Laporan Sizer .

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses produksi pembuatan semen di PT Semen Padang, memiliki beberapa
proses. Proses tersebut adalah raw mill, rotary kiln, dan cement mill. Raw mill
adalah proses penggilingan material bahan baku pembuatan semen. Bahan baku
terdiri dari limestone, silica, clay, dan ironsand dicampur, dikeringkan, dipanaskan,
dan dipisahkan dalam proses raw mill. Hasil pengolahannya disalurkan
menggunakan air slide menuju rotary kiln. Material dibakar hingga menjadi clinker
lalu dipindahkan ke cement mill. Material yang diterima kemudian digiling dan
ditambahkan bahan additive untuk selanjutnya di packing.
Beberapa peralatan yang digunakan dalam pengolahan semen seperti clay
dumping. Alat ini berfungsi memisahkan material dengan batu yang berukuran
besar. Batu yang berukuran kecil diarahkan menuju sizer. Sizer berfungsi untuk
memisahkan batu dengan clay dengan cara menggiling menggunakan dua buah
roller yang beputar berlawanan. Material hasil giling berupa clay sedangkan yang
kasar dibuang. Peran sizer ini sangat penting dalam pemisahan material sebelum ke
proses selanjutnya (menuju feeder) karena jika tidak dipisahkan material dengan
ukuran besar dapat merusak feeder.
Pada saat penulis sedang melakukan praktik industri, penulis ditempatkan
disizer. Saat itu sedang dilakukannya perawatan pada teeth sizer, karena penulis
melihat proses perawatan tersebut, itu yang membuat penulis ingin mengangkat
sebuah topik yang akan penulis jadikan sebagai laporan dalam melaksanakan
praktik industri. Pada bagian ini saya akan membahas mengenai “Perawatan pada
Teeth Sizer 6C1M01 di Unit Pemeliharaan Raw Mill Indarung VI PT Semen
Padang.”

1.2 Tujuan Praktik Industri


Adapun tujuan praktik industri ini adalah :
1. Mengetahui cara kerja sizer.
2. Mengetahui komponen penyusun sizer dan fungsinya.
3. Mengetahui perawatan pada sizer.
4. Mengetahui penyebab keausan pada teeth sizer.

1.3 Manfaat Praktik Industri


Adapun manfaat praktik industri ini adalah :
1. Terjadinya hubungan baik antara Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Riau dengan PT. Semen Padang (Persero), sehingga
sehingga memungkinkan kerja sama ketenagakerjaan dan kerja sama
lainnya.
2. Dapat menginovasi ilmu yang telah diperoleh .
3. Dapat membina hubungan baik dengan industri sehingga
memungkinkan untuk dapat bekerja di industri ditempat pelaksanaan
praktik industri.
4. Laporan ini dapat dijadikan sebagai referensi dan panduan dalam
pembuatan laporan praktik industri.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu dan tempat pelaksanaan telah dijadwalkan sebagai berikut,yaitu:
1. Waktu Pelaksanaan
Hari : Senin s/d Jum’at
Pukul : 08.00 s/d 17.00
Tanggal : 02 Januari 2023 s/d 02 Februari 2023
2. Tempat Pelaksanaan
Nama Perusahaan : PT. Semen Padang
Alamat Perusahaan : Jalan Raya Indarung, Kota Padang, Provinsi
Sumatera Barat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produksi Pembuatan Semen


2.1.1 Bahan dan Alat Produksi
Ada tujuh elemen yang berperan penting dalam proses produksi semen secara umum,
yaitu:
a. Bahan baku utama
Bahan baku utama adalah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat
clinker. Clinker merupakan bahan setengah jadi yang akan menjadi semen
setelah melalui proses penggilingan terakhir dengan campuran bahan additive.
Ada empat bahan baku utama untuk membentuk clinker, yaitu:
1. Batu kapur (Limestone)
Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempunyai rumus
CaCO3 (kalsium karbonat), pada umumnya tercampur dengan MgCO3 dan
MgSO4. Kandungan baru kapur adalah sebanyak ± 80% dan diperoleh dari
bukit Karang Putih.
2. Tanah Liat (Clay)
Tanah liat diperoleh di sekitar wilayah Kecamatan Kuranji dan digunakan
dengan komposisi ±8%. Rumus kimia terbaik untuk produksi semen adalah
SiO2Al2O3·3H2O.
3. Pasir Besi (Iron Sand)
Pasir besi memiliki rumus Fe2O3. Pasir besi berfungsi sebagai penghantar
panas dalam proses pembuatan terak semen. Komposisi pasir besi yang
dibutuhkan adalah sebesar ±2% dan didatangkan dari luar, biasanya dari PT
Aneka Tambang Cilacap.
4. Silika
Batu silika memiliki kandungan silikon oksida (SiO2). Dalam pembentukan
clinker, kandungan silika adalah ±10%.
5. Batu Bara
Batu bara tidak digunakan sebagai bahan baku pembuatan clinker,
melainkan sebagai bahan bakar untuk pembakaran raw mix dalam kiln.

b. Bahan Additive
Bahan additive adalah bahan tambahan yang akan masukkan ke dalam clinker
dalam proses penggilingan akhir untuk menghasilkan semen dengan tipe
tertentu. Bahan-bahan adiditive tersebut adalah berupa:
1. Pozzolan
Pozzolan merupakan bahan yang mengandung senyawa silika atau silika
alumina. Jika dicampur air, maka pozzolan tersebut akan membentuk
kalsium hidroksida.
2. Gipsum
Gipsum digunakan sebagai sumber kalsium sulfat (CaSO4·2H2O) dengan
reaksi pembentukan yang menghasilkan sedikit panas. Fungsi dari gypsum
sendiri dalam produk semen adalah untuk memperlambat terjadinya proses
pengerasan atau setting time ketika ditambahkan dengan air, atau biasa
disebut sebagai retarder.
3. Batu Kapur
Dalam penggilingan akhir, untuk semen tipe tertentu, batu kapur
ditambahkan kembali.
4. Fly Ash
Fly ash adalah abu hasil pembakaran batu bara dalam kiln. Abu ini termasuk
dalam limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) sehingga bahaya pada
lingkungan apabila langsung dibuang tanpa pengendalian yang tepat. Salah
satu cara pengendalian tersebut adalah dengan menjadikannya bahan
additive karena terbukti meningkatkan kekuatan tekan pada beton, selain
material-material di atas, juga ada batu bara.
c. Mesin Utama
Mesin utama adalah mesin-mesin yang secara langsung bekerja untuk
menghasilkan semen. Ada empat mesin utama dalam proses produksi semen,
yaitu:
1. Raw Mill
Raw mill berfungsi untuk menggiling bahan-bahan mentah untuk mencapai
tingkat kehalusan tertentu. Bahan mentah dimasukkan ke dalam penggiling,
lalu diputar dengan media putar. Hasil dari penggilingan pada raw mill
disebut raw mix.
2. Rotary Kiln
Rotary kiln dapat disebut juga sebagai tanur putar. Tanur putar berfungsi
untuk membakar raw mix agar bisa menjadi clinker. Raw mix dibakar
dengan temperatur 1.400°C dengan bantuan bahan bakar batu bara. Hasil
dari pembakaran di tanur putar adalah clinker.
3. Coal Mill
Coal mill berfungsi untuk menghaluskan batu bara agar dapat terbakar
dengan mudah. Batu bara yang telah dihaluskan akan dimasukkan ke dalam
tanur putar bersama raw mix untuk membantu pembakaran raw mix.
4. Cement Mill
Cement mill berfungsi untuk melakukan penggilingan clinker dengan
bahan-bahan additive untuk kemudian dapat menjadi semen. Karena cement
mill merupakan penggilingan terakhir dalam proses pembuatan semen,
maka ada juga yang menyebutnya sebagai finish mill.

d. Alat pengangkut
Alat pengangkut berfungsi untuk memindahkan material dari satu tempat ke
tempat lainnya. Ada beberapa alat pengangkut yang digunakan, yaitu:
1. Belt Conveyor
Belt conveyor digunakan untuk mengangkut bahan baku dari tambang dan
bahan-bahan lainnya yang terlibat dalam pembuatan semen dari satu proses
ke proses berikutnya.
2. Pan conveyor
Khusus untuk mengangkut clinker dari kiln menuju silo clinker, karena
memiliki temperatur tinggi, maka jenis conveyor yang digunakan adalah
pan conveyor yang terbuat dari logam. Hal ini bertujuan agar system
conveyor tahan terhadap temperatur tinggi.
3. Air slide
Air slide berfungsi untuk meluncurkan produk menggunakan udara
bertekanan dari arah bawah produk, yang bergerak dalam lintasan miring
dan tertutup. Biasanya digunakan untuk mengangkut raw mix pada raw
mill.
4. Air Lift
Air lift berfungsi untuk mengangat material secara vertikal menggunakan
udara bertekanan yang dihasilkan oleh rotary blower. Dikarenakan
menggunakan udara bertekanan, maka prinsip kerjanya mirip dengan air
slide. Hanya saja tekanan yang digunakan pada air slide lebih besar.
5. Elevator
Elevator berfungsi mengangkut material ke area yang lebih tinggi. Biasanya
digunakan untuk mengangkut material ke dalam silo. Material diangkut
dalam bucket yang ditempelkan pada belt atau chain.
6. Bag House Filter (BHF)
Bag house filter adalah sebuah perangkat penangkap debu yang berfungsi
untuk menangkap material yang beterbangan pada penangkap yang
berbentuk silinder besar dengan tinggi 12 meter. Material yang sudah
melewati proses penggilingan dapat beterbangan secara bebas selama
proses transportasi karena sudah berbentuk partikel debu sehingga sangat
ringan dan dapat beterbangan di udara.
7. Mill Feed
Mill feed merupakan alat yang digunakan untuk mengumpan material sesuai
dengan komposisi yang dibutuhkan untuk ditransfer menuju mesin
penggiling. Mill feed yang mengumpan bahan baku utama disebut raw mill
feed dan akan ditransfer menuju raw mill. Sementara mill feed yang
mengumpankan clinker dan bahan additive menuju cement mill disebut
cement mill feed.
8. Air separator
Air separator berfungsi memisahkan material yang berupa partikel halus
dan kasar, serta material jadi dan material reject.

e. Mesin Penunjang
Mesin penunjang adalah mesin yang tidak dilewati bahan dalam proses
pembuatan semen, tetapi dapat menunjang proses produksi semen. Ada
beberapa mesin penunjang yang digunakan di PT Semen Padang, yaitu:
1. Reclaimer
Reclaimer adalah suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan material
dari storage yard untuk kemudian ditransfer ke raw mill feed menggunakan
belt conveyor. Kelebihan dari reclaimer dibandingkan menggunakan alat
berat loader adalah kapasitas transfer (dalam satuan m3/jam) lebih mudah
diukur sehingga penakaran bahan dalam proses penggilingan lebih mudah,
serta efisiensi bahan bakar dan tenaga kerja.
2. Jet pulse filter (JPF)
Jet pulse filter merupakan salah satu pengumpul debu. Prinsip kerjanya
mirip dengan bag house filter (BHF), hanya saja ukurannya lebih kecil dan
biasanya ditempatkan pada alat pengangkut outlet. Kelebihan penggunaan
JPF adalah material yang beterbangan saat ditransfer dari mill feed maupun
ke silo dapat ditangkap dan dikembalikan ke alat pengangkut, sementara
udara bersih yang berada bersama material akan disaring dan dilepaskan ke
lingkungan.

f. Penyimpanan (Storage)
Penyimpanan berfungsi untuk menyimpan material sebelum diolah, karena
tidak semua bahan akan digunakan secara bersamaan menyesuaikan dengan
komposisi bahan yang dibutuhkan. Jenis penyimpanan yang digunakan di PT
Semen Padang adalah sebagai berikut:
1. Silo
Silo merupakan suatu struktur bangunan yang digunakan untuk menyimpan
clinker dan semen.
2. Storage yard
Storage yard merupakan sebuah area datar luas serta berstruktur dinding
dan atap yang digunakan untuk menyimpan bahan baku utama dan bahan
additive dalam proses pembuatan semen.

g. Gedung Kendali
Proses produksi di PT Semen Padang sudah menggunakan otomasi, maka
dibutuhkanlah satu ruang kendali pusat (Central Control Room, disingkat
CCR). Ruang CCR menjadi ruang untuk mengendalikan dan memantau proses
produksi pada pabrik, termasuk memantau abnormalitas dan kerusakan yang
terjadi sehingga bisa langsung dikoordinasikan dengan tepat kepada petugas
pabrik. Ruang CCR berada pada gedung CCR yang sekaligus menjadi kantor
untuk pabrik. Gedung CCR terdapat pada setiap pabrik di PT Semen Padang.
Gambar 2.1 berikut merupakan gedung CCR pabrik Indarung VI.

Gambar 2.1 Gedung CCR Pabrik Indarung VI


2.2 Sizer
Mesin ini berfugsi untuk memecah clay menjadi ukuran yang diinginkan setelah
itu dibawa menggunakan belt conveyor untuk kemudian ditransportasikan ke storage
dan dibawa bucket chain reclaimer diteruskan menuju raw mill feed. Panjang dari inlet
dapat diatur pada tahap desain untuk menyesuaikan kebutuhan dan tonse dan dapat
dibangun sebagai unit dengan bagian tengah yang tetap atau yang dapat disesuaikan
jangkauan konfigurasi gigi yang luas tersedia untuk mesin ini mencakup sebagian besar
aplikasi. Mesin ini dapat berupa penggerak tunggal atau rangkap,menggunakan dua
motor electrik 260kW,tergantung pada speed dan material yang diproses.

2.3 Cara Kerja sizer


Cara kerja ini yakni dengan menggunakan dua buah roller yang Dilengkapi dengan
gigi dimana kedua roller bergerak. Jarak kedua roller dapat diatur untuk mendapatkan
derejat reduksi tertentu. Putaran kedua roller ini berlawanan arah sehingga material
yang diumpankan dipecah dengan cara menggilasnya diantara kedua roller tersebut
(Gambar 2.2).

Gambar 2.2 Sizer

2.3.1 Komponen Penyusunan


Adapun komponen penyusun pada sizer adalah sebagai berikut:
a. Saringan clay
Saringan clay merupakan tempat memasukkan material clay dibantu
Escavator agar bisa sampai ke sizer (gambar 2.3).

Gambar 2.3 Saringan Clay

b. Apron Feeder
Apron Feeder digunakan untuk membawa material clay menuju sizer. Fitur
utama apron feeder adalah rantai dan lamella yang kuat yang disematkan ke
rangka utama. Panjang feeder diukur dari garis tengah sprocket belakang ke garis
tengah sprocket depan (gambar 2.4).

Gambar 2.4 Apron Feeder


c. Motor penggerak
Motor penggerak merupakan komponen utama sebagai sumber tenaga untuk
menggerakkan putaran dari motor listrik kemudian diteruskan ke gearbox
sehingga komponen-komponen dapat bergerak, tergantung pada speed dan
material yang di proses (Gambar 2.5).

Gambar 2.5 Motor Penggerak


d. Gearbox
Gearbox berfungsi untuk memindahkan putaran dari motor penggerak menuju
komponen-komponen yang digerakkan (Gambar 2.6). Tenaga berupa gaya
rotasi dari motor listrik akan melewati kopling sebagai penghubungan dan
pemutus putaran dari motor ke gearbox. Gaya rotasi tersebut kemudian akan
memutar gearset yang ada di dalam gearbox. Gearbox ini akan menyesuaikan
kecepatan rotasi dan arah putaran menuju benda kerja sesuai dengan kebutuhan
benda kerja tersebut.
Gambar 2.6 Gearbox

e. Teeth sizer
Konsep dasar dari sizer adalah penggunaan dua rotor dengan gigi yang besar
dan bergerak berlawanan melindas material, pada poros berdiameter kecil,
didorong pada kecepatan rendah dengan sistem torsi penggerak langsung tinggi
(Gambar 2.8).

Gambar 2.7 Teeth sizer

2.4 Perawatan
Perawatan merupakan sebuah langkah pencegahan yang bertujuan untuk mengurangi
atau bahkan menghindari kerusakan dari peralatan dengan memastikan tingkat
keandalan dan kesiapan serta meminimalkan biaya perawatan (Assauri, 2008).
Menurut Assauri (2008), tujuan perawatan atau pemeliharaan adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan
oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi tidak terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas
dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang
ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi
tersebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.
5. Menghindari kegiatan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan,
yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan
total biaya yang rendah.
Perawatan secara umum berfungsi untuk memperpanjang umur ekonomis dari mesin
dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan
produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan
proses produksi.

2.4.1 Jenis-jenis Perawatan


Perawatan terdiri dari dua jenis yaitu (Prawirosentono, 2009):
A. Planned maintenance (perawatan yang terencana)
Planned maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan
perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan perencanaan ini mengacu pada rangkaian
proses produksi. Planned maintenance terdiri dari:

a. Preventive maintenance (perawatan pencegahan).


Preventive maintenance adalah pemeliharaan yang dilaksanakan dalam periode waktu
yang tetap atau dengan kriteria tertentu pada berbagai tahap proses produksi.
Tujuannya agar produk yang dihasilkan sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya,
maupun ketepatan waktunya.
b. Scheduled maintenance (perawatan terjadwal).
Scheduled Maintenance adalah perawatan yang bertujuan mencegah terjadinya
kerusakan dan perawatannya dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu.
Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman, data masa lalu atau
rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan.
B. Predictive maintenance (perawatan prediktif).
Predictive maintenance adalah strategi perawatan dimana pelaksanaanya didasarkan
kondisi mesin itu sendiri. Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan
kondisi (condition based maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin
(machinery condition monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin
dengan cara memeriksa mesin secara rutin, sehingga dapat diketahui keandalan mesin
serta keselamatan kerja terjamin.
C. Unplanned maintenance (perawatan tidak terencana)
Unplanned maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi
atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan
hasil yang tidak layak. Dalam hal ini perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan atas mesin
secara tidak berencana. Unplanned maintenance terdiri dari:
a. Emergency maintenance (perawatan darurat).
Emergency maintenance adalah kegiatan perawatan mesin yang memerlukan
penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan akibat yang lebih
parah.
b. Breakdown maintenance (perawatan kerusakan).
Breakdown maintenance adalah pemeliharaan yang bersifat perbaikan yang terjadi
ketika peralatan mengalami kegagalan dan menuntut perbaikan darurat atau
berdasarkan prioritas.
c. Corrective maintenance (perawatan perbaikan).
Corrective maintenance adalah pemeliharaan yang dilaksanakan karena adanya hasil
produk (setengah jadi maupun barang jadi) tidak sesuai dengan rencana, baik mutu,
biaya, maupun ketepatan waktunya. Misalnya: terjadi kekeliruan dalam mutu/bentuk
barang, maka perlu diamati tahap kegiatan proses produksi yang perlu diperbaiki
(koreksi).

2.5 Perawatan pada Sizer


Adapun perawatan pada sizer secara umum yaitu:
• Jika mesin dilengkapi dengan segmen pemutus, setelah 24 jam pertama
pengoperasian, periksa baut pengencang segmen, dan lakukan torsi ulang dengan
jumlah yang ditentukan dalam Prosedur. Kemudian setelah 7 hari pengoperasian,
periksa kembali baut pengencang segmen, dan lakukan torsi ulang ke jumlah yang
disebutkan.
Catatan: Sebelum melakukan pekerjaan apa pun pada mesin ini, isolasi catu daya,
dan lepaskan kabel dari motor listrik.
• Pada sizer yang dilengkapi dengan roda gigi, MMD merekomendasikan agar oli
roda gigi pacu harus diperbarui kira-kira setiap 4000 jam. Drainase dicapai dengan
melepas sumbat pembuangan yang dipasang ke pelat penutup bawah. Setelah
sumbat ini dilepas, oli kemudian dapat dialirkan ke baki penampung yang sesuai
atau wadah lain yang sesuai. Untuk mengganti oli roda gigi pacu, lepaskan penutup
inspeksi dan isi sesuai jumlah yang diperlukan melalui pelat penutup atas. Tutup
kembali pelat penutup atas saat dipasang kembali. Isi ke takik tongkat level. Grade
spesifikasi oli tercantum dalam prosedur MMD T0138.
• Perawatan harian;
Pemeriksaan visual dan suara untuk getaran atau kebisingan yang berlebihan.
• Pemeliharaan Mingguan;
Jika dipasang, periksa level gemuk reservoir unit pelumasan terpusat, dan isi ulang
jika perlu dengan pelumas yang direkomendasikan. Periksa kebocoran secara
visual.
Pastikan (jika terpasang) Autolube berfungsi dengan benar. Pin indikator blok
distribusi harus bergerak naik turun secara teratur, (Kecepatan bergantung pada
volume pengiriman.
2.6 Sistem Perawatan Pada Sizer
Adapun perawatan pada sizer pada PT Semen Padang yaitu:
Pada pabrik dengan proses produksi non-stop, perawatan mesin perlu dalam sistem
yang terstruktur agak tidak menimbulkan permasalahan yang dapat mengganggu
jalannya produksi. Ada tiga jenis sistem perawatan yang digunakan di PT Semen
Padang,yaitu:
a. Basic Maintenance
Basic maintenance adalah perawatan dasar komponen-komponen mekanikal
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin-mesin agar mesin dapat bekerja
optimal hingga jam kerja maksimal mesin sesuai spesifikasi dari manufaktur, atau
bahkan melebihi jam kerja maksimal.
Basic Maintenance meliputi Tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Inspection (Inspeksi)
Inspection merupakan proses pengecekan kondisi mesin dengan indera
pendengaran dan penglihatan, meliputi suara yang dihasilkan mesin dan
kondisi visual kerja mesin.
2. Cleaning (Pembersihan)
Cleaning merupakan proses pembersihan mesin dari kotoran-kotoran yang
timbul karena operasional mesin.
3. Lubricating (Pelumasan)
Lubricating adalah memberi pelumasan kepada komponen-komponen yang
bergerak. Hal ini bertujuan untuk memperlambat laju keausan dan sebagai
pendingin awal bagi komponen bergerak.
4. Adjusment (Penyetelan)
Adjustment adalah pengoreksian setelan-setelan yang berubah secara wajar
karena operasional mesin.
Pada tabel 2.1 adalah penjelasan perawatan rutin yang dilakukan pada mesin sizer.
Tabel 2.1 Perawatan Sizer
No Komponen Keterangan Jadwal
Hardfacing 1M
Penggantian teeth 1x3B
1 Teeth
Pengecekan kondisi baut dan penguncian
1M
Ulang baut
2 Scraper Inspeksi visual,Apakah ada kerusakan fisik 2M
Pembersihan gearbox dari debu ataupun
3 Bearing sisa-sisa material serta pelumasan pada 1M
bearing bearing
Keterangan:
-H : setiap hari
- 3H : setiap 3 hari
-M : Setiap Minggu
-B : setiap bulan
- 3B : setiap 3 bulan

2.7 Metode Perawatan Sizer


Preventive maintenance adalah pemeliharaan rutin,dilakukan untuk memastikan
keandalan aset (mesin dan peralatan) dan menghilangkan potensi kegagalan peralatan
atau downtime yang mungkin terjadi. Preventive maintenance terdiri dari pengecekan
berkala dan berkala pengganian berkala bagian peralatan untuk mempertahankan
kondisi operasional yang memuaskan melalui inspeksi sistematis, juga pengamatan
untuk mendeteksi dan memperbaiki pengaturan defaultnya sebelum kerusakan terjadi.

2.8 Dampak Keausan dan Kerusakan Pada Segment Sizer


Dampak keausan pada sizer ialah terjadinya penggumpalan clay (tanah liat) pada
saat material (batu) tidak bisa dikrluarkan oleh sizer. Material (batu) dikeluarkan
menyebabkan segment memiliki keausan yang tidak rata. Keausan terjadi dikarenakan
produksi clay (tanah liat) dalam waktu 1 minggu memakan waktu sekitar 144 jam.

2.9 Solusi untuk Mengatasi Keausan pada Segment Sizer


Solusi untuk mengatasi keausan pada sizer ialah hardfacing (tambah daging) yang
dilakukam setiap 2 minggu sekali pada saat produksi berhenti selama 12 jam,dalam 1
bulan total produksi memakan waktu sekitar 576 jam. Pada saat melakukan metal
hardfacing (tambah daging) menggunakan kawat las NSN-312 4.0 mm. Pengelasan
dilakukan pada semua segment yang sudah terjadi keausan (Gambar 2.9).

Gambar 2.8 Hardfacing (Tambah Daging)

2.10 Kerusakan pada Teeth


Sesuai jabaran pada bagian sebelumnya, sizer ini bekerja dengan normal dan tidak
ada kerusakan. Meskipun begitu, komponen ini memiliki kemungkinan abnormalitas
dan kerusakan sebagai berikut:
a. Teeth yang mengalami pengikisan.
Teeth yang telah terkikis dapat diketahui secara visual dari ukuran gigi sizer.
1. Penyebab
Adapun penyebab terjadinya pengikisan pada teeth yaitu:
- Karena pemakaian yang terus menerus
- Terdapat batu yang memiliki kekerasan yang tinggi
- Masuk nya benda asing seperti (besi,pelat)

2. Penanganan
Adapun penanganan yang dapat dilakukan yaitu:
- Ganti segment teeth yang sudah mengalami pengikisan.
- Hardfacing teeth sizer

3. Pencegahan
Adapun pencegahan yang dapat dilakukan yaitu:
- Pemilihan Material Masuk.
Pada gambar 2.10 adalah Teeth yang sudah mengalami keausan

Gambar 2.9 Teeth yang telah mengalami keausan

b. Pada scraper
1. Scraper Aus
a. Penyebab
Adapun penyebab terjadinya pengikisan terhadap scraper yaitu:
• Gesekan yang terus menerus dengan material.
b. Penanganan
Adapun penanganan yang dapat dilakukan pada scraper yaitu:
•Dilakukan asjustmen terlebih dahulu.
•Ganti scraper baru
c. Pencegahan
Adapun pencegahan yang dilakukan pada scraper yaitu:
•Atur kedalam scraper, jangan terlalu dalam.

2. Scraper Bengkok
- Penyebab
Scraper membentur material yang terlalu besar dan keras
- Penanganan
1) Rekondisi untuk mengembalikan ke bentuk semula
2) Ganti Scraper Baru.
- Pencegahan
Sesuaikan kedalaman reclaiming agar tidak terlalu dalam.
c. Pada bearing disetiap komponen berputar
1. Bearing terlalu cepat aus
- Penyebab
a. Pelumasan yang tidak optimal
b. Beban Kerja yang melebihi beban kerja yang diizinkan oleh manufaktur
mesin
- Penanganan
Ganti bearing baru
- Pencegahan
Lakukan Pelumasan secara rutin, ganti bila diperlukan sesuaikan kerja alat
dengan spesifikasi yang diberikan manufaktur.
2. Bearing Pecah
- Penyebab
a. Bearing telah mencapai ketahanan kerja maksimal
b. Panas berlebihan pada bearing
c. Pelumasan yang tidak optimal
- Penanganan
Ganti bearing baru
- Pencegahan
a. Lakukan Pelumasan secara rutin
b. Lakukan pengecekan pelumasan. Ganti pelumas bila diperlukan agar
gesekan dan panas dapat direduksi.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI

3.1 Diagram Proses Maintenance


Dalam proses Pemeliharaan terdapat beberapa langkah yang harus dilaksakan
agar proses maintenance pada sizer dapat berjalan dengan lancar dan sesuai SOP.

Mulai

Briefing

Mempersiapkan Alat
dan Bahan

Melakukan Proses
Maintenance

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Maintenance

3.2 Briefing
Briefing adalah memberikan penjelasan-penjelasan secara singkat atau pertemuan
untuk memberikan penerangan secara ringkas. Biasanya briefing digunakan oleh para
manajer atau pimpinan yang mengundang para karyawan atau tokoh-tokoh karyawan
untuk menerima penjelasan penjelasan tertentu

Secara umum tujuan briefing adalah sebagai berikut:


1. Memberikan pengarahan tentang kinerja karyawan supaya tetap sesuai dengan visi
dan misi,

2. Mengingatkan para karyawan agar selalu menerapkan standar operasional prosedur


disetiap pekerjaan yang dilakukan,

3. Menyampaikan informasi-informasi yang dianggap penting dalam melaksanakan


pekerjaan,

4. Menyamakan dan meberitahu pemikiran dari pimpinan kepada para karyawan.


Sehingga para karyawan sejalan dengan pemikiran pimpinan.

Ada dua proses perawatan pada teeth sizer yaitu:


1. Penggantian segment teeth sizer.
Penggantian segment teeth sizer dilakukan apabila segment telah mengalami
kerusakan dan membuat kinerja pada teeth nya telah berkurang.
 Alat dan bahan
1. Hoist
2. Kunci impact
3. Kunci moment
4. Kunci L27
5. Kunci L19

 Prosedur penggantian segment teeth sizer


1. Siapkan tool dan materialnya.
2. Pastikan kondisi sizer sudah dalam keadaan off dan dipasang lotto
(safety).
3. Longgarkan scraper sizer terlebih dahulu (jika scraper tidak dapat di
turunkan scraper boleh dibuka terlebih dahulu).
4. Buka baut keseluruhan pada casing sizer.
5. Pasang chain blok 5 ton untuk menarik sizer keluar dari chute.
6. Tarik sizer sampai pada posisi keluar chute agar mudah untuk
dilakukan penggantian segment.
7. Buka baut segment lama dengan kunci L27.
8. Sesudah dibuka segment diangkat menggunakan hoist.
9. Buka semua segment sampai habis.
10. Pasang segment baru satu persatu sesuai dengan posisi yang sudah
diatur (memasang segment dengan menggunakan hoist dan
diposisikan ke dudukan segment, sesudah itu dipasang baut nya
sebanyak 3 buah baut dan dilakukan penguncian serta dilakukan
moment bautnya).
11. Lakukan sampai semua segment terpasang.
12. Sesudah terpasang semua, tarik kembali sizer ke dalam chute.
13. Pasang kembali scraper yang dilonggarkan maupun yang telah
dibuka.
14. Pasang semua baut casing sizer.
15. Sizer ready to running.

2. Hardfacing (tambah daging)


Solusi untuk mengatasi keausan pada sizer ialah hardfacing (tambah daging
yang dilakukam setiap 2 minggu sekali pada saat produksi berhenti selama 12
jam,dalam 1 bulan total produksi memakan waktu sekitar 576 jam. Pada saat
melakukan metal hardfacing (tambah daging) menggunakan kawat las NSN
312 4.0 mm. Pengelasan dilakukan pada semua segment yang sudah terjadi
keausan.
 Alat dan bahan yang digunakan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses hardfacing yaitu:
 Alat
1. Gas oksigen
2. Gas asetelyne
3. Katup pengaman
4. Regulator
5. Torch
6. Sarung tangan
 Bahan
1. Travo las
2. Kawat las ABBRALOY 307D
3. Kawat las NIKKOO STEEL 312
4. Kap las
 Prosedur dalam melakukan Hardfacing (tambah daging) yaitu:
1. Siapkan tool dan materialnya.
2. Pastikan sizer sudah dalam kondisi off dan pasang lotto (safety).
3. Dilakukan pembersihan pada teeth sizer dengan menggunakan air
hidran.
4. Lakukan penambahan daging (Hardfacing) pada teeth sizer yang
megalami pengikisan hingga mencapai ukuran sesuai standar 50mm.
5. Lakukan penggelasan awal menggunakan kawat las ABBRALOY
307D
6. Kemudian kawat las NIKKOO STEEL 312, kawat las ini berfungsi
sebagai pelindung pada teeth yang telah dilakukan hardfacing.
7. Pengelasan pada teeth dilakukan hingga teeth mencapai tinggi sesuai
Standarnya.
8. Setelah pengelasan kemudian dibersihkan sisa-sisa kotoran kawat las,
kemudian teeth siap untuk digunakan.
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktik Industri merupakan sarana bagi mahasiswa untuk melihat dan
mengetahui aplikasi dari ilmu yang didapat selama perkuliahan di kampus dengan
kondisi di lapangan atau dunia kerja. Dari masalah yang diperoleh selama kerja praktik
di PT Semen Padang, tidak semua ilmu di perkuliahan dapat diterapkan langsung ke
lapangan. Sehingga selama kerja praktik ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut ; PT
Semen Padang adalah suatu perusahaan semen yang memproduksi berbagai tipe semen
sesuai dengan kegunaannya.
1. Dalam produksi semen, PT Semen Padang menggunakan berbagai macam alat
dan mesin yang berfungsi sebagai mesin utama maupun penunjang dalam
proses produksi.
2. Sizer Clay merupakan salah satu mesin penunjang yang meningkatkan efesien
dalam pengendalian bahan material Clay (Tanah Liat).
3. Perawatan yang rutin dan maksimal dapat mencegah mesin dari kerusakan
sehingga menghasilkan penurunan biaya produksi.
4. Keausan adalah abnormalitas yang dapat diprediksi sesuai dengan kondisi
kerja alat. Penanganan keausan yang tepat dapat mencegah kerusakan yang
timbul akibat komponen yang aus tersebut.

5.2 Saran
Setelah melalui proses kerja praktik, maka penulis dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Sebelum memulai kerja praktik, mahasiswa dianjurkan mencari tahu tentang
perusahaan tempat akan melaksanakan kerja praktik, termasuk mengenai
produk-produk yang dihasilkan.
2. Pelajari dengan baik apa yang diperoleh di lapangan karena tidak semua yang
ada di lapangan dapat diperoleh di perkuliahan.
3. Selalu utamakan keselamatan kerja dalam setiap kegiatan.
4. Bagi karyawan khususnya yang di lapangan, lakukan perbaikan dan
peningkatan mutu dan kualitas kerja apabila ditemukan suatu hal yang dapat
diubah dan diperbaiki.
5. Mekanik yang handal perlu disiapkan untuk melakukan tindakan yang tepat
bila terjadi kerusakan mesin.
6. Perlu disediakan suku cadang agar bila bagian mesin yang perlu diganti tidak
menghentikan proses produksi yang terlalu lama.
7. Melakukan Penggantian Dibawah 50%.
8. Melakukan Pengelasan Maksimal 3 kali,Bila Melakukan Pengelasan Lebih 3
kali akan menyebabkan perubahan struktur casting menjadi getas dan mudah
patah.

You might also like