7527 31152 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Islamic Communication Journal vol 6, no 2 (2021):233-249, doi.org/10.21580/icj.2021.6.2.

7527
2541-5182 (print); 2615-3580 (online), http://journal.walisongo.ac.id/index.php/icj

Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah


perbatasan Indonesia-Malaysia pada masa kerajaan

Zakaria Efendi*
IAIN Pontianak

Abstract: As is known, the border area of Indonesia and Malaysia in West Kalimantan is an area that is
included in the underdeveloped, outermost, and leading (3T) areas. At some points in the border area,
Islam has become a religion embraced by minority communities because the indigenous people who
live come from the Dayak tribe who do not embrace Islam. However, at other border points, Islam
became the majority religion, such as in the Sambas border area, because there was an Islamic
kingdom, namely the Sambas Sultanate. Islam is present in the border area can not be separated from
the influence of the Islamic Kingdom in West Kalimantan in the past. Therefore, this study aims to
describe the communication of da'wah broadcasting in the history of Islamization at the border using
communication analysis, while the approach method uses descriptive qualitative methods. The results of
the study: (1) the history of the development of Islam in border areas cannot be separated from the role
of Islamic da'wah carried out by Islamic kingdoms in West Kalimantan, (2) the Islamic Kingdom became
the most contributing media in broadcasting Islam in the past, the influence of The Islamic Kingdom in
West Kalimantan still remains today, 3) Political and economic power in the Islamic Kingdom is the most
effective medium used in carrying out the Islamization mission in West Kalimantan to the border areas.
The conclusion of this study is that the Islamic kingdoms in West Kalimantan played a role as a medium
in the process of developing Islam in West Kalimantan and border areas, the power in the kingdom
became a very influential medium in the success of broadcasting Islam. So that Islam becomes a
religion that is embraced by the majority of people at several border points.
Keywords: borders, da'wah broadcasting, history, islamic kingdom, islamization.

Abstrak: : Seperti diketahui daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantan Barat merupakan
daerah yang termasuk dalam daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T). Pada beberapa titik wilayah
perbatasan, Islam menjadi agama yang di anut oleh masyarakat minoritas karena penduduk asli yang
bermukim berasal dari Suku Dayak yang tidak memeluk agama Islam. Namun pada titik perbatasan
yang lain Islam menjadi agama mayoritas, seperti di daerah perbatasan Sambas, karena di sana
terdapat kerajaan Islam yaitu Kesultanan Sambas. Islam hadir di daerah perbatasan tidak terlepas dari
pengaruh Kerajaan Islam di Kalimantan Barat pada masa lalu. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah Islamisasi di perbatasan
menggunakan analisis komunikasi, sedangkan metode pendekatan menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Hasil dari penelitian : (1) sejarah perkembangan Islam di daerah perbatasan tidak dapat
dipisahkan dari peran dakwah Islam yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan Barat,
(2) Kerajaan Islam menjadi media yang paling berkontribusi dalam menyiarkan agama Islam di masa
lalu, pengaruh Kerajaan Islam di Kalimantan Barat masih tersisa sampai saat ini, 3) Kekuasaan politik
dan ekonomi dalam Kerajaan Islam menjadi media yang paling efektif digunakan dalam melalukan misi
Islamisasi di Kalimantan Barat sampai ke daerah perbatasan. Kesimpulan penelitian ini bahwa
kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan Barat berperan sebagai media dalam proses perkembangan
Islam di Kalimantan Barat dan daerah perbatasan, kekuasaan dalam kerajaan menjadi media yang
sangat berpengaruh dalam kesuksesan menyiarkan agama Islam. Sehingga agama Islam menjadi
agama yang di anut oleh mayoritas masyarakat di beberapa titik perbatasan.
Kata kunci: islamisasi, kerajaan Islam, penyiaran dakwah, perbatasan, sejarah.

*
Corresponding Author: Zakaria Efendi | zakariaefendi198@yahoo.co.id | IAIN Pontianak, Jl.
Letjend Suprapto No. 14, Benua Melayu Darat, Kota Pontianak, Indonesia
Received 08 February 2021, Revised 25 November 2021, Accepted 04 December 2021, Available
online 25 December 2021

Copyright© 2021 Islamic Communication Journal 233


Pendahuluan ditempuh selama kurang lebih tujuh jam,
dan wilayah perbatasan di kabupaten
Pulau Kalimantan menjadi pulau tersbesar
Kapuas Hulu menjadi daerah perbatasan
ketiga di dunia yang terbagi menjadi tiga
yang paling jauh dengan jarak tempuh
negara yaitu, Indonesia, Malaysia, dan
lebih dari sepuluh jam.
Brunei Darussalam. Dalam negara
Malaysia, wilayah yang menjadi bagian
Islam menjadi agama mayoritas di
dari pulau Kalimantan adalah negara
beberapa titik perbatasan seperti di daerah
bagian Sarawak. Sedangkan dalam Negara
perbatasan Sambas dan Kapuas Hulu,
Indonesia, Pulau Kalimantan sendiri
Islam menjadi agama mayoritas yang di
terbagi menjadi empat Provinsi yaitu,
anut oleh masyarakat yang berasal dari
Kalimantan barat, Kalimantan selatan,
Suku Melayu, suku Dayak yang sudah
Kalimantan timur, dan Kalimantan utara.
memeluk Islam dan berbagai suku
Bagi masyarakat Malaysia dan Brunei,
pendatang. Namun pada titik-titik
Pulau Kalimantan lebih dikenal dengan
perbatasan yang lain, seperti di Kecamatan
sebutan pulau Borneo, sedangkan nama
Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang,
Kalimantan digunakan dan dikenal luas
Kecamatan Entikog Kabupaten Sanggau,
oleh masyarakat Indonesia untuk
Kabupaten Sintang, dan Kecamatan Badau
menyebut wilayah dari Pulau Borneo yang
di Kabupaten Kapuas Hulu Islam menjadi
menjadi bagian dari Negara Kesatuan
keyakinan yang dianut oleh masyarakat
Republik Indonesia.
minoritas karena memang penduduk asli
yang bermukim di sana berasal dari suku
Wilayah Kalimantan Barat memiliki garis
Dayak yang belum memeluk Islam dan
perbatasan darat terpanjang yang
identik dengan pemeluk agama Kristen
berbatasan langsung dengan Malaysia di
dan Katolik.
bagian Sarawak. Wilayah perbatasan
Indonesia membentang dari Kabupaten Islam bisa menjangkau daerah perbatasan
Sambas, Kabupaten Bengkayang, di wilayah Kalimantan Barat tentu tidak
Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, terlepas dari perjuangan para penyiar Islam
dan Kabupaten Kapuas Hulu. Wilayah di masa lalu. Jika melihat wilayah
perbatasan ini pada umumnya masih perbatasan yang terletak jauh dari daerah-
termasuk dalam daerah terluar, terdepan, daerah strategis pada masa kerajaan, hal
dan tertinggal (3T). Jarak antara ini menunjukkan kesuksesan perjuangan
perbatasan dengan ibu kota provinsi para penyiar Islam yang mampu
Kalimantan Barat yaitu kota Pontianak menjangkau wilayah perbatasan. Islam
cukup jauh. Kabupaten Sambas bisa masuk ke Indonesia dengan cara damai
ditempuh dengan menggunakan jalur darat disertai dengan jiwa toleransi dan saling
dengan waktu tempuh sekitar enam jam, menghargai antara penyebar dan pemeluk
perbatasan di daerah kabupaten agama baru dengan penganut-penganut
Bengkayang bisa ditempuh selama kurang agama lama (Hindu-Budha). Ia dibawa
lebih tujuh jam, perbatasan di daerah oleh pedagang-pedagang Arab dan Gujarat
Kabupaten Sanggau bisa ditempuh dengan dari India yang tertarik dengan rempah-
waktu kurang lebih tujuh jam, perbatasan rempah. Kemudian mereka membentuk
di daerah Kabupaten Sintang bisa koloni-koloni Islam yang ditandai dengan

234 Islamic Communication Journal Vol 6, No 2 (2021)


kekayaan dan semangat dakwahnya (Ajid Selain kerajaan Khadriyah di Pontianak
Thohir, 2009). yang berkuasa kemudian menyebarkan
Islam di Kalimantan Barat, masih terdapat
Sejarah merupakan semua kejadian atau kerajaan-kerajaan Islam lain di Kalimantan
peristiwa masa lalu. Sejarah untuk Barat yang kemudian menyiarkan Islam
memahami perilaku masa lalu, masa hingga ke pedalaman-pedalaman
sekarang dan masa yang akan datang Kalimantan Barat. Kerajaan tersebut antara
(Abdullah, 1985). Henry Steele Commager lain adalah Kerajaan Sambas, Kerajaan
berpendapat bahwa Sejarah merupakan Jongkong (Embau), Kerajaan Sintang dan
rekaman keseluruhan masa lampau, kerajaan-kerajaan lainnya. Sehingga
kesusastraan, hukum, bangunan, pranata dengan keberadaan kerajaan-kerajaan
sosial, agama, dan filsafat. Sedangkan Islam di Kalimantan Barat tersebut Islam
Moh. Hatta berpendapat bahwa Sejarah dengan pesat menyebar diseluruh wilayah
adalah pemahaman masa lalu yang Kalimantan Barat. Sehingga pada masa
mengandung berbagai dinamika dan kejayaan Islam di Kalimantan Barat, Islam
problematika manusia (Hardjasaputra A. berkuasa mengatur segala bentuk
Sobana, 2008). pemerintahan, sehingga dengan kekuasaan
yang besar, dakwah di masa lalu dapat
Sejarah perkembangan agama Islam di dengan mudah untuk mempengaruhi dan
Indonesia sejak abad ke 12, dikembangan mengajak masyarakat di pedalaman untuk
oleh para pedagang Islam yang berasal dari memeluk Islam (Efendi, 2017).
Negeri Arab melalui India ke Asia
Tenggara, yaitu dari Aceh, Sumatera, Dengan memahami jalur penyebaran
Malaka, dan terus ke pantai utara Jawa, agama Islam di Kalimantan Barat hingga
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku (Ansar sampai ke daerah perbatasan yang terletak
Rahman, 2000). Para penyiar Islam datang jauh dari daerah-daerah strategis yang
ke Kalimantan sambil berdagang menjadi pusat-pusat kerajaan Islam di
menyusuri sungai-sungai besar di masa lalu, maka penelitian ini bertujuan
Kalimantan. Secara berangsur-angsur untuk pertama, mendeskripsikan
pengaruh Islam masuk ke seluruh wilayah bagaimana peran kerajaan-kerajaan Islam
Kalimantan. Di Kalimantan Timur dalam menyiarkan agama Islam, sehingga
misalnya, masuknya agama Islam di Islam berhasil diterima dan menjadi
daerah ini ternyata tidak hanya dibawa keyakinan yang di anut oleh masyarakat di
oleh penyiar dari Gresik saja melainkan daerah perbatasan.
dari Bugis. Demikian pula di Kalimantan
Barat, datangnya pengaruh Islam berasal Kedua, dengan memahami sejarah
dari Palembang dan Semenanjung Malaka. perkembangan Islam di Kalimantan Barat
Di Kalimantan Tengah, agama Islam karena faktor keberadaan kerajaan-
masuk melalui para pedagang Melayu. kerajaan Islam di masa lalu, maka
Mereka sambil berdagang sekaligus penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
menyiarkan agama Islam. Hal tersebut apa saja yang menjadi media dakwah para
terjadi sekitar abad ke-16 (Musni penyiar Islam pada masa kerajaan dan
Umberan, 1994). metode apa saja yang digunakan para

Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah perbatasan . . . 235


penyiar Islam pada masa kerajaan dalam berasal dari berbagai daerah, jamaah
melakukan dakwah Islam. tabligh, dan TNI yang dulu ditugaskan
untuk menjaga kedaulatan Indonesia dari
Ketiga, perkembangan Islam di konfrontasi Malaysia.
Kalimantan Barat telah melalui perjalanan
panjang, hal ini karena memang daerah Kedua, penelitian tentang “Pelajaran
geografis Kalimantan Barat terdiri dari Sejarah Islamisasi melalui metode resitasi
daerah hutan dan banyak di lalui sungai- dengan objek “keraton kadriah pontianak”
sungai besar dan kecil. Penduduk awal (Rivasintha, 2015). Penelitian ini mengkaji
Kalimantan Barat juga dikenal sebagai Keraton Khadriah di Pontianak sebagai
orang-orang yang belum mengenal Islam. objek pelajaran agama Islam. dalam
Sehingga penelitian ini bertujuan untuk penelitian ini juga dijelaskan bagaimana
mengetahui bagaimana jalur dakwah Islam Kesultanan Kadriah di Pontianak berdiri
di Kalimantan Barat pada masa kerajaan dan bagaimana perannya dalam kontribusi
dan faktor apa saja yang menjadikan Menyebarkan agama Islam di Kota
dakwah Islam pada masa kerajaan berhasil Pontianak hingga menyebar ke seluruh
dan kebudayaan Islam yang di tinggalkan wilayah Kalimantan Barat. Kerajaan Islam
kerajaan Islam masih tersisa sampai berupa Kesultanan di masa lalu
sekarang. berkontribusi besar bagi pembangunan
peradaban masyarakat di daerahnya, dalam
konteks ini dijelaskan bagaimana Islam
Tinjauan pustaka
dapat menjadi agama yang dipeluk oleh
Tinjauan pustaka sangat penting dilakukan mayoritas masyarakat Pontianak dan
bagi peneliti guna memperoleh bahan membawa Islam hingga ke pelosok daerah
acuan untuk mengembangkan penelitian. di Kalimantan Barat.
Hasil penelusuran peneliti terkait
komunikasi penyiaran dakwah dan sejarah Metode
Islam di Kaimantan Barat dari berbagai
Dengan melakukan pengamatan,
riset karya tulis ilmiah sebagai bahan
observasi, dan wawancara dengan
pertimbangan dan referensi bagi peneliti,
masyarakat di daerah perbatasan Sambas,
diantaranya adalah:
perbatasan Jagoi Babang, perbatasan
Sintang, perbatasan Entikong, dan
Pertama, penelitian tentang “Penyiaran
perbatasan Badau dan melihat realitas
Islam di daerah perbatasan “Badau”
keIslaman yang unik dan menjadi
Indonesia-Malaysia” (Efendi, 2017).
keyakinan yang di anut oleh masyarakat di
Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana
sana. Sehingga hal tersebut menjadi modal
Penyiaran Islam dilakukan di daerah
bagi penulis untuk mengembangkan
perbatasan Badau yang terletak jauh dari
pengalamannya disertai dengan sumber
ibukota provinsi Kalimantan Barat,
referensi yang jelas menjadi sebuah tulisan
Pontianak. Perkembangan Islam di daerah
ilmiah dengan tujuan sebagai kontribusi
perbatasan Badau terjadi bukan karena
untuk menambah referensi mengenai
faktor teknologi penyiaran, melainkan
sejarah perkembangan Islam di
karena dakwah yang dilakukan oleh para
pendatang seperti, ulama-ulama yang

236 Islamic Communication Journal Vol 6, No 2 (2021)


Kalimantan Barat pada umumnya dan Hasil dan diskusi
daerah perbatasan khususnya.
Penelitian Komunikasi Penyiaran Dakwah
dalam sejarah Islamisasi di daerah
Penelitian ini ditulis menggunakan analisis
perbatasan Indonesia dan Malaysia pada
komunikasi dengan tujuan untuk
masa kerajaan dilakukan pembahasan oleh
menjelaskan unsur-unsur komunikasi
peneliti dengan cara menguraikan
dalam sejarah dakwah kerajaan-kerajaan
keterkaitan antara teori maupun konsep
Islam di Kalimantan Barat dalam
dengan hasil penelitian yang telah
melakukan Islamisasi hingga ke daerah
dilakukan melalui observasi, wawancara,
perbatasan Indonesia dan Malaysia.
dan studi literatur.
Sedangkan pendekatan dilakukan dengan
metode kualitatif, Menurut Bogdan dan
1. Gambaran umum daerah Perbatasan
Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong,
“metodologi kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data Kalimantan Barat adalah provinsi di Pulau
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau Kalimantan, Indonesia dengan ibu kota
lisan dari orang-orang dan perilaku yang provinsi Pontianak. Di lansir dari
dapat di amati” (Moleong, 2015). Menurut kalbarprov.go.id Provinsi Kalimantan
(Sukmadinata, 2013), bahwa “penelitian Barat terletak di bagian barat pulau
kualitatif (Qualitative research) adalah Kalimantan atau di antara garis 2o08 LU
suatu penelitian yang ditujukan untuk serta 3005 LS serta di antara 108o0 BT
mendeskripsikan dan menganalisis dan 114o10 BT pada peta bumi.
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, Berdasarkan letak geografis yang spesifik
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran ini maka, daerah Kalimantan Barat tepat
orang secara individual maupun dilalui oleh garis Khatulistiwa, tepatnya di
kelompok”. atas kota Pontianak. Karena pengaruh letak
ini pula, maka Kalimantan Barat adalah
Dengan menggunakan metode analisis dan salah satu daerah tropis dengan suhu udara
pendekatan di atas penulis berharap dapat cukup tinggi serta diiringi kelembaban
menghasilkan artikel yang baik dengan yang cukup tinggi.
didukung data dan berbagai sumber
referensi dengan tujuan agar masyarakat Ciri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa
luas mendapat wawasan mengenai wilayah Kalimantan Barat termasuk salah
perkembangan Islam di Kalimantan Barat satu provinsi di Indonesia yang berbatasan
sampai di daerah perbatasan sebagai langsung dengan negara asing, yaitu
daerah 3T. Selain itu, penulis berharap dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia
dengan hadirnya artikel ini juga turut Timur. Bahkan dengan provinsi ini, maka
menjadi sumber informasi dan tambahan daerah Kalimantan Barat kini merupakan
referensi yang berkaitan dengan sejarah satu-satunya provinsi di Indonesia yang
dan komunikasi penyiaran dakwah di secara resmi telah memiliki akses jalan
daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia. darat untuk masuk dan keluar dari negara
asing. Hal ini dapat terjadi karena antara
Kalimantan Barat dan Sarawak telah
terbuka jalan darat antar negara. Akses

Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah perbatasan . . . 237


jalan tersebut adalah Pontianak, Entikong, baik oleh masyarakat di wilayah
Kuching (Sarawak, Malaysia) sepanjang perbatasan itu sendiri, pemerintah daerah
sekitar 400 kilometer dan dapat di tempuh perbatasan, dan pemerintah pusat di
sekitar enam sampai delapan jam Jakarta serta masyarakat Indonesia secara
perjalanan (kalbarprov.go.id : 2021). umum sebagai bagian dari masyarakat
Internasional. Setidaknya ada beberapa
Selain Pos penyeberangan yang ada di argumen yang mendukung pernyataan
Entikong sebagai jalur penyeberangan mengenai pentingnya kajian masyarakat
lintas negara yang resmi, Kalimantan barat lokal di perbatasan.
juga memiliki Pos Lintas Batas Negara
yang digunakan untuk melakukan Pertama, daerah perbatasan adalah wilayah
penyeberangan lintas negara di beberapa strategis yang menjadi wajah sebuah
titik perbatasan yang lain. Seperti di negara, dalam hal ini Negara Kesatuan
perbatasan Sambas terdapat PLBN Betiong Republik Indonesia (NKRI), karena
sebagai jalur resmi penyeberangan lintas wilayah-wilayah tersebut menjadi pintu
negara dan juga terdapat PLBN Badau masuk bagi warga asing atau pihak luar
yang terdapat di kecamatan Badau, Kapuas lainnya yang berkepentingan masuk ke
hulu. wilayah NKRI.

PLBN menjadi jalur resmi penyeberangan Kedua, masyarakat perbatasan yang ada di
lintas negara yang digunakan baik oleh wilayah NKRI cenderung masuk dalam
masyarakat Indonesia yang ingin kategori masyarakat yang tertinggal dari
menyeberang ke Malaysia dan juga berbagai aspek pembangunan. Ketiga,
digunakan oleh masyarakat Malaysia yang kajian mengenai masyarakat lokal di
ingin menyeberangan ke Indonesia. Jauh wilayah-wilayah perbatasan di Indonesia
melihat kebelakang sebelum Pulau Borneo belum terlalu menggembirakan baik dari
terpecah menjadi tiga negara, khususnya segi jumlah maupun dari segi dampak
terpisahnya Kalimantan barat dengan hasil kajian yang berupa aksi paska kajian.
Sarawak, masyarakat disana memiliki
hubungan yang erat karena memang Seperti yang tercantum dalam Undang-
masyarakat asli yang mendiami wilayah di undang Republik Indonesia Nomor 43
perbatasan baik dari Indonesia dan juga Tahun 2008 dan Peraturan Badan Nasional
Malaysia memiliki rumpun suku yang Perbatasan Negara Nomor 1 Tahun 2015
sama. Suku Melayu dan Suku Dayak bahwa kawasan perbatasan adalah bagian
menjadi masyarakat asli yang mendiami dari wilayah yang terletak pada sisi dalam
wilayah perbatasan baik di wilayah sepanjang batas wilayah Indonesia dengan
Kalimantan barat dan juga di wilayah negara lain, dalam hal batas wilayah
Sarawak Malaysia. negara di darat, kawasan perbatasan berada
di kecamatan. Merujuk pada devinisi di
Marsetio dalam (Prasojo, 2012), atas maka posisi kawasan perbatasan
menjelaskan tentang isu-isu masyarakat memiliki makna yang sangat penting dan
lokal perbatasan di Indonesia adalah tema strategis mengingat letaknya yang
yang selayaknya mendapat perhatian lebih berbatasan dan berhadapan langsung
serius dari berbagai pihak di Indonesia, dengan negara lain (Sudiar, 2015).

238 Islamic Communication Journal Vol 6, No 2 (2021)


fasilitas terpenuhi, mendapat berbagai
Wilayah perbatasan di Kalimantan barat subsidi dari pemerintah, khususnya subsidi
pada umumnya merupakan daerah darat pendidikan, kesehatan dan barang
dan berbukit. Sepanjang garis perbatasan kebutuhan pokok yang lebih murah
juga dominan merupakan perkebunan (minyak, gula, garam, tepung). Keluh
sawit dan juga lahan perkebunan kesah juga sering terdengar dari pegawai
masyarakat setempat. Suku Melayu dan negeri sipil, demikian pula anggota TNI
Suku Dayak tetap mendominasi sebagai dan Polisi, yang sangat sadar bahwa
masyarakat asli dan menjadi mayoritas fasilitas yang didapatkan oleh pegawai dan
yang mendiami wilayah perbatasan apparat Malaysia di daerah perbatasan
disamping masyarakat pendatang dari mencakup gaji yang memadai dan fasilitas
berbagai suku antara lain suku Jawa, suku tempat tingga yang lebih baik (Intan
Bugis, suku Batak, dan lainnya. Namun Pemata Sari, 2014).
meski demikian jumlah pendatang dari
luar daerah yang tinggal menetap di daerah 2. Sejarah singkat Islam di Kalimantan
perbatasan sangat sedikit. Barat

Infrastuktur penunjang kehidupan


Informasi mengenai sejarah perkembangan
masyarakat perbatasan diketahui memang
agama Islam di Kalimantan Barat pada
belum memenuhi dalam konteks sebagai
umumnya belum banyak diketahui oleh
upaya mensejahterakan masyarakat disana.
masyarakat baik di wilayah Kalimantan
Penanda utama dari perbatasan Indonesia
Barat maupun di luar Kalimantan Barat.
dan Malaysia adalah fasilitas jalan raya
Informasi mengenai perkembangan Islam
(Intan Pemata Sari, 2014). Selain jalan
di Kalimantan Barat memang terbilang
raya, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas-
masih sangat sedikit, di tambah lagi minat
fasilitas umum lainnya juga belum
masyarakat sendiri sangat kurang terhadap
mendapat perhatian maksimal dari
sejarah, terutama generasi mudanya. Tidak
pemerintah, hal ini yang menyebabkan
berkembangnya informasi tersebut
kesenjangan masyarakat perbatasan kian
disebabkan oleh banyak faktor, selain
terasa dengan masyarakat tetangga di
faktor-faktor yang disebutkan diatas, juga
Malaysia. Seperti halnya yang dialami oleh
karena kurangnya informasi mengenai
masyarakat di perbatasan Badau,
sejarah Kalimantan Barat dan sejarah
perbedaan kualitas hidup ini menyebabkan
perkembangan agama Islam di Kalimantan
hidup berdampingan dengan negara
Barat (Ajisman, 2016).
Malaysia tidaklah mudah bagi masyarakat
Badau. Mau tidak mau mereka selalu
Padahal, sejarah sangat penting bagi masa
membandinkan fasilitas-fasilitas yang
depan suatu masyarakat, baik sebagai
didapatkan “saudara” mereka diseberang
objek pembelajaran untuk mengantisipasi
dengan apa yang mereka miliki di
berbagai kemungkinan yang akan terjadi
Indonesia. Sering kali mereka merasa iri
dan untuk mengenali bagaimana peradaban
dengan fasilitas-fasilitas yang diberikan
di suatu wilayah dimulai. Sejarah sebagai
oleh Pemerintah Malaysia. Untuk itu,
masa lalu manusia dan seputarnya yang
penduduk Badau seringkali mengatakan
disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi
bahwa menjadi orang Malaysia lebih enak,

Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah perbatasan . . . 239


urutan fakta dengan tafsiran yang memberi mengatakan, Islam mulai menyebar di
pengertian dan kefahaman tentang apa Kalimantan Barat di perkirakan mulai abad
yang berlaku (Gazalba, 1981). ke-16. Ketika kerajaan Hindu Sukadana di
bawah pimpinan rajanya Panembahan
Realitas yang terjadi dalam proses Baruh. Pada masa pemerintahan
pembelajaran sejarah ternyata masih Penembahan Baruh disamping agama
terdapat masalah yang timbul karena guru Islam mulai berkembang di Sukadana,
ataupun dosen sejarah kurang optimal pada saat yang sama Panembahan Baruh
dalam memanfaatkan dan memberdayakan membangun kota baru yakni Matan
sumber pembelajaran. Kegiatan (Ajisman, 2016).
pembelajaran sejarah dan tingkat
universitas cenderung masih berpusat pada Islam datang dan berkembang di
guru (teacher centered), text book Kalimantan Barat sama halnya dengan
oriented, dan monomedia. Dosen perlu masuknya Islam di daerah-daerah lain di
memahami dan mengembangkan serta Indonesia, Islam hadir di Kalimantan Barat
menerapkan metode atau strategi yang di bawa oleh pendatangan dan disebarkan
tepat dalam pelajaran sejarah dengan melalui kekuasaan atau kerajaan. Pada
memperhatikan kelebihan dan kekurangan awal perkembangannya, Islam di
suatu metode pembelajaran (Rivasintha, Kalimantan barat tidak saja disebarkan
2015). dikalangan masyarakat grassproots (akar
rumput) atau rakyat jelata, tetapi juga
Islam masuk di daerah Kalimantan Barat dikalangan bangsawan. Cara yang
nampaknya melalui dua jalur. Para digunakan pada awalnya adalah dengan
pedagang Islam dari Malaka ada yang mengawini putri-putri bangsawan. Syarif
langsung berlayar melewati Selat Karimata Husein mulanya kawin dengan Nyai Tua
menuju ke Kerajaan Tanjung Pura yang putri kerajaan Matan. Belakangan Beliau
memang sudah ada sejak abad XIII. Merut juga kawin dengan Nyai Tengah dan Nyai
keterangan Syahzaman dalam (Ajisman, Bungsu juga dari lingkungan kerajaan
2016), menjelaskan pada abad Matan. Dari Nyai Tua lahir Syarif
kemudiannya karena jalan pelayarannya ke Abdurahman Al-Qadri yang belakangan
daerah Kalimantan Barat ini memang menjadi pendiri Kesultanan Pontianak,
sudah banyak diketahui orang, mereka dari Nyai Tengah beliau memiliki tiga
berlayar menuju kerajaan Sambas yang anak, yaitu Syarifah Aisyah, Syarif Abu
telah di dirikan oleh Raden Sulaiman putra Baikar, dan Syarif Muhammad. Sedangkan
Raja Tengah dari kerajaan Brunei. dari Nyai Bungsu memperoleh tiga anak
Mengingat bahwa Raden Sulaiman ini pula, yaitu Syarif Ahmad, Syarifah
kemudian bergelar Sultan Muhammad Marjanaj, Syarifah Noor. Ketiga istrinya
Syarifudin I, maka dapat mengambil itu bersaudara, namun di kawini secara
kesimpulan bahwa masuknya Islam ke ganti tikar setelah istri yang ada
Sambas yang melewati jalur Selat meninggal(Ansar Rahman, 2000).
Karimata, di Sambas Islam telah masuk
lebih dahu, yaitu dari Brunei Darussalam Begitu juga proses Islamisasi melalui
menyusuri pantai Sarawak. Muhammad pendekatan kepada tokoh penguasa, kalau
Nur Hasan dalam Ajisman (2016) seorang tokoh sudah masuk Islam maka ia

240 Islamic Communication Journal Vol 6, No 2 (2021)


akan mempengaruhi lingkungan sendiri, membawa dan menyebarkan agama Islam
misalnya lingkungan istana kalau ia sampai ke daerah perbatasan.
seorang raja tanpa mempengaruhipun Dengan jarak yang jauh dari pusat-pusat
masyarakat sudah arif bahwa apa yang strategis yang menjadi pusat pemerintahan
dilakukan pemimpinnya adalah hal yang kerajaan Islam di masa lalu juga
baik sehingga mereka beramai-ramai menimbulkan berbagai pertanyaan
berpindah agama. Apalagi tidak jarang raja mengenai bagaimana Islam bisa
atau penguasa memproklamirkan menjangkau daerah perbatasan, bagaimana
kerajaannya sebagai kerajaan Islam. Salah cara dakwah yang dilakukan oleh para
satu kerajaan Islam yag cukup berkembang penyiar Islam pada masa itu. Dalam
dan tersbesar di daerah Kalimantan Barat konsep Islam sendiri, komunikasi
adalah kerajaan Pontianak. Kerajaan ini merupakan proses yang bersendikan ajaran
terletak di wilayah kota madya Pontianak Islam, dan hal yang sering kita sebut
(Ajisman, 2016). Hingga sekarang, Islam Ukhuwah Islamiyah. Prinsip komunikasi
menjadi sebuah agama yang besar di Islam adalah regulasi komunikasi antara
Kalimantan Barat, pada titik-titik daerah sesama manusia yang disebut hablum
yang menjadi kekuasaan Kerajaan Islam minnanaas, dan komunikasi manusia
dulu juga masih terdapat peninggalan jejak dengan Allah yang disebut hablum
sejarah berupa Keraton Kesultanan, benda- minallah (Djamal Abidin, 1996).
benda peninggalan kerajaan, bahkan
keturunannyapun ada dan menjadi bagian Komunikasi Penyiaran Dakwah berarti
dari masyarakat Kalimantan Barat. proses menyampaikan pesan oleh
komunikator (Pendakwah) kepada
3. Kerajaan Islam sebagai Media komunikan melalui media sebagai alat
Penyiaran Dakwah perantara agar dakwah (pesan ajaran
Islam) dapat sampai kepada komunikan.
Daerah perbatasan yang di pahami sebagai
Jika media yang dimaksud adalah media
daerah yang termasuk dalam kategori
elektronik yang menjadi alat penyiaran
terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), tentu
saat ini, tentu hal tersebut tidak dimiliki
untuk menjangkaunya tidaklah mudah.
oleh para penyiar Islam di masa lalu yang
Apalagi mengingat pada masa kerajaan
menyiarkan Islam sampai ke daerah
belum tercipta teknologi tranpotasi darat
pedalaman dan perbatasan. Lantas
dan juga teknologi telekomunikasi yang
bagiamana para penyiar Islam di masa lalu
dapat mendukung Penyiaran dakwah
melakukan penyiaran dakwah untuk
seperti di era sekarang. Terlebih jika
menyampaikan ajaran Islam yang mereka
melihat letak geografis wilayah
bawa dan media apakah yang mereka
Kalimantan Barat yang di dominasi
gunakan sehingga ajaran Islam bisa
wilayah hutan belantara sehingga dikenal
menjangkau sampai ke daerah perbatasan.
dengan istilah paru-paru dunia oleh
masyarakat Internasional tentu
Jika melihat kembali bagaiman Islam
mengundang rasa penasaran bagi banyak
datang di Kalimantan Barat dibawa oleh
orang mengenai bagaimana cara penyiar
pendatang dan dikembangkan melalui
atau juru dakwah agama Islam bisa
berbagai metode dakwah sepertinya faktor
kerajaan mempunyai andil yang paling

Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah perbatasan . . . 241


besar pada proses tersebut. Kekuasaan dapat memberi pengaruh terhadap
dalam kerajaan Islam di Kalimantan Barat lingkungan sekitar. Misalnya Kerajaan
telah berhasil membuat Islam berkembang mempunyai wewenang membuat
pesat sampai ke daerah pedalaman- kebijakan yang berbasis nilai-nilai Islam,
pedalaman dan juga daerah perbatasan tentu hal ini menjadi salah satu metode
Indonesia dan Malaysia. Penyiaran sendiri dalam menyampaikan komunikasi Islam
saat ini di pahami sebagai media dalam kepada masyarakatnya. Peraturan tersebut
kategori teknologi yang dapat digunakan juga bisa dianggap sebagai media
untuk menyebarluaskan pesan komunikasi. penyiaran nilai-nilai Islam yang hanya bisa
Media penyiaran yang paling luas dilakukan oleh kerajaan pada saat itu.
jangkauannya adalah Televisi dan Radio.
Selain itu, media penyiaran kini juga Dengan memahami pengertian penyiaran
berarti teknologi yang bisa mengakses kekinian, tentu kerajaan-kerajaan Islam
internet seperti smartphone dan juga tidak termasuk dalam media yang
komputer. Dengan memiliki keduanya dimaksud. Akan tetapi jika melihat tujuan
berarti kita juga sedang menggenggam dari pengertian penyiaran dakwah, maka
media penyiaran itu sendiri. Karena media kekuasaan dalam kerajaan-kerajaan Islam
penyiaran sebelumnya seperti Televisi dan berkontribusi besar dalam menyiarkan
Radio bisa di akses dari smartphone dan agama Islam dimasa lalu. Meskipun
juga komputer, selain itu internet juga bisa kerajaan bukanlah sebuah teknologi yang
digunakan untuk mengakses media mempermudah komunikasi dakwah,
penyiaran kekinian lainnya, seperti media kerajaan Islam melalui kekuasaan
sosial dan youtube yang bisa digunakan berkontribusi besar dalam melakukan
untuk mencari konten dakwah yang kita Islamisasi di Kalimantan Barat melalui
inginkan. Bahkan dengan kemudahan kekuasan, khusunya di wilayah perbatasan
tersebut setiap orang bisa mencari apa Indonesia dan Malaysia. Oleh sebab itu
yang di inginkannya, khususnya yang penulis berpendapat bahwa kerajaan Islam
berkaitan dengan dakwah Islam, semua di Kalimantan Barat termasuk sebagai
orang bisa memilih konten dakwah yang di media yang berjasa bagi penyiaran dakwah
inginkan, ustadz atau ustadzah yang yang berkontribusi langsung bagi
menyampaikan dakwah, bahkan konten- Islamisasi dilingkungan kekuasaan
konten dakwah lainnya yang dikemas kerajaan hinggga kedaerah pedalaman dan
dengan menarik seperti, video dakwah, perbatasan. Kerajaan sebagai media
film dakwah, dan sebagainya. penyiaran dakwah sendiri maskudnya
bahwa kekuasan dalam kerajaan menjadi
Kukuasaan dalam kerajaan Islam sebagai sebuah perantara dalam menyampaikan
media penyiaran dakwah bukan berarti dan menyebarkan Islam secara luas yang
kekuasaan adalah teknologi yang efektif.
digunakan untuk menyampaikan
komunikasi dakwah melalui alat atau 4. Komunikasi Penyiaran Dakwah dalam
benda perantara yang bisa mengirimkan Sejarah Islamisasi di Perbatasan
pesan komunikasi. Kekuasaan dalam
Seperti yang sudah penulis jelaskan
kerajaan Islam sebagai media maksudnya
sebelumnya bahwa kerajaan Islam sangat
adalah bahwa dengan Kekuasaan Islam

242 Islamic Communication Journal Vol 6, No 2 (2021)


berjasa bagi Islamisasi di daerah Meskipun Islamisasi dalam konteks
perbatasan di awal perkembangan Islam di kerajaan baru dimulai pada paruh kedua
Kalimantan Barat. Kekuasaan dalam pertengahan abad ke-17 M yang di tandai
kerajaan Islam saat itu sepertinya menjadi dengan berdirinya Kesultanan Sambas,
media yang paling efektif dalam misi namun proses Islamisasi di Sambas
menyebarkan Islam di Kalimantan Barat sesungguhnya telah dimulai pada awal
termasuk di daerah perbatasan. Mengingat abad ke-15 M, sehingga Islamisasi dalam
bahwa Islamisasi saat itu tidak hanya konteks kerajaan merupakan proses
sekedar menyampaikan dakwah ajaran lanjutan dari Islamisasi sebelumnya. Oleh
Islam melalui lisan, melainkan Islam karena itu, kajian sejarah lokal ini akan
berkembang karena pengaruh kekuasaan difokuskan pada pembahasan tentang
dari kerajaan Islam. Di daerah perbatasan Islam di Kerajaan Sambas antara abd ke -
juga terdapat kerajaan Islam yaitu 15 M sampai abad ke-17 M, studi awal
Kesultanan Melayu Sambas yang masih tentang Islamisasi di Sambas (Risa, 2014).
terdapat peninggalan sejarah yaitu Istana Informasi tentang masuknya Islam di
Alwatzikhubillah yang menjadi monumen Sambas baru ditemukan pada awal abad
dan simbol Kesultanan yang masih berdiri ke-15 M, yang terjadi secara damai
sampai sekarang. sebagaimana masuknya Islam secara
umum di Indonesia. Keberadaan orang-
Kerajaan Islam Sambas adalah salah satu
orang Islam ditandai dengan berdirinya
kerajaan Islam terbesar di Kalimantan
komunitas Muslim Hanafi pada tahun
Barat yang terletak tepat di daerah
1407 M (Mangaradja Onggang
Perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Parlindungan, 2007). Meskipun kehadiran
Meskipun pada awal berdirinya Kerajaan
orang-orang Islam telah ditemukan sejak
Sambas bukan kerajaan Islam melainkan
awal abad ke-15 M, namun belum
kerajaan Hindu karena belum terjadi
mengubah citra Sambas sebagai sebuah
Islamisasi dilingkungan kerajaan. Kerajaan
kerajaan Hindu karena perkembangan
Sambas menjadi salah satu kerajaan tertua
Islam masih terbatas pada daerah-daerah
di Kalimantan Barat dibuktikan dengan
pelabuhan dagang dan hanya mampu
adanya penemuan benda-benda arkeologis
menembus kota-kota kecil yang
seperti grabah dan patung Hindu diwilayah
merupakan tempat kegiatan perekonomian
Sungai Sambas yang telah menunjukkan
(Risa, 2014).
telah berdirinya sebuah kerajaan sekitar
abad ke-6 dan ke-7. Informasi itu Awal terbentuknya Kesultanan Sambas
diperkuat lagi dengan posisi wilayah menjadi bukti terealisasinya Komunikasi
Sambas yang berhubungan dengan Malaka Penyiaran dakwah melalui berbagai proses
yang merupakan lalu lintas perdagangan hingga pada akhirnya memberi hasil
dunia. Sehingga kerajaan Sambas di yakini maksimal dengan berdirinya Kesultanan
telah berdiri sekitar abad ke-5 M hingga Sambas yang menjadi identitas agama
abad ke-7 M, hampir bersamaan dengan Islam di perbatasan. Terbentuknya
berdirinya Kerajaan Batu Laras di Hulu Kesultanan Sambas sendiri tentu tidak bisa
Sungai Keriau yaitu sebelum berdirinya dilepaskan dari keterkaitannya dengan
Kerajaan Tanjung Pura (Zulfikar, 2009). kekuasaan sebelumnya terutama
kekuasaan Ratu Sepundak di kerajaan

Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah perbatasan . . . 243


Sambas Tua, kerajaan Brunei, dan pernikahan oleh pendatang yang
kerajaan Sukadana. Sebagaimana sebelumnya sudah memeluk agama Islam
diceritakan dalam silsilah raja-raja Sambas dan menikahi penduduk lokal. Perjalanan
yang yang di kutip oleh E.U. Kratz dalam panjang Islamisasi di Sambas menjadikan
Risa (2014), menyebutkan bahwa seorang daerah perbatasan Sambas saat ini menjadi
raja bernama Raja Tengah (Raja yang daerah dengan mayoritas masyarakat
gagah berani dan kebal), diperintahkan pemeluk agama Islam. Badan Pusat
oleh kakandanya Sultan Abdul Jalil Jabbar Statistik Kabupaten Sambas mecatat
untuk menjadi Raja di Sarawak. Pada jumlah penduduk Kabupaten Sambas
tahun 1598 M berdirilah kerajaan Sarawak, hingga tahun 2019 berjumlah 535.725 jiwa
kemudian ia pun pergi ke Johor untuk dengan pemeluk agama Islam mencapai
mengunjungi bibinya yaitu Raja Bunda 84.82%.
pada tahun 1599 M, ketika dalam
Selain Kesultanan Sambas sebagai
perjalanan pulang kembali ke Sarawak
Kerajaan Islam yang berperan dalam
kapal Raja Tengah dan rombongan terkena
Islamisasi didaerah perbatasan, di
badai besar sehingga mereka terdampar di
Kabupaten Sanggau juga terdapat Kerajaan
Negeri Matan Sukadana dan disambut baik
Islam yang berkontribusi dalam
oleh Sultan Muhammad Syaifuddin.
menyiarkan dakwah Islam. Kabupaten
Karena keluhuran budi pekerti Raja
Sanggau sendiri merupakan daerah yang
Tengah, maka Sultan Kerajaan Sukadana
berbatasan langsung dengan Malaysia.
pun berkenan mengawinkannya dengan
Bahkan di Sanggau, tepatnya di
saudaranya yang bernama Ratu Surya,
Kecamatan Entikong juga terdapat PLBN
setelah Raja Tengah dan istri merasa
resmi yang di bangun Pemerintah
cukup lama di Sukadana merekapun
Indonesia dan digunakan sebagai gerbang
meminta izin kepada sultan untuk tinggal
penyeberangan lintas negara. Belum
di Sungai Sambas (Muhammad Syafiuddin
banyak penelitian kekinian yang dilakukan
II 1903).
untuk menjelakan sejarah tentang peran
Pengertian di atas memberi kita Kerajaan Sanggau dalam Islamisasi
pemahaman bahwa dengan awal mula Raja diperbatasan Indonesia dan Malaysia.
Tengah dan keluarganya yang sudah
Lotaan. J.U. (1975) dalam bukunya yang
beragama Islam datang dan tinggal di
berjudul “Sejarah Hukum adat dan adat
daerah Sungai Sambas, maka beliau
istiadat Kalimantan Barat”, mengatakan
menjadi kunci pembuka gerbang yang
bahwa Kerajaan Sanggau adalah Kerajaan
pada akhirnya menjadi jalan kekuasaan
Melayu yang berdiri sejak abad ke-4 M.
Islam di Sambas. Selain karena faktor
Sejarah singkat berdirinya Kerajaan
kekuasan melalui Kerajaan, ada juga
Sanggau berawal dari rombongan Dara
pendapat bahwa Islam hadir di Sambas
Nante yang menyusuri sungai Sekayam
juga disebabkan karena banyaknya
dan bertemu dengan orang-orang dari
pedagang yang sebelumnya sudah
Suku Dayak Mualang yang dipimpin oleh
mememluk Islam datang berdagang ke
Patih Bardat dan Patih Bangi. Rombongan
Sambas. Sehingga Islam berkembang
Suku Dayak Mualang tersebut sedang
semakin pesat di Sambas melalui berbagai
berusaha menemukan sebuah tempat yang
metode dimana diantaranya adalah karena
bernama Tampun Juah. Akhirnya kedua

244 Islamic Communication Journal Vol 6, No 2 (2021)


rombongan tersebut bergabung dan menyebarkan Islam hingga ke Balai
bersama-sama mangarungi Sungai Karangan dan Entinkong. Badan Pusat
Sekayam. Ditengah perjalanan, ternyata Statistik Kabupaten Sanggau mencatat
aliran Sungai Sekayam terdapat dua hingga tahun 2019, Kabupaten Sanggau
cabang aliran anak Sungai. Rombongan dihuni oleh 481721 jiwa dan Islam
besar ini kemudian memilih salah satu menjadi agama yang dianut oleh 33,52%
cabang aliran Sungai Sekayam yang masyarakat Sanggau.
dikenal dengan nama Sungai Entabi. Pada
Faktor kerajaan melalaui kekuasaan
akhirnya kedua rombongan tersebut
nampaknya menjadi media yang paling
menemukan Tampun Juah yang terletak
efektif dalam menyiarkan agama Islam
dihulu Sungai Entabi. Setelah beberapa
pada masa awal mula perkembangan Islam
saat menetap di Tampun Juah, rombongan
di Kalimantan Barat. Salah satu metode
Patih Bardat dan Patih Bangi memutuskan
komunikasi yang digunakan untuk
untuk meneruskan perjalanannya menuju
menyebarkan ajaran Islam adalah dengan
Hulu Sugai Kapuas. Kelak, rombongan
cara akulturasi. Orang-orang yang
Singa Patih Bardat menurunkan Suku
sebelumnya sudah beragama Islam dan
Kematu, Benawas, Sekadau, dan
menjadi penguasa pada masanya sangat
Melawang. Sedangkan rombongan Patih
berjasa bagi tersebarnya agama Islam di
Bangi adalah leluhur Suku Dayak
Kalimantan Barat, khususnya didaerah
Melawang yang menurunkan raja-raja
pedalaman dan perbatasan Kalimantan
Sekadau (Kerajaan Sanggau di akses
Barat. Selain Kesultanan Sambas dan
2021).
Kerajaan Sanggau yang berkontribusi
Sejak pertama kali didirikan oleh Dara dalam melakukan penyiaran dakwah
Nante pada tahun 1310, Kerajaan Sanggau didaerah perbatasan, terdapat beberapa
telah mengalami perpindahan pusat kerajaan Islam lain yang berperan penting
pemerintahan selama beberapa kali dengan dalam Islamisasi didaerah perbatasan.
masing-masing daerah kekuasannya.
Di Kapubaten Landak juga terdapat
Pertama kali didirikan, pusat Kerajaan
Kerajaan Islam yang berkontribusi dalam
Sanggau berada di Labai Lawai didekat
Islamisasi di Kabupaten Landak. Kerajaan
Sungai Sekayam. Kemudian, pada era
Islam Landak sendiri sudah berdiri sejak
pemerintahan Dayang Mas Ratna (1485-
abad ke-16. Proses Islamisasi di kerajaan
1528 M) keturunan Dara Nante, pusat
Landak melalui hubungan dengan kerjaan
pemerintahan Kerajaan Sanggau
di Banten. Sejarah mencatat Kerajaan
dipindahkan dari Labai Lawai ke
Landak memiliki huungan yang harmonis
Mengkiang di muara Sungai Sekayam.
dengan kerajaan Banten di Jawa
Pemeritahan Kerajaan Sanggau di
(Hermansyah 2013). Bahkan pada tahun
Mengkiang bertahan hingga masa
1698, Raja Landak yang pada saat itu
kekuasaan Abang Bungsu yang bergelar
sedang berperang dengan Sukadana telah
Sultan Mohammad Jamaluddin
memohon bantuan kepada Sultan Banten
Kusumanegara yang bertahta tahun 1658
(Graham Irwin 1986). Karena berbagai
hingga 1690 M (Lotaan. J.U., 1975).
hambatan usaha Islamisasi yang dilakukan
Dengan pengaruhnya, Kerajaan Sanggau
melalui kesultanan pesisir ini agak
melalui kekuasaannya juga dapat
terbatas, sehingga daerah “Pedalaman

Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah perbatasan . . . 245


Dekat” agak terlambat menerima agama Agung Abang Pincin. Ketika ia
Islam. Sebagian kampung di “Pedalaman memerintah datang dua “orang asing” ke
Dekat” ini baru menerima Islam pada era Sintang, Muhammad Saman dari
1980-an dan proses konversi dari agama Banjarmasin dan Enci Shomad dari
sebelumnya masih berlangsung sampai Sarawak. Rupanya merekalah yang
hari ini. Tentu saja keberagaman membawa dan memperkenalkan ajaran
masyarakat yang relative baru ini berbeda Islam. Kapan dan berapa lama proses
dengan corak beragama masyarakat Islamisasi berjalan tidak diketahui. Juga
ditempat yang lebih dulu memeluk Islam tidak diketahui apakah kedua “mubalig”
(Hermansyah, 2013). Selain kerajaan- itu datang bersamaan atau pada waktu
kerajaan diatas, di Kabupaten Sintang juga berlainan tetapi kemudian bertemu dalam
terdapat Kerajaan Islam yang berkontribusi waktu hampir yang sama pada saat
dalam menyebarkan agama Islam di Pengeran Agung memerintah. Ketika itu
Sintang. Di daerah Hulu sendiri selain yang dapat mereka lakukan ialah
Kerajaan Islam Sintang juga terdapat mengajarkan dua kalimat syahadat,
Kerajaan Islam Silat dan Embau yang melarang makan babi dan meminum
berkontribusi dalam menyiarkan dakwah tuwak, kawin dan meninggal dilakukan
didaerah hulu dan perbatasan Kalimatan menurut tata cara Islam. Dalam hal
Barat. kematian mayat tidak lagi boleh dikubur
dengan dipendam begitu saja didalam
Islamisasi di Sintang dalam Sjamsuddin
hutam (Sjamsuddin, 2018).
(2018) mengatakan, seperti halnya agama
Hindu, proses masuknya Islam ke Sintang Proses Islamisasi yang dilakukan di
masih belum jelas kecuali dari catatan Kerajaan Sintang langsung menyentuh
sejarah yang berasal dari Wazir pada orang-orang yang memiliki jabatan
(mangkubumi, perdana menteri) Pangeran tinggi dalam Kerajaan sehingga
Ratu Idris Kesuma Negara, seorang pengaruhnya membuat rakyat juga
menteri terkemuka kalau bukan yang mengikuti dan memeluk agama Islam.
terbesar dari Kerajaan Sintang (1822- Sehingga bisa dipahami lagi bahwa
1827). Pangeran ini adalah seorang Kerajaan melalui kekuasaan sebagai media
bngsawan tinggi, putra Wazir kerajaan dalam menyiarkan dakwah didaerah
Sintang sebelumnya, Raden Mahmud. Ia Sintang. Sejarah kekuasaan melalui
seorang cendekiawan, pencatat sejarah, kerajaan selalu efektif untuk memberikan
disegani dan mempunyai pengaruh besar pengaruh pada masyarakatnya, karena
dalam kerajaan Sintang. Bersama-sama masyarakat berlindung dan bernaung pada
dengan saudara-saudaranya yang lain ia kekuasaan Kerajaan, dan Hukum yang
kemudian ikut memimpin perlawanan dibuat oleh kerajaan yang mengatur
terhadap Belanda sampai akhirnya kehidupan rakyat diwilayah kekuasaannya.
ditangkap dan dibuang ke Purwakarta,
Meskipun Islam bukan menjadi agama
karesidenan Kerawang tahun 1857.
mayoritas yang dianut oleh penduduk
Menurut keterangan dari catatan sejarah Sintang sama halnya dengan di Kabupaten
Pangeran Ratu Idris, setelah sejumlah raja Sanggau. Islam tetap diterima dan
dari periode Hindu, Raja Sintang pertama mendapat tempat dalam melaksanakan
yang memeluk Islam ialah Pangeran nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-

246 Islamic Communication Journal Vol 6, No 2 (2021)


hari. Sehingga masyarakat yang sudah diberi nama masjid Nurul Huda. Sejak saat
memeluk Islam turut memberi warna itulah masjid Nurul Huda digunakan
dalam keberagaman pada masyarakat yang sebagai pusat kegiatan Islam di Badau.
mayoritas bukan pemeluk Islam. Islam Umat Islam baik dari penduduk asli dan
masuk dan disebarkan untuk memberi juga pendatang termasuk pasukan TNI
solusi dengan tidak meninggalkan budaya yang sedang bertugas di sana menjadi
asli yang sudah ada di masyarakat, jamaah dari Masjid Nuruh Huda (Efendi
melainkan memberi aturan-aturan dengan 2017). Badan Pusat Statistik Kabupaten
tujuan baik sesuai dengan ajaran Islam Kapuas Hulu sendiri mencatat penduduk
dengan menghilangkan apa saja yang Kapuas Hulu hingga tahun 2018 berjumlah
dilarang dalam ajaran Islam. 258.984 jiwa dengan pemeluk agama
Islam mencapai 58,25%.
Sama halnya dengan kerajaan-kerajaan
Islam lainnya, Kerajaan Islam Silat dan Kesimpulan
Embau turut berkontribusi dalam
Serajah selalu menjadi objek yang menarik
menyiarkan dakwah, sehingga Islam terus
untuk dipelajari dan diajarkan. Sejarah
berkembang sampai ke Kapuas Hulu yang
merupakan proses awal perdababan di
menjadi wilayah paling hulu Sungai
suatu wilayah dan masyarakat, namun
Kapuas dan ujung dari wilayah
terkadang sejarah terkendala karena
Kalimantan Barat yang berbatasan
kurangnya referensi dan penelitian yang
langsung dengan negara Malaysia. Di
pernah dilakukan. Daerah perbatasan yang
Kapuas Hulu sendiri juga terdapat satu
menyimpan beragam problematika juga
PLBN yang menjadi Pos Lintas Batas
menjadi daerah yang selalu menarik untuk
Negara resmi sebagai gerbang
dipelajari. Khususnya dalam sejarah
penyeberangan lintas negara. Proses
perkembangan agama Islam di sana. Saat
penyiaran dakwah di Badau sendiri tidak
ini Komunikasi Penyiaran Dakwah
tersentuh langsung oleh pengaruh
menjadi salah satu mata kuliah yang
kerajaan-kerajaan Islam yang berkuasa
diajarkan di perguruan tinggi Islam.
dimasa lalu.
Komunikasi Penyiaran Dakwah
Tidak ditemukan tokoh-tokoh yang mempelajari tiga fokus keilmuan sekaligus
berpengaruh bagi Islamisasi diperbatasan yaitu, ilmu komunikasi, ilmu penyiaran,
Badau, namun Islam masuk dan dan ilmu dakwah. Komunikasi Penyiaran
berkembang di Badau melalui beragam Dakwah selalu berkaitan dengan
proses dan yang paling banyak teknologi-teknologi penyiaran seperti
dikarenakan faktor pendatang yang datang radio, televisi, dan teknologi mutakhir
dan tinggal menetap. Pada tahun 1968, lainnya. Penjelasan mengenai penyiaran
pasukan Siliwangi datang di Badau untuk dan tujuan penyiaran juga bisa diartikan
melakukan operasi Militer, karena pada bahwa kerajaan-kerajaan Islam menjadi
tahun itu terjadi konfrontasi yang media penyiaran dakwah yang efektif
dilakukan oleh negara Malaysia. Pada saat melalui kekuasaannya. Pengaruh
kedatangan pasukan Siliwangi tersebut, di kekuasaan yang berkontribusi besar dalam
Badau belum berdiri masjid. Kemudian menyebarkan agama Islam di perbatasan
atas perintah Panglima Ria Kudu, menjadi sebuah refleksi media dakwah
dibangunlah masjid yang pertama yang pada masa awal kehadiran agama Islam di

Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah perbatasan . . . 247


Kalimantan Barat. Kerajaan Islam melalui Masyarakat 1(1):1. doi:
kekuasaannya sangat efektif sebagai media 10.14421/panangkaran.2017.0101-01.
penyiaran Islam di masa lalu yang
Graham Irwin. 1986. Borneo Abad Ke-19,
memberikan pengaruh besar bagi
Terj. Moh. Nor Ghani & Noraini
perkembangan peradaban Islam yang
Ismail. Kuala Lumpur: Dewan
masih tersisa sampai sekarang. Karena
Bahasa dan Pustakarwan.
pengaruhnya, kerajaan-kerajaan Islam bisa
menyiarkan Islam ke seluruh wilayah Hardjasaputra A. Sobana. 2008. Meode
Kalimantan Barat. Pneleitian Sejarah “ Di Dalam
Materi Penyuluhan Workshop
Penelitian Dan Pengembangan
Referensi Kabudayaan. Bandung: BPSBP.

Hermansyah. 2013. “Islam Dan Toleransi


Abdullah, T. dan A. Surjomihardjo. 1985.
Beragama Dalam Masyarakat Muslim
Ilmu Sejarah Dan Historiografi; Arah
Kanayant Dayak Di Kalimantan
Dan Perspektif. Jakarta: Gramedia
Barat.” Islamica 148(19):148–62.
Pustaka.
Intan Pemata Sari, Irwan Abdullah Dan.
Ajid Thohir. 2009. Perkembangan
2014. “Politik Identitas Masyarakat
Peradaban Di Kawasan Dunia Islam.
Perbatasan Indonesia-Malaysia:
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasus Badau Di Kapuas Hulu,
Ajisman. 2016. “Perkembangan Lembaga Kalimantan Barat.” Jurnal Kawistara
Agama Islam Di Kotamadya 4(3). doi: 10.22146/kawistara.6378.
Pontianak Pada Akhir Abad Ke 20.”
Lotaan. J.U. 1975. Sejarah Hukum Adat
Jurnal Penelitian Sejarah Dan
Dan Adat Istiadat Kalimantan
Budaya 2(1):324–51.
Barat.Pdf. Jakarta: Bumi Restu.
Andi Zulfikar. 2009. Sejarah Gemilang
Mangaradja Onggang Parlindungan. 2007.
Kerajaan-Kerajaan Islam Di
Tuanku RAO. Yogyakarta: Lkis.
Kalimantan Barat. Pontianak:
Paguyuban Bima Insan Mulia. Moleong, Lexy J. 2015. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Ansar Rahman. 2000. Syarif Abdurrahman
Remaja Rosdakarya.
Alkadri : Perspektif Sejarah
Berdirinya Kota Pontianak. Musni Umberan. 1994. Sejarah
Pontianak: Romeo Grafika Pontianak. Kebudayaan Kalimantan. Jakarta:
Depdikbud.
Djamal Abidin. 1996. Komunikasi Dan
Bahasa Dakwah. Jakarta: Gema Prasojo, Zaenuddin Hudi. 2012.
Insani. “Dinamika Masyarakat Lokal Di
Perbatasan.” Walisongo: Jurnal
Efendi, Zakaria. 2017. “Penyiaran Islam
Penelitian Sosial Keagamaan
Di Daerah Perbatasan ‘Badau’
21(2):417. doi:
Indonesia-Malaysia.” Panangkaran:
10.21580/ws.2013.21.2.252.
Jurnal Penelitian Agama Dan
Risa. 2014. “Islam Di Kerajaan Sambas

248 Islamic Communication Journal Vol 6, No 2 (2021)


Antara Abad Xv – Xvii : Studi Awal
Tentang Islamisasi Di Sambas.”
Khatulistiwa 4(September):105–16.
Rivasintha, Emusti. 2015. “PELAJARAN
SEJARAH ISLAMISASI MELALUI
METODE RESITASI DENGAN
OBJEK ‘KERATON KADRIAH
PONTIANAK.’” SOSIAL HORIZON:
Jurnal Pendidikan Sosial 2(1):1–13.
Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Ilmu
Sejarah. Jakarta: Bhratara.

Sjamsuddin, Helius. 2018. “Kerajaan


Islam Sintang.” Kerajaan Islam
Sintang 9(2):33–44. doi:
10.17509/historia.v9i2.12170.
Sudiar, Sonny. 2015. “Pembangunan
Wilayah Perbatasan Negara:
Gambaran Tentang Strategi
Pengelolaan Kawasan Perbatasan
Darat Di Provinsi Kalimantan Utara.”
Jurnal Administrative Reform
3(4):489–500.

Sukmadinata, N. S. 2013. Metode


Penelitian. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah perbatasan . . . 249

You might also like