Professional Documents
Culture Documents
Carbonate Barrier
Carbonate Barrier
- Submarine Fan
- Deep Ocean Floor
Dafus
https://petrowiki.spe.org/Carbonate_reservoir_geology#:~:text=of%20carbonate
%20reservoirs.-,Depositional%20environments,are%20transported%20landward%20and
%20basinward.
http://www.sepmstrata.org/page.aspx?pageid=90
https://www.beg.utexas.edu/lmod/_IOL-CM02/cm02-step05.htm
https://wiki.aapg.org/Depositional_environments
Data Artikel:
Judul Jurnal : Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1
Judul Artikel : Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota
Pangkalpinang
Penulis : Umar Solikhan
Penerbit : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kota Terbit : Pangkalpinang
Tahun Terbit : 2013
Cara Penulisan:
Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota
Pangkalpinang” dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 (hlm.
123-129). Pangkalpinang: Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nama. Tahun. “judul artikel” dalam: judul jurnal. Vol (hlm.). kota terbit. penerbit
C. Demets, R.G. Gordon, D.F. Argus and S. Stein, Effect of Recent to The Geomagnetics
Reversal Time Scale on Estimates of Current Plate Motions, Revisions Geophysical
Research Letter, vol. 3, no. 21, 1994, pp. 2191-2194.
Bathurst, RGC. 1975. “Carbonate Sediments and their Diagenesis” dalam: Elsevier. Vol 1. pp (658).
Amsterdam
Milliman, JD, 1974. Marine Carbonates. Recent sedimentary Carbonates; pt. 1. Springer, Berlin,
Heidelberg, New York, xiv, 375 pp.
Wilson, J. L., 1975, Carbonate Facies in Geologic Time: New York,Springer-Verlag, 471p.
R. G. C. Bathurst, Carbonate Sediments and their Diagenesis, Elsevier, vol. 1, 1975, pp. 658.
J. D. Milliman, Marine Carbonates. Recent sedimentary Carbonates, Springer Berlin, vol. 14,
1974, pp 375.
H. G. Reading, Sedimentary Environments and Facies, Elsevier, vol. 1, 1978, pp. 557.
P. A. Scholle and D. S. S. Ulmer, A Color Guide to the Petrography of Carbonate Rocks, AAPG
Memoir, vol. 77, 2003, pp. 474.
M. E. Tucker and V. P. Wright, Carbonate Sedimentology, vol. 15, 1990, pp. 482.
J. L. Wilson, Carbonate Facies in Geologic Time, Springer Verlag, vol. 11, 1975, pp. 471.
A. J. Embry and R. E. Klovan, A Late Devonian Reef Tract of Northeastern Banks Island,
N.W.T., Bulletin of Canadian Petroleum Geology, vol. 19, 1971, pp. 730.
1. ↑ Enos, P. and Sawatsky, L.H. 1981. Pore networks in Holocene carbonate sediments. J.
of Sedimentary Petrology 51 (3): 961-985. http://dx.doi.org/10.1306/212F7DF1-2B24-
11D7-8648000102C1865D.
↑ Jump up to:5.0 5.1
Lucia, F.J. 1995. Rock-Fabric/Petrophysical Classification of Carbonate Pore
Space for Reservoir Characterization. AAPG Bull. 79 (9): 1275-
1300. http://aapgbull.geoscienceworld.org/content/79/9/1275.citation.
Lucia, F.J. 1999. Carbonate Reservoir Characterization, 226. New York: Springer.
2. ↑ Jump up to:3.0 3.1 Embry, A.J. and Klovan, R.E. 1971. A Late Devonian Reef Tract of
Northeastern Banks Island, N.W.T. Bulletin of Canadian Petroleum Geology 19 (4): 730-
781. http://bcpg.geoscienceworld.org/content/19/4/730.abstract.
3.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan
batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di
endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan
( Pettijohn, 1975 ).
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara
beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus
sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan
sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil
dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak
bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira
80% ( Pettijohn, 1975 ).
Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mengandung mineral karbonat lebih dari 50%.
Sedangkan mineral karbonat adalah mineral mengandung CO3 dan satu atau lebih kation Ca,
Mg, Fe, dan Mn. Pada umumnya, mineral karbonat adalah kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg
(Co3)2). Batuan karbonat umumnya terdiri atas batugamping (kalsit sebagai mineral utama)
dan batudolomit (dolostone). Umur batuan ini sangat bervareasi mulai dari pra-Kambrium
sampai Kuarter. Batuan karbonat pra-Kambrium dan Paleosen umumnya dikuasai oleh
batudolomit. Di alam batuan karbonat menempati 1/5 – 1/4 dari seluruh catatan stratigrafi
dunia. Sekitar 40 % dari minyak bumi dan gas dunia diambil dari batuan karbonat. Reservoar
karbonat di Timur Tengah merupakan salah satu contoh reservoar karbonat dengan produksi
migas yang besar. Sedimen karbonat, yang dijumpai di dunia, kebanyakan terbentuk pada
lingkungan laut dangkal dan beberapa di antaranya terbentuk di daerah teresterestrial, tetapi
laut dangkal tropis. Indonesia merupakan daerah yang mempunyai sedimen karbonat
melimpah.
Batas platform
Transisi dari shelf ke slope berpengaruh pada perubahan yang cepat dari pola fasies
karbonat. Pola pertama yang dicari oleh kebanyakan interpreter adalah bentuk mound yang
merepresentasikan reef. Beberapa contoh dengan seismik yang bagus adalah
karbonat Cretaceous di timur laut Amerika Serikat dan Teluk Meksiko, karbonat Jurassic di
Maroko, karbonat Miosen di Papua Nugini dan karbonat Permian di Texas Barat.
Beberapa buildup dapat mencapai ketinggian melebihi 1000 meter. Salah satu signature kunci
adalah adanya refleksi shingled kecil yang miring ke arah lingkungan paparan (shelf). Ini
adalah hasil dari transpor endapan karbonat oleh badai dan arus dari puncak reef menuju
bagian dalam platform. Signature internal dari buildup biasanya adalah hilangnya amplitudo
dan kemenerusan walaupun ini tidak selalu benar. Karena kemiringan utama
dari slope karbonat dapat melebihi 30 maka transisi dari buildup ke slope bagian atas dapat
0
Fasies Shelves
Fasies Shelves (shelf) lokasi pengendapan karbonat relatif sempit ratusan meter
sampai beberapa km saja). Endapan karbonat pada daerah ini dicirikan dengan adanya break
slope pada daerah tepi paparan, terdapatnya terumbu dan sand body karbonat. Kompleks
terumbu pada fasies ini terbagi menjadi : Fasies terumbu muka (Force reef), inti terumbu
(reef core) dan terumbu belakang (back reef).
Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mempunyai komposisi yang dominan
(lebih dari 50%) terdiri dari garam-garam karbonat, yang dalam prakteknya secara
umum meliputi Batugamping dan Dolomit. Proses Pembentukannya dapat terjadi
secara insitu, yang berasal dari larutan yang mengalami proses kimiawi maupun
biokimia dimana pada proses tersebut, organism turut berperan, dan dapat pula terjadi
butiran rombakan yang telah mengalami transportasi secara mekanik dan kemudian
diendapkan pada tempat lain, dan pembentukannya dapat pula terjadi akibat proses
diagenesa dari batuan karbonat yang lain (sebagai contoh yang sangat umum adalah
proses dolomitisasi, dimana kalsit berubah menjadi dolomite). Seluruh proses
pembentukan batuan karbonat tersebut terjadi pada lingkungan laut, sehingga praktis
bebas dari detritus asal darat. Batuan karbonat memiliki nilai ekonomi yang penting,
sebab mempunyai porositas yang memungkinkan untuk terkumpulnya minyak dan gas
alam, terutama batuan karbonat yang telah mengalami proses dolomitisasi, sehingga
hal ini menjadikan perhatian khusus pada geologi minyak bumi. Disamping sebagai
reservoir minyak dan gas alam, batuan karbonat juga dapat berfungsi sebagai reservoir
airtanah, dan dengan adanya porositas dan permeabilitasnya serta mineral-mineral
batuan karbonat yang mudah untuk bereaksi maka batuan karbonat dapat menjadi
tempat berkumpulnya endapan-endapan bijih. Karena pantingnya Batuan karbonat
sebagai batuan yang dapat menyimpan mineral ekonomis maka penting untuk
mengatahui genesa, dan energi yang mempengaruhi pembentukan batuan karbonat
tersebut, sehingga dapat diperoleh gambaran untuk kegiatan eksplorasi. Batuan
karbonat adalah batuan sedimen yang mempunyai komposisi yang dominan (lebih dari
50%) terdiri dari garam-garam karbonat, yang dalam prakteknya secara umum meliputi
Batugamping dan Dolomit. Proses Pembentukannya dapat terjadi secara insitu, yang
berasal dari larutan yang mengalami proses kimiawi maupun biokimia dimana pada
proses tersebut, organism turut berperan, dan dapat pula terjadi butiran rombakan
yang telah mengalami transportasi secara mekanik dan kemudian diendapkan pada
tempat lain, dan pembentukannya dapat pula terjadi akibat proses diagenesa dari
batuan karbonat yang lain (sebagai contoh yang sangat umum adalah proses
dolomitisasi, dimana kalsit berubah menjadi dolomite). Seluruh proses pembentukan
batuan karbonat tersebut terjadi pada lingkungan laut, sehingga praktis bebas dari
detritus asal darat. Batuan karbonat memiliki nilai ekonomi yang penting, sebab
mempunyai porositas yang memungkinkan untuk terkumpulnya minyak dan gas alam,
terutama batuan karbonat yang telah mengalami proses dolomitisasi, sehingga hal ini
menjadikan perhatian khusus pada geologi minyak bumi. Disamping sebagai reservoir
minyak dan gas alam, batuan karbonat juga dapat berfungsi sebagai reservoir airtanah,
dan dengan adanya porositas dan permeabilitasnya serta mineral-mineral batuan
karbonat yang mudah untuk bereaksi maka batuan karbonat dapat menjadi tempat
berkumpulnya endapan-endapan bijih. Karena pantingnya Batuan karbonat sebagai
batuan yang dapat menyimpan mineral ekonomis maka penting untuk mengatahui
genesa, dan energi yang mempengaruhi pembentukan batuan karbonat tersebut,
sehingga dapat diperoleh gambaran untuk kegiatan eksplorasi. Pengertian Batuan
Karbonat Menurut Pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang fraksi
karbonatnya lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi
karbonatnya >50%. Apabila fraksi karbonatnya <50% maka, tidak bisa lagi disebut
sebagai batuan karbonat. Fraksi-fraksi yang umum dapat dapat dilihat pada tabel
berikut : Tabel Mineral Karbonat yang Umum Dijumpai
Advertisements
REPORT THIS AD
1. Low-Mg calcite, apabila kandungan MgCO3<4% dan terbentuk pada daerah yang dingin.
2. High-Mg calcite, apabila kandungan MgCO3>4% dan terbentuk pada daerah yang
hangat.
a. Aragonit : CaCO3 (Ortorombik) Bentuk yang paling tidak stabil, sering dalam
bentuk serabut. Jarum-jarum aragonit biasanya diendapkan secara kimiawi, dari
prespitasi langsung dari air laut. Diagenesanya berubah menjadi kalsit, juga organisme
membuat rumah (test) dari aragonit seperti moluska.
b. Kalsit : CaCO3 (Heksagonal) Mineral ini lebih stabil, dan biasanya merupakan
hablur yang baik. Terdapat sebagai rekristalisasi dari aragonit, sering
merupakan cavity filling atau semen, dalam bentuk kristal – kristal yang jelas.
Kebanyakan gamping terdiri dari kalsit.
c. Dolomit : CaMg (CO3)2 Juga merupakan mineral penting, terutama sebagai batuan
reservoir, kristal sama dengan kalsit berbedanya pada bidang refraksi dari kalsit.
Terjadi secara primer (precipitasi langsung dari air laut), tetapi kebanyakan hasil
dolomotisasi dari kalsit.
d. High Magnesium Kalsit Larutan padat dari MgCO3 dalam kalsit. Tidak begitu
banyak terdapat, sering merupakan batuan dolomit Ls.
Beberapa faktor yang penting dan sangat mempengaruhi pengendapan batuan karbonat
adalah:
b. Pengaruh iklim dan suhu Batuan karbonat diendapkan di daerah perairan yang
bersuhu hangat dan beriklim tropis sampai subtropis.
a. Ooid dan Pisoid Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang
punya satu atau lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti. Inti
penyusun biasanya partikel karbonat atau butiran kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki
ukuran butir < 2 mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid.
b. Peloid Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau
merincing yang tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid antara
0,1 – 0,5 mm. Kebanyakan peloid ini berasala dari kotoran (faecal origin) sehingga
disebut pellet (Tucker 1991).
c. Agregat dan Intraklas Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam butiran
karbonat yang tersemenkan bersama-sama oleh semen mikrokristalin atau tergabung
akibat material organik. Sedangkan intraklas adalah fragmen dari sedimen yang sudah
terlitifikasi atau setengah terlitifikasi yang terjadi akibat pelepasan air lumpur pada
daerah pasang surut atau tidal flat (Tucker,1991).
2. Skeletal Grain Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat
yang terdiri dari seluruh mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan dari fosil-fosil
makro. Cangkang ini merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam
batugamping (Boggs, 1987). Komponen cangkang pada batugamping juga merupakan
penunjuk pada distribusi invertebrata penghasil karbonat sepanjang waktu geologi
(Tucker, 1991).
4. Semen Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan
mengisi rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat
berupa kalsit, silika, oksida besi ataupun sulfat.
Tekstur pada batuan karbonat bervariasi, mulai dari tekstur yang terdapat pada batuan
detritus seperti besar butir, pemilahan, dan rounding, hingga yang menunjukkan hasil
pengendapan kimiawi. Matrixnya juga bervariasi dari lumpur karbonat berbutir padat
hingga kristal-kristal kalsit atau dolomit. Tekstur juga ada yang terbentuk dari
pertumbuhan organisme. Tekstur pada batu gamping kebanyakan hampir sama dengan
jenis tekstur pada batuan detritus seperti batu pasir. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pembentukan batuan karbonat dan batu pasir hampir sama. Apabila batu gamping
tersusun atas klastik, kebanyakan struktur yang terdapat pada batuan detritus juga
muncul pada batuan ini. Struktur-struktur seperti cross-bedding, ripple marks, dunes,
graded bedding, dan imbricate bedding banyak dijumpai pada batuan karbonat
walaupun tidak mudah terlalu mudah diamati karena sedikitnya perbedaan warna pada
tiap lapisan di batuan karbonat. Tipe laminasi yang paling banyak ditemukan dibentuk
oleh organisme seperti alga hijau/biru yang tumbuh di daerah berombak. Organisme ini
tumbuh sebagai serat-serat dan membentuk serabut dengan memerangkap dan
menyatukan mikrokristal karbonat. Adanya ombak yang datang dan menyapu butiran
pasir di pantai membuat formasi laminasi yang terdiri atas material organik. Stylolit
merupakan permukaan tak beraturan dari endapan karbonat yang tertekan. Stylolit ini
merepresentasikan 25% hingga 90% batuan karbonat yang terlarut.
A. J. Embry and R. E. Klovan, A Late Devonian Reef Tract of Northeastern Banks Island,
N.W.T., Bulletin of Canadian Petroleum Geology, vol. 19, 1971, pp. 730.
(Lucia, 1999)
(Lucia, 1995)
H. G. Reading, Sedimentary Environments and Facies, Elsevier, vol. 1, 1978, pp. 557.
(Reading, 1978)
J. D. Milliman, Marine Carbonates. Recent sedimentary Carbonates, Springer Berlin, vol. 14,
1974, pp 375.
(Milliman, 1974)
J. L. Wilson, Carbonate Facies in Geologic Time, Springer Verlag, vol. 11, 1975, pp. 471.
(Wilson, 1975)
M. E. Tucker and V. P. Wright, Carbonate Sedimentology, vol. 15, 1990, pp. 482.
(Tucker, 1990)
P. A. Scholle and D. S. S. Ulmer, A Color Guide to the Petrography of Carbonate Rocks, AAPG
Memoir, vol. 77, 2003, pp. 474.
(Scholle, 2003)
R. G. C. Bathurst, Carbonate Sediments and their Diagenesis, Elsevier, vol. 1, 1975, pp. 658.
(Bathurst, 1975)
(Dunham, 1962)