Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 18

1

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Inovasi Teknologi Tepat Guna “Batu Bata Tanpa Pembakaran” dengan
baik dan tepat waktu.
Penyusun menyampaikan terimakasih kepada :
1. Kepala Badan Riset dan Inovasi Kota Bima;
2. Kepala Bidang Pengembangan dan Pemanfaatan Riset BRIDA Kota Bima;
3. Tim peneliti pada Bidang Pengembangan dan Pemanfaatan Riset BRIDA Kota
Bima; dan
4. Kedua orang tua dan kelurga tercinta serta semua pihak yang telah membatu
selama proses pelaksanaan inovasi ini.
Kami berharap semoga inovasi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih
bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Kota Bima, 28 Februari 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
PRAKATA....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL........................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... 5
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ........................................................................................... 6
1.2.Perumusan Masalah ................................................................................... 7
1.3.Tujuan dan Manfaat.................................................................................... 7
BAB. II. KERANGKA KONSEPTUAL
2.1. Kedudukan Inovasi Batu Bata tanpa pembakaran dalam Percepatan
Pembangunan ............................................................................................ 8
2.2.Sistematika Kerangka Berpikir .................................................................. 8
2.3.Teknik dan Sumber pengumpulan data ..................................................... 9
BAB. III. HASIL PEMBAHASAN
3.1.Performa Inovasi ........................................................................................ 11
3.2.Kelayakan Teknis ...................................................................................... 12
3.3.Kelayakan Ekonomis ................................................................................. 13
3.4.Analisis SWOT .......................................................................................... 13
BAB. IV. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 15

3
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Formula komponen inovasi batu bata tanpa pembakaran .................. 9


Tabel 2. Hasil uji kualitas batu bata tanpa pembakaran .................................. 11

4
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sistematika Kerangka Berpikir TTG Inovasi Batu Bata


Tanpa Pembakaran.......................................................................... 9
Gambar 2. Alur pelaksanaan program inovasi ................................................ 10

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan dasar
bangunan, batu bata sendiri secara konvensional terbuat dari tanah liat yang
dibakar sampai berwarna kemerah-merahan. Seiring perkembangan
teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-
material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih
dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.
Kota Bima merupakan salah satu daerah penghasil batu bata yang
tersebar di beberapa wilayah. Hal ini didukung oleh kondisi alam pada
beberapa wilayah tersebut yang sebagian besar merupakan daerah
persawahan serta tekstur tanah yang cocok sebagai bahan dasar pembuatan
batu bata. Sebagian besar produksi batu bata di kota bima adalah batu bata
merah dengan pembakaran dengan jumlah produksi yang cukup melimpah
bahkan mencapai 20.000 batu bata dalam satu bulan.
Batu bata merah mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan
bata lainnya. Namun, batu bata merah yang kebanyakan dibuat dengan
pembakaran berdampak kurang baik bagi ekologi dan lingkungan hidup
karena menghasilkan cemaran karbon dioksida (CO 2) yang mencemari
udara sehingga berkontribusi pada Gas Rumah Kaca (GRK) ke atmosfer.
Gas rumah kaca merupakan gas-gas yang ada diatmosfer yang
menyebabkan efek rumah kaca. Gasgas tersebut sebenarnya muncul secara
alami dilingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia, salah
satunya yaitu pembakaran batu bata.
Untuk membakar 5000 buah bata berukuran 20 cm x 10 cm x 5 cm tidak
kurang 100 kg CO 2 akan dibuang ke udara. Meningkatnya suhu permukaan
bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di
bumi, hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon
dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya

6
gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut.

1.2 Perumusan Masalah


Pembuatan batu bata konvensional dengan proses pembakaran meskipun
masih menjadi metode yang paling banyak dilakukan, namun memiliki
beberapa kelemahan, selain mengandalkan komponen bahan bakar seperti
kayu, tetapi yang terutama memberikan dampak negatif bagi ekologi dan
lingkungan karena adanya cemaran karbondioksida (CO2) dengan resiko
pembentukan rumah kaca di atmosfer.
Berdasarkan hal tersebut, alternatif komponen penyusun batu bata
dengan formula yang menghindari proses pembakaran dilakukan untuk
menciptakan formula batu bata yang ramah lingkungan namun memiliki
kualitas yang baik dengan harga lebih ekonomis.

1.3 Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan
1) Menciptakan formula batu bata tanpa proses pembakaran;
2) Menciptakan formula batu bata yang ramah lingkungan, lebih
ekonomis dan lebih berkualitas;
3) Menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat
b. Manfaat
1) Hasil inovasi batu bata tanpa pembakaran diharapkan sebagai
alterantif penggunaan batu bata yang lebih ekonomis dan ramah
lingkungan
2) Hasil inovasi diharapkan sebagai salah satu referensi pengembangan
teknologi tepat guna dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.
3) Berkontribusi dalam mengurangi pencemaran Gas Rumah Kaca
(GRK) pada atmosfir.
4) Memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan sumberdaya lokal
untuk meningkatkan pendapatan tanpa merusak lingkungan

7
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL

2.1 Kedudukan Inovasi Batu Bata tanpa pembakaran dalam Percepatan


Pembangunan
Pembangunan sarana fisik merupakan suatu hal yang tidak bisa
dipisahkan dari pembangunan berkelanjutan secara umum pada suatu
daerah / negara. Pembangunan berkelanjutan melibatkan seluruh aspek
kehidupan termasuk didalamnya pembagunan sarana-sarana fisik yang
menunjang kehidupan seperti pembangunan konstruksi.
Pembuatan batu bata tanpa pembakaran merupakan alternatif batu
bata dengan kualitas baik serta lebih ramah lingkungan. Inovasi teknologi
tepat guna dalam bentuk formula batu bata tanpa pembakaran ini memiliki
efek yang sangat baik bagi ekologi dan kesehatan lingkungan udara yang
dihasilkan oleh formula batu bata konvensional dengan pembakaran karena
proses pembakaran yang umumnya menggunakan suhu tinggi (antara 900⁰C
-1000⁰C), dapat menghasilkan gas karbondioksida dalam jumlah yang besar.
Gas karbondioksida merupakan salah satu gas penyebab utama
terjadinya masalah lingkungan, seperti: efek rumah kaca dan polusi udara.
Apabila permintaan batu bata untuk proyek konstruksi semakin meningkat,
maka produksi gas karbondioksida juga semakin meningkat, yang pada
akhirnya akan menambah kerusakan lingkungan. Selain itu, nilai ekonomis
batu bata tanpa pembakaran adalah karena tidak menggunakan bahan bakar
terutama kayu yang penting dalam mempertahankan ekologi lingkungan dan
menghemat biaya produksi.
2.2 Sistematika Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir / kerangka konsep teknologi tepat guna batu bata
tanpa pembakaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

8
Batu Bata

Batu Bata Konvensional Batu Bata Alternatif/


Teknologi Tepat Guna

Batu Bata dengan pembakaran Pembuatan dengan berbagai


1. Memerlukan bahan bakar formula dengan bahan dasar
2. Tidak ramah lingkungan utama : tanah liat, pasir, abu
3. Meningkatkan suhu udara sekam padi, sekam padi,
4. Beresiko menimbulkan efek semen dan air
rumah kaca di atmosfer

Batu Bata tanpa pembakaran :


1. Ramah lingkungan
2. Lebih ekonomis
Gambar 1. Sistematika
Kerangka Berpikir TTG Inovasi Batu Bata
Tanpa Pembakaran

Batu bata tanpa pembakaran dibuat menggunakan beberapa komponen


utama yang gampang dijumpai serta ramah lingkungan karena tidak melalui
proses pembakaran yang berpeluang tidak mendukung ekologi dan menimbulkan
efek pembentukan rumah kaca di atmosfer.
2.3 Teknik dan Sumber Pengumpulan Data
Kegiatan inovasi teknologi tepat guna Pembuatan batu bata tanpa
pembakaran dilakukan secara true experiment dan pendekatan cross sectional
dengan menggunakan batu bata konvensional dengan pembakaran yang
diproduksi oleh salah satu produsen batu bata di Kota Bima sebagai standar
perbandingan kualitas batu bata hasil inovasi. Formula komponen batu bata
inovasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Formula komponen inovasi batu bata tanpa pembakaran
Sekam
Kode Lempung Semen Pasir ASP
No. Padi
Sampel (%) (%) (%) (%)
(%)

9
1. WS 1 80 20 - - -
2. WS 2 90 10 - - -
3. RS 1 60 20 20 - -
4. RS 2 60 30 - 10 -
5. RS 3 60 30 - - 10
6. RS 4 40 20 20 10 10
Sedangkan Langkah-langkah percobaan inovasi dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
Gambar 2. Alur pelaksanaan program inovasi :

Mulai

Telaah Pustaka

Penentuan Formula

Pengumpulan dan Persiapan Bahan Baku

Pembuatan Adonan

Pengeringan sinar matahari Pengeringan menggunakan


minimal 7x24 jam oven pada suhu 40⁰C
selama 1x24 jam

Pengukuran kadar air

Uji kualitas batu bata

Penetapan formula komponen batu bata


terbaik

Rilis Produk

10
BAB III
HASIL PEMBAHASAN

1.1 Performa Produk Batu Bata Tanpa Pembakaran


Batu bata tanpa pembakaran merupakan inovasi teknologi tepat guna
yang pertama kali dilakukan di Kota Bima yang menggunakan 2 jenis
perlakuan yaitu dengan pemanasan sinar matahari langsung selama minimal
7x24 jam dan dengan pemanasan suhu 40⁰C selama 1x24 jam menggunakan
alat bantu oven.
Batu bata hasil inovasi telah diujicobakan menggunakan batu bata
konvensional dengan pembakaran sebagai pembanding. Beberapa uji kualitas yang dilakukan
yaitu : pengukuran berat bata, Pengukuran luas permukaan, pengukuran kadar air,
pengukuran tegangan permukaan, uji ketahanan, uji beban tekan dan uji kuat tekan. Hasil uji
kualitas batu bata dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Luas Rata-rata Kuat
Beban Kuat Tekan
Kode Uk. Benda Warna Bidang Berat Tegangan Tekan
No. Tekan Maksimum
Sampel Uji (Cm) (Gram) (Kg/
(KN) Kg/ Mpa. Kg/ Mpa.
( )
WS 1-b (1) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 873,8 70 59,01 59,01 4,90
1. 61,12 5,07
WS 1-b (2) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 824,7 75 63,22 63,22 5,25
WS 2-a (1) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 759,5 45 37,93 37,93 3,15
2. 35,83 2,97
WS 2-a (2) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 703,6 40 33,72 33,72 2,80
RS 1-b (1) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 905,2 100 84,30 84,30 7,00
3. 88,51 7,35
RS 1-b (2) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 950,2 110 92,73 92,73 7,70
RS 2-b (1) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 890,8 95 80,08 92,73 7,70
4. 92,73 7,70
RS 2-b (2) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 814,3 120 101,16 92,73 7,70
RS 3-a (1) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 782,1 110 92,73 80,08 6,65
5. 90,62 7,52
RS 3-a (2) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 753,9 110 92,73 101,16 8,40
RS 4-a (1) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 795,9 70 59,01 59,01 4,90
6. 56,90 4,72
RS 4-a (2) 11 x 11 x 4 Coklat muda 121 753 65 54,79 54,79 4,55
Coklat
Bata Merah (K) 10 x 10 x 4 100 543,1 55 56,10 56,10 4,66
kemerahan
7. 51,00 4,23
Coklat
Bata Merah (K) 10 x 10 x 4 100 532,3 45 45,90 45,90 3,81
kemerahan
Tabel 2. Hasil uji kualitas batu bata tanpa pembakaran

Berdasarkan hasil uji kualitas batu bata, 6 formula yuang diujicobakan


memenuhi syarat dan kriteria bata berdasarkan SNI yang dibandingkan
dengan bata kovensional sebagai control. Berdasarkan hasil uji kualitas
tersebut, diperoleh estimasi formula komponen batu bata terbaik yaitu batu
bata tanpa pembakaran dengan kode sampel “RS2” dengan komposisi : tanah
lempung (60%), semen (30%) dan abu sekam padi (10%); kode sampel
“RS3” dengan komposisi : tanah lempung (60%), semen (30%) dan sekam

11
padi (10%) serta kode sampel “RS1” dengan komposisi : tanah lempung
(60%), pasir (20%) dan semen (20%).
Hasil uji kualitas batu bata menunjukkan bahwa dari ke-6 sampel
memenuhi kriteria SNI yang diujicobakan, kadar air, beban maksimum dan
rerata kuat tekan terbaik pada formula sampel bata dengan kode “RS3”
disusul kode “RS2” dan “RS1”. Kode sampel “RS3” memiliki komponen
utama tanah liat, semen dan sekam padi. Perpaduan 3 komponen ini dapat
mengurangi terbentuknya pori-posi pada batubata yang dapat menampung air
yang mengurangi kestabilan batu bata (Naufal H., 2018).
Rerata kuat tekan paada 3 kode sampel tersebut >5 Mpa dan memenuhi
ketentuan standar nasional indonesia untuk kuat patah batu bata yaitu antara
>2,5 s/d 25 Mpa (SNI-0021-78). Meskipun seluruh formula sampel
memenuhi standar, namun 3 kode sampel tersebut memiliki kualitas beban
tekan maupun kuat patah terbaik. Secara fisik, jika dilihat dari tampak luar
bata yang dicetak sudah memenuhi ketentuan SNI 15-2094-2000 masuk pada
Modul M-6a dari sisi warna dari 7 komposisi memiliki variasi warna dari
coklat muda, coklat tua, dan merah tua (Naufal H., 2018).

1.2 Kelayakan Teknis


Batu bata tanpa pembakaran hasil inovasi telah memenuhi standart
kelayakan teknis suatu inovasi teknologi tepat guna. Pelaksanaan inovasi ini
diawali dengan menetapkan ide inovasi berdasarkan data dan fakta yang
terjadi dilapangan. Kebutuhan batu bata sebagai komponen utama
pembangunan fisik masih menjadi komoditas utama dan menjadi lapangan
pekerjaan utama bagi Sebagian masyarakat. Kegiatan dilanjutkan dengan
pengumpulan referensi dan telaah Pustaka yang berkaitan dengan ide inovasi
yang dilanjutkan dengan penetapan beberapa formula komponen batu bata.
Pengumpulan bahan baku, pembuatan adonan yang dilanjutkan dengan
Perlakuan pertama yaitu pengeringan sampel batu bata selama minimal 7x24
jam yang dilakukan di ruang workshop BRIDA Kota Bima. Perlakuan kedua
yaitu pemasanan sampel batu bata pada suhu 40⁰C menggunakan oven
dilakukan di laboratorium kimia lingkungan UPT. Labkesda dan
Pemeliharaan Alat Kesehatan Kota Bima.

12
Untuk menguji kualitas sampel batu bata tanpa pembakaran,
Pengukuran kada air dilakukan di ruang workshop BRIDA Kota Bima
sedangkan pengukuran berat, pengukuran luas permukaan, pengukuran
tegangan permukaan, uji ketahanan, uji beban tekan dan uji kuat tekan
dilakukan di ruang workshop BPMKP. Dinas PUPR Kota Bima.
1.3 Kelayakan Ekonomis
Teknologi tepat guna batu bata tanpa pembakaran ini dilaksanakan
dengan harapan untuk memperkenalkan alternatif jenis batu bata yang selain
ramah lingkungan juga memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga bisa bersaing
dengan produk batu bata konvensional namun dengan kualitas yang lebih
baik berdasarkan beberapa hasil uji kualitas yang telah dilakukan.
Nilai ekonomis produk ini disebabkan karena : (1) tidak menggunakan
kayu untuk proses pembakaran; (2) kekuatan beban tekan lebih baik dari batu
bata konvensional sehingga batu bata lebih awet dan tahan lama; (3) harga
bersaing dengan batu bata konvensional. Produk ini diharapkan dapat
menjadi salah satu referensi formula batu bata yang digunakan oleh produsen
batu bata yang berkualitas dengan harga lebih terjangkau.

1.4 Spesifikasi Batu Bata Tanpa Pembakaran


a. Dimensi Produk TTG
Batu bata dengan komponen bahan alam dan tanpa proses pembakaran

Gambar 1 : Tampilan produk bata tanpa pembakaran


b. Bobot Produk TTG
Tabel 3. Bobot batu bata tanpa pembakaran
Kode Sampel Rerata Bobot Rerata Bobot

13
Uji Coba (gr) (gr) konversi x2
WS1 849,3 1.699
WS2 731,6 1.463
RS1 927,7 1.855
RS2 852,6 1.705
RS3 774,5 1.549
RS4 774,5 1.549
Bata konv 537,7 1.075
(control)
c. Kapasitas Out Put dan komponen Produk TTG
Penggunaan komponen formula bata tanpa pembakaran pada 6 sampel uji
coba dapat dilihat pada tabel:
Tabel 4. Kapasitas Output batu bata tanpa pembakaran
Sekam
Kode Lempung Semen Pasir ASP
No. Padi Air
Sampel (gr) (gr) (gr) (gr)
(gr)
1. WS 1 1358,8 339,6 - - - Menyesuaikan
2. WS 2 1316,8 146,4 - - - Menyesuaikan
3. RS 1 1113,24 371 371 - - Menyesuaikan
4. RS 2 1023,2 511,6 - 171,4 - Menyesuaikan
5. RS 3 929,4 464,8 - - 155 Menyesuaikan
6. RS 4 430,2 215 215 107,6 107,6 Menyesuaikan

d. Kekuatan Produk TTG


Kekuatan produk bata tanpa pembakaran dapat dilihat pada tabel :
Tabel 5. Rerata Kekuatan batu bata tanpa pembakaran berdasarkan hasil
uji kualitas

Beban Kuat
Kode Ukuran Tegangan Kadar
No. Warna Maks tekan
Sampel (cm) (Kg/Cm2) air
(KN) (MPa)
(%)
1. WS 1 11 x 11 x 4 Coklat muda 72,5 61,1 5,07 5,63

14
2. WS 2 11 x 11 x 4 Coklat muda 42,5 35,8 2,97 7,20
3. RS 1 11 x 11 x 4 Coklat muda 105 88,5 7,35 4,50
4. RS 2 11 x 11 x 4 Coklat muda 107,5 90,6 7,70 2,77
5. RS 3 11 x 11 x 4 Coklat muda 110 92,7 7,52 7,11
6. RS 4 11 x 11 x 4 Coklat muda 67,5 56,9 4,72 8,29
Bata Coklat
7. konv 10 x 10 x 4 kemerahan 47,5 51 4,23 8,9
(control)

e. Keunggulan Produk TTG


1) Kadar air lebih rendah daripada bata konvensional
2) Menggunakan bahan alam dan mengurangi limbah
3) Lebih ramah lingkungan
4) Lebih berkualitas
5) Harga bersaing
f. Nilai ekonomis
Bahan baku yang digunakan pada pembuatan batu bakar tanpa pembakaran
merupakan bahan baku yang diperoleh dari masyarakat Kota Bima dengan
estimasi biaya sebagai berikut :
1) Tanah Lempung : Rp. 400.000,00- / Ton
2) Pasir Besi : Rp. 600.000,00- / Ton
3) Pasir : Rp. 1.500.000,00- / Ton
4) Sekam padi : Rp. 150.000,00- / Karung (± 20 Kg)
5) Abu Sekam padi : Rp. 150.000,00- / Karung (± 20 Kg)
6) Semen : Rp. 70.000,00- / Sak (±50 Kg)
Berdasarkan penggunaan bahan baku seperti pada Tabel 4 dan harga beli
bahan baku, maka dapat diestimasikan harga jual produk batu bata tanpa
pembakaran seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. Perhitungan kebutuhan anggaran setiap formula bata tanpa
pembakaran
Estimasi
Sekam
Kode Lempung Semen Pasir ASP Air harga
No. Padi
Sampel (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) jual
(Rp)
(Rp)
1. WS 1
2. WS 2
3. RS 1

15
4. RS 2
5. RS 3
6. RS 4

g. Link video informasi produk TTG bata tanpa pembakaran


https://youtu.be/HKrQVt7Pid8

1.5 Analisis SWOT


a. Strengths
1) Ketersediaan komponen yang menjadi bahan dasar pembuatan batu
bata tanpa pembakaran;
2) Hasil uji kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan batu bata
konvensional;
3) Kadar air rendah;
4) Tidak dipengaruhi cuaca dan produksi dapat dilakukan kapan saja
(Perlakuan dengan pemanasan menggunakan oven pada suhu 40⁰C).
b. Weaknesses
1) Sebagian komponen batu bata tanpa pembakaran susah diperoleh
seperti sekam dan abu sekam padi;
2) Cuaca tidak menentu;
3) Tidak memiliki fasilitas oven untuk pemanasan 40⁰C jika tidak
terdapat sinar matahari (cuaca tidak mendukung).
c. Opportunities
1) Pengembangan formula batu bata tanpa pembakaran dengan telaah
Pustaka yang lebih baik dan efisiensi waktu pengeringan;
2) Pengajuan bantuan sharing anggaran untuk pengembangan penelitian
terkait batu bata;

16
3) Kemampuan dan peluang teknologi inovasi diadaptasi/direplikasi
program atau daerah lain.
d. Threats
1) Banyaknya produk teknologi sejenis dari luar daerah yang
mempengaruhi pasar dalam daerah;
2) Kesulitan/langkanya bahan baku.

17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
a. Diperoleh formula Batu Bata tanpa pembakaran yang lebih ekonomis
dan ramah lingkungan
b. Formula Batu bata tanpa pembakaran terbaik yaitu :
1) Komposisi 1 : Tanah lempung (60%), semen (30%) dan sekam
padi (10%);
2) Komposisi 2 : Tanah lempung (60%), semen (30%) dan abu sekam
padi (10%);
3) Komposisi 3 : Tanah lempung (60%), pasir (20%) dan semen
(20%).
c. Terciptanya lingkungan yang lebih sehat dengan penurunan
pembentukan efek rumah kaca karena cemaran CO2 akibat pembakaran
batu bata.
4.2 Saran
a. Perlu dilakukan pengembangan riset dengan perlakuan waktu
Pengeringan untuk mempertimbangkan efisiensi waktu pementukan
Batu bata dengan kualitas terbaik;
b. Pengembangan formula batu bata dengan memanfaatkan lebih banyak
bahan dari alam yang berkualitas dan lebih mudah diperoleh.

18

You might also like