapatan usaha penangkar benih padi Dawan, Kabupaten Klungkung). Jurnal
sawah di Kabupaten Gorontalo sebesar Rp. Agribisniss dan Agrowisata Vol. 6, No. 2,
61.314.783/Petani dengan rata-rata luas 303-317.
lahan 3,29 Hektar dan pendapatan rata-rata Salsabila, 2014. Analisis Finansial
per Hektar sebesar Rp. 18.636.712,16 per UsahaPenangkaran Benih Padi (Studi
musim. Nilai R/C untuk usaha penangkar Kasus:KabupatenSerdangBedagai). Program
benih padi sawah sebesar 2,7 yang Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
berdasarkan kriterianya nilai R/C Ratio 1 Universitas Sumatera Utara, Medan.
berarti suatu usaha menguntungkan. Nilai Yunita. Ima, 2017. AnalisisKelayakanUsaha
tersebut memberikan arti bahwa usaha Dodol Pulut Di Desa Paloh
penangkar benih padi sawah di Kabupaten KecamatanPeusanganKabupaten Bireuen.
Gorontalolayak untuk diusahakan dan Jurnal Sains Pertanian Vol. 1 No. 10, 826–
memiliki prospek yang bagus untuk 836.
kedepannya. Yustiarni Kartika Amelia, 2011. Evaluasi
Kemitraan Dan Analisis Pendapatan
DAFTAR PUSTAKA Usahatani Penangkaran Benih Padi
Afandi Arpan, 2018. Pola Pemasaran Sapi Potong Bersertifikat (Kasus Kemitraan PT. Sang
di Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato Hyang Seri Regional Manajer I Sukamandi,
(Studi Kasus di Kelompok Tani Lembu Kabupaten Subang). Departemen Agribisnis
Karomah). Program Studi Peternakan Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

131 | AGRINESIA Vol. 3 No. 2 Maret 2019

You might also like