admin,+Feris+F Artikel+Jurnal Feris+firdaus

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

AJIE - Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship

(e-ISSN: 2477- 0574 ; p-ISSN: 2477-3824)


Vol. 04, Issue. 01, January 2019

Jejak Karbon Sektor Energi D.I.Yogyakarta dan Rekomendasi Jumlah


Pohon yang Harus Ditanam untuk Reduksi Emisi Gas CO2
Feris Firdaus
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia,
feris.firdaus@uii.ac.id

ABSTRACT

Energy consumption in D.I.Yogyakarta continues to increase every year. This increase


certainly causes negative externalities to environmental quality. As previously known, the electricity
consumed is dominantly derived from fossil fuels, so it can increase the intensity of greenhouse gas
emissions and worsen environmental quality. In addition, Indonesia's dependence on fossil fuels also
has a negative impact on the national budget deficit in the Indonesian Budget, through energy subsidy
points. The consequence of these carbon emissions requires the government to plant trees as a reducing
agent for air pollution. The number of trees that must be planted linearly also increases with the amount
of electricity consumption, especially in D.I. Yogyakarta and generally in Indonesia. In general, the
amount of carbon (CO2) emissions in the energy sector in D.I.Yogyakarta in 2011-2015 was
1,748,849,439 Kg - 2,325,700,618 Kg as for the number of trees to be planted as the conversion of these
emissions in 2011-2015 was 5,829,499 - 7,752,336 trees. If seen in detail, it appears that every
component of energy, its consumption increases every year both electricity, LPG and BBM so that the
number of trees that must be planted each year also increases.

Keywords: carbon footprint, energy, trees, reduction, CO2 emissions, D.I. Yogyakarta.

ABSTRAK

Konsumsi energi di D.I.Yogyakarta terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini tentu
menyebabkan eksternalitas negatif terhadap kualitas lingkungan. Seperti diketahui sebelumnya energi
listrik yang dikonsumsi tersebut dominan berasal dari bahan bakar fosil, sehingga dapat meningkatkan
intensitas emisi gas rumah kaca dan memperburuk kualitas lingkungan. Selain itu, ketergantungan
Indonesia terhadap bahan bakar fosil ini juga berakibat buruk pada terjadinya defisit anggaran nasional
dalam APBN Indonesia, melalui poin subsidi energi. Konsekwensi dari emisi karbon tersebut
mengharuskan pemerintah untuk menanam pohon sebagai reduktor cemaran udara. Jumlah pohon yang
harus ditanam secara linear juga meningkat seiring dengan jumlah konsumsi energi listrik khususnya
di D.I.Yogyakarta dan umumnya di Indonesia. Secara umum jumlah emisi karbon (CO2) sektor energi
di D.I.Yogyakarta tahun 2011-2015 adalah 1,748,849,439 Kg - 2,325,700,618 Kg adapun jumlah pohon
yang harus ditanam sebagai konversi jumlah emisi tersebut tahun 2011-2015 adalah 5,829,499 -
7,752,336 pohon. Jika dilihat secara detail maka tampak bahwa setiap komponen energi, konsumsinya
meningkat setiap tahunnya baik energi listrik, LPG maupun BBM sehingga jumlah pohon yang harus
ditanam setiap tahunnya juga meningkat.

Kata kunci: jejak karbon, energi, pohon, reduksi, emisi CO2, D.I.Yogyakarta.

PENDAHULUAN dibicarakan adalah persoalan perubahan


Dalam beberapa tahun terakhir, iklim global. Perubahan iklim global
bahkan untuk beberapa tahun ke depan, isu tersebut telah dan masih terus terjadi
penting yang masih dibahas dan terus disebabkan karena meningkatnya

23
AJIE - Vol. 04, Issue. 01, January 2019

kebutuhan energi seiring dengan pinggiran D.I.Yogyakarta. Badan


peningkatan aktifitas yang dilakukan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
manusia. Hanya ada dua cara untuk (BMKG) melaporkan bahwa secara
mengatasi persoalan tersebut: pertama, geografis wilayah D.I.Yogyakarta terletak
dengan mengurangi emisi karbon pada posisi 8 hingga 9 derajat Lintang
sebagaimana yang dicanangkan PBB juga Selatan (oLS), pada bulan Maret dan
pemerintah Indonesia yang akan menekan Oktober matahari berada pada posisi 8 oLS,
produksi karbon sampai dengan 26% pada kondisi suhu udara siang hari sudah
tahun 2020. Kedua, dengan meningkatkan mencapai 37 derajat Celcius (37 oC) dengan
sumberdaya yang dapat menyerap karbon kelembaban udara 40 %, sedangkan suhu
yang menjadi penyebab emisi melalui normal rata-rata di D.I.Yogyakarta pada
sektor kehutanan. Cara kedua ini cukup bulan-bulan yang lain sudah mencapai 32
o
sulit untuk dilaksanakan mengingat C dengan kelembaban udara 80 %
ketergantungan Indonesia terhadap hasil (BMKG, 2013).
hutan cukup besar, terutama dari sisi kayu Carbon footprinting adalah proses
yang dihasilkan, baik bagi perusahaan mengukur emisi gas rumah kaca yang
maupun bagi masyarakat sendiri. Sehingga berhubungan dengan aktivitas manusia.
butuh cara lain untuk meningkatkan Biasanya jejak karbon dikaitkan dengan
sumberdaya penyerap karbon, yakni produksi produk, pengiriman layanan atau,
dengan menanam jenis-jenis tanaman lebih umum, terjadinya beberapa proses.
tertentu yang memiliki kemampuan Protokol Kyoto (United Nations, 1998)
menyerap karbon dalam jumlah yang lebih melalui United Nation Framework
banyak dibanding tanaman lainnya Convention on Climate Change (UNFCCC)
(Kurniawan, 2016). menetapkan enam jenis gas rumah kaca
Perubahan iklim dunia merupakan yang timbul akibat tindakan manusia:
tantangan yang paling serius yang dihadapi Karbondioksida (CO2), Metana (CH4),
pada abad 21. Sebagian besar pakar Nitro Oksida (N2O), Hydrofluorocarbons
lingkungan sepakat bahwa terjadinya (HFCs), Perfluorocarbons (PFCs)and
perubahan iklim merupakan salah satu Sulfur hexafluoride (SF6). Dengan bobot
dampak dari pemanasan global. Pemanasan masing-masing gas menurut kerusakan
global (global warming) merupakan salah yang menyebabkan lingkungan protokol
satu isu internasional yang dewasa ini memungkinkan jejak karbon menjadi
banyak mendapat sorotan dari berbagai quantifikasi dalam hal ukuran tunggal:
macam kalangan. Pemanasan global dapat kilogram karbondioksida ekuivalen
terjadi karena adanya efek rumah kaca. Gas (Barnet, et al. 2012).
rumah kaca yang berada di atmosfer bumi Jejak karbon (carbon footprint)
dapat disamakan dengan tabir kaca pada merupakan ukuran jumlah total dari
pertanian yang menggunakan rumah kaca. karbondioksida (CO2) dan gas rumah kaca
Permasalahan muncul ketika konsentrasi lainnya yang diemisikan oleh suatu
gas rumah kaca di atmosfer bertambah. komunitas, populasi, sistem kerja, maupun
Dengan meningkatnya konsentrasi gas pribadi, yang mencakup analisis dari
rumah kaca, maka akan semakin banyak sumber pencemar, simpanan spasial dan
panas yang ditahan dipermukaan bumi dan temporal pada populasi maupun aktivitas,
akan mengakibatkan suhu permukaan bumi dan dihitung sebagai karbondioksida
menjadi meningkat (Wulandari, et al. ekuivalen menggunakan GWP 100 atau
2013). 100 years Global Warming Potential.
Kondisi suhu udara yang panas di Perhitungan jejak karbon adalah metode
D.I.Yogyakrta saat siang hari sudah untuk mengukur seberapa banyak karbon
dirasakan smua orang yang tinggal di yang diemisikan suatu sistem, baik pribadi
kawasan perkotaan bahkan sampai maupun komunal yang didasari oleh

24
Firdaus

kebutuhan energi dan aktivitas yang diprediksi mampu menyerap 7.500 gram
dilakukan oleh sistem tersebut. Perhitungan karbon. Karena alasan inilah tumbuhan
jejak karbon bertujuan untuk memahami dikenal sebagai pelaku carbon sinks.
dampak yang telah dihasilkan oleh kegiatan Sumber lain menyebutkan bahwa secara
masing-masing pihak. Dengan mengetahui taksiran kasar, dalam satu hari sebatang
dampak tersebut, akan timbul kesadaran pohon menyerap CO2 antara 20 dan 36
dari tiap-tiap pihak untuk terus mengurangi gram per hari. Bila di pekarangan rumah
jejak karbon yang dihasilkan, baik melalui terdapat 10 buah pohon, maka dalam
penghijauan maupun dengan melakukan sebulan pekarangan rumah memberikan
pengurangan emisi karbon dari sumbernya kontribusi menyerap CO2 sebanyak 5,6 –
langsung (Wright, et al. 2011). 10,08 kg atau menyimpan 750 kg karbon
Jejak karbon merupakan suatu selama tanaman itu tumbuh di sana. Kalau
ukuran jumlah total dari hasil emisi di sekitar rumah ada 99 KK yang memiliki
karbondioksida (CO2) secara langsung jumlah pohon sama maka jumlah CO2 yang
(primer) maupun tidak langsung (sekunder) diserap menjadi 0,5 – 1,008 ton atau karbon
yang disebabkan oleh aktifitas atau yang disimpan sebanyak 75 ton (Rohman,
akumulasi dari penggunaan produk dalam 2009).
kehidupan sehari-hari. Jejak karbon primer Gas CO2 tidak beracun namun bila
merupakan ukuran emisi CO2 yang bersifat terakumulasi dalam jumlah yang besar apat
langsung. Jejak karbon primer didapat dari berkumpul di atmosfer sehingga
hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti menyebabkan suhu udara bumi meningkat.
dari memasak dan transportasi. Setiap Salah satu upaya untuk menekan
kegiatan atau aktifitas rumah tangga yang konsentrasi CO2 di udara yaitu dengan
menggunakan bahan bakar dapat global warming menerapkan penambahan
menghasilkan jejak karbon yang berbeda- area hijau atau yang dikenal dengan konsep
beda tergantung dari lama penggunaan ruang tebuka hijau (RTH). Permendagri
bahan bakar seperti LPG (liquid petroleum No. 1 Tahun 2007 menetapkan luas ideal
gas), minyak tanah maupun bahan bakar untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH)
kendaraan dalam kehidupan sehari-hari. Kawasan Perkotaaan adalah sebesar 20%
Jejak karbon sekunder dihasilkan dari (dua puluh) persen dari lahan publik dan
perlatan-peralatan elektronik rumah tangga 10% dari lahan privat, sedangkan Undang-
dimana peralatan elektronik ini dapat Undang No. 26 tahun 2007 sebesar 30%
berfungsi dengan menggunakan daya dari luas wilayah kota. Proporsi ini
listrik. Jumlah penduduk dunia terus merupakan ukuran minimal untuk
meningkat setiap tahunnya, sehingga menjamin keseimbangan ekosistem kota,
peningkatan kebutuhan energi pun tak baik keseimbangan sistem hidrologi dan
dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua system mikroklimat, maupun sistem
kebutuhan energi manusia diperoleh dari ekologis lain, yang selanjutnya akan
konversi sumber energi fosil, misalnya meningkatkan ketersediaan udara bersih
pembangkitan listrik dan alat transportasi yang diperlukan masyarakat, serta dapat
yang menggunakan energi fosil sebagai meningkatkan nilai estetika kota. Salah satu
sumber energinya (Wiedmann and Minx, RTHyang sesuai untuk daerah perkotaan
2008). yaitu Hutan Kota (Aeni, 2011).
Penyerapan CO2 oleh tumbuhan Satu-satunya makhluk hidup di atas
memberi andil dalam mengurangi permukaan bumi ini yang dapat menyerap
pencemar CO2 di udara. Karbon dari CO2 karbondioksida hanya jenis tanaman atau
ini disimpan di dalam jaringan tumbuhan tumbuhan. Kemampuan tersebut dimiliki
(kayu) yang kemudian kayu ini berguna disebabkan karena tumbuhan dapat
bagi manusia. Suatu laporan menyebutkan melakukan fotosintesis untuk
bahwa sebatang pohon selama hidupnya menghasilkan energi atau makanan yang

25
AJIE - Vol. 04, Issue. 01, January 2019

dibutuhkan oleh tumbuhan itu sendiri. D.I.Yogyakarta, dan berapa jumlah


Proses fotosintesis dilakukan dengan cara vegetasi tanaman atau pohon yang harus
menyerap karbondioksida (CO2) dan air ditanam untuk mereduksi emisi
yang dengan bantuan sinar matahari, CO2 karbondioksida (CO2) tersebut sebagai
tersebut dirubah menjadi glukosa dan parameter utama gas rumah kaca dari sektor
oksigen. Proses fotosintesis ini dilakukan energi yang ada di lingkungan
oleh tanaman melalui klorofil yang terdapat D.I.Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan
pada daun. Meski semua tanaman memiliki menggunakan pendekatan kualitatif dan
kemampuan dalam melakukan fotosintesis, kuantitatif. Data kualitatif yang dihasilkan
namun kemampuannya dalam mengubah ditampilkan dalam bentuk narasi eksplorasi
karbondiosida menjadi glukosa dan oksigen secara informatif dan komprehensif.
berbeda-beda antara tanaman yang satu Adapun data kuantitatif disajikan dalam
dengan yang lain. Banyak faktor yang bentuk matrik numerik, tabel dan gambar
membuat kemampuan masing-masing kuantitatif terkait dengan trend suatu
tanaman dalam berfotosintesis berbeda, obyek, dan semua data yang diperoleh
diantaranya adalah: perbedaan kualitas dianalisis secara eksploratif-komparatif.
klorofil dari setiap tanaman yang tidak Penelitian ini dilakukan di
sama yang ditentukan oleh sedikit- lingkungan D.I.Yogyakarta. Sampel
banyaknya magnesium yang terdapat pada ditentukan dengan metode convenience
klorofil daun yang ada pada tanaman sampling. Convenience sampling
tersebut. Selain itu juga dipengaruhi oleh merupakan sampel non probabilitas yang
umur daun, luasnya ukuran daun, serta fase tidak terbatas, dimana sampel dipilih dari
pertumbuhan tanaman. Selain faktor anggota populasi yang paling mudah untuk
internal, kemampuan tumbuhan dalam ditemui dan dimintai informasi (Hadi,
melakukan fotosintesis juga dipengaruhi 1987, Cooper dan Emory, 1991). Penelitian
oleh faktor eksternal, diantaranya adalah: ini didukung oleh data primer yang
kecukupan paparan sinar matahari, diperoleh secara langsung di lokasi sampel
kesesuaian suhu udara, dan ketersediaan dan didukung juga dengan data sekunder
air. yang diperoleh dari stakeholders terkait
Pertanyaannya adalah berapa (Badan Pusat Statistik, Badan lingkungan
jumlah karbondioksida (CO2) yang Hidup, dan dinas Pertanian Provinsi
dihasilkan dari kegiatan manusia dari D.I.Yogyakarta) yang berkaitan dengan
sektor energi (listrik, LPG, BBM) di data jumlah konsumsi energi (listrik, LPG,
lingkungan D.I.Yogyakarta, dan berapa BBM) per bulan di D.I.Yogyakarta.
jumlah vegetasi tanaman atau pohon yang Penghitungan besarnya emisi CO2
harus ditanam untuk mereduksi emisi primer digunakan metodologi yang
karbondioksida (CO2) tersebut sebagai distandarisasi United Nations Framework
parameter utama gas rumah kaca dari sektor Convention on Climate Change (UNFCCC)
energi yang ada di lingkungan yaitu A/R Methodological Tools tentang
D.I.Yogyakarta. penghitungan emisi gas rumah kaca pada
pemakaian bahan bakar fosil. Rumus yang
METODE PENELITIAN digunakan dalam perhitungan ini
Metode penelitian yang digunakan merupakan jenis langsung yang karena
berbasis analisis jejak karbon (carbon pemakaian bahan bakarnya ditentukan dan
footprint analysis) dengan instrument digunakan pada kendaraan yang beroperasi
program Excel yang dirancang khusus di lingkungan industri. Berikut ini adalah
untuk menghitung berapa jumlah rumus yang digunakan oleh
karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari Intergovernmental Panel on Climate
kegiatan manusia khususnya sektor energi Change (IPCC) (2006) dan UNFCCC
(listrik, LPG, BBM) di lingkungan (2014):

26
Firdaus

Emisi CO2 = ∑ FC x CEF x NCV


Keterangan:
Emisi CO2 : jumlah emisi CO2 (satuan massa)
∑ FC : jumlah bahan baker fosil yang digunakan (massa/volume)
NCV : nilai Net Calorific Volume (energy content) per unit massa atau volume bahan bakar (TJ/ton
fuel)
CEF : Carbon Emission Factor (ton CO2/TJ)

Perhitungan Carbon Footprint berbasis APBN Indonesia, melalui poin subsidi


program Microsoft Excel standard IPCC energi. Indonesia termasuk salah satu
menggunakan peralatan, yaitu komputer negara yang menandatangani Kyoto
atau laptop, dan program perhitungan Protocol. Ironisnya, kondisi daur hidup
carbon footprint menggunakan Microsoft kelistrikan Indonesia sangat bertentangan
Excel. Data-data emisi karbon seluruh dengan misi nasional dan internasional
anggota kelompok dimasukkan ke dalam tersebut. Ini dibuktikan dengan masih
sel berwarna kuning sesuai dengan kategori dominannya penggunaan bahan bakar fosil
emisi. Dalam penelitian ini hanya dibatasi sebagai input energi listrik utama di
untuk 1 sektor utama saja yakni sektor Indonesia.
energi (listrik, LPG, BBM) di
D.I.Yogyakarta. Rumus tersebut diadopsi
dari standar IPCC (2006) dan/atau
UNFCCC (2014). Hasil perhitungan dari
rumus 1-6 tersebut selanjutnya dianalisis
dengan pendekatan conteint analysis untuk
merancang model reduksi emisi gas rumah
kaca (greenhouse gases) menggunakan
analisis jejak karbon (carbon footprint) dan
rekomendasi jumlah pohon yang harus
ditanam untuk pembangunan berkelanjutan
di lingkungan D.I.Yogyakarta.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Menurut data Bank Dunia (2013),
konsumsi energi listrik di Indonesia terus
meningkat dari tahun 1971 sampai 2011.
Peningkatan ini tentu menyebabkan
eksternalitas negatif terhadap kualitas
lingkungan. Seperti diketahui sebelumnya
energi listrik yang dikonsumsi tersebut
dominan berasal dari bahan bakar fosil,
sehingga dapat meningkatkan intensitas
emisi gas rumah kaca dan memperburuk
kualitas lingkungan. Selain itu,
ketergantungan Indonesia terhadap bahan
bakar fosil ini juga berakibat buruk pada
terjadinya defisit anggaran nasional dalam

27
AJIE - Vol. 04, Issue. 01, January 2019

Gambar 3. Peningkatan konsumsi listrik di Indonesia linear dengan emisi karbon (diolah dari
Databank, World Bank, 2013)

Provinsi Daerah Istimewa dipasok dari depot Rewulu sedangkan


Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi depot ini mendapat pasokani BBM (bensin,
terkecil setelah Provinsi Daerah Khusus minyak solar, dan minyak tanah) dari
Ibukota Jakarta, yang terdiri atas kilang minyak Unit Pengolahan (UP) IV
Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Cilacap melalui terminal transit Lomanis
Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, dengan menggunakan pipa. Sementara itu
Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. BBM jenis avtur dari kilang minyak
Luas wilayah Provinsi DIY mencapai Cilacap dikirim ke depot Rewulu melalui
3.185,80 km, dengan wilayah terluas adalah depot Cilacap dengan menggunakan sarana
Kabupaten Gunung Kidul dan wilayah angkut rail tank wagon (RTW). Dari depot
terkecil adalah Kota Yogyakarta. Pada Rewulu bensin dan minyak solar
tahun 2008 jumlah penduduk Provinsi DIY didistribusikan ke stasiun pengisian bahan
tercatat sebanyak 3,47 juta jiwa. bakar umum (SPBU) untuk selanjutnya
Perekonomian Provinsi DIY selama tahun didistribusikan ke konsumen. Sedangkan
2007 tumbuh sekitar 4,31% per tahun minyak tanah yang semula disalurkan ke
dengan produk domestik regional bruto agen penyalur minyak tanah (APMT) mulai
(PDRB) mencapai 32,92 triliun Rupiah. ditiadakan dan diganti dengan penggunaan
Sektor pertambangan mengalami LPG. Saat ini untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan paling besar yaitu sebesar LPG sudah ada dua stasiun pengisian bulk
9,69% per tahun, disusul dengan sektor elpiji (SPBE) yang berada di Kabupaten
bangunan dan listrik/gas/air. Sedangkan Sleman dan Bantul dengan kapasitas 50
pertumbuhan sektor industri pengolahan MT. Distribusi LPG dilakukan melalui 72
dan sektor pertanian relatif kecil (BPS, agen LPG dengan 37 agen di antaranya
2008). merupakan APMT yang melakukan
Provinsi DIY merupakan salah satu konversi usaha. Program konversi minyak
provinsi di Indonesia yang tidak memiliki tanah ke LPG di Propinsi DIY dimulai
potensi sumber daya energi fosil. Untuk sejak 2007 dan telah dinyatakan selesai
memenuhi kebutuhan energinya seperti pada bulan Mei 2009 (Sugiyono, 2010).
bahan bakar minyak (BBM), batubara dan Energi listrik yang digunakan untuk
gas harus dipasok dari daerah lain. Pasokan aktivitas perekonomian di Provinsi DIY
BBM dilakukan oleh Pertamina UPMS IV sebagian besar dipasok dari jaringan
yang melayani penyediaan dan distribusi interkoneksi listrik Jawa-Bali. Daya
BBM untuk Provinsi Jawa Tengah dan terpasang pada tahun 2007 mencapai
DIY. BBM di wilayah Provinsi DIY 807,63 MW. Hanya sekitar 70 MW yang

28
Firdaus

menggunakan captive power baik berupa untuk pengembangan energi lokal. Salah
captive murni maupun hanya sebagai satu program yang sudah dijalankan saat ini
cadangan bila pasokan dari PLN terganggu. adalah mengembangan decentralized
Total penggunaan energi listrik mencapai power generation melalui program Desa
sebesar 1.726,98 GWh dengan laju Mandiri Energi (DME). Program DME
pertumbuhan dalam kurun waktu 2003- dimulai pada atahun 2007 dengan proyek
2007 rata-rata sebesar 8,41% per tahun. percontohan di 140 desa yang kemudia
Penggunaan listrik terbesar adalah di sektor berkembang menjadi 2.000 desa pada akhir
rumah tangga yaitu sebesar 57% dari total tahun 2009. Ada dua tipe DME yaitu:
penggunan listrik. Diikuti oleh sektor bisnis pertama, berbasis pada sumber energi non
sebesar 19%, sektor industri sebesar 11%, pertanian seperti energi air, surya, dan
dan sektor sosial sebesar 7%. Sedangkan angin, sedangkan kedua berbasis pada
sektor publik merupakan sektor yang paling sumber energi dari pertanian seperti
sedikit mengkonsumsi energi listrik yaitu biomassa dan biofuel yang berasal dari
sebesar 6%. Dengan semakin hasil pertanian dan hutan. Pengembangan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan DME ini merupakan program terpadu yang
penduduk maka diprakirakan pertumbuhan dikaitkan dengan pengembangan ekonomi
kebutuhan energi di Propinsi DIY juga produktif untuk mengurangi kemiskinan
terus meningkat. Untuk memenuhi dan membuka lapangan kerja baru, serta
kebutuhan energi yang terus meningkat mensubstitusi bahan bakar minyak fosil
tersebut diperlukan adanya perencanaan (Sugiyono, 2010).
yang baik dan berkesinambungan. Salah Propinsi DIY mempunyai sumber
satu perangkat lunak yang dapat digunakan energi terbarukan, seperti: energi air, surya,
untuk keperluan perencanaan energy adalah angin, ombak dan biomasa. Sumber energi
LEAP (Long–Range Energy Alternatives terbarukan ini merupakan energy alternatif
Planning System). Perencanaan energi meskipun hingga saat ini belum
dengan cakupan wilayah propinsi atau dimanfaatkan secara optimal. Beberapa
kabupaten sering disebut perencanaan teknologi yang potensial untuk
energi daerah. Saat ini pemerintah daerah dikembangkan adalah teknologi proses
berkewajiban untuk menyusun bahan bakar nabati (BBN) dan biogas;
perencanaan energi daerah dalam bentuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro
Rencana Umum Energi Daerah (RUED) (PLTMH), pembangkt listrik tenaga bayu
seperti tertuang dalam Undang Undang No (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga
30 tahun 2007 (Sugiyono, 2010). surya (PLTS). Dengan pengembangan
Disamping itu pemerintah pusat energi alternatif melalui program DME
terus mendorong pemerintah daerah untuk diharapkan dapat memacu peningkatan
meningkatkan pemanfaatan energi rasio elektrifikasi di Provinsi DIY yang saat
alternatif dalam rangka menciptakan ini baru mencapai 79,64% (PLN, 2009).
keamanan pasokan energi (energy security Prospek energi alternatif tersebut dibahas
of supply) nasional. Mengingat kondisi lebih lanjut dalam kerangka perencanaan
geografis distribusi beban dan pembangkit energi daerah Propinsi DIY untuk jangka
yang belum merata perlu terobosan baru panjang (Sugiyono, 2010).

Tabel 1. Jumlah konsumsi listrik, LPG, bensin, dan solar D.I.Yogyakarta


Sumber Emisi Tahun
Karbon 2011 2012 2013 2014 2015
Konsumsi Listrik
(Kwh) per bulan 155,814,048 170,312,668 170,518,349 197,467,726 207,012,782
Konsumsi LPG
(Liter) per bulan 12,984,504 14,192,722 14,209,862 16,455,644 17,251,065

29
AJIE - Vol. 04, Issue. 01, January 2019

Konsumsi Bensin
(Liter) per bulan 1,258,182 1,312,361 1,457,775 1,603,189 1,748,603
Konsumsi Solar
(Liter) per bulan 1,082,042 1,182,727 1,184,155 1,371,304 1,437,589
Jumlah Emisi
Karbon yang 1,748,849,43 1,909,784,94 1,916,199,09 2,216,615,61 2,325,700,61
Dihasilkan (Kg) 9 8 4 3 8
Jumlah Pohon
yang harus
Ditanam 5,829,499 6,365,950 6,387,331 7,388,719 7,752,336
*data diolah dari Badan Lingkungan Hidup DIY dan Badan Pusat Statistik DIY

Jejak Karbon Sektor Energi D.I.Yogyakarta

7.752.336
5 2.325.701

7.388.719
4 2.216.616

6.387.331
3 1.916.199

6.365.950
2 1.909.785

5.829.499
1 1.748.849

Jumlah Pohon yang harus Ditanam Jumlah Emisi Karbon yang Dihasilkan (ton)

Gambar 4. Jejak karbon (karbondioksida yang dihasilkan dan pohon yang harus ditanam)
D.I.Yogyakarta (1:2011, 2:2012, 3:2013, 4:2014, 5:2015)

Berdasarkan data Tabel 1 dan Gambar 4 di energi. Konsekwensi dari emisi karbon
atas, dapat diketahui trend peningkatan tersebut mengharuskan pemerintah untuk
konsumsi energi listrik dari tahun 2011 menanam pohon sebagai reduktor cemaran
sampai tahun 2015. Hal ini selaras dengan udara. Jumlah pohon yang harus ditanam
hasil temuan Bank Dunia (2013) bahwa secara linear juga meningkat seiring dengan
konsumsi energi listrik di Indonesia terus jumlah konsumsi energi listrik khususnya
meningkat dari tahun 1971 sampai 2011. di D.I.Yogyakarta dan umumnya di
Peningkatan ini tentu menyebabkan Indonesia. Secara umum jumlah emisi
eksternalitas negatif terhadap kualitas karbon (CO2) sektor energi di
lingkungan. Seperti diketahui sebelumnya D.I.Yogyakarta tahun 2011-2015 adalah
energi listrik yang dikonsumsi tersebut 1,748,849,439 Kg - 2,325,700,618 Kg
dominan berasal dari bahan bakar fosil, adapun jumlah pohon yang harus ditanam
sehingga dapat meningkatkan intensitas sebagai konversi jumlah emisi tersebut
emisi gas rumah kaca dan memperburuk tahun 2011-2015 adalah 5,829,499 -
kualitas lingkungan. Selain itu, 7,752,336 pohon. Jika dilihat secara detail
ketergantungan Indonesia terhadap bahan maka tampak bahwa setiap komponen
bakar fosil ini juga berakibat buruk pada energi, konsumsinya meningkat setiap
terjadinya defisit anggaran nasional dalam tahunnya baik energi listrik, LPG maupun
APBN Indonesia, melalui poin subsidi

30
Firdaus

BBM sehingga jumlah pohon yang harus BPS (2008) Daerah Istimewa Yogyakarta
ditanam setiap tahunnya juga meningkat. dalam Angka 2008. Badan Pusat
Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta,
KESIMPULAN Yogyakarta.
Secara umum jumlah emisi karbon Cooper, DR dan CW Emory . 1991.
(CO2) sektor energi di D.I.Yogyakarta Business Research Method, 5” ed.
tahun 2011-2015 adalah 1,748,849,439 Kg Richard D Irwin Inc, Chicago.
- 2,325,700,618 Kg adapun jumlah pohon Hadi, SW (1987), Metodologi Riset, Jilid 1,
yang harus ditanam sebagai konversi Yayasan Penerbit Fakultas
jumlah emisi tersebut tahun 2011-2015 Psikologi UGM, Yogyakarta.
adalah 5,829,499 - 7,752,336 pohon. Jika IPCC (Intergovernmental Panel on Climate
dilihat secara detail maka tampak bahwa Change), 2006. General Guidance
setiap komponen energi, konsumsinya and Reporting. Journal of IPCC
meningkat setiap tahunnya baik energi Guidelines for National Greenhouse
listrik, LPG maupun BBM sehingga jumlah Gas Inventories, 1(2006) chapter 1
pohon yang harus ditanam setiap tahunnya page 1.5.
juga meningkat. Kurniawan, A. 2016. Tanaman yang
Paling Banyak Menyerap
Ucapan Terimakasih Karbondioksida.
Disampaikan banyak terimakasih http://www.kebunpedia.com/thread
kepada Direktorat Penelitian dan s/tanaman-yang-paling-banyak-
Pengabdian Masyarakat Universitas Islam menyerap-karbondioksida.3857/
Indonesia yang telah membiayai penelitian Rohman, A.S. 2009. Pohon: Penyerap CO2
ini hingga selesai dilaksanakan, semoga Pencemar, Penghasil Oksigen dan
bermanfaat. Penyimpan Karbon.
http://www.feunpak.web.id/artikel-
Daftar Pustaka fe/111-pohon-penyerap-co2-
Aeni, N. 2011. Aplikasi SIG Dan pencemar-penghasil-oksigen-dan-
Penginderaan Jauh Dalam penyimpan-karbon
Penentuan Kecukupan Dan Prediksi Sugiyono A. (2010). Pengembangan Energi
Luasan Ruang Terbuka Hijau Alternatif Di Daerah
Sebagai Rosot CO2 Di Kabupaten Istimewayogyakarta:Prospek
Kudus, Jawa Tengah. Departemen Jangka Panjang. Prosiding Call for
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Paper Seminar Nasional VI, ISBN
Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. No. 978-979-1334-29-7,
Bogor. Universitas Teknologi Yogyakarta
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi 2010
dan Geofisika), 2013. Matahari The World Bank (2013). Databank.
Tepat di Atas DIY Suhu Udara 37 (http://data.worldbank.org/)
Derajat Celcius Yogyakarta, UNFCCC (United Nations Framework
http://www.matarama.co.id/news/ Convention on Climate Change),
matahari-tepat-di-atas-diy-suhu- 2014. http://unfccc.int/2860.php
udara-37-derajat-celcius.html Wulandari, M.T., Hermawan, dan
Barnett, A., Barraclough, R.W., Becerra, Purwanto, 2013. Kajian Emisi CO2
V., Nasuto, S. 2012. A comparison Berdasarkan Penggunaan Energi
of methods for calculating the Rumah Tangga Sebagai Penyebab
carbon footprint of a product, TSBE Pemanasan Global (Studi Kasus
Conference Paper. United Perumahan Sebantengan, Gedang
Kingdom. Asri, Susukan RW 07 Kab.
Semarang), Prosiding Seminar

31
AJIE - Vol. 04, Issue. 01, January 2019

Nasional Pengelolaan Sumberdaya


Alam dan Lingkungan 2013.
Wiedmann, T. dan Minx, J. 2008. A
Definition of 'Carbon Footprint'. In:
C. C. Pertsova, Ecological
Economics Research Trends:
Chapter 1, pp. 1-11, Nova Science
Publishers, Hauppauge NY, USA.
(Italy) as a case study “.
Environmental Impact Assessment
Review, Vol 29, pp. 39-50.
Wright, L., Kemp, S., Williams, I.
.2011.'Carbon footprinting':
towards a universally accepted
definition. Carbon Management, 2
(1): 61-72.

32

You might also like