Pendahuluantb Paru

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

PENDAHULUAN

Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di dunia demikian juga


tuberkulosis pada kehamilan. Insidens tuberkulosis pada kehamilan makin
meningkat. Di Indonesia, kasus baru tuberkulosis hampir separuhnya adalah
wanita, dan menyerang sebagian wanita usia produktif. Kira-kira 1-3% dari semua
wanita hamil menderita tuberkulosis. Tuberkulosis pada kehamilan mempunyai
gejala klinis yang serupa dengan tuberkulosis pada wanita tidak hamil.1,2
Diagnosis mungkin ditegakkan terlambat karena gejala awal yang tidak
khas. Pada kehamilan terdapat perubahan-perubahan pada sistem humoral,
imunologis, peredaran darah, sistem pernapasan, seperti terdesaknya diafragma ke
atas sehingga paru-paru terdorong ke atas oleh uterus yang gravid menyebabkan
volume residu nafas berkurang. Saat hamil pemakaian oksigen akan bertambah
kira-kira 25% dibandingkan di luar kehamilan, apabia penyakitnya berat atau
prosesnya luas dapat menyebabkan hipoksia sehingga hasil konsepsi juga ikut
menderita, dapat terjadi partus prematurus atau kematian janin.1,2,3,4
Proses kehamilan, persalinan, masa nifas, dan laktasi mempunyai
pengaruh kurang menguntungkan terhadap jalannya penyakit. Hal ini disebabkan
oleh karena perubahan-perubahan dalam kehamilan yang kurang menguntungkan
bagi proses penyakit dan daya tahan tubuh yang turun akibat kehamilan.4
Tuberkulosis tidak mempengaruhi kehamilan dan kehamilan tidak
mempengaruhi manifestasi klinis dan progesivitas penyakit bila diterapi dengan
regimen yang tepat dan adekuat. Pemberian regimen yang tepat dan adekuat ini
akan memperbaiki kualitas hidup ibu, mengurangi efek samping obat-obat
tuberkulosis terhadap janin dan mencegah infeksi yang terjadi pada bayi yang
baru lahir. Sebaiknya bayi baru lahir dilakukan pemeriksaan foto thorax dan tes
tuberkulin. Apabila hasil negatif, pada usia 6 minggu dilakukan vaksinasi Bacil
Calmatte Geurine (BCG).
Obat anti tuberkulosis yang diberikan dibagi dalam 2 golongan yaitu obat
lini pertama dan lini kedua. Obat lini pertama, kecuali Streptomisin dapat
digunakan pada tuberkulosis pada kehamilan. Penggunaan streptomisin dan obat

1
lini kedua (kanamisin, etionamid, kapreomisin) sebaiknya dihindari pada wanita
hamil karena efek samping yang akan terjadi pada janin, kecuali dalam keadaan
resistensi beberapa obat. 1

You might also like