Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 25

III.

KEGIATAN BELAJAR 4
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
A. Tujuan Kegiatan Belajar

Keberhasilan proses pembelajaran di kelas dapat diketahui melalui berbagai cara,


salah satunya dengan melihat seberapa besar penguasaan kompetensi dasar yang seharusnya
dikuasai oleh seluruh peserta didik di kelas itu. Berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran
dapat juga dilihat dari tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Untuk
melihat ketercapaian pembelajaran tersebut guru harus melakukan penilaian yang
berkesinambungan yang bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta
didik serta meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran. Penyusunan instrumen
pengukuran yang benar-benar dapat digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan
pembelajaran menjadi hal yang sangat penting dan esensial untuk dikuasai oleh guru. Oleh
karena itu agar diperoleh informasi atau gambaran yang akurat dan tidak bias, apalagi
menyesatkan maka pelaksanaan ulangan tersebut membutuhkan alat ukur yang baik. Anda
sebagai guru matematika SMP perlu mempelajari bagaimana mengembangkan instrumen
yang baik untuk mengukur pengetahuan peserta didik.
Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar 4 ini, Anda diharapkan dapat:
1. merencanakan penilaian pengetahuan;
2. menyusun instrumen penilaian pengetahuan;
3. memvalidasi instrumen penilaian pengetahuan;
4. melaksanakan uji coba dan analisis hasil uji coba instrumen penilaian pengetahuan;
5. merevisi instrumen penilaian pengetahuan.

B. Uraian Materi

Bu Ida, seorang guru Matematika SMP melakukan penilaian tengah semester (PTS)
dengan menggunakan tes tertulis yang berupa soal pilihan ganda dan soal uraian. Hasil
tes menunjukkan bahwa seluruh siswa di kelas tersebut memperoleh nilai dibawah KKM
(60), yaitu memperoleh nilai paling tinggi 55. Berdasarkan hasil tes tersebut, mungkinkah
salah satu penyebabnya adalah tes yang disusun Bu Ida kurang baik? Apakah soal-soal
yang digunakan untuk penilaian itu sudah sesuai dengan kaidah pengembangan instrumen
penilaian? Bagaimanakah cara mengembangkan instrumen tes yang tepat?
Untuk menjawab permasalahan diatas dalam kegiatan belajar ini akan dibahas
tentang langkah-langkah dalam mengembangkan instrumen pengetahuan yang baik.
Secara garis besar, langkah-langkah dalam mengembangkan instrumen penilaian
pengetahuan, meliputi: (1) perencanaan penilaian pengetahuan, (2) penyusunan instrumen
penilaian pengetahuan, (3) Validasi instrumen penilaian pengetahuan, (4) uji coba dan
analisis hasil uji coba instrumen pengetahuan, (5) revisi instrumen penilaian pengetahuan
Untuk menyiapkan soal-soal yang digunakan Guru untuk ulangan harian tidak
harus terpenuhi semua langkah tersebut. Langkah (4) dan (5) hanya diperuntukkan bagi
guru dalam pengembangan instrumen penilaian of learning, misalnya menyiapkan soal-
soal untuk PTS atau PAS.
Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi

1
penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, maupun metakognitif. Berikut disajikan langkah-langkah untuk
mengembangkan instrumen penilaian pengetahuan.

1. Perencanaan Penilaian
Perencanaan penilaian pengetahuan oleh pendidik merupakan kegiatan perancangan
penilaian yang dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan penilaian. Perencanaan penilaian
merupakan tahapan pengembangan instrumen penilaian sebelum pendidik menyusun
instrumen penilaian. Langkah-langkah dalam perencanaan instrumen penilaian meliputi: (a)
penetapan tujuan penilaian, (b) analisis kurikulum, dan (c) penyusunan kisi-kisi penilaian
Seperti yang telah diuraikan, tujuan penilaian yang dilakukan oleh pendidik pada umumnya
untuk mengetahui pencapaian hasil belajar.
Analisis kurikulum dilakukan dengan cara melihat dan menelaah kembali kurikulum
yang ada berkaitan dengan tujuan penilaian yang telah ditetapkan. Langkah ini dimaksudkan
agar dalam proses pengembangan instrumen selalu mengacu pada kurikulum yang sedang
digunakan, dalam hal Anda menggunakan Kurikulum 2013, maka penilaian harus sesuai
dengan KI-KD. Instrumen yang dikembangkan seharusnya sesuai dengan indikator
pencapaian suatu KD yang terdapat dalam Standar Isi (SI).
Hasil dari analisis kurikulum ini adalah rumusan indikator pencapaian KD. Rumusan
indikator pencapaian KD seharusnya memperhatikan kemampuan berpikir siswa SMP yang
dapat dibedakan menjadi enam jenjang, mulai dari yang terendah (LOT) sampai yang
tertinggi (HOT), yaitu: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta. Di samping itu, rumusan indikator KD juga perlu memperhatikan sasaran
penilaian hasil belajar pada aspek pengetahuan yang dapat dikategorikan berdasarkan
dimensi pengetahuan, meliputi: faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
Kisi-kisi penilaian merupakan matriks yang berisi spesifikasi instrumen penilaian
(meliputi KD, kelas, materi, indikator, dan bentuk instrumen: tes tulis, tes lisan, atau
penugasan) yang akan dibuat. Jika instrumen penilaian yang digunakan adalah tes tertulis,
maka dalam membuat kisi-kisi juga perlu menentukan bentuk soal yang akan diberikan ke
siswa. Beberapa bentuk soal yang ada antara lain: pilihan ganda, jawaban singkat, uraian,
menjodohkan, tes benar-salah, dll. Contoh kisi-kisi dapat dilihat kembali di KB-2 dalam
modul ini.
Contoh Perencanaan Penilaian Pengetahuan untuk SMP Kelas VII
Misalkan akan dibuat perencanaan penilaian pengetahuan untuk mengukur pencapaian
belajar peserta didik kelas VIII pada KD: 3.11. Perencanan penilaian KD tersebut dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Memeriksa kompetensi dasar dan indikatornya
KD dan indikator biasanya sudah dicantumkan dalam RPP. Indikator pencapaian
kompetensi untuk KD tertentu sebaiknya ditingkatkan, dalam arti menetapkan kata
kerja operasional yang lebih tinggi daripada yang dirumuskan dalam KD. Misalnya jika
kata kerja operasional KD sebatas memahami, maka guru dapat menetapkan indikator
sampai menganalisis atau mengevaluasi. Tentu saja tidak semua KD dapat dan perlu
ditingkatkan

2
Tabel 1
Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi di RPP
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.11 Menjelaskan 3.11.1 Mengidentifikasi percobaan yang berupa percobaan
peluang empirik statistika
dan teoretik suatu 3.11.2 Mendeskripsikan pengertian ruang sampel, titik
kejadian dari sampel, kejadian dari suatu percobaan statistika
suatu percobaan 3.11.3 Menentukan peluang empirik dari data luaran
(output) yang mungkin diperoleh dari sekelompok
data.
3.11.4 Menentukan peluang teoritik dari data luaran
(output) yang mungkin diperoleh dari sekelompok
data.
3.11.5 Membandingkan peluang empirik suatu percobaan
dengan peluang teoritiknya.
3.11.6 Menjelaskan bahwa suatu kejadian merupakan suatu
kepastian.
3.11.7 Menjelaskan bahwa suatu kejadian merupakan suatu
kemustahilan.
3.11.8 Menjelaskan cara mencari frekuensi harapan dari
suatu kejadian.

b. Menetapkan Tujuan Penilaian


Tujuan penilaian ditetapkan dengan mengacu pada RPP yang telah disusun. Misalnya
saja sebuah penilaian dimaksudkan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta
didik kelas VIII pada KD 3.11 dari KI-3. Tujuan penilaian ini untuk keperluan
mengetahui capaian pembelajaran dan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Langkah penetapan tujuan penilaiannya adalah sebagai berikut:
 Bunyi KD 3.11 adalah:
Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
 Tujuan pembelajaran yang tertulis dalam RPP adalah sebagai berikut ini.
Peserta didik dapat:
a. mengidentifikasi suatu percobaan adalah percobaan statistika jika diberikan
sejumlah percobaan
b. mendeskripsikan pengertian ruang sampel, titik sampel, kejadian dari suatu
percobaan statistika
c. menentukan peluang empirik dari data luaran (output) yang mungkin
diperoleh dari sekelompok data
d. menentukan peluang teoritik dari data luaran (output) yang mungkin
diperoleh dari sekelompok data
e. membandingkan peluang empirik suatu percobaan dengan peluang
teoritiknya.
f. menjelaskan bahwa suatu kejadian merupakan suatu kepastian.

3
g. menjelaskan bahwa suatu kejadian merupakan suatu kemustahilan.
h. menjelaskan cara mencari frekuensi harapan dari suatu kejadian.
 Tujuan Penilaian
Berdasarkan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam RPP tersebut dapat
ditetapkan tujuan penilaiannya, yakni mengukur penguasaan peserta didik
dalam mengidentifikasi suatu percobaan adalah percobaan statistika,
mendeskripsikan pengertian ruang sampel, titik sampel, kejadian dari suatu
percobaan statistika, menentukan peluang empirik dan teoritik dari data luaran
(output) yang mungkin diperoleh dari sekelompok data, membandingkan
peluang empirik suatu percobaan dengan peluang teoritiknya, menjelaskan
bahwa suatu kejadian merupakan suatu kepastian atau suatu kemustahilan, serta
menjelaskan cara mencari frekuensi harapan dari suatu kejadian.
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar (assessment of learning), dan
juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan
peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic). Pemberian umpan balik
(feedback) kepada peserta didik terhadap hasil tes, maupun bagi pendidik
merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian dapat segera
digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Catatan pendidik pada setiap
penilaian yang dilakukan sangat berharga bagi perbaikan proses belajar peserta
didik (assessmen for learning). Bentuk penilaian yang dapat digunakan
pendidik dalam menilai aspek pengetahuan peserta didik adalah dengan
menggunakan tes tertulis, tes lisan, atau penugasan.

c. Menentukan Bentuk Penilaian


Langkah selanjutnya adalah menetapkan bentuk penilaian yaitu berupa Penilaian
Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), dan Penilaian Akhir Semester (PAS).
Dalam contoh ini, tujuan penilaian ditetapkan berdasarkan tujuan pembelajaran yang
terdapat dalam RPP, oleh karena itu bentuk penilaian yang dipilih berupa Penilaian
Harian (PH).

d. Memilih Teknik Penilaian


Setelah bentuk penilaian ditetapkan, langkah selanjutnya adalah memilih teknik yang
akan digunakan. Untuk mengukur penguasaan kompetensi pengetahuan guru dapat
menggunakan teknik tes tertulis, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Teknik penilaian pengetahuan yang bisa digunakan dalam penilaian pengetahuan
disajikan dalam Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Teknik Penilaian Pengetahuan


Teknik Bentuk Instrumen Tujuan
Tes tertulis benar-salah, menjodohkan, Mengetahui penguasaan pengetahuan
pilihan ganda, siswa untuk perbaikan proses

4
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan
isian/melengkapi, uraian pembelajaran dan/atau pengambilan
nilai
Tes lisan tanya jawab Mengecek pemahaman siswa untuk
perbaikan proses pembelajaran
Penugasan Tugas yang dilakukan Memfasilitasi penguasaan pengetahuan
secara individu maupun (bila diberikan selama proses
kelompok pembelajaran) atau mengetahui
penguasaan pengetahuan (bila diberikan
pada akhir pembelajaran)

Berdasarkan langkah (a sd d) selanjutnya dilakukan penyusunan kisi-kisi


penilaiannya.

e. Penyusunan Kisi-Kisi
Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal yang akan ditulis yang
meliputi antara lain KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan
jumlah soal. Kisi-kisi disusun untuk memastikan butir-butir soal mewakili apa yang
seharusnya diukur secara proporsional. Pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural dengan kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi akan terwakili
secara memadai. Berikut ini diberikan contoh kisi-kisi (Tabel 3), soal dan pedoman
penskorannnya (Tabel 4) untuk mata pelajaran Matematika Kelas VIII Semester I.

Tabel 3. Contoh Kisi-Kisi Tes Tertulis


Nama SatuanPendidikan :SMP PPSP
Kelas/Semester :VIII/ semester2
Tahun pelajaran :2019/2020
Mata Pelajaran :Matematika

5
No Kompetensi Materi Indikator Soal Bentuk Banyaknya
Dasar Soal
1 Menjelaskan  Percobaan 1. Mengidentifikasi Tes Tertulis 1
peluang empirik statistika percobaan yang berupa (Uraian)
dan teoretik suatu percobaan statistika
kejadian dari  Titik sampel, 2. Menentukan ruang Tes Tertulis 2
suatu percobaan Ruang sampel, sampel, titik sampel, (isian
Kejadian kejadian dari suatu singkat)
percobaan statistika

 Peluang empirik 3. Menghitung peluang Penugasan


empirik 1
 Peluang teoretik 4. Menganalisis peluang Tes Tertulis
teoritik suatu kejadian (Uraian) 2
 Hubungan 5. Menjelaskan cara
antara peluang mencari peluang Tes Tertulis
empirik dengan dengan setiap titik (Uraian) 2
peluang teoretik sampel berkesempatan
sama untuk terjadi

2. Menyusun Insrumen Penilaian Pengetahuan


Berdasarkan kisi-kisi penilaian (Tabel 2), selanjutnya disusun butir tes yang sesuai
dengan kisi-kisi tersebut.

a) Contoh Instrumen Isian Singkat


Indikator : Menentukan ruang sampel, titik sampel, kejadian dari suatu percobaan
Statistika

1. Suatu dadu yang baik bersisi 6 yang masing-masing sisi dinomori


1 sampai 6. Dadu tersebut dilantumkan satu kali. Isilah pernyataan berikut ini dengan
kejadian tidak mungkin, mungkin, atau pasti terjadi
a. Mata dadu yang nampak adalah mata dadu yang bernomor genap adalah …..
b. Mata dadu yang nampak adalah mata dadu yang bernomor kurang dari 7 adalah
…..
c. Mata dadu yang nampak adalah mata dadu yang bernomor lebih dari 6 adalah …..
d. Mata dadu yang nampak adalah mata dadu yang bernomor 2 adalah …..
e. Mata dadu yang nampak adalah mata dadu yang bernomor 6 adalah ……
f. Mata dadu yang nampak adalah mata dadu yang bernomor bukan 6 adalah ....

6
2. Ada dua buah kantung (namakan kantung A dan B) yang terbuat dari kain, jika
dimasukkan benda dalam kantung tersebut, isinya tidak terlihat dari luar. Kantung A
berisi 4 kelereng merah dan 6 kelereng putih, sedangkan kantung B berisi 10
kelereng merah dan 40 kelereng putih. Masing-masing kantung dikocok berulang-
ulang.

a. Andaikan tanpa melihat isi kantung, Falkhan diminta mengambil satu buah
kelereng dari dalam kantung A,
1) Kelereng yang mungkin di dapatkan Falkhan warnanya adalah ……
2) Dalam satu kali pengambilan, kelereng yang paling mungkin terambil oleh
Falkhan adalah …….
b. Andaikan tanpa melihat isi kantung , Falkhan diminta mengambil satu kelereng
dari masing-masing kantung, pasangan kelereng yang mungkin didapatkan
warnanya adalah ……

b) Contoh Instrumen Penugasan


Indikator : Menghitung peluang empirik
Contoh tugas :
1. Bekerjalah dengan teman sebangku kalian
2. Bacalah cerita tentang “5 sahabat” yang salah satu dari 5 sahabat tersebut tiap hari
ada kewajiban membangunkan 4 sahabat yang lainnya dengan cara menghubungi
dengan video call.
3. Jawablah soal soal yang tertulis setelah cerita lima sahabat tersebut.

Lima Sahabat
Hasti, Ida, Nia, Hafizna, dan Anturida siswa kelas VIII SMP PPSP, salah satu selalu
membangunkan sahabatnya ketika pagi hari. Untuk melatih tanggung jawab, mereka
membuat suatu perjanjian, kapan masing-masing sahabat tersebut berkewajiban
membangunkan temannya di suatu pagi melalui video call. Untuk menentukan siapa
yang bertugas membangunkan sahabatnya mereka memutar gasing (spin) yang terbagi
menjadi 5 warna (Purple, Red, Orange, Green, Yellow) dimana masing masing warna
mewakili masing-masing lima sahabat tersebut misalnya Hasti (P), Ida (R), Nia (O),
Hafizna (G), dan Anturida (Y)
Soal: 1
Pada bulan April, berapa hari Nia berapa kali harus video call pada pagi hari?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, bantulah nia dengan cara memutar spin sebanyak
30 kali dimana spin tersebut tersedia di
websitehttp://www.mathplayground.com/probability.html. Setiap kali selesai memutar
spin, tulislah Warna yang muncul pada kolom berikut ini.

7
1 2 3 4 5 APRIL

6 7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18 19

20 21 22 23 24 25 26

27 28 29 30

a. Berapa harikah Nia membangunkan temannya pada pagi hari selama bulan April?
b. Berapakah rasio (perbandingan) munculnya warnaOrange terhadap banyaknya
putaran?
c. Jika kamu memutar spin itu 30 kali lagi, apakah selalu kamu peroleh hasil yang
sama seperti pada b?
d. Jika kamu memutar spin tersebut lebih banyak lagi, apakah rasio munculnya warna
Orange akan mendekati atau menjauhi ?
Soal: 2
Hasti menjelaskan kepada Nia bahwa kesempatan Nia mendapatkan spin dengan warna
Orange jika memutar spin adalah . Apakah ini berarti bahwa setiap memutar spin 5
kali akan muncul masing-masing warna sekali? Jelaskan alasanmu!

Tabel 4.1
Contoh Pedoman Penskoran Soal Isian Singkat
No. Aspek yang dinilai Skor
1.a Kejadian yang mungkin 1
b. Kejadian yang pasti 1
c. Kejadian yang tidak mungkin 2
d. Kejadian yang mungkin 1
e Kejadian yang mungkin 1
f Kejadian yang mungkin 2
2.a.1 Merah atau putih 2
2 Putih 1
b Merah-merah, merah-putih, putih-merah, putih-putih 4
Skor maksimum 15

8
Tabel 4.2
Contoh Pedoman Penskoran Tugas

No. Aspek yang dinilai Skor


1.a Benar dalam menentukan rasio 0-1
b. Benar dalam menentukan rasio 0-2
c. Benar dalam menentukan rasio 0-3
d. Benar dalam menentukan rasio 0-4
2. Benar dalam menentukan peluang secara empiris 0-5
Skor maksimum 15

b). Contoh Tes Tertulis Uraian:


Indikator Soal : Menganalisis peluang teoritik suatu kejadian
Rumusan Soal: (misal no 6)
Gambar disamping adalah sebuah bidang 20
beraturan. Apabila benda ini dilambungkan ketika
jatuh pada permukaan meja, masing-masing sisi
mempunyai kemungkinan yang sama untuk muncul
di permukaan. Masing-masing sisi dicat merah, biru,
kuning, atau hijau. Perlu kamu ketahui bahwa
P(merah) = P(biru) = P(kuning) = P(hijau).
Berapakah banyak sisi yang dicat merah?

Untuk membuat pedoman penyekoran soal uraian ada dua bentuk, yang
pertama adalah menyusun kunci jawaban dengan memberikan skor pada tiap
langkah pengerjaan (Tabel 4.2). Pedoman penyekoran ini mempunyai
kelemahan karena tidak semua siswa mengerjakan dengan langkah-langkah
sebagaimna yang tercantum dalam pedoman penyekoran . Cara lain adalah
membuat alternatif kunci jawaban kemudian dibuat pedoman penyekoran
berdasarkan interpretasi pekerjaan siswa terhadap kunci jawaban yang telah
disusun (Tabel 4.3)

9
Tabel 4.3 Contoh Pedoman Penyekoran Kunci jawaban

Aspek Uraian Skor


Pemahaman Diketahui:
Soal  Benda berupa bidang 20 beraturan 1
 Sisinya dicat dengan warna merah, biru, kuning 1
atau hijau
 P(merah) = P(biru) = P(kuning) = P(hijau) 1
Ditanyakan:
Banyaknya sisi yang di cat merah. 1
Penyelesaian  Karena benda berupa bidang 20 beraturan maka 1
Soal permukaan benda tersebut berjumlah 20 dengan
bentuk dan ukuran sama.
 Peluang sisi yang dicat merah = (banyaknya sisi 1
yang bercat merah) : (banyaknya semua sisi)
 Karena P(merah) = P(biru) = P(kuning) = P(hijau)
maka banyaknya sisi yang di cat merah, biru,
kuning atau hijau harus sama
Menjawab  Banyaknya sisi yang dicat merah (x1)=banyak sisi 1
Soal yang dicat biru (x2)= banyaknya sisi yang dicat
kuning(x3)=banyak sisi yang dicat hijau(x4)
 x1+x2+x3+x4=20 1
 4x1=20 1
 x1=5
Jadi banyaknya sisi yang dicat merah ada 5 buah 1
Jumlah skor 10

10
Tabel 4.3
Contoh Pedoman Penskoran Soal Uraian dimana sebelumnya ada kunci jawaban

Pemahaman 0 Tidakada usaha memahami soal


Soal 2 Salahi nterpretasi pada apa yang diketahui dalam soal atau
apa yang ditanyakan dalam soal
4 Interpretasi soal baik yang diketahui atau ditanyakan benar
seluruhnya
Penyelesaian 0 Tidak ada usaha
Soal 2 Prosedur substansial benar, tetapi masih terdapat
kesalahan
4 Prosedur penyelesaian tepat,tanpa kesalahan aritmetika

Menjawab 0 Tanpajawab atau jawab salah yang diakibatkan prosedur


Soal Penyelesaian yang tidak tepat
1 Salah komputasi,tiada pernyataan jawab

2 Penyelesaianbenar
Skor maksimum 10
Skor minimum 0

3. Memvalidasi Instrumen Penilaian Pengetahuan


Setelah instrumen selesai disusun, maka pengembang instrumen wajib menganalisis
untuk melihat apakah suatu instrumen telah memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang baik
atau belum. Validasi instrumen tes secara teoritis atau kualitatif dilakukan untuk melihat
kebenaran instrumen dari segi materi, konstruksi, dan bahasa.
Validasi instrumen secara teoritis dapat dilakukan dengan cara meminta
bantuan ahli/pakar, teman sejawat, maupun dapat dilakukan telaah sendiri. Setelah
melakukan validasi ini kemudian dapat diketahui apakah secara teoritis instrumen
layak atau tidak.
Dalam hal ini para penilai melakukan dua hal pokok. Pertama menilai apakah kisi-kisi
yang dibuat oleh pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili
isi (substansi) yang akan diukur atau telah sesuai dengan konsep yang telah didefinisikan. Kedua,
menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi
kisi-kisi yang ditentukan. Hasil dari telaah ini dapat berupa modifikasi kisi-kisi, atau modifikasi
butir soal, atau keduanya
Untuk melakukan validasi instrumen tes secara teoritis atau kualitatif digunakan
“instrumen validasi atau kartu telaah.” Kartu telaah ini sifatnya digunakan untuk
memvalidasi per butir soal. Berikut ini diberikan contoh format kartu telaah soal.

Contoh Lembar untuk Melihat Kecocokan Kisi-kisi dengan Kemampuan (Kompetensi Dasar)
yang Diukur

11
Tabel 4.4
Contoh Lembar telaah Kisi-kisi

Petunjuk:
Perhatikan kisi-kisi yang telah dibuat oleh pengembang tes. Berikan komentar
mengenai kisi-kisi tersebut dalam hubungannya dengan kompetensi dasar yang akan
diukur, misalnya dalam kaitannya dengan hal-hal berikut:
(1) Apakah indikator pencapaian kompetensi yang akan diukur telah lengkap?
(2) Jika terlalu banyak, indikator butir soal mana saja yang harus dikurangi, dan jika
terlalu sedikit, indikator butir soal apa yang perlu ditambahkan.
Komentar Penilai:
Contoh:
 Indikator sudah lengkap, perlu soal uraian untuk mengukur kemampuan peserta
didik dalam menghitung peluang empirik suatu kejadian
 ............................................................................................................................

Contoh Tabel untuk Melihat Kesesuaian Butir Soal dengan Kisi-kisi

Petunjuk:
Berilah tanda chek pada kolom yang sesuai, jika butir soal telah memenuhi kriteria yang
disebutkan. Jika tidak sesuai, berilah tanda silang, dan berikan komentar perbaikan
mengenai butir soal tersebut.
Tabel 4.5. Contoh Kartu Telaah Soal secara Teoritis
Nomor Butir Soal: ….
No Aspek yang Ditelaah Ya Tidak Keterangan
Materi
1Soal sesuai dengan indikator
2Kunci jawaban sudah tepat
3Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran
4Isi materi sesuai dengan jenjang, jenis sekolah
dan tingkat sekolah
Konstruksi (untuk Tes Uraian)
1Rumusan kalimat dalam bentuk kalimat tanya
atau perintah yang menuntut jawaban
uraian
2Ada petunjuk yang jelas cara
mengerjakan/menyelesaikan soal
3Ada rubrik dan pedoman penyekoran
4Tabel, grafik, diagram atau sejenisnya bermakna
5Butir soal tidak bergantung dengan soal
sebelumnya
Bahasa
1Menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
2Menggunakan bahasa yang komunikatif
3Pilihan jawaban tidak mengulang

12
No Aspek yang Ditelaah Ya Tidak Keterangan
4Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran
ganda

Rekomendasi: (Validator dapat meberikan tanda centang sesuai yang


direkomendasikan)
Valid tanpa revisi ( )
Valid dengan revisi ( )
Tidak Valid ( )
Keterangan:
Butir soal direkomendasi valid, jika:
Aspek materi harus 100% terpenuhi
Aspek konstruksi minimal 75% terpenuhi
Aspek bahasa/budaya minimal 75% terpenuhi
Berdasarkan hasil validasi secara kualitatif, maka soal yang disajikan perlu
direvisi dari segi konstruksi dan bahasa jika belum memperoleh capaian
100%, dengan kata lain jika masih ada kompenen aspek konstruksi
dan/atau bahasa yang belum dipenuhi.

4. Melaksanakan Uji Coba dan Analisis Hasil Uji Coba Penilaian Pengetahuan
Sebaiknya soal yang dikembangkan perlu dilakukan uji coba sebelum digunakan untuk
mengukur kompetensi yang diharapkan. Terkait dengan penyusunan instrumen untuk ulangan
harian ini pengembang tes dapat melakukan pengukuran (menggunakan instrumen yang
dikembangkan) terhadap sekelompok subjek satu kali saja. Berdasarkan hasil pengukuran
terhadap peserta didik tersebut pengembang melakukan telaah terhadap soal yang dikembangkan
untuk perbaikan pada masa yang akan datang.

Untuk soal PTS dan soal PAS, sebelum instrumen digunakan untuk penilaian, terlebih
dahulu instrumen tersebut dilakukan uji coba. Langkah ini diperlukan untuk memperoleh data
empiris terhadap kualitas instrumen yang telah disusun. Uji coba ini dapat dilakukan ke
sebagian siswa, sehingga dari hasil uji coba ini diperoleh data yang digunakan sebagai dasar
analisis. Hasil uji coba dapat dianalisis untuk mengetahui reliabilitas, validitas, tingkat
kesukaran, pola jawaban, efektivitas pengecoh, daya beda, dan lain-lain dari instrumen
tersebut. Jika instrumen penilaian yang disusun belum memenuhi kualitas yang diharapkan,
berdasarkan hasil uji coba tersebut maka kemudian dilakukan revisi instrumen penilaian.

Analisis butir soal secara kuantitatif, adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data
empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari siswa yang
mengerjakan soal tersebut. Penelaahan secara kuantitatif ini dilakukan setelah soal diujikan. Pada
suatu uji coba, perlu dilihat kualitas butir soal. Kualitas butir soal ditandai oleh tingkat

13
kesukarannya, daya pembedanya, dan berfungsinya pengecoh, jika bentuk soalnya adalah pilihan
ganda. Berikut ini diberikan uraian mengenai analisis butir soal untuk tes bentuk pilihan ganda.
Ada dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif yaitu pendekatan secara klasik dan
pendekatan model respon butir soal. Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan
butir soal melalui informasi jawaban siswa guna meningkatkan mutu butir soal yang
bersangkutan dengan mempergunakan teori tes klasik.

Langkah-langkah menganalisis secara klasik:

1. Mentabulasi jawaban siswa. (berapa siswa yang menjawab benar (akan digunakan
menentukan indeks kesukaran soal, menentukan daya beda), berapa siswa yang
menjawab salah (berfungsinya pengecoh), tidak menjawab soal)
2. Mencocokkan dengan kunci jawaban dari soal (apakah kuncinya ada yang salah?, apakah
ada jawaban yang lebih dari satu jawaban, atau tidak ada jawaban sama sekali)
a. Tingkat Kesukaran (Difficulty)

Tingkat kesukaran butir soal menyatakan proporsi banyaknya peserta yang menjawab benar
butir soal tersebut terhadap seluruh peserta tes. Indeks tingkat kesukaran butir soal dapat
dirumuskan dengan rumus P = dengan P adalah indeks tingkat kesukaran suatu butir
soal, B adalah banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal tersebut, dan N adalah
banyaknya seluruh peserta tes. Berdasarkan rumus itu pula dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi nilai P, maka semakin mudah suatu butir soal dan semakin rendah nilai P
maka semakin sukar butir soal tersebut. Pada analisis tingkat kesukaran maka pengembang
tes harus menentukan kapan suatu butir dipertahankan dalam suatu tes dari sisi tingkat
kesukaran.

Contoh

Suatu tes pilihan ganda terdiri dari 15 butir dikenakan kepada 10 siswa. Sebaran skor untuk masing-
masing butir dan skor total peserta tes tampak pada tabel berikut.

Nomor
Urut Skor
Siswa Nomor Butir Soal Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 10
2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11
5 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9
6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12
14
7 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 7
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 12
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13

Dari tabel tersebut dapat diperoleh indeks tingkat kesukaran masing-masing butir sebagai
berikut. , , , ... ,

Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya untuk
keperluan ujian semester digunakan butir soal yang mempunyai P sedang, untuk seleksi
digunakan butir soal yang P tinggi/sukar, untuk diagnostic digunakan butir soal yang P
rendah/mudah.
0 <= P <= 0,3 sukar
0,3 < P <= 0,7 sedang
0,7 < P <= 1 mudah.
Indeks kesukaran dapat digunakan untuk memprediksi alat ukur (soal tersebut) dan kemampuan
siswa. Misalkan suatu butir soal itu mudah, maka prediksi atas informasi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pengecoh butir soal tdk berfungsi
2. Sebagian besar siswa memahami materi tersebut.
Misalkan suatu butir soal itu sukar, maka prediksi atas informasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Butir soal tersebut mungkin salah kunci jawabannya
2. Butir soal tersebut mungkin mempunyai lebih dari satu jawaban yang benar.
3. Materi belum dipelajari.
4. Soal terlalu kompleks tidak sesuai dengan tingkat berpikir siswa.

Untuk Soal Uraian, Tingkat kesukaran soal = Mean / Skor maksimum yang ditetapkan pada
pedoman penyekoran dengan Mean= Jumlah skor siswa pada suatu soal / banyaknya siswa yang
mengikuti tes

b. Daya Pembeda (Discrimination Power)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk dapat membedakan antara
siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang kurang/belum menguasai
materi yang ditanyakan. Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik jika kelompok
siswa pandai menjawab benar butir soal lebih banyak daripada kelompok siswa tidak pandai.
Dengan demikian, daya pembeda suatu butir soal dapat dipakai untuk membedakan siswa

15
yang pandai dan tidak pandai. Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai adalah skor total
dari sekumpulan butir yang dianalisis.

Ada beberapa cara untuk mengukur daya pembeda, yaitu sebagai berikut. Cara klasik yaitu,
peserta tes diurutkan dari skor total tertinggi sampai dengan skor total terrendah. Berdasarkan
aturan tertentu, peserta tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas
(pandai) dan kelompok bawah (tidak pandai). Biasanya penentuan itu didasarkan atas
mediannya, yang berarti separuh dari peserta tes adalah kelompok atas dan separuh dari
peserta tes adalah kelompok bawah. Jika peserta tesnya dalam jumlah besar, dapat digunakan
aturan bahwa 27% urutan teratas adalah kelompok atas dan 27% urutan terbawah adalah
kelompok bawah. Hal ini didasarkan pada pengalaman empirik bahwa 27% kelompok atas
dan 27% kelompok bawah dapat mewakili separuh kelompok atas dan separuh kelompok
bawah. Indeks daya pembeda dirumuskan sebagai berikut.

D=

dengan D adalah indeks daya pembeda butir soal, Ba adalah banyaknya peserta tes pada
kelompok atas yang menjawab benar, Na adalah banyaknya peserta tes pada kelompok atas,
Bb adalah banyaknya peserta tes pada kelompok bawah yang menjawab benar, dan Nb adalah
banyaknya peserta tes pada kelompok bawah.

Contoh
Suatu tes pilihan ganda terdiri dari 15 butir dikenakan kepada 10 siswa. Sebaran skor untuk
masing-masing butir dan skor total peserta tes tampak pada tabel berikut.
Nomor
Urut Skor
Siswa Nomor Butir Soal Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 10
2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11
5 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9
6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12
7 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 7
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 12
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13

16
Untuk mencari indeks daya pembeda dengan cara pertama, peserta tes diurutkan dari skor total
tertinggi ke terrendah seperti pada tabel berikut.

Nomor Ke-
Urut Skor lom-
Siswa Nomor Butir Soal Total pok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Atas
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Atas
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 Atas
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 12 Atas
6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12 Atas
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11 Bawah
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 10 Bawah
5 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 Bawah
7 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 7 Bawah
2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6 Bawah

Untuk butir nomor 1, misalnya, indeks daya pembeda dapat dicari dengan cara berikut.

D1 = = = 0,8

Dengan cara yang sama, diperoleh:


D2 = 0, D3 = 0,2, D4 = 0,6, D5 = 0,2, D6 = 0,6, D7 = 0,4, D8 = 0, D9 = −0,2,
D10 = 0,2, D11 = 0, D12 = 0,4, D13 = 0,2, D14 = 0,6, dan D15 = 0,4.
Dengan mengetahui daya beda, setiap butir soal dapat diketahui apakah soal tersebut baik, perlu
direvisi, atau ditolak. Daya Beda soal uraian = (Mean kelompok atas-Mean kelompok bawah)/
skor maksimum

c. Berfungsinya Pengecoh

Pengecoh yang baik harus dipilih oleh peserta tes. Untuk menentukan apakah pengecoh
berfungsi atau tidak, biasanya, diambil nilai ambang 5%. Artinya, salah satu syarat agar
pengecoh dikatakan berfungsi baik adalah jika pengecoh tersebut dipilih oleh paling sedikit 5%
peserta tes. Agar dapat mengecoh peserta tes, maka pengecoh-pengecoh yang ada pada suatu
butir soal harus sama kuat daya tariknya. Suatu pengecoh yang sangat berbeda dengan pengecoh
lainnya tentu saja tidak dianjurkan. Kecuali dipilih oleh paling sedikit 5% peserta tes, pengecoh
yang baik harus lebih mengecoh kelompok bawah daripada kelompok atas. Artinya, peserta tes

17
kelompok bawah yang memilih pengecoh tersebut lebih banyak daripada peserta tes kelompok
atas. Perhatikan contoh berikut.

Contoh:

Berikut ini terdapat sebaran jawaban sekelompok peserta tes untuk butir soal tertentu.

Pilihan Jawaban
Kelompok A B C D E
Kelompok Atas 1 5 42 4 0
Kelompok Bawah 9 5 26 3 9
Keterangan: kunci jawaban C

Butir soal tersebut mempunyai indeks tingkat kesukaran P = 0,65 dan D = 0,31, yang berarti
merupakan butir yang cukup baik untuk mengambil data prestasi belajar. Namun demikian,
pengecoh B dan pengecoh D tidak berfungsi baik, sebab kelompok bawah tidak lebih banyak
yang memilih pengecoh-pengecoh tersebut dibandingkan dengan kelompok atas.

5. Merevisi Instrumen Penilaian Pengetahuan


Untuk merevisi instrumen dapat dilakukan dengan cara merevisi kisi-kisi dan merevisi
butir soal berdasarkan hasil telaah oleh ahli. Disamping itu revisi dapat dilakukan berdasarkan
hasil telaah berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan. Berdasarkan hasil analisis butir soal
hasil uji coba kemudian dilakukan perbaikan. Bagian tes yang masih kurang
memenuhi standar kualitas yang diharapkan perlu diperbaiki sehingga diperoleh
perangkat tes yang lebih baik. Untuk soal yang sudah baik tidak perlu lagi dibenahi,
tetapi soal yang masuk kategori tidak bagus harus dibuang karena tidak memenuhi
standar kualitas. Setelah tersusun butir soal yang bagus, kemudian butir soal tersebut
disusun kembali untuk menjadi perangkat instrumen tes, sehingga instrumen tes siap
digunakan. Perangkat tes yang telah digunakan dapat dimasukkan ke dalam bank soal
sehingga suatu saat nanti bisa digunakan lagi.

18
C. Latihan

1. Susunlah rancangan penilaian pengetahuan berbentuk ulangan harian pada kelas VIII
Kompetensi Dasar 3.1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan
barisan konfigurasi objek terdiri atas indikator pencapaian , dan kisi-kisi, rumusan butir
soal dan rubrik penskoran.
2. Susun rancangan penilaian pengetahuan berbentuk penugasan pada kelas IX Kompetensi
Dasar 3.7. Menjelaskan dan membuktikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras
terdiri atas indikator pencapaian , dan kisi-kisi, rumusan butir soal dan rubrik penskoran.

D. Rangkuman
1. Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didikyang berupa kombinasi
penguasaanproses kognitif(kecakapan berpikir) dan penguasaan pengetahuan.
2. Sebelum melaksanakan kegiatan penilaian pengetahuan guru haru merencanaan
penilaian yang tertuang dalam RPP.
3. Perencanaan penilaian pengetahuan dilakukan dengan tahapan memeriksa kompetensi
dasar dan indikatornya, menetapkan tujuan penilaian, menentukan bentuk penilaian,
memilih teknik, dan menyusun kisi-kisi.
4. Setelah kisi-kisi selesai dibuat, guru menyusun instrumen berdasar kisi-kisi tersebut.
5. Sebelum digunakan soal yang dikembangkan perlu dilakukan validasi dan dilakukan uji
coba
6. Instrumen perlu direvisi berdasar hasil validasi dan telaah hasil uji coba

E. Tes Formatif

Jawablah soal-soal berikut ini.


1. Berikut ini adalah keunggulan tes uraian, kecuali ... .
A. dapat menguji bahan yang luas
B. menghendaki pengorganisasian jawaban, sehingga dari tes uraian dapat dilihat jalan
pikiran peserta tes
C. jawaban disampaikan berdasarkan kata-kata dan tulisannya sendiri, sehingga dapat dilihat
kejernihan jalan pikiran peserta tes,
D. mudah menyusun soalnya
E. dapat membedakan secara jelas kemampuan masing-masing siswa.

2. Perhatikan butir soal berikut ini.

Jika f(x) = , maka f(x)=......


a.
b. 8 – 6x
c.
d. 16 – 24x+9x2
e. 16 – 12x +9x2
Butir soal tersebut merupakan butir soal yang mengungkap aspek ... .
A. ingatan
19
B. pemahaman
C. aplikasi
D. sintesis
E. evaluasi
3. Perhatikan butir soal berikut ini.

Sebuah kotak dibuat dari


x
selembar kertas, yang berbentuk
persegi panjang yang panjangnya
24 cm dan lebarnya 9 cm, dengan
memotong persegi identik pada
keempat pojoknya dan melipat ke
atas sisi-sisinya. Carilah ukuran
kotak agar volumnya maksimum.
Berapa volum tersebut?

Butir soal tersebut merupakan butir soal ... .


A. uraian yang mengungkap aspek ingatan
B. pilihan ganda yang mengungkap aspek ingatan
C. uraian yang mengungkap aspek pemahaman
D. pilihan ganda yang mengungkap aspek pemahaman
E. uraian yang mengungkap aspek aplikasi
4. Manakah yang lebih unggul, butir soal bentuk uraian atau pilihan ganda?
A. Bentuk uraian, sebab dapat mengungkap aspek berpikir tingkat tinggi
B. Bentuk pilihan ganda, sebab dapat meliput bahan yang luas.
C. Bentuk uraian, sebab bahan yang diliput dapat tidak terbatas.
D. Bentuk pilihan ganda, sebab dapat diskor dengan cukup mudah.
E. Tidak ada yang lebih unggul.

5. Ketika Anda membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk pelaksanaan


pembelajaran selama 2 kali 40 menit, Anda pasti ingin mengetahui apakah tujuan
pembelajaran telah tercapai atau belum. Penilaian tipe apakah yang baik dituliskan pada
RPP tersebut?
A. Yang baik adalah tipe uraian, sebab mudah membuatnya.
B. Yang baik adalah tipe uraian, sebab tidak perlu menulis banyak butir soal.
C. Yang baik adalah tipe pilihan ganda, sebab dapat diskor dengan mudah.
D. Yang baik adalah tipe pilihan ganda, sebab dapat meliput bahan yang sangat luas.
E. Bentuk uraian atau bentuk pilihan ganda dapat dipilih, sebab keduanya sama baiknya
jika dikonstruksi dengan baik.

F. Glosarium
Perencanaan penilaian : kegiatan perancangan penilaian yang dilakukan sebelum

20
melaksanakan kegiatan penilaian
Indikator : karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau
respons, yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh
peserta didik, untuk menunjukkan bahwa peserta didik
telah memiliki kompetensi dasar tertentu.
Validasi : Proses untuk menganalisis kemampuan alat ukur yang
memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, yaitu mampu
mengukur apa yang harus diukur.
Kisi-kisi :suatu format yang memuat criteria tentang soal-soal yang
diperlukan atau hendak disusun
Rubrik :suatu alat yang berisi seperangkat aturan yang digunakan
untuk mengases kualitas dari performansi/kinerja peserta
didik
G. Daftar Pustaka
Anderson, L.W., et.al. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A revision
of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York: Pearson, Allyn &
Bacon
Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Rosda
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. 2013. Pedoman Penilaian Hasil Belajar.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi dasar
Pendidikan Dasar dan Menengah
Puspendik Balitbang. 2015. Pedoman Teknis Penilaian Berdasarkan Kurikulum 2013.
Jakarta: Depdikbud.

H. Lampiran
Lampiran 1:

Kunci Jawaban Latihan (Petunjuk Penyelesaian)


Petunjuk Penyelesaian 1
a. cermati indikator pencapaian kompetensi yang tertuang pada RPP yaitu memastikan
bahwa penanda/indikator pencapaian kompetensi sudah mencerminkan gambaran utuh
pencapaian KD. Untuk rumusan indikator perlu menetapkan kata kerja operasional
yang lebih tinggi daripada yang dirumuskan dalam KD.
Contoh :
3.1.1. ...
3.1.2. ...
3.1.3. ...
...
3.1.7. Menentukan pola segitiga pascal
...
b. tetapkan tujuan penilaian apakah penilaian untuk mengukur capaian kompetensi atau
untuk perbaikan proses pembelajaran. Sesuaikan pula penilaian ini dengan tujuan
pembelajaran, jadi penilaian adalah mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Contoh :
3.1.1.1. ...

21
3.1.1.2. ...
3.1.1.3. ...
...
3.1.7.1. Siswa dapat menentukan bilangan pada tingkat 6 dan 7 pada segitiga
pascal, bila diketahui bilangan bilangan pada tingkat 5.
...
c. Pilih bentuk penilaian yang sesuai dalam hal ini adalah ulangan
Contoh :
Bentuk penilaian adalah ulangan harian.
d. Pilih teknik tertulis atau tes lisan
Contoh :
Teknik yang akan digunakan adalah teknik tertulis
e. Susun kisi-kisi. (kisi kisi yang sesuai adalah ksi kisi penilaian ulangan)
Contoh Kisi kisi
No KompetensiDasar Materi IndikatorSoal teknik/ Banyaknya
bentuk Soal
1. 3.1 Membuat segitiga Diberikan pola bilangan tertulis/ 1
generalisasi dari pascal segitiga pascal pada tingkat uraian
pola pada 5, siswa dapat menentukan
barisan bilangan pola bilangan pada tingkat 6
dan barisan dan tingkat 7
konfigurasi
objek

f. Rumuskan butir soal sesuai kisi kisi


Contoh :
1. ....
2. ....
3. ....
....
7. Diketahui bilangan pada segitiga pascal sebagai berikut :
tingkat 1 1
tingkat 2 1 1
tingkat 3 1 2 1
tingkat 4 1 3 3 1
tingkat 5 1 4 6 4 1
(i). tentukan bilangan bilangan pada tingkat 6
(ii). tentukan bilangan bilangan pada tingkat 7
.....
.....
g. Buat rubrik penilaian

Contoh
No Aspek uraian Skor

22
1. .... .... ....
2. .... .... ....
... .... .... ....
7. pemahaman bilangan pada tingkat 5 1
soal 1 4 6 4 1
Penyelesaian bilangan pada tingkat 6 1
soal 1 5 10 10 5 1
bilangan pada tingkat 7 1
1 6 15 20 15 6 1
... .... .... ....

Petunjuk Penyelesaian 2
a. cermati indikator pencapaian kompetensi yang tertuang pada RPP yaitu memastikan
bahwa penanda/indikator pencapaian kompetensi sudah mencerminkan gambaran utuh
pencapaian KD. Untuk rumusan indikator perlu menetapkan kata kerja operasional yang
lebih tinggi daripada yang dirumuskan dalam KD.
Contoh :
3.6.1. ...
3.6.2. ...
3.6.3. ...
...
3.6.7. Menentukan hubungan antara ukuran sisi-sisi segitiga siku-siku sama kaki
...
...
b. tetapkan tujuan penilaian apakah penilaian untuk mengukur capaian kompetensi atau
untuk perbaikan proses pembelajaran. Sesuaikan pula penilaian ini dengan tujuan
pembelajaran, jadi penilaian ini adalah mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Contoh :
3.6.1.1. ...
3.6.1.2. ...
3.6.1.3. ...
...
...
3.6.7.1. Menentukan hubungan antara ukuran sisi-sisi segitiga siku-siku
sama kaki
...
c. Pilih bentuk penilaian yang sesuai dalam hal ini adalah penugasan
Contoh :
Bentuk penilaian adalah penugasan.
d. Pilih teknik tertulis atau tes lisan
Contoh :
Teknik yang akan digunakan adalah penugasan teknik tertulis

e. Susun kisi-kisi. (kisi kisi yang sesuai adalah kisi kisi penugasan)

23
Contoh Kisi kisi

No Kompetensi Teknik
Materi Indikator Soal
. Dasar Penilaian
1. 3.7. Menjelaskan teorema Siswa dapat Menentukan Penugasan
dan membuktikan Pythagoras hubungan antara ukuran
teorema sisi-sisi segitiga siku-siku
Pythagoras dan sama kaki
tripel Pythagoras

f. Rumuskan butir soal sesuai kisi kisi


Contoh :
1. ....
....
4. Dengan menggunakan teorema Phythagoras lengkapi tabel berikut
No Panjang sisi siku-siku pada segitiga siku-siku samakaki Panjang sisi miring
1 4 cm 4 cm ....
2 5 cm ... cm ....
3 ... cm 6 cm ....
4 ... cm 8 cm ....
5 a cm a cm ....

g. Buat rubrik penilaian


Contoh
No Jawaban Skor
1. ... ...
2. ... ...
... ... ...
4. Panjang sisi siku-siku
pada segitiga siku-siku Panjang sisi miring
samakaki
1
4 cm 4 cm = =4
1
5 cm 5 cm = =5 1
1
6 cm 6 cm = =6 1

8 cm 8 cm = =8

a cm a cm =

...

24
Lampiran 2:
Kunci Jawaban Formatif
1. A 2. B 3. E 4. E 5. E

Saran Tindak Lanjut:

Apabila anda telah menyelesaikan soal latihan, diskusikan jawaban Anda dengan teman
anda dalam satu kelompok. Apabila anda meyelesaikan tes formatif pada modul ini dan
Anda hanya benar kurang dari 4 soal sebaiknya anda pelajari ulang kegiatan belajar 4 dan
kegiatan belajar sebelumnya. Apabila anda sudah benar sekurang-kurangnya 4 soal dari 5
soal tersebut lanjutkan mempelajari materi kegiatan belajar selanjutnya.

25

You might also like