3 Modul KD 14 IPL

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 33

MODUL PEMBELAJARAN

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN JALAN UMUM


(PJU)

Oleh:
Widadi, S.Pd
19690402 200801 1 006

TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK


SMK NEGERI 2 KEBUMEN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
/
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................1
Daftar Isi .......................................................................................................... 2
A. PENDAHULUAN............................................................................................3
B. URAIAN MATERI...........................................................................................4
Kegiatan Belajar
1. Komponen-komponen Instalasi Penerangan Jalan Umum...................5
2. Prosedur K3 pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum...........19
3. Perakitan Instalasi Penerangan Jalan Umum ....................................24
C. Latihan......................................................................................................... 28
D. Rangkuman .................................................................................................29
E. Tes Formatif.................................................................................................30
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut...................................................................31
G. Kunci Jawaban.............................................................................................31
Daftar Pustaka....................................................................................................32
MEMASANG INSTALASI PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

A. PENDAHULUAN
Semangat pagi para peserta didik, bagaimana kabar Anda? Setelah Anda bisa
mengoperasikan lampu penerangan jalan umum, pasti Anda ingin membuat
rangkaiannya bukan? Penerangan Jalan Umum (PJU) dapat diartikan sebagai lampu
penerangan jalan yang dipasang untuk menerangi jalan-jalan umum, PJU dipasang
agar masyarakat pengguna jalan dapat melakukan aktifitasnya dengan aman dan
nyaman sekaligus untuk membuat suasana jalan terlihat terang dan indah di malam
hari. Pemasangan PJU harus mengikuti kaidah instalasi kelistrikan yang berlaku
sehingga terjamin keselamatan dalam pemakaiannya.
Sebelum melakukan pemasangan PJU diperlukan kompetensi dasar yang harus
dikuasai sebagai berikut :
1. Menerapkan K3 sesuai SOP
2. Memilih alat dan bahan kerja elektromekanik
3. Menggunakan peralatan ukur listrik
4. Memahami instalasi listrik 1 fasa sesuai dengan PUIL
5. Memahami prinsip kerja rangkaian penegendali
Modul dengan judul “Memasang Instalasi Penerangan Jalan Umum” ini
merupakan bahan ajar untuk Mata Pelajaran Instalasi Penerangan Listrik Kelas XII
Semester 5 pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik Program
Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Semarang. Adapun kompetensi dasar
yang akan dipelajari pada mosul ini untuk mata pelajaran tersebut adalah:
3.14 Menerapkan prosedur perakitan komponen Instalasi Penerangan Jalan Umum
4.14 Merakit komponen Instalasi Penerangan Jalan Umum
Setelah selesai mempelajari modul ini diharapkan peserta didik dapat :
1. Menjelaskan macam-macam komponen pada pemasangan lampu Penerangan
Jalan Umum dengan teliti dan cermat.
2. Menjelaskan prinsip kerja pada pemasangan lampu Penerangan Jalan Umum
dengan benar.
3. Merakit komponen instalasi Penerangan Jalan Umum dengan benar dan sesuai
gambar, serta menerapkan K3.
4. Mampu memeriksa hasil perakitan dengan benar secara mandiri.
5. Mampu mengujicoba hasil perakitan dengan benar secara mandiri.
Untuk mencapai tujuan tujuan tersebut, materi yang disajikan dalam modul ini akan
dibagi menjadi 2 kegiatan belajar, yakni Kegiatan Belajar 1: Komponen-komponen

3
Lampu Penerangan Jalan Umum dan Kegiatan Belajar 2: Pemasangan Instalasi
Penerangan Jalan Umum
Agar Anda dapat mempelajari modul ini, maka ikuti petunjuk belajar sebagai berikut
:
1. Bacalah secermat mungkin setiap kegiatan belajar pada modul ini hingga Anda
memahami semua informasi dan pengetahuan yang disajikan.
2. Kuatkan pemahaman Anda dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang ada pada modul ini.
3. Kaitkan dan manfaatkan pengetahuan Anda dengan pengalaman Anda sebelumnya
Materi yang akan dipelajari pada modul ini antara lain:

Tiang Lampu,
Komponen-komponen Komponen Pendukung
Instalasi PJU Lampu, Kabel, dan
Komponen PHB PJU.

Prosedur K3 dalam
Memasang Instalasi PJU pemasangan instalasi
PJU
Merakit Instalasi PJU
dengan sensor cahaya
(fotocell)

Perakitan Instalasi PJU

Merakit Instalasi PJU


dengan timmer listrik

4
B. URAIAN MATERI
KEGIATAN BELAJAR
1. Komponen-komponen Instalasi Penerangan Jalan Umum
Komponen yang diperlukan dalam perakitan Instalasi Penerangan Jalan Umum
adalah sebagai berikut:
1) Tiang Lampu
Tiang merupakan komponen yang digunakan untuk menopang lampu.
Berdasarkan bentuk tiang lampu PJU antar lain oktagonal (8 sisi), heksagonal(6
sisi), bulat, dan dekoratif. Tiang tersebut terbuat dari plat besi roll, dilas dan
dicelup ke dalam timah galvanis. Berdasarkan jenis lengannya (stang ornament),
tiang lampu jalan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Tiang lampu dengan lengan tunggal
Tiang lampu ini pada umumnya diletakkan pada sisi kiri atau kanan jalan.
Tipikal bentuk dan struktur tiang lampu dengan lengan tunggal seperti ini
diilustrasikan pada gambar berikut.

b. Tiang lampu dengan lengan ganda


Tiang lampu ini khususnya diletakkan pada bagian tengah atau median jalan.
Tipikal bentuk dan struktur tiang lampulengan ganda seperti diilustrasikan
pada gambar.

5
c. Tiang lampu tegak tanpa lengan
Tiang lampu ini terutama diperlukan untuk menopang lampu menara, yang
pada umumnya ditempatkan di persimpangan – persimpangan jalan ataupun
tempat – tempat yang luas seperti taman, jenis tiang lampu ini sangat tinggi
sehingga sistem penggantian atau perbaikan lampu dilakukan di bawah
dengan menurunkan dan menaikan lampu tersebut menggunakan kabel
suspensi.

6
2) Rumah Lampu PJU
Rumah lampu penerangan (lantern) berfungsi untuk melindungi lampu beserta
komponen lainnya pelindung terhadap air, debu dan benda lainnya. Berikut ini
klasifikasi rumah lampu menurut tingkat Perlindungan terhadap debu dan air. Hal
ini dapat diindikasikan dengan istilah IP (Index of Protection) atau indek
perlindungan, yang memiliki 2 (dua) angka, angka pertama menyatakan indek
perlindungan terhadap debu/benda, dan angka kedua menyatakan indek
perlindungan terhadap air. Sistem IP merupakan penggolongan yang lebih awal
terhadap penggunaan peralatan yang tahan hujan dan sebagainnya, dan ditandai
dengan lambang. Semakin tinggi indek perlindungan (IP), semakin baik standar
perlindungannya. Ringkasan pengkodean IP mengikuti tabel (A Manal of Road
Lighting in Developing Countries). Pada umumnya indek perlindungan (IP) yang
sering dipakai untuk klasifikasi lampu penerangan adalah : IP 23, IP 24, IP 25, IP
54, IP 55, IP 64, IP 65, dan IP 66.

Di bawah ini adalah tabel IP (Index of Protection) atau indek perlindungan


pemasangan instalasi penerangan jalan umum:

7
8
3) Lampu
Jenis – Jenis Lampu
a. Lampu HPM ( High Pressure Mercury )
Pada jenis lampu merkuri tekanan tinggi, pembatas arus pelepasan
menggunakan ballast, karena itu factor dayanya relatif rendah yaitu 0,5.
dalam terbuat dari gelas keras sehingga mampu digunakan pada
temperatur relatif tinggi. Cara kerja lampu merkuri terdiri dari 3 tahapan
yaitu pengapian, proses pencapaian stabil dan stabil. Pada saat suplai
tegangan diberikan terjadi medan listrik antara elektroda kerja awal
dengan salah satu elektroda utama. Hal ini menyebabkan pelepasan
muatan kedua elektroda dan memanaskan merkuri yang ada
disekelilingnya. Untuk menguapkan merkuri tersebut diperlukan waktu 4
hingga 8 menit. Setelah semua merkuri menjadi gas, resistansi elektroda
kerja awal naik karena panas dan arus mengalir antar elektroda utama
melalui gas. Warna kerja awal kemerahan dan setelah kerja normal sinar
yang dihasilkan berwarna putih. Kelemahan lampu HPM adalah semakin
sering pensaklaran ( switching ) akan memperpendek umur lampu karena
pada awal penyalaan terjadi panas yang melebihi normal.
Contoh :
Lampu HPL – N
Spesifikasi :
 Efficacy : 50 - 60 lumens / Watt
 Indeks Perubahan Warna : 3
 Suhu Warna : Menengah
 Umur Lampu : 16.000 – 24.000 jam, perawatan lumen Buruk.
 Gir pengendali alat elektroda ketiga lebih sederhana dan lebih mudah
dibuat.
 Tabung pemancar mengandung 100 mg gas merkuri dan argon.
Pembungkusnya adalah pasir kwarsa.
 Tidak terdapat pemanas awal katoda, elektroda ketiga dengan celah
yang lebih pendek untuk memulai pelepasan.
 Bola lampu bagian luar dilapisi fospor. Hal ini akan memberi cahaya
merah tambahan dengan menggunakan UV, untuk mengkoreksi bias
pelepasan merkuri.
 Pembungkus kaca bagian luar mencegah lepasnya radiasi UV.

9
b. Lampu HPS ( High Pressure Sodium )
Lampu HPS lebih kecil dan mengandung unsur tambahan seperti raksa,
dan menghasilkan cahaya oranye kemerah-merahan. Beberapa bola lampu
juga menghasilkan cahaya putih kebiruan. Ini mungkin dari cahaya raksa
sebelum natrium menguap sempurna. Jalur D natrium adalah sumber
cahaya utama dari lampu HPS, dan spektrum sempit ini dilebarkan oleh
natrium tekanan tinggi dalam lampu, karena pelebaran ini dan pancaran dari
raksa, warna benda yang diterangi dapat dibedakan. Ini membuatnya
digunakan di tempat yang diinginkan pembedaan warna yang baik. Lampu
HPS disukai untuk penyinaran tumbuhan dalam ruang karena lebarnya
spektrum suhu warna yang dihasilkan dan efisiensinya yang relatif tinggi.
Contoh :
Lampu SON – T
 Ciri – ciri :
 Efficacy : 50 - 90 lumens/Watt (CRI lebih baik, Efficacy lebih rendah)
 Indeks Perubahan Warna : 1 – 2
 Suhu Warna : Hangat
 Umur Lampu : 24.000 jam, perawatan lumen yang luar biasa
 Pemanasan : 10 menit, pencapaian panas : dalam waktu 60 detik
 Mengoperasikan sodium pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi
menjadikan sangat reaktif.
 Mengandung 1 - 6 mg sodium dan 20mg merkuri.
 Gas pengisinya adalah Xenon. Dengan meningkatkan jumlah gas akan
menurunkan merkuri, namun membuat lampu jadi sulit dinyalakan.

10
 Arc tube (tabung pemacar cahaya) didalam bola lampu mempunyai
lapisan pendifusi untuk mengurangi silau.
 Makin tinggi tekanannya, panjang gelombangnya lebih luas, dan CRI nya
lebih baik, efficacy nya lebih rendah.

c. Lampu Metal Halide


Lampu discharge dimana sebagian besar dari cahaya dihasilkan oleh
radiasi dari campuran uap logam (misalnya: air raksa ) dan penguraian
(dissosiasi ) halide ( halide thallium, indium atau natrium )
Contoh :
Lampu HPI – T
Ciri – cirri :
 Efficacy : 80 lumens / Watt
 Indeks Perubahan Warna : 1A – 2 tergantung pada campuran halide
 Suhu Warna : 3.000K – 6.000K
 Umur Lampu : 6.000 – 20.000 jam, perawatan lumen buruk
 Pemanasan : 2 – 3 menit, pencapaian panas : dalam waktu 10 – 20
menit.
 Jenis ini merupakan versi yang dikembangkan dari dua lampu pelepas
dengan intensitas tinggi, dan cenderung memiliki efficacy yang lebih
baik.

11
 Dengan menambahkan logam lain ke merkuri, spektrum yang berbeda
dapat dipancarkan.

d. Lampu LED ( Light Emitting Diode )


LED didefinisikan sebagai salah satu semikonduktor yang mengubah energi
listrik menjadi cahaya. Sebagaimana dioda lainnya LED terdiri dari bahan
semikonduktor P dan N. Bila sumber diberikan pada LED kutub negatif
dihubungkan dengan N dan kutub positif dengan P maka lubang ( hole )
akan mengalir kearah N dan elektron mengalir kearah P. LED merupakan
perangkat keras dan padat ( solid-state component ) sehingga unggul
dalam hal ketahanan ( durability ). Umur Lampu LED dapat mencapai
50.000 jam, hal ini dikarenakan tegangan kerja arus searah (VDC )
konstan, meskipun di suplai dari arus AC, namun di dalam LED terdapat
stabiliser yang menstabilkan suplai arus AC tersebut.

4) Komponen Pendukung Lampu


a. Ballast
Ballast sebagai komponen penting pada sistem penyalaan lampu pelepas gas
(gas discharge) berfungsi untuk membatasi arus melalui lampu yang dilayani.
Ballast induktif (inductive ballast) yang berfungsi sebagai pembatas arus.
Konstruksi harus sedemikian hingga dapat terkunci pada dudukan komponen
dan mudah dirakit/proses penyambungan. Pada tiap ballast harus diengkapi

12
dengan marking petunjuk wiring, merk, model, arus nominal. Ballast dilengkapi
dengan perlindungan terhadap panas (heat) berlebih yang dapat mencegah
terbakarnya sirkuit.

b. Ignitor
Digunakan pada sistem tegangan 220 V - 50 Hz dengan toleransi tegangan
+/- l0% untuk keperluan lampu pelepas gas seperti Sodium, tegangan pulsa
awal antara 2.8 – 5 KV. Fungsi ignitor adalah sebagai super posisi dari satu
atau lebih tegangan pulsa yang diberikan pada suatu lampu dengan tegangan
beban nol sebelum lampu tersebut bekerja/menyala. Untuk lampu dengan
katode dingin maka penyalaannya (ignitor) setelah tegangan pulsa terjadi.
Untuk lampu dengan katoda panas bila lampu telah menyala dan kemudian
tiba-tiba kehilangan daya listrik makalampuakan padam, selanjutnya
percepatan penyalaan (ignitor) akan terjadi setelah lampu menjadi dingin.
Jarak pemasangan ignitor dengan lampu harus dekat dan dipasang dekat
pemegang lampu (lamp holder)

c. Kapasitor
Kapasitor berfungsi sebagai perbaikan faktor daya listrik yang disebabkan
oleh ballast. Digunakan pada sistem tegangan maksimal 400 V Bahan
pembungkus terbuat dari aluminium atau plastik. Frekuensi nominal 50Hz
batas toleransi nominal +/- l0%. Besar dan jumlah kapasitansi kapasitor tidak
ditentukan selama dapat menghasilkan cos-phi minimal 0.85 dalam suatu
rangkaian listrik luminer.

13
Komponen pendukung lampu tersebut diatas dipasang pada rumah lampu
dengan rangkaian sebagai berikut:

5) Komponen –komponen PHB Instalasi Penerangan Jalan Umum


a. Box Panel
Box panel adalah bagian luar dari panel yang berfungsi sebagai tempat dari
rangkaian-rangkaian panel itu sendiri. Box panel ini terbuat dari bahan logam,
oleh karena itu dalam rangkaian panel diberi ground agar aman bagi
pengguna

b. Busbar
Busbar merupakan komponen penghantar listrik yang dapat melayani arus
dan tegangan listrik kapasitas besar. Busbar memang sudah lazim dipakai
untuk perakitan panel terbuat dari tembaga, dipilih tembaga karena tembaga

14
memiliki tingkat korosi yang sangat kecil atau bahkan 0% korosi, akan tetapi
ada yang lebih baik dari tembaga yaitu emas. Emas merupakan penghantar
yang paling bagus karena tingkat karat yang lebih rendah atau sama sekali
tidak memiliki tingkatan karat.

c. Kontaktor
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak
bekerja apabila kumparan diberi tegangan, kontaktor dirancang untuk
menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak beban-
beban tersebut. Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally
Open (NO) dan beberapa Normally Close (NC).

15
d. Timmer listrik
Timmer listrik berfungsi untuk mengatur waktu bagi peralatan yang
dikendalikan. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati
dari kontaktor atau untuk merubah sistem dalam delay waktu tertentu.

e. KWh meter
KWh meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung
besar pemakaian daya konsumen. Bagian utama dari sebuah KWH adalah
kumparan tegangan, kumparan arus, piringan aluminium, magnet tetap yang
tugasnya menetralkan piringan aluminium dari induksi medan magnet dan
gear mekanik yang mencatat jumlah putaran piringan aluminium. Alat ini
bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan magnet
tersebut menggerakan piringan yang terbuat dari aluminium. Putaran
piringan tersebut akan menggerakan counter digit sebagai tampilan jumlah
KWh-nya. KWh Meter terdiri dari sebuah kepingan berinduksi dan terbuat dari
alminium. Di atas kepingan tersebut tersebut terdapat sepasang kumparan
yang menimbulkan induksi. Kumparan tersebut terdiri 2 macam :
a. Kumparan Arus
b. Kumparan Tegangan
Kumparan arus dihubung seri dengan sumber tegangan. Kumparan tegangan
dihubung pareral dengan beban. Jika kumparan arus terhubung dengan
sumber PLN dan kumparan tegangan terhubung dengan beban lampu PJU
maka pada kumparan arus akan timbul garis gaya-gaya magnet, dan
berlawanan dengan garis gaya-gaya magnet pada kumparan tegangan
sehingga menyebabkan torsi yang membuat piringan berputar. Piringan yang
berputar akan memutar gear-gear KWH dan kemudian akan memutar angka-
angka baca.

16
f. MCB
MCB adalah singkatan dari Miniature Circuit Breaker. Fungsi MCB adalah
sebagai peralatan pengaman terhadap gangguan hubung singkat dan beban
lebih yang mana akan memutskan secara otomatis apabila melebihi dari arus
nominalnya, dan MCB biasanya dipakai PLN untuk pembatas daya pada
pelanggan.
g. Sensor cahaya (Fotocell)
Fotocell adalah sebuah alat elektronik yang bekerja berdasarkan sensor
intensitas cahaya yang diterimanya. Saat fotocell tersebut terkena cahaya
yang cukup terang, maka secara otomatis alat tersebut akan memutuskan
sumber listrik yang menuju lampu penerangan, sehingga lampu akan padam
dengan sendirinya. Saat fotocell tersebut mendapatkan cahaya gelap (kurang
terang), maka secara otomatis alat tersebut akan terhubung dan mengalirkan
sumber listrik yang menuju lampu penerangan, sehingga lampu akan
menyala dengan sendirinya.

17
6) Kabel Pada Penerangan Jalan Umum
Jenis – jenis kabel yang digunakan pada Penerangan Jalan Umum
a. Kabel LVTC / AAAC
Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran logam.
Keterhantaran elektris tinggi yangberisi magnesium silicide, untuk member
sifat yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan aluminium 6201.
AAAC mempunyai bahan anti karat dan kekuatan yang baik, sehingga daya
hantar lebih baik.

b. Kabel NYM
Kabel jenis ini hanya direkomendasikan khusus untuk instalasi tetap di
dalam bangunan yang dimana penempatannya biasa di luar atau di dalam
tembok ataupun di dalam pipa (conduit). Kabel NYM berinti lebih dari 1
(satu), memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warnanya putih atau abu-abu)
ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua
lapis,sehingga tingkat keamananannya lebih baik dari kabel NYA. Kabel ini
dapat dipergunakan di lingkungan yang kering/basah namun tidak boleh
ditanam.

18
c. Kabel NYY
Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap di dalam tanah yang dimana harus
tetap diberikan perlindungan khusus (misalnya : subduct, pipa PVC atau
pipa besi). Kabel protodur tanpa sarung logam. Instalasi bisa ditempatkan
didalam dan diluar ruangan dalam kondisi lembab ataupun kering, memiliki
lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam) ada yang berinti 2, 3 atau 4.
Dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari NYM. Kebel NYY memiliki
isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai oleh tikus.

2. Prosedur K3 dalam Pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum


Pekerjaan pemasangan instalasi PJU dilakukan dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Penggalian
Galian untuk pondasi ini dibuat dititik dimana tiang PJU ditempatkan. Pada
lokasi2 tertentu dibuat galian kabel untuk pemasangan kabel bawah tanah.
Galian kabel tersebut ada yang dibuat langsung dipermukaan tanah, tetapi ada
pula yang dibuat dipermukaan jalan beraspal sehingga perlu dilakukan
perusakan permukaan aspal sebelum digali dan kelak harus diperbaiki kembali
setelah kabel terpasang.
b. Pengecoran pondasi
Pondasi ditetapkan menggunakan pondasi pracetak yang telah dilengkapi
dengan tulangan untuk menahan beban vertikal dan beban momen tiang lampu.
c. Pendirian tiang
Tiang PJU dapat dipasang sebagai tiang pembantu sehingga tidak diperlukan
stang. Selain itu tiang dapat ditetapkan sebagai tiang utama sehingga perlu
dipasang stang sesuai perencanaan.

19
d. Pemasangan kabel
Setelah tiang lampu PJU terpasang maka dilakukan penarikan kabel udara yang
pada setiap tiang dilakukan pengikatan pada kedua arahnya. Beberapa asesoris
dan bahan pembantu diperlukan untuk penyambungan dan pengikatan kabel.
Penarikan kabel tersebut dilakukan sesuai dengan jaringan kabel yang telah
direncanakan . Untuk penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel
selesai dan dibeberapa lokasi setelah tiang terpasang. Kabel tanah dilindungi
dengan pipa PVC sesuai spesifikasi. Setelah kabel tanah terpasang maka
pekerjaan penimbunan dan perbaikan aspal (jika ada) harus segera dilakukan
untuk menghindari kehilangan dan gangguan terhadap lingkungan.
e. Pemasangan lampu
Setelah semua tiang dan kabel terpasang maka dilakukan pemasangan lampu
PJU.
f. Pemasangan box panel
Box panel digunakan sebagai APP (Alat Pengukur dan Pembatas) dan sekaligus
sebagai pengendali otomatis lampu PJU. Box panel PJU terdiri dari KWH meter
dan MCB dari PLN, timmer listrik, kontaktor, terminal kabel, MCB distribusi, dan
terminal pentanahan
Dari tahapan tersebut di atas harus menerapkan prosedur K3 sebagai berikut:
a. Penggalian

Jenis Kecelakaan Resiko Langkah Pencegahan


Terkena benda tajam Cidera Ringan Pastikan benda tajam diberi tanda atau
diletakkan di wadah yang aman dan
menggunakan APD
Kejatuhan Alat Cidera Ringan Pastikan peralatan kerja tidak
diletakkan di tempat yang aman
Jatuh/terpeleset/ Cidera Ringan Menggunakan APD
tersandung

Mengantuk Tidak konsentrasi Pastikan tidak bekerja sendirian dan


lapor kepada keuta tim jika mengantuk

Bising Penurunan fungsi Menggunakan APD (ear plug)


dengar

Ergonomi/manual Back Pain Pastikan posisi tubuh dengan benar


handling saat bekerja

Cuaca ekstrim Dehidrasi Banyak minum air

Lingkungan berdebu Gangguan Menggunakan APD (kacamata safety)


penglihatan

Tertabrak kendaraan Cidera berat Buat tanda "Hati-Hati ada pekerjaan"


diletakkan 100M sebelum lokasi kerja

20
Daerah galian terdapat Tersetrum/Ledakan Pastikan area galian tidak berada
kabel atau pipa gas diarea kabel/pipa gas

Tanah/area yang akan Mengggunakan alat yang kuat dan


digali keras tajam

Material berceceran Area kerja kotor Housekeeping dengan rapi dan


memberi papan pelindung disekitar
area penggalian untuk menghindari
material yang berserakan dijalan raya
Kondisi alat kerja rusak Kerusakan pada alat Pengecekan rutin, penggunaan APD,
kerja penggunaan alat dengan benar sesuai
fungsinya

b. Pengecoran pondasi

Jenis Kecelakaan Resiko Langkah Pencegahan

Terkena benda tajam Cidera Ringan Pastikan benda tajam diberi tanda atau
diletakkan di wadah yang aman dan
menggunakan APD
Kejatuhan Alat Cidera Ringan Pastikan peralatan kerja tidak
diletakkan di tempat yang aman
Jatuh/terpeleset/ Cidera Ringan Menggunakan APD
tersandung
Mengantuk Tidak konsentrasi Pastikan tidak bekerja sendirian dan
lapor kepada keuta tim jika mengantuk

Bising Penurunan fungsi Menggunakan APD (ear plug)


dengar
Ergonomi/manual Back Pain Pastikan posisi tubuh dengan benar
handling saat bekerja

Cuaca ekstrim Dehidrasi Banyak minum air


Lingkungan berdebu Gangguan Menggunakan APD (kacamata safety)
penglihatan

Tertabrak kendaraan Cidera berat Buat tanda "Hati-Hati ada pekerjaan"


diletakkan 100M sebelum lokasi kerja

Kemasan bekas Area kerja kotor Housekeeping dengan rapi dan


material/sisa adonan mengumpulkan sisa material pada
semen tempat yang telah disediakan
Kondisi alat kerja rusak Kerusakan pada alat Pengecekan rutin, penggunaan APD,
kerja penggunaan alat dengan benar sesuai
fungsinya

c. Pendirian tiang

Jenis Kecelakaan Resiko Langkah Pencegahan

21
Kejatuhan Alat/tiang Cidera sedang Pastikan tidak ada pekerja dibawah
tiang saat tiang akan diberdirikan
Jatuh/terpeleset/ Cidera Ringan Menggunakan APD
tersandung
Mengantuk Tidak konsentrasi Pastikan tidak bekerja sendirian dan
lapor kepada keuta tim jika mengantuk

Bising Penurunan fungsi Menggunakan APD (ear plug)


dengar
Ergonomi/manual Back Pain Pastikan posisi tubuh dengan benar
handling saat bekerja
Cuaca ekstrim Dehidrasi Banyak minum air
Lingkungan berdebu Gangguan Menggunakan APD (kacamata safety)
penglihatan
Tertabrak kendaraan Cidera berat Buat tanda "Hati-Hati ada pekerjaan"
diletakkan 100M sebelum lokasi kerja

Penempatan material Area kerja kotor Housekeeping dengan rapi


yang tidak rapi
Terjatuh Kerusakan pada alat Pastikan ikatan saat pole
kerja erektiondilakukan dengan benar
Kondisi alat kerja rusak Kerusakan pada alat Pengecekan rutin, penggunaan APD,
kerja penggunaan alat dengan benar sesuai
fungsinya

d. Pemasangan kabel

Jenis Kecelakaan Resiko Langkah Pengendalian

Kejatuhan Alat/tiang Cidera sedang Pastikan tidak ada pekerja dibawah


tiang saat tiang akan diberdirikan
Jatuh/terpeleset/ Cidera Ringan Menggunakan APD
tersandung
Mengantuk Tidak konsentrasi Pastikan tidak bekerja sendirian dan
lapor kepada keuta tim jika mengantuk

Bising Penurunan fungsi Menggunakan APD (ear plug)


dengar
Ergonomi/manual Back Pain Pastikan posisi tubuh dengan benar
handling saat bekerja
Cuaca ekstrim Dehidrasi Banyak minum air
Lingkungan berdebu Gangguan Menggunakan APD (kacamata safety)
penglihatan
Tertabrak kendaraan Cidera berat Buat tanda "Hati-Hati ada pekerjaan"
diletakkan 100M sebelum lokasi kerja

Penempatan material Area kerja kotor Housekeeping dengan rapi


yang tidak rapi

Terjatuh Kerusakan pada alat Pastikan ikatan saat pole


kerja erektiondilakukan dengan benar

22
Kondisi alat kerja rusak Kerusakan pada alat Pengecekan rutin, penggunaan APD,
kerja penggunaan alat dengan benar sesuai
fungsinya

e. Pemasangan lampu

Jenis Kecelakaan Resiko Langkah Pengendalian

Terkena benda tajam Cidera Ringan Pastikan benda tajam diberi tanda atau
diletakkan di wadah yang aman dan
menggunakan APD
Kejatuhan Alat Cidera Ringan Pastikan peralatan kerja tidak
diletakkan di tempat yang aman
Jatuh/terpeleset/ Cidera Ringan Menggunakan APD
tersandung
Kesetrum Luka berat Pastikan alirran listrik padam saat
bertugas memasang kabel
Pastikan kondisi kabel dalam kondisi
baik
Menggunakan APD
Pusing Terjatuh Pastikan kondisi sehat saat akan
bekerja diketinggian
Terjatuh Luka berat Pastikan menggunakan Full Body
Harness dan pastikan hook terkait
dengan benar
Mengantuk Tidak konsentrasi Pastikan tidak bekerja sendirian dan
lapor kepada keuta tim jika mengantuk
Bising Penurunan fungsi Menggunakan APD (ear plug)
dengar
Ergonomi/manual Back Pain Pastikan posisi tubuh dengan benar
handling saat bekerja
Cuaca ekstrim Dehidrasi Banyak minum air

Lingkungan berdebu Gangguan Menggunakan APD (kacamata safety)


penglihatan
Tertabrak kendaraan Cidera berat Buat tanda "Hati-Hati ada pekerjaan"
diletakkan 100M sebelum lokasi kerja

Kemasan bekas Area kerja kotor Housekeeping dengan rapi dan


material/Sisa kemasan mengumpulkan sisa material pada
lampu tempat yang telah disediakan
Kondisi alat kerja rusak Kerusakan pada alat Pengecekan rutin, penggunaan APD,
kerja penggunaan alat dengan benar sesuai
fungsinya

3. Perakitan Instalasi Penerangan Jalan Umum (PJU)


Agar lampu penerangan jalan umum bekerja secara otomatis yaitu lampu akan
menyala di malam hari atau jika cahaya di luar sudah mulai gelap dan lampu akan

23
padam dengan sendirinya saat pagi hari cahaya diluar sudah mulai terang
diperlukan komponen fotocell dan timmer.
a. Perakitan Instalasi PJU dengan fotocell
Fotocell adalah sebuah alat elektronik yang bekerja berdasarkan sensor
intensitas cahaya yang diterimanya. Saat fotocell tersebut terkena cahaya yang
cukup terang, maka secara otomatis alat tersebut akan memutuskan sumber
listrik yang menuju lampu penerangan, sehingga lampu akan padam dengan
sendirinya. Saat fotocell tersebut mendapatkan cahaya gelap, maka secara
otomatis alat tersebut akan terhubung dan mengalirkan sumber listrik yang
menuju lampu penerangan, sehingga lampu akan menyala dengan sendirinya.
Penggunaan fotocell untuk PJU dapat dipasang tanpa box panel dan dengan
box panel.
- Pemasangan fotocell pada Instalasi Penerangan Jalan Umum tanpa box
panel sebagai berikut:

- Pemasangan fotocell pada Instalasi Penerangan Jalan Umum dengan box


panel sebagai berikut:

24
Beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk memastikan posisi pemasangan
fotocell yang benar, antara lain:
- Pasang fotocell pada posisi yang terkena cahaya matahari langsung.
- Pastikan tidak ada benda lain yang menutupi fotocell), sehingga dapat
menghalangi cahaya matahari. (jangan memasang fotocell di bawah pohon,
atap, atau benda lainnya)
- Pasang fotocell pada posisi yang terhindar dari cahaya lampu. Jangan
memasang fotocell dibawah lampu atau disamping lampu.
- Pastikan posisi fotocell sudah benar atau tidak terbalik.
- Fotocell sudah dirancang sedemikian rupa agar dapat terhindar dari
masuknya air (Kedap air), namun jika pemasangannya terbalik, dapat
menyebabkan air masuk kedalam sensor tersebut dan mengakibatkan sensor
rusak (short circuit).

b. Perakitan Instalasi PJU dengan Timmer Listrik


Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai rangkaian lampu penerangan
jalan dengan menggunakan Timmer Listrik, dan Kontaktor magnet.

25
Timmer listrik adalah alat yang digunakan untuk menyalakan dan mematikan
beban listrik secara otomatis. Pemakaian timmer untuk lampu penerangan jalan
umum dilakukan dengan menyetel timmer listrik yaitu ketika menjelang malam
lampu hidup dan ketika pagi lampu akan mati.
Cara setting timmer listrik ini berbeda dengan timmer kontrol seperti TDR. Selain
mempunyai kontak-kontak NO dan NC , timmer listrik ini juga dilengkapi dengan
jam dan sirip-sirip yang digunakan untuk mengatur perpindahan kontak-kontak
NO dan NC.
Cara setting timmer listrik:

Keterangan:
Pengatur kontak NO
dan NC
Petunjuk no. 1
Petunjuk nomor
terminal
Posisi awal adalah semua sirip-sirip dalam keadaan terbuka. Aturlah kontak NO
sirip-sirip
sesuai dengan waktu yang diharapkan, yaitu dengan menekan dankeNCdalam.
Sebagai contoh, lampu penerangan jalan umum akan menyala pada pukul 18.00
Sirip-sirip
dan akan mati pada pukul 06.00 pagi, maka dilakukan pengaturan dengan cara
Pengatur jam
26 6. Penyetelan
otomatis
menekan ke dalam sirip-sirip pada angka no.4, sehingga banyaknya sirip yang
ditekan ke dalam dimulai dari pukul 18.00 dan berakhir pada posisi 06.00 dan
sisa sirip-sirip yang lain dibiarkan terbuka. Angka no 6 pada posisi Auto.
Rangkaian kelistrikan Instalasi PJU dengan Timmer Listrik:

27
C. LATIHAN
Soal
1. Sebutkan dan jelaskan dua komponen yang digunakan untuk penegndali otomatis
instalasi penerangan jalan umum !
2. Suatu rumah lampu penerangan jalan umum mempunyai kode IP 23. Jelaskan arti
dari kode IP tersebut !
3. Berilah sebuah contoh kecelakaan kerja ketika pemasangan Instalasi PJU dan cara
pencegahannya !
4. Jelaskan prinsip kerja rangkaian Instalasi Penerangan Jalan Umum dengan foto
cell !
5. Jelaskan cara menseting timmer listrik !

Jawaban
1. ............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
2. ............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
3. ............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
4. ............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
5. ............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
..........................................................................................................................
Petunjuk Jawaban Latihan
Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali modul ini lalu
diskusikan jawaban Anda dengan teman sejawat. Setelah itu, rumuskan jawaban
yang paling tepat!

28
D. RANGKUMAN
Komponen yang diperlukan dalam perakitan Instalasi Penerangan Jalan Umum adalah
sebagai berikut:
a. Tiang lampu merupakan komponen yang digunakan untuk menopang lampu yang
terdiri dari tiang lampu dengan lengan tunggal, lengan ganda, dan tegak tanpa
lengan
b. Rumah lampu berfungsi untuk melindungi lampu beserta komponen lainnya
pelindung terhadap air, debu dan benda lainnya.
c. Lampu-lampu yang digunakan untuk penerangan jalan umum antara lain Lampu
HPM ( High Pressure Mercury ) , Lampu HPS ( High Pressure Sodium), Lampu
Metal Halide, dan Lampu LED ( Light Emiting Diode )
d. Ballast sebagai komponen penting pada sistem penyalaan lampu pelepas gas (gas
discharge) berfungsi untuk membatasi arus melalui lampu yang dilayani.
e. Ignitor adalah sebagai super posisi dari satu atau lebih tegangan pulsa yang
diberikan pada suatu lampu dengan tegangan beban nol sebelum lampu tersebut
bekerja/menyala.
f. Kapasitor berfungsi sebagao perbaikan faktor daya listrik yang disebabkan oleh
ballast.
g. Komponen –kompnen PHB Instalasi Penerangan Jalan Umum yang terdiri dari box
panel, busbar, kontaktor, KWh meter, MCB, dan sensor cahaya (photocell)
h. Kabel yang digunakan pada Penerangan Jalan Umum antar lain kabel LVTC /
AAAC, kabel NYM , dan kabel NYY
Perakitan Instalasi Penerangan Jalan Umum (PJU) dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan menggunakan fotosell yang bekerja berdasarkan cahaya dan Timmer Listrik
yang bekerja berdasarkan pengaturan waktu.

29
H. TES FORMATIF
Soal Pilihan Ganda
1. Untuk jalan umum yang mempunyai bundaran lebih cocok digunakan tiang PJU
jenis....
a. lengan tunggal c. lengan banyak e. tiang tegak
b. lengan ganda d. lengan bulat
2. Untuk jalan umum yang mempunyai dua lajur lebih cocok digunakan tiang PJU
jenis....
a. lengan tunggal c. lengan banyak e. tiang tegak
b. lengan ganda d. lengan bulat
3. Untuk melindungi lampu PJU beserta komponen lainnya pelindung terhadap air,
debu dan benda lainnya digunakan ....
a. fitting lampu c. rumah lampu e. kotak lampu
b. armatur d. bolamp
4. Untuk membatasi arus listrik yang mengalir pada saat penyalaan lampu PJU adalah
a. Kapasitor c. MCB e. KWh meter
b. Ignitor d. Ballast
5. Untuk mengukur energi listrik lampu PJU adalah
a. Tang Ampere c. AVO meter e. KWh meter
b. Volt meter d. Wattmeter
6. Kabel yang digunakan untuk penghantar udara instalasi PJU adalah jenis ...
a. LVTC c. NYA e. BC
b. NYM d. NYY
7. Kabel yang digunakan untuk penghantar dalam tanah instalasi PJU adalah jenis ...
a. LVTC c. NYA e. BC
b. NYM d. NYY
8. Jika lingkungan yang akan dipasang lampu PJU dalam kondisi bising dan berdebu,
maka diperlukan APD berupa ...
a. kacamata c. kacamata dan masker e. Earplug,kacamata,dan masker
b. helm d. ear plug
9. Sebuah alat elektronik yang bekerja berdasarkan sensor intensitas cahaya adalah.....
a. solar sel c. PTC e. thermostat
b. foto cell d. NTC
10. Komponen yang bekerja pengaturan waktu adalah.....
a. kontaktor c. PTC e. timmer
b. thermostat d. NTC

30
I. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif pada akhir modul.
Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar ini.
Rumus
jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = --------------------------------------- X 100%
10

81– 100% = baik sekali


71—80% = baik
61 –70% = cukup
41 – 60% = kurang
10 – 40% = gagal

J. KUNCI JAWABAN
1. E
2. B
3. C
4. D
5. E
6. A
7. D
8. E
9. B
10. E

31
DAFTAR PUSTAKA

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000


Buku Teknik Penerangan Listrik. P4TK BMTI. Bandung
https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2017/05/cara-memasang-fotocell-sensor-
cahaya-pada-lampu.html
https://akhdanazizan.com/pemasangan-photocell-untuk-menyalakan-lampu/
https://akhdanazizan.com/rangkaian-lampu-jalan-dengan-timer/
https://www.kelistrikanku.com/2016/02/pju-timer.html
https://www.slideshare.net/devasaputraa/laporan-prakerin-54947823
https://id.scribd.com/presentation/328119272/Penerapan-K3-Pada-Pekerjaan-Pemasangan-
PJU#download
http://mukhtarkaryaamalia.blogspot.com/p/metode-pelaksanaan-pekerjaan-1.html

32
33

You might also like