Professional Documents
Culture Documents
Askep Pasien Terminal Kel 6
Askep Pasien Terminal Kel 6
Kelompok 6
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap teman-teman yang telah berkontibusi dalam penyusunan makalah
ini.
Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Dalam kesempatan kali ini penyusun akan membawakan
tema tentang “Asuhan Keperawatan pada Pasien Terminal”.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritis dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesmpurnaan makalah ini.
Penyusun
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL
A. KOSEP DASAR
1. Pengertian
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yag tidak bisa disembuhkan lagi.
Kematian adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan
atau mengikuti priode sakit yang panjang . Terkadang kematian menyerang usia muda
tetapi selalu menunggu yang tua.
2. Tahap-tahap Berduka
Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah mengidentifikasi lima tahap berduka yang dapat terjadi
pada pasien menjelang ajal :
1) Denial ( pengingkaran )
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat
menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya
2) Anger ( Marah )
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan
meninggal
3) Bergaining ( tawar-menawar )
Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar waktu
untuk hidup
4) Depetion ( depresi )
Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan segera
mati.ia sangat sedih karna memikirkan bahwa ia tidak akan lama lagi bersama keluarga
dan teman-teman.
5) Acceptance ( penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima kenyataan bahwa ia
akan meninggal. Ia akan berusaha keras untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang belum
terselesaikan.
B. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Tanggal masuk :
No RCM :
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang penyakit yang diderita klien pada saat sekarang
2. Riwayat Penyakiit Dahulu
Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit dengan penyakit
yang sama
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama dengan klien
c. Head To Toe
Perubahan Fisik saat kematian mendekat
1) Pasien kurang rensponsif
2) Fungsi tubuh melambat
3) Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja
4) Rahang cendrung jatuh
5) Pernafasan tidak teratur dan dangkal
6) Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin, nadi cepat dan melemah
7) Kulit pucat
8) Mata memelalak dan tidak ada respon terhadap cahaya
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ansietas/ ketakutan individu , keluarga ) yang berhubungan diperkirakan dengan situasi
yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan kematian
dan efek negatif pada pada gaya hidup
2) Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain
3) Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan keluarga,takut
akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh dengan stres ( tempat perawatan )
4) Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi
ancaman kematian
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan denga
situasi yang tak dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian
dan efek negative pada gaya hidup
Criteria Hasil Klien atua keluarga akan :
No Intervensi Rasional
1. Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya :
a) berikan kepastian dan kenyamanan
b) tunjukkan perasaan tentang pemahman dan empti, jangan menghindari
pertanyaan
c) dorong klien untuk mengungkapkan setiap ketakutan permasalahan yang
berhubungan dengan pengobtannya
d) identifikasi dan dukung mekaniosme koping efektif Klien yang cemas
mempunbyai penyempitan lapang persepsi denagn penurunan kemampuan untuk
belajar. Ansietas cendrung untuk memperburuk masalah. Menjebak klien pada
lingkaran peningkatan ansietas tegang, emosional dan nyeri fisik
2. Kaji tingkat ansietas klien :
rencanakan pernyuluhan bila tingkatnya rendah atau sedang Beberapa rasa takut
didasari oleh informasi yang tidak akurat dan dapat dihilangkan denga memberikan
informasi akurat. Klien dengan ansietas berat atauparah tidak menyerap pelajaran.
3. Dorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan ketakutan-ketakutan mereka
Pengungkapan memungkinkan untuk saling berbagi dan memberiakn kesempatan
untuk memperbaiki konsep yang tidak benar
4. Berika klien dan keluarga kesempatan dan penguatan koping positif Menghargai
klien untuk koping efektif dapat menguatkan renson koping positif yang akan datang
Diagnosa 2 Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan
dihadapi penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang lain
Klien akan :
1) Mengungkapakan kehilangan dan perubahan
2) Mengungkapakan perasaan yang berkaitan kehilangan dan perubahan
3) Menyatakan kematian akan terjadi
Anggota keluarga akan melakukan hal berikut : mempertahankan hubungan erat
yang efektif , yang dibuktikan dengan cara sbb:
1. menghabiskan waktu bersama klien
2. memperthankan kasih sayang , komunikasi terbuka dengan klien
3. berpartisipasi dalam perawatan
No Intervensi Rasional
a) Berikan kesempatan pada klien da keluarga untuk mengungkapkan perasaan,
didiskusikan kehilangan secara terbuka , dan gali makna pribadi dari
kehilangan.jelaskan bahwa berduka adalah reaksi yang umum dan sehat Pengetahuan
bahwa tidak ada lagi pengobatan yang dibutuhkan dan bahwa kematian sedang
menanti dapat menyebabkan menimbulkan perasaan ketidak berdayaan, marah dan
kesedihan yang dalam dan respon berduka yang lainnya. Diskusi terbuka dan jujur
dapat membantu klien dan anggota keluarga menerima dan mengatasi situasi dan
respon mereka terhdap situasi tersebut
b) Berikan dorongan penggunaan strategi koping positif yang terbukti yang
memberikan keberhasilan pada masa lalu Stategi koping fositif membantu
penerimaan dan pemecahan masalah
c) Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan atribut diri yang positif
Memfokuskan pada atribut yang positif meningkatkan penerimaan diri dan
penerimaan kematian yang terjadi
d) Bantu klien mengatakan dan menerima kematian yang akan terjadi, jawab semua
pertanyaan dengan jujur Proses berduka, proses berkabung adaptif tidak dapat
dimulai sampai kematian yang akan terjadi di terima
e) Tingkatkan harapan dengan perawatan penuh perhatian, menghilangkan ketidak
nyamanan dan dukungan Penelitian menunjukkan bahwa klien sakit terminal paling
menghargai tindakan keperawatan berikut :
1. Membantu berdandan
2. Mendukung fungsi kemandirian
3. Memberikan obat nyeri saat diperlukandan
4. meningkatkan kenyamanan fisik ( skoruka dan bonet 1982 )
No Intervensi Rasional
a. Luangkan waktu bersama keluarga atau orang terdekat klien dan tunjukkan
pengertian yang empati Kontak yang sering dan me ngkmuikasikan sikap perhatian
dan peduli dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan pembelajaran
b. Izinkan keluarga klien atau orang terdekat untuk mengekspresikan perasaan,
ketakutan dan kekawatiran. Saling berbagi memungkinkan perawat untuk
mengintifikasi ketakutan dan kekhawatiran kemudian merencanakan intervensi
untuk mengatasinya
c. Jelaskan lingkungan dan peralatan ICUInformasi ini dapat membantu mengurangi
ansietas yang berkaitan dengan ketidak takutan
d. Jelaskan tindakan keperawatan dan kemajuan postoperasi yang dipikirkan dan
berikan informasi spesifik tentang kemajuan klien
e. Anjurkan untuk sering berkunjung dan berpartisipasi dalam tindakan perawan
Kunjungan dan partisipasi yang sering dapat meningakatkan interaksi keluarga
berkelanjutan
f. Konsul dengan atau berikan rujukan kesumber komunitas dan sumber lainnya
Keluarga denagan masalah-masalh seperti kebutuhan financial , koping yang tidak
berhasil atau konflik yang tidak selesai memerlukan sumber-sumber tambahan untuk
membantu mempertahankankan fungsi keluarga
Diagnosa 4 Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari
system pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian.
Diagnosa 2
Memberikan kesempatan pada klien dan keluarga unyiuk mengungkapkan
perasaan,diskusikan kehilangan secara terbuka dan gali makna pribadi dari
kehilangan.jelaskan bahwa berduka adalah reaksi yang umum dan sehat.
1. Memberikan dorongan penggunaam strategi koping positif yang terbukti memberikan
keberhasilan pada masa lalu
2. Memberikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan atribut dari yang positif
3. Membantu klien menyatakan dan menerima kematian yang akan terjadi,jawab semua
pertanyaan dengan jujur
4. Meningkatkan harapan dengan perawtan penuh perhatian , menghilangkan ketidak
nyamanan dan dukungan
Diagnosa 3
1. Meluangkan waktu bersama keluarga / orang terdekat klien dan tunjukkan pengertian
yang empati
2. Mengizinkan keluarga klien / orang terdekat untuk mengekspresikan perasaan ,
ketakutan dan kekhwatiran
3. Menjelaskankan lingkungan dan peralatan itu
4. Menjelaskan tindakan keperawatan dan kemajuan postoperasi yang dipikirkan dan
memberikaninformasi spesifik tentang kemajuan klien
5. Menganjurkan untuk sering berkunjung dan berpartisipasi dalam tindakan
keperawatan
6. Mengkonsul atau memberikan rujukan ke sumber komunitas dan sumber lainnya
Diagnosa 4
1. Menggali apakah klien menginginkan untuk melaksanakan praktik atau ritual
keagamaan atau spiritual yang diizinkan bila ia memberikan kesempatan pada klien
untuk melakukannya
2. Mengekpresikan pengertian dan penerimaan anda tentang pentingnya keyakinan dan
praktik religius atau spiritual klien
3. Memberika privasi dan ketenangan untuk ritual, spiritual sesuai kebutuhan klien dan
dapat dilaksanakan
4. Menawarkan untuk menghubungi r eligius atau rohaniwan rumah sakit untuk
mengatur kunjungan menjelaskan ketersediaan pelayanan misalnya : alqur’an dan
ulama bagi yang beragama islam