Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

STRATEGI PENGAWASAN KEIMIGRASIAN SERTA PERAN HUKUM

KEIMIGRASIAN DALAM MENGHADAPI ANCAMAN KEDAULATAN NEGARA


DI INDONESIA
Achmad Sholeh Nuryanto

Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung


Jl. Mayor Sujadi No.46
Email : achmadsholehn45@gmail.com
Arillia Syadita
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Jl. Mayor Sujadi No.46
Email : arilliasyadita1@gmail.com
Fitratul Azizah
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Jl. Mayor Sujadi No.46
Email : afitazizah21@gmail.com
Widya Apriliasari
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Jl. Mayor Sujadi No.46
Email : widyaaprilia2001@gmail.com

ABSTRACK

According to article one point one of Law No. 6 of 2011, immigration is an issue of the flow of
persons entering or departing Indonesian territory and its monitoring to defend the state's
sovereignty. In 2019, the estimated global population is 7,714,576,923, and it's only expected
to rise from here. An growth of 1,07% from 2018 levels, or an additional 81,757,598 people.
According to population estimates, the global average age is 29.9 years old. It's a situation
where global population growth and transportation demands go inexorably hand in hand.
China still has the world's greatest population. There are 1,417,930,226 people living in the
land of the Bamboo Curtain. China has a population that is five times larger than Indonesia's.
India has the greatest population in the world, which places it in second position. Since this
article was published, India's population has risen to an estimated 1,362,483,286. China, with
its relatively small population of roughly 50 million, is being overtaken by India. If its current
population of 257,912,349 is any indication, Indonesia may soon overtake Brazil as the world's
fourth most populous nation. People move throughout the world as a result of globalization,
economic growth, and population expansion. Each nation's economic cycle has its own unique
effects, and crime rates everywhere are correlated with the degree of social mobility, social
distinction, and social inequality. From a political and social perspective, as well as an
influence on state security, crime is a major problem. Therefore, Indonesia's immigration policy
must exercise caution when deciding which foreign nationals to welcome into the country, so
that the country's security can be maintained in the face of external dangers, disruptions, and
difficulties.
Key Words: Law Enforcement, Foreigners, Immigration, Crime

ABSTRAK
Menurut pasal satu angka satu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011, keimigrasian adalah
urusan lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia dan pengawasannya untuk
mempertahankan kedaulatan negara. Pada tahun 2019, perkiraan populasi global adalah
7.714.576.923, dan diperkirakan akan meningkat dari sini. Pertumbuhan sebesar 1,07% dari
level tahun 2018, atau tambahan 81.757.598 orang. Menurut perkiraan populasi, usia rata-rata
global adalah 29,9 tahun. Ini adalah situasi di mana pertumbuhan populasi global dan tuntutan
transportasi berjalan beriringan. Cina masih memiliki populasi terbesar di dunia. Ada
1.417.930.226 orang yang tinggal di negeri Tirai Bambu. Cina memiliki populasi yang lima
kali lebih besar dari Indonesia. India memiliki populasi terbesar di dunia, yang
menempatkannya di posisi kedua. Sejak artikel ini diterbitkan, populasi India telah meningkat
menjadi sekitar 1.362.483.286. China, dengan populasinya yang relatif kecil sekitar 50 juta
jiwa, diambil alih oleh India. Jika populasinya saat ini sebesar 257.912.349 merupakan
indikasi, Indonesia akan segera menyusul Brasil sebagai negara terpadat keempat di dunia.
Orang bergerak di seluruh dunia sebagai akibat dari globalisasi, pertumbuhan ekonomi, dan
ekspansi populasi. Siklus ekonomi setiap negara memiliki efek uniknya sendiri, dan tingkat
kejahatan di mana-mana berkorelasi dengan tingkat mobilitas sosial, perbedaan sosial, dan
ketidaksetaraan sosial. Dari segi politik dan sosial, serta pengaruh terhadap keamanan negara,
kejahatan merupakan masalah utama. Oleh karena itu, kebijakan keimigrasian Indonesia harus
berhati-hati dalam memutuskan warga negara asing mana yang akan diterima masuk ke
negaranya, agar keamanan negara dapat terjaga dalam menghadapi bahaya, gangguan, dan
kesulitan dari luar.
Kata Kunci: Penegakan Hukum , Orang Asing , Keimigrasian , Kejahatan

PENDAHULUAN
Kompleksitas dan prevalensi masalah keimigrasian di Indonesia sama-sama meningkat.
Ketika imigrasi berfungsi sebagai titik masuk utama negara, hal itu dapat berdampak luas pada
keamanan nasional. Integrasi imigran sangat penting untuk keselamatan dan kemajuan negara
secara keseluruhan. Ancaman kedaulatan negara dapat dipecah menjadi dua kategori: yang
datang dari luar dan yang datang dari dalam suatu negara. Faktor eksternal menjadi ancaman,
terutama pengaruh ideologi dari negara lain yang berdampak negatif terhadap ketahanan
negara. Faktor internal juga menjadi ancaman, pertama berupa pengaruh budaya chauvinistik
dan ketimpangan sosial, kemudian berupa diferensiasi sosial yang sangat mencolok, yang
semuanya bertentangan dengan ideologi Pancasila. Lalu ada kejahatan transnasional dan
global.

Mengontrol imigrasi merupakan bagian integral dari penanganan kejahatan


internasional. Mengontrol imigrasi sangat penting untuk menjaga perdamaian dan melindungi
negara dari ancaman asing dan domestik. Warga negara asing di Indonesia diharapkan untuk
mengikuti hukum dan mematuhi kebijakan imigrasi selektif negara. Setiap pemerintah harus
memperhatikan masalah kejahatan terorganisir transnasional (TOC) yang berkembang.
Penyelundupan manusia, pembajakan, kejahatan dunia maya, terorisme, perdagangan narkoba,
pencucian uang, penyelundupan senjata, dan kejahatan ekonomi internasional lainnya adalah
contoh kejahatan terorganisir transnasional (TOC), yang sedang meningkat dan sekarang
diakui sebagai ancaman serius bagi keamanan nasional . Kejahatan transnasional, seperti yang
terjadi di Indonesia, perlu disikapi oleh pemerintah dan masyarakat agar dapat diberantas.
Akibatnya, kejahatan internasional dapat dihindari. Dan kemudian ada bahaya yang datang dari
dalam, berupa menghasut orang untuk melakukan kerusuhan karena tidak setuju dengan
kebijakan pemerintah, yang membuat mereka ingin melepaskan diri dari negara lain.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam peneltian ini adalah
sebagai berikut:

1) Apa saja pemahaman keimigrasian dalam menghadapi permasalahan kedaulatan


negara?
2) Apa saja hubungan antara keimigrasian dengan integrasi dan kedaulatan negara dan apa
saja dasar hukum antara kedua tersebut?
3) Bagaimana peran dan strategi pengawasan keimigrasian dalam menghadapi ancaman
baik faktor eksternal maupun faktor internal terhadap pertahanan kedaulatan negara?
METODE

Sebagai hasil dari pemahaman empiris, berdasarkan temuan observasi dan pembahasan
berbagai aktivitas manusia, pengetahuan sejarah (historical) seperti sejarah kedaulatan negara
dan ancaman terhadap kedaulatan negara serta dampaknya terhadap keamanan negara di
Indonesia. Studi tentang potensi tantangan terhadap kedaulatan negara ditampilkan dengan
menggunakan metode deskriptif pengumpulan dan analisis data, yang bersifat empiris,
normatif, dan berdasarkan bukti sejarah. Memanfaatkan data yang dikumpulkan di lapangan
dan bukti kuat kegiatan kriminal berupa ancaman yang disetujui negara terhadap pengawasan
imigrasi.

ISI / PEMBAHASAN
RELASI ANTARA KEIMIGRASIAN DENGAN KEDAULATAN NEGARA

Karena imigrasi merupakan lembaga pertama dan terakhir yang menyaring orang asing
yang masuk dan keluar wilayah NKRI, maka wajar disebut sebagai “penjaga gerbang” negara,
dan melalui lembaga inilah tindakan pengamanan yang dilakukan di luar negeri untuk
melindungi warga negara Indonesia dilakukan. mulai berlaku. Karena ancaman dan gangguan
yang dapat mengakibatkan hilangnya kontrol negara, khususnya bagi Warga Negara Indonesia
(WNI), tidak dapat dihindarkan hanya karena alasan keimigrasian, pemerintah Indonesia
memberlakukan tindakan ini atas permintaan Menteri Keuangan dan Kejaksaan Agung.

Lalu ada penyelundupan manusia dan kejahatan transnasional lainnya, seperti


perdagangan narkoba atau penyelundupan senjata, yang mempengaruhi kepentingan banyak
negara. Karena kejahatan transnasional, yang mencakup hal-hal seperti kejahatan terorganisir
yang beroperasi lintas batas negara, pencucian uang, kejahatan keuangan, perusakan
lingkungan, dan bentuk kejahatan kriminal lainnya, berpotensi mengganggu stabilitas politik
Indonesia dan berdampak luas bagi kehidupan sosial negara, struktur budaya, dan politik, serta
memperburuk ketidaksetaraan yang ada, Imigrasi harus sangat pemilih tentang warga negara
asing mana yang diterima di negara tersebut. Kejahatan dunia maya, kejahatan terkait identitas,
perdagangan ilegal objek warisan budaya, kejahatan lingkungan, pembajakan maritim, dan lalu
lintas organ yang melanggar hukum semuanya terdaftar sebagai Kejahatan Baru dan Muncul
pada Konferensi Para Pihak Negara (CoSP) UNTOC kelima pada tahun 2010.

Proliferasi dan berbagai kejahatan transnasional baru yang menimbulkan bahaya bagi
keamanan nasional telah menimbulkan keprihatinan dunia. Kejahatan semacam ini
mengakibatkan kerugian finansial yang besar. Akibatnya, kami percaya bahwa reformasi
undang-undang imigrasi di China sangat dibutuhkan untuk mengimbangi meningkatnya
jumlah imigran ilegal China. Setiap negara, termasuk Indonesia, pernah mengalami beberapa
jenis kejahatan internasional yang membahayakan keamanan nasional dan kedaulatan negara.
Yaitu :

1. Penyelundupan dan perdagangan manusia. Perdagangan manusia dan penyelundupan


adalah aspek dari masalah yang lebih besar dari imigrasi tanpa dokumen. Penderitaan
para pengungsi dan mereka yang mencari suaka merupakan inti dari masalah global
migrasi tidak teratur, yang juga mencakup perdagangan manusia dan penyelundupan
manusia. Migrasi tanpa izin juga menjadi masalah di Indonesia. Sekitar 14.000
pengungsi dan migran gelap, sebagian besar dari Asia Tengah, terjebak di Indonesia
pada tahun 2018, menurut data dari Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
2. Penyelundupan dan perdagangan narkoba adalah kejahatan serius. Karena produsen,
kurir, dan pengguna narkoba semuanya mungkin berlokasi di negara lain, kejahatan
perdagangan narkoba hampir selalu memiliki cakupan internasional. Karena tidak ada
satu negara pun yang memiliki sumber daya untuk memecahkan masalah ini, kerjasama
internasional sangat penting. Mengingat lokasi dan populasinya, Indonesia menjadi
salah satu perhentian terakhir bagi penyelundup narkoba. Pemerintah Indonesia telah
menetapkan kriminalitas narkoba sebagai masalah prioritas yang perlu mendapat
perhatian khusus. Karena itu, Indonesia mengadvokasi peningkatan kerjasama
internasional untuk memerangi masalah narkoba. Sekitar 1,4 juta sering menggunakan
narkoba, dan sekitar 1 juta kecanduan.
3. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kepentingan untuk mempertahankan
wilayah kedaulatannya, termasuk melindungi perikanannya dari eksploitasi ilegal.

Masyarakat Telekomunikasi melakukan jajak pendapat tentang persepsi pengguna


media sosial terhadap Pilkada dan Pilpres 2017 dan menemukan bahwa 91,8% konten yang
mereka lihat diklasifikasikan sebagai berita palsu. yang pada akhirnya merugikan masyarakat,
kejadian ini menjadi krusial dimana berita yang tidak berdasarkan fakta di lapangan
disebarluaskan di dunia maya, yang dapat merugikan banyak orang, serta dapat mengakibatkan
ancaman terhadap kedaulatan negara yang bersumber dari faktor internal yang dapat memecah
belah beberapa kelompok masyarakat. orang untuk kepentingannya sendiri; ancaman kedua
adalah ancaman nirmiliter atau nonmiliter, yaitu ancaman dengan dimensi ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, keamanan, telekomunikasi, dan teknologi.
Sedangkan bahaya ketiga adalah bahaya yang mencakup unsur militer dan nonmiliter.
Djamaludin mengungkapkan, TNI dan Polri harus meningkatkan sinergi guna mengamankan
bangsa dan negara sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya masing-masing
dalam menghadapi ancaman hybrid, yang bisa berupa kombinasi konvensional, asimetris. ,
dunia maya, dan perang dengan ancaman proxy. Selain itu, beliau menekankan pentingnya
meningkatkan pengetahuan bela negara dalam menghadapi bahaya tersebut. Oleh karena itu,
Imigrasi disini bekerja sama dengan jajaran lain seperti Menko Polhukam, TNI, POLRI, dan
sebagainya untuk selalu mengantisipasi siapa saja yang dapat membahayakan keselamatan dan
keamanan negara serta menjaga kedaulatan negara.

PERAN DAN PENGAWASAN KEIMIGRASIAN TERHADAP KEDAULATAN


NEGARA

Ayat (1) Kewenangan Penangkalan merupakan wujud pelaksanaan kedaulatan negara


untuk melindungi keamanan dan ketertiban masyarakat, yang dilakukan karena alasan
keimigrasian, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian Penjelasan Pasal 98 Ayat (1) dan (2). Dalam ayat ini yang dimaksud dengan
"pejabat yang berwenang" adalah pimpinan instansi pemerintah. Saat menimbang advokasi
imigrasi versus penegakan hukum, penegakan imigrasi kriminal, dan faktor lainnya, penting
untuk dipertimbangkan :

1. Pengawasan Keimigrasian
2. Tindakan Keimigrasian.
3. Karantina Imigrasi

Mencegah orang meninggalkan wilayah Indonesia dan mencegah orang memasuki


wilayah Indonesia sekarang merupakan aspek sah dari kebijakan keimigrasian yang melayani
kepentingan umum di samping tanggung jawab keimigrasian tradisional untuk mengatur dan
mengurus keluar masuknya orang dari dan ke wilayah Indonesia dan mengawasi orang asing
yang di wilayah Indonesia. , penyidikan dugaan tindak pidana keimigrasian, hal ini juga
berdampak penting terhadap stabilitas politik dan ekonomi, serta pertahanan dan keamanan
negara, serta berdampak positif terhadap kedaulatan negara, dan pengaturan tata cara
keimigrasian dan mekanisme pemberian izin keimigrasian, sehingga dapat dapat dikatakan
bahwa fungsi keimigrasian adalah fungsi penyelenggaraan ketatanegaraan atau
penyelenggaraan administrasi pemerintahan (Imam Santoso. 2018).
Karena masalah hak asasi manusia, organisasi asing tidak punya banyak pilihan selain
campur tangan di Indonesia, menambah tekanan lebih lanjut pada infrastruktur negara yang
sudah terbatas. Menurut Pasal 33(1) Konvensi 1951 tentang Status Pengungsi (Syahrin, M.A.,
2018), adalah melanggar hukum untuk mengembalikan pengungsi atau siapa pun yang mencari
suaka ke negara asalnya (konsep yang dikenal sebagai "non- refoulement"). Pentingnya
mengenali sifat dan fungsi penghalang imajiner jauh melampaui nilai praktisnya sebagai batas
antrian. Sebagai representasi dari hak eksklusifnya, negara berdaulat menggunakan penghalang
ini untuk menerapkan kebijakan imigrasinya terhadap pendatang baru (Fahroy, C. A. 2017).

Pengecekan di TPI dilakukan untuk mengetahui keabsahan surat perjalanan dan


mencatat keterangan pemegangnya di database penyeberangan, kemudian dibubuhkan cap
imigrasi berupa tanda masuk atau keluar (Fahroy, C. A. 2017). Inilah peran imigrasi dalam
menjaga kedaulatan negara.

Dalam hal menjaga kedaulatan negara, pemeriksaan imigrasi memainkan peran penting
dalam hal-hal berikut :

a. Representasi kekuasaan berdaulat negara yang dibuktikan dengan cap pada surat
perjalanan yang dengannya negara menjalankan hak eksklusifnya untuk menyaring
orang yang akan masuk atau keluar wilayahnya;
b. Pembatasan kekuatan hukum negara, yang dibuktikan oleh pemegang atau pemilik
surat perjalanan, sehubungan dengan hukum negara yang bersangkutan;
c. Bukti yang sah dan dapat diterima atas keberadaan pembawa di dalam wilayah tertentu
negara tersebut.

Ada dua jenis kedaulatan negara: internal dan eksternal. Jika kedaulatan suatu negara
berasal dari dalam, maka negara dan pemerintahnya bertanggung jawab untuk mengatur semua
kepentingan rakyatnya. Sejak pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa, beberapa poin
penting mengenai cara konvensional yang digunakan pemerintah untuk memperoleh
kedaulatan teritorial perlu disebutkan :

1. Pertama, penggunaan kekuatan dalam urusan internasional secara tegas dilarang di


bawah hukum internasional modern, terutama sejak berdirinya Perserikatan Bangsa-
Bangsa, sebagaimana tercantum dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Penaklukan melalui paksaan untuk memperoleh kendali atas tanah tidak pernah dapat
dibenarkan atau diterima. Akuisisi kedaulatan atas suatu wilayah sebelum pembentukan
Perserikatan Bangsa-Bangsa diabadikan dalam undang-undang yang berlaku lintas
periode waktu.
2. Kedua, hak untuk menentukan nasib sendiri merupakan kerangka normatif dan prinsip
dasar yang mendasari dan menjalankan kedaulatan negara atas suatu wilayah tertentu.
3. Ketiga, menggunakan taktik kekerasan dalam hubungan internasional tidak pernah
diperbolehkan menurut aturan hukum internasional modern, dengan beberapa
pengecualian karena alasan yang sangat baik (Riyanto, S., 2012).

Kebijakan imigrasi terus menginformasikan undang-undang dan peraturan yang


berkaitan dengan pemantauan visa dan bentuk lain dari izin tinggal orang asing. Dua
landasan teori harus dikedepankan untuk mendukung kedaulatan negara dan hak untuk
menentukan nasib sendiri. Konsep "kedaulatan pertama" dan "penentuan nasib sendiri
pertama" memberikan dasar-dasar teoritis. Sebuah kebijakan yang menekankan pada
perlindungan kedaulatan negara, wilayah, dan kemerdekaan dari pengaruh luar
(“sovereignty first”), seperti yang dianut oleh Riyanto dkk (2012).

ANALISIS

Karena imigrasi merupakan lembaga pertama dan terakhir yang menyaring orang asing
yang masuk dan keluar wilayah NKRI, maka wajar disebut sebagai “penjaga pintu” negara,
dan melalui lembaga inilah fungsi pengamanan NKRI diarahkan pada warganya, dilakukan,
dengan bantuan langkah-langkah pencegahan yang diambil di luar negeri. Atas perintah
Menteri Keuangan dan Kejaksaan Agung, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah ini
untuk memastikan bahwa Warga Negara Indonesia (WNI) dilindungi dari segala potensi risiko
atau gangguan yang tidak dapat dihindari hanya karena keimigrasian.

Ayat (1) Kewenangan Penangkalan merupakan wujud pelaksanaan kedaulatan negara


untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat yang dilakukan karena alasan
keimigrasian, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Pasal 98 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2011. Ketentuan tersebut pejabat yang berwenang adalah pimpinan instansi terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Berkenaan dengan perdebatan imigrasi dan sikap
penegakan hukum terhadap imigrasi ilegal, khususnya :

1. Mengelola Kedatangan. Pengawasan keimigrasian tidak hanya mencakup kedatangan


dan keberangkatan seseorang dari wilayah Indonesia, tetapi juga waktu yang
dihabiskannya di Indonesia dan hal-hal yang dilakukannya selama berada di sana. Apa
yang diadakan dapat ditentukan melalui proses pengawasan, yang mencakup
pemeriksaan kemajuan pelaksanaan dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk
memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana. tindakan yang diambil oleh
otoritas imigrasi terhadap non-warga negara. Pasal 69 UU Keimigrasian No. 6 Tahun
2011 menyatakan, “Untuk melaksanakan pengawasan Keimigrasian terhadap kegiatan
Orang Asing di Wilayah Indonesia, Menteri membentuk Tim Pengawasan Orang Asing
yang anggotanya terdiri dari instansi atau instansi pemerintah terkait, baik di pusat
maupun di di daerah.".
2. Tindakan yang dilakukan terhadap warga negara asing di wilayah Indonesia atas
perbuatan melawan hukum disebut dengan “tindakan keimigrasian” dan dilakukan
sebagai bagian dari pelaksanaan aturan pengawasan keimigrasian. Prosedur
keimigrasian yang tidak berkaitan dengan hukum pidana tercantum dalam Tindakan
Keimigrasian. Kegiatan keimigrasian dalam bentuk deportasi bukan hanya merupakan
tindak pidana menurut aturan hukum positif tersebut di atas, tetapi juga sesuai dengan
hukum internasional (Bambang Hartono). Daftar Tindakan Pencegahan atau
Pencegahan; B. Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan Izin Tinggal; C. Pembatasan
Perjalanan ke Lokasi Tertentu di Wilayah Indonesia; D. Persyaratan Kediaman Dalam
Wilayah Indonesia; e. Sanksi yang Mahal; dan/atau f. Penghapusan Dari Wilayah
Indonesia. Warga negara asing di tanah Indonesia yang berusaha menghindari ancaman
dan menjalankan hukuman di dalam negeri dapat dikenakan deportasi sebagai bagian
dari tindakan administrasi keimigrasian. Menteri akan membentuk Tim Pengawas
Orang Asing yang terdiri dari perwakilan dari departemen pemerintah pusat dan daerah
terkait.
3. Karantina Pendatang Baru Warga negara asing yang dapat dikenakan deportasi,
pengusiran, atau tindakan keimigrasian lainnya dapat ditempatkan sementara di fasilitas
karantina keimigrasian. Namun dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.05IL.02.01 Tahun 2006 tentang Rumah Detensi Imigrasi (Bambang Hartono),
karantina keimigrasian telah diganti dengan Rumah Detensi Imigrasi.).

Tempat perlindungan sementara bagi warga negara asing yang menghadapi pengusiran,
deportasi, atau prosedur keimigrasian lainnya disediakan dalam bentuk karantina imigrasi.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.05IL.02.01 Tahun
2006 tentang Rumah Detensi Imigrasi (Bambang Hartono), namun karantina keimigrasian
telah digantikan dengan Rumah Detensi Imigrasi.
SIMPULAN
Orang berpindah dari satu negara ke negara lain sebagai akibat dari pertumbuhan
populasi, kemajuan ekonomi, dan globalisasi. Siklus ekonomi setiap negara, bersama dengan
pola mobilitas sosial, divergensi sosial, dan kesenjangan sosialnya yang unik, berkontribusi
pada munculnya aktivitas kriminal di sana. Oleh karena itu, kebijakan keimigrasian Indonesia
harus berhati-hati dalam memutuskan warga negara asing mana yang akan diterima masuk ke
negaranya, agar keamanan negara dapat terjaga dalam menghadapi bahaya, gangguan, dan
kesulitan dari luar. Terorisme, perdagangan manusia, dan penyelundupan bukan satu-satunya
ancaman internal terhadap kedaulatan negara; ideologi baru juga menimbulkan tantangan
eksternal yang signifikan. Anda mungkin berpendapat bahwa imigrasi berfungsi sebagai
penjaga gerbang negara karena merupakan entitas pertama dan terakhir yang memeriksa
pengunjung yang masuk dan keluar dari Republik Indonesia.

Tindakan pengamanan bagi WNI dilakukan di luar negeri atas permintaan Menteri
Keuangan dan Kejaksaan Agung. Tindakan ini tidak dibatasi atas dasar status keimigrasian
saja. Selalu ada hubungan antara kedaulatan dan hak untuk menentukan nasib sendiri, baik
dalam teori maupun dalam praktik negara yang sebenarnya. Terdapat beberapa jenis kejahatan
internasional yang terjadi di setiap negara, termasuk Indonesia, dan menimbulkan bahaya
terhadap keamanan nasional dan kedaulatan negara :

1. Perdagangan orang dan penyelundupan manusia, Isu perdagangan orang dan


penyelundupan manusia dapat dikategorikan sebagai isu migrasi ireguler.
2. Kejahatan perdagangan dan penyelundupan Narkoba, Kejahatan penyalahgunaan
narkotika dan obat terlarang (narkoba) pada umumnya bersifat lintas negara, mengingat
produsen, kurir, dan korban bisa berasal dari negara yang berbeda-beda.
3. Kejahatan terhadap eksploitasi ilegal perikanan.

DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugroho, Trisapto Wahyudi, “ Peran Intelijen Keimigrasian Dalam Rangka Antisipasi
Terhadap Potensi Kerawanan Yang Ditimbulkan Oleh Orang Asing Di Wilayah Indonesia
” Jurnal Penelitian Hukum, Oktober 2018: 275-293.
Hartono, Bambang, “Upaya Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana Keimigrasian” Jurnal
Penelitian Hukum 4.

Fahroy, C. A. (2017). ASPEK HUKUM INTERNASIONAL PADA BATAS“IMAJINER”


NEGARA. Jurnal Wawasan Yuridika. https://doi.org/10.25072/jwy.v1i1.12 7

Syahrin, M Alvi. (2016). Eksodus Warga Negara Tiongkok: Antara Kebijakan dan
Penyelundupan. Checkpoint, 29– 31.

Riyanto, S. (2012). KEDAULATAN NEGARA DALAM KERANGKA HUKUM


INTERNASIONAL KONTEMPORER. Yustisia Jurnal Hukum.
https://doi.org/10.20961/yustisia.v1i 3.10074

Syahrin, M. A. (2018). Menakar Kedaulatan Negara dalam Perspektif Keimigrasian. Jurnal


Penelitian Hukum De Jure.https://doi.org/10.30641/dejure. 2018.v18.43-57

You might also like