Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021, Halaman 26-30 Submitted: 12 November 2020

Online di: http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/ Accepted: 23 April 2021

PENGARUH PEMBERIAN COOKIES PELANGI IKAN GAGUK (Arius thalassinus)


TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN ANAK PAUD IT IQRA’ KOTA BENGKULU
Lilis Erdiana , Arie Krisnasary, Betty Yosephin Simanjuntak*

Poltekkes Kemenkes Bengkulu


Jl. Indragiri Pd. Harapan No. 3 Padang Harapan, Kec. Gading Cempaka Kota Bengkulu, Bengkulu, 388225
Korespondensi : Email : patricknmom@yahoo.co.id.

ABSTRACT

Background: Giving gaguk rainbow fish cookies as additional food or commonly known as a snack containing
high energy and protein which is good for early childhood growth.
Objectives: The purpose of this study was to determine the effect of the provision of gaguk fish rainbow cookies
(Arius thalassinus) on weight changes of children in PAUD IT IQRA, Bengkulu City.
Methods: This type of research is pre-experimental with one group pre and post design. The research subjects
were children aged 5-6 years with a sample size of 22 children with weight categories <19 kg. Children are given
81 pieces of gaguk fish rainbow cookies for 27 days per child, or given 3 pieces / day per child. The analysis used
was the Wilcoxcon test
Results: The average daily energy contribution of cookies is 120 Kcal. The average weight gain for children is
about 0.928 kg.
Conclusion: Based on the results of statistical tests, there was a significant change in body weight of early
childhood education children after the intervention was given to the rainbow fish cookies 3 pieces/day (p value<
0.001).

Keywords: children; rainbow cookies; crow fish; changes weight

ABSTRAK
Latar Belakang : Pemberian cookies pelangi ikan gaguk sebagai makanan tambahan atau biasa dikenal snack
mengandung energi dan protein tinggi yang baik untuk pertumbuhan anak usia dini.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian cookies pelangi ikan gaguk (Arius
thalassinus) terhadap perubahan berat badan anak PAUD IT IQRA Kota Bengkulu.
Metode : Jenis penelitian ini yaitu pre eksperimen dengan rancangan one group pre and post design. Subjek
penelitian adalah anak yang berusia 5-6 tahun dengan jumlah sampel 22 anak memiliki berat badan < 19 kg.
Anak diberikan cookies pelangi ikan gaguk sebanyak 81 keping selama 27 hari per anak, atau diberikan
3 keping/ hari per anak. Analisis yang digunakan adalah uji wilcoxcon
Hasil :, Rata-rata sumbangan energi harian cookies sebesar 120 Kkal. Rata-rata kenaikan berat badan
anak sekitar 0,928 kg.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil uji statistik terdapat perubahan yang signifikan berat badan anak PAUD setelah
dilakukan intervensi pemberian cookies pelangi ikan gaguk 3 keping/ hari (nilai p<0,001).

Kata Kunci : anak; cookies pelangi; ikan gaguk; perubahan berat badan

PENDAHULUAN favorit dan seringkali tidak mau mencoba


Anak usia dini atau biasa disebut golden age makanan baru dan menolak makanan yang tidak
(masa keemasan), ditandai dengan perkembangan dikenali sebelumnya.2 Perilaku makan yang tidak
otak anak mulai mengalami perkembangan paling baik berdampak pada pemenuhan kecukupan gizi
cepat, serta menjadi penentu bagi perkembangan anak berkurang, menurunnya imunitas anak, yang
selanjutnya. Keberhasilan dalam menjalankan akhirnya menurunkan kesehatan individu dan
tugas perkembangan pada suatu masa akan masyarakat. Gizi yang kurang membuat berat
menentukan keberhasilan pada masa badan kurang atau tidak sehat, tubuh mudah
perkembangan berikutnya.1 Konsumsi makanan terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja
anak usia 4-6 tahun umumnya cenderung menurun serta tidak terlindung dari penyakit
berubah-ubah saat mengonsumsi makanan. Anak kronis dan kematian dini.3
biasa memilih-milih makanan, memiliki makanan
Copyright 2021, P-ISSN: 2337-6236; E-ISSN: 2622-884X
Journal of Nutrition College, Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021, 27

Status gizi anak merupakan parameter glikogen dan lemak. Bila kekurangan energi
tumbuh kembang anak. Status gizi adalah berlangsung lama dan cadangan energi tidak
perwujudan dari asupan makanan sehari hari dan mencukupi, maka protein digunakan sebagai
penggunaan zat gizi melalui aktifitas basal sumber energi untuk menjalankan fungsi-fungsi
maupun aktifitas eksternal (bermain, olah raga vital dalam tubuh yang berdampak pada
dll).4,5,6 Salah satu cara yang dapat dilakukan berkurangnya massa tubuh dan terhambatnya
untuk mencukupi kekurangan kebutuhan gizi atau pertumbuhan. Kekurangan protein juga dapat
suplai makanan anak sehari-hari dapat dilakukan mempengaruhi status gizi. Hal ini dikarenakan
melalui pemberian makanan tambahan cookies. protein di dalam tubuh merupakan zat pembangun
Pemberian snack atau standar makanan selingan yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan,
untuk anak usia 5-6 tahun yaitu 10% dari menggantikan sel-sel yang rusak, memelihara
kebutuhan AKG bagi anak-anak usia dini sebesar keseimbangan metabolisme tubuh, transport zat
100-155 kkal.7,8 gizi dan pembentukan antibodi.14
Ikan gaguk merupakan ikan yang banyak di Tingkat konsumsi energi berpengaruh secara
perairan Propinsi Bengkulu. Kandungan protein langsung pada status gizi. Energi dapat diperoleh
sekitar 17,2 gram dan lemak tinggi 2 gram. dari karbohidrat, protein dan lemak. Energi
Formulasi cookies juga ditambah dengan tempe diperlukan untuk pertumbuhan, metabolisme,
mengandung protein, kalsium dan isoflavon.9,10 utilisasi zat gizi dan aktivitas. Kebutuhan energi
Kandungan gizi cookies pelangi ikan gaguk disuplai terutama oleh karbohidrat dan lemak,
berdasarkan perhitungan DKBM (Daftar sedangkan protein untuk menyediakan asam
Komposisi Bahan Makanan) dalam 1 keping/ 10 amino bagi sintesis protein sel dan hormon
gram cookies yaitu mengandung energi 34,8 kkal, maupun enzim untuk mendukung metabolisme.4
protein 1,9 gram, lemak 1,5 gram dan karbohidrat Konsumsi protein berpengaruh terhadap status
2,7 gram. Pada penelitian ini cookies sebagai gizi anak. Balita membutuhkan protein yang
salah satu makanan tambahan atau snack yang cukup tinggi untuk menunjang proses
diberikan kepada anak-anak PAUD yang pertumbuhannya. Penyediaan pangan yang
mengalami gizi kurang. Diberikan makanan mengandung protein sangat penting, meskipun
tambahan atau snack selama 27 hari, hal itu pertumbuhan masa kanak-kanak berlangsung
dikarenakan menjelang datangnya bulan lebih lambat daripada pertumbuhan bayi, namun
Ramadhan sehingga penelitian dipercepat. kegiatan fisiknya meningkat.15 Berdasarkan
Berdasarkan penelitian Widodo (2015), uraian tersebut penulis tertarik untuk mengetahui
terdapat peningkatan berat badan dan albumin pengaruh pemberian cookies pelangi ikan gaguk
setelah mengonsumsi biskuit berbasis blondo, (Arius thalassinus) terhadap perubahan berat
ikan gabus dan beras merah mampu memperbaiki badan anak PAUD IT IQRA Kota Bengkulu.
gizi pada anak usia 3-5 tahun yang menderita gizi
kurang menjadi normal. Pemberian biskuit METODE
dilaksanakan selama 90 hari dapat meningkatkan Penelitian ini dilaksanakan di PAUD IT
status gizi antropometri BB/U, BB/TB serta kadar IQRA Kota Bengkulu pada 01 - 27 April 2019.
serum albumin anak gizi kurang usia 3-5.11 Desain penelitian yang dilakukan dalam
Asupan makanan merupakan salah satu faktor penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan
langsung yang memengaruhi asupan zat gizi, bila rancangan one group pre and post design. Target
makanan yang dikonsumsi baik maka status gizi populasi penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun
pun akan baik dan sebaliknya.12 Kesehatan dan di PAUD IT IQRA Kota Bengkulu yaitu sebanyak
kecerdasan anak ditentukan dari gizi dari anak 77 siswa. Penentuan jumlah sampel untuk
tersebut. Terbentuk sumber daya yang penelitian ini, dijelaskan pada rumus berikut:
𝛼
berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang 𝜎²(𝑍1− 2 +𝑍1−𝛽)
sehat, cerdas dan produktif ditentukan oleh n = ..................... (1)
(µ₁−µ₂)
beberapa faktor. Salah satunya yang sangat (0,7)²((1,96)+(0,84))²
=
essensial adalah terpenuhinya kebutuhan pangan [(−1,686)−(−2,1062)]
0,49 (7,84)
yang bergizi.13 =
0,1764
Tubuh membutuhkan energi, protein, lemak = 21,78 dibulatkan 22
dan karbohidrat dalam jumlah seimbang untuk Responden penelitian dilakukan
pertumbuhan dan perkembangan. Apabila asupan penimbangan awal ditentukan berdasarkan
energi kurang dari kebutuhan, tubuh akan kriteria inklusi berat badan (BB<19 kg). Hasil
menggunakan cadangan energi yang berupa

Copyright 2021, P-ISSN: 2337-6236; E-ISSN: 2622-884X


Journal of Nutrition College, Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021, 28

skrinning gizi kurang di beberapa PAUD Kota 81 keping selama 27 hari per anak, atau diberikan
Bengkulu menunjukkan PAUD IT IQRA’ Kota 3 keping/ hari per anak.
Bengkulu yang tertinggi. Selain itu kriteria Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu
inklusinya yaitu responden dengan usia 5-6 tahun, data primer meliputi identitas sampel, berat badan
bersedia terlibat sampai penelitian selesai. Selama sebelum dan sesudah mendapatkan cookies
intervensi, anak-anak diberikan cookies langsung pelangi ikan gaguk. Pengukuran berat badan
oleh peneliti di dalam kelasnya masing-masing, menggunakan timbangan injak digital. Data
monitoring kepatuhan dilakukan oleh peneliti sekunder meliputi: nama siswa, jenis kelamin dan
tetap berada di kelas hingga anak selesai tanggal lahir. Teknik analisis data yang digunakan
memakan cookies tersebut. Intervensi dilakukan dalam penelitian ini adalah uji wilcoxon.
selama 4 minggu (27 hari). Instrumen yang
digunakan yaitu lembar check list monitoring HASIL
kepatuhan konsumsi cookies yang dicatat tanggal Penelitian ini dilakukan selama 27 hari di
pengamatannya, banyak cookies yang diberikan, PAUD IT IQRA’ Kota Bengkulu pada 22 anak.
banyak cookies yang dimakan dan sisa. Umur anak berada 5-6 tahun dengan usia yang
Penelitian yang dilakukan diawali dengan paling muda 5 tahun 1 bulan dan paling tua
pembuatan tepung ikan gaguk, tepung tempe dan berusia 6 tahun. Berat badan sebelum intervensi
dilanjutkan pembuatan cookies pelangi ikan paling rendah 14 kg dan paling berat 18,6 kg.
gaguk. Untuk mendapatkan hasil perhitungan Total energi yang dikontribusikan oleh cookies
pemberian cookies yaitu berat bersih dikalikan selama 27 hari intervensi sebesar 2659,8 Kkal
dengan seratus dibagi BDD, sedangkan untuk sehingga rata-rata sumbangan energi harian
perhitungan berat kotor yaitu berat kotor dibagi cookies sebesar 120 Kkal. Selanjutnya rata-rata
100 dikalikan BDD. Jumlah total perhitungan jumlah cookies yang bisa dihabiskan oleh anak
energi, protein, lemak dan karbohidrat dibagikan 80,5 keping dengan yang paling sedikit 78 keping
jumlah hasil keping per resep kemudian dibagikan dan yang terbanyak 81 keping. Hal ini berarti
lagi untuk memperoleh nilai gizi per keping. tingkat kepatuhan untuk mengonsumsi cookies
Diberikan cookies pelangi ikan gaguk sebanyak terkategori sangat baik.

Tabel 1. Karakteristik Responden


Karakteristik n Minimal Maksimal Mean SD
Umur (Tahun) 22 5,1 6 5,490 0,4031
Berat Badan Pre (kg) 22 14 18,6 17,077 1,2067
Berat Badan Post (kg) 22 15 20,4 18,005 1,2628
Intake Energi cookies (Kkal) 22 2659,8 2816,1 2794,77 44,53
Jumlah Cookies yang habis (keping) 22 78 81 80,5 1,012

Tabel 2. Pengaruh Pemberian Cookies Pelangi Ikan Gaguk Terhadap Perubahan Berat Badan Anak
PAUD IT IQRA

Berat badan n Mean ± SD (Min-Max) p-value


Sebelum Intervensi 22 17,077 ± 1,2067 (14-18,6)
<0,001
Sesudah Intervensi 22 18,005 ± 1,2628 (15-20,4)

Berdasarkan Tabel 2 hasil analisis bivariat aktivitas, dan tinggi badan. Kebutuhan zat
dengan uji wilcoxon didapatkan p-value (<0,001), gizi pada balita harus cukup dan seimbang
terdapat peningkatan berat badan sebelum dan karena anak balita sedang mengalami proses
sesudah pemberian cookies. Dapat disimpulkan pertumbuhan dan perkembangan motorik,
bahwa ada pengaruh pemberian cookies pelangi organ otak yang pesat.16 Apabila kekurangan
ikan gaguk terhadap perubahan berat badan anak.
gizi di masa ini maka sulit untuk diperbaiki di
PEMBAHASAN periode kehidupan selanjutnya.
Kebutuhan zat gizi pada balita ditentukan Hasil penelitian yang telah dilakukan di
PAUD IT IQRA Kota Bengkulu, menunjukkan
oleh usia, jenis kelamin, berat badan,
terdapat perbedaan yang signifikan antara berat

Copyright 2021, P-ISSN: 2337-6236; E-ISSN: 2622-884X


Journal of Nutrition College, Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021, 29

badan sebelum dan berat badan sesudah dilakukan SIMPULAN


intervensi pemberian cookies pelangi ikan gaguk Rata-rata berat badan sebelum intervensi
selama 27 hari. Terjadi kenaikan berat badan anak pemberian cookies pelangi ikan gaguk pada anak
PAUD setelah pemberian cookies pelangi ikan PAUD IT IQRA yaitu 17,077 kg. Rata-rata berat
gaguk selama 27 hari. Hal ini disebabkan badan sesudah intervensi pemberian cookies
kontribusi asupan energi dan protein dari per pelangi ikan gaguk pada anak PAUD IT IQRA
keeping cookies yang dikonsumsi oleh anak yaitu 18,005 kg. Hasil uji statistik menunjukan p-
tersebut sehingga mengalami peningkatan berat value 0,000 yang berarti terdapat perubahan yang
badan di setiap minggunya. signifikan berat badan anak PAUD setelah
Kandungan gizi cookies pelangi ikan gaguk dilakukan intervensi pemberian cookies pelangi
berdasarkan perhitungan DKBM (Daftar ikan gaguk 30 g/ 3 keping/ hari selama 4 minggu
Komposisi Bahan Makanan) dalam 1 keping (27 hari).
yaitu mengandung energi 34,8 kkal, protein 1,9 Cookies ikan gaguk dapat digunakan sebagai
gram, lemak 1,5 gram dan karbohidrat 2,7 gram. alternatif makanan tambahan atau cemilan untuk
Sedangkan standar makanan selingan untuk anak anak-anak PAUD sebagai penambah energi,
usia 5-6 tahun yaitu 10% dari kebutuhan AKG protein dan kalsium untuk mengatasi masalah gizi
bagi anak-anak usia dini sebesar 100-155 kkal. terutama berat badan kurang pada berbagai
Pemberian cookies telah disesuaikan dengan sasaran.
standar snack yaitu 104,3 kkal dengan 3 keping
cookies. DAFTAR PUSTAKA
Peningkatan signifikan berat badan anak 1. Fauziddin M. Useful of clap hand games for
PAUD setelah dilakukan intervensi pemberian optimalize cogtivite aspects in early
cookies pelangi ikan gaguk yaitu sebanyak 0,928 childhood education. 2018;2(2):162-169.
kg selama 27 hari. Pemberian cookies pelangi ikan 2. Dejesetya MP. Pola konsumsi sayur dan
gaguk sebagai makanan tambahan atau snack buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat
mengandung energi dan protein yang baik untuk pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes.
pertumbuhan anak usia dini. Makanan tambahan Universitas Negeri Semarang. Skripsi. 2016.
atau snack memegang peranan penting dalam 3. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman gizi
memberikan kontribusi tambahan untuk seimbang. Jakarta: Kementeri Kesehat RI.
memenuhi kecukupan gizi khususnya energi dan 2014.
protein. 4. Supariasa, IDN. Penilaian Status Gizi.
Berbagai penelitian terkait dengan pemberian Jakarta: ECG; 2012.
biskuit pada anak balita telah sering dilakukan, di 5. Adi AC. Efikasi pemberian makanan
antaranya penelitian17, menyimpulkan untuk tambahan (pmt) biskuit diperkaya dengan
memenuhi 20% protein balita setelah balita tepung protein ikan lele dumbo (clarias
diberikan 4 keping biskuit atau sebanyak 50 gram gariepinus), isolat protein kedelai dan
biskuit dengan subtitusi tepung ikan lele dumbo probiotik enterococcus faecium Is-27526
dan isolat protein kedelai setiap harinya. Dalam yang dimikroenkapsulasi pada balita ( 2-5
50 gram biskuit ini mengandung energi 280 kkal, tahun) berat badan rendah. Institut Pertanian
protein sebanyak 9,8 gram, karbohidrat 26,87 Bogor. Skripsi. 2016.
gram dan lemak 10,56 gram17. Penelitian lain, 6. Morani W. Hubungan pengetahuan ibu
menyimpulkan bahwa pemberian biskuit tentang makanan bergizi terhadap status gizi
diperkaya protein ikan, tepung kedelai dan balita di Kecamatan Kotanopan, Kabupaten
probiotik E.faecium dapat meningkatkan z-score Madina. Universitas Sulawesi Utara. Skripsi.
BB/U pada balita usia 2-5 tahun yang memiliki 2013.
berat badan rendah dan terjadi peningkatan IgA 7. Kementrian Kesehatan RI. Angka
feses5. Peningkatan berat badan dan kadar Kecukupan Energi, Protein, Lemak,
albumin setelah mengonsumsi biskuit berbahan Karbohidrat, Serat Dan Air yang Dianjurkan
baku blondo, ikan gabus dan beras merah mampu Untuk Orang Indonesia (Per orang Perhari).
memperbaiki gizi pada anak usia 3-5 tahun yang Peraturan Menteri Kesehatan Repubik
mengalami gizi kurang. Pemberian biskuit selama Indonesia Nomor 75 Tahun 2013. Jakarta:
90 hari dapat meningkatkan status gizi Kementrian Kesehatan RI. 2013.
antropometri BB/U, BB/TB serta kadar serum 8. Arfiyanti. Cookies Ikan gabus sebagai
albumin anak gizi kurang usia 3-5.11 makanan tambahan untuk ibu hamil trimester
II. Prosiding Semirata FMIPA Universitas

Copyright 2021, P-ISSN: 2337-6236; E-ISSN: 2622-884X


Journal of Nutrition College, Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021, 30

Lampung. 2013:1-7. 13. Devi N. Gizi Anak Sekolah. Jakarta:


9. Febrianti S, Boesono H, Hapsari T. Analisis Kompas; 2012.
faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan 14. Fitriyanti F, Mulyati T. Pengaruh pemberian
manyung (Arius thalassinus) di TPI makanan tambahan pemulihan (pmt-p)
Bajomulyo Juwana Pati. Journal of Fisheries terhadap status gizi balita gizi buruk di dinas
Resources Utilization Management and kesehatan Kota Semarang Tahun 2012.
Technology (JFRUMT). 2013; 2(3): 162- Journal of Nutrition College. 2012; 1(1):
171. 373-381.
10. Widjaya FP, Liviawaty E, Kurniawati N. 15. Pahlevi AE. Determinan status gizi pada
Fortifikasi protein surimi manyung terhadap siswa sekolah dasar. Jurnal Kesehatan
tingkat kesukaan donat. Jurnal Perikanan Masyarakat. 2012; 7(2): 122-126.
Kelautan. 2015; VI(2): 15-22. 16. Muntofiah. Hubungan antara pengetahuan,
11. Widodo S, Riyadi H, tanziha I, Astawan M. sikap, dan perilaku ibu dengan status gizi
Perbaikan status gizi anak balita dengan anak balita. Universitas Sebelas Maret.
intervensi biskuit berbasis blondo, ikan Thesis. 2008.
gabus (Channa striata) dan beras merah 17. Mervina. Formulasi biskuit dengan substitusi
(Oriza nivara). Jurnal Gizi dan Pangan. tepung ikan lele dumbo (clarias gariepinus)
2015;10(2):85-92. dan isolat protein kedelai (glycine max)
12. Anzarkusuma IS, Mulyani EY, Jus'at I, sebagai makanan potensial untuk anak balita
Angkasa D. Status gizi berdasarkan pola gizi kurang. Jurnal Teknologi dan Industri
makan anak Sekolah Dasar Rajeg Tangerang. Pangan. 2012; 23(1): 9-16.
Indonesian Journal of Human Nutrition.
2014;1(2):135-148.

Copyright 2021, P-ISSN: 2337-6236; E-ISSN: 2622-884X

You might also like