Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap Penyalahgunaan Data Pribadi Nasabah

dalam Penyelenggaraan Layanan Internet Banking.

NOVANIA

(gmail)

MUSKIBAH

Alamat Surel

UMAR HASAN

Alamat Surel

UNIVERSITAS JAMBI

Abstract

The purpose of this research were to find out and analyze protection regulation and
regulation of banking responsibility at costumer personal data that disadvantage by using
internet banking. This research is a normative juridical which means this legal research
obtained by examining library materials or secondary data. The approach of that writer use
in this research is statutory approach, conceptual approach, and case approach. The result of
the research indicate that regulation of legal protection and bank responsibility for the
confidentiality of customer personal data has not been able to provide legal certainty for the
public because the problem still happen to the costumer that their data is leaking to third
party and the bank still didn’t give full attention to the costumer’s complaint about their
personal data that already leaking to the unauthorized parties. In article 40 Act of the
Republic of Indonesia Number 10 of 1998 about Banking that there is still obscurity of norms
regarding the Protection of customer personal data. Bank Indonesia regulation Number
7/7/PBI/2005 about settlement of costumer’s complaint as amended by Bank Indonesia
regulation Number 10/10/PBI/2008 which by the substance regulate the settlement of
costumer’s complaint. In this Bank Indonesia regulation is set procedure of acceptance,
handling and monitoring the complaint settlement too.

Keyword ; Legal Protection, Costumer Personal Data, Internet Banking.

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui dan menganalisis pengaturan
perlindungan dan pengaturan tanggung jawab perbankan terhadap data pribadi nasabah
yang dirugikan dalam menggunakan layanan internet banking. Penelitian ini termasuk
penelitian yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti
bahan pustaka atau data sekunder belaka. Pendekatan penelitian hukum yang penulis

1
gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan
konseptual, dan pendekatan kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan
perlindungan hukum dan “Tanggung jawab bank terhadap kerahasiaan data pribadi
nasabah belum dapat memberikan kepastian hukum bagi masyarakat karena masih
terdapat persoalan yang dialami nasabah akibat data nasabah yang bocor kepada pihak
ketiga dan pihak bank masih belum memberikan perhatian secara penuh terhadap keluhan
nasabah atas data pribadi yang bocor kepada pihak yang tidak berwenang.” Dalam Pasal 40
Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan masih terdapat kekaburan
norma terkait Perlindungan Data Pribadi Nasabah. Peraturan Bank Indonesia Nomor
7/7/PBI/2005 tentang penyelesaian pengaduan nasabah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bank Indonesia 10/10/PBI/2008 yang pada substansinya mengatur
penyelesaian pengaduan nasabah. Dalam PBI ini diatur tata cara penerimaan, penanganan,
dan juga pemantauan penyelesaian pengaduan.

Kata Kunci ; Perlindungan Hukum, Data Pribadi Nasabah, Internet Banking

A. Pendahuluan

Artikel ini membahas tentang “perkembangan teknologi dan internet sudah sangat pesat
pada masa ini, hal tersebut menambah kenyamanan masyarakat luas di segala bidang.
Salah satu sektor yang terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi adalah perbankan, sub sektor ekonomi yang memobilisasi dana masyarakat.
Teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan inovasi perbankan serta
memberikan dampak efisien dan ektivitas yang luar biasa. 1” Industri perbankan saat ini
yang mengandalkan kegiatan operasionalnya berbasiskan pada teknologi informasi salah
yang satu bentuknya berupa internet banking. Produk dan jasa yang dilakukan oleh bank
harus sesuai dengan ketentuan yang ada jenis banknya sebagaimana yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana Telah Diubah
Dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. “Salah satu aspek yang sangat perlu
diperhatikan dalam layanan internet banking, yaitu aspek keamanan (security) sehingga
nasabah mempercayai layanan tersebut. Permasalahan yang sering diperdebatkan seperti
kerahasiaan (privasi) dan keamanan informasi, ketepatan akumulasi dan menyebarkan
informasi (oleh badan medis, polisi, perpajakan dan otoritas yang serupa, bisnis dan
institusi pribadi) serta akses informasi (dari catatan yang disimpan oleh otoritas) telah
mendapatkan aturan-aturan baru.” Efisiensi sistem hukum dan pendidikan hukum telah
dibantu dengan penyesuaian aturan yang mengatur bukti dan pengumpulan, penyimpanan
dan pencarian materi-materi yang bersifat melalui teknologi informasi. 2 “Kejahatan di
dunia maya yang terjadi dalam internet banking yaitu dengan mencuri data pribadi

1
Resa Raditio, Aspek Hukum Transaksi Elektronik Graha Ilmu, Jakarta. 2014, hlm. 17
2
Assafa Endeshaw. Hukum E-Commerce dan internet, dengan fokus di Asia Pasifik, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2007. hlm. 28.

2
nasabah terdapat dalam komputer yang menggunakan software illegal. Salah satu
kewajiban bank adalah menjamin kerahasiaan data pribadi nasabah, munculnya
pemanfaatan layanan internet banking dalam dunia perbankan semakin mempersulit
terjaminnya kerahasiaan data pribadi nasabah tersebut.” Data pribadi didefinisikan sebagai
setiap informasi yang berhubungan untuk mengidentifikasikan atau dapat
mengidentifikasikan seseorang.3 Sedangkan yang dimaksud dengan:
(1) Data Pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan
dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya.
(2) Data Perseorangan Tertentu adalah setiap keterangan yang benar dan nyata
yang melekat dan dapat diidentifikasi, baik langsung maupun tidak langsung,
pada masing-masing individu yang pemanfaatannya sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Pemilik Data Pribadi adalah individu yang padanya melekat Data Perseorangan
Tertentu.4
“Faktor utama yang menjadi kelemahan nasabah adalah tingkat kesadaran
masyarakat akan haknya masih rendah.” Di balik kemudahannya yang didapat dari
pengguna internet banking, ada juga resiko yang didapat dalam penggunaan layanan ini
yang membuat nasabah berada di posisi lemah, seperti yang sering terjadi saat ini pada
kalangan masyarakat yang mengeluh baik dari sisi sistem maupun daripihak bank, seperti
rekening pihak nasabah yang berkurang tanpa sepengetahuan mereka, data rahasia pihak
nasabah tersebut telah dibajak oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, serta pengiriman
uang yang telah ditransfer melalui internet banking tidak masuk kepada rekening tujuan. 5
Dengan adanya resiko yang dapat terjadi, untuk melindungi nasabah maka dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 1/POJK.07/2013 tentang perlindungan
konsumen sektor jasa keuangan, dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/1/PBI/2014
Tentang Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran. Otoritas Jasa Keuangan
diberikan kewenagan untuk melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan
masyarakat. Maka dari itu pihak bank perlu memberikan perlindungan terhadap
nasabahnya. Dengan diberlakukannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor:
1/POJK.07/2013 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/1/PBI/2014 bertujuan untuk
menciptakan sistem perlindungan konsumen yang andal, meningkatkan permberdayaan
konsumen, dan menumbuhkan kesadaran pelaku usaha jasa keuangan mengenai
pentingnya perlindungan konsumen sehingga mampu meningkatkan kepercayaan
masyarakat pada sektor jasa keuangan. Hal ini penting karena hanya hukum yang memiliki
kekuatan untuk memaksa pelaku usaha untuk mentaatinya, dan juga hukum memiliki
sanksi yang tegas.

3
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Cet. II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm.
152
4
Pasal 1 angka (1), (2) dan (3) Permenkominfo Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Data
Pribadi Dalam Sistem Elektronik.
5
Ferry Satya Nugraha, Budiharto, Rinitami Njatrijani, 2 “Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah
Bank Dalam Pembobolan Internet Banking Melalui Metode Malware”, Diponogoro Law Jurnal. Volume 5,
Nomor 3 Tahun 2016. http://www.hukumonline. com/klinik/detail/lt57a4a938b313e/bentuk-bentuk
perlindungan-hukum-oleh-bank-kepada-nasabah.

3
“Pengaduan-pengaduan soal produk internet perbankan, seperti: ATM (Automatic
Teller Machine), Kartu Kredit, dan aneka ragam jenis tabungan, termasuk keluhan produk
perbankan terkait dengan janji hadiah dan iklan produk perbankan merupakan hal yang
sangat perlu untuk diteliti dan di kontruksikan kearah yang lebih mengedepankan nilai
perlindungan hukum bagi nasabah selaku konsumen yang dijamin hak-haknya sebagai
warga negara Indonesia.”6 Undang-Undang Perlidungan Konsumen sebagaimana filosofi
pembangunan nasional, yakni bahwa pembangunan nasional termasuk pembangunan
hukum memberikan perlindungan terhadap konsumen adalah dalam rangka membangun
manusia Indonesia seutuhnya berlandaskan pada falsafah kenegaraan Republik Indonesia,
yaitu dasar negara Pancasila dan Konstitusi negara UUD 1945. Berdasarkan Undang
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 40 yaitu bank wajib merahasiakan
keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya, kecuali Pasal 41, Pasal 41A,
Pasal 42, Pasal 44 dan Pasal 44 A. Dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan hanya menjelaskan mengenai kewajiban bank dalam merahasiakan
data pribadi nasabah namun belum menjelaskan secara rinci bagaimana jika data pribadi
nasabah disalahgunakan dengan menggunakan layanan internet banking. karena dalam
penjelasan Pasal 40 undang undang perbankan, nasabah penyimpan dan simpanannya
tidak dijelaskan apakah data pribadi termasuk di dalamnya. Data perseorangan dalam hal
ini apakah termasuk di dalamnya nasabah atau tidak. Maka dari itu dalam semua
peraturan tersebut tidak ada penjelasan secara rinci mengenai kejelasan perlindungan data
pribadi tersebut baik dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang
perbankan maupun keminfo Nomor 20 tahun 2016. Berdasarkan latar belakang di atas
penulis tertarik menulis sebuah tulisan ilmiah serta membahasnya dalam bentuk tesis
dengan judul: “Perlindungan Hukum Terhadap Penyalahgunaan Data Pribadi Nasabah
Dalam Penyelenggaraan Layanan Internet Banking”.

B. Pembahasan
1. Pengaturan Perlindungan Hukum Data Pribadi dalam Transaksi Internet Banking.
“Hubungan hukum antara nasabah penyimpan dan bank didasarkan atas suatu perjanjian.
Untuk itu tentu adalah sesuatu yang wajar apa bila kepentingan dari nasabah yang
bersangkutan memperoleh perlidungan hukum, sebagaimana perlindungan yang diberikan
oleh hukum kepada bank. Tidak dapat disangkal bahwa adanya political will dari
pemerintah untuk melindungi kepentingan nasabah bank, terutama nasabah penyimpan
dana. Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, selain yang diatur dalam Undang-undang Nomor & tahun 1992
jo. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan7.”
Internet Banking selain memiliki keuntungan-keuntungan sebagaimana dijelaskan
sebelumnya, internet banking juga mempunyai beberapa masalah antara lain aplikasi web
yang connectionless. Banya aplikasi web-based bersifat connectionless sehingga agak sukar
diaplikasi yang dibutuhkan oleh aplikasi dengan keamanan authentication pada awal sisi.
“Salah satu kendala dari layanan internet banking adalah ketika kepercayaan akan
6
Sudaryatmo, Hukum Dan Advokasi Konsumen. PT.Citra Aditya Bhakti, Bandung. 1999, hlm. 103
7
Nicky Valentino Kalonio, “Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Penyimpan Dana Berdarkan
Arsitektur Perbank Indonesia” Jurnal Lex Crimen, Vol. VI/No. 7/Sep/2017,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/17235/16780

4
amannya layanan, sehingga juga membuka peluang bagi orang-orang yang tida
bertanggung jawab untuk menggunakannya sebagai bentuk kejahatan.” Beberapa
ketentuan dalam undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang mengatur tentang
perlindungan nasabah adalah :
1) Adanya kewajiban bank untuk memelihara kesehatan dengan memperhatikan
aspek permodalan, kualitas asset, kualitas manajemen, rentabilitas, solvabilitas
dan aspek lain yang berhubungan dengan bank (Pasal ayat (2))
2) Pemberian kredit dan kegiatan usaha bank yang dilakukan wajib menempuh
cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah (Pasal 29 ayat
(4))
3) “Kewajiban bank untuk menyampaikan kepada Bank Indonesia segala
keterangan dan penjelasan mengenai kegiatan usahanya menurut tata cara yang
telah ditetapkan Bank Indonesia (Pasal 30 ayat (1) ). Kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga perbankan hanya dapat ditumbuhkan apabila lembaga
perbankan dalam kegatan usahanya selalu berada dalam keadaan sehat. Oleh
karena itu, dalam rangka memperoleh kebenaran atas laporan yang disampaikan
oleh bank, Bank Indonesia diberi wewenang untuk melakukan pemeriksaan
buku-buku dan berkas yang ada pada Bank.”
4) “Kewajiban bank untuk merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan
dan simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41,
Pasal 41A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 44A. Berdasarkan pasal
tersebut, bank memiliki kewajiban untuk melindungi seluruh informasi atau
data mengenai nasabah penyimpanannya. Pasal ini terdapat pengecuali yaitu
dalam hal kepentingan perpajakan atas permintaan Menteri Keuangan,
penyelesaian piutang bank yang diserahkan kepada Bank Urusan Piutang dan
Lelang Negara, kepentingan peradilan pidana, dan nasabah penyimpan
meninggal dunia kepada ahli waris yang sah.”
5) “Kewajiban bank untuk menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank
yang bersangkutan melalui Lembaga Penjamin Simpanan.”
Dalam UU ITE juga mengatur tentang perbuatan yang dilarang berkaitan dengan
bidang informasi elektronik yang tidak secara spesifik dalam data pribadi yaitu
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 27sampai Pasal 37. Pasal-pasal tersebut melarang
adanya perbuatan tanpa hak dan dengan sengaja menyalahgunakan informasi elektronik
yang dapat merugikan orang lain terutama pemilik informasi. “Pengawasan oleh
pemerintah dilakukan terhadap pelaku usaha dalam memenuhi standar mutu produksi
barang dan/atau jasa, pencantuman label dan klausul baku, serta pelayanan purna jual
barang dan/atau jasa. Pengawasan dilakukan dalam proses produksi, penawaran, promosi,
pengiklanan, dan penjualan baang dan/atau jasa, dan hasil pengawasannya disebarkan
kepada masyarakat. Dalam penerapan prinsip transparansi informasi mengenai produk
bank dan penggunaan data pribadi nasabah, bank wajib menetapkan kebijakan dan
memiliki prosedur tertulis dan Direksi bank bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
kebijakan dan prosedur transparansi informasi mengenai produk bank dan penggunaan
data pribadi nasabah tersebut.”

“Dalam penerapan prinsip transparansi informasi produk, bank wajib menyediakan


informasi tertulis dalam bahasan Indonesia secara lengkap dan jelas mengenai

5
karakteristiksetiap produk ban dab wajib disampaikan kepada nasabah secara tertulis dan
atau lisan, banak juga dilarang memberikan informasi yang menyesatkan (mislead) dan
atau tidak etis (micsonduct). Informasi mengenai karakteristik produk bank, manfaat dan
risiko yang melekat pada produk bank, persyaratan dan atat cara penggunaan produk
bank, biaya-biaya yang melekat pada produk bank, perhitungan bungan atau bagi hasil dan
margin keuntungan, jangka waktu berlakunya produk bank; dan penerbit
(issuer/organator) produk bank.” Dalam pelaksanaan kegiatan perbanak jika terjadi hak-
hak nasabah tidak dapat terlaksana dengan baik sehingga menimbulkan friksi antara
nasabah dengan bank yang muncul dalam pengaduan nasabah. “Pengaduan oleh nasabah
dapat dilakukan secara terulis atau lisan, dan pengaduan yang dilakukan secara tertulis
wajib diselesaikan paling lambat selama 20 (dua puluh) hari kerja setelah tanggal
penerimaan dan dapat diperpanjang sampai dengan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja.
Dalam hal terdapat pengaduan, bank diwajibkan menginformasikan status penyelesaian
pengaduan setiap saat nasabah dan/atau perwakilan nasabah meminta penjelasan kepada
bank mengenai pengaduan yang diajukan. Hasil penyelesaian pengaduan paling kurang
memuat nomor registrasi pengaduan, permasalahan yang diadukan, dan hasil penyelesaian
pengaduan yang disertai dan alasan yang cukup.”

2. Penyelesaian Penyalahgunaan Data Pribadi Nasabah Bank dalam Layanan Internet


Banking.
“Pengaturan hukum terhadap perlindungan data pribadi nasabah terdapat didalam
beberapa peraturan perundang-undangan antara lain Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen khusunya pada
Pasal 4, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 1/Pojk.07/2013 Tentang
Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Dan Peraturan Bank Indonesia Nomor
7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi.
Peraturan-peraturan tersebut di atas belum sepenuhnya dapat memberikan perlindungan
terhadap data pribadi nasabah bank.” “Perlindungan hukum atas data pribadi nasabah
dalam penyelenggaran layanan internet banking dapat dilakukan pendekatan self
regulation dan guvernment regulation. Perlindungan hukum preventif atas data ribadi atas
data pribadi nasabah dalam penyelenggaraan layanan intnet bangkindengan pendekatan
self regulation dapat dilihat dari pendekatan pengaturan hukum secara internal dari
penyelenggaraan layanan internet banking. Prinsip transparansi sebagaimana diatur dalam
Peratuan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 tentang Trsanparansi Informasi Produk
Bank dan Data Penggunaan Data Pribadi Nasabah yang antara lain mengattur bahwa bank
wajib menerapkan transparansi informasi produk bank dan data penggunaan data pribadi
nasabah.”
Dengan adanya kasus pembobolan rekening nasabah melalui fasilitas internet
banking membuktikan bahwa Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
tentang Perbankan yang menyebutkan “bank wajib merahasiakan keterangan mengenai
nasabah penyimpan dan simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44 dan Pasal 44A”. Penerapan prinsip
kerahasiaan “dalam penyelenggaraan internet banking menjadi tidak maksimal karena
perlindungan hkum atas data pribadi nasabah yang ada pada ketentuan ini hanya terbatas

6
pada data yang disimpan dan dikumpulkan oleh bank sebagai penyelenggaraan internet
banking.” Perlindungan hukum data pribadi juga ditemukan dalam Pasal 22 Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 1999 “tentang Telekomunikasi, ketentuan ini mengenai
kerahasiaan data atau informasi dan jika dianalogikan dengan perlindungan nasabah
dalam penyelenggaraan internet banking menitik beratkan pada data yang terdapat dalam
jaringan dan data yang sedang ditransfer.” “Menurut Pasal 1 angka (28) Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan (UU Perbankan), rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Dari definisi tersebut,
jelas kiranya bahwa yang diatur adalah rahasia bank terkait nasabah penyimpan. Data
nasabah (jika nasabah tersebut adalah nasabah penyimpan) yang berupa nama, tanggal
lahir, nama ibu kandung, alamat rumah, alamat email ataupun nomor handphone (HP)
yang nasabah sebutkan, termasuk keterangan mengenai nasabah penyimpan di bank yang
wajib dirahasiakan. Ini sejalan dengan yang diatur dalam Pasal 40 ayat (1) UU Perbankan
yang mengatakan bahwa bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya.”

Tanggungjawab “bank dalam hal terjadi kerugian terhadap nasabah merupakan


perwujudan dari pemenuhan salah satu hak dalam Undang-Undang Perlindungan
Konsumen yaitu hak untuk mendapatkan konpensasi ganti rugi dan/atau penggantian,
apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya.
Dalam layanan internet banking hak dan kewajiban para pihak telah ditentukan oleh bank
yang dituangkan dalam formulir pendaftaran layanan internet banking.” Padahal, jaminan
perlindungan data sudah diatur dalam Pasal 15 ayat (1) UU ITE yang mengharuskan setiap
penyelenggara sistem elektronik termasuk internet banking untuk menjaga keamanan
platform. Dalam kasus kerugian yang dialami oleh nasabah, bentuk pertanggungjawaban
terhadap pengguna internet banking bila terjadi masalah dapat dikategorikan sebagai:
1. Apabila kerugian materil yang diderita oleh nasabah bank pengguna internet
banking diakibatkan oleh karena kesalahan atau kelalaian dari nasabah bank pengguna
internet banking itu sendiri, maka nasabah bank pengguna internet banking tidak
dapat mengajukan tuntutan kepada pihak bank karena kesalahan tersebut dilakukan
oleh nasabah bank pengguna internet banking sendiri, dan berarti pihak bank tidak
melakukan wanprestasi kepada nasabah bank pengguna internet banking tersebut.
2. Apabila ternyata kerugan materil yang diderita oleh nasabah bank pengguna
internet banking diakibatkan oleh karena kesalahan dari pihak bank, maka pihak bank
akan memenuhi tuntutan nasabah bank pengguna internet banking tersebut serta
bertanggungjawab untuk memberikan ganti kerugian sesuai dengan kerugian yang
telah diderita oleh nasabah bank engguna internet banking. Karena pihak bank telah
melakukan wanprestasi kepada nasabah bank pengguna internet banking.
3. Apabila kerugian materil yang diderita oleh nasabah bank pengguna internet
banking ternyata disebabkan karena perbuatan pihak ketiga, maka pihak ketiga yang
bersalah tersebutlah yang harus memenuhi tuntutan serta bertanggung jawab kepada
nasabah bank pengguna internet banking tersebut, atas perbuatan melawan hukum
(Pasal 1365 KUHPerdata).

7
C. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas artikel ini menyimpulkan bahwa “tanggung jawab bank
terhadap kerahasiaan data pribadi nasabah belum dapat dilaksanakan sebagaimana yang
diatur dalam peraturan perundangundangan perlindungan data nasabah, karena masih
terdapat persoalan yang dialami nasabah akibat data nasabah yang bocor kepada pihak
ketiga dan pihak bank masih belum memberikan perhatian secara penuh terhadap keluhan
nasabah atas data pribadi yang bocor kepada pihak yang tidak berwenang. Hal ini terjadi
karena tentang tanggung jawab pihak bank bukanlah hal yang dianggap penting bagi bank
untuk menjaganya karena sanksi yang dijatuhkan pihak pengawas yang dalam hal ini pihak
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada pihak bank akibat kelalaian yang merugikan
konsumen selama ini dirasa belum tegas.” Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005
Tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Bank Indonesia 10/10/PBI/2008 yang pada substansinya mengatur penyelesaian
pengaduan nasabah. Dalam ketentuan ini, Bank Indonesia mewajibkan seluruh Bank untuk
menyelesaikan semua pengaduan nasabah yang terkait dengan adanya kerugian finansial
pada sisi nasabah. Dalam PBI ini diatur tata cara penerimaan, penanganan, dan juga
pemantauan penyelesaian pengaduan. Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil
pembahasan diatas adalah Diharapkan kepada pemerintah untuk dapat mempertegas
tentang perlindungan hukum terhadap nasabah yang menyimpan dananya di bank, dan
kepada nasabah perbankan untuk tetap berhati-hati dalam menerima informasi dari sistem
internet banking. “Bank perlu meningkatkan edukasi kepada nasabah dalam penyampaian
pengaduan dan kerugian akibat adanya layanan internet banking, maka pihak bank
hendaknya bertanggungjawab terhadap kerugian nasabah.”

Daftar Pustaka

A. Buku

Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi dan
Kepailitan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010
Arie, Perlindungan Hukum Privacy Data Nasabah dalam Penyelenggaraan Internet Banking,
PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2015
Bernard Arief Sidharta, Refleksi Struktur Ilmu Hukum, Sebuah Penelitian tentang Fundasi
Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum sebagai Landasan Pengembangan Ilmu
Hukum Nasional Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 2009
Budi Raharjo, Keamanan Informasi Berbasis Internet. PT.Insan Indonesia, Bandung. 2005
C.S.T. Kansil, Christine. et. all. Kamus Istilah Hukum, Jakarta, 2009
Colin J. Bennet, Regulating Privacy, Data Protection and Public Policy in Europe and United
States, Cornell University Press, Ithaca, New York, 1992.
Davie Witeley, E-commerce, Strategy, Tecnology and Application, Mc. Graw-Hill, London,
2000.
European Union Agency for Fundamental Rights and Council of Europe, Handbook on
European Data Protection Law, Belgium, 2014
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Cet. II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2004,

8
Phillipus M. Hadjon,”Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia,”PT. Bina Ilmu, Surabaya,
1987
Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2012
Resa Raditio, Aspek Hukum Transaksi Elektronik Graha Ilmu, Jakarta. 2014.
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Penerbit Citra Aditya Bakti,Bandung,
1999.
Romli Atmasasmita, Teori Hukum Integratif ,Rekonstruksi Terhadap Teori HUkum
Pembangunan Dan Teori Hukum Progresif. Genta Publishing, Yogyakarta. 2012.
Rosadi, S.D, Cyber Law-Aspek Data Privasi Menurut Hukum Internasional, Regional dan
Nasional, Rafika Aditama, 2015
Satjipto Raharjo,”Ilmu Hukum,”PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001
Sugeng, Hukum Telematika, Prenadamedia Group, 2020
Shinta Dewi, Cyberlaw Perlindungan Privadi Hukum Internasional, Widya Padjajaran,
Bandung, 2009
Wahyudi Djafar, Bernhard Ruben Fritz dan Blandina Lintang Sentiani, Perlindungan Data
Pribadi Di Indonesia, Lembaga Studi Advokasi Masyarakat (ELSAM) Jakarta, 2016

B. Jurnal/Artikel

Agus Nicholase, Pengaruh Trust dan Loyal Terhadap Pelayanan I-banking pada Bank
BCA dan Bank Mandiri, 4. https://pdfsb.com/jurnal+bank?
Budi Rahardjo, Aspek Teknologi dan Keamanan Dalam Internet Banking, Materi
Seminar Internet Banking di Banking reseach and Regulation Directorate, Bank
Indonesia “Internet Banking; Implementasi & Tantangannya ke Depan” dikutip
dalam Tri Puji Lestari, Tesis. Universitas Indonesia.
Daniar Supriyadi. 2017. “Data Pribadi dan Dua Dasar Legalitas Pemanfaatannya”.
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt59cb4b3feba88/data-pribadi-
dan-dua-dasar-legalitaspemanfaatannya-oleh--daniar-supriyadi/
Direktorat Jenderal IKP, Kementerian Komunikasi dan Informasi, dan Cyber law
Centre Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran Bandung, Naskah Akademik
Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Data Pribadi, 2014, hlm.19
Djafar Wahyudi, Sumigar Bernhard Ruben Fritz, dalam Siti Yuniarti “Perlindungan
Hukum Data Pribadi di Indonesia” Jurnal Becoss, Vol. 1, No. 1 September 2019,
https://ejournal3.ac.id.>article.view
Ferry Satya Nugraha, Budiharto, Rinitami Njatrijani, 2 “Perlindungan Hukum Terhadap
Nasabah Bank Dalam Pembobolan Internet Banking Melalui Metode Malware”,
Diponogoro Law Jurnal. Volume 5, Nomor 3 Tahun 2016.
http://www.hukumonline. com/klinik/detail/lt57a4a938b313e/bentuk-bentuk
perlindungan-hukum-oleh-bank-kepada-nasabah.
Muskibah, Perlindungan Hukum Debitur Dalam Penyelenggaraan Finansial Peer To
Peer Lending. Zaaken: Journal of Civil and Bussiness Law, Vol. 2 Nomo 1, Februari
2021, hlm. 173. https://scholar.google.co.id/citations?
user=5Qwa7tMAAAAJ&hl=id

9
Muskibah , Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Kegiatan Penanaman Modal,
Artikel. https://scholar.google.co.id/citations?user=5Qwa7tMAAAAJ&hl=id

C. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 Tentang Penyelesaian Pengaduan


Nasabah

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945


Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan

___________.Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

___________.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

___________.Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

__________.Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-


Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
ITE).

_________.Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan


dan Penyelenggaraan dan Perlindungan Konsumen

_________.Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Sistem


dan Transaksi Elektronik

Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 Tentang Penyelesaian Pengaduan


Nasabah

A. Web/Internet
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150306135704-78-37228/duit-nasabah-
dicuribca-siap-ganti-rugi, diakses pada hari Senin tanggal 20 September 2021.

10
11

You might also like