Penelitian Etnografi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

ETNOGRAFI KOMUNIKASI DALAM TRADISI THUGUN MANDI DI

DESA PELANGKO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN


INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU
By: Desi Maryanti
Email : Desimaryanti63@gmail.com
Concellor : Dr. Noor Efni Salam, M.Si

Major of Communication Science – Communication Management


Faculty of Social Political Science
Riau University, Pekanbaru
Campus Bina Widya, HR. Soebrantas Street Km. 12.5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax. 0761-63272

ABSTRACT
Thugun mandi tradition is one of the culture that still preserved and do by
Riau Community. One of the them is in Pelangko Village Kelayang District
Indragiri Hulu still do the thugun mandi tradition that means take a bath for the
newborn baby.
This research is Qualitative research that use symbolic Interaction
approach and ethnograhy communication theory that reviewing the role of
language in communicative behavior in society. The informant in this research is
the village shaman, indigenous stakeholders, and others public figure. The data
collection technique use observation, Interview, and documentation.
The result of this research showed that thugun mandi tradition that
campulsony do in every newborn babyis done in Parents house and attend by the
Father’s and mother’s Family also invite the community. The communicative
event of thugun mandi is type event that are regards, petition, pantun and pray
mantra that is spaken by shaman baby indigenous stakeholders or older people.
The topic of thugun mandi is to Formalize and introduce to the community that
the family members increases, to express gratitude to Allah SWT and to tighten
the relationship of both familywith other community. The aim and Fungction of
thugun mandi is to pray for baby to be blessing in life and to keep baby from evil
spirits. The participants are the family from father, mother, colleague, the
community and indigenous stake holders. The type of massage are verbal an
nonverbal. The content of massage in thugun mandi event is in every process
when the shaman start the event. The sequence of the events is in the begining
when the baby is given a bracelet and thanksgiving event. The role of interaction
is when the shaman sung the pray advice and mantra for the baby. The norm of
this event is couresy norm, gather, appreciate the value and devout. The
communicative act in this event is someone that lead the event should have ability,
skill and understand the norm and custom value.

Keywords: communicative situation, communicative events and communicative


acts thugun mandi tradition.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 1


PENDAHULUAN dan jika air sungai pasang maka
turun mandi digantikan didepan
Provinsi Riau sebagai salah rumah.
satu bagian dari wilayah kepulauan
di Indonesia, didiami oleh Masyarakat Pelangko juga
masyarakat dengan bermacam suku meyakini bahwa adanya
serta ras yang sangat bervariasi. kepercayaan-kepercayaan yang
Setiap suku dan ras yang ada di berasal dari warisan nenek moyang
Provinsi Riau masing-masingnya mereka, bahwa setiap kehidupan
juga memiliki kebudayaan dan pasti ada kebiasaan-kebiasaan yang
tradisi yang sangat beranekaragam. tercipta. Salah satu nya mitos atau
Kabupaten Indragiri Hulu mistik pada kelahiran bayi, maka
merupakan salah satu bagian dari dengan upacara turun mandi ini
Provinsi Riau. Dimana Kabupaten berfungsi pembersihan anak
Indragiri Hulu tesebut masih yang baru lahir dari segala
melestarikan dan mempertahankan pengaruh-pengaruh jahat didunia.
tradisi dan masih menjunjung tinggi Diharapkan hakikat kesucian anak
nilai-nilai budaya leluhur mereka. yang lahir akan tetap terjaga dari
Salah satunya di Desa Pelangko dini. Jika bayi yang baru lahir tidak
Kecamatan Kelayang Kabupaten melakukan prosesi thugun mandi
Indragiri Hulu masih melakukan maka sang bayi tersebut akan mudah
tradisi Thugun Mandi. "Thugun terkena gangguan-gangguan makhluk
mandi" dikenal dengan bahasa halus (ghaib) dan mudah terserang
daerah Indragiri Hulu, yang artinya penyakit, selain itu jika tidak
adalah Turun Mandi, tradisi ini melakukan turun mandi akan
sudah menjadi tradisi yang turun dipandang lain oleh masyarakat atau
temurun dari nenek moyang dan akan dapat gunjingan dari
turun mandi ini sebuah tradisi atau masyarakat. Ini lah menjadi salah
kebiasaan berupa ritual keagamaan satu alasan masyarakat Pelangko
yang menggungkapkan rasa syukur masih melestarikan tradisi thugun
kepada Allah SWT, Karena itu mandi tersebut. selain itu juga
tradisi ini merupakan sebagai banyak masyarakat atau orang tua
kearifan lokal yang masih dilakukan bayi yang mennggunakan jasa atau
oleh masyarakat Desa Pelangko agar memanggil sang dukun untuk
tradisi tersebut tidak punah dan dapat memimpin atau melakukan acara
terus dilestarikan oleh anak cucu thugun mandi bayi mereka.
mereka. Tradisi Thugun Mandi ini Adapun sebelum prosesi
dilakukan pada bayi yang baru lahir dimulai beberapa rangkaianyang
yang bertujuan untuk perlu untuk di siapkan dari pihak
memperkenalkan kepada masyarakat Tuan rumah . Antara lain ;
bahwa telah lahir keturunan baru dari Penentuan hari pelaksanaan upacara
sebuah keluarga atau suku tertentu, thugun mandi, jika bayi yang akan di
dan ungkapan rasa syukur kepada turun mandikan adalah laki-laki
sang pencipta Allah SWT atas maka acara di laksanakan saat bayi
nikmat bayi yang baru lahir. Namun berumur 9,11,13,15 hari (hari
tradisi tersebut sering dilakukan ganjil). Tapi jika yang diturun
hanya di depan halaman rumah mandikan itu adalah bayi perempuan
karena adanya pencemaran sungai, maka hari pelaksanaannya tepat saat

2
bayi berumur 8,10,12,14 hari (hari tanpa memahami bagaimana situasi,
genap) atau jika tali pusat bayi telah bentuk pesan yang disampaikan dari
lepas, sudah bisa melakukan thugun mulut ke mulut, dan muatan pesan
mandi. Penentuan hari pelaksanaan setiap detail tindakan dan makna dari
juga tergantung pada kesiapan dan dalam acara thugun mandi maka
kemampuan dari orang tua bayi kekhawatiran akan terkikisnya
Setelah hari ditentukan dan eksistensi, serta esensi tradisi thugun
sehari sebelum pelaksanaan pihak mandi dalam masyarakat akan
orang tua bayi harus mempersiapkan berkurang. Ini berkaitan dengan
beberapa hal berupa: Keambil seikat kajian etnografi komunikasi karena
(kelapa), Secanting bhogeh, Seikuk etnografi komunikasi memandag
ayam (seekor ayam kampung), limau perilaku komunikasi sebagai
mandi (jeruk purut), colak , satu perilaku yang terlahir dari integrasi
cermin kecil, sisir, bedak, dan tiga keterampilan dimiliki oleh setiap
minyak kelapa,kain panjang, asapan, individu sebagai makhluk soaial,
puntung kayu dan lainnya. ketiga keterampilan terdiri dari
keterampilan linguistic, keterampilan
Jika semua telah disiapkan, interaksi dan keterampilan budaya
maka tinggal menunggu hari esok (Kuswarno, 2008 : 18).
untuk melakukan proses adat turun
mandi, di lakukan biasanya dari pagi TINJAUAN PUSTAKA
hari sekitar pukul 08.00 WIB acara
akan dimulai. Dimana Tuan rumah Interaksi Simbolik
atau Orang tua bayi akan
Menurut kamus Besar Bahasa
mempersiapkan dan akan membawa
Indonesia, interaksi simbolik adalah
semua perlengkapan dan akan di
saling mempengaruhi, saling
serahkan kepada sang dukun
menarik, saling meminta dan
tersebut. Setelah itu persiapan
memberi. Interaction yang dalam
sebelum berangkat kesungai sibayi
kamus ilmiah bearti pengaruh timbal
dipakaikan bedong dan digendong
balik, saling mempengaruhi satu
.Sedangkan limau mandi, cermin
sama lain. Sedangkan simbolik bearti
kecil, sisir, bedak, minyak kelapa
perlambangan, gaya bahasa yang
dimasukkan kedalam sebuah nampan
melukiskan suatu benda dengan
besar yang biasa disebut talam.
mempergunakan benda-benda lain
Adapun rangkaian dalam thugun
sebagai simbol atau lambang.
mandi yaitu pertama pemasaangan
gelang (jimek) , Pemandian dengan Perspektif interaksi simbolik
air limau, acara thugun mandi ke sebenarnya berada dibawah payung
sungai atau dilakukan depan halaman perspektif yang lebih besar yang
rumah sambil diarak bersama-sama, disebut perspektif fenomenologi
serta pengasapan bayi dan acara atau perspektif interpretatif.
terakhir acara Tasyukuran yang interaksi simbolik mempelajari
dilakuian pada siang hari sifat interaksi yang merupakan
dimanaacara tersebut dihadiri oleh kegiatan sosial dinamis manusia.
para bapak-bapak yang dutuakan dan Menurut Maurice Natanson istilah
serta masyarakat setempat. fenomenologis sebagai suatu istilah
generic untuk merujuk kepada semua
Jika masyarakat tidak
pandangan ilmu social yang
memahami makna dan tujuan dan

3
menganggap kesadaran manusia dan penelitian, teori etnografi, dan
makna subjektifnya sebagai fokus berbagai macam deskripsi
untuk memahami tindak social. kebudayaan (Spradley, 1997:12).
George Hebert Mead sebagai Dell Hymes sebagai pencetus
salah seorang pencetus teori interaksi teori Etnografi komunikasi,
simbolik mengatakan bahwa memberikan batasan tegas antara
interaksi simbolik adalah segala hal linguistik dan komunikasi, Hymes
yang saling berhubungan dengan menyebutkan bahwa linguistik
pembentukan makna dari suatu bahasa sebagai sistem yang abstrak,
benda atau lambang simbol, baik telah mengabtraksikan bidang
benda mati maupun benda hidup, kajiannya dari isi pertuturan.
melalui proses komunikasi sebagai Kemudian mendefenisikan
pesan verbal maupun perilaku non etnography of speaking sebagai
verbal dan tujuan akhirnya gabungan etnografi dan linguistik,
memaknai lambang atau simbol suatu kajian yang menyangkut
(objek) berdasarkan kesepakatan situasi, penggunaan, pola dan fungsi
bersama yang berlaku di wilayah dari berbicara sebagai aktivitas. Dan
atau kelompok komunitas Hymes mengubah istilah
masyarakat tertentu. pendekatannya dengan etnography
os speaking menjadi etnography of
Teori interaksi simbolik communication. Pendekatan ini
(Mulyana, 2001:29), mengatakan semakin luas dan sebagai kajian yang
bahwa membahas tentang diri, diri penting dalam memandang perilaku
sosial, termasuk pengendalian dari komunikasi manusia yang
perspektif orang lain, interpretasi dan berhubungan erat dengan
makna-makna lain yang muncul kebudayaan.
dalam interaksi tersebut ada tiga
premis yang dibangun dalam Etnografi komunikasi
interaksi simbolik, (1) Manusia merupakan sebuah pendekatan
bertindak berdasarkan makna-makna; untuk menganalisa sebuah wacaana
(2) Makna tersebut didapatkan dari yang digunakan. Etnografi
interaksi dengan orang lain, (3) komunikasi juga merupakan salah
Makna tersebut berkembang dan satu metode penelitian yang
disempurnakan ketika interaksi digunakan dalam sebuah penelitian
tersebut berlansung. kualitatif, etnografi berkaitan dengan
antropologi akan tetapi etnografi
Etnografi Komunikasi komunikasi berbeda dengan
antropologi linguistik, hal ini
Istilah etnografi berasal dari
dikarenakan etnografi komunikasi
kata ethno(bangsa) dan graphy
memfokuskan kajiannya pada
(menguraikan/menggambarkan), jadi
perilaku-perilaku komunikasi yang
etnografi yang dimaksud adalah
didalamnya melibatkan bahasa dan
usaha untuk menguraikan atau
budaya. Etnografi komunikasi secara
menggambarkan kebudayaan atau
sederhananya adalah pengkajian
aspek-aspek kebudayaan
peranan bahasa dalam perilaku
(Meleong,1990:13). Etnografi
komunikasi suatu masyarakat, yaitu
merupakan suatu bangunan
cara-cara bagaimana bahasa
pengetahuan yang meliputi teknik
dipergunakan dalam masyarakat

4
yang berbeda-beda kebudayaannya Sehingga melalui penjelasan
(Koentjaraningrat, dalam Kuswarno, tersebut dapat digambarkan model
2008:11). komunikasi etnografi komunikasi,
sebagai sebuah model untuk melihat
Dalam rangka untuk perilaku komunikasi dalam sebuah
menggambarkan dan menganalisis peristiwa komunikasi.
komunikasi Hymes membagi ke
dalam tiga unit analisis, meliputi Tujuan utama etnografi
situasi (situation), peristiwa (event), komunikasi adalah menghimpun data
dan tindak (act). Situasi komunikatif deskriptif dan analisis terhadapnya
(communicative situation) tentang bagaimana makna-makna
merupakan konteks di mana sosial dipergunakan (tentu saja dalam
komunikasi terjadi seperti konteks komunikasi atau ketika
upacara,perkelahian, perburuan, makna itu dipertukarkan). Untuk
pembelajaran di dalam ruang kelas, mendeskripsikan dan menganalisis
konferensi, pesta dan lain aktivitas komunikasi dalam etnografi
sebagainya. Peristiwa komunikatif komunikasi, maka kita memerlukan
(comminicative event) merupakan pemahaman mengenai unit-unit
unit dasar untuk sebuah tujuan diskrit aktivitas komunikasi yang
deskriftif komunikasi yang sama memiliki batasan-batasan yang bisa
meliputi : topik yang sama, peserta diketahui. Unit-unit analisis yang
yang sama,ragam yang sama. Tindak dikemukakan oleh Dell Hymes
komunikatif (communicative act) (Syukur dalam Kuswarno, 2008 : 41)
umumnya berbatasan dengan fungsi antara lain:
tunggal interaksional, seperti
penyataan referensial,permintaan METODE PENELITIAN
atau perintah, yang mungkin berupa
Desain Penelitian
tindak verbal dan tidak non verbal
(Muriel,2003:23-24). Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang berusaha
Etnografi komunikasi
memberikan gambaran terhadap
memandang perilaku komunikasi
keadaan yang terjadi, dikenal dengan
sebagai perilaku yang terlahir dari
penelitian deskriptif. Penelitian
integrasi tiga keterampilan yang
deskriptif adalah penelitian yang
dimiliki setiap individu sebagai
memberikan gambaran secara
makhluk sosial. Ketiga keterampilan
sistematis fakta-fakta atau
ini terdiri dari keterampilan
karakteristik populasi tertentu secara
linguistik, keterampilan interaksi dan
faktual dan cermat (Rahmat, 2004:
keterampilan buddaya.
25). Secara deskriptif, Kirk dan
Ketiga keterampil ini pada Miller mendefenisikan bahwa
dasarnya menggambarkan ruang penelitian kualitatif adalah tradisi
lingkup etnografi komunikasi, atau tertentu dalam ilmu pengetahuan
bidang apa saja yang menjadi objek sosial yang secara fundamental
kajian etnografi komunikasi. bergantung dari pengamatan pada
Selanjutnya etnografi komunikasi manusia baik dalam kawasannya
menyebutkan ketiga keterampilan ini maupun dalam peristilahannya
sebagai kompetensi berkomunikasi. (Moleong, 2005: 4).

5
Subjek penelitian adalah juga untuk mendoakan bayi agar jauh
penelitian yang menunjukkan kepada dari penyakit atau gangguan roh
orang, individu atau kelompok yang jahat. Dalam pelaksanaan tradisi
dijadikan unit atau sasaran (kasus) thugun mandi dilaksanakan
yang diteliti (Alwasilah, 2002: 114). berdasarkan tingkat kemampuan
Ada dua teknik pemilihan subjek ekonomi keluarga, semakin tinggi
pada penelitian ini yang pertama tingkat ekonomi keluarga yang akan
adalah purposive sampling yaitu melakukan thugun mandi maka
pemilihan informan dalam penelitian semakin mewah pula pelaksanaan
ini ditentukan secara sengaja. Yaitu : thugun mandi tersebut.
1. Seseorang yang representatif Prosesi thugun mandi
atau seseorang yang dapat dilaksanakan dikediaman orang tua
mewakili masyarakat yang ibu bayi (Niniok/ino) ,karena tradisi
menjadi objek penelitian ini merupakan tradisi memang sudah
(Dukun kampung). turun temurun dari nenek moyang
2. Seseorang yang paham atau mereka. Acara ini dilakukan di luar
yang sudah pernah ruangan dan di dalam ruangan. Ada
melakukan acara thugun hal yang harus dipesiapkan dalam
mandi acara thugun mandi ini yaitu ;
sebelumnya(Masyarakat, menentukan hari pelaksaan dan dapat
orang yang dituakan). dilihat jika pusat sang bayi sudah
putus. Biasanya persiapan
Objek penelitian adalah segala perlengkapan bayi atau pun
sesuatu permasalahan yang hendak mendekorasi rumah dengan seadanya
diteliti (Alwasilah, 2002: 115). Objek dan semampunya. Seperti memberi
penelitian ialah hal yang dikaji atau hiasan dinding, dan membentang
aspek-aspek yang menjadi fakta tikar untuk tempat duduk tamu dan
penelitian, yaitu mengenai Etnografi sebagainya.
Komunikasi pada tradisi thugun
mandi sebagai tradisi turun temurun Tradisi thugun mandi di Desa
dan telah menjadi sebuat kearifan ini mendapatkan perhatian
lokal kebudayaan masyarakat Desa masyarakat dalam proses upacara
Pelangko yang harus dilestarikan pelaksanaan tradisi thugun mandi
tersebut. Seluruh masyarakat saling
HASIL DAN PEMBAHASAN bekerjasama, gotong royong, dan
ikut serta ambil bagian dalam proses
Situasi Komunikatif Dalam
tradisi thugun mandi. Masyarakat
Tradisi Thugun Mandi
masih menjunjung tinggi tali
Desa Pelangko masih persaudaraan, terbukti bahwa proses
melestarikan dan melakukan prosesi tradisi thugun mandi para masyarakat
thugun mandi pada bayi yang baru saling membahu satu sama lain agar
lahir sampai sekarang. Tradisi turun proses thugun mandi berjalan dengan
mandi ini sudah mendasari dalam lancar. Mempererat hubungan antara
kehidupan masyarakat Kelayang keluarga dengan besan dan para ibu-
karena tradisi ini merupakan tradisi ibu saling membantu memasak
turun temurun yang telah ada dari didapur untuk makan siang para
nenek moyang. Bertujuan untuk tamu dan untuk acara tasyukuran.
memperkenalkan kepada masyarakat

6
Dimana acara syukuran Peristiwa komunikatif
tersebut di hadiri oleh para tamu menurut dalam Etnografi komunikasi
yaitu Bapak-bapak masyarakat Desa adalah keseluruhan perangkat
Pelangko serta seluruh keluarga dan komponen yang utuh, untuk
kerabat. Biasanya acara syukuran ini menganalisis peristiwa komunikatif
dilakukan pada siang hari atau terdapat beberapa komponen, yaitu:
malam hari, tergantung atas Tipe komunikatif, topik, fungsi atau
permintaan tuan rumah, sebelumnya tujuan, setting, partisipan termasuk
tuan rumah mempersiapkan dan usia, bentuk pesan seperti bahasa
menghidangkan makanan yang telah yang digunakan, isi pesan dan urutan
di siapkan oleh rombongan Ibu-ibu tindakan, serta kaidah interaksi dan
yang bergotong royong membantu norma :
memasak untuk para tamu tersebut.
semua makanan dihidangkan dengan Tipe peristiwa Tradisi Thugun
ruangan yang telah diberikan atau Mandi.
dibentangkan tikar oleh keluarga
Tipe peristiwa dapat berupa
bayi dengan rapi. Dan
salam, lelucon, cerita, ceramah,
mempersilahkan para tamu untuk
percakapan, pantun dan syair. Tradisi
duduk terlebih dahulu, jika sekiranya
Thugun Mandi termasuk dalam tipe
para tamu telah berkumpul maka
peristiwa dalam salam pembukaan
acara akan dimulai dengan
oleh pemangku adat serta mantra
pembukaan yang di bawakan oleh
atau doa-doa dukun kampung dan
Pihak keluarga bayi. Dan di
berbalas pantun dalam acara
lanjutkan dengan acara berbalas
syukuran.
pantun antara pihak keluarga dengan
tokoh masyarakat untuk membuka Topik dalam Tradisi Thugun
acara makan bersama. Mandi.
Para tamu yang ikut hadir Tradisi thugun mandi sebagai
dalam acara thugun mandi adalah tradisi yang masih dilakukan pada
Pemangku Adat, Ulama, pihak setiap bayi yang baru lahir. Tradisi
keluarga bayi, dan orang yang thugun mandi bertujuan untuk
dituakan dan tokoh-tokoh memperkenalkan bayi pada
masyarakat. Biasanaya dalam acara masyarakat bahwa salah satu dari
tersebut para tamu menggunakan keluarga telah memiliki keturunan
pakaian yang rapi seperti baru dan juga bertujuan untuk
menggunakan baju kemeja,baju mendoakan bayi agar tumbuh besar
batik,baju koko atau baju melayu dan kelak menjadi anak yang baik dan
menggunakan kain sarung atau jauh dari gangguan-gangguan jahat.
celana panjang juga di kenakan pakai Tradisi ini merupakan tradisi yang
peci atau songkok. Sementara para telah lama bahkan udah ratusan
tamu ibu-ibu mengenakan pakaian tahun ada dan masih dilakukan
melayu dan pakaian muslim yang sampai saat ini, tradisi ini
rapi dan berjilbab, semua ini mempunyai arti penting dan
menunjukan nilai kesopanan dalam terkandung nilai-nilai tersendiri yang
berpakaian. dipahami oleh masyarakat Desa
Pelangko, dimana tradisi ini masih
Peristiwa Komunikatif dalam dipertahankan meskipun bertolak
Tradisi Thugun Mandi

7
belakang terhadap keadaan ekonomi Setting dalam Tradisi Thugun
masyarakat Desa Pelangko. serta Mandi
sebagai ungkapan rasa syukur
kegembiraan atas kelahiran sang bayi Dalam tradisi thugun mandi
kepada Allah SWT, rasa syukur dilakukan pada pagi hari mulai pukul
keluarga di ungkapkan dengan 08.00 WIB sampai selesai, dan
melakukan tradisi thugun mandi dilanjutkan acara syukuran yang
yaitu melakukan pembersihan diri dilakukan oleh para tamu bapak-
dan memandikan bayi dengan bapak pada pukul 13.00 WIB atau
mengharapkan doa yang di berikan selesai shalat jum’at atau shalat
melalui Dukun kampung dan dzuhur. Namun acara syukuran
melakukan doa syukuran serta tersebut dapat pula dilakukan pada
pemberian nama bayi dengan malam hari setelah shalat isya’ pada
lantunan doa yang di sampaikan para pukul 20.00 WIB, ini tergantung
ulama dan tokoh adat Desa Pelangko pada permintaan kedua belah pihak
tersebut. keluarga bayi yang mengadakan
acara. Acara ini dilakukan
Fungsi dan Tujuan dalam Tradisi dikediaman orang tua bayi yang
Thugun Mandi bernama Lalita Habibillah anak
pertama dari Bapak Aab Dwi
Dalam tradisi thugun mandi Plasmana dan Ibu Lia Amelia, acara
tersebut berfungsi agar bayi dilakukan mulai pada pagi hari
mendapatkan pembersihan diri dan sekitar pukul 08.00 sampai selesai.
mendoakan bayi agar masa depannya
menjadi anak yang sholeh atau Acara thugun mandi
sholeha. Selain itu tujuan dan fungsi dilakukan di kediaman orang tua Ibu
dengan adanya tradisi thugun mandi Lia Amelia dan mertua Bapak Aab
tersebut untuk mempererat Dwi plasmana,yang bertempatan di
talisilaturahmi antara kedua belah Desa Pelangko Kecamatan Kelayang.
pihak keluarga dan antar masyarakat Acara berlangsung pada tanggal 11
yang ikut hadir. November 2016 dimulai pukul 08.00
WIB sampai selesai. Dalam acara
Dalam tradisi thugun mandi tersebut masih sangat sederhana
terlihat fungsi dan tujuan dari karena dengan kondisi orang tua
pelaksanaannya yaitu sebagai bayi, tetapi dalam tradisi ini masih
ungkapan rasa syukur kepada Allah menggunkan pakaian yang rapi dan
SWT atas kelahiran sang bayi, dan sopan, seperti orang tua bayi masih
untuk mendoakan bayi agar tumbuh menggunakan pakain melayu dan
menjadi anak yang berbakti dan anak menggunakan payung adat yang
yang sholeh atau sholeha dan mensimbolkan adat melayu. Setiap
dijauhkan dari hal yang buruk, acara thugun mandi yang dilakukan
dengan mendapatkan doa-doa atau juga melihat keadaan orang tua bayi,
mantra dari Dukun dan di berikan jika kemampuan orang tua bayi maka
doa selamatan atas pemberian nama tradisi thugun mandi dapat dilakukan
sang bayi. Selain itu acara ini juga dengan mewah seperti halnya
untuk memperat silaturaahmi sesama menggunakan hiasan rumah,
keluarga dan serta pada masyarakat. mengundang hiburan rarak
calempong. Namun acara tetap dapat
dilakukan dengan baik dan lancar

8
meskipun tidak adanya hiburan Dalam prosesi acara Thugun
tersebut. Mandi berlangsung, ada pesan yang
disampaikan berbentuk verbal dan
Acara thugun mandi ini pesan secara nonverbal. Sehingga
dihadiri oleh masyarakat setempat dari bentuk pesan tersebut dapat
yaitu ibu-ibu yang bergotong royong diterjemahkan oleh masing-masing
mempersiapkan makanan di dapur, individu lalu diberi nilai dan makna
sedangkan dalam acara syukuran di atas setiap pesan yang disampaikan.
hadiri oleh Bapak-bapak selaku Bahasa memiliki pesan dalam
masyarakat setempat dan Para Ulama menyatukan para penutur sebagai
dan Pemangku Adat Desa Pelangko. anggota sebuah masyarakat tutur atau
sekelompok budaya. Bahasa
Partisipan dalam Tradisi Thugun
merupakan sarana atau media yang
Mandi
digunakan untuk menyampaikan
Dalam tradisi thugun mandi pesan berupa informasi kepada orang
bayi yang paling utama adalah lain agar orang tersebut dapat
keluarga bayi, seperti ayah, ibu, memahami makna sehingga tujuan
kakek, nenek , kakak, kerabat dapat tercapai.
keluarga dan masyarakat.
Pada acara Thugun mandi
Keluargalah yang mempersiapkan
bayi di Desa Pelangko sangat jelas
segala keperluan acara thugun mandi
terlihat bahwa pesan nonverbal lebih
bayi, seperti sesajen dan
nampak pada saat sang Dukun
perlengkapan hidangan makan
kampung melakukan prosesi
bersama di lakukan dengan
pemandian bayi seperti Dukun
bergotong royong antara ibu-ibu
memasangkan jimat pada tangan bayi
masyarakat Desa Pelangko. Serta
dan kaki bayi dengan membaca doa
acara selanjutnya adalah syukuran
yang di keluarkan dalam ungkapan
dan pemberian nama bayi yang
rahasia atau hanya dalam hati saja,
dihadiri oleh para tamu seperti
dan selanjutnya pada saat Dukun
Pemangku Adat, ulama, dan
memberikan bayi dengan limau suci
masyarakat setempat.
(Air suci dari limau purut), dan pada
Peran keluarga dalam thugun saat bayi mulai dimandikan di sungai
mandi sangat terlihat jelas, bahwa dan dukun membagikan sisampek
menunjukan keakraban antara kedua (berisikan jajanan ringan,uang logam
belah pihak dan agar lebih dan lain-lain), saat bayi di berikan
harmonisan antar keluarga bahkan parasopan atau pengasapan dari
masyarakat pun ikut berpartisipasi kemenyan, dan pesan verbal ketika
dalam thugun mandi seperti para tamu bapak-bapak membacakan
bergotong royong membantu masak pantun sebelum makan dan lantunan
didapur untuk makan para tamu dan doa syukuran atas pemberian nama
untuk acara syukuran. Selain itu pun bayi yang dibacakan oleh Ustaz atau
yang ikut hadir dalam syukuran yaitu ulama yang di tuakan.
para ulama, pemangku adat, dan
Prosesi dalam thugun mandi
tokoh-tokoh masyarakat sekitarnya.
yang dilantukan dukun pada bayi
Bentuk Pesan dalam Tradisi
serta melantunkan doa-doa dan
Thugun Mandi
mantra-mantra merupakan bagian
dari bentuk pesan nonverbal selain

9
itu acara syukuran yang di 1) Pemasangan gelang bayi
sampaikan Pemangku Adat berupa (Jimat)
pantun dan doa selamatan merupakan 2) Prosesi pemandian bayi
bentuk pesan verbal atau 3) Membagikan sisampek
disampaikan langsung. 4) Pengasapan (Parasopan)
5) Acara syukuran atau Doa
Isi Pesan dalam Tradisi Thugun selamatan bayi
Mandi
Kaidah Interaksi (rules of
Isi pesan merupakan salah interaction) dalam Tradisi Thugun
satu informasi yang disampaikan Mandi
komunikator kepada komunikan
yang isinya dapat berupa ilmu Kaidah interaksi dalam tradisi
pengetahuan, hiburan, informasi, thugun mandi di Desa Pelangko
nasihat, atau propaganda. Waktu, Kecamatan Kelayang Kabupaten
tempat dan ruang merupakan bagian Indragiri Hulu, yaitu :
peristiwa didalam sebuah
kebudayaan sangat menentukan apa 1. Kaidah interaksi pada saat
yang disampaikan oleh komunikator sang dukun akan memulai
kepada komunikannya. Hal tersebut acara thugun mandi bayi,
baik berupa isi pesan secara verbal dimana orang tua bayi
maupun nonverbal. Dalam setiap mengharapakan atau
Rangkaian tradisi thugun mandi permohonan kepada dukun
terdapat isi pesan didalamnya mulai agar sang bayi diberikan doa-
dari Pemasangan gelang (Jimek) doa dan mantra.
pada bayi yang berisikan sebagai 2. Kaidah interaksi pada saat
perlindungan untuk bayi agar sang dukun menggarak bayi
dijauhkan dari gangguan roh jahat thugun ke sungai atau thugun
(unsur magis). mandi dihalaman rumah. Dan
diiringi oleh keluarga serta
Adapun prosesi selanjutnya para ibu-ibu undangan dan
dalam acara thugun mandi adalah anak-anak. Dan pada saat
acara tasyakuran atau doa selamatan membagikan sisampek.
atas kelahiran sang bayi yang telah 3. Kaidah interaksi pada saat
siap melakukan prosesi thugun acara syukuran yaitu terdapat
mandi. Biasanya syukuran ini di berupa para tamu dan Tuan
hadiri oleh Pemangku Adat, Para rumah saling bersalaman,
Ulama, dan masyarakat setempat. menunjukan saling
Dalam syukuran ini akan di bawakan menghargai dan keramahan,
atau disampaikan oleh Pemangku serta kaidah interaksi pada
Adat atau orang yang di tuakan saat dukun memberikan doa-
dalam acara tersebut. doa, mantra dan pada saat
ulama, Pemangku Adat
Urutan Tindak dalam Tradisi berdoa bersama.
Thugun Mandi 4. Kaidah interaksi pada saat
bertutur harus taat dan patuh
Pada acara thugun mandi bayi
terhadap adat sehingga sesuai
yang terjadi dan berlangsung terdapat
dengan norma-norma adat
urutan tindakan seperti halnya :
yang berlaku dalam adat.

10
Norma-norma Interpretasi dalam Dalam prosesi thugun mandi
Tradisi Thugun Mandi bayi di Desa Pelangko tindak
komunikatif yaitu sebuah bentuk
Dalam tradisi Thugun Mandi permohonan, pernyataan dan
yang terdapat norma-norma dan perintah seperti halnya Dukun yang
nilai-nilai yaitu pada saat memulai berperan dan bertugas untuk
acara thugun mandi bahwa Tuan memandikan bayi untuk pertama
rumah menyampaikan maksud dan kalinya turun ke sungai dan
tujuan acara tersebut. diberikan doa-doa serta mantra
mempersilahkan para tamu untuk dengan khusuk agar bayi
duduk dan bersalaman dengan para mendapatkan keberkahan. Selain itu
tamu merupakan norma-norma Pemangku Adat juga memberikan
dalam thugun mandi. Setelah itu Pantun sebagai penghantar acara
barulah acara syukuran dilanjutkan selanjutnya yaitu untuk acara makan
oleh Pemangku Adat. bersama yang telah dipersiapkan oleh
tuan rumah bayi dan berbalas pantun
Pada acara thugun mandi
agar acara tidak sunyi dan bertujuan
mencerminkan nilai-nilai keseharian
untuk membuat lelucon canda tawa
yang berlaku didalam masyarakat
para tamu. Setelah makan bersama
Desa Pelangko. Adapun bentuk
selesai maka para tamu beristrahat
pesan dalam acara thugun mandi
sejenak dan dilanjutkan acara
bayi yang merupakan norma-norma
syukuran bayi yang telah dimandikan
yang mengandung nilai-nilai budaya
sang Dukun dan pemberian nama
dalam thugun mandi :
dengan membacakan Doa selamatan
1. Nilai Kesopanan oleh Ulama atau Ustadz.
2. Nilai solidaritas
Dalam acara syukuran
3. Nilai taat dan patuh pada
tersebut Pemuka Adat atau pun para
agama dan adat..
Ulama yang sudah terbiasa dengan
Tindak Komunikatif dalam membawakan acara sebelumnya,
Tradisi Thugun Mandi agar acara juga dapat berjalan
dengan lancar, baik harus mahir
Tindak komunikatif biasanya dalam segi berkomunikasi dan fasih
bersifat saling melengkapi dan berkata-kata pada saat membacakan
memiliki keterkaitan yang kuat didepan para tamu. Biasanya yang
dengan interaksi tunggal memimpin acara syukuran ini adalah
(Ibrahim,1994:38). Tindak Pemangku Adat yang akan membuka
komunikatif merupakan bagian yang dengan berbalas pantun dengan salah
paling sederhana dan paling satu tokoh masyarakat atau salah satu
menyulitkan karena tindak tamu atau orang yang sudah mahir.
komunikatif mempunyai perbedaan Selanjutnya Ulama atau ustadz
makna yang sangat tipis dalam kajian ditunjuk untuk melanjutkan Doa
Etnografi Komunikasi (Hymes dalam untuk penutupan acara thugun mandi
Kuswarno,2008:14).Tindakan bayi dan memberikan doa selamatan
Komunikatif merupakan bentuk atas kelahiran bayi tersebut.
perintah, pernyataan, permohonan
dan perilaku nonverbal. Kesimpulan

11
Berdasarkan penelitian yang yang di berikan dukun berupa
telah peneliti lakukan, maka peneliti jimat dan mantra serta doa-
akan memaparkan beberapa analisis doa yang berisikan nasehat,
Etnografi Komunikasi dalam tradisi petuah. Maka thugun mandi
thugun mandi antara lain : bertujuan untuk ungkapan
rasa syukur kepada Allah
1. Situasi thugun mandi di Desa SWT atas rahmat dan karunia
Pelangko Kecamatan nya telah selamat nya
Kelayang Kabupaten kelahiran sang bayi. Dan juga
Indragiri Hulu Provinsi Riau acara ini untuk mempererat
merupakan tradisi yang masih antara keluarga dan
dilakukan oleh masyarakat masyarakat. Setting meliputi
Kelayang. Dalam acara ini waktu, waktu yang tepat yang
dihadiri oleh keluarga baik sering digunakan dalam acara
pihak ayah dan ibu bayi serta thugun mandi yaitu
mengundang masyarakat berlangsung pada pagi hari
setempat. Dan dilakukan sekitar pukul 08.00 WIB
dirumah orang tua bayi. yang bertempatan dirumah
2. Peristiwa komunikatif thugun orang tua Ibu Lia Amelia dan
mandi meliputi tipe peristiwa. Bapak Aab Dwi Plasmana di
Tipe peristiwa dalam thugun Desa Pelangko Kecamatan
mandi merupakan tipe salam, Kelayang Kabupaten
permohonan, dan pantun serta Indragiri Hulu Provinsi Riau,
doa-doa, mantra yang pada tanggal 11 November
dilantunkan oleh sang Dukun 2016, acara dimulai pada
bayi dan oleh Pemangku Adat pukul 08.00 WIB sampai
dan Ulama atau orang yang selesai. Partisipan dalam
dituakan. Topik dalam acara acara thugun mandi yang
thugun mandi merupakan utama adalah keluarga bayi
untuk meresmikan dan dan kerabat keluarga baik
memperkenalkan kepada dari pihak ayah dan ibu bayi
masyarakat bahwa telah ikut dalam thugun mandi
bertambahnya anggota tersebut. serta para tamu
keluarga, dan untuk ungkapan undangan seperti Pemangku
rasa syukur kepada Allah Adat, ulama, ustaz dan
SWT dan juga untuk masyarakat baik ibu-ibu dan
mempererat tali silaturahmi bapak-bapak. Para tamu yang
yang terjalin antara kedua hadir dalam thugun mandi
belah pihak keluarga bayi dan juga tidak terikat kepada
kepada masyarakat setempat. umur. Bentuk pesan dalam
Tujuan dan fungsi yang acara thugun mandi terdapat
terdapat dalam thugun mandi pesan yang secara verbal dan
adalah untuk mendoakan nonverbal. Isi pesan dalam
sang bayi agar mendapatkan acara thugun mandi terdapat
keberkahan selama hidup dalam setiap prosesi dimana
nya, dan akan menjauhkan sang dukun mulai acara
bayi dari gangguan roh jahat thugun mandi, seperti
serta akan melindungi bayi pemasangan jimat kepada

12
bayi mengandung isi pesan acara berbalas pantun dari
tersendiri yang dilantukan Pemangku Adat dengan Tuan
mantra melalui jimat atau rumah atau orang yang
gelang bayi,sebagai dituakan yang ikut hadir.
pelindung atau penjaga bayi Baru lah doa selamatan yang
agar tidak mudah sakit serta dipimpin oleh Ulama atau
agar jauh dari gangguan hal Ustadz. Norma-norma
jahat. Adapun acara thugun dalam tradisi thugun mandi
mandi yaitu proses terdapat norma nilai
pemandian bayi disungai atau kesopanan, gotong royong
dihalaman rumah agar sang dan saling menghargai, nilai
bayi diresmikan dan untuk taat agama dan adat dan
pembersihan diri bayi yang sebagainya.
baru lahir serta di lantukan 3. Tindak Komunikatif dalam
oleh dukun berupa nasehat, acara thugun mandi , bahwa
petuah dan doa-doa dan seseorang yang memimpin
mantra. Selanjutnya acara acara harus memiliki
thugun mandi yaitu keterampilan dan memahami
tasyukuran yang akan di norma-norma dan nilai-nilai
bawakan oleh Pemangku dalam adat, seperti dukun
Adat dengan memdoakan kamung, Pemangku Adat,
bayi dan meresmikan serta Ulama, dan masyarakat.
pemberian nama bayi, ini Setiap prosesi dimana
merupakan suatu ungkapan memiliki peran masing-
rasa syukur kepada Allah masing dalam acara thugun
Swt. Urutan tindak dalam mandi, dukun kampung harus
thugun mandi adalah pada lebih pengalaman dan sudah
prosesi awal bayi melakukan paham dalam thugun mandi,
pemasangan gelang dan dan Pemangku Adat dan
proses syukuran yang ulama harus mahir dalam
dilakukan pada siang hari. memimpin acara syukuran
Kaidah interaksi dalam dan membaca doa. Sehingga
thugun mandi terdapat dalam acara tersebut dapat mencapai
saat dukun kampung tujuan dan maknanya
melakukan ritual-ritual pada bersama serta untuk bayi itu
bayi. Setiap prosesi nya sendiri. Agar bayi
dukun membacakan dan mendapatkan doa-doa dan
memberikan lantunan berupa agar baik tumbuh menjadi
nasehat, petuah, doa-doa dan anak yang sholeha dan
mantra kepada bayi. Adapun berbakti kepada orang tua dan
dalam acara thugun mandi bangsa.
yaitu syukuran, dimana
pembukaan langsung oleh DAFTAR PUSTAKA
Pemangku Adat yang
Alwasilah, Ahmad. 2002. Pengantar
menyampaikan tujuan dan
Apresiasi Karya Sastra. Jakarta:
maksud tuan rumah
Sinar Baru
mengundang di acara thugun
mandi tersebut, melanjutkan

13
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Liliweri, Alo. 2002. Gatra Gatra
Penelitian : Suatu Pendekatan Komunikasi Antarbudaya.
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Yogyakarta: Pustaka Remaja
Brown, Gillian dan George Yule.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi
Ariftanto dan Maimunah. 1988. Penelitian Kualitatif.
Kamus Istilah dan Tata Bahasa Bandung: Remaja
Indosesia. Jakarta: Rineka Cipta. Rosdakarya
Aw, Suranto. 2010. Komunikasi Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu
Sosial Budaya. Yogyakarta : Komunikasi Suatu Pengantar.
GRAHA ILMU Bandung: Remaja Rosdakarya.
______. 2001. Metodologi Penelitian
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Kualitatif ; Paradigma Baru Ilmu
Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Komunikasi dan ilmu Sosial
PT Raja Grafindo Persada. Lainnya. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Cangara, Hafied H. 2006.
______. 2004. Ilmu
Metodologi Penelitian
Komunikasi;suatu Pengantar.
Kualitatif. Jakarta: Kencana
Bandung: Remaja Rosdakarya
Persada
Maran, Rafael Raga. 2007. Manusia
Chaer, Abdul .1994. Linguistik dan Kebudayaan: Dalam
Umum. Jakarta: Renika Cipta. Perspektif Ilmu Budaya
dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi, Onong Uchjana. 2006. Ilmu
Komunikasi : Teori dan Praktek. Patilima, Hamid, 2005. Metode
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Garna Judistira K. 1996. Ilmu-ilmu
Sosial Dasar Konsep, Posisi, Rahkmat, Jalaludin, 2001. Metode
Bandung : Penelitian Komunikasi. Bandung:
Rosdakarya
Ibrahim, Syukur. 2008. Panduan
Penelitian Etnografi Komunikasi. Setiadi, Elly dkk. 2008. Ilmu Sosial
Surabaya: Usaha Nasional. dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana

Kuswarno, Engkus. 2006. “Tradisi Saville, Muriel., Troike. 2003. The


fenomenologi pada penelitian Ethnography of Communication: An
komunikasi kualitatif: sebuah Introdution (Third Edition). London:
pengalaman akademis”. Jurnal. Blackwell Publishing.
Bandung: Unisba.
Spradley, James p. 1997 . Metode
Kriyantono, Rahmat. 2008. Teknik Etnografi , Penerjemah : Misbah
Praktis Riset Komunikasi. Zulfa Elizabeth, Tiara Wacana,
Jakarta: Kencana Prenada Yogyakarta.
Media Grioup
Rahyono, F.X. 2009. Kearifan
Koentjaraningrat, 1970. Manusia dan Budaya dalam Kata. Jakarta :
kebudayaan Indonesia. Wedatama Widyasastra.
Djakarta: Djambatan.

14
Suparlan, Parsudi . 2004. Provinsi Riau”. Jurnal.
Masyarakat dan kebudayaan Pekanbaru: Universitas Riau.
perkotaan : perspektif Antropology
perkotaan .Cetakan I :Jakarta : Internet :
Yayasan Pengembangan Kajian ilmu (http://wartasejarah.blogspot.co.id/20
kepolisian. 15/05/budaya-melayu-di-
Sobur, Alex. 2013. Filsafat kelayang.html diakses jam 18.40
Komunikasi Tradisi dan Metode tanggal 28 september 2016).
Fenomenologi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Tunner, Lynn H. Dan West Richard.
2008. Pengantar Teori Komunikasi ;
Analisis dan Aplikasi (edisi 3 buku
1). Jakarta: Salemba
____________ . 2008. Pengantar
Teori Komunikasi ; Analisis dan
Aplikasi (edisi 3 buku 2). Jakarta:
Salemba.
West, Richard & Turner H. Lynn.
2008. Pengantar Teori
Komunikasi: Analsis dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba
Humanika
Wijana, I Dewa Putu, Muhammad
Rohmadi. 2012.
Sosiolinguistik: Kajian Teori
dan Analisis. Yokyakarta :
Pustaka Pelajar.
Yasir, 2009. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Pekanbaru:
Pusat Pengembangan
Pendidikan Universitas Riau

Sumber Lain
Skripsi:
Neno Lestari, 2016. “ Etnografi
Komunikasi dalam tradisi Ayun
Budak Pada Adat Melayu di Kota
Dumai Provinsi Riau.”

Husmiwati, Kurnia. 2015. “Pemolaan


Komunikasi Tradisi
Basiacuang sebagai Bentuk
Kearifan Lokal dalam
Upacara Pernikahan
Masyarakat Melayu Kampar

15

You might also like