JHF Template 2023

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Journal of Healthy Five

Volume :
Issues : Article 1
E-ISSN :

PERBEDAAN WAKTU TANGGAP TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN


CEDERA KEPALA KATEGORI 1 – V DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD DR. MOEWARDI

Penulis Pertama
Leonardus Dheanova Alfando Wibowo
alfando1711@gmail.com

Penulis Kedua
Program Studi, Jurusan/Fakultas, Universitas (11 pt)
Penulis1@email.com (10 pt)

Penulis Ketiga
Program Studi, Jurusan/Fakultas, Universitas (11 pt)
Penulis1@email.com (10 pt)

Keywords: ABSTRACT (10 PT)


Keyword : Head trauma Background: Head Trauma Patient in emergency care unit. Emergency need
patient, nursing care respon the which quickly. delay of head trauma treatment cause the handicap which
time remain to because damage of brain network or even generate the death.
Very depended to and also the quality of [gift/ giving] [of] help to save the
soul or prevent the handicap since in place occurence, on the way till
hospital help . This Research aim to to know the time difference respon time
the nursing care of head trauma lead the category I-V . Method: Sample
taken by counted 60 patient by applying technique non probability.
Appliance of data collecting in this research use the fundamental method in
the form of observation. Data gathered in this research is later then
analysed with the different test [of] mean. Result of: Research Result
indicate that: ( 1) there are difference which signifikan time listen carefully
the treatment action of wounded patient lead the category I V. Result of test
anova obtain;get the f value accepted [at] level signifikansi 5%. ( 2) Time
research listen action [of] [at] wounded patient lead the category I - V in
RSUD Dr. inferential Moewardi Surakarta that terdaat of time difference
listen carefully the treatment action at wounded patient categorize the I - II,

Journal of Healthy Five | DOI: 1


JHV: Journal of Healthy Five EISSN :

III - IV, and IV - V, but to categorize the II-III do not show the existence of
difference. This matter indicate that the each category of emergency
condition of head trauma patient lead the category I - V need the different
handling as according to requirement and condition of patient. (3) wounded
Patient lead the category I obtain;get the longer treatment action (mean
98,33 minute) and wounded patient lead the category V obtain;get the
quicker treatment action (mean 33,91 minute

Kata Kunci ABSTRAK (10 PT)


Kata Kunci : Pasien trauma Pasien Trauma Kepala di unit gawat darurat. Kebutuhan darurat yang
kepala, waktu respon cepat. penundaanPerawatan trauma kepala menyebabkan kecacatan yang
pelayanan keperawatan menetap karena rusaknya jaringan otak atau bahkanmenghasilkan
kematian. Sangat bergantung pada dan juga kualitas pemberian/pemberian
bantuan untuk menyelamatkan jiwa atau mencegahnyacacat sejak kejadian
di tempat, dalam perjalanan sampai pertolongan rumah sakit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui waktuperbedaan respon time asuhan
keperawatan trauma kepala mengarah pada kategori I-V. Metode: Sampel
diambil dengan carasebanyak 60 pasien dengan menerapkan teknik non
probabilitas. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakanmetode mendasar berupa observasi. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini kemudian dianalisis denganperbedaan rata-rata
pengujian tersebut. Hasil: Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1)
terdapat perbedaan yang signifikanKali ini dengarkan baik-baik tindakan
pengobatan pasien luka memimpin kategori I V. Hasil tes anovadiperoleh
nilai f diterima pada taraf signifikansi 5%. (2) Waktu penelitian
mendengarkan tindakan pada yang terlukaPasien memimpin kategori I – V
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang terdaat perbedaan waktudengarkan
baik-baik tindakan pengobatan pada pasien luka kategori I - II, III - IV, dan
IV - V, namun untukkategori II-III tidak menunjukkan adanya perbedaan.
Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing kategoriKondisi gawat darurat
pasien trauma kepala kategori I – V memerlukan penanganan yang
berbeda-bedadengan kebutuhan dan kondisi pasien. (3) Pasien luka
memimpin kategori I memperoleh;mendapatkan semakin lamatindakan
pengobatan (rata-rata 98,33 menit) dan pasien luka masuk dalam kategori
V memperoleh;dapat lebih cepattindakan pengobatan (rata-rata 33,91
menit.

*Corresponding author: (10 pt)


Copyright (c) 2023 The Author (s)
* Nunuk Haryatun, Perawat RS dr Moewardi. Jln.
This article is distributed under a Creative
Kolonel Sutarto 132 Surakarta
Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
** Agus Sudaryanto, Dosen Keperawatan FIK UMS.
License (CC BY-SA 4.0)
Jln. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Kartasura.

2 Oktober 2023 | Vol 1 | No 1


INTRODUCTION epidural atau sub dural hematoma, CKB, 2) Kategori
Departemen Kesehatan RI (1999) menyebutkan II pasien emergensi, seperti pasien cedera kepala di
bahwa kecelakaan, data SKRT (Survei Kesehatan sertai tanda-tanda syok, apabila tidak dilakukan
Rumah Tangga) menunjukkan kontribusi kematian, pertolongan segera akan menjadi lebih buruk, 3)
bahwa pada tahun 1986 kematian karena kecelakaan Kategori III, pasien urgen, seperti cedera kepala
4,7%, meningkat menjadi 5,3% pada tahun 1992. disertai luka robek, rasa pusing, 4) Kategori IV
Trauma adalah penyebab kematian nomor empat, pasien semi urgen, keadaan pasien cedera kepala
tetapi kalau dijabarkan menurut kelompok umur, dengan rasa pusing ringan, luka lecet atau luka
angka kematian akibat trauma pada golongan usia superficial, 5) Kagetori V “false emergency”, pasien
produktif sangat tinggi, yaitu dalam peringkat datang bukan indikasi kegawatan menurut medis,
penyebab kematian yang berkisar antara peringkat 1- cedera kepala tanpa keluhan fifik (Departement of
3 (Pusponegoro dkk, 1997). Pelayanan pasien gawat Emergincy Medicine, 1999). Dari studi awal bulan
darurat adalah pelayanan yang memerlukan Januari 2005 dengan menghitung waktu pelayanan
pertolongan segera yaitu cepat, tepat dan cermat pasien gawat darurat, cedera kepala dari pasien
untuk mencegah kematian dan kecacatan, atau masuk pintu IGD sampai siap keluar dari IGD
pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan didapatkan rata-rata waktu tanggap pelayanan.
yang sangat penting (Time saving is life saving) Selama 145 menit (kategori I), 130 menit (kategori
bahwa waktu adalah nyawa. Salah satu indikator II), 67,15 menit (kategori III), 56 menit (kategori IV),
mutu pelayanan berupa respon time atau waktu 45 menit (Kategori V). Hal ini tentunya jauh lebih
tanggap, hal ini sebagai indikator proses untuk lama di bandingkan dengan hasil penelitian yang
mencapai indikator hasil yaitu kelangsungan hidup. hampir sama yang dilakukan di RS Dr. Soetomo
Waktu tanggap pelayanan merupakan gabungan dari Surabaya, dengan mendapatkan waktu rata-rata I
waktu tanggap saat pasien tiba di depan pintu rumah yaitu 42,66 menit, mulai pasien masuk sampai
sakit sampai mendapat tanggapan atau respon dari dilakukan operasi. (Murtedjo & Mucthi, 1997).
petugas instalasi gawat darurat dengan waktu Berdasarkan survei data pasien bulan Januari 2005
pelayanan yaitu waktu yang di perlukan pasien Rumah Sakit Dr. Moewardi didapatkan pasien bedah
sampai selesai. Waktu tanggap pelayanan dapat di yang masuk IGD 395 pasien, kriteria pasien cedera
hitung dengan hitungan menit dan sangat dipengaruhi kepala berjumlah 69 pasien, rata-rata umur 15 tahun
oleh berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga – 24 tahun, yang disebabkan karena kecelakaan.
maupun komponen-komponen lain yang mendukung Pasien yang mengalami cedera kepala akan
seperti pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi mengalami peningkatan tekanan intra cranial yang
dan administrasi. Waktu tanggap dikatakan tepat disebabkan oleh adanya oedem cerebri
waktu atau tidak 70 Berita Ilmu Keperawatan, ISSN (pembengkakan otak). Peningkatan tekanan ini akan
1979-2697, Vol. 1. No.2, Juni 2008 69-74 terlambat dapat menyebabkan terjadinya hipoksia, karena
apabila waktu yang diperlukan tidak melebihi waktu berkurangnya suplai O2 ke otak. Bila terjadi dalam
rata-rata standar yang ada. Salah satu indikator waktu lama, dapat menyebabkan kerusakan sel-sel
keberhasilan penanggulangan medik penderita gawat otak secara permanen dan tidak bisa pulih kembali
darurat adalah kecepatan memberikan pertolongan karena sel otak merupakan sel yang tidak mampu
yang memadai kepada penderita gawat darurat baik mengalami regenerasi apabila terjadi kerusakan.
pada keadaan rutin sehari-hari atau sewaktu bencana. (Doengoes, 2000. Tujuan dari penelitian adalah: 1.
Keberhasilan waktu tanggap sangat tergantung Untuk mengetahui distribusi kategori kegawatan
kepada kecepatan yang tersedia serta kwalitas pasien cedera kepala yang datang ke IGD RS Dr.
pemberian pertolongan untuk menyelamatkan nyawa Moewardi Surakarta 2. Untuk mengetahui rata-rata
atau mencegah cacat sejak di tempat kejadian, dalam waktu yang diperlukan dalam memberikan pelayanan
perjalanan hingga pertolongan rumah sakit, pasien cedera kepala berdasar masing-masing
Moewardi (2003) Waktu tanggap pelayanan pada
pasien cedera kepala dapat diklasifikasikan atau METHODS
dikategorikan berdasarkan kegawatan menjadi 5
yaitu: 1) Kagetori 1, resusitasi yaitu pasien Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah
memerlukan resusitasi segera, seperti pasien dengan penelitian kwantitatif, non eksperimental
menggunakan metode deskriptif observasional.
Dengan menggunakan bentuk rancangan penelitian
secara cross sectional Populasi penelitian adalah

Journal of Healthy Five | DOI: 3


JHV: Journal of Healthy Five EISSN :

pasien cedera kepala yang masuk ke Instalasi Gawat dengan menempatkan satu observer pada tiap shift
Darurat rumah sakit Dr Moewardi. Pengambilan jaga, baik shift pagi, siang dan malam. Observer
sampel dengan cara non probabilitas dengan diambil dari perawat di Instalasi Gawat Darurat
demikian maka peneliti memberikan hak yang tidak RSUD. Dr. Moewardi Surakarta. Saat pasien datang
sama kepada setiap subyek untuk memperoleh di depan pintu IGD maka dicatat sebagai dimulaianya
kesempatan (chance) di pilih menjadi sampel waktu tanggap tindakan keperawatan, setelah
(Arikunto, 2002 Peneliti menggunakan teknik kuota ditentukan diagnosa kerja dan kategori
sampling 10%, yang dikategorikan menjadi lima, kegawatannya, maka pencatatan dilanjutkan sesuai
setiap kategori 12 pasien (n = 12). Kriteria Inklusi: format yang ada. Untuk menghindari hilangnya data
pasien cedera kepala yang masuk IGD, penderita waktu yang overlaping maka dipakai penunjuk waktu
dengan cedera kepala sebagai masalah kesehatan dan pencatat waktu berupa jam dengan memakai
utama di IGD.\, dan penderita cedera kepala yang Waktu Indonesia Bagian Barat sebagai dasar
diakibatkan oleh kecelakaan. Kriteria Eklusi: pasien perhitungannya. Observer melakukan pencatatan
cedera kepala disertai cedera lain yang membuat dengan mengikuti pasien mulai dari saat dilayani dan
cedera kepala bukan sebagai masalah utama, pasien mencatat semua jenis tindakan keperawatan di IGD
cedera kepala yang mengalami kematian sebelum sesuai petunjuk pada format observasi. Hasil
sampai rumah sakit, dan pasien cedera kepala yang observasi tindakan keperawatan menggunakan
disebabkan bukan oleh karena kecelakaan (misal: catatan waktu dalam hitungan menit. Hasil observasi
stroke). Cedera kepala merupakan suatu masalah dicatat pada lembar pedoman observasi dengan
kesehatan pada daerah kepala yang didapat.dialami ditangatangani oleh observer. Karakteristik
sebagai akibat suatu kejadian dimana terjadi interaksi responden menurut usia menunjukkan bahwa dari 60
berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak orang pasien cedera kepala, distribusinya didominasi
dikehandaki sehingga menimbulkan cedera. Pada oleh usia antara 21 – 30 tahun yaitu sebanyak 28
penelitian ini cedera kepala dibedakan menjadi 5 orang atau 46,7%, diikuti oleh kelompok usia 31- 40
kategori kegawatan yaitu kategori I, II, III, IV dan V. tahun sebanyak 30%, dan terendah adalah responden
Waktu tanggap pelayanan adalah waktu yang yang berumur lebih dari 40 tahun yaitu sebanyak 6
dibutuhkan untuk melayani pasien saat datang orang atau 10%. Hal ini sesuai dengan pendapat
didepan pintu IGD sampai layak dinyatakan untuk Pusponegoro (1997) yaitu bahwa kelompok usia
keluar dari IGD baik kekamar Perbedaan Waktu antara 15 – 45 tahun lebih banyak meninggal karena
Tanggap Tindakan Keperawatan … (Nunuk Haryatun trauma dan termasuk umur kelompok produktif.
dan Agus S ) 71 operasi, IRNA, ICU, RGB atau Listiono (1998) menyatakan bahwa distribusi kasus
pulang. Waktu tanggap tindakan keperawatan pasien cedera kepala terutama melibatkan kelompok usia
cedera kepala dalam hitungan menit yaitu dihitung produktif yaitu antara 15 – 44 tahun (dengan usia
dari persiapan sampai selesai. Analisis data dilakukan rata-rata tiga puluhan tahun). Demikian pula pada
untuk tujuan menjawab hipotesis penelitian. Analisis hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan
diskriptif digunakan untuk menggambarkan waktu bahwa ternyata usia 21 – 30 tahun merupakan usia
tanggap tindakan keperawatan pasien cedera kepala dimana jumlah penderita cedera kepala yang paling
yang ada di RS dr. Moewardi Surakarta. Nilai mean besar. Tabel 1 Waktu Tanggap Tindakan
yang didapat dipakai sebagai masukan untuk Keperawatan Pasien Berdasarrkan Kategori Cedera
membuat standar waktu tanggap tindakan Kepala I-V
keperawatan pasien cedera kepala Masing-masing
mean kategori dianalisa dengan menggunakan uji
statistik yaitu anova dan t-test untuk mengetahui
perbedaan antara kategori I-V. Apakah ada beda
antara kategori I dengan kategori II, kategori II
dengan III, kategori III dengan IV, kategori IV
dengan V. n s X o t − µ = t = nilai t yang dihitung X
= nilai rata-rata (mean) µo = nilai yang
dihipotesiskan s = simpangan baku sampel n =
jumlah baku anggota sampel
Dari tabel 1 hasil pengamatan terhadap waktu
tanggap tindakan keperawatan 12 orang pasien
DISCUSSION cedera kepala pada masing-masing kategori I – V di
Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen RSUD Dr. Moewardi Surakarta diperoleh hasil
berupa observasi. Peneliti dalam melakukan bahwa rata-rata waktu tanggap pasien cedera kepala
penelitian dibantu oleh tiga (3) orang observer kategori V adalah paling cepat dengan rata-rata

4 Oktober 2023 | Vol 1 | No 1


JHV: Journal Healthy Of Five EISSN :

waktu tanggap 33,92 menit, kemudian waktu tanggap pasien dengan keadaan seperti rasa pusing ringan,
paling lama (lambat) adalah pada pasien cedera luka lecet atau luka yang superfisial. Waktu tanggap
kepala kategori I dengan rata-rata waktu tanggap tindakan keperawatan yang paling lama adalah upaya
98,33 menit. Tindakan keperawatan pasien cedera pemberian motivasi kepada keluarga pasien yang
kepala kategori V sangat cepat dengan total waktu membutuhkan waktu selama 15 menit, kemudian
tindakan selama 33,92 menit karena pasien datang 72 pemasangan infus membutuhkan waktu selama 7
Berita Ilmu Keperawatan, ISSN 1979-2697, Vol. 1. menit, dan tindakan yang paling cepat adalah
No.2, Juni 2008 69-74 tidak dengan tanda-tanda pengaturan posisi pasien yang hanya membutuhkan
kegawatan klinis, pasien hanya merasa khawatir waktu 2 menit. Pasien cedera kepala Kategori V
dengan kondisinya. Pasien kategori V dengan cedera memerlukan waktu pelayanan paling cepat yaitu rata-
kepala ringan dan bisa rawat jalan. Pasien cedera rata hanya 33,92 menit. Pasien kategori V merupakan
kepala kategori I memerlukan waktu rata-rata 98,33 pasien yang datang ke IGD tidak dengan indikasi
menit. Pasien kategori ini merupakan pasien yang kegawatan menurut medis tetapi merasa gawat
memerlukan resusitasi segera, pasien cedera kepala seperti kecelakaan atau cedera kepala tanpa keluhan
berat, dengan gangguan sistem pernafasan, gangguan secara fisik. Waktu tanggap tindakan keperawatan
sistem peredaran darah atau pasien dengan penurunan yang paling lama justru pada pemberian motivasi
kesadaran. Dengan gejala awal paling serius seperti kepada keluarga pasien yang membutuhkan waktu
peningkatan tekanan intracranial, tanda-tanda selama 13 menit, kemudian pengukuran tanda-tanda
neurologis lokal atau cedera tembus, dilakukan vital membutuhkan waktu selama 7 menit, dan
konsultasi bedah saraf dan CT-Scan emergency. wawancara dengan pasien atau keluarga
Waktu tanggap tindakan keperawatan yang paling membutuhkan waktu 6 menit.
lama adalah heacting atau penjahitan luka robek
membutuhkan waktu selama 31 menit, kemudian
memberi suntikan membutuhkan waktu selama 20
menit, dan tindakan yang paling cepat adalah
pemberian oksigen yang membutuhkan waktu 2
menit. Pasien dengan kategori I, hampir semua Dari tabel 2 perbedaan waktu tanggap pada pasien
tindakan dilakukan. Pasien cedera kepala Kategori II cedera kepala antar kategori, dilakukan analisis
memerlukan waktu pelayanan rata-rata 79,08 menit. varians (anova) satu jalur. Berdasarkan hasil analisis
Pasien kategori II merupakan pasien yang bila tidak data diperoleh nilai Fhitung sebesar 118,753 lebih
dilakukan pertolongan dengan segera akan menjadi besar dari Ftabel = 2,54 pada taraf signifikansi 5%,
lebah buruk, seperta pasien cedera kepala mual-mual yaitu 118,753> 2,54 dengan p<0,05, sehingga H0
atau muntah. . Tindakan yang dianjurkan antara lain (hipotesis nol) ditolak dan Ha diterima. Artinya
tanda-tanda vital (pengukuran tensimeter, nadi, terdapat perbedaan yang signifikan waktu tanggap
respirasi, suhu badan), pertimbangan untuk CT-scan tindakan keperawatan pada pasien cedera kepala
atau radiografi foto polos serta konsultasi bedah kategori I - V.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
saraf. Waktu tanggap tindakan keperawatan yang terdapat perbedaan yang signifikan waktu tanggap
paling lama adalah pemberian motivasi kepada tindakan keperawatan pada pasien cedera kepala
keluarga pasien yang membutuhkan waktu selama 18 kategori I - V. Hasil uji anova memperoleh nilai
menit, kemudian menjahit luka membutuhkan waktu Fhitung yang diterima pada taraf signifikansi 5%.
selama 17 menit, dan tindakan yang paling cepat Waktu tanggap pelayanan tindakan keperawatan
adalah pemberian oksigen yang hanya membutuhkan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani
waktu 2 menit. Pasien kategori II, tindakan penderita dari persiapan sampai selesainya tindakan
keperawatan diprioritaskan untuk airway, breathing, keperawatan. Perbedaan waktu tanggap karena
dan sirkulasi, sehingga perlu pengamatan yang ketat dipengaruhi oleh keadaan pasien serta sarana dan
untuk mengetahui apakah ada kenaikan tekanan prasarana rumah sakit. Lamanya waktu tanggap
intracranial atau tidak. Pasien cedera kepala Kategori pelayanan ini dapat dipakai sebagai indikator mutu
III memerlukan waktu pelayanan rata-rata 78,92. pelayanan dan salah satu indikator mutu pelayanan
Pasien kategori III merupakan pasien urgen yaitu berupa waktu tanggapWaktu tanggap dikatakan tepat
pasien cedera kepala disertai dengan keadaan lain waktu atau tidak terlambat apabila waktu yang
seperti luka robek, rasa pusing, yang memerlukan diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata standar
bedah minor dengan tanda-- tanda dan gejala awal yang ada. Pasien bedah karena cedera kepala yang
minimal seperti nyeri kepala pusing. Waktu tanggap masuk IGD RS. Dr. Moewardi Surakarta mayoritas
tindakan keperawatan yang paling lama adalah disebabkan karena kecelakaan. Kategori cedera
heacting atau penjahitan luka robek membutuhkan kepala dinilai berdasarkan data-data klinis
waktu paling lama yaitu 35 menit, memberi suntikan (Departement of Emergency, 1999):
membutuhkan waktu selama 18 menit, dan
pemberian motivasi kepada keluarga pasien yang
DOI: 5
JHV: Journal of Healthy Five EISSN :

mengalamipusing ringan, luka lecet atau luka


superfisialyang memerlukan penanganan.
Sedangkanpasien kategori V menunjukkan tidak
adaindikasi kegawatan menurut medis.Hasil
penelitian menunjukkan bahwaterdapat perbedaan
yang signifikan waktu tanggaptindakan keperawatan
Artinya terdapat perbedaan waktutanggap tindakan pada pasien cedera kepalakategori I – V. Artinya
keperawatan pada pasien cederakepala antara pasien masing-masing kategorikegawatan pada pasien
kategori I dan II. Pasiencedera kepala kategori I cedera kepala kategoriI – V memerlukan penanganan
memperoleh tindakankeperawatan yang lebih lama yang berbedasesuai dengan kebutuhan dan kondisi
(98,33 menit)dibandingkan pasien kategori II (79,08 pasien.Perbedaan-perbedaan ini
menit).Hasil uji t antara kategori II dan mempengaruhipenatalaksanaan tindakan
IIImemperoleh nilai thitung sebesar 0,048 yang keperawatanselanjutnya. Upaya pelayanan penderita
ditolakpada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya gawatdarurat pada dasarnya mencakup suatu
tidakterdapat perbedaan waktu tanggap rangkaiankegiatan yang harus dikembangkan
tindakankeperawatan pada pasien cedera kepala sedemikianrupa sehingga mampu mencegah
antarapasien kategori II dan III. Pasien cedera kematian ataucacat yang mungkin terjadi. Salah satu
kepalakategori II memperoleh tindakan indikatorkeberhasilan penanggulangan medik
keperawatanyang hampir sama dengan pasien penderitagawat darurat adalah kecepatan
kategori II(waktu tanggap tindakan keperawatan memberikanpertolongan yang memadai kepada
selama79,08 menit dan 78,92 menit). Hal ini penderitagawat darurat baik pada keadaan rutin
disebabkanpenanganan pasien kategori II dan III sehari-hariatau sewaktu bencana. Keberhasilan
termasukurgen dengan pengamatan ketat. Pasien waktutanggap sangat tergantung kepada
cederakepala kategori II dan III seringkali kecepatanyang tersedia serta kualitas
disertaidengan keadaan lain seperti luka robek dan pemberianpertolongan untuk menyelamatkan nyawa
rasapusing sehingga yang memerlukan ataumencegah cacat sejak di tempat kejadian,
waktupersiapan lebih lama, khususnya pada dalamperjalanan hingga pertolongan rumah
upayapemberian motivasi kepada keluarga pasie sakit(Moewardi, 2003).74 Berita Ilmu Keperawatan,
danpemberian suntikan yang pada kedua ISSN 1979-2697, Vol. 1. No.2, Juni 2008 69-
kategorimembutuhkan waktu antara 15 – 17 74Pasien cedera kepala di instalasi gawatdarurat
menit.Hasil uji t antara kategori III dan memerlukan tindakan keperawatanyang cepat.
IVmemperoleh nilai thitung sebesar 19,075 Keterlambatan tindakankeperawatan pasien cedera
yangditerima pada taraf signifikansi 5% kepala dapatmenyebabkan kecacatan yang menetap
(p<0,05).Artinya terdapat perbedaan waktu karenakerusakan jaringan otak atau
tanggaptindakan keperawatan pada pasien cedera bahkanmenimbulkan kematian. Angka kematian
kepalaantara pasien kategori III dan IV. Pasien dankecatatan akibat kegawatan peraturan
cederakepala kategori III memperoleh medikditentukan tingkat kecepatan, kecermatan
tindakankeperawatan yang lebih lama (78,92 danketepatan pertolongan.
menit)dibandingkan pasien kategori IV (44,67
menit).Hal ini disebabkan karena pasien kategori
IIImerupakan pasien urgen yang disertai
dengankeadaan lain seperti luka robek, rasa CONCLUSION
pusing,yang memerlukan bedah minor dengan
tanda--tanda dan gejala awal minimal seperti Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan, maka
nyerikepala pusing. Sedangkan pasien kategori dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
IVhanya mengalami pusing ringan, luka lecet 1. Terdapat perbedaan yang signifikan waktu tanggap
atauluka superfisial yang tidak tindakan keperawatan pada pasien cedera kepala
mengkhawatirkansecara klinis.Hasil uji t antara kategori I - V.
kategori IV dan Vmemperoleh nilai thitung sebesar 2. Pasien cedera kepala kategori I memperoleh waktu
8,34 yang diterimapada taraf signifikansi 5% tindakan keperawatan lebih lama dan pasien cedera
(p<0,05). Artinyaterdapat perbedaan waktu tanggap kepala kategori V memperoleh waktu keperawatan
tindakankeperawatan pada pasien cedera kepala yang lebih cepat.
antarapasien kategori IV dan V. Pasien cedera Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disampaikan
kepalakategori IV memperoleh tindakan beberapa saran sebagai berikut:
keperawatanyang lebih lama (44,67 menit) 1. Waktu tanggap tindakan keperawatan pasien
dibandingkanpasien kategori V (33,92 menit). Hal cedera kepala memerlukan penanganan yang lebih
inidisebabkan karena pasien kategori IV cepat agar tidak terjadi kematian atau cacat.

6 Oktober 2023 | Vol 1 | No 1


JHV: Journal Healthy Of Five EISSN :

2. Sosialisasi pelatihan waktu tanggap tindakan Wiroatmojo, Karjadi, 2002, Makalah: Penanganan
keperawatan pasien cedera kepala di RSUD. Dr. Penderita Gawat Darurat di Indonesia, di sampaikan
Moewardi Surakarta. dalam seminar Dokter Emergensi, 29 Juni 2002 di
3. Bagi penelitian berikutnya diharapkan Yogyakarta.
mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi lamanya waktu tanggap
tindakan keperawatan pasien cedera kepala.

CONFLICT ON INTEREST
In this section it can be written if there is
a conflict of interest

FUNDING (OPTIONAL)
Expressions of thanks can be given to
parties who have helped in research,
agencies which are the object of
research, and can also be given to
parties who have helped in the
publication of articles

REFERENSI
Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, Edisi V, Rineka Cipta, Jakarta.
Brunner dan Suddarth, 2001. Keperawatan Medical
Bedah Edisi 8. EGC: Jakarta. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 1992, Pedoman Pelayanan
Gawat Darurat, Depkes RI, Jakarta. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1998, Petunjuk
Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Ruma Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1999. Pedoman
Pelayanan Gawat Darurat. Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik, Direktorat Rumah Sakit Khusus
dan Swasta. Jakarta. Doenges Marilyn E, Moorhouse,
Mary F. Geissler, Alice C, 2000, Rencana Asuhan
Keperawatan, EGC, Jakarta. Fulde Gordian W.C.
2002, Makalah: The Rote of Emergency Physician,
Disampaikan dalam seminar Dokter Emergensi Sabtu
29 Juni 2002 di Yogyakarta. Henderson, K.I.M,
Coasts, I.J, Hassan, T.B, Brohi, K, 2000, Audit of
Time to Emergency Trauma Laporatomy Accident
and Emergency Departement, Royal London Hospital
Trust, British Journal of Surgery, Vol. 87, 472-476.
Listiono L.D. 1998. Ilmu Bedah Syaraf Satya Negara,
Edisi III, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. Mucthi, T.A. Murtedjo, V, 1997. Waktu
Respon di Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Muwardi, 2003, Materi Pelatihan
PPGD, Surakarta. Pusponegoro, A.D. Soedarmo, S.
1997. Sistem Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT). Edisi 2, Komisi Trauma
Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia
“IKABI”. Soegiyono, Metode Penelitian
Administrasi, Edisi X 2003, CV Alfabeta Bandung.
DOI: 7

You might also like