Professional Documents
Culture Documents
Jurnal KKN Pagesangan Barat 2023-Compressed
Jurnal KKN Pagesangan Barat 2023-Compressed
Abstract
Stunting is one of the nutritional problems in children globally. West Nusa Tenggara Province (NTB) is one of the priority
provinces for handling stunting. The Indonesian Nutritional Status Survey (SSGI), in 2021 the prevalence of stunting in the
Province of NTB is 31.4 percent. Then, in 2022, the prevalence of stunting will increase to 32.7 percent. The stunting rate
in West Nusa Tenggara (NTB) Province rose to 32.7 percent based on the results of the 2022 Indonesian Nutrition Status
Survey (SSGI). The stunting rate increased by 1.3 percent from 2021, which was 31.4 percent.
Meanwhile, based on data collection conducted through the electronic application-Community-Based Nutrition Recording
and Reporting (e-PPGBM) for 2022, the NTB Provincial Government stated that the stunting rate had decreased. In 2022,
the stunting rate in NTB will drop to 16.84 percent.
Based on the final data of the e-Pggbm Puskesmas Pagesangan, West Pagesangan Village, the number of stunted toddlers
is 115 people. And of these, there are two environments where the number of stunted children under five is high. Activities
are focused on the two Environments. The activities carried out are in the form of Local Food Cooking Demonstrations so
that the target can easily apply them.
Keywords: stunting, local pmt, outreach, education
Abstrak
Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi pada anak secara global. Provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB) merupakan salah satu provinsi prioritas penanganan stunting. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), di tahun 2021
prevalensi stunting di Provinsi NTB sebesar 31,4 persen. Kemudian, tahun 2022, prevalensi stunting naik menjadi 32,7
persen. Angka stunting di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) naik menjadi 32,7 persen berdasarkan hasil Survei Status
Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Angka stunting naik sebesar 1,3 persen dari tahun 2021 yaitu 31,4 persen.
Sementara, berdasarkan pendataan yang dilakukan lewat aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis
masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022, Pemprov NTB menyatakan angka stunting terjadi penurunan. Pada 2022, angka
stunting di NTB turun menjadi 16,84 persen.
Berdasarkan Data akhir e-pggbm Puskesmas Pagesangan Kelurahan Pagesangan Barat memiliki jumlah balita stunting
yaitu sejumlah 115 orang. Dan dari jumlah tersebut ada dua lingkungan yang jumlah Balita Stuntingnya tinggi. Kegiatan di
fokuskan di dua Lingkungan tersebut. Kegiatan yang di lakukan dalam bentuk Demonstrasi Masak Bahan Pangan Lokal
sehingga mudah di aplikasikan oleh sasaran.
1. Ibu Balita menjadi faham dan mengerti Kegiatan ini merupakan aplikasi dari kajian Planing
pentingnya pengetahuan pencegahan stunting Of Action (POA) yang disusun oleh para Mahasiswa
sejak dini untuk mewujudkan Balita Bebas KKN dengan dibimbing oleh pendamping KKN dari
Stunting Poltekkes Kemenkes Mataram. Diperlukannya
2. Ibu Balita mendapatkan ilmu baru mengolah penyuluhan dan edukasi Demo TTG pada Ibu Balita
bahan pangan lokal menjadi makanan tambahan terutama dalam meningkatkan pengetahuan tentang
pedat gizi untuk Balita. pencegahan stunting lainnya agar dapat memutus
3. Kegiatan dilakukan oleh mahasiswa KKN mata rantai kejadian stunting pada balita. Diharapkan
dibantu oleh kader setempat. para Ibu Balita bisa menerapkan pengetahuan yang
di dapat dari kegiatan yang di adakan untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari – hari dan bisa
2. Metode Pelaksanaan Kegiatan membagi ilmunya kepada sasaran yang lain.
Kegiatan dilalukan secara interaktif, dengan
Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan di Dua pemaparan materi, penayangan lay Out dan beberapa
Lingkungan yang sasaran Balita terindikasi games yang bersifat edukasi. Proses Kegiatan
Stunting yaitu Lingkungan Timbrah dan Kekalik dilakukan dengan pemaparan materi yang dilakukan
Kebon. Sasaran pelaksanaan kegiatan adalah Ibu oleh Mahasiswa KKN Terpadu dengan latar Jurusan
Balita dan Balita terindikasi Stunting sejumlah 48 yang beragam sehingga ilmu yang di dapat lebih
sasaran. Waktu pelaksanaan kegiatan ini Bulan Mei komplit. Adapun materi yang diberikan dalam
2023. Kegiatan yang dilakukan meliputi tiga tahap kegiatan adalah sebagai berikut :
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap pelaporan. Adapun tahapan pelaksanaannya
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
kegiatan ini seperti yang ditunjukkan dalam gambar
balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak
1.
lebih pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi
Koordinasi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
kehidupan setelah lahir, tetapi baru tampak setelah
anak berusia 2 tahun) atau 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) [4]. 1000 HPK adalah fase
Pelaksanaan Penyuluhan dan kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin
Demo TTG Bahan Pangan Lokal
pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak
berusia 2 tahun (730 hari). Pada periode inilah
organ-organ vital (otak, hati, jantung, ginjal, tulang,
Diskusi dan Dokumentasi tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya
mulai terbentuk dan terus berkembang. Proses
terjadinya stunting bersamaan dengan proses
Laporan terjadinya hambatan pertumbuhan dan
perkembangan semua organ lainnya seperti otak,
jantung, ginjal dan pankreas. Stunting disebabkan
Gambar 1. Metode Pelaksanaan Kegiatan oleh faktor Multidimensi sehingga penangganannya
perlu dilakukan oleh multisektor [5]. Faktor-faktor
Pada gambar 1. menjelaskan metode pelaksanaan yang menyebabkan stunting yaitu: (a). Praktek
yang dimulai dari perencanaan berupa kegiatan pengasuhan yang tidak baik. (b). Pernikahan dini
survei lokasi dan koordinasi dengan pihak terkait di dengan batas minimal usia menikah untuk laki-laki
lingkungan tempat kegiatan. Tahap selanjutnya 25 tahun dan perempuan 21 tahun. (c). Terbatasnya
tahap pelaksanaan Kegiatan dengan melakukan layanan kesehatan. (d). Kurangnya akses ke
penyuluhan dan Demo Masak TTG untuk PMT makanan bergizi. (e). Kurangnya akses ke air bersih
Anak. Metode penyuluhan dan edukasi dengan tatap dan sanitasi
muka, lay out dengan PPT, Demo masak, pre test
dan post tes kepada ibu balita. Kemudian di
lanjutkan dengan berdiskusi dengan ibu – ibu balita.
Tahap pelaporan dilakukan ketika kegiatan
Pertumbuhan cepat pada 1000 hari pertama kehidupan Intervensi Spesifik : (a) Suplementasi Tablet Besi
sebagai berikut: Folat pada Bumil. (b). Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Bumil KEK. (c). Promosi dan
Konseling IMD dan ASI Eksklusif. (d). Pemberian
Makanan Bayi dan Anak (PMBA). (e).
Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu. (f).
Pemberian Imunisasi. (g). Pemberian Makanan
Tambahan Balita Gizi Kurang. (h). Pemberian
Vitamin A. (i). Pemberian Taburia pada Baduta.
(j). Pemberian Obat Cacingpada Bumil.
3.2. Program sekunder yang ditunjukkan pada
remaja putri untuk meningkatkan kualitas remaja
putri agar lebih siap jika sudah menikah yaitu:
3.1. Program primer ditunjukkan pada ibu hamil dan Kegiatan Kelas Balita Stunting ini dilakukan
yang memiliki balita untuk lebih mengetahui tentang dengan sasaran ibu – ibu Balita yang terindikasi
program 1000 HPK. Intervensi Stuntingdi wilayah Pagesangan Barat dengan
focus kegiatan di dua lingkungan, karena salah
Sensitif : (a). Penyediaan akses dan ketersediaan air satu faktor pemicu terjadinya stunting adalah
bersih serta sarana sanitasi (jamban sehat) di keluarga. kurangnya pengetahuan ibu balita dan pola asuh
(b). Pelaksanaan fortifikasi bahan pangan. (c). yang masuh keliru tentang masalah stunting dan
Pendidikan dan KIE Gizi Masyarakat. (d). Pemberian bagaimana cara mencegah dan mengatasinya.
Pendidikan dan Pola Asuh dalam Keluarga. (e). Dengan adanya kegiatan Kelas Balita Stunting ini
Pemantapan Akses dan Layanan KB. (f). Penyediaan Para Ibu diberikan ilmu baru tentang pengolahan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Jaminan Makanan padat Gizi yang bisa di praktekkan
Persalinan. (g). Pemberian Edukasi Kespro. dengan mudah dan menggunakan bahan – bahan
lokal yang ada di sekitarnya.
Stunting memberikan dampak bagi kesehatan,
pertumbuhan penduduk dan ekonomi di masa yang
akan datang. Perlunya pencegahan stunting sejak
dini dapat dilakukan dengan memberikan Edukasi
dan pembelajaran kepada para ibu – ibu balita di
Kota Mataram untuk mewujudkan cita-cita Kota
Matarm menuntaskan angka stunting pada Tahun
2023.
Ucapan Terimakasih
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas pendanaan dari Poltekkes Kemenkes
Mataram melalui skema pendanaan KKN Terpadu
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Mataram,
Terimakasih kepada Pihak Puskesmas Pagesangan
yang telah membantu Pendataan dan Ucapan
Terimakasih kepada Kelurahan Pagesangan Barat
dan pihak- pihak terkait dalam kegiatan tersebut.
Daftar Rujukan
[1] De Onis M., F. Branca. 2016. Childhood Stunting : A Global
Perspective. Tersedia
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/mcn.12231
[2] Hamzah, S. R., & B, H. (2020). Gerakan Pencegahan Stunting
Melalui Edukasi pada Masyarakat di Desa Muntoi Kabupaten
Bolaang Mongondow. JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Indonesia), 1(4), 229-235.
https://doi.org/10.36596/jpkmi.v1i4.95.
[3] Valeriani, D., Zukhri, N., Putri, A.K., Wulandari, A. (2021).
Determinasi dan Pemulihan Stunting di Kabupaten Bangka
Barat. A.A. Rizky: Banten.
[4] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
[5] Kurniasari, E. (2020). Peran Tenaga Kesehatan dalam
Pencegahan dan Penanganan Stunting.
https://stikesypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/part1-
Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
[6] The Worldbank. (2016). Aiming High Indonesia’s Ambition
to Reduce Stunting (Menggapai Lebih Tinggi Ambisi
Indonesia Menurunkan Stunting).
[7] Hoddinott, J. et al. (2013). Adult consequences of growth
failure in early childhood. American Journal of Clinical
Nutrition, 98(5), pp. 1170-1178. Doi:
10.3945/ajcn.113.064584.
4. Kesimpulan
Kegiatan ini bertema tentang “Pencegahan Dan
Penanganan Stunting Berbasis Kearifan Lokal
Melalui Kelas Gizi Balita Stunting (Kebanting)”
ditujukan kepada Balita Terindikasi Stunting
wilayah Kelurahan Pagesangan Barat Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat.
------