Professional Documents
Culture Documents
14 Psychological Well Being Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter Ditinjau Dari Dukungan Sosial Teman Sebaya Dan Internal Locus of Control
14 Psychological Well Being Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter Ditinjau Dari Dukungan Sosial Teman Sebaya Dan Internal Locus of Control
Abstrak
Tujuan penelitian ini mengetahui adanya: (1). Hubungan antara dukungan
sosial teman sebaya dengan psychological well-being; (2). Hubungan antara
internal locus of control dengan psychologicall well-being; (3). Hubungan antara
dukungan sosial teman sebaya dan internal locus of control dengan
psychological well-being. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif
metode penelitian survei. Jumlah subyek 237 mahasiswa. Jumlah skala
psychological well-being 51 aitem (α = 0,954), dukungan sosial teman sebaya 39
aitem (α = 0,952), internal locus of control 38 aitem (α = 0,938). Hasil
menunjukkan bahwa (1). Terdapat hubungan antara dukungan sosial teman
sebaya dengan psychological well-being, (r = 0,210; p<0,05), sumbangan efektif
21%, (2). Terdapat hubungan antara internal locus of control dengan
psychological well-being, (p<0,05; 15,404 > 3,04), sumbangan efektif 34%, dan
(3). Terdapat hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan internal
locus of control dengan psychological well-being (r = 0,341; p<0,05), sumbangan
efektif 34,1%.
Abstract
The purpose of this research is to know the existence of: (1). The relationship
between peer social support and psychological well-being; (2). The
relationship between internal locus of control and psychological well-being;
(3). The relationship between peer social support and internal locus of control
with psychological well-being. The research uses a quantitative approach to
survey research methods. The number of subjects is 237 students. The
number of psychological well-being scales is 51 items (α = 0.954), peer social
support is 39 items (α = 0.952), internal locus of control is 38 items (α = 0.938).
The results show that (1). There is a relationship between peer social support
and psychological well-being, (r = 0.210; p<0.05), the effective contribution is
21%, (2). There is a relationship between internal locus of control and
psychological well-being, (p<0.05; 15.404 > 3.04), the effective contribution is
34%, and (3). There is a relationship between peer social support and internal
locus of control with psychological well-being (r = 0.341; p<0.05), the effective
contribution is 34.1%.
PENDAHULUAN
Universitas Hang Tuah adalah sebuah perguruan tinggi di kota Surabaya
yang memiliki pola ilmiah pokok iptek kelautan. Universitas Hang Tuah
jawab dan tuntutan yang berat setelah lulus sebagai Sarjana Kedokteran.
menyesuaikan diri dengan kondisi yang sulit, merasa puas dengan diri
mental health. Happiness adalah rasa bahagia dan kesenangan dalam diri.
Purwanto, 2015).
acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others),
skala yang mengacu pada indikator psychological well-being milik Ryff (1989).
Sedang 42 - 66 13 27.08%
Total 48 100 %
Pendidikan Dokter.
mahasiswa tidak percaya diri, bergantung pada orang lain, sulit untuk
menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, belum memiliki tujuan
sosial teman sebaya (Ryff & Keyes, 1995). Menurut House & Kahn (1985)
dukungan sosial teman sebaya adalah dukungan yang diberikan oleh teman
sosial teman sebaya akan membuat individu memiliki harga diri yang tinggi,
kehidupannya, memiliki konsep diri yang baik (Sarason dkk 1983; Apollo &
Cahyadi, 2012).
Rotter (1996) internal locus of control adalah keyakinan individu bahwa semua
peristiwa yang terjadi berasal dari diri sendiri. Internal locus of control menjadi
salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa jurusan
jawab, memiliki pengendalian diri yang baik, yakin usaha yang dilakukan
being yang tinggi akan mampu menerima dirinya sendiri, menjadi mandiri,
mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, mampu melakukan
well-being yang cukup besar maka penting untuk dilakukan penelitian yang
ditinjau dari Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Internal Locus of Control”.
METODE
menurut (Ryff, 1989), yang terdiri dari 51 aitem (α = 0,954) dan memberikan
segala aspek dirinya secara positif, baik di masa lalu maupun sekarang; (2)
Hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others),
kemampuan individu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain; (3)
(purpose of life), individu memiliki tujuan dan arah kehidupan yang jelas
sendiri. Respon pada aitem menggunakan skala Likert dengan rentang nilai 1
(House & Kahn, 1985), yang terdiri dari 39 aitem (α = 0,952). Respon pada
aitem menggunakan skala Likert dengan rentang nilai 1 (sangat tidak setuju)
Likert dengan rentang nilai 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).
Pengambilan data dilakukan dengan membagikan link google form.
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa uji product
uji hubungan. Hasil uji normalitas yang telah dilakukan mendapatkan hasil
diperoleh dari nilai statistik Kolmogorov-Smirnov, yaitu sig 0,077. Hasil uji
variabel.
Tabel 2. Hasil Uji Korelasi Product Moment Variabel Penelitian
Psychological Well- Dukungan Sosial Internal Locus of
Being Teman Sebaya Control
Pearson
1 .210** .340**
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 237 237 237
Pearson
.210** 1 .684**
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 237 237 237
Pearson
.340** .684** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 237 237 237
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil uji korelasi product moment pada tabel 2, didapatkan
hasil taraf signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 dengan nilai koefisen korelasi
sebesar 0,210, yang berarti semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya,
dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 dengan nilai koefisien korelasi sebesar
0,340, yang berarti semakin tinggi internal locus of control semakin tinggi pula
nilai koefisien korelasi antara ketiga variabel dengan nilai R hitung sebesar
0,341. Nilai koefisien korelasi berganda didapatkan sebesar 0,000 yang berarti
lebih kecil dari sig <0,05 yang menunjukkan bahwa hipotesis diterima, yaitu
terdapat hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan internal locus of
34,1% sedangkan sisanya 65,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dalam penelitian ini adalah tiga jenjang, yaitu tinggi, sedang, rendah. Berikut
Variabel Kategori
ST T S R SR
Psychological well- 17 64 79 63 14
being (7,2%) (27,0%) (33,3%) (26,6%) (5,9%)
Dukungan sosial 7 81 86 39 24
teman sebaya (3,0%) (34,2%) (36,3%) (16,5%) (10,1%)
Internal locus of 2 47 81 68 39
control (0,8%) (19,8%) (34,2%) (28,7%) (16,5%)
Ket: ST= Sangat Tinggi; T= Tinggi; S=Sedang; R=Rendah; SR = Sangat Rendah
control
DISKUSI
Uji hipotesis minor pertama dengan teknik korelasi product moment
pada variabel dukungan sosial teman sebaya (X1) dengan psychological well-
being (Y) memperoleh taraf signifikansi sig. 0,001 yang berarti lebih kecil dari
< 0,05 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,210. Hasil tersebut
teman sebaya terhadap dengan psychological well-being sebesar 21%. Hal ini
teman sebaya.
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Maurizka &
= 0,334 dan p = 0,035 < 0,05. Penelitian lain oleh Ismail & Indrawati (2013)
pada variabel internal locus of control (X1) dengan psychological well-being (Y),
diperoleh nilai signifikansi (sig.) 0,000 yang berarti lebih kecil daripada < 0,05
(0,000 < 0,05) dengan nilai koefisien korelasi (0,340 > 0,138). Hasil tersebut
(Y), dengan arah hubungan positif. Artinya, semakin tinggi internal locus of
internal locus of control dengan psychological well-being sebesar 34%. Hal ini
control.
Temuan dalam penelitian diatas sesuai dengan penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Arya dkk (2014) dengan subyek istri nelayan RW II
sebesar 19,5%. Penelitian lain oleh Harjanti (2021) dengan subyek remaja
Uji hipotesis variabel dukungan sosial teman sebaya dan internal locus of
ketiga variabel yaitu 0,341 yang berarti lebih besar daripada Rtabel pada N =
237 dengan taraf signifikansi 5% yaitu 0,138 (0,341 > 0,138). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa arah hubungan dari ketiga variabel adalah positif dan
sosial teman sebaya dan internal locus of control maka semakin tinggi
Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial teman sebaya dan internal locus
sosial teman sebaya (X1) dan internal locus of control (X2) terhadap
Dokter. Hal ini sesuai dengan pendapat Ryff (1989) yang menyatakan bahwa
sosial teman sebaya dan internal locus of control. Hal ini berarti faktor-faktor
dukungan sosial teman sebaya dan internal locus of control adalah demografis,
sebanyak 17,7% (42 mahasiswa), memiliki nilai sedang sebanyak 65% (154
sedang. Menurut Sarason dkk (dalam Apollo & Cahyadi, 2012) dukungan
sosial yang tinggi membuat individu memiliki harga diri yang tinggi,
sedang sebesar 67,5%. Sejalan dengan hasil penelitian oleh Abzani & Leonard
(2017) internal locus of control yang tinggi membuat individu memiliki tujuan
pengendalian diri yang baik, yakin usaha yang dilakukan akan berhasil,
kendali diri sendiri, mampu mengendalikan situasi dan kondisi yang terjadi.
yang baik dengan teman satu angkatan. Pada indikator penerimaan diri
semua aspek diri sendiri di masa lalu maupun sekarang secara positif. Pada
pengarahan dan nasehat dari teman satu angkatan. Pada indikator dukungan
perhatian, empati, kasih sayang dan kepercayaan oleh teman satu angkatan.
nilai yang sama yaitu 23%, artinya teman satu angkatan memberikan umpan
Pendidikan Dokter.
control dengan nilai tertinggi pada indikator kepercayaan diri sebesar 26%,
bertanggung jawab memiliki nilai yang sama sebesar 25%, artinya mahasiswa
merasa cukup mampu melakukan kontrol dan bertanggung jawab terhadap
semua peristiwa yang terjadi. Terakhir pada indikator mandiri dengan nilai
being paling tinggi dimiliki oleh mahasiswa berusia 20 tahun pada kategori
didapatkan pada mahasiswa yang tinggal bersama orang tua berada pada
mahasiswa yang tinggal bersama orang tua. Hal tersebut sejalan dengan
ini diterima yaitu terdapat hubungan antara dukungan sosial teman sebaya
nilai koefisien korelasi sebesar 0,210. Arah hubungan positif, artinya semakin
tinggi dukungan sosial teman sebaya maka semakin tinggi psychological well-
semakin rendah dukungan sosial teman sebaya maka semakin rendah pula
Dokter. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah internal locus of control maka
Dokter.
hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan internal locus of control
SARAN
Peneliti selanjutnya dapat menggunakan faktor lain yang dapat diteliti.
REFERENSI
Abzani, A., & Leonard, L. (2017). Pengaruh locus of control terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika. Jakarta. Prosiding
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Matematika. ISSN: 2581-0812.
Apollo. & Cahyadi, A. (2012). Konflik Peran Ganda Perempuan Menikah
yang Bekerja Ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga dan
Penyesuaian Diri. Jurnal Widya Warta No. 02 Tahun XXXV I/Juli 2012.
Arya, Putu K.P., Dewi Mustami'ah., Windah R. (2014). Hubungan antara
Dukungan Sosial dan Internal Locus of Control dengan Psychological
Well-Being pada Istri Nelayan RW II Kelurahan Kedung Cowek
Surabaya. POSEIDON Jurnal Ilmiah Psikologi Kelautan-Kemaritiman. Vol
8 No.1. Edisi Januari-Desember 2014. ISSN 1907-5960.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron,Robert A..,Donn Byrne. (2005). Psikologi sosial. Edisi kesepuluh: Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Feist, J., & Gregory J. Feist. (2006). Theories of Personality Sixth Edition. United
States: McGraw-Hill Companies. Inc.
Hang Tuah University Press. (2019). Buku Panduan Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah. Buku tidak
diterbitkan. Universitas Hang Tuah Surabaya.
Harjanti, D. K. S. (2021). Kesejahteraan Psikologis pada Remaja Panti Asuhan
Ditinjau dari Internal Locus of Control dan Spiritualitas. Gadjah Mada
Journal of Psychology (GamaJoP), 7(1), 83-98.
Hartaji, Damar A. (2012). Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang
Berkuliah Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Skripsi. Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma.
House, J. S., Kahn, R. L., McLeod, J. D., & Williams, D. (1985). Measures and
concepts of social support. In S. Cohen & S. L. Syme (Eds.), Journal
Social support and health (pp. 83–108). Academic Press.
Huppert, F. A. (2009). Psychological well‐being: Evidence regarding its causes
and consequences. Applied psychology: health and well‐being, 1(2), 137-
164.
Ismail, R. G., & Indrawati, E. S. (2013). Hubungan Dukungan Sosial dengan
Psychological Well Being pada Mahasiswa STIE Dharmaputera
Program Studi Ekonomi Manajemen Semarang. Jurnal Empati, 2(4),
416-423.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mahasiswa. Diakses 12 Juli 2022.
Kurniasari, E., Rusmana, N., & Budiman, N. (2019). Gambaran umum
kesejahteraan psikologis mahasiswa. Journal of Innovative Counseling:
Theory, Practice, and Research, 3(02), 52-58.
Maurizka, A., & Maryatmi, A. S. (2019). Hubungan antara religiusitas dan
dukungan sosial teman sebaya terhadap psychological well-being
pada remaja pengguna hijab di organisasi remaja Masjid Al–amin
Jakarta Selatan. Ikra-ith humaniora: Jurnal Sosial dan Humaniora, 3(3),
207-218.
Mufidha, A. (2019). Dukungan Sosial Teman Sebaya Sebagai Prediktor
Psychological Well-Being pada Remaja. Jurnal Acta Psychologia, 1(1),
34-42.
Noor, J. (2015). Metodologi Penelitian. Jakarta : Prenadamedia Group
Purwanto, E. (2015). Pengaruh bibliotherapy terhadap psychological well-
being perempuan lajang. Jurnal CALYPTRA, 4(1), 1-26.
Robbins, S. P., & Judge, T. A., (2008), Organizational Behaviour (13th ed.), New
Jersey, Upper Saddle River: Pearson Education.
Rotter, J.B. (1966). Generalized expectancies for internal versus external
control of reinforcement. Psychological monographs, 80 1, 1-28.
Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the
meaning of psychological well-being. Journal of personality and social
psychology, 57(6), 1069.
Ryff, C.D & Keyes, C.L.M, (1995). The Structurs of Psychological well being
Revisited. Journal of Personality and Social Psychology Vol. 69 : 719-727.
Sari, C. P., & Listiara, A. (2017). Hubungan antara Lokus Pengendalian
Internal dengan Kesejahteraan Psikologis pada Guru SMA Negeri di
kota Bogor. Jurnal Empati, 6(1), 65-69.
Sari, Dian P. (2016). Hubungan antara Kepuasan Pelanggan dengan Loyalitas
Pelanggan Tekomsel pada Mahasiswa Fakultas Psikologi di
Universitas Medan Area. Medan. Skripsi. Universitas Medan Area.
Sugiyono. (2016). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta. Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. ISBN 978-602-9187-75-5.
Tahrir, N. FS, & Damayanti, I R. (2020). The role of critical thinking as a
mediator variable in the effect of internal locus of control on moral
disengagement. International Journal of Instruction, 13(1), 17-34.
Taylor, S. E. (2012). Health Psychology. Eighth Edition. New York: Mc Graw
Hill.
Wandari, Risa D.(2018). Hubungan antara Coping Strategy dengan
Psychological Well-Being pada Mahasiswa yang sedang mengerjakan
Skripsi. Thesis. Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Widhiarso, W. (2010). Prosedur uji linieritas pada hubungan antar variabel Y.
http://www.widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/widhiarso_2010_uji_linierit
as_hubungan.pdf. Diakses 19 November 2021.
Widhiarso, W. (2017). Uji Normalitas. [Teaching Resource] (Unpublished).
https://repository.ugm.ac.id/id/eprint/275998. Diakses 16 Juni 2022.