Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

MAKALAH

PANDANGAN AGAMA TENTANG KEWAJIBAN MENUNTUT


ILMU PENGETAHUAN

Dosen Pembimbing :
Sumarno, SAg., Mag

Disusun oleh :
ULFATUN KHASANAH_P1337420423002
AVENDA AYU ROFITA_P1337420423020
NUR HIDAYATI P. N._P133420423128
FAYZA AJRIYA_P133420423136
SITI DIAN ROHMAWATI_P1337420423150

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLORA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. atas segala Rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Pandangan Agama tentang Kewajiban Menuntut Ilmu Pengetahuan”
dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk
menyelesaikan tugas kami pada mata kuliah agama, selain itu untuk menambah wawasan kami
dalam kewajiban menuntut ilmu pengetahuan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kurangnya. Kami berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran agar tulisan
selanjutnya jauh lebih baik. Disisi lain kami berharap pembaca mendapatkan pengetahuan baru
dari makalah ini. Walaupun tulisan ini jauh dari kata sempurna, kami berharap ada manfaat
yang bisa diperooleh pembaca. Demikian sepatah dua patah kata dari kami. Terimakasih

Blora, 6 September 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………...…………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………...……………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…...………………………………………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah……………..……………………………………………………………1

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pandangan Agama tentang Kewajiban Menuntut Ilmu………………..…………………...2

B. Pengertian Menuntut Ilmu Menurut Islam…………………………………………………3

C. Keutamaan Ilmu Menurut Islam…………………..………………………………………..4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………..8

B. Saran……………………………………………………………………………………….9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
lmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dariajaran agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslamayang artinya
“tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepadakehendak atau ketentuan
Allah”.Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumsekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dandapat se!ara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakuidalam bidang ilmu tertentu. “ipandang dari sudut #lsa$at,
ilmu terbentukkarena manusia berusaha ber#kir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemology.
B. Rumusan Masalah
dari uraian tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut’
1. Apakah pengertian dari Agama dalam pengetahuan ?
2. Apakah kepentingan Ilmu pengetahuan dalam Islam ?
3. Bagaimana pandangan Ilmu Pengetahuan menurut sumbernya ?
4. Bagaimana kedudukan Ilmu pengetahuan dalam Islam ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari ilmu


2. Untuk mengetahui pengertian menuntut ilmu
3. Untuk mengetahui kewajiban menuntut ilmu
4. Untuk mengetahui keutamaan orang yang berilmu

D. Permasalahan
Pada zaman sekarang banyak sekali masyarakat yang kurang menganggap ilmu pengetahuan
itu penting. Padahal ilmu pengetahuan itu sangatlah penting bagi masyarakat di dunia. Baik
kehidupan yang sedang dijalani sekarang, maupun kehidupan yang akan datang di
akhirat nanti.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pandangan Agama Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu


Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan merupakan proses
pengubahan sikap dan tata kelakuan seseorang ataupun kelompok dalam upaya
mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan (Depdiknas, 2011). Menurut UU
No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan
sebagai usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dengan aktif untuk kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Menuntut ilmu merupakan salah satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia, tanpa
adanya ilmu manusia tidak akan bisa berkembang. Menuntut ilmu juga dianggap sebagai titik
tolak dalam menumbuhkan kesadaran dalam bersikap1. Menurut Driyakara dalam buku
membangun pendidikan yang memberdayakan dan mencerdaskan, beliau mengatakan bahwa
proses menuntut ilmu merupakan proses untuk membimbing manusia muda menjadi lebih
dewasa dan lebih manusiawi.
Pentingnya menuntut ilmu menurut Hamka yang dikutip dari karangan Susanto yang
berjudul Pemikiran Pendidikan Islam bukan hanya sekedar agar manusia dapat memperoleh
kehidupan yang baik, namun dengan ilmu pengetahuan manusia dapat mengenal Tuhannya,
memperbaiki akhlaknya dan selalu berusaha untuk mencari ridho Allah. Dengan pendidikan
yang demikian, manusia akan mendapat ketentraman.
Menuntut ilmu dalam pandangan Islam bukan hanya ajakan saja, akan tetapi telah
menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Islam. Di dalam Alquran dan hadis telah banyak
membahas mengenai menuntut ilmu, yakni tentang pentingnya dalam menguasai ilmu dan
segala hal yang mengarah pada kewajiban menuntut ilmu. Salah satu ciri yang dapat
menbedakan agama Islam dengan agama lain ialah penekanan terhadap ilmu. Alquran dan
Hadis menghibau umat Islam untuk mencari ilmu. Dalam pandangan Islam, ilmu merupakan
keistimewaan yang dapat menjadikan manusia lebih unggul dari pada makhluk yang lainnya
untuk menjalankan kekhalifahan. Dalam Alquran dan Hadis disebutkan secara berulang-ulang
bahwasannya kedudukan umat Islam yang berilmu memiliki kedudukan yang tinggi.
Imam al-Ghazali berpendapat bahwasannya ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi
manusia, baik itu laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, dewasa maupun anak-anak
menurut cara yang sesuai dengan keadaan, bakat dan kemampuan. Menuntut ilmu merupakan
kewajiban bagi setiap muslim maupun muslimah, tanpa membedakan gender. Dalilnya
terdapat di dalam Alquran maupun Hadis Nabi Saw2.

2
Hadis yang menjelaskan tentang kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadis riwayat
Ibnu Majah No. 224, dari Anas bin Malik ra, yang dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih
al-Jaami ash-Shaghir No. 3913 sebagai berikut:
‫ قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم طلب العلم فريضة على كل مسلم‬:‫عن أنس بن مالك قال‬
Dari Anas bin Malik beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda“menuntut ilmu itu wajib bagi
setiap muslim” (al-Qazwani, 2000). Menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap muslim
laki-laki maupun muslim perempuan. Ketika Allah telah menurunkan perintah yang
mewajibkan atas suatu hal, maka kita harus menaatinya. Allah Ta’ala berfirman dalam QS.
An-Nur ayat 51:
“Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk kembali kepada Allah
dan Rasul-Nya agar rasul memberi keputusan hukum diantara mereka hanyalah dengan
mengatakan ‘kami mendengar dan kami taat’. Dan hanya merekalah orang-orang yang
berbahagia”.

B. Pengertian Menuntut Ilmu Pengetahuan Menurut Islam

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah
laku dan perilaku kearah yang lebih baik,karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju
kebenaran dan meninggalkan kebodohan.
Seseorang harus memulai dengan ilmu sebelum beramal.Maksud dari beramal adalah
melakukan kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan pekerjaan manusia
dituntut mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena dengan mengetahui ilmunya
pekerjaan akan lebih terarah dan tidak berantakan.
MenuntutilmumerupakanibadahsebagaimasabdaNabi Muhammad Saw.
Artinya :
Mu’adz bin Jabbal berkata : “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena
mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah, mencarinya adalah ibadah,
mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah Jihad, mengajarnya untuk keluarga adalah
Taqarrub.”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-laki dan
perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada
diri individu ke arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek
lain yang ada pada setiap individu.

 Perbedaan Orang yang Berilmu dengan Orang Bodoh


Dalam Al- Qur’an Allah SWT. Berfirman,
Artinya: "(apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah di waktu waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang dia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran."(Az-Zumar:9)

3
Allah SWT membedakan antara orang yang berilmu dan orang yang jahil.Keduanya tidak
sama. Terlepas dari substansi ilmu pengetahuan, yang terpenting adalah antara orang yang
berilmu dengan orang yang bodoh jelas tidaklah sama.Seperti halnya antara orang yang
buta dan orang yang melihat,kegelapan dan cahaya, orang yang hidup dana mati, manusia dan
hewan, serta antara penghuni surga dan penghuni neraka.[3]

C. Keutamaan Ilmu Menurut Islam

Selain Al-Qur’an banyak sekali hadits yang menjelaskan keutamaan ilmu dan kedudukan
ulama, baik dimata Allah maupun dimata manusia, di dunia maupun di akhirat. Ulama di
hargai demikian tingginya tak tertandingi oleh siapapun, dan tak mungkin dapat dikejar,
kecuali melalui ilmu.
Berikut beberapa keutamaan ilmu yang disebutkan didalam Al-qur’an dan As-Sunnah:
1. kelebihan ilmu dibanding ibadah
Salah satu fadhilah ilmu dari ibadah adalah bahwa kebanyakan manfaat ibadah terbatas
pada pelakunya. Orang yang melakukan salat atauberpuasa, haji, zikir dan ibadah yang lai,
akan mendapat kebaikan-kebaikan amal perbuatannya dan peningkatan derajatnya. Tetapi,
masyarakat lain tidak akan mndapat ganjaran mereka sedikitpun secara langsung. Berbeda
dengan ilmu; ia bermanfaat jauh melampui si pilaku itu sendiri, sampai pada orang yang
mendengarnya, atau membacanya. Ilmu tidak mengenal ikatan, tidak pula mengakui adanya
dinding dan jurang pemisah. Lebih-lebih pada zaman kita sekarang, ketika ilmu tersebar luas
melalui radio dan televisi yang dapat ditangkap dalam beberapa detik dan bahkan dalam
seketika itu juga para pendengar dan para pemirsa yang ada diberbagai tempat.

2. Ilmu tidak terputus lantaran berahirnya hayat


Ilmu tidak terputus lantaran berahirnya hayat, dan ilmu tidak mati dengan kematian
pemiliknya. Tetapi bagi orang yang salat, atau berpuasa, atau membayar zakat,berhaji,
berumroh, bertasbih, bertahlil, berzikr, dan bertakbir, semua amal ini mendapat balasandari
allah, tetapi balasan itu terputus lantaran selesai atau berakhirnya amala tertentu. Adapun ilmu,
ia terus berpengaruh selama orang masih memanfaatkanya.[6]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau
bersabda:

"Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari
tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak shalih yang
mendo'akannya." (HR. Muslim no.1631)
Betapa besarnya kebaikan yang akan didapatkan oleh orang yang berilmu berupa pahala
dan kebaikan-kebaikan yang banyak. Dan pahala tadi akan terus mengalir kepadanya tanpa
terputus selama ilmunya disampaikan oleh murid-muridnya dari generasi ke generasi
berikutnya, dan selama kitab-kitabnya dan tulisan-tulisannya dimanfaatkan oleh para hamba
di berbagai negeri, dan seperti inilah pahala dan ganjaran orang yang berilmu akan tetap
sampai kepadanya setelah kematiannya dengan sebab ilmu yang telah dia tinggalkan untuk
manusia, di mana mereka mengambil manfaat terhadap ilmunya.
3. Ilmu merupakan tanda kebaikan seorang hamba
Ketika seorang hamba diberi kemudahan untuk memahami dan mempelajari ilmu syar’i,
itu menunjukkan bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi hamba tersebut, dan
4
membimbingnya menuju kepada hal-hal yang diridhai-Nya.
Kehidupannya menjadi berarti, masa depannya cemerlang, dan kenikmatan yang tak pernah
dirasakan di dunia pun akan diraihnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba maka Ia akan difahamkan
tentang agamanya.”
(Muttafaq Alaihi dari Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu anhuma)
4. Orang yang berilmu akan ditinggian derajatnya
Sesungguhnya allah akan meningkatkan derajat orang-orang yang mau menuntut ilmu
sebagaimana firmannya:
Artinya :Hai orang orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “
Berlapang lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( Q.S
Al-Mujaadalah:11)
Ditinggikannya derajat dengan beberapa derajat, ini menunjukkan atas besarnya
keutamaan, dan ketinggian di sini mencakup ketinggian maknawiyyah di dunia dengan
tingginya kedudukan dan bagusnya suara (artinya dibicarakan orang dengan kebaikan) dan
mencakup pula ketinggian hissiyyah (yang dirasakan oleh tubuh dan panca indera) di akhirat
dengan tingginya kedudukan di jannah. (Fathul Baarii 1/141)
Allah pun akan meninggikan derajat orang orang yang berilmu sebagaimana diri-Nya
memuliakan diri-Nya dan mengagungkan kekuasaan-Nya, lalu setelahnya Dia memuliakan
malaikat dan kemudian memuliakan orang orang yang berilmu, sebagaimana firman-Nya:
Artinya :“ Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan(yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” Q.S Ali Imran:18
5. menuntut ilmu merupakan ibadah dan akan dipermudah jalan menuju syurga
Menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan merupakan Ibadah yang paling agung dan paling
utama, sehingga Allah menjadikannya sebagai bagian dari jihad fisabilillah, sebagaimana
firmanNya dalam surat At Taubah 122
Artinya :tidak sepatutnya bagi mu’min itu pergi semuanya (medan perang), mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk member peringatan pada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya
Rosulullah bersabda
Artinya: barang siapa menempuh jalan demi mengharapkan suatu ilmu, maka allah akan
mempermudah jalan baginya menuju syurga. Sesungguhnya malaikat akan meletakkan
sayap-sayapnya karena keridhaannya akan pencari ilmu. Sesungguuhnya semua yang ada di
langit dan di bumi dan bahkan lumba-lumba di lautan sekalipun, akan selaly memintakan
ampunan bagi orang yang berilmu
6. ilmu adalah kehidupan dan cahaya
Dalam banyak ayat, Al qur’an menganggap ilmu sebagai kehidupan dan cahaya,
sedangkan kebodohan merupakan kematian dan kegelapa. Seperti diketahui semua bentuk
kejahatan disebabkan oleh ketiadaan kehidupan dan cahaya,dan semua kebaikan disebabkan
oleh cahaya dan kehidupan.
5
 Syarat-syarat menuntut ilmu
Dalam kitab “Ta’lim al-Muta’allim” yang ditulis oleh Imam Al-Zarnuji, beliau menulis
bahwa syarat-syarat mencari ilmu itu ada 6 yaitu:
1. Cerdas (Dzakaun)
Kecerdasan merupakan syarat pertama yang harus dipenuhi oleh thalibul ilmi. Imam Ghazali
pernah mengatakan bahwa orang yang pintar adalah orang yang mengetahui bahwa ia tidak
tahu akan sesuatu dan karenanya dia mau belajar.
Maksud cerdas disini bukanlah tingkatan kepintaran, melainkan tidak gila. Orang tersebut
haruslah waras, dapat membedakan mana angka satu dan dua, mana hitam dan putih, mana
baju dan celana.

2. Rakus (hirsun)
Rakus adalah (punya kemauan dan semangat untuk berusaha mencari ilmu)
menurut Imam as-Syafi’i, dalam menuntut ilmu janganlah langsung merasa puas terhadap apa
yang telah didapat dan jangan hanya menuntut ilmu di satu daerah saja.
“Tidak cukup teman belajar di dalam negeri atau dalam satu negeri saja, tapi pergilah belajar
di luar negeri, di sana banyak teman-teman baru pengganti teman sejawat lama, jangan takut
sengsara, jangan takut menderita, kenikmatan hidup dapat dirasakan sesudah menderita.”
(diambil dari kitab Sejarah Hidup dan Silsilah Syekh Kiyai Muhammad Nawawi Tanara
Banten yang ditulis oleh H. Rofiuddin. Hal. 4).
3. Sabar
Seorang yang menuntut ilmu sudah barang tentu akan menghadapi macam-macam gangguan
dan rintangan. Selain berusaha maka bersabarlah untuk menghadapi semua itu, dan perlu
diketahui bahwa sabar adalah sebagian dari Iman, “As-Shobru mina al-iman”. Dan Sabar
disini mengandung arti tabah, tahan menghadapi cobaan atau menerima pada perkara yang
tidak disenangi atau tidak mengenakan dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah Swt,
akan tetapi kesabaran disini harus diartikan dalam pengertian yang aktif bukan dalam
pengertian yang pasif. Artinya nrimo (menerima) apa adanya tanpa usaha untuk memperbaiki
keadaan.
4. Modal/bekal
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan wajib hukumnya bagi setiap muslim, dan
dijelaskan lagi dalam hadis “Tuntutlah ilmu mulai dari rahim ibu sampai liang lahat”. Dari
hadis tersebut kita bisa mengetahui bahwa, seumur hidup kita wajib menuntut ilmu.
Pendidikan bukan hanya pendidikan formal tetapi non formal pun ada. Rasul menjanjikan
kepada para penuntut ilmu,
“Sesungguhnya Allah pasti mencukupkan rezekinya bagi orang yang menuntut ilmu” Dan
yakinkanlah bagi para penuntut ilmu walaupun dengan segala kekurangan (biaya) pasti
mampu atau bisa menyelesaikan pendidikan. Karena pasti akan ada jalan lain selama manusia
berusaha dan yakin terhadap kekuasaan dan pertolongan Allah Al-Yaqinu Lâ Yuzâlu bi as-
Syak Artinya: ”keyakinan tidak bisa dihilangkan oleh keragu-raguan”. Dan akhirnya maka
tidak ada alasan orang tidak bisa menuntut ilmu karena biaya, seperti keterangan sebelumnya
carilah jalan lain, solusi lain untuk bisa menuntut ilmu.

5. Petunjuk guru
Banyak orang yang tersesat karena belajar tanpa guru, seoarng tholibul ilmi hendaklah
mempunyai seorang guru sebagai petunjuk, walaupun ada yang mengatakan bahwa buku
6
adalah guru yang besar, tapi buku tidak bisa mituturi (memberi nasihat)
6. Karena ilmu sangat luas dan tidak memiliki akhir maka sudah barang tentu membutuhkan
waktu yang sangat lama. Pepatah Arab mengatakan :”Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke
liang lahat” seorang pelajar harus mengulang-ulang pelajaran yang telah didapat, jadi dalam
mencari ilmu tidaklah cukup dalam waktu yang singkat.Seperti contoh seorang untuk menjadi
Doktor harus melalui SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi, dan itu bukanlah waktu yang
singkat.

 Adab mencari ilmu


1. Niat
Niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridho Allah. Hendaknya diringi dengan hati
yang ikhlas benar-benar karena Allah. Bukan untuk menyombongkan diri, menipu orang lain
ataupun pamer kepandaian, tetapi untuk mengeluarkan diri dari kebodohan dan menjadikan
diri kita bermanfaat bagi orang lain
2. Bersungguh-sungguh
Dalam menuntut ilmu haruslah bersungguh-sungguh dan tidak pernah berhenti. Allah
mengisyaratkan dalam firman-Nya yang berbunyi : “Dan orang-orang yang berjuang di jalan
Kami pastilah akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan Kami.”
3. Terus menerus
Hendaklah kita jangan mudah puas atas ilmu yang kita dapatkan sehingga kita enggan untuk
mencari lebih banyak lagi. Seperti pepatah yang disampaikan oleh Sofyan bin Ayyinah
: “Seseorang akan tetap pandai selama dia menuntut ilmu. Namun jika ia menganggap
dirinya telah berilmu (cepat puas) maka berarti ia bodoh.” Allah lebih menyukai amalan
yang sedikit tapi dilakukan secara terus menerus dibandingkan amalan yang banyak tetapi
hanya dilakukan sehari saja.
4. Sabar dalam menuntut ilmu
Salah satu kesabaran terpuji yang harus dimiliki oleh seorang penuntut ilmu adalah sabar
terhadap gurunya seperti kisah Nabi Musa as dan Nabi Khidr as (QS Al Kahfi : 66-70). Kita
jangan cepat putus asa dalam menuntut ilmu jika mendapatkan kesulitan dalam memahami
dan mempelajari ilmu.
5. Menghormati dan memuliakan orang yan menyampaikan ilmu
Di antara penghormatan murid terhadap gurunya adalah berdiam diri maupun bertanya pada
saat yang tepat dan tidak memotong pembicaraan guru, mendengarkan dengan penuh khidmat,
dan memperhatikan ketika beliau menerangkan, dan sebagainya.
6. Baik dalam bertanya
Bertanya hendaknya untuk menghilangkan keraguan dan kebodohan diri kita, bukan untuk
meremehkan, menjebak, mengetes, mempermalukan guru kita dan sebagainya.l Aisyah ra
tidak pernah mendengar sesuatu yang belum diketahuinya melainkan sampai beliau mengerti.
Orang yang tidak mau bertanya berarti menyia-nyiakan ilmu yang banyak bagi dirinya sendiri.
Allah pun memerintahkan kita untuk bertanya kepada orang yang berilmu seperti dalam
firman-Nya dalam QS An-Nahl:43

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bahwa menuntut ilmu adalah wajib. Baik ilmu tentang dunia maupun tentang
akhirat dan manfaatnya begitu banyak bagi diri sendiri dan bagi orang lain, lebih banyak
lagi bagi perubahan dan perkembangan dalam suatu masyarakat. Dan Allah pun akan
meninggikan derajat yang tinggi di dunia maupun di akhirat nanti bagi orang yang
berilmu dan mengamalkan serta mengajarnya kepada orang lain yang belum mengetahui.
Orang yang mengamalkan ilmu terus menerus maka Allah juga akan menambah
derajatnya di dunia dan akhirat.

B. Saran
Sebagai seorang muslim kita sudah semestinya bersungguh-sungguh dalam menuntut
ilmu, karena dalam islam orang yang berilmu itu sangat di muliakan dan akan diangkat
derajatnya oleh Allah SWT. Selain dari itu, ilmu juga memiliki banyak keutamaan. Maka
dari itu, setelah kta memahami tentang perintah menuntut ilmu dalam islam, keutamaan
ilmu dan kedudukan orang yang berilmu, kita sebagai ummat muslim diharapkan dapat
mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sarjuni, 2008,” Konsep Ilmu Dalam Islam Dan Implikasinya Dalam Praktik Kependidikan”,
dalam jurnal studi dan penelitian pendidikan agama islam. Vol.1 no.2 hal.51.

Al-Ghazali. (2014). Ringkasan Ihya Ulumuddin. Bandung: Penerbit SinarBaru Algensindo.

Yusuf Qardhawi. Al-Qur’an berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan,(Jakarta : Gema
Insani),hal.93s

Saifuddin.Metode dan Etika Pengembangan Ilmu. (Bandung:CV Rosda.1989). hal.24 BAB I

You might also like