Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang LPPM

Vol.7(2) May 2022, 230-241 UNMER


p-ISSN: 2721-138X e-ISSN: 2548-7159
MALANG
h p://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jpkm

Strengthening MSMEs crafting soft skills through the


implementation of system thinking business model
innovation
Penguatan soft skill UMKM crafting melalui penerapan system thinking
inovasi model bisnis

Wahyu Andy Prastyabudi1, Arda Erico Yuda1, Muhammad Dzulfikar Fauzi2, Arliyanti Nurdin3
1Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Elektro dan Industri Cerdas, 2Departemen Informatika, Fakultas

Teknologi Informasi dan Bisnis, 3Departemen Teknologi Informasi, Fakultas Teknologi Informasi dan Bisnis, Institut
Teknologi Telkom Surabaya
Jl. Ketintang No.156, Surabaya, 60231, Indonesia

ARTICLE INFO: ABSTRACT

Received: 2021-11-26 MSMEs have an important role in sustaining the national economy as it contributes about 60 percent
Revised: 2022-02-22 of GDP. On the other hand, however, the expansion of their business is considerably low. According to
Accepted: 2022-04-09 an economic survey by BPS in 2016, more than 63.72 percent of MSMEs had no plan to develop their
business for various reasons. In addition, the Covid-19 pandemic has turned their business increasingly
sluggish, because the demand for their product sales has decreased drastically. The purpose of this
community service is to empower and strengthen the business management of MSME, particularly
in the crafting industry i.e. Az Zahra Creation located in Surabaya. Specifically, the program focuses
on the understanding of MSMEs mindsets and improving their capability in business and financial
Keywords: management. The methods carried out are identifying and mapping their problems through direct
Business management, observation and interviews, formulating the solution using system thinking which is then actualized
Crafting, MSMEs, in mentoring and training programs. The results of the programs are renovating the workshop room,
System thinking, improving MSME partners’ knowledge and skills in planning, innovation of business model, managerial,
Training and financial management. The impact of this program is expected to exemplify for other similar MSMEs,
hence, the developed framework could be adopted by others to assist the business development.

©2022 Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang


This is an open access article distributed under the CC BY-SA 4.0 license
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

How to cite: Prastyabudi, W. A., Yuda, A. E., Fauzi, M. D., & Nurdin, A. (2022). Strengthening MSMEs crafting soft skills through the
implementation of system thinking business model innovation. Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas
Merdeka Malang, 7(2), 230-241. https://doi.org/10.26905/abdimas.v7i2.6815

1. PENDAHULUAN
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) merupakan penopang perekonomian Indonesia dengan
porsi sumbasih terhadap PDB mencapai 40% pada 2013 (BPS, 2019). Perkembangan teknologi yang
begitu pesat, dukungan regulasi, serta kemudahan akses modal semakin meningkatkan pertumbuhan

Corresponding Author: Wahyu Andy Prastyabudi: Tel. +62 31 8280800 │ E-mail: wahyu.andy@ittelkom-sby.ac.id
Strengthening MSMEs cra ing so skills through the implementa on of system thinking business model innova on
Wahyu Andy Prastyabudi, Arda Erico Yuda, Muhammad Dzulfikar Fauzi, Arliyan Nurdin

UMKM. Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, pada
tahun 2018 tercatat ada sekitar 64 juta UMKM dimana jumlah ini meningkat 2% dari tahun sebelumnya
(Kemenkop, 2020). jumlah usaha ini mencapai lebih dari 26 juta usaha atau 98,68% dari total usaha
non-pertanian dan mampu menyerap tenaga kerja Indonesia sekitar 75,33% di Indonesia (BPS, 2019). Di
Provinsi Jawa Timur, data jumlah UMKM berdasarkan wilayah ditunjukkan pada Gambar 1. Berdasarkan
data tersebut terlihat bahwa jumlah UMKM di Surabaya masih kalah bahkan jika dibandingkan dengan
Kabupaten Sumenep.
Sebagian besar UMKM masih merasa enggan mengembangkan salah satu usahanya sehingga
produktivitasnya pun juga kurang berkembang. Berdasarkan survei ekonomi BPS 2016, terdapat
sejumlah 63,72% pengusaha yang menyatakan tidak ada rencana untuk melakukan pengembangan
usaha dengan adanya berbagai alasan (BPS, 2019). Gambar 2 memperlihatkan bahwa alasan terbesar
UMKM enggan mengembangkan usahanya adalah karena permasalahan modal, disusul dengan alasan
lainnya, dan kesulitan pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan
UMKM antara lain adalah sumber daya manusia (SDM), permodalan, mesin dan peralatan, pengelolaan
usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku, dan informasi guna peningkatan akses dan pangsa pasar
(Bismala, 2016). Data lainnya menunjukkan bahwa kendala terbesar sebanyak 60,53% yang dihadapi
oleh UMKM adalah adanya pesaing (BPS, 2019).

Gambar 1. Data jumlah UMKM berdasarkan wilayah di Provinsi Jawa Timur (Diskopukm, 2020)
Gambar 2. Proporsi UMKM menurut alasan tidak berencana melakukan pengembangan bisnis (BPS, 2019)

Di lain sisi, dalam Rancangan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Koperasi dan Usaha
Mikro Kota Surabaya untuk Tahun Anggaran 2016-2021, ditetapkan bahwa sasaran pertumbuhan
persentase pelaku usaha mikro yang layak produknya mencapai 40% (Dinas Koperasi dan Usaha
Mikro Kota Surabaya, 2019). Tentu saja untuk mencapai pertumbuhan tersebut memerlukan kontribusi
dan dukungan dari berbagai pihak. Program pemberdayaan masyarakat menjadi salah upaya yang
bisa ditempuh untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas usaha UMKM. Dengan meningkatnya
produktivitas usaha diharapkan juga mampu mendorong peningkatan serapan tenaga kerja. Untuk
meningkatkan kapabilitas pelaku UMKM dalam pengembangan usaha, salah satunya perlu mengubah
mindset bahwasanya usaha yang digarap bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga
usahanya bisa lebih berkembang dan naik kelas. Karena minimnya pendampingan dan pelatihan bagi
pelaku usaha ini, maka membuat mereka kesulitan. Umumnya UMKM dikelola oleh keluarga dengan
tingkat kemampuan SDM yang masih tergolong rendah yang ditunjukkan dengan masih rendahnya

| 231 |
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang
Volume 7, No 2, May 2022: 230-241

kualitas produk, terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk baru, lambannya penerapan
teknologi, dan lemahnya pengelolaan usaha.
Sebagian besar pelaku UMKM terjebak pada pola pikir jangka pendek tanpa mempertimbangkan
berbagai aspek yang mempengaruhi keberlangsungan usaha mereka. Oleh karena itu, para pelaku
usaha perlu mendapatkan peningkatan kapabilitas dan kapasitas pengetahuan serta keterampilan dalam
memahami sistem pengelolaan usaha. System thinking adalah salah satu pendekatan untuk memahami,
merancang, dan mensintesis berbagai aspek di dalam dan luar organisasi yang saling berinteraksi dan
menimbulkan efek satu dengan lainnya (Tani et al., 2018). Penggunaan system thinking memiliki dampak
signifikan terhadap kinerja lingkungan dan juga sosial dari sebuah organisasi, meskipun tidak secara
langsung berdampak bagi kinerja ekonomi (Jaaron & Backhouse, 2019). Guna memperkuat pemahaman
manajerial di kalangan pengusaha UMKM, tim pengabdian masyarakat juga memperkenalkan konsep
design thinking sebagai tools untuk pengembangan model inovasi bisnis dan merupakan praktik
konsolidasi yang secara implisit ada di dalam konsep system thinking (Buchanan, 2019). Design thinking
menekankan bahwa proses pengembangan inovasi bersifat user-centric dan dilakukan melalui kolaborasi
yang iterative (Chouyluam et al., 2021; Fischer et al., 2019).
Beberapa kegiatan pengabdian masyarakat yang menerapkan design thinking pada usaha
pengembangan UMKM di antaranya pada usaha pengembangan budi daya ikan lele di Desa Pabuaran,
Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor (Madanih et al., 2019), inovasi perusahaan start-up di Kota
Tasikmalaya (Yusuf & Budiman, 2020), pengembangan sistem peningkatan branding UMKM (Fakoniko
& Maer, 2021), penentuan strategi pemasaran (Aziz et al., 2021), usaha pengolahan jahe di komunitas
wirausaha Desa Bangsalsari (Amilia et al., 2018), usaha baju di toko Setal Pangkalpinang (Rabbani, 2021),
dan pengembangan produk kerajinan IKM Subang (Ardian & Werdhaningsih, 2018). Berdasarkan latar
belakang di atas, mendorong tim pelaksana untuk menerapkan pendekatan serupa pada pengembangan
UMKM bidang kerajinan.

2. METODE
Secara umum tahapan dan metode pelaksanaan program yang dilakukan untuk mencapai realisasi
luaran yang ditargetkan dapat diilustrasikan pada Gambar 3, dimana terdapat tiga tahapan utama yaitu:
(1) Identifikasi dan pemetaan permasalahan; (2) Pelaksanaan pemberdayaan; dan (3) Evaluasi dengan
jadwal pelaksanaan mulai Maret-Agustus 2021. Pelaksanaan program pengabdian tidak dapat dilakukan
secara intensif karena masih dalam periode pandemi COVID-19, sehingga terdapat jeda pelaksanaan
di setiap tahapannya. Tahap pertama dilakukan dengan mengunjungi mitra, melakukan survei dan
wawancara, untuk melakukan analisis permasalahan yang dialami. Selanjutnya tim melaksanakan program
pemberdayaan sebagai solusi atas permasalahan mitra. Pada tahap akhir program pemberdayaan,
dilaksanakan tahap evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program. Evaluasi ini bermanfaat
sebagai bahan analisis sejauh mana kebermanfaatan program-program yang sudah diberikan pada
mitra UMKM. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut kemudian akan dirancang program keberlanjutan
dari pemberdayaan ini dalam bentuk monitoring serta pendampingan melalui PKM internal maupun
eksternal.
Guna melaksanakan program serta mencapai luaran yang ditargetkan, maka keterlibatan aktif
dari berbagai pihak diperlukan untuk menyukseskan program ini. Terdapat beberapa pihak yang
terlibat dalam program pengabdian ini. Pertama, UMKM Az Zahra Creation. Mitra sebagai pihak yang
mendapatkan manfaat dari program ini, terlibat langsung dalam proses identifikasi permasalahan dan
jalannya kegiatan pemberdayaan. Mitra yang dijadikan sasaran program pemberdayaan pada kegiatan

| 232 |
Strengthening MSMEs cra ing so skills through the implementa on of system thinking business model innova on
Wahyu Andy Prastyabudi, Arda Erico Yuda, Muhammad Dzulfikar Fauzi, Arliyan Nurdin

pengabdian masyarakat ini adalah UMKM Az Zahra Creation dengan profil usaha dapat dilihat pada
Tabel 1. Mitra beralamatkan di Jl. Gubeng Jaya 1 No. 29, Surabaya. Lokasi mitra berada kurang lebih 6,5
km dari perguruan tinggi (ITTelkom Surabaya). Bidang usaha UMKM yang dimiliki oleh Ibu Handayani
Sumarlistiawati ini bergerak dalam industri kreatif yang memproduksi berbagai handy craft atau kerajinan
unik. Produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM ini antara lain adalah kreasi tas, dompet, dan kini juga
merambah ke pembuatan masker dengan berbagai hiasan sulaman (Gambar 4). UMKM Az Zahra Creation
yang mulai berdiri sejak tahun 2017 lalu telah memiliki ijin SIUP untuk usaha mikro dengan Nomor
503/2889A/436.7.17/2018. Kedua, dosen yang terlibat berjumlah 4 orang dengan bidang keahlian yang
berbeda-beda. Perannya dalam program pemberdayaan masyarakat ini adalah memberikan solusi dan
pendampingan atas permasalahan yang dihadapi mitra. Di sisi lain, dosen juga berperan membimbing
mahasiswa dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat ini. Ketiga, tim mahasiswa berperan
dalam membantu pelaksanaan program-program yang dilaksanakan oleh tim dosen. Narasumber
merupakan praktisi yang ahli dalam suatu bidang tertentu dan terlibat dalam memberikan pelatihan
bagi mitra UMKM untuk dapat lebih berkembang.

Gambar 3. Tahapan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan UMKM Azzahra

Table 1. Profil mitra


Nama bisnis Az Zahra Creation
Jenis bisnis Mikro
Entitas bisnis Kepemilikan tunggal
Produk Tas dan dompet
Usia bisnis 3 – 7 tahun
Modal awal (Rp) 0 – 50 juta
Jumlah Karyawan 1 – 10
Omset penjualan (Rp) 25 – 75 juta/tahun
• Outlet atau toko
• Pasar online
Sales Penjualan & pemasaran
• Pameran
• Media sosial (misalnya Instagram, Facebook, Whatsapp)
Lokasi Surabaya

| 233 |
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang
Volume 7, No 2, May 2022: 230-241

Secara umum permasalahan yang dialami mitra meliputi aspek produksi, pemasaran, dan mana-
jemen usaha. Pada program pengadian ini, akan difokuskan pada aspek manajemen usaha melalui
penerapan system thinking inovasi model bisnis. Program pemberdayaan yang akan diberikan yaitu
pendampingan untuk penguatan softskill manajerial serta pengelolaan keuangan. Program ini diharapkan
dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan usaha UMKM Az Zahra.

Gambar 4. Hasil kerajinan tas UMKM Az Zahra

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Survei dan Pemetaan Permasalahan

Urgensi pemberdayaan mitra agar bisa berkembang lebih baik dalam berbagai aspek merupakan
poin penting yang perlu disolusikan melalui program pendampingan yang terstuktur dan terjadwal.
Berdasarkan hasil survei dan wawancara yang dilakukan bertahap dengan pemilik usaha (Gambar 5),
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi oleh UMKM Az Zahra Creation sebagaimana
disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Permasalahan mitra


Aspek Permasalahan Mitra
Kapasitas produksi masih terbatas dengan dukungan peralatan sederhana dan
Produksi belum adanya tenaga pembantu
Pemenuhan permintaan sering kali terkendala dengan tidak adanya penjadwalan
produksi yang jelas. Terlebih ketika jumlah permintaan banyak dan tidak bisa
memenuhi dapat berpengaruh terhadap persepsi/kepuasan pelanggan.
Intensitas pemasaran dan jaringan distribusi pemasaran kurang baik, padahal
segmen pasar cukup terbatas
Pemasaran/Distribusi Branding produk yang kurang optimal ditambah dengan pemasaran hanya pada
kalangan terbatas melalui jejaring WA. Sebagian besar dari repetitive customer
yang membeli ulang produk.
Minimnya pengetahuan mengenai penggunaan teknologi pemasaran berbasis
web/aplikasi/media sosial
Merek belum terdaftar, di sisi lain showcase store dan packaging belum terg-
arap secara maksimal untuk meningkatkan ketertarikan dan intensitas customer
untuk membeli produk
Manajemen Usaha Minimnya pengetahuan tentang pengelolaan sumber daya manusia
Minimnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan
Pengelolaan manajerial yang belum optimal menyebabkan sulitnya pengemban-
gan usaha.

| 234 |
Strengthening MSMEs cra ing so skills through the implementa on of system thinking business model innova on
Wahyu Andy Prastyabudi, Arda Erico Yuda, Muhammad Dzulfikar Fauzi, Arliyan Nurdin

Setelah melalui dialog antara tim pelaksana program pengabdian dan juga pemilik usaha, maka
diputuskan untuk memprioritaskan penanganan pada aspek manajemen usaha. Dengan menyelesaikan
permasalahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan potensi pengembangan usaha mitra. Sedang-
kan permasalahan lainnya akan diusulkan untuk program lainnya sebagai bentuk keberlanjutan
kegiatan pengabdian masyarakat. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
diperlihatkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Permasalahan mitra dan solusi yang ditawarkan


Aspek Permasalahan Mitra Solusi
Minimnya pengetahuan tentang pengelolaan sumber
daya manusia Pendampingan untuk penguatan
Pengelolaan manajerial yang belum optimal me- soft skill manajerial
Manajemen Usaha
nyebabkan sulitnya pengembangan usaha
Minimnya pengetahuan tentang pengelolaan keuan- Pelatihan dan pendampingan
gan pengelolaan keuangan

Gambar 5. Survei dan diskusi dengan mitra

Program Pemberdayaan dan Penguatan Soft Skill UMKM


Pada tahapan ini, program pemberdayaan yang dilaksanakan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu
perbaikan ruang workshop mitra, melaksanakan FGD (Focus Group Discussion) dengan pelaku UMKM
crafting lainnya, serta pelatihan manajemen usaha dan keuangan.

Renovasi ruang workshop mitra


Tujuan utama dari renovasi ruang workshop ini adalah untuk memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi mitra saat bekerja dengan penataan ruang yang lebih baik dan teroganisir. Dalam
pelaksanaannya, tim pertama menginventarisir beberapa perlatan produksi dan bahan pendukung
yang digunakan oleh mitra dalam membuat produk-produknya. Selanjutnya berdasarkan hasil survei
tersebut, tim telah melakukan studi dan pengumpulan data untuk melihat berbagai referensi desain
interior yang sesuai dengan kebutuhan mitra. Gambar 6 dan Gambar 7 merupakan rancangan rencana
renovasi ruangan kerja mitra. Salah satu perbedaan mencolok yang nampak adalah penambahan papan
sejenis pegboard guna meletakkan bahan baku pendukung sesuai kategori tertentu.

| 235 |
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang
Volume 7, No 2, May 2022: 230-241

Gambar 6. Survei tempat dan pembelian pegboard


Gambar 7. Proses pemasangan pegboard

Beberapa material dan bahan pendukung untuk renovasi tersebut telah dibeli sesuai kebutuhan.
Selain itu, tim juga merencanakan untuk membuat art panel dengan hiasan seperti desain pada Gambar
8, guna memberikan kesan artistik dan juga nuansa elegan di ruang kerja tersebut. Dengan adanya
rencana renovasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas serta kreativitas dari mitra. Selain itu,
dengan ruang kerja yang nyaman dan menarik dapat dijadikan tempat untuk melakukan pemotretan
produk-produk yang dihasilkan tanpa harus mendekorasi ulang.

FGD dengan UMKM lainnya


Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Pengabdian
Masyarakat dari sivitas akademika Institut Teknologi Telkom Surabaya yang mengundang beberapa
narasumber dari kalangan UMKM. Topik bahasan yang diangkat pada FGD ini adalah “Strategi
Pengembangan Bisnis UMKM di Masa Pandemi melalui Pendekatan Inovasi dan Design Thinking”. FGD
ini diselenggarakan secara daring dalam rangka untuk memperoleh gambaran mendalam mengenai
kondisi UMKM khususnya yang bergerak dalam kerajinan tangan/hand craft dalam menghadapi pandemi
COVID-19. Gambar 9 memperlihatkan tangkapan layar dari kegiatan FGD tersebut.

Gambar 8. Proses pembuatan dan pemasangan art panel


Gambar 9. Focus group discussion via Zoom

Tujuan dari pelaksanaan FGD antara lain adalah: (1) Menggali perkembangan dan permasalahan
UMKM; (2) Menumbuhkan empati dan kreativitas bagi mahasiswa; (3) Memperluas jejaring pelaku
UMKM; (4) Mengenalkan konsep design thinking; (5) Mengembangkan strategi bisnis UMKM; (6)
Membuka peluang kolaborasi dan kerjasama. Selain dari mitra Az Zahra Creation, kegiatan FGD ini
juga mengundang para pelaku usaha crafting lainnya dari berbagai daerah, antara lain: (1) CV Hesqiva

| 236 |
Strengthening MSMEs cra ing so skills through the implementa on of system thinking business model innova on
Wahyu Andy Prastyabudi, Arda Erico Yuda, Muhammad Dzulfikar Fauzi, Arliyan Nurdin

dari Bandung, Jawa Barat; (2) Orikado Handmade dari Pati, Jawa Tengah; dan (3) Basecamp Craft dari
Bontang, Kalimantan Timur.
Dalam FGD tersebut juga dikenalkan salah satu tools manajemen inovasi yaitu design thinking
yang merupakan proses untuk memecahkan masalah menggunakan pendekatan solusi praktis dan
kreatif dengan menekankan pendekatan dari sisi pengguna. Ada 6 tahapan dari design thinking yang
dapat digunakan untuk merancang strategi bisnis. Keenam tahapan tersebut secara rinci dijelaskan pada
Tabel 4. Dalam implementasinya, keenam tahapan tersebut tidak berjalan satu arah, namun berjalan
secara iteratif untuk mendapatkan rancangan prosess bisnis yang optimal.

Table 4. Hasil penerapan design thinking tools


Tahapan Penjelasan Sebelum pelatihan Sesudah pelatihan

Define Objective Definisikan secara jelas apa


Mitra hanya berpikir dalam Mitra dapat merancang
tujuan utama yang ingin
jangka pendek untuk me- jalannya bisnis dalam jangka
diraih dalam 2-3 tahun men-
nentukan jalannya bisnis waktu yang lebih panjang
datang

Immerse Data Siapkan data kondisi internal: Motif kerajinan tangan yang Motif dari kerajianan tangan
and Observe finansial, sales, pelanggan, diproduksi oleh mitra belum menjadi lebih variatif setelah
dsb. Lakukan observasi memenuhi tren pasar dan mengetahui cara analisis
kondisi eksternal: tren pasar, disimpan kurang rapi. Pem- tren pasar. Mitra dapat
teknologi, perilaku customer bukuan finansial juga belum memisahkan pembukuan
masih tercampur dengan antara modal usaha dan
uang pribadi uang pribadi

Ideate and Munculkan ide dan terobosan Prioritas pekerjaan masih Mitra dapat Menyusun ide
Brainstorm baru melalui brainstorming kurang tertata rapi dan kreatif dengan lebih rapi
dengan melibatkan cenderung bingung menen- dan mampu memutuskan
stakeholders. Lalu buat tukan perkerjaan mana yang pekerjaan mana yang harus
prioritas harus dikerjakan terlebih dikerjakan terlebih dahulu,
dahulu sehingga alur dari produksi
lebih efisien.

Build Prototype Rancang rencana Mitra belum memiliki proto- Prototipe yang umum dapat
implementasi atau prototipe tipe yang umum dan ketika digunakan untuk beberapa
dari prioritas yang dibuat mendapatkan pesanan yang model kerajian, sehingga
sebelumnya banyak akan sulit untuk ketika mendapatkan pe-
ditangani. sanan yang banyak dapat
diselesaikan tepat waktu
Mitra langsung mengerja-
Implementation Jalankan rencana dan Mitra merancang skala
kan pesanan tanpa mem-
eksekusi prototipe yang prioritas dan mengerjakan
buat rencana dan skala
sudah dibuat sebelumnya sesuai dengan prototipe
prioritas
dengan tetap memperhatikan yang sudah dibuat
proses pengawasan dan
evaluasi.

Adjustment Lakukan penyesuaian Evaluasi dan penyesua- Hasil dari satu batch pesan-
berdasarkan hasil evaluasi ian sulit dilakukan kar- an bisa dievaluasi dengan
ena pengerjaan pesanan mudah karena dokumen-
langsung dikerjakan tanpa tasi pada setiap pengerjaan
adanya skala prioritas pesanan tersimpan dengan
rapi.
Sumber: Chouyluam et al., 2021; Fischer et al., 2019; Geissdoerfer et al., 2016; Seo et al., 2016

| 237 |
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang
Volume 7, No 2, May 2022: 230-241

Pelatihan Manajemen Usaha dan Keuangan


Kegiatan pemberdayaan selanjutnya adalah pelatihan manajemen usaha dan keuangan. Kegiatan
yang juga diselenggarakan secara daring ini (Gambar 10) bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
dan skill dari pelaku UMKM dalam mengelola usaha mereka. Pada pelatihan kali ini peserta UMKM yang
terlibat ada 3, yaitu Az Zahra Creation, Orikado Handmade, dan Basecamp Craft. Sedangkan materi
pelatihan disampaikan oleh dosen ITTelkom Surabaya, Arliyanti Nurdin, S.T., M.T.

Secara umum materi pelatihan ini meliputi penjelasan mengenai: Proses/ Siklus Umum dalam
Manajemen; Karakteristik Manajemen UMKM; Permasalahan Umum dalam Manajemen UMKM; Upaya
Pengembangan UMKM melalui perencanaan bisnis; Persiapan menuju Online Marketplace; Kesalahan
Umum Pengelolaan UMKM; Contoh Pencatatan dan Pengelolaan Keuangan; dan Analisis Keuangan
Sederhana.
Salah satu hal yang ditekankan dari materi manajemen usaha dan keuangan ini adalah proses
pengawasan dan evaluasi. Melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja sumber daya
perusahaan bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Dalam praktiknya memang
bukan hal yang mudah bagi UMKM terlebih dengan terbatasnya sumber daya yang mereka miliki.

Gambar 10. Pelatihan manajemen usaha


Gambar 11. Tangkapan layar aplikasi Si Apik dari BI

Pelatihan materi manajemen keuangan yang dilaksanakan oleh tim pelaksana lebih mengarahkan
para mitra UMKM untuk menggunakan aplikasi keuangan yang sudah ada. Dengan demikian mereka
akan dimudahkan dalam mengelola arus kas dan juga menganalisa kinerja keuangan usaha mereka. Pada
kesempatan kali ini tim pelaksana pengabdian memperkenalkan sebuah aplikasi manajemen keuangan
bernama Si Apik yang merupakan aplikasi tidak berbayar dari Bank Indonesia (BI), sehingga cocok bagi
pelaku UMKM. Tampilan dari aplikasi tersebut diperlihatkan pada Gambar 11. Informasi lebih lanjut
mengenai aplikasi ini dapat dilihat melalui tautan https://www.bi.go.id/siapik.

Evaluasi
Pada tahap akhir program pemberdayaan, dilaksanakan tahap evaluasi pelaksanaan program dan
keberlanjutan program. Evaluasi ini bermanfaat sebagai bahan analisis sejauh mana kebermanfaatan
program-program yang sudah diberikan pada mitra UMKM. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan bahwa

| 238 |
Strengthening MSMEs cra ing so skills through the implementa on of system thinking business model innova on
Wahyu Andy Prastyabudi, Arda Erico Yuda, Muhammad Dzulfikar Fauzi, Arliyan Nurdin

secara umum mitra UMKM merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini.
Berikut adalah beberapa testimoni mengenai manfaat kegiatan pemberdayaan yang disampaikan oleh
mitra pasca kegiatan.

“Saya mendapatkan banyak ilmu dari para peserta yang sudah lebih dulu berkecimpung di dunia
crafting, saya juga mendapat jaringan pertemanan baru. Selain itu melalui program pelatihan saya
bisa membuat planning dan strategi usaha yang lebih terarah dan menambah pengetahuan dalam
pengelolaan keuangan. Setelah ikut kegiatan seperti ini seakan menambah energi/semangat untuk
terus berbenah dan lebih kuat menghadapi situasi seperti saat ini” (Basecamp Craft).

“Usaha kami yang sebelumnya kurang terarah dalam perencanaan, evaluasi dan inovasi. Kini setelah
belajar design thinking banyak membuka pengetahuan dan lebih terarah, Ditambah lagi dengan
sharing dengan para senior yang sudah merambah pasar international, hal itu membuka pengetahuan
yang lebih luas lagi bagi pemula seperti kami. Selain itu melalui program pengabdian ini kami bisa
mendapatkan jaringan pertemanan yang bergerak di bidang yang sama, dapat saling berbagi cerita
dan pengalaman dengan peserta yang lain, mendapatkan ilmu teori yang tepat dan bermanfaat dari
mentor, mendapatkan semangat baru untuk mengembangkan bisnis yang sudah berjalan” (Orikado
Handmade).

“Setelah mengikuti program pemberdayaan ini saya mendapatkan berbagai pengetahuan untuk
dapat meningkatkan kinerja dan potensi usaha. Selain itu, melalui diskusi yang intensif saya juga
semakin tambah semangat untuk lebih produktif lagi dan tidak merasa sendiri di masa pandemi ini”
(Az Zahra Creation).

Salah satu kendala yang mereka hadapi saat pelaksanaan program ini adalah terkait dengan waktu
kegiatan. Karena Sebagian besar pelaksanaannya di waktu sore hari, sedangkan mitra UMKM terkadang
perlu membagi waktu juga dengan keperluan keluarga. Terlebih lagi ada mitra UMKM yang berasal dari
Bontang perlu melakukan penyesuaian karena adanya perbedaan zona waktu.

4. SIMPULAN DAN SARAN


Pandemi Covid-19 saat ini telah memberikan dampak yang signifikan bagi kelangsungan usaha
UMKM. Khususnya bagi pelaku usaha di bidang kerajinan atau crafting, dimana produk kreasi mereka
bukan menjadi prioritas utama bagi masyarakat saat ini. Kegiatan pengabdian masyarakat yang
dilaksanakan oleh tim dosen dan mahasiswa dari ITTelkom Surabaya bertujuan untuk meningkatkan
branding dan optimalisasi manajemen usaha dari para pelaku UMKM. Kegiatan pengabdian
dilaksanakan dengan pendekatan system thinking dimana para pelaku usaha secara aktif diajak terlibat
untuk memikirkan dan mengembangkan solusi bisnis dari usaha mereka. Fokus utama dari kegiatan
pengabdian ini menitikberatkan pada pemahaman pola pikir dan peningkatan kapasitas mitra mengenai
manajemen usaha. Metode kegiatan yang digunakan adalah menggali dan memetakan permasalahan
melalui observasi dan wawancara langsung terhadap mitra. Tahapan selanjutnya adalah merumuskan
solusi dengan pendekatan system thinking yang diwujudkan dalam program pendampingan dan
pelatihan terstruktur, yaitu pemanfaatan tools design thinking dan manajemen keuangan. Dari kegiatan
pengabdian ini mitra UMKM mendapatkan peningkatan wawasan dan keterampilan mereka dalam hal

| 239 |
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang
Volume 7, No 2, May 2022: 230-241

perencanaan dan pengelolaan usaha menggunakan system thinking. Selain itu ketika pelaksanaan FGD
dan pelatihan, mereka dapat secara langsung berbagi cerita dan pengalaman dengan pelaku usaha
yang sudah sukses sebelumnya. Hal ini akhirnya dapat mendorong para pelaku usaha mikro dalam
hal menguatkan semangat pengembangan usaha, gigih dalam berinovasi, serta memperluas jejaring
usaha mereka. Kegiatan pengabdian ini masih belum optimal karena sebagian besar program pelatihan
dilaksanakan secara daring. Selain itu terdapat satu capaian yang belum bisa direalisasikan yaitu
mengenai penguatan branding dan pemasaran online. Hal ini akan menjadi fokus pada pelaksanaan
kegiatan di masa mendatang.

UCAPAN TERIMAKASIH
Pengabdian Masyarakat ini sepenuhnya dibiayai oleh Institut Teknologi Telkom Surabaya melalui
program Pengabdian Masyarakat Reguler dengan Kontrak Nomor 1029/ABDI1/LPPM/III/2021. Tim
pelaksana juga mengucapkan terima kasih terhadap para mitra atas partisipasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Amilia, W., Fatimatuzzahro, N., & Choiron, M. (2018). Pendekatan Design Thinking Concept pada Usaha
Pengolahan Jahe Siap Minum di Komunitas Wirausaha Desa Bangsalsari. In LSP-Conference
Proceeding Universitas Jember.

Ardian, N. F., & Werdhaningsih, H. (2018). Penggunaan design thinking dalam pengembangan produk
kerajinan ikm (Studi kasus: Sentra kerajinan patung kayu, Subang). Jurnal Dimensi Seni Rupa
Dan Desain, 15(1), 1-16. https://doi.org/10.25105/dim.v15i1.4193

Aziz, H. D., Pujianto, T., & Putri, S. H. (2021). Penentuan strategi pemasaran menggunakan Metode
Design Thinking pada CV. Asri Rahayu. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 5(4), 974-984.
https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2021.005.04.2

Badan Pusat Statistika (BPS). (2019). Analisis Hasil SE2016 Lanjutan; Potensi Peningkatan Kinerja Usaha
Mikro Kecil. Jakarta: Stastics Indonesia.

Bismala, L. (2016). Model manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan
efektivitas usaha kecil menengah. Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship, 5(1), 19-26.

Buchanan, R. (2019). Systems thinking and design thinking: The search for principles in the world we
are making. She Ji: The Journal of Design, Economics, and Innovation, 5(2), 85-104.
https://doi.org/10.1016/j.sheji.2019.04.001

Chouyluam, C., Wannapiroon, P. & Nilsook, P. (2021). Creative Design Thinking Learning Model
integrated immersive experiential marketing to enhance digital entrepreneurs. International
Journal of Trade, Economics and Finance, 12(1), 26-32.
https://doi.org/10.18178/ijtef.2021.12.1.689

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya. (2019). Rancangan Perubahan Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya Tahun 2016-2021. Surabaya: Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya.

Diskopukm (2020). Data UKM. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur.

Fakoniko, K. C., & Maer, B. (2021). Pengembangan sistem peningkatan branding dengan studi kasus
UMKM Erwe 06 Siwalankerto. Jurnal DKV Adiwarna, 1(18), 10.

| 240 |
Strengthening MSMEs cra ing so skills through the implementa on of system thinking business model innova on
Wahyu Andy Prastyabudi, Arda Erico Yuda, Muhammad Dzulfikar Fauzi, Arliyan Nurdin

Fischer, S., Redlich, B., Lattemann, C., Gernreich, C., & Pöppelbuß, J. (2019). Implementation of Design
Thinking in an SME. In ISPIM Conference Proceedings, 1-14.
https://doi.org/10.5771/0042-059X-2020-2-136

Geissdoerfer, M., Bocken, N. M., & Hultink, E. J. (2016). Design thinking to enhance the sustainable
business modelling process–A workshop based on a value mapping process. Journal of Cleaner
Production, 135, 1218-1232. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.07.020

Jaaron, A. A., & Backhouse, C. J. (2019). Fostering sustainable performance in services through systems
thinking. The Service Industries Journal, 39(15-16), 1072-1098.
https://doi.org/10.1080/02642069.2018.1551371

Kemenkop (2020). Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar Tahun
2017-2018. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.

Madanih, R., Susandi, M., & Zhafira, A. (2019). Penerapan Design Thinking pada usaha pengembangan
budi daya ikan lele di Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. BASKARA:
Journal of Business and Entrepreneurship, 2(1), 55-64.
https://doi.org/10.54268/baskara.2.1.55-64

Rabbani, A. R. (2021). Penerapan Design Thinking terhadap usaha baju di Toko Setal Pangkalpinang
dengan menggunakan website sebagai salah satu solusi. Rainstek: Jurnal Terapan Sains dan
Teknologi, 3(3), 167-175. https://doi.org/10.21067/jtst.v3i3.6046

Seo, B. G., Park, D. H., & Choi, D. (2016). Innovative service concept generation based on integrated
framework of design thinking and VRIO: the case of information supporting system for SMEs
in Korea. In Proceedings of the 18th Annual International Conference on Electronic Commerce:
e-Commerce in Smart connected World, 1-5. https://doi.org/10.1145/2971603.2971626

Tani, M., Papaluca, O., & Sasso, P. (2018). The system thinking perspective in the open-innovation
research: A systematic review. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and
Complexity, 4(3), 38. https://doi.org/10.3390/joitmc4030038

Yusuf, I., & Budiman, A. B. A. (2020). Penerapan Metode Berpikir Desain dalam membangun inovasi
perusahaan startup di Kota Tasikmalaya. Jurnal Co Management, 3(2), 487-493.
https://doi.org/10.32670/comanagement.v3i2.427

| 241 |

You might also like