250-Article Text-731-1-10-20230408

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

IJIE : Indonesian Journal Of Innovation Engagement

PENDAMPINGAN KOMUNITAS BANK SAMPAH MELALUI PENGOLAHAN


MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN DESA NGROWO

Miftakhur Ridlo, 1 Muklisatum Listyawati2,


Hamzah Maulana,3 M. Nurul Huda,4 Nurul Laili Maghfiroh,5 Suprapti6
Dosen IAI Uluwiyah Mojokerto
Mahasiswa IAI Uluwiyah Mojokerto
Email: ridlo@lecturer.uluwiyah.ac.id

Article details: and is carried out by inviting the Waste Bank


Received: 17thDes, 2022 Community, PKK mothers and local
Revision: 10ndJan, 2023 residents from Ngrowo village precisely in
Accepted: 15ndFab, 2023 Pendowo Hamlet, this activity aims to help
Published: 28ndMarc,2023 the community's economy and make the
community aware to protect their
ABSTRACT
environment by not throwing oil waste into
This article is about assisting the waste bank
the sewers. The processing of used cooking
community through the processing of used
oil into soap can prevent environmental
cooking oil into soap in Ngrowo village,
pollution where initially used cooking oil is
Bangsal district, Mojokerto regency. Used
thrown carelessly into the sewers which
cooking oil is a leftover frying oil that is used
causes negative impacts on the environment,
repeatedly for frying, used cooking oil is
namely causing problems with water and
included as waste because it damages the
soil pollution. Used cooking oil absorbed in
environment and is harmful to health. Used
the soil can pollute the soil and result in a
cooking oil should not be thrown carelessly
decrease in soil fertility levels and is proven
into waterways, of course, it can pollute the
to affect the mineral content in clean water.
environment both water and soil. PAR
(Participatory Action Research) is a method
Keywords: waste bank, used cooking oil,
implemented in this community service
mentoring
process. PAR refers to research methods,
usually relating to the self-assessment of
organizations, in which the research subject
participates with professional researchers.
This service activity is in the form of training

72
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

PENDAHULUAN

Minyak jelantah merupakan minyak bekas yang digunakan berulang kali untuk
menggoreng, minyak jelantah merupakan limbah karena mencemari lingkungan dan
berbahaya bagi kesehatan. Minyak jelantah tidak boleh sembarangan dituangkan ke
dalam selokan, hal tersebut tentunya dapat mencemari lingkungan, baik air maupun
tanah. Lapisan minyak di permukaan air dapat menghalangi sinar matahari dan
merusak ekosistem perairan. Minyak jelantah yang dibuang menimbulkan bau yang
tidak sedap, biasanya minyak jelantah berubah warna karena bercampur dengan
senyawa lain, membuat lingkungan menjadi jelek, dan minyak jelantah yang dibuang.
mencemari kualitas air parit atau sungai (Phelia 2021, 182).

Penggunaan minyak jelantah harus diperhatikan, bahaya minyak jelantah adalah


konsentrasi asam lemak bebas yang menimbulkan risiko penyakit jantung. Penggunaan
minyak jelantah masih dapat ditoleransi dan dinilai baik serta tidak membahayakan
kesehatan manusia (Damayanti 2021, 162). Jika sudah digunakan lebih dari 3 kali dan
minyak berubah menjadi hitam, ini pertanda minyak sudah tidak layak konsumsi dan
sebaiknya dihindari. Persentase lemak jenuh pada minyak jelantah lebih tinggi dari
persentase lemak tak jenuh dan ini sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat
menyebabkan penyakit stroke dan kanker (Mulyaningsih 2023, 61). Minyak jelantah
membahayakan kesehatan manusia dan menyebabkan masalah lingkungan. Minyak
jelantah biasanya berakhir di lingkungan tanpa adanya kontrol lingkungan . Ini
memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan menyebabkan masalah air dan
tanah. Minyak jelantah yang meresap ke dalam tanah dapat mencemari tanah dan
menurunkan kesuburan tanah serta terbukti mempengaruhi kandungan mineral air
bersih. Situasi ini diperparah dengan kurangnya informasi publik tentang dampak
lingkungan dari minyak jelantah

Pengetahuan masyarakat yang terbatas tentang dampak negatif sampah kota dan
pengetahuan masyarakat yang terbatas tentang peluang ekonomi pemanfaatan limbah
minyak jelantah untuk berwirausaha. Salah satu strategi peningkatan sumber daya
manusia adalah pelatihan, dimana pelatihan pemanfaatan limbah minyak bertujuan
untuk mengendalikan pencemaran limbah lingkungan, dan minyak goreng yang benar-
benar digunakan dapat terus digunakan dengan inovasi baru, sehingga tidak
mencemari lingkungan dan merugikan. untuk kesehatan, seperti menggunakan minyak
jelantah untuk sabun atau biodiesel (Linarti 2019, 514).

Masalah pembuangan minyak jelantah memerlukan perhatian serius untuk


menjaga lingkungan. Kondisi ini merupakan permasalahan yang kompleks yang dapat
diakibatkan oleh terbatasnya edukasi masyarakat tentang pengolahan minyak jelantah
menjadi produk lain. Minyak jelantah dapat digunakan kembali setelah dibersihkan
dan diolah menjadi produk non pangan yang cocok untuk keperluan rumah tangga,
termasuk produksi minyak jelantah sebagai bahan baku pembuatan sabun padat
(Lukitasari 2022, 99).

Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 73
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

Menjaga lingkungan adalah kewajiban bersama yang menjadi masalah global,


pembuangan limbah minyak jelantah secara terus menerus dapat merusak lingkungan
dan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan keberlangsungan
kehidupan manusia. Minyak jelantah yang terserap ke tanah akan mencemari tanah
menjadi tidak subur. Selain itu, limbah minyak jelantah jika dibuang ke lingkungan juga
mempengaruhi kandungan mineral dalam air bersih.
Penduduk desa Ngowo berjumlah 5.498 jiwa, terdiri dari 2.816 jiwa berjenis
kelamin laki-laki dan 2.682 jiwa berjanis kelamin perempuan. Warga desa Ngrowo
mayoritas bekerja sebagai petani, buruh tani dan buruh pabrik, pendapatan mereka
sekitar 500.000 – 3.000.000 perbulan.
Di tinjau dari banyaknya jumlah penduduk usia produktif, SDM di Desa Ngrowo
berpotensi besar memajukan perekonomian desa dengan tenaga dan ide kreatif
mereka. Membangun kesadaran masyarakat desa tidak semudah membalikkan telapak
tangan, perlu kerja sama dari semua pihak baik warga, pemerintahan desa, dan pihak
ketiga (tokoh masyarakat) sebagai pendukung. Usaha itu juga perlu waktu dan proses,
selain itu diperlukan pula contoh dan teladan positif dan konsisten dari pihak pemberi
kebijakan (tokoh masyarakat, tkoh agama, dll.). kegiatan sosialisasi tentang
pengelolaan sampah dapat mendorong partisipasi masyarakat desa dalam hal
pengelolahan persampahan, hal itu juga dapat di dukung dengan berbagai kegiatan
pemberdayaan masyarakat dan pelatihan yang dapat menunjang peningkatan
kesadaran dan potensi perekonomian masyarakat. Maka dari itu, demi memajukan
perekonomian masyarakat desa Ngrowo kami melakukan pendekatan kepada
masyarakat dengan cara observasi lapangan dan mendapatkan data tentang potensi dan
kerentanan yang terjadi di masyarakat. Adanya komunitas Bank Sampah di Desa
Ngrowo ini menjadikan solusi tentang permasalahan sampah tersebut sehingga bisa
terkelola dengan baik dan menjadi lebih bermanfaat, tentunya akan memiliki nilai jual
yang lebih tinggi.

METODE
PAR (Participatory Action Research) adalah Metode yang dilaksanakan dalam
proses pengabdian kepada masyarakat ini. Participatory Action Research (PAR)
mengacu pada metode penelitian, biasanya berkaitan dengan penilaian diri organisasi,
di mana subjek penelitian berpartisipasi dengan peneliti profesional.
PAR merupakan penelitian yang secara aktif melibatkan semua pihak dalam
kajian kegiatan yang sedang berlangsung, dengan kata lain PAR sering disebut sebagai
penelitian yang melibatkan masyarakat sebagai obyek penelitian. Tujuan dari metode
PAR adalah untuk melakukan perubahan dan perbaikan menjadi lebih baik (Putri 2021,
7).
Pertama yakni proses Inkulturasi, yakni membaur dengan masyarakat untuk
membangun kepercayaandengan terlibat langsung dengan masyarakat untuk
menyepakati proses bersama, proses bersama ini dilakukan untuk menemukan
problem sosialnya mereka melalui riset.
Tahap Kedua ini bertujuan untuk memahami persoalan utama komunitas, tahap
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 74
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

ini disebut juga dengan tahap dekodifikasi, yakni tahap mensistematiskan problem –
problem sosial dan dilanjutkan dengan teknik pohon harapan sebagai tujuan
pemecahan masalah masyarakat
Merencanakan aksi penyelesaian masalah, dalam merencanakan program ini
harus dari rumusan masalah dalam bentuk pohon masalah yang sudah disepakati
melalui FGD ( Focus Group Discussion ) . Perencanaan program disusun
berdasarkan rumusan masalah dan tujuan atau harapan yang strukturnya dibuat
dengan model Logical Framework Approach (LFA).
Pada tahap ini yakni melaksanakan aksi program sebagai pemecahan problem
sosial, pilihan program praktis harus sesuai dengan hasil analisis problem sosialnya
dan perencanaan strategis yang telah disusun serta dengan memperhatikan potensi
sumber daya yang dimiliki, dan dibangunlah sebuah komitmen untuk melanjutkan
program untuk menapak perubahan sehingga tidak terjadi keterputusan

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
1. Proses Inkulturasi dengan Masyarakat.

Gambar 1. silaturahmi ke bank sampah

Tanggal 22 februari kita Berkunjung ke komunitas Bank Sampah untuk mengolah


data tentang struktur organisasi Bank Sampah yang dibina oleh Ibu Hj. Siti Maidah dan
direktur dari Bank Sampah yakni Ibu Lilik Anita, wakil Bank Sampah Ibu Siti Susanti
, Bendahara Siti Asiyah dan sekretarisnya Nasikhatin Asiyah berkumpul bersama untuk
mengetahui latar belakang sejarah dibentuknya Komuitas ini. Bank sampah didirikan
karena adanya permasalahan masyarakat yang sering membakar sampah di tanah
pekarangan, Masyarakat Desa Ngrowo yang sadar akan kebersihan dan keindahan
serta kenyamanan lingkungan, ingin merubah pola hidup masyarakat menjadi
masyarakat yang berbudaya hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Dari
situlah munculnya pemikiran untuk membentuk pengelolahan bank sampah.
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 75
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

Berdirinya pada tahun 2018 yang dianggotai 150 orang, waktu yang
dilakukan untuk penimbangan yakni di minggu terakhir setiap bulan, Bank sampah
ini mempunyai nama yaitu “ Maju Bersama “ komunitas ini pernah mengikuti
perlombaan tingkat Kecamatan Bangsal, perlombaan yang pertama yakni Desa Berseri
pada tahun 2020, kedua 10 Program PKK pada tahun 2021, ketiga Lomba Bank
Sampah pada tahun 2021 dan mereka berhasil meraih kejuaraan.

Gambar 2. foto bersama direktur bank sampah


Setiap komunitas pasti memliki problem, begitu juga dengan bank sampah,
mereka juga memiliki problem yang harus di atasi, yaitu tentang bagaimana cara
mengelola kembali barang-barang/bahan-bahan yang sudah tidak layak pakai seperti
sampah-sampah rumah tangga khususnya minyak yang sudah tidak layak
pakai/minyak jelantah, terkadang masyarakat masih tetap mengunakan minyak
jelantah berulangkali, padahal itu sangat tidak baik bagi kesehatan, ada juga yang
langsung membuang minyak jelantah tersebut padahal itu juga dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air dan tanah. Sedangkan limbah
minyak dapat dimanfaatkan dan diolah kembali menjadi barang yang berguna dan
bernilai, kurangnya literasi menyebabkan masyarakat tidak mengetahui tentang
manfaat limbah minyak tersebut.

Gambar 3. musyawarah bersama direktur dan pengelola bank sampah

Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 76
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

Permasalahan yang ada yakni pencemaran tanah dan air karena limbah minyak
jelantah. Dari permasalahan tersebut kita mahasiswa KKN berusaha memecahkan
masalah muncullah hasil yaitu:
1. Minyak jelantah dikumpulkan satu bulan sekali saat penimbangan
sampahkering
2. Dijual ke pengepul Minyak Jelantah
3. Minyak Jelantah bisa diolah menjadi sabun
Komunitas bank sampah merencanakan waktu dan tempat pengumpulan
minyak jelantah, dan merencanakan kepada siapa minyak jelantah yang
terkumpul untuk dijual, kemudian timbul ide dari salah satu nasabah untuk
tidak dijual dan mengolah minyak jelantah, akhirnya mahasiswa KKN
memberikan solusi untuk mengolah minyak jelantah menjadi sabun.

Gambar 4. bersama-sama menyiapkan alat dan bahan

Untuk mengubah minyak jelantah menjadi sabun dibutuhkan alat dan bahan
yaitu, minyak jelantah 500ml yang sudah disaring dengan penyaringan dan di endapkan
24 jam dengan dicampur arang aktif yang sudah dicampur saat membara, dibutuhkan
juga NaOH 63gr, air 180ml kemudian pewangi khusus sabun 1 sendok makan ,ada
mixer, cetakan sabun. Proses nya yakni minyak yang sudah di endapkan dengan arang
disaring kembali lalu dicampur dengan larutan air yang sudah dicampur NaOH dengan
diaduk terus menerus selama 15 menit, setelah 15 menit diberi pewangi 1 sendok makan
diaduk sebentar kemudian dicetak dan didiamkan diruangan terbuka selama 21 hari.
Bank sampah “Maju Bersama“ desa Ngrowo didirikan secara resmi pada tgl
15 juli 2018, yang bertempat di RT 10, RW 03 dusun Pendowo, desa Ngrowo Kec.
Bangsal Kab. Mojokerto berdasarkan SK kepala desa nomor 766/21/416-
310.15/2018. Demikian bank sampah terus berjalan hingga sekarang. Di awal

Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 77
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

pembentukan hanya ada 35 Nasabah dengan modal awal 1.000.000 hingga sekarang
sudah ada 150 nasabah dengan omset rata-rata pertahun 2.104.000. diawal hanya
mengelola sampah anorganik dan sekarang sudah berkembang mengolah sampah
organik dan limbah minyak, begitupun dengan jumlah pengurus yang awalnya
hanya 3 orang diawal pendirian, sekarang semakin bertambah.
Kuasa atas bank sampah di miliki oleh seluruh anggota bank sampah. Semua
nasabah bank sampah memiliki peran penting dan bertanggung jawab akan
berlangsungnya semua kegiatan bank sampah. Pemilik bank sampah adalah seluruh
anggota komunitas bank sampah yang di ketuai oleh ibu Lilik Anita selaku direktur
bank sampah, pengambil manfaat dari adanya bank sampah adalah seluruh nasabah
bank sampah.
Masyarakat desa Ngrowo yang mempunyai aset berupa bank sampah, mereka
sangat berperan khususnya para nasbah bank sampah karena para nasabahlah yang ikut
sadar dan mengumpulkan sampah mereka untuk di setorkan ke pada pengurus bank
sampah, oleh karena itu para pengurus banklah yang paling berpengaruh dalam hal ini,
penguruslah yang selalu berupaya mengambil sampah-sampah dari pos ke pos. Dan
tentu saja yang paling memiliki kekuasaan adalah pemerintahan desa, karena bank
sampah tidak akan bisa berdiri sampai sekarang tanpa adanya izin dari pemerintahan
desa.
Salah satu potensi yang kami kembangkan adalah Minyak Jelantah alias limbah
B3, yaitu minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng minyak ini
merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya. Minyak
yang sudah digunakan berulang kali akan berwarna kehitaman dan tidak baik untuk
dikonsumsi. Minyak jelantah juga bisa merusak ekosistem perairan, mencemari tanah,
dapat menyumbat saluran air.
Pembuangan minyak jelantah dapat membawa dampak negatif dalam
aspek kehidupan, khususnya aspek lingkungan. Pembuangan minyak jelantah
sengkalidibuang di saluran air begitu saja sehingga menyebabkan pencemaran air dan
tanah. Karena tidak adanya penampungan limbah minyak jelantah dan juga
kurangnya wawasan dan kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari limbah
minyak tersebut. Sedangkan limbah minyak dapat dimanfaatkan dan diolah kembali
menjadi barang yang berguna dan bernilai, kurangnya literasi menyebabkan
masyarakat tidak mengetahui tentang manfaat limbah minyak tersebut, maka perlu
diadakannya sosialisi agar masyarakat sadar betapa pentingnya menjaga lingkungan
tetap bersih.
Setiap komunitas pasti memliki problem, begitu juga dengan bank sampah,
mereka juga memiliki problem yang harus di atasi, yaitu tentang bagaimana cara
mengelola kembali barang-barang/bahan-bahan yang sudah tidak layak pakai seperti
sampah-sampah rumah tangga khususnya minyak yang sudah tidak layak
pakai/minyak jelantah, terkadang masyarakat masih tetap mengunakan minyak
jelantah berulangkali, padahal itu sangat tidak baik bagi kesehatan, ada juga yang
langsung membuang minyak jelantah tersebut padahal itu juga dapat mengakibatkan
pencemaran.
Dalam pelaksanaan program pelatihan sabun dari minyak membutuhkan biaya.
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 78
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

Berikut rincian biaya tersebut yakni , Cetakan Sabun seharga Rp.30.000 Soda Api
500gr dengan harga Rp. 10.000 , Arang dengan harga Rp. 5.000 , Saringan Besi dengan
harga Rp. 10.000 , essence buah Strawberry Rp. 15.000 , Masker dengan harga Rp.
2000, Mixer manual Rp. 10.000 dengan biaya tersebut masyarakat bisa membuat sabun
sendiri di rumah untuk mengurangi biaya pengeluaran keluarga dan bisa juga dibuat
usaha menambah penghasilan.

2. Pelatihan Pengolahan Limbah Jelantah Bersama Komunitas

Minyak jelantah adalah minyak bekas pakai dari konsumsi menggoreng untuk
kegiatan dapur (memasak) yang biasanya dibuang. Pembuangan minyak jelantah ini
(karena benda cair) maka biasanya dibuang di saluran air bersama air buangan lainnya.
Namun sifat dari minyak sendiri tidak dapat menyatu dengan air serta pada suhu yang
relatif rendah maka akan menggumpal. Tanpa disadari, minyak jelantah ini akan
mencemari lingkungan dan saluran air karena akan menyumbat saluran. Program KKN
atau Kegiatan pengabdian ini berupa Pelatihan dan dilaksanakan dengan mengundang
Komunitas Bank Sampah, Ibu – Ibu PKK dan warga setempat dari desa Ngrowo
tepatnya di Dususn Pendowo, kegiatan ini bertujuan untuk membantu perekonomian
masyarakat dan menyadarkan masyarakat agar melindungi lingkunganya dengan tidak
membuang limbah minyak ke selokan.

Panitia pelaksanaan pelatihan pemanfaatan limbah minyak menjadi produk


unggulan sabun di ketuai oleh ibu lilik anita selaku ketua komunitas bank sampah, wakil
ketua ialah Hamzah maulana selaku ketua KKN, dan sekretaris I oleh ibu Nasikhatin
Aniyah selaku sekretaris komunitas bank sampah, begitu juga bendahara I oleh ibu Siti
asiyah selaku bendahara Bank sampah. Untuk sekretaris II dan bendahara II dari
sekretaris dan bendahara KKN.

Untuk mengatasi masalah tersebut bank sampah memiliki beberapa gagasan


diantaranya mengelola limbah minyak menjadi sabun. kami selaku peserta KKN di
desa Ngrowo, kami akan membantu terlaksananya program tersebut dan program
tersebut juga di setujui oleh Ibu Kepala Desa Ngrowo.

Gambar 5. pelaksanaan pelatihan

Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 79
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 27 februari 2023 pada pukul 13.30 dengan
melakukan persiapan pelatihan limbah minyak jelantah, dan dilanjutkan dengan
presentasi dosen, beristirahat sejenak setelah itu melakukan praktek dengan komunitas
bank sampah. Adapun kelengkapan alat – alat bahannya seperti minyak jelantah 1liter,
pewangi strawberry, soda api, mixer, timbangan, masker, saringan, cetakan, wadah
penyaringan dan arang, dan penanggung jawab pelatihan ini yakni Bpk. Dr.
M.A.Fulkah Sa’dibih,M.Pd.I selaku dosen IAI Uluwiyah Mojokerto, sumber daya
manusia yang dibutuhkan adalah nasabah bank sampah dan pelatihan limbah minyak
jelantah ini sama sekali tidak di pungut biaya

gambar 6. alat dan bahan pembuatan sabun

Gambar 7. contoh cetakan sabun

Dalam pelaksanaan program pelatihan sabun dari minyak membutuhkan biaya.


Berikut rincian biaya tersebut yakni , Cetakan Sabun seharga Rp.30.000 Soda Api
500gr dengan harga Rp. 10.000 , Arang dengan harga Rp. 5.000 , Saringan Besi dengan
harga Rp. 10.000 , essence buah Strawberry Rp. 15.000 , Masker dengan harga Rp.
2000, Mixer manual Rp. 10.000 dengan biaya tersebut masyarakat bisa membuat sabun
sendiri di rumah untuk mengurangi biaya pengeluaran keluarga dan bisa juga dibuat
usaha menambah penghasilan.
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 80
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

Gambar 8. proses penyaringan minyak, Gambar 9. merendam arang dengan minyak

Minyak jelanta sebanyak 500ml disaring dengan saringan besi yang dilapisi oleh
masker, setelah tersaring semua lalu disisihkan kemudian membakar arang secukupnya
hingga membara, fungsinya arang aktif adalah sebagai absorben pada pemurnian
minyak jelantah setelah disaring, dan meningkatkan kualitas minyak ditandai dengan
penurunan kadar air, bilangan asam lemak bebas, bilangan peroksida dan perkeruhan.
Setelah diaduk dengan arang aktif lalu di diamkan selama 24 jam, setelah di diamkan
kemudian disaring dengan saringan besi yang dilapisi masker.
Mempersiapkan air sebanyak 180ml dituangkan di wadah, lalu timbang NaOH
sebanyak 64gr lalu campurkan ke dalam air sedikit demi sedikit lalu diaduk sampai jadi
dingin, cara yang benar mencampurkan natrium dengan air secara sedikit- sedikit bukan air
yang dicampuri natrium karena akan menjadi meledak setelah dingin masukkan minyak
jelanta sambil diaduk perlahan hingga tercampur merata dan diaduk selama 15 menit ,
setelah 15 menit campurkan pewangi khusus sabun sebanyak 1 sendok lalu aduk lagi
hingga merata setelah itu tuangkan ke dalam cetakan sabun dan di diamkan dalamsuhu
ruangan selama 21 hari.

Gambar 10. foto bersama pasca pelatihan

Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 81
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

Program pengabdian kepada masyarakat ini adalah penerapan teknologi tepat


guna dan ketrampilan untuk membuat sabun yang diharapkan dapat disebarluaskan di
lingkungan warga maupun masyarakat sekitar lewat pelatihan. Selain itu, dengan
kemampuan untuk membuat sabun diharapkan pula dapat menumbuhkan minat
kewirausahaan di lingkungan masyarakat sekitar (Yustinah 2011). Dengan mengolah
minyak jelantah menjadi sabun diharapkan pembuangan minyak jelantah sembarangan
bisa ditekan dan bahkan minyak jelantah bisa diolah menjadi prodak yang bermanfaat
serta bisa menjadi prodak lokal desa, pemanfaatan limbah minyak jelantah ini
memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat tidak perlu lagi membeli sabun cuci
karena sudah bisa memproduksi sendiri. Kemandirian ini bisa menekan masyarakat bisa
menekan pengeluaran untuk belanja. Kami berharap inovasi ini terus dilaksanakan oleh
anggota Bank Sampah dan diaplikasikan oleh ibu – ibu masyarakat sekitar.
Kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah minyak menjadi produk unggulan sabun
yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 februari 2023 pukul 13.30 sampai 16.30
bertempat di rumah ibu isminafik Dusun Pendowo RT 10. Kegiatan pelatihan diawali
dengan pembukaan dan pembacaan susunan acara oleh saudari Nurul Laili Maghfiroh
dilanjutkan pembacaan al fatihah dengan harapan kegiatan ini berjalan dengan lancar.
Dilanjutkan sambutan pertama oleh dosen pembimbing lapangan Bpk. Miftakhur
Ridlo, S.Hum.,M.Fil.I dan dilanjutkan sambutan yang kedua oleh Direktur Bank
Sampah Lilik Anita, dilanjutkan dengan pembacaan do`a oleh saudara Chaniful Ashar.
Dan penyampaian materi oleh Ibu Hj. Muslikhatum L,S.Pd.,M.Si sekaligus memimpin
acara pembuatan limbah minyak menjadi sabun yang langsung dipraktekkan oleh
masyarakat. Masyarakat sangat bersemangat dan antusias melaksanakan kegiatan ini.
Acara ini berakhir pada pukul 16.30

3. Analisis SWOT
Pasca pelaksanaan pelatihan kami melakukan analisis swot yang bertujuan untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari pelaksaan pelatihan,
berikut analisis swot :

Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 82
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

PELAKSANAAN PROGRAM (PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK)

KEKUATAN ANCAMAN

1. Pelatihan belum pernah 1. Persaingan harga


dilakukan 2. Budgting tinggi
2. Antusias masyarakat 3. Belum teruji lab
3. Menjadi produk lokal 4. Keraguan masyarakat

KELEMAHAN PELUANG

1. Kondisi cuaca 1. Menjadi produlk lokal


2. Terbatasnya alat desa
3. Kelayakan produk 2. Income
4. Belum adanya tempat 3. Memberi lapangan kerjabagi
produksi masyarakat

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa agar hasil dari pelatihan tersebut
dapat menjadi produk lokal harus ada uji lab sehingga masyarakat tidak ragu untuk
menggunakan atau membeli produk tersebut.
Kegiatan pada pelatihan masyarakat ini berjalan sangat lancar, peserta sangat
antusias dalam berdiskusi dan memberikan pertanyaan. Hasil dari keberhasilan
kegiatan pelatihan masyarakat ini dapat dilihat melaui evaluasi kegiatan pelatihan yang
telah dirangkum dalam bagan sebagai berikut :

Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 83
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

Sisa minyak

Mempunyai Sisa minyak Membuang Sisa Minyak Sembarangan Menjual ke Pengepul


mempunyai sisa minyak sisa minyak membuang minyak bekas
sembarangan menjual ke pengepul
Tabel 1 sisa minyak

Rencana Masyarakat kedepanya


rencana masyarakat kedepannya
12
10

Praktek Sendiri Mengolah Sendiri mengolah secara masal Menjadi prodak lokal
0
praktek sendiri megolah sendiri megolah secara masal menjadi produk lokal
Ya Tidak Ragu
Ya tidak ragu
Tabel 2 rencana masyarakat kedepannya

Berdasarkan hasil evaluasi setelah pelaksanaan pelatihan pengolahan limbah


minyak menjadi sabun dari 11 orang, 85% orang mepunyai sisa minyak jelantah, 10%
orang membuang minyak bekas sembarangan, 92% orang mengumpulkan dan
menjualnya ke pengepul. dari 11 peserta sudah mengetahui dan memahami cara
mengolah limbah minyak menjadi sabun dan dari hasil di atas juga terlihat begitu
antusiasnya mereka dalam mengikuti pelatihan, 8 orang mempunyai keinginan untuk
mempraktekkannya dirumah dan sebagian besar ingin mengolahnya secara masal
meskipun 48% peserta ragu untuk menjadikannya sebagai prodak lokal. Setelah
sabunnya sudah menjadi padat, kami mencoba untuk dibawa ke lab dan mengujinya
kemudian keluarlah hasil sampel tersebut yakni Sampel sabun memiliki zat antibakteri
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 84
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

dengan daya hambat sebesar 20 mm terhadap bakteri E.coli pada konsentrasi 10%,
berikut adalah laporan hasil pengujian di Lab UNUSIDA.

Gambar 11. Hasil Uji Lab

Gambar 11. Hasil Uji Lab

Untuk meningkatkan kualitas dari sabun yang terbuat dari pengolahan minyak
jelantah berdasarkan dari hasil uji lab, disarankan untuk menambahkan bahan herbal
dari ekstrak dedaunan yang memiliki zat anti bakteri seperti daun sirih, daun jambu biji,
daun mint, daun binahong dan lain-lain sehingga meningkatkan kualitas sabun dan
menjadikan prodak sabun yang mengandung anti bakteri.

KESIMPULAN

Masyarakat desa Ngrowo yang mempunyai aset berupa bank sampah, mereka sangat
berperan khususnya para nasbah bank sampah karena para nasabahlah yang ikut sadar
dan mengumpulkan sampah mereka untuk di setorkan ke pada pengurus bank sampah,
oleh karena itu para pengurus banklah yang paling berpengaruh dalam hal ini,
penguruslah yang selalu berupaya mengambil sampah-sampah dari pos ke pos. Dan
tentu saja yang paling memiliki kekuasaan adalah pemerintahan desa, karena bank
Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 85
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

sampah tidak akan bisa berdiri sampai sekarang tanpa adanya izin dari pemerintahan
desa.

Untuk mengatasi penggunaan sisa minyak dan kesehatan lingkungan, maka limbah
minyak tersebut harus diolah dalam bentuk lain, yakni bisa di jadikan sabun, sehingga
limbah tersebut dapat bermanfaat dan juga bisa menjadi barang yang menghasilkan
uang sebagai penghasilan sampingan, karena mungkin sebagian orang menganggap
bahwa percuma untuk menyisakan minyak sedangkan harga minyak belakangan ini
terus naik.

Adanya pengolahan minyak jelantah menjadi sabun dapat mencegah pencemaran


lingkungan yang mana pada awalnya minyak jelantah dibuang sembarangan ke selokan
yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yaitu menimbulkan masalah
pencemaran air maupun tanah. Minyak jelantah yang terserap dalam tanah dapat
mencemari tanah dan berakibat menurunnya tingkat kesuburan tanah serta terbukti
mempengaruhi kandungan mineral dalam air bersih.

REFERENSI

Yulizar Yusuf, Arifin. Bustanul, Tetra. Olly Norita dan Imelda. (2010). Penyuluhan dan
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Minyak Goreng (Minyak Jelantah) Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Sabun Cair. Warta Pengabdian Andalas, Volume XVI Nomer 25
Desember.

Damayanti F., Supriyatin, T. (2021). Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Sebagai Upaya
Peningkatan Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan. Dinamisia. 5(1).

Phelia, A., Pramita, G., & Misdalena, F. (2021). Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah
Menjadi Sabun Sebagai Upaya Pengendalian Limbah Domestik Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat Radisi, 1(3).

Damayanti, F., & Supriyatin, T. (2021). Pemanfaatan limbah minyak jelantah sebagai upaya
peningkatan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 5(1).

Mulyaningsih, M., & Hermawati, H. (2023). SOSIALISASI DAMPAK LIMBAH


MINYAK JELANTAH BAHAYA BAGI KESEHATAN DAN LINGKUNGAN.
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 10(1).

Linarti, U., Astuti, A. Y., & Budiarti, G. I. (2019, September). Pengelolaan limbah minyak
goreng bekas pakai di bank sampah Lintas Winongo, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota
Yogyakarta. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan (Vol. 1, No. 1).

Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 86
Maghfiroh, Suprapti
Pendampingan Komunitas Bank SampahMelalui Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Desa
Ngrowo

Lukitasari, M., & Sukri, A. (2022). Pengolahan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Sabun
Cuci Piring Di Kelurahan Kanigoro Kota Madiun. Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of
Community Service), 4(1).

Putri, R. A., & Sembiring, S. B. (2021). Pelatihan Desain Flyer Dan Kartu Nama dengan
Metode Participatory Action Research (PAR). Jurnal IPTEK Bagi Masyarakat (J- IbM),
1(1).
Yustinah, Hartini, 2011. Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari
Sabut Kelapa. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693
– 4393. Yogyakarta, Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan SumberDaya
Alam Indonesia.

Author : Miftakhur Ridlo, Muklisatum Listyawati,,Hamzah Maulana, M. Nurul Huda, Nurul Laili 87
Maghfiroh, Suprapti

You might also like