Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JEP | Volume 4 | Nomor 1| Mei 2020

e-ISSN 2579-860X
p-ISSN 2614-1221
Doi: https://doi.org/10.24036/jep/vol4-iss1/379

Studi Kesulitan Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA dalam Mempelajari Sifat
Periodik Unsur

Monica Prima Sari1) Andromeda2) Aristo Hardinata3)


1)
Jurusan Pendidikan IPA, Universitas Negeri Padang
2)
Jurusan Kimia, Universitas Negeri Padang
3)
Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Negeri Medan
primasarimonica@fmipa.unp.ac .id

ABSTRACT
Periodical properties of elements are not a new topic for students in science education
department for they have studied this topic previously in senior high school and in General Chemistry
course. However, teaching experiences for the past two years in Basic Inorganic Chemistry course
revealed that many students still failed to master the expected learning outcomes for this topic.
Therefore, this explorative study was conducted to figure out what kind of difficulty that students
perceived in learning this topic. One hundred and twelve students in science education department of
Universitas Negeri Padang enrolled in Basic Inorganic Chemistry course in the academic year of
2017/2018 were involved as subjects in this study, and data of students’ perceived learning difficulties
were collected with a questionnaire. Data were analyzed with descriptive statistics technique to map
out our findings which will become the fundamental consideration in discussing attempts to overcome
students’ perceived learning difficulties. Our findings revealed that the sources of students’ perceived
difficulty came from several factors, namely: the characteristic of content, personal learning style,
condition of classroom learning, availability of relevant learning resources and previous learning
experiences. Based on these findings, attempts for better learning of periodical properties of elements
were suggested.

Keywords : Periodical properties of elements, learning difficulty, inorganic chemistry


This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2020 by author and Universitas Negeri Padang.

PENDAHULUAN kritis dan logis mahasiswa serta kemampuan


menyusun scientific explanation untuk fenomena
Materi sifat periodik unsur (SPU) terdapat
alam yang relevan. Untuk lebih lengkapnya,
dalam mata kuliah Dasar-dasar Kimia Anorganik
Tabel 1 berikut memaparkan kemampuan akhir
(DKAN) yang harus diambil mahasiswa jurusan
yang diharapkan dari materi SPU dalam mata
Pendidikan IPA Universitas Negeri Padang.
kuliah DKAN.
Merujuk kepada silabus yang disusun, topik
materi ini mencakup sifat periodik jari-jari atom Tabel 1. Kemampuan akhir yang diharapkan (KAD)
dan ion, energi ionisasi, afinitas elektron, dan dari materi SPU
keelektronegatifan. Secara garis besar, materi Label*)
SPU merupakan pengulangan dari materi dengan Kemampuan Deskripsi Kemampuan akhir yang
akhir yang diharapkan
judul yang sama pada mata kuliah Kimia Umum diharapkan
yang diikuti mahasiswa sebelumnya. Namun, KAD -1 Menjelaskan sifat periodik jari-jari
dibalik judul yang sama ini, terdapat beberapa Atom dan ion unsur-unsur dalam tabel
pendalaman dan penekanan materi SPU yang periodik.
diberikan dalam mata kuliah DKAN. KAD -2 Menjelaskan konsep Shielding Effect
dan hubungannya dengan jari-jari atom
Sebagai mata kuliah wajib program studi, dan ion.
mata kuliah ini diharapkan dapat mendukung KAD-3 Menghitung muatan inti efektif dan
kompetensi profesional mahasiswa calon guru menjelaskan hubungan nilainya dengan
IPA untuk mengajar materi yang relevan di SMP sifat periodik jari-jari atom dan ion.
KAD-4 Menjelaskan konsep dan sifat
seperti materi atom, ion, dan molekul. Di keperiodikan dari energi ionisasi
samping pendalaman dan penekanan pada pertama dan kedua untuk unsur
beberapa konsep, perbedaan materi ini dengan golongan alkali dan alkali tanah.
mata kuliah Kimia Umum adalah diselipkannya KAD-5 Menjelaskan hubungan sifat
kompetensi yang menuntut keterampilan berpikir keperiodikan energi ionisasi unsur
(Studi Kesulitan Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA.......) 19

Label*) baik. Beberapa penelitian telah dilakukan terkait


Kemampuan Deskripsi Kemampuan akhir yang kesulitan belajar untuk toik ini, baik untuk
akhir yang diharapkan
diharapkan tingkat SMA (Satilmis, 2014) yang
golongan alkali dan alkali tanah dengan menitikberatkan pada strategi penyampaian
konsep muatan inti efektif. materi selama pembelajaran; atau SMP (Kousa,
KAD-6 Menjelaskan konsep afinitas elektron Kavonius, & Aksela, 2018); maupun tingkat
dan sifat keperiodikannya.
universitas (Salame, Sarowar, Begum, & Krauss,
KAD-7 Menjelaskan konsep keelektronegatifan
dan sifat keperiodikannya. 2011); (Mokiwa, 2017) yang menitikberatkan
*)
Pelabelan ini hanya dimaksudkan untuk memudahkan penya- pada miskonsepsi yang dimiliki mahasiswa
jian data temuan penelitian. terkait materi SPU. Untuk konteks mahasiswa di
luar jurusan Kimia, penelitian menunjukkan
Berdasarkan hasil observasi sejak tahun bahwa motivasi dan partisipasi mahasiswa
2016, menunjukkan bahwa belum seluruh meningkat untuk mata kuliah yang melibatkan
mahasiswa mampu menguasai kemampuan akhir praktikum dan menurun untuk kuliah tatap muka
yang diharapkan di atas dengan baik. Hal ini yang membahas teori dan prosedur (Çalik, Ültay,
menarik bagi peneliti karena materi SPU telah Kolomuç, & Aytar, 2015).
dipelajari mahasiswa sebelumnya pada mata Mata kuliah DKAN bertujuan membekali
pelajaran kimia di SMA dan pada mata kuliah mahasiswa jurusan Pendidikan IPA dengan
Kimia Umum (bagian dari mata kuliah bersama pengetahuan dan keterampilan berpikir yang
tingkat fakultas). Seharusnya tidak sulit lagi bagi memadai untuk mengajar topik yang relevan
mahasiswa untuk menguasai kemampuan akhir (seperti: atom, ion, dan molekul) sebagai calon
yang diharapkan dari mata kuliah DKAN karena guru IPA di SMP. Meskipun kajian materinya
sudah dua kali dipelajari. secara umum tidak begitu dalam, namun
Penelitian relevan telah menemukan pemahaman yang baik dapat membantu
bahwa kimia dipandang sebagai subyek yang mahasiswa menjelaskan feno-mena alam dengan
sulit dipahami di kalangan mahasiswa (Chiu, lebih konseptual ketika bertugas nanti (Holbrook,
2005; Sirhan, 2007). Sebagai bagian dari kajian 2005). Misalnya, ketika mahasiswa harus
ilmu kimia, materi SPU tidak terlepas dari mengajar topik lintas disiplin ilmu seperti
sifatnya yang abstrak dan kompleks (Gabel, pemasanan global, pencemaran lingkungan, dan
1999; Taber, 2009; Talanquer, 2011; Atagana & teknologi ramah lingkungan. Penjelasan yang
Engida, 2014) yang menyebabkan mahasiswa baik menuntut mahasiswa untuk
tidak begitu percaya diri dalam mempelajari menghubungkan beberapa konsep dan prosedur,
kimia. Untuk memahami konsep kimia dengan yang memang seharusnya dilatihkan di tingkat
baik, sering kali mahasiswa perlu memahami universitas (Manneh, 2019).
bahasa simbolik yang digunakan dalam Belum maksimalnya hasil belajar
pengajaran untuk dimaknai dan digunakannya mahasiswa jurusan Pendidikan IPA menunjukkan
untuk memahami apa yang terjadi pada level adanya kendala atau kesulitan yang dirasakan.
mikroskopis (Taber, 2008; Talanquer, 2011), Kesulitan ini merupakan bagian dari ranah afektif
kemudian menerapkannya untuk menjelaskan yang turut mempengaruhi keberhasilan belajar
fenomena makroskopis (Chiu, 2005). mahasiswa secara keseluruhan (Cheung, 2011;
Di samping itu, pengajaran konsep kimia Hofstein & Mamlok-Naaman, 2011; Galloway,
selama ini sering menerapkan rote learning atau Malakpa, & Bretz, 2016) Oleh sebab itu, peneliti
belajar hafalan, dan keberhasilan belajar dinilai bermaksud untuk melakukan menggali kesulitan
berdasarkan kemampuan menyajikan kembali tersebut, dimana temuan studi ini nantinya
hafalan tersebut saat tes (Yiin, 2010). Konse- diharapkan dapat menjadi dasar bagi tim KBK
kuensinya adalah konsep-konsep dalam Kimia Kimia di jurusan Pendidikan IPA dalam
yang abstrak tersebut oleh kebanyakan merumuskan upaya meningkatkan pembelajaran
mahasiswa diterima sebagai sekumpulan materi ini di masa yang akan datang.
informasi yang harus dihafal dan dituliskan
kembali saat penilaian; tidak merasa perlu untuk METODE PENELITIAN
memahami konsepnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
Materi SPU sering dipandang sebagai yang bertujuan menggali sebanyak mungkin
materi yang sarat dengan pengetahuan faktual informasi terkait kesulitan belajar yang dialami
yang membutuhkan kemampuan menghafal yang

JEP| Volume 4| Nomor 1|Mei 2020|Page 18-26


Monica Prima Sari, Andromeda, Aristo Hardinata 20

mahasiswa. Untuk mencapai tujuan ini, banyak membantu. Temuan yang patut dicermati
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan adalah adanya sebagian kecil mahasiswa (6.1%)
data adalah kuesioner yang berisi pertanyaan yang malah menjadi semakin bingung dalam
terbuka dan tertutup tentang kesulitan belajar mempelajari materi SPU dalam mata kuliah
mahasiswa, dan disebarkan kepada seluruh DKAN, dan sebagian lainnya (9.6%) justru tidak
mahasiswa jurusan Pendidikan IPA FMIPA merasa terbantu.
Universitas Negeri Padang yang mengambil mata Untuk memahami alasan dibalik respon
kuliah DKAN pada tahun akademik 2017/2018. “malah menjadi semakin bingung”, kami
Respon dari mahasiswa tersebut kemudian menganalisis lebih lanjut respon kelompok
dianalisis dengan menggunakan teknik statistika mahasiswa tersebut. Kami menemukan bahwa
deskriptif untuk memudahkan penyajian penyebabnya adalah: a) kesulitan memahami
informasi yang diperoleh. buku referensi berbahasa Inggris; b) tidak
mampu mengikuti alur pembelajaran di kelas
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan baik; c) kurangnya buku referensi
Berdasarkan hasil analisis terhadap respon berbahasa Indonesia yang dapat dijumpai di
mahasiswa, kami menemukan beberapa perpustakaan; d) tidak memahami materi SPU
informasi berikut ini. dari SMA; e) tidak menguasai konsep dasar
Pengulangan materi tidak menjamin Kimia dari awal; f) kesulitan mengingat atau
kemudahan menguasai kemampuan akhir menghafal nama dan nomor atom unsur.
yang diharapkan untuk materi SPU. Dari keenam penyebab di atas, tersirat
Sebelum mempelajari materi SPU dalam bahwa penyebab dibalik merasa tidak
mata kuliah DKAN, mahasiswa boleh jadi sudah terbantunya mahasiswa dengan pengulangan
memiliki konsepsi sendiri berdasarkan apa yang materi SPU dapat berasal dari beberapa sumber,
pernah dipelajari sebelumnya; (Sirhan, yaitu diri mahasiswa sendiri, pengalaman belajar
2007;Taber, 2008). Ketika konsepsi ini berbeda sebelumnya, kondisi pembelajaran/ perkuliahan,
dengan yang mereka pelajari sekarang, proses dan ketersediaan sumber belajar berbahasa
kontruksi pengetahuan dapat terganggu (Özmen, Indonesia yang relevan. Sumber penyebab dari
2008). Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi, kondisi perkuliahan dan ketersediaan reverensi
yaitu apakah mahasiswa tersebut mampu sejalan dengan temuan penelitian Atagana &
mengakomodasi pengetahuan baru dan Engida (2014) yang memang terbukti
mengubah pengetahuan lama yang tidak sesuai, berkontribusi terhadap kesulitan belajar
atau justru menolak pengetahuan baru dan mahasiswa.
bertahan dengan pengetahuan lama (Taber,
2008). Ketika pilihan kedua ini terjadi, berarti Konsep materi SPU yang sulit dipahami
mahasiswa memaknai pengetahuan baru yang mahasiswa
diterima berdasarkan pemahaman mereka sendiri, Materi SPU mengandung banyak konsep dan
yang belum tentu benar (Taber, 2009). Dengan pengetahuan faktual serta pengetahuan prosedu-
kata lain, mahasiswa dapat dikatakan mengalami ral serta perhitungan matematis. Pengalaman
miskosepsi atau memiliki konsepsi alternatif. mengajar selama dua tahun mengungkap bahwa
Melalui kuesioner yang diberikan kepada ada enam konsep yang sulit dipahami mahasiswa
mahasiswa, kami menanyakan apakah di setiap tahunnya. Maka dari itu, kami meminta
pengulangan mempelajari materi SPU yang mahasiswa memilih konsep yang dirasa paling
mereka alami (di SMA dan pada mata kuliah sulit dipahami di antara keenam konsep tersebut,
Kimia Umum di tahun pertama kuliah) dapat dimana satu mahasiswa boleh memilih lebih dari
membantu atau memudahkan mereka satu konsep. Respon mahasiswa dapat dilihat
mempelajari materi yang sama pada mata kuliah pada Diagram 2. Sebanyak 62.4% mahasiswa
DKAN. Hasilnya, sebagian besar mahasiswa kesulitan menguasai konsep Shielding Effect atau
(84.2%) sangat terbantu dengan pengulangan efek perisai. Berikutnya, 44.4% mahasiswa
materi SPU. Namun, temuan ini berlawanan menyatakan sulit menguasai konsep energi
dengan temuan kami dari hasil belajar ionisasi pertama dan kedua. Selanjutnya, konsep
mahasiswa. Belum maksimalnya hasil belajar yang paling sulit dipahami adalah afinitas
mahasiswa terkait materi ini menunjukkan bahwa elektron, keelektronegatian, muatan inti efektif,
pengulangan materi SPU tersebut tidak terlalu dan terakhir jari-jari atom dan ion.

JEP| Volume 4| Nomor 1|Mei 2020|Page 18-26


(Studi Kesulitan Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA.......) 21

Munculnya konsep jari-jari atom dan ion menekankan hubungan antara keduanya untuk
sebagai konsep dengan persentase terkecil membangun pemahaman mahasiswa yang lebih
mengindikasikan boleh jadi mahasiswa merasa komprehensif.
paling percaya diri dapat memahami konsep ini. Temuan menarik lainnya adalah 44.4%
Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran mahasiswa memilih energi ionisasi pertama dan
dimana sebagian besar mahasiswa dapat dengan kedua sebagai konsep yang paling sulit dikuasai.
mudah menjawab pertanyaan tentang definisi Padahal dari pengalaman mengajar di kelas,
jari-jari atom dan ion serta sifat periodiknya. sebagian besar siswa tidak kesulitan menjawab
Untuk melihat apakah penguasaan konsep ketika ditanya apa itu energi ionisasi. Namun,
mahasiswa tersebut sudah benar atau belum, ketika diminta menjelaskan perbedaan data EI
diperlukan studi lanjutan yang lebih mendalam. pertama dan kedua untuk unsur golongan IA dan
IIA (salah satu indikator KAD-4), tidak ada
Tabel 2. Konsep materi SPU yang paling sulit mahasiswa yang mampu menjawab dengan
dipahami menurut mahasiswa. benar. Hal ini bisa jadi mengindikasikan bahwa
No. Konsep materi SPU Jumlah mahasiswa mahasiswa sebagai mengingat/ mengetahui
yang diduga sulit yang menyatakan definisi dari energi ionisasi namun tidak
bagi mahasiswa sulit memahami (%) memahami maknanya.
1. Shieling effect 62,4% Indikasi yang sama juga berlaku untuk
2. Energi ionisasi 44,4% konsep afinitas elektron. Sebagian besar
pertama dan kedua
3. Afinitas elektron 35,9%
mahasiswa tidak kesulitan menjawab pertanyaan
4. Keelektronegatifan 29,1% “apa itu afinitas elektron?”. Namun, ketika soal
5. Muatan Inti Efektif 23,9% (ujian atau kuis) sudah dirancang sedemikian
6. Jari-jari atom dan 15,4% rupa agar mahasiswa mampu mengelaborasi
ion lebih dal-am (misalanya apa artinya jika suatu
*)Catatan: mahasiswa boleh memilih lebih dari sa konsep unsur memiliki afinitas elektron yang besar?) dan
menerapkan konsep ini pada konteks atau soal
Konsep shielding effect yang muncul berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi,
sebagai konsep yang dirasa paling sulit dipahami hampir setengah dari seluruh mahasiswa tidak
dapat dimaklumi karena konsep ini relatif baru, mampu menjawab dengan benar.
belum dipelajari di SMA dan hanya disinggung
sedikit dalam mata kuliah Kimia Umum. Pada KAD materi SPU yang paling sulit dikuasai
dasarnya, konsep ini sangat penting untuk mahasiswa
menjelaskan kecenderungan sifat periodik jari- Kimia adalah suatu bidang ilmu yang
jari atom, terutama mengenai jari-jari atom unsur menantang dan berharga untuk dipelajari karena
seperiode yang makin kecil dari kiri ke kanan bidang ini memperkenalkan seni berpikir kritis,
dalam tabel periodik. Mengingat pentingnya cara merumuskan masalah sekaligus
konsep ini untuk konstruksi pengetahuan menyelesaikannya, serta mampu mengasah ke-
mahasiswa, kesulitan belajar mahasiswa perlu terampilan proses pembelajarnya (Emendu, N.B.,
segera diatasi. Okoye, 2015). KAD yang disusun oleh tim KBK
Hal yang cukup kontradiktif adalah konsep kimia jurusan Pendidikan IPA mengarahkan
muatan inti efektif -yang sangat berkaitan dengan proses pembelajaran pada penguasaan
konsep shielding effect- berada di urutan kelima keterampilan berpikir tingkat tinggi mahasiswa.
dari enam konsep yang ada. Dengan kata lain, di Dari seluruh KAD yang dirancang untuk materi
luar jumlah 23.9%, mahasiswa tidak kesulitan SPU (Tabel 1), kami meminta mahasiswa
memahami konsep muatan inti efektif. Di satu menyatakan KAD mana yang dirasa paling sulit
sisi, ini dapat bermakna positif bahwa mungkin untuk dikuasai. Satu mahasiswa dapat memilih
mahasiswa mudah memahami penjelasan dari lebih dari satu KAD jika memang mereka merasa
dosen yang mengajar konsep muatan inti efektif. sulit menguasainya. Hasil analisis respon
Namun, di sisi lain kami menyadari bahwa mahasiswa dapat dilihat dalam Diagram 1.
mahasiswa masih kesulitan memahami konsep Diagram 1 menunjukkan bahwa KAD-2 yaitu
shielding effect yang seharusnya menjadi bagian menjelaskan konsep Shielding Effect dan
tak terpisahkan dari pemahaman tentang muatan hubungannya dengan jari-jari atom dan ion.
inti efektif. Temuan ini jelas menyiratkan bahwa Lebih dari setengah dari total subyek penelitian
proses pembelajaran kedua konsep ini harus lebih ini menyatakan KAD-2 adalah yang paling sulit

JEP| Volume 4| Nomor 1|Mei 2020|Page 18-26


Monica Prima Sari, Andromeda, Aristo Hardinata 22

dipahami. Hal yang menarik di sini adalah pertambahan elektron yang terdapat pada
konsep jari-jari atom dan ion berada di urutan jumlah kulit yang sama.” Sebagian besar
paling akhir diantara konsep yang dirasa sulit mahasiswa terlihat “puas” dengan penjelasan ini,
oleh mahasiswa. Artinya, sebagian besar siswa namun berbeda halnya jika ditanya terkait
tidak kesulitan memahami konsep ini. Namun, penyebab dibalik sifat periodik tersebut.
ketika harus menjelaskan kecenderungan sifat Penelitian yang dilakukan oleh (Salame et al.,
periodik ukuran atom dan ion dengan konsep 2011) menemukan bahwa 80% mahasiswa
shielding effect, sebagian besar mahasiswa tidak cenderung menghafal sifat periodik terkait jari-
mampu menjawab dengan benar. jari atom ini, sehingga ketika diminta
Kemungkinannya, hal ini disebabkan karena menjelaskan lebih rinci, mereka tidak mampu.
konsep shielding effect adalah konsep yang Hal ini juga kami temui di antara mahasiswa
paling sulit dikuasai, yang relatif baru bagi jurusan Pendidikan IPA.
mahasiswa, dan sifatnya abstrak. Konsep Dalam mata kuliah DKAN, Tim KBK
shielding effect membahas interaksi antar Kimia sepakat untuk memberikan pendalaman
elektron dalam atom yang tak kasat mata. materi dari yang pernah dipelajari mahasiswa
Artinya, untuk menguasai KAD ini, mahasiswa sebelumnya. Untuk materi SPU, shielding effect
harus berusaha memahami atom pada tingkat dan muatan inti efektif adalah bagian dari
mikroskopis dan menghubungkan pemahaman pendalaman tersebut. Ekspektansi yang ingin
tersebut dengan beberapa konsep terkait, dicapai adalah munculnya penjelasan yang lebih
kemudian membangun pemahaman yang baru konseptual terhadap sifat periodik unsur yang
yang lebih komprehensif tentang ukuran atom mampu disusun mahasiswa. Namun, dengan
dan ion. temuan penelitian ini, jelas perlu adanya suatu
upaya dalam melaksanakan pembelajaran, agar
70.0%
59.0% KAD-2 ini tidak lagi sulit dicapa mahasiswa.
60.0% KAD berikutnya yang paling sulit dikuasai
50.0% mahasiswa adalah KAD-5 (menjelaskan
Jumlah 40.0% 34.2% 34.2% hubungan sifat keperiodikan energi ionisasi
29.9%
mahasiswa
30.0% 23.9% 23.9%
unsur golongan alkali dan alkali tanah dengan
(%)
konsep muatan inti efektif) dan KAD-6
20.0% 13.7%
(menjelaskan konsep afinitas elektron dan sifat
10.0% keperiodikannya). Muatan inti efektif dinyatakan
0.0% sebagai konsep yang sulit hanya oleh seperlima
dari total 112 mahasiswa. Artinya, sebagian besar
mahasiswa tidak kesulitan memahami konsep ini.
KADdari Materi Sifat Periodik Unsur Namun, ketika harus menghubungkan
Diagram 1. Pendapat mahasiswa mengenai pemahaman terhadap konsep ini dengan konsep
kemampuan akhir yang diharapkan (KAD) dari energi ionisasi, kami menemukan bahwa banyak
materi SPU yang dirasa sulit dikuasai siswa mengalami kesulitan. Padahal, usaha
dalam menguasai KAD-2 merupakan “sarana”
Menurut teori belajar konstruktivisme, untuk melatih keterampilan berpikir tingkat
mahasiswa harus melalui proses belajar yang tinggi mahasiswa.
sifatnya mandiri dan kontinu dalam membangun Berbeda dengan KAD-5, KAD-6
pengetahuan (Taber, 2008), yaitu sejak awal sepertinya berkaitan dengan dinyatakannya
mereka mengenal konsep kimia hingga kini. konsep afinitas elektron sebagai konsep yang
Mahasiswa perlu terus menyesuaikan paling sulit dipahami pada urutan ketiga. Kami
pemahaman lama dengan pemahaman baru, yang menduga bahwa kurangnya pemahaman
mereka konstruksi sendiri dari proses mendasar terhadap konsep ini menyebabkan
pembelajaran. Penjelasan terkait sifat periodik siswa kesulitan menguasai KAD terkait. Temuan
ukuran atom dan ion yang umum ini menguatkan temuan sebelumnya bahwa
ditemui/didengar adalah bahwa: “untuk unsur pengulangan materi SPU di SMA dan di mata
segolongan, ukuran atom semakin meningkat kuliah Kimia Umum tidak begitu membantu
dari atas ke bawah karena pertambahan jumlah dalam hal membangun pemahaman siswa.
kulit atom, dan untuk unsur seperiode ukurannya
semakin mengecil dari kiri ke kanan karena

JEP| Volume 4| Nomor 1|Mei 2020|Page 18-26


(Studi Kesulitan Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA.......) 23

Pendapat mahasiswa mengenai penyebab sisi pengajaran pun, tidaklah mudah untuk
sulitnya memahami materi SPU mengajarkan sesuatu yang tidak dapat dilihat
Dari total 112 responden kuesioner yang oleh mata atau setidaknya memiliki kemiripan
kami berikan, terdapat beberapa penyebab dengan benda kasat mata yang ada di alam (Yiin,
sulitnya mahasiswa memahami materi SPU yang 2010). Mengajar materi juga berkaitan dengan
dapat dilihat dalam Tabel 3. Hasil analisis respon memilih strategi mengajar mana yang paling
mahasiswa mengarahkan kami pada empat efektif untuk membelajarkan mahasiswa dengan
sumber utama penyebab sulitnya mahasiswa mempertimbangkan pengetahuan awal minimal
memahami materi SPU, yaitu a) pengalaman apa yang harus dimiliki mahasiswa (Mokiwa,
belajar masa lalu; b) karakter dan gaya belajar 2017).
personal mahasiswa; c) karakteristik materi sifat Keberagaman pengetahuan awal yang
periodik unsur; serta d) kondisi kelas, suasana dimiliki mahasiswa dapat diibaratkan sebagai
pembelajaran dan ketersediaan buku referensi starting point yang berbeda dalam suatu lomba
yang relevan. lari. Mahasiswa dengan pengetahuan awal yang
baik dapat mengikuti pembelajaran tanpa ada
Tabel 3. Kesulitan yang dirasakan mahasiswa dalam
kendala berarti. Sebaliknya, mahasiswa dengan
mempelajari materi SPU.
Jumlah pengetahuan awal yang tidak memadai
Penyebab kesulitan belajar menurut mengalami berbagai kendala, dan cenderung
No. mahasiswa
mahasiswa
(%) merasa bahwa pembelajaran berlangsung terlalu
1. Ketidakmampuan untuk mengikuti alur cepat. Penjelasan ini berkaitan dengan temuan
12.5%
pembelajaran di kelas dengan baik.
bahwa sebanyak 12.5% mahasiswa kesulitan
2. Kurangnya pemahaman mahasiswa
6.3% karena tidak mampu mengikuti alur
terkait materi saat dipelajari di SMA
3. Kurangnya penguasaan terhadap pembelajaran di kelas dengan baik. Secara lebih
konsep-konsep esensial Kimia dan yang 8.9% spesifik, sebagian dari mahasiswa ini
relevan dengan materi SPU menyatakan proses pembelajaran dirasa terlalu
4. Kurangnya buku/ referensi yang relevan
dengan materi SPU yang dipelajari.
11.6% cepat dan tidak mampu memahami penjelasan
5. Kesulitan menghafal unsur-unsur dalam dosen dengan baik.
tabel periodik beserta sifat unsur per 15.2% Mengenai masalah sulitnya menghafal
golongan dan periode. nama dan nomor atom unsur serta sifatnya, hal
6. Kurang memahami konsep dari materi
ini ada hubungannya dengan keterbatasan
SPU; materi sulit dipahami; terlalu 31.3%
banyak; rumit kapasitan memori kerja manusia (Daniel Tan,
7. Kondisi kelas panas, jam perkuliahan di Goh, Chia, & Treagust, 2001; Sirhan, 2007).
siang hari; kurang fokus dalam 9.8% Akibatnya, mahasiswa perlu mencari cara untuk
perkuliahan mengorganisir materi yang menurut mereka perlu
8. Buku-buku referensi berbahasa Inggris
yang sulit dipahami
7.1% dihafal, yang pada dasarnya sudah ada sejak
9. Jarang/ tidak mengulang materi yang mereka SMA. Telah ada beberapa “jembatan
dipelajari di SMA/ Kimia Umum; 13.4% keledai” atau strategi mnemonic yang diajarkan
kurang membaca oleh guru atau dosen kimia kepada mahasiswa
10. Kesulitan mengingat Aturan Slater;
untuk membantu mengingat pengetahuan faktual
mengerjakan soal perhitungan 4.5%
matematis dalam materi SPU. Namun, keberhasilan dan
11. Karakter dan gaya belajar personal 2.7% efektifitas strategi ini tentu kembali kepada
individu mahasiswa masing-masing.
Penyebab yang mendominasi di kalangan Penyimpanan informasi di memori kerja sifatnya
mahasiswa adalah dari faktor karakteristik materi hanya sementara. Agar dapat tersimpan di
SPU yang dikemukakan oleh 46.5% secara total. memori jangka panjang, informasi ini perlu
Dari jumlah ini, sebanyak 31.3% mahasiswa diolah dalam berbagai proses berpikir (Sirhan,
mengemukakan bahwa materi SPU itu terlalu 2007).
banyak, rumit, dan sulit dipahami, sementara Selanjutnya, sebanyak 13.4% mahasiswa
15.2% lainnya menyatakan banyaknya unsur menyatakan bahwa mereka kesulitan memahami
berikut sifatnya per golongan dan per periode materi memang karena tidak pernah atau jarang
yang harus dihafal membuat materi ini menjadi mengulang materi yang sudah dipelajari
sulit untuk dipahami. Temuan ini tidaklah terlalu sebelumnya, baik di SMA maupun di mata kuliah
mengherankan, karena hal serupa juga ditemukan Kimia Umum. Sejumlah kecil mahasiswa dari
dalam penelitian di Afrika (Jegede, 2007). Dari bahkan menyatakan tidak pernah mencatat

JEP| Volume 4| Nomor 1|Mei 2020|Page 18-26


Monica Prima Sari, Andromeda, Aristo Hardinata 24

selama mengikuti perkuliahan DKAN, sehingga dalam bentuk e-book yang dapat diakses gratis.
ti-dak dapat mengulang materi kecuali melalui Namun masalahnya, tidak semua buku ini ditulis
handout yang diberikan dosen. Beberapa dalam bahasa Indonesia, yang merupakan
mahasiswa lainnya (2.7%) menyatakan bahwa penyebab kesulitan belajar yang dikemukakan
mereka tidak tertarik mempelajari materi SPU oleh 7.1% mahasiswa. Kurangnya sumber
lebih lanjut karena sudah merasa cukup atau puas belajar ini juga menjadi faktor dibalik kesulitan
dengan apa yang sudah mereka ketahui dari belajar yang ditemuan oleh Atagana & Engida
pengalaman belajar di SMA dan di Kimia Umum (2014).
sebelumnya. Perilaku mahasiswa yang tidak Kemampuan memahami buku teks
mengulang materi, tidak mencatat, tidak tertarik berberbahasa Inggris adalah salah satu masalah
pada materi dapat berhubungan dengan persepsi yang umum bagi mahasiswa di Universitas
atau sikap terhadap ilmu Kimia itu sendiri Negeri Padang, termasuk di jurusan Pendidikan
(Holbrook, 2005). Perlu studi lebih lanjut untuk IPA. Dengan layanan akses internet yang
memastikan hal ini. disediakan oleh kampus, mahasiswa tidaklah
Pemahaman yang tidak terbangun dengan kesulitan mendapatkan seluruh e-book untuk
memadai dari pengalaman belajar sebelumnya mata kuliah DKAN. Namun, tanpa kemampuan
juga menjadi penyebab kesulitan belajar bahasa Inggris untuk memahami isi buku
mahasiswa (Nakhleh, 1992). Sebanyak 8,9% tersebut, ketersediaan e-book tadi menjadi tidak
mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak begitu membantu.
menguasai konsep dasar Kimia yang relevan Layanan akses internet gratis di kampus
dengan materi SPU, sehingga ketika mempelajari sebenarnya juga dapat memudahkan mahasiswa
SPU pada mata kuliah DKAN, mereka seolah memperoleh referensi berbahasa Indonesia yang
tidak memiliki starting point atau pengetahuan relevan dengan materi perkuliahan. Namun,
awal yang memadai. Selanjutnya, sebanyak kebanyakan dari materi tersebut tidak benar-
6.3% mahasiswa menyatakan bahwa mereka benar sesuai dengan KAD yang ingin dicapai.
memang kurang menguasai atau memahami Dengan kondisi seperti ini, mahasiswa cenderung
materi SPU sejak SMA, dan hal ini seolah mengandalkan handout materi dari file power
menjadi “penghalang” dalam pikiran mahasiswa point yang disampaikan dosen di kelas dan tidak
untuk mencoba mempelajari materi SPU lebih ingin berusaha mencari referensi tambahan
lanjut. lainnya.
Tidak hanya dari karakteristik materi dan
personal diri mahasiswa, penyebab kesulitan Rekomendasi untuk pembelajaran materi
belajar materi SPU juga ada yang bersifat SPU
eksternal. Sebanyak 9.8% mahasiswa mengaku Temuan dari penelitian ini
sulit untuk fokus selama pembelajaran di kelas mengindikasikan bahwa penyebab kesulitan
dikarenakan suasanya yang panas. Hal ini sulit belajar mahasiswa untuk materi SPU berkaitan
dipungkiri karena seluruh kelas mata kuliah antara satu dengan lainnya. Untuk item kuesioner
DKAN memang dijadwalkan pada siang hari, yang menanyakan penyebab kesulitan
yang rentan diwarnai dengan rasa lelah atau mempelajari materi SPU, hampir seluruh
kantuk mahasiswa. Temuan ini sesuai dengan mahasiswa mengemukakan lebih dari satu
temuan Kaptan & Timurlenk (2012) dan Atagana penyebab. Dengan mencermati respon satu
& Engida (2014) yang menyatakan kelas besar mahasiswa untuk seluruh item kuesioner, kami
dan kondisi ruang kelas merupakan beberapa di- seolah mendapat gambaran yang lebih
antara faktor dibalik kesulitan belajar kimia. komprehensif mengenai kesulitan belajar
Penyebab eksternal lainnya adalah mahasiswa tersebut.
ketersedian buku referensi yang relevan, yang Misalnya, pada satu kasus seorang
dikemukakan oleh 11.6%. Klasik memang, tetapi mahasiswa mengemukakan bahwa penyebab
menyediakan buku referensi yang benar-benar kesulitan belajarnya adalah materi SPU terlalu
sesuai dengan silabus perkuliahan adalah suatu banyak, sulit menghafal nama dan nomor atom
hal yang sulit dilakukan. Di awal perkuliahan unsur berikut sifatnya, kurang memahami saat
DKAN, mahasiswa telah diperkenalkan dengan belajar di SMA, pembelajaran di kelas terlalu
daftar buku referensi yang dapat digunakan. cepat, dan tidak adanya buku sumber berbahasa
Beberapa dari referensi tersebut tersedia dalam Indonesia yang relevan. Kasus ini menunjukkan
bentuk buku teks, sementara sebagian lainnya kesulitan belajar yang sudah terakumulasi dari

JEP| Volume 4| Nomor 1|Mei 2020|Page 18-26


(Studi Kesulitan Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA.......) 25

pengalaman belajar sebelumnya. Kasus seperti yaitu: karakteristik materi SPU, karakter dan
ini pun, dimana mahasiswa mengeluhkan gaya belajar personal mahasiswa, kondisi/
padatnya materi dan gaya mengajar dosen, cukup suasanya perkuliahan dan ketersediaan buku
umum ditemukan dalam penelitian serupa referensi yang relevan, dan pengalaman belajar
(Atagana & Engida, 2014) . sebelumnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk
Menghafal nama dan nomor atom unsur pembelajaran materi SPU yang akan datang
bukanlah tuntutan atau prasyarat utama untuk antara lain: optimalisasi fasilitas ruang
menguasai seluruh KAD materi SPU. Namun perkuliahan untuk mengatasi suhu udara yang
jika hafal, tentunya dapat membantu dalam panas di siang hari, penekanan aspek
pembelajaran. Kami menduga, mahasiswa ini metakognitif agar mahasiswa mampu
menjadikan pengalaman belajar sebelumnya memaksimalkan cara belajarnya sendiri,
yang kurang berhasil, banyaknya unsur dalam penyesuaian metode dan alur proses
tabel periodik yang dirasa perlu dihafal dan pembelajaran khususnya untuk konsep-konsep
ketidaan referensi berbahasa Indonesia sebagai yang dirasa paling sulit bagi mahasiswa, dan
alasan untuk tidak berusaha lebih keras, sehingga penyusunan bahan ajar yang sesuai dengan
merasa pembelajaran di kelas terlalu cepat untuk tuntutan silabus yang disusun program studi.
diikuti. Dugaan ini perlu diteliti lebih lanjut
untuk memastikan kesulitan belajar yang dialami
mahasiswa ini. DAFTAR PUSTAKA
Bertolak dari temuan penelitian ini, kami Atagana, H., & Engida, T. (2014). What Makes
merekomendasikan beberapa upaya berikut untuk Chemistry Difficult? ASEAN Journal of
dilakukan dalam pembelajaran yang mendatang. Comunity Engagement, 4(May), 31–43.
a) Optimalisasi fasilitas ruang perkuliahan untuk Çalik, M., Ültay, N., Kolomuç, A., & Aytar, A.
mengatasi suhu udara yang panas saat (2015). A cross-age study of science
perkuliahan dijadwalkan di siang hari. student teachers’ chemistry attitudes.
b) Penekanan pentingnya pemahaman terhadap Chemistry Education Research and
aspek metakognitif yang ikut menentukan Practice, 16(2), 228–236.
keberhasilan belajar mahasiswa, terutama https://doi.org/10.1039/c4rp00133h
terkait cara belajar individu. Ini perlu Cheung, D. (2011). Evaluating student attitudes
dilakukan di awal perkuliahan untuk toward chemistry lessons to enhance
mengurangi asumsi atau persepsi negatif yang teaching in the secondary school.
mahasiswa miliki terkait materi SPU atau Educacion Quimica, 22(2), 117–122.
materi DKAN secara keseluruhan. https://doi.org/10.1016/s0187-
c) Penyesuaian metode pengajaran dan alur 893x(18)30123-x
proses pembelajaran saat tatap muka agar Chiu, M. (2005). A National Survey Of Students
mampu mempertahankan fokus mahasiswa, ’ Conceptions In Chemistry In Taiwan.
tidak terkesan monoton, dan dapat memberi Chemical Education International, 6(1), 3–
waktu lebih lama untuk membahas konsep 8. Retrieved from
yang paling sulit dikuasai mahasiswa, konsep www.iupac.org/publications/cei
yang membutuhkan pembentukan koneksi Daniel Tan, K. C., Goh, N. K., Chia, L. S., &
dengan konsep lain, atau konsep yang sudah Treagust, D. F. (2001). Secondary students’
dipelajari sebelumnya. perceptions about learning qualitative
d) Penyusunan materi atau bahan ajar berbahasa analysis in inorganic chemistry. Research in
Indonesia yang disesuaikan dengan tuntutan Science and Technological Education,
silabus, kemampuan akhir yang diharapkan, 19(2), 223–234.
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang akan https://doi.org/10.1080/0263514012008774
dilatihkan, serta konteks penerapan yang 0
sesuai dengan ciri program studi Pendidikan Emendu, N.B., Okoye, C. M. (2015). Identifying
IPA. Problems Associated with Studying of.
KESIMPULAN International Journal of Scientific and
Research Publications, 5(6), 1–7. Retrieved
Penelitian ini menemukan bahwa
from www.ijsrp.org
penyebab kesulitan belajar yang dirasakan
Gabel, D. (1999). Improving Teaching and
mahasiswa dapat berasal dari beberapa sumber,
Learning through Chemistry Education

JEP| Volume 4| Nomor 1|Mei 2020|Page 18-26


Monica Prima Sari, Andromeda, Aristo Hardinata 26

Research : A Look to the Future *. Journal Nakhleh, M. (1992). Why Some Students Don ’ t
of American College Health, 76(4), 548– Learn Chemistry Chemical Misconceptions.
554. Journal of Chemical Education, 69(3),
Galloway, K. R., Malakpa, Z., & Bretz, S. L. 191–196.
(2016). Investigating Affective Experiences Özmen, H. (2008). Determination of students ’
in the Undergraduate Chemistry alternative conceptions about chemical
Laboratory: Students’ Perceptions of equilibrium : a review of research and the
Control and Responsibility. Journal of case of Turkey. Chemistry Education
Chemical Education, 93(2), 227–238. Research and Practice, 9, 225–233.
https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.5b0073 https://doi.org/10.1039/b812411f
7 Salame, I. I., Sarowar, S., Begum, S., & Krauss,
Hofstein, A., & Mamlok-Naaman, R. (2011). D. (2011). Students ’ Alternative
High-school students’ attitudes toward and Conceptions about Atomic Properties and
interest in learning chemistry. Educacion the Periodic Table. The Chemical Educator,
Quimica, 22(2), 90–102. 16(11), 190–194.
https://doi.org/10.1016/s0187- https://doi.org/10.1333/s00897112375a,
893x(18)30121-6 16110190
Holbrook, J. (2005). Making chemistry teaching Satilmis, Y. (2014). Misconceptions about
relevant. Chemical Education International, periodicity in secondary chemistry
6(1), 3–8. education: the case of kazakhstan.
Jegede, S. A. (2007). Students’ anxiety towards International Online Journal of Primary
the learning of Chemistry in some Nigerian Education, 3(2), 53–58.
secondary schools. Educational Research Sirhan, G. (2007). Learning Difficulties in
and Review, 2(7), 193–197. Chemistry : An Overview. Journal of
Kaptan, K., & Timurlenk, O. (2012). Challenges Turkish Science Education, 4(2), 2–20.
for Science Education. Procedia - Social Taber, K. S. (2008). Exploring Student Learning
and Behavioral Sciences, 51, 763–771. From a Constructivist Perspective in
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.08.23 Diverse Educational Contexts. Journal of
7 Turkish Science Education, 5(1), 2–21.
Kousa, P., Kavonius, R., & Aksela, M. (2018). Taber, K. S. (2009). Challenging Misconceptions
Low-achieving students’ attitudes towards in the Chemistry Classroom : Resources to
learning chemistry and chemistry teaching Support Teachers El repte de les
methods. Chemistry Education Research concepcions alternatives en química :
and Practice, 19(2), 431–441. Recursos per ajudar al professorat.
https://doi.org/10.1039/c7rp00226b Educación Química, 4, 13–20.
Manneh, I. A. (2019). Supporting Learning and Talanquer, V. (2011). Macro, submicro, and
Teaching of Chemistry in the symbolic: The many faces of the chemistry
Undergraduate Classroom. “triplet.” International Journal of Science
Universitetsservice US-AB, Stockholm, Education, 33(2), 179–195.
Stockholm. https://doi.org/10.1080/0950069090338643
Mokiwa, H. O. (2017). Reflections on Teaching 5
Periodic Table Concepts : A Case Study of Yiin, H. K. O. H. (2010). Misconceptions In The
Selected Schools in South Africa. EURASIA Teaching Of Chemistry In Secondary
Journal of Mathematics Science and Schools In Singapore & Malaysia. In
Technology Education, 6(13), 1563–1573. Proceeding of The Sunway Academic
https://doi.org/10.12973/eurasia.2017.00 Conference (pp. 1–10).

JEP| Volume 4| Nomor 1|Mei 2020|Page 18-26

You might also like