Professional Documents
Culture Documents
250-Article Text-731-1-10-20230408
250-Article Text-731-1-10-20230408
250-Article Text-731-1-10-20230408
72
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
PENDAHULUAN
Minyak jelantah merupakan minyak bekas yang digunakan berulang kali untuk
menggoreng, minyak jelantah merupakan limbah karena mencemari lingkungan dan
berbahaya bagi kesehatan. Minyak jelantah tidak boleh sembarangan dituangkan ke
dalam selokan, hal tersebut tentunya dapat mencemari lingkungan, baik air maupun
tanah. Lapisan minyak di permukaan air dapat menghalangi sinar matahari dan
merusak ekosistem perairan. Minyak jelantah yang dibuang menimbulkan bau yang
tidak sedap, biasanya minyak jelantah berubah warna karena bercampur dengan
senyawa lain, membuat lingkungan menjadi jelek, dan minyak jelantah yang dibuang.
mencemari kualitas air parit atau sungai (Phelia 2021, 182).
Pengetahuan masyarakat yang terbatas tentang dampak negatif sampah kota dan
pengetahuan masyarakat yang terbatas tentang peluang ekonomi pemanfaatan limbah
minyak jelantah untuk berwirausaha. Salah satu strategi peningkatan sumber daya
manusia adalah pelatihan, dimana pelatihan pemanfaatan limbah minyak bertujuan
untuk mengendalikan pencemaran limbah lingkungan, dan minyak goreng yang benar-
benar digunakan dapat terus digunakan dengan inovasi baru, sehingga tidak
mencemari lingkungan dan merugikan. untuk kesehatan, seperti menggunakan minyak
jelantah untuk sabun atau biodiesel (Linarti 2019, 514).
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 73
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
METODE
PAR (Participatory Action Research) adalah Metode yang dilaksanakan dalam
proses pengabdian kepada masyarakat ini. Participatory Action Research (PAR)
mengacu pada metode penelitian, biasanya berkaitan dengan penilaian diri organisasi,
di mana subjek penelitian berpartisipasi dengan peneliti profesional.
PAR merupakan penelitian yang secara aktif melibatkan semua pihak dalam
kajian kegiatan yang sedang berlangsung, dengan kata lain PAR sering disebut sebagai
penelitian yang melibatkan masyarakat sebagai obyek penelitian. Tujuan dari metode
PAR adalah untuk melakukan perubahan dan perbaikan menjadi lebih baik (Putri 2021,
7).
Pertama yakni proses Inkulturasi, yakni membaur dengan masyarakat untuk
membangun kepercayaandengan terlibat langsung dengan masyarakat untuk
menyepakati proses bersama, proses bersama ini dilakukan untuk menemukan
problem sosialnya mereka melalui riset.
Tahap Kedua ini bertujuan untuk memahami persoalan utama komunitas, tahap
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 74
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
ini disebut juga dengan tahap dekodifikasi, yakni tahap mensistematiskan problem –
problem sosial dan dilanjutkan dengan teknik pohon harapan sebagai tujuan
pemecahan masalah masyarakat
Merencanakan aksi penyelesaian masalah, dalam merencanakan program ini
harus dari rumusan masalah dalam bentuk pohon masalah yang sudah disepakati
melalui FGD ( Focus Group Discussion ) . Perencanaan program disusun
berdasarkan rumusan masalah dan tujuan atau harapan yang strukturnya dibuat
dengan model Logical Framework Approach (LFA).
Pada tahap ini yakni melaksanakan aksi program sebagai pemecahan problem
sosial, pilihan program praktis harus sesuai dengan hasil analisis problem sosialnya
dan perencanaan strategis yang telah disusun serta dengan memperhatikan potensi
sumber daya yang dimiliki, dan dibangunlah sebuah komitmen untuk melanjutkan
program untuk menapak perubahan sehingga tidak terjadi keterputusan
Berdirinya pada tahun 2018 yang dianggotai 150 orang, waktu yang
dilakukan untuk penimbangan yakni di minggu terakhir setiap bulan, Bank sampah
ini mempunyai nama yaitu “ Maju Bersama “ komunitas ini pernah mengikuti
perlombaan tingkat Kecamatan Bangsal, perlombaan yang pertama yakni Desa Berseri
pada tahun 2020, kedua 10 Program PKK pada tahun 2021, ketiga Lomba Bank
Sampah pada tahun 2021 dan mereka berhasil meraih kejuaraan.
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 76
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
Permasalahan yang ada yakni pencemaran tanah dan air karena limbah minyak
jelantah. Dari permasalahan tersebut kita mahasiswa KKN berusaha memecahkan
masalah muncullah hasil yaitu:
1. Minyak jelantah dikumpulkan satu bulan sekali saat penimbangan
sampahkering
2. Dijual ke pengepul Minyak Jelantah
3. Minyak Jelantah bisa diolah menjadi sabun
Komunitas bank sampah merencanakan waktu dan tempat pengumpulan
minyak jelantah, dan merencanakan kepada siapa minyak jelantah yang
terkumpul untuk dijual, kemudian timbul ide dari salah satu nasabah untuk
tidak dijual dan mengolah minyak jelantah, akhirnya mahasiswa KKN
memberikan solusi untuk mengolah minyak jelantah menjadi sabun.
Untuk mengubah minyak jelantah menjadi sabun dibutuhkan alat dan bahan
yaitu, minyak jelantah 500ml yang sudah disaring dengan penyaringan dan di endapkan
24 jam dengan dicampur arang aktif yang sudah dicampur saat membara, dibutuhkan
juga NaOH 63gr, air 180ml kemudian pewangi khusus sabun 1 sendok makan ,ada
mixer, cetakan sabun. Proses nya yakni minyak yang sudah di endapkan dengan arang
disaring kembali lalu dicampur dengan larutan air yang sudah dicampur NaOH dengan
diaduk terus menerus selama 15 menit, setelah 15 menit diberi pewangi 1 sendok makan
diaduk sebentar kemudian dicetak dan didiamkan diruangan terbuka selama 21 hari.
Bank sampah “Maju Bersama“ desa Ngrowo didirikan secara resmi pada tgl
15 juli 2018, yang bertempat di RT 10, RW 03 dusun Pendowo, desa Ngrowo Kec.
Bangsal Kab. Mojokerto berdasarkan SK kepala desa nomor 766/21/416-
310.15/2018. Demikian bank sampah terus berjalan hingga sekarang. Di awal
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 77
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
pembentukan hanya ada 35 Nasabah dengan modal awal 1.000.000 hingga sekarang
sudah ada 150 nasabah dengan omset rata-rata pertahun 2.104.000. diawal hanya
mengelola sampah anorganik dan sekarang sudah berkembang mengolah sampah
organik dan limbah minyak, begitupun dengan jumlah pengurus yang awalnya
hanya 3 orang diawal pendirian, sekarang semakin bertambah.
Kuasa atas bank sampah di miliki oleh seluruh anggota bank sampah. Semua
nasabah bank sampah memiliki peran penting dan bertanggung jawab akan
berlangsungnya semua kegiatan bank sampah. Pemilik bank sampah adalah seluruh
anggota komunitas bank sampah yang di ketuai oleh ibu Lilik Anita selaku direktur
bank sampah, pengambil manfaat dari adanya bank sampah adalah seluruh nasabah
bank sampah.
Masyarakat desa Ngrowo yang mempunyai aset berupa bank sampah, mereka
sangat berperan khususnya para nasbah bank sampah karena para nasabahlah yang ikut
sadar dan mengumpulkan sampah mereka untuk di setorkan ke pada pengurus bank
sampah, oleh karena itu para pengurus banklah yang paling berpengaruh dalam hal ini,
penguruslah yang selalu berupaya mengambil sampah-sampah dari pos ke pos. Dan
tentu saja yang paling memiliki kekuasaan adalah pemerintahan desa, karena bank
sampah tidak akan bisa berdiri sampai sekarang tanpa adanya izin dari pemerintahan
desa.
Salah satu potensi yang kami kembangkan adalah Minyak Jelantah alias limbah
B3, yaitu minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng minyak ini
merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya. Minyak
yang sudah digunakan berulang kali akan berwarna kehitaman dan tidak baik untuk
dikonsumsi. Minyak jelantah juga bisa merusak ekosistem perairan, mencemari tanah,
dapat menyumbat saluran air.
Pembuangan minyak jelantah dapat membawa dampak negatif dalam
aspek kehidupan, khususnya aspek lingkungan. Pembuangan minyak jelantah
sengkalidibuang di saluran air begitu saja sehingga menyebabkan pencemaran air dan
tanah. Karena tidak adanya penampungan limbah minyak jelantah dan juga
kurangnya wawasan dan kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari limbah
minyak tersebut. Sedangkan limbah minyak dapat dimanfaatkan dan diolah kembali
menjadi barang yang berguna dan bernilai, kurangnya literasi menyebabkan
masyarakat tidak mengetahui tentang manfaat limbah minyak tersebut, maka perlu
diadakannya sosialisi agar masyarakat sadar betapa pentingnya menjaga lingkungan
tetap bersih.
Setiap komunitas pasti memliki problem, begitu juga dengan bank sampah,
mereka juga memiliki problem yang harus di atasi, yaitu tentang bagaimana cara
mengelola kembali barang-barang/bahan-bahan yang sudah tidak layak pakai seperti
sampah-sampah rumah tangga khususnya minyak yang sudah tidak layak
pakai/minyak jelantah, terkadang masyarakat masih tetap mengunakan minyak
jelantah berulangkali, padahal itu sangat tidak baik bagi kesehatan, ada juga yang
langsung membuang minyak jelantah tersebut padahal itu juga dapat mengakibatkan
pencemaran.
Dalam pelaksanaan program pelatihan sabun dari minyak membutuhkan biaya.
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 78
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
Berikut rincian biaya tersebut yakni , Cetakan Sabun seharga Rp.30.000 Soda Api
500gr dengan harga Rp. 10.000 , Arang dengan harga Rp. 5.000 , Saringan Besi dengan
harga Rp. 10.000 , essence buah Strawberry Rp. 15.000 , Masker dengan harga Rp.
2000, Mixer manual Rp. 10.000 dengan biaya tersebut masyarakat bisa membuat sabun
sendiri di rumah untuk mengurangi biaya pengeluaran keluarga dan bisa juga dibuat
usaha menambah penghasilan.
Minyak jelantah adalah minyak bekas pakai dari konsumsi menggoreng untuk
kegiatan dapur (memasak) yang biasanya dibuang. Pembuangan minyak jelantah ini
(karena benda cair) maka biasanya dibuang di saluran air bersama air buangan lainnya.
Namun sifat dari minyak sendiri tidak dapat menyatu dengan air serta pada suhu yang
relatif rendah maka akan menggumpal. Tanpa disadari, minyak jelantah ini akan
mencemari lingkungan dan saluran air karena akan menyumbat saluran. Program KKN
atau Kegiatan pengabdian ini berupa Pelatihan dan dilaksanakan dengan mengundang
Komunitas Bank Sampah, Ibu – Ibu PKK dan warga setempat dari desa Ngrowo
tepatnya di Dususn Pendowo, kegiatan ini bertujuan untuk membantu perekonomian
masyarakat dan menyadarkan masyarakat agar melindungi lingkunganya dengan tidak
membuang limbah minyak ke selokan.
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 79
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 27 februari 2023 pada pukul 13.30 dengan
melakukan persiapan pelatihan limbah minyak jelantah, dan dilanjutkan dengan
presentasi dosen, beristirahat sejenak setelah itu melakukan praktek dengan komunitas
bank sampah. Adapun kelengkapan alat – alat bahannya seperti minyak jelantah 1liter,
pewangi strawberry, soda api, mixer, timbangan, masker, saringan, cetakan, wadah
penyaringan dan arang, dan penanggung jawab pelatihan ini yakni Bpk. Dr.
M.A.Fulkah Sa’dibih,M.Pd.I selaku dosen IAI Uluwiyah Mojokerto, sumber daya
manusia yang dibutuhkan adalah nasabah bank sampah dan pelatihan limbah minyak
jelantah ini sama sekali tidak di pungut biaya
Minyak jelanta sebanyak 500ml disaring dengan saringan besi yang dilapisi oleh
masker, setelah tersaring semua lalu disisihkan kemudian membakar arang secukupnya
hingga membara, fungsinya arang aktif adalah sebagai absorben pada pemurnian
minyak jelantah setelah disaring, dan meningkatkan kualitas minyak ditandai dengan
penurunan kadar air, bilangan asam lemak bebas, bilangan peroksida dan perkeruhan.
Setelah diaduk dengan arang aktif lalu di diamkan selama 24 jam, setelah di diamkan
kemudian disaring dengan saringan besi yang dilapisi masker.
Mempersiapkan air sebanyak 180ml dituangkan di wadah, lalu timbang NaOH
sebanyak 64gr lalu campurkan ke dalam air sedikit demi sedikit lalu diaduk sampai jadi
dingin, cara yang benar mencampurkan natrium dengan air secara sedikit- sedikit bukan air
yang dicampuri natrium karena akan menjadi meledak setelah dingin masukkan minyak
jelanta sambil diaduk perlahan hingga tercampur merata dan diaduk selama 15 menit ,
setelah 15 menit campurkan pewangi khusus sabun sebanyak 1 sendok lalu aduk lagi
hingga merata setelah itu tuangkan ke dalam cetakan sabun dan di diamkan dalamsuhu
ruangan selama 21 hari.
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 81
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
3. Analisis SWOT
Pasca pelaksanaan pelatihan kami melakukan analisis swot yang bertujuan untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari pelaksaan pelatihan,
berikut analisis swot :
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 82
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
KEKUATAN ANCAMAN
KELEMAHAN PELUANG
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa agar hasil dari pelatihan tersebut
dapat menjadi produk lokal harus ada uji lab sehingga masyarakat tidak ragu untuk
menggunakan atau membeli produk tersebut.
Kegiatan pada pelatihan masyarakat ini berjalan sangat lancar, peserta sangat
antusias dalam berdiskusi dan memberikan pertanyaan. Hasil dari keberhasilan
kegiatan pelatihan masyarakat ini dapat dilihat melaui evaluasi kegiatan pelatihan yang
telah dirangkum dalam bagan sebagai berikut :
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 83
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
Sisa minyak
Praktek Sendiri Mengolah Sendiri mengolah secara masal Menjadi prodak lokal
0
praktek sendiri megolah sendiri megolah secara masal menjadi produk lokal
Ya Tidak Ragu
Ya tidak ragu
Tabel 2 rencana masyarakat kedepannya
dengan daya hambat sebesar 20 mm terhadap bakteri E.coli pada konsentrasi 10%,
berikut adalah laporan hasil pengujian di Lab UNUSIDA.
Untuk meningkatkan kualitas dari sabun yang terbuat dari pengolahan minyak
jelantah berdasarkan dari hasil uji lab, disarankan untuk menambahkan bahan herbal
dari ekstrak dedaunan yang memiliki zat anti bakteri seperti daun sirih, daun jambu biji,
daun mint, daun binahong dan lain-lain sehingga meningkatkan kualitas sabun dan
menjadikan prodak sabun yang mengandung anti bakteri.
KESIMPULAN
Masyarakat desa Ngrowo yang mempunyai aset berupa bank sampah, mereka sangat
berperan khususnya para nasbah bank sampah karena para nasabahlah yang ikut sadar
dan mengumpulkan sampah mereka untuk di setorkan ke pada pengurus bank sampah,
oleh karena itu para pengurus banklah yang paling berpengaruh dalam hal ini,
penguruslah yang selalu berupaya mengambil sampah-sampah dari pos ke pos. Dan
tentu saja yang paling memiliki kekuasaan adalah pemerintahan desa, karena bank
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 85
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
sampah tidak akan bisa berdiri sampai sekarang tanpa adanya izin dari pemerintahan
desa.
Untuk mengatasi penggunaan sisa minyak dan kesehatan lingkungan, maka limbah
minyak tersebut harus diolah dalam bentuk lain, yakni bisa di jadikan sabun, sehingga
limbah tersebut dapat bermanfaat dan juga bisa menjadi barang yang menghasilkan
uang sebagai penghasilan sampingan, karena mungkin sebagian orang menganggap
bahwa percuma untuk menyisakan minyak sedangkan harga minyak belakangan ini
terus naik.
REFERENSI
Yulizar Yusuf, Arifin. Bustanul, Tetra. Olly Norita dan Imelda. (2010). Penyuluhan dan
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Minyak Goreng (Minyak Jelantah) Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Sabun Cair. Warta Pengabdian Andalas, Volume XVI Nomer 25
Desember.
Damayanti F., Supriyatin, T. (2021). Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Sebagai Upaya
Peningkatan Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan. Dinamisia. 5(1).
Phelia, A., Pramita, G., & Misdalena, F. (2021). Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah
Menjadi Sabun Sebagai Upaya Pengendalian Limbah Domestik Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat Radisi, 1(3).
Damayanti, F., & Supriyatin, T. (2021). Pemanfaatan limbah minyak jelantah sebagai upaya
peningkatan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 5(1).
Linarti, U., Astuti, A. Y., & Budiarti, G. I. (2019, September). Pengelolaan limbah minyak
goreng bekas pakai di bank sampah Lintas Winongo, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota
Yogyakarta. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan (Vol. 1, No. 1).
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 86
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo
Lukitasari, M., & Sukri, A. (2022). Pengolahan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Sabun
Cuci Piring Di Kelurahan Kanigoro Kota Madiun. Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of
Community Service), 4(1).
Putri, R. A., & Sembiring, S. B. (2021). Pelatihan Desain Flyer Dan Kartu Nama dengan
Metode Participatory Action Research (PAR). Jurnal IPTEK Bagi Masyarakat (J- IbM),
1(1).
Yustinah, Hartini, 2011. Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari
Sabut Kelapa. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693
– 4393. Yogyakarta, Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan SumberDaya
Alam Indonesia.
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 87
Maghfiroh, Suprapti