Askep Gerontik Fix

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 38

LAPORAN PENDAHULUAN

GOUT ARTHRITIS PADA LANSIA


DI RSD KALABAHI
TAHUN 2023

DISUSUN OLEH :
POLCHE Y TOLANG.S.Kep
NIM : B 400222146

CI LAHAN C INSTITUSI

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES BARAMULI PINRANG
TAHUN AJARAN
2023

1
I. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering
mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
Gout arthritis, atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat, adalah salah satu penyakit
inflamasi yang menyerang persendian. Gout arthritis disebabkan oleh penimbunan asam urat
(kristal mononatrium urat), suatu produk akhir metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan
di jaringan. Kristal asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang menumpuk di
sendi dan jaringan pengikat sebagai hasil dari konsumsi purin yang terlalu banyak atau
metabolisme yang tidak normal. Meskipun lutut, pergelangan tangan dan sendi
interphalangeal proximal dapat terserang penyakit ini, deposisi biasanya ditemukan pada
sendi metatarsophalangeal pada jempol kaki.
Kadang-kadang terbentuk agregat kristal besar yang disebut sebagai tofi (tophus) dan
menyebabkan deformitas. Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat
pada sendi dan jari (Depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates
pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial
elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak
teori etiologis dan terapeutik yang telah diusulkan.
Gout adalah kerusakan metabolic yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi serum
asam urat dan deposit kristal asam urat dalam cairan sinovial dan disekitar jaringan sendi.
Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan metabolisme purin herediter yang
menyebabkan Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh dan
sendi.Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berdasarkan efek genetic pada
metabolisme purin (hiperuresemia). Pada keadaan ini biasa terjadi over sekresi asam urat
atau detek renal yang mengakibatkan sekresi asam urat/kombinasi keduanya.
Artritis pirai (gout) adalah jenis artropati kristal yang patogenesisnya sudah diketahui
secara jelas dan dapat diobati secara sempurna. Secara klinis, artritis pirai merupakan penya-
kit heterogen meliputi hiperurikemia, serangan artritis akut yang biasanya mono-artikuler.
Terjadi deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbul-
kan batu saluran kemih. Kelainan ini dipengaruhi banyak faktor antara lain gangguan kinetik

2
asam urat misalhya hiperurikemia. Artritis pirai akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaring-
an terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Tidak semua orang dengan
hiperurikemia adalah penderita artritis pirai atau sedang menderita artritis pirai. Akan tetapi
risiko terjadi artritis pirai lebih besar dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah.
B. Klasifikasi
a) Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat
penurunan ekresi asam urat.
b) Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang
bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
C. Etiologi
Gejala gout disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk
dalam kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat
yaitu hiperuresemia. Hiperuresemia terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat berlebihan
a) Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
b) Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitostatistika,
psoriasis, polisitemia vena dan mielofibrosis
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
a) Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b) Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik
3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.
Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam
metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan kristal
asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over produksi
asam urat ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit antara lain:
a) Sickle cell anemia

3
b) Kanker maligna
c) Penyakit ginjal
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik)
dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab Gout dapat
terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan
makanan kaya purin (terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.
D. Faktor Resiko
Disamping etiologi yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa faktor resiko
yang mampu meningkatkan seseorang terkena Gout, yaitu :
a) Usia & Jenis kelamin
b) Obesitas
c) Alkohol
d) Hipertensi
e) Gangguan Fungsi Ginjal
f) Penyakit-penyakit metabolik
g) Pola diet
h) Obat: Aspirin dosis rendah, Diuretik, obat-obat TBC
E. Patofisiologi
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat
(tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout
tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan mendadak kadar asam urat
serum. Kalau kristal urat mengendap dalam sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan
serangan gout dimulai. Dengan serangan yang berulang – ulang, penumpukan kristal natrium
urat yang dinamakan tofus akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki,
tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal kronis yang terjadi
sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul.
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik menunjukkan bahwa
faktor–faktor non-kristal mungkin berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal
monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan imunoglobulin yang terutama berupa IgG.
IgG akan meningkatkan fagositosis kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas
imunologik.

4
F. Manifestasi Klinis
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan pada sendi
yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia.
Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu sendi
biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3 – 7 hari. Serangan rasa sakit tersebut biasanya
diakibatkan oleh peningkatan luka, menggunakan diuretik (yang menyebabkan naiknya
resorpsi tubular kristal asam urat), meminum alkohol, atau memakan makanan yang
mengandung purin tinggi. Periodik interkritis akan terjadi setelah hal tersebut dan pasien
akan mengalami asimtomatik.
Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik akan memendek
dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan menderita rasa pegal/kaku
dipagi hari, deformitas sendi, dan penebalan jaringan sinovial. Tofus, pembentukan nodul –
nodul kristal asam urat akan muncul di telinga, jari tangan, tangan, dan tendon achilles.
Demam, penyakit ginjal, hipertensi, takikardia, dan malaise (rasa tidak enak badan)
merupakan manifestasi sistemik yang terjadi bersamaan dengan gejala lokal.
H. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan yang dilakukan mencakup evaluasi manifestasi lokal seperti rasa sakit,
eritema, tenderness, pembengkakan dan pembatasan gerak dan juga memeriksa setiap
manifestasi sistemik, penyebab percepatan penyakit tersebut, serangan sebelumnya, dan
riwayat keluarga mengenai gout (encok).
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih besar dari 7,0
mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium dan ESR serta WBC
selama serangan. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi lain dan
dapat menunjukkan adanya edema jaringan lunak dan tofus.
1. Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia,
akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut.
Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 -
10.000/mm3.

5
3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan
proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat.
Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin.
Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar
kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan
peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan
peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal
direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu
diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi
dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis
definitif gout.
6. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak
terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif
maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
I. Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan medis :
Obat Dosis Efek Samping Tindakan Perawat
Probenecid 0,5 gram 2x Sakit kepala, mual,1. Doronglah pasien untuk
(Benemid) sehari muntah, anoreksia, mengkonsumsi banyak air
frekuensi urinari untuk mengurangi formasi
kalkulus.
2. Monitorlah level asam urik
serum.
3. Minumlah dengan makanan
atau antasida.
4. Hindari penggunaan salisilat

6
secara bersamaan (akan
menurunkan efek
uricosuric).

Sulfinpyrazone 400 – 800 Gangguan 1. Berikan dengan makanan,


(Anturane) mg/hari gastrointestinal atas susu atau antasida.
(mual, gangguan2. Berikan konsumsi air yang
pencernaan) ; banyak.
reaktivasi penyakit
ulcer peptic
Allopurinal 200 – 600 Ruam pada kulit,1. Monitorlah fungsi ginjal dan
penghambat mg/hari demam, dingin, liver pada bulan – bulan
asam urik depresi sumsum awal.
(Zyloprim) tulang, iritasi2. Berikan dengan makanan.
gastrointestinal 3. Berikan konsumsi air yang
banyak.
4. Berikan alkaline urine
(hindari pemberian vitamin
C dalam dosis besar).
Colchicine 0,5 – 1,8 Depresi sumsum1. Monitorlah darah secara
mg/hari tulang, anemia komplit untuk discrasias
(prophylaxis aplastik, darah dengan penggunaan
) ; 0,5 – 1,2 granulositopenia, jangka panjang.
mg setiap 1 – leukopenia, 2. Hindarkan alkohol saat
2 jam trombositopenia, meminum obat
(serangan mual, muntah, diare, (meningkatkan toksisitas
akut) kram, ruam kulit. gastrik dan menurunkan
keefektifan obat).
3. Obat diberikan dengan
makanan.
4. Jangan memberikan lebih

7
dari 12 tablet dalam 24 jam.
5. Berikan saat ada tanda
pertama serangan.
6. Berikan dosis intravena
setelah 2 – 5 menit.
7. Jangan diberikan dengan
dextrose 5% atau air
bakteriostatic.
8. Berikan kompres dingin dan
jika terjadi ekstravasasi
berikan analgesik.
9. Jangan memberi lebih dari 4
mg/24 jam dengan cara
melewati pembuluh darah.

 Penatalaksanaan keperawatan :
Penatalaksanaan keperawatan adalah kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi
makanan/diet. Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh umtuk meninggikan
bagian yang sakit untuk menghindari penahanan beban dan tekanan yang berasal dari
alas tempat tidur dan memberikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.
Terapi makanan mencakup pembatasan makanan dengan kandungan purin yang
tinggi, alkohol serta pengaturan berat badan. Perawat harus mendorong pasien untuk
minum 3 liter cairan setiap hari untuk menghindari pembentukan calculi ginjal dan
perintahkan untuk menghindari salisilat.
Pola diet yang harus diperhatikan adalah :
a) Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis, kerang, sardin,
herring, ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng
b) Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol,
bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung

8
c) Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan
d) Bahan makanan yang diperbolehkan :
 Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah
terbatas)
 Semua jenis buah-buahan
 Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol
 Semua macam bumbu
e) Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan makanan gol.A,
sedangkan konsumsi gol.B dibatasi
f) Batasi konsumsi lemak
g) Banyak minum air putih

9
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien.
Nama, Usia, Jenis Kelamin, pekerjaan, agama, alamat, pendidikan.
2. Keluhan utama
Keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
P : Provokatif ( sebab masalah)
Apakah yang menyebabkan klien merasa nyeri pada sendi.
Q : Quality ( kualitas Kuantitas masalah)
Kaji tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien, apakah nyeri yang dirasakan :
Tidak nyeri :0
Ringan : 1-3
Sedang : 4-6
Berat : 7-9
Sangat berat : 10
R : Regional (tempat, area, yang dirasakan)
Tanyakan pada pasien, apakah dapat menunjukkan letak lokasi nyeri yang dirasakan?
S : Skala Nyeri ( usaha yang dilakukan )
T : Time ( waktu )
Berapa lama nyeri yang dialami pasien biasanya.
4. Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit infeksi lain atau gangguan sistem normonal myang
berhubungan dengan faktor genetika/keturunan.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan pada pasien, apakah ada keluarga yang menderita penyakit gout atau penyakit
turunan lainnya misalnya DM atau riwayat penyakit keluarga lain yang berhubungan
dengan penggunaan makanan, vitamin, riwayat perikarditis lesi katup,dll.
6. Pengkajian Psikososial-Spiritual
a. Psikologi : Pasien merasa cemas dan takut untuk melakukan gerakan atau
aktifitas.

10
b. Sosial : Hubungan interaksi pasien dengan keluarga, perawat, dokter, dan
sesama pasien lain.
c. Spiritual : Pasien menjalankan ibadahnya menurut kayakinan dan agama pasien
yang dianut.
7. Pemenuhan Kebutuhan
a. Pola makan
1. Kaji kebiasaan makan klien selama dirumah sakit atau dirumah
2. Biasanya nafsu makan menurun
3. Kesulitan untuk mengunyah
4. Terjadi penurunan berat badan
b. Pola minum
1. Kaji kebiasaan pola minum selama dirumah sakit, maupun dirumah
2. Nampak penurunan/masukan cairan yang tidak adekuat
3. Terjadi kekeringan pada membrane mukosa
c. Eliminasi (Alvi)
Kaji pola kebiasaan BAB pada pasien misalnya warna dan konsistensinya.
d. Istirahat tidur
Berhubungan dengan nyeri, nyeri tekan, menyebabkan pasien sulit untuk istirahat
tidur yang disertai karena adanya pengaruh gaya hidup atau pekerjaan.
e. Aktivitas
Klien membatasi kegiatan berlebihan, biasanya pada klien dengan gout berhubungan
dengan keterbatasan rentang gerak.
f. Kebutuhan kebersihan diri
Biasanya klien dengan penyakit semacam ini akan mengalami kesulitan
melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.Ketergantungan dengan orang lain.
g. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Tampak cemas
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 150 / 90 mmHg
Nadi : 65 x/menit

11
Suhu : (+/-)
Pernafasaan : (+/-)
Keadaan gizi : Normal
2. Sistem integument
a. Kulit nampak mengkilat
b. Integritas (edema)
3. Sistem musculoskeletal
a. Inpeksi :
 Perhatikan keadaan sendi-sendi.
 Amati kemerahan dan bengkak pada sekitar sendi.
b. Palpasi :
 Adanya nyeri sendi pada daerah yang disertai kemerahan/bengkak.
Dengan skala nyeri :
Ringan : 0-3
Sedang : 3-7
Berat : 7-10
8. Sistem Penglihatan
Gejala ketelibatan mata namun pada gout penglihatan masih normal.
9. Sistem pernafasan
 Inpeksi : biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada klien tidak sesak nafas, tidak
ada penggunaan otot bantu pernafasan.
 Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri kanan.
 Perkusi: suara resonan pada seluruh lapangan paru.
 Auskultasi: suara nafas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan
suara ronki atau mengi.
10. Sistem kardiovaskular
a. Peningkatan denyut nadi.
b. Peningkatan tekanan darah.
c. Sistem Persarafan
Pada penderita goat terjadi keram..

12
B. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian.
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan
perawatan di rumah.

13
C. Intervensi Keperawatan
Dx.
No. Tujuan & KH Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Gangguan rasa Setelah dilakukan a. Kaji keluhan nyeri, a. Membantu dalam
nyaman : tindakan catat lokasi dan mengendalikan
Nyeri keperawatan intensitas (skala 0- kebutuhan
berhubungan selama 3x24 jam, 10). manajemen nyeri dan
dengan proses diharapkan: b. Catat faktor-faktor keefektifan program.
penyakit 1.Nyeri pasien yang mempercepat b. Istirahat dapat
berkurang/hilan dan tanda-tanda menurunkan
g rasa sakit yang metabolisme
KH : nonverbal. setempat dan
a) Pasien c. Berikan posisi mengurangi
melaporkan yang nyaman pada pergerakan pada
adanya klien, sendi yang sendi yang sakit.
penurunan rasa nyeri (kaki) c. Bantalan yang
nyeri diistirahatkan dan empuk/lembut akan
b) Pasien tau dan diberikan bantalan. mencegah
mau melakukan d. Berikan kompres pemeliharaan
tekhnik hangat atau dingin. kesejajaran tubuh
manajemen e. Cegah agar tidak yang tepat dan
nyeri non terjadi iritasi pada menempatkan stress
farmakologis tofi, misal pada sendi yang sakit.
c) Pasien tampak menghindari d. Pemberian kompres
rileks penggunaan sepatu dapat memberikan
yang sempit, efek vasodilatasi dan
terantuk benda keduanya mempunyai
yang keras efek membantu
f. Ajarkan klien pengeluaran endortin
untuk sering dan dingin dapat
mengubah posisi menghambat impuls-

14
tidur impuls nyeri.
g. Ajarkan e. Bila terjadi iriitasi
penggunaan tehnik maka akan semakin
manajemen nyeri. Bila terjadi
stress,misalnya luka akibat tofi yang
relaksasi progresif, pecah maka rawatlah
sentuhan sucara steril dan juga
terapeutik, dan perawatan drain yang
pengendalian dipasang pada luka.
nafas. f. Mencegah terjadinya
h. Kolaborasi dengan kelelahan umum dan
dokter dalam kekakuan sendi.
pemberian obat- Menstabilkan sendi,
obatan colchille, mengurangi gerakan
Allopurinol atau rasa sakit pada
(Zyloprin) sendi.
g. Meningkatkan
relaksasi,
memberikan kontrol
dan mungkin
meningkatkan
kemampuan koping.
h. menurunkan kristal
asam urat yang
mempunyai efek
samping, nausea,
vomitus, diare,
oliguri,
hematuri.Allopurinol
menghambat asam
urat.

15
2. Hambatan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1) Tingkat aktifitas /
mobilitas fisik tindakan inflamasi atau latihan tergantung
berhubungan keperawatan rasa sakit pada dari perkembangan
dengan nyeri selama 3x24 jam, sendi. atau resolusi dan
persendian diharapkan : 2. Ajarkan pada proses inflamasi.
1. Tidak terdapat klien untuk 2) Meningkatkan atau
hambatan latihan ROM pada mempertahankan
mobilitas fisik, sendi yang fungsi sendi,
KH : terkena gout jika kekuatan otot dan
a) Pasien memungkinkan. stamina umum.
melaporkan 3. Pertahankan Latihan yang tidak
adanya istirahat tirah adekuat dapat
peningkatan baring/duduk jika menimbulkan
aktivitas diperlukan. kakakuan sendi dan
b) pasien mampu 4. Lakukan ambulasi aktifitas yang
beraktivitas dengan bantuan berlebihan dapat
sesuai misal dengan merusak sendi.
kemampuannya menggunakan 3) Istirahat yang
c) pasien tidak tongkat dan sistemik selama
hanya bedrest berikan eksaserbasi akut dan
lingkungan yang seluruh fase penyakit
aman misalnya yang penting untuk
menggunakan mencegah kelelahan,
pegangan tangga mempertahankan
pada bak atau kekuatan.
pancuran dan 4) Menghindari cedera
toilet. akibat kecelakaan
5. Kolaborasi atau jatuh.
dengan ahli terapi 5) Berguna dalam
fisik/okupasi dan memformulasikan
spesialis program

16
vokasional. latihan/aktifitas yang
berdasarkan pada
kebutuhan,
individual dan dalam
mengidentifikasi
mobilisasi.
3. Defisit Setelah dilakukan 1) Kaji kemampuan 1) mengetahui respon
pengetahuan tindakan pasien dalam dan kemampuan
berhubungan keperawatan mengungkapkan kognnitif klien
dengan selama 1x24 instruksi yang dalam menerima
kurangnya jam,diharapkan diberikan oleh informasi.
pemahaman 1) Klien dan dokter atau 2) Penjelasan ini dapat
pengobatan keluarga dapat perawat. meningkatkan
dan perawatan memahami 2) Berikan Jadwal koordinasi dan
di rumah. penggunaan obat yang harus kesadaran pasien
obat dan digunakan terhadap
perawatan di meliputi nama pengobatan yang
rumah, obat, dosis, teratur.
KH : tujuan dan efek 3) Memberikan
a. pasien terlihat samping struktur dan
tenang dan 3) Bantu pasien mengurangi
rileks dalam kecemasan pada
b. pasien tidak merencanakan waktu menangani
nampak program latihan proses penyakit
cemas dan istirahat yang yang kronis
- teratur. kompleks.
4) Berikan 4) Mengurangi
informasi paksaan untuk
mengenai alat- menggunakan sendi
alat bantu yang dan memungkinkan
mungkin individu untuk ikut

17
dibutuhkan. serta secara lebih
5) Jelaskan pada nyaman dalam
pasien tentang aktifitas yang
penyakitnya dibutuhkan atau
6) Kolaborasi diinginkan.
dengan sumber- 5) Memberikan
sumber pengetahuan pasien
komunitas sehingga pasien
arthritis. dapat menghindari
terjadinya serangan
berulang
6) Bantuan dan
dukungan dari
orang lain untuk
meningkatkan
pemulihan
maksimal.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi/tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan perencanaan keperawatan.
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan langkah berikutnya yang dilakukan adalah
mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode
SOAP.

18
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddath. 2001. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Jakarta. EGC
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Jakarta. EGC
Fitriani, Rahmatul. 2015. Cara Cepat Usir Asam Urat. Yogyakarta: Medika
Rau Elim & Ongkowijaya J. 2015. Perbandingan Kadar Asam Urat Pada Subyek Obes dan Non-
Obes Di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Journal e-Clinic
(eCL. Volume 3, No. 2)
Reeves, Charlene J. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
Sariputra Buletin. 2015. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Klien dengan Tindakan Pencegahan
Kekambuhan Penyakit Gout Atrithis di Puskesmas Grian Wera Kota Bitung. No.2
Volume 5
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Dignosis Keperawwatan Indonesia Definisi
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

19
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIAPADA KLIEN NY. “M” DENGAN GOUT
ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENARILANG
DESA KALABAHI BARAT, KEC. TELUK MUTIARA
KABUPATEN ALOR TAHUN 2023

DISUSUN OLEH :
POLCHE Y TOLANG.S.Kep
NIM : B 400222146

CI LAHAN C INSTITUSI

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES BARAMULI PINRANG
TAHUN AJARAN
2023

20
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN NY. “S” DENGAN GOUT ARTHRITIS

Anamnesa
Nama : Ny. “M”
Umur : 67 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Suku : Alor
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kenarilang
Tanggal Pengkajian : 27 April 2023
 Riwayat kesehatan sekarang: klien mengatakan nyeri pada tungkai sebelah kiri, keluhan
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Klien tidak mengetahui tentang proses penyakitnya
dan menanyakan penyebab penyakitnya.

Keluhan utama klien : Nyeri


Pengkajian nyeri :
P : klien mengatakan nyeri dirasakan setelah bangun tidur dan akibat
klien memiliki riwayat asam urat yang tinggi.
Q : klien mengatakan nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk
R : klien mengatakan nyeri dirasakan pada tungkai sebelah kiri
S : skala nyeri 4 (ringan)
T : klien mengatakan nyeri dirasakan pada saat bangun tidur dan
nyeri terasa hilang timbul.
 Riwayat kesehatan masa lampau: klien mengatakan memiliki riwayat hipertensi dan klien
mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit.
 Riwayat sosial : klien mengatakan aktif dalam kegiatan pengajian
 Kebutuhan dasar/Pola kehidupan sehari-hari
- Makan

Frekuensi: klien mengatakan frekuensi makannya 2 x sehari karena klien sedang

menjalani ibadah puasa.

Jenis makanan: nasi, sayur dan ikan

19
- Minum

Frekuensi: klien mengatakan frekuensi minumnya sebelum puasa 5-6 gelas sehari.

Jenis minuman: air putih dan teh

- Tidur: klien mengatakan sulit tidur pada malam hari karena sering terbangun

untuk miksi.

Jam tidur malam 5-6 jam

Jam tidur siang tidak menentu

- BAB: klien mengatakan frekuensi BAB 2 x sehari dan tidak memiliki gangguan.

Konsistensi padat, warna kuning dan bau khas feses.

- BAK: klien mengatakan sering terbangun pada malam hari untuk BAK, warna

kuning dan bau khas urin. Klien mengatakan tidak ada riwayat urin dikelilingi

semut.

- Aktivitas: klien mengatakan sehari-hari mengurus rumah tangga dan

mengumpulkan barang bekas daur ulang.

- Personal Hygiene:

Klien tampak bersih dan rapi, klien mengatakan mandi 2 x sehari, turgor kulit

tampak elastis.

A. Pemeriksaan Fisik

- Keadaan Umum : baik, kesadaran: composmentis. GCS: 15

- Kepala : tampak simetris dan bentuk mesocophal, tidak teraba

adanya benjolan, tampak menggunakan hijab.

- Mata : tampak simetris kiri dan kanan, pupil isokor, visus mengalami

penurunan dan lapang pandang tidak jelas saat melihat,

20
konjungtiva anemis, tidak ada lesi, sclera tampak putih, alis mata

dan bulu mata tampak tumbuh merata.

- Hidung : tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak ada polip,

fungsi penciuman baik.

- Mulut : gigi tampak tidak utuh, tercium bau amoniak, tidak tampak

stomatitis, tidak tampak labiopalatoskisis, gigi tampak bersih.

- Telinga : tampak simetris kiri dan kanan, tidak lesi, tidak tampak secret

keluar dari liang telinga, telinga tampak bertindik, fungsi

pendengaran baik.

- Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak tampak distensi

vena jugularis, tidak ada lesi, fungsi menelan baik, arteri carotis

teraba < 3 menit.

- Dada : tidak tampak retraksi dinding dada saat ekspirasi dan inspirasi,

dada tampak simetris kiri dan kanan, tidak teraba adanya benjolan

dan lesi, tidak tampak sesak nafas, tidak terdengar suara nafas

tambahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri ulu hati.

- Jantung : tidak ada pembesaran jantung, ictus cordis normal (terletak di

sela iga V, 7-9 cm di lateral midsternalis dengan diameter 1-2,5

cm). irama jantung normal, bunyi jantung ”lup-dup” S1 dan S2

reguler.

- Abdomen : Gaster tidak kembung dan tidak dilakukan pengkajian bunyi

Peristaltic

21
- Ekstremitas :

 Atas : tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan.

 Bawah : Klien mengatakan terasa nyeri pada tungkai sebelah kiri saat

bangun tidur, klien mengatakan keluha dirasakan sejak 1 tahun

yang lalu, tidak tampak adanya luka dan edema, CRT <3 dtk.

- Kulit : turgor kulit tampak elastis, kulit tampak bersih, tidak ada edema,

tidak ada lesi, akral teraba hangat.

Pemeriksaan lain

- TD : 150/100 mmHg

- Respirasi Rate : 20 x/menit

- Nadi : 82 x/menit

- Suhu : 36,7 0C

ANALISA DATA

No Data Masalah kesehatan


1. DS: Gangguan rasa nyaman : Nyeri
- Klien mengatakan nyeri pada
tungkai sebelah kiri setelah
bangun tidur, keluhan dirasakan
sejak 1 tahun yang lalu dan
diakibatkan oleh riwayat asam
urat tinggi.
- Klien mengaatakan nyeri terasa

22
sepeti tertusuk-tusuk

DO:
- Wajah klien tampak meringis
- Skala nyeri 4 (ringan)
Gangguan pola tidur
- Nadi: 82 x/menit
2.
- Hasil pemeriksaan asam urat:
- 6,4 mg/dl

DS:
- Klien mengatakan sulit tidur

pada malam hari karena sering

terbangun 2-4 kali untuk miksi.


Defisit pengetahuan
3.
DO:
- Jam tidur malam 5-6 jam
- Jam tidur siang tidak menentu
- TD: 150/100 mmHg

DS:
- Klien mengatakan tidak
mengetahui tentang proses
penyakitnya
- Klien menanyakan tentang
penyebab penyakitnya

DO:
- Klien tampak gelisah
- Nadi: 82 x/menit

23
B. Diagnosa Keperawatan

Prioritas
Masalah Keperawatan Diagnosa Keperawatan
Masalah
I. Gangguan rasa nyaman : Gangguan rasa nyaman : Nyeri
Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
II Gangguan pola tidur Gangguan pola tidur berhubungan dengan
perubahan fisiologis
III Defisit pengetahuan Defisit pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya pemahaman pengobatan dan
perawatan di rumah

24
C. Intervensi Keperawatan

Dx.
No. Tujuan & KH Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan i. Kaji keluhan nyeri, i. Membantu dalam
rasa tindakan catat lokasi dan mengendalikan
nyaman :Nye keperawatan intensitas (skala 0- kebutuhan
ri selama 3x24 jam, 10). manajemen nyeri dan
berhubungan diharapkan: j. Catat faktor-faktor keefektifan program.
dengan 2.Nyeri pasien yang mempercepat j. Istirahat dapat
proses berkurang/hilang dan tanda-tanda menurunkan
penyakit KH : rasa sakit yang metabolisme
d) Pasien nonverbal. setempat dan
melaporkan k. Berikan posisi mengurangi
adanya yang nyaman pada pergerakan pada
penurunan rasa klien, sendi yang sendi yang sakit.
nyeri nyeri (kaki) k. Bantalan yang
e) Pasien tau dan diistirahatkan dan empuk/lembut akan
mau melakukan diberikan bantalan. mencegah
tekhnik l. Berikan kompres pemeliharaan
manajemen nyeri hangat atau dingin. kesejajaran tubuh
non farmakologis m.Cegah agar tidak yang tepat dan
f) Pasien tampak terjadi iritasi pada menempatkan stress
rileks tofi, misal pada sendi yang sakit.
menghindari l. Pemberian kompres
penggunaan sepatu dapat memberikan
yang sempit, efek vasodilatasi dan
terantuk benda keduanya mempunyai
yang keras efek vasodilatasi dan
n. Ajarkan klien keduanya mempunyai
untuk sering efek membantu
mengubah posisi pengeluaran endortin

25
tidur dan dingin dapat
o. Ajarkan menghambat impuls-
penggunaan tehnik impuls nyeri.
manajemen m. Bila terjadi
stress,misalnya iriitasi maka akan
relaksasi progresif, semakin nyeri. Bila
sentuhan terjadi luka akibat tofi
terapeutik, dan yang pecah maka
pengendalian rawatlah sucara steril
nafas. dan juga perawatan
p. Kolaborasi dengan drain yang dipasang
dokter dalam pada luka.
pemberian obat- n. Mencegah terjadinya
obatan colchille, kelelahan umum dan
Allopurinol kekakuan sendi.
(Zyloprin) Menstabilkan sendi,
mengurangi gerakan
atau rasa sakit pada
sendi.
o. Meningkatkan
relaksasi,
memberikan kontrol
dan mungkin
meningkatkan
kemampuan koping.
p. menurunkan kristal
asam urat yang
mempunyai efek
samping, nausea,
vomitus, diare,
oliguri,

26
hematuri.Allopurinol
menghambat asam
urat.
2. Gangguan Setelah dilakukan 6. Kaji gangguan 6) Memberikan
pola tidur tindakan tidur klien, informasi rencana
berhubungan keperawatan karakteristik dan keperawatan
dengan selama 3x24 jam, penyebab kurang selanjutnya
perubahan diharapkan : tidur
fisiologis 2. Tidak terdapat 7. Anjurkan klien 7) Meningktakan pola
(faktor gangguan pola makan cukup satu tidur dengan asupan
menua) yang tidur, jam sebelum tidur makanan yang cukup
ditandai KH : 8. Ciptakan 8) Mengurangi
dengan klien d) Klien dapat tidur lingkungan yang gangguan pada pola
sering e) Klien merasa tenang dan tidak tidur
terbangun nyaman berisik .
pada saat f) Klien tampak 9. Anjurkan klien 9) Menghindari cedera
tidur dan rileks untuk mengurangi akibat kecelakaan
tidur tidak aktifitas sebelum atau jatuh.
nyenyak tidur
10. Ajarkan terapi 10) Berguna dalam
musik merilekskan pikiran
11. Kolaborasi agar pasien tenang
dengan dengan dan mudah tertidur
dokter untuk 11) Tindakan
pemberian obat kerjaasama dengan
tidur; jika perlu dokter.
3. Defisit Setelah dilakukan 7) Kaji kemampuan 7) mengetahui respon
pengetahuan tindakan pasien dalam dan kemampuan
berhubungan keperawatan mengungkapkan kognnitif klien
dengan selama 1x24 instruksi yang dalam menerima
kurangnya jam,diharapkan diberikan oleh informasi.

27
pemahaman 2) Klien dan dokter atau 8) Penjelasan ini dapat
pengobatan keluarga dapat perawat. meningkatkan
dan memahami 8) Berikan Jadwal koordinasi dan
perawatan di penggunaan obat obat yang harus kesadaran pasien
rumah. dan perawatan di di gunakan terhadap
rumah, meliputi nama pengobatan yang
KH : obat, dosis, teratur.
c. pasien terlihat tujuan dan efek 9) Memberikan
tenang dan samping struktur dan
rileks 9) Bantu pasien mengurangi
d. pasien tidak dalam kecemasan pada
nampak cemas merencanakan waktu menangani
- program latihan proses penyakit
dan istirahat yang yang kronis
teratur. kompleks.
10) Berikan 10) Mengurangi
informasi paksaan untuk
mengenai alat- menggunakan sendi
alat bantu yang dan memungkinkan
mungkin individu untuk ikut
dibutuhkan. serta secara lebih
11) Jelaskan pada nyaman dalam
pasien tentang aktifitas yang
penyakitnya dibutuhkan atau
12) Kolaborasi diinginkan.
dengan sumber- 11) Memberikan
sumber pengetahuan pasien
komunitas sehingga pasien
arthritis. dapat menghindari
terjadinya serangan
berulang

28
12) Bantuan dan
dukungan dari
orang lain untuk
meningkatkan
pemulihan
maksimal.

29
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Masalah Kesehatan Implementasi Waktu Evaluasi


1. Gangguan rasa nyaman - Mengkaji karakteristik nyeri Kamis, 29 April Kamis, 29 April 2023
:Nyeri berhubungan HASIL: 2023 Jam: 12.00
dengan proses penyakit 1) P: Nyeri dirasakan setelah - 10.00 WITA - S: Klien mengatakan masih nyeri
bangun tidur pada tungkai sebelah kiri
2) Q: kualitas nyeri seperti - O: wajah klien tampak meringis
tertusuk-tusuk N: 88 x/mnt
3) S: Skala nyeri 4 (ringan) - A: Nyeri belum teratasi
4) T: Nyeri dirasakan setelah - P: Kaji karakteristik nyeri secara
- 10.10 WITA
bangun tidur dan terasa komprehensif, Observasi TTV,
hilang timbul selama 5 menit anjurkan klien untuk mengatur
- Mengobservasi tanda-tanda vital posisi yang nyaman ,ajarkan
HASIL: manajemen nyeri.
1) TD: 150/100 mmHg - 10.20 WITA
2) RR: 23 x/mnt
3) N: 87 x/mnt
4) S: 36 0C
- Mengajarkan manajemen nyeri:
- 10.35 WITA
teknik relaksasi nafas dalam
HASIL:
Meningkatkan relaksasi dan

30
menghambat impuls-impuls
nyeri. - 10.45 WITA
- Memberikan posisi yang nyaman
pada klien,
HASIL:
Sendi yang nyeri (kaki)
diistirahatkan dan diberikan
bantalan.
- Memberikan kompres hangat
HASIL:
Air hangat memperlancar
peredaran darah dan membantu
pengeluran endotrin

2. Gangguan pola tidur - Mengkaji pola tidur klien Kamis, 29 April Kamis, 29 April 2023
berhubungan dengan HASIL: 2023 Jam: 14.00
perubahan fisiologis Klien mengatakan siang susah 13.00 - S: Klien mengatakan pola tidurnya
tidur dan pada malam hari tidur masih terganggu
selama 5 -6 jam dan sering 13.15 - O: Tampak mata panda pada klien
terbangun pada malam hari N: 88 x/mnt
- Mengkaji tanda-tanda vital klien - A: Pola tidur belum teratasi
HASIL: - P: Kaji pola tidur klien, ajarkan
13.30

31
TD: 170/100 mmHg teknik relaksasi, ciptakan
N: 88 x/menit lingkungan yang tenang
P: 23 x/menit
S; 36,7 0C 13.45
- Menganjurkan klien untuk tidak
melakukan aktifitas berlebih
sebelum tidur
HASIL:
Klien mengatakan sebelum tidur
klien menonton TV
- Mengajarkan teknik relaksasi
sebelum tidur
HASIL:
Klien mengatakan menggunakan
terapi musik sebelum tidur

3. Defisit pengetahuan - Kaji tingkat pengetahuan klien Jumat, 30 April Jumat, 30 April 2023
berhubungan dengan tentang penyakit gout 2023 Jam: 11.00
kurangnya pemahaman HASIL: - 10.00 WITA - S: Klien menanyakan penyebab
pengobatan dan Klien mengatakan mengalami penyakitnya
perawatan di rumah. penyakit sudah lama namun - O: Klien tampak bingung saat
tidak kunjung hilang. diberikan pertanyaan
- 10.10 WITA
- Memberikan pendidikan

32
kesehatan tentang penyakit gout N: 88 x/mnt
HASIL: - A: Defisit pengetahuan klien
Klien menanyakan nyeri pada - 10.20 WITA belum teratasi
kakinya disebabkan oleh apa? - P: Kaji tingkat pengetahuan klien,
- Memeriksa kadar asam urat klien berikan pendidikan kesehatan
HASIL: tentang gout, Bantu pasien dalam
Asam urat : 6,4 ml/dl merencanakan program latihan dan
istirahat yang teratur.

1. Gangguan rasa - Mengkaji karakteristik nyeri Jumat, 30 April Jumat, 30 April 2023
nyaman :Nyeri
HASIL: 2023 Jam: 12.00
berhubungan dengan
proses penyakit 1) P: Nyeri dirasakan setelah - 11.00 WITA - S: Klien mengatakan masih nyeri
bangun tidur pada tungkai sebelah kiri
2) Q: kualitas nyeri seperti - O: wajah klien tampak meringis
tertusuk-tusuk N: 86 x/mnt
3) S: Skala nyeri 4 (ringan) - A: Nyeri belum teratasi
4) T: Nyeri dirasakan setelah - P: Kaji karakteristik nyeri secara
bangun tidur dan terasa komprehensif, anjurkan klien
hilang timbul selama 5 menit untuk mengatur posisi, ajarkan
- 11.10 WITA
- Mengobservasi tanda-tanda vital manajemen nyeri.
HASIL:
5) TD: 150/100 mmHg

33
6) RR: 23 x/mnt - 11.20 WITA
7) N: 87 x/mnt
8) S: 36 0C
- Memberikan posisi yang nyaman
pada klien,
- 11.30 WITA
HASIL:
Sendi yang nyeri (kaki)
diistirahatkan dan diberikan
bantalan.
- Memberikan kompres hangat
untuk memperlancar peredarahan
darah
HASIL:
Tampak klien melakukan
kompres dengan air hangat

3. Defisit pengetahuan - Kaji tingkat pengetahuan klien Sabtu, 1 April 2023 Sabtu, 1 April 2023
berhubungan dengan tentang penyakit gout - 10.00 WITA Jam: 11.00
kurangnya pemahaman HASIL: - S: Klien menanyakan penyebab
pengobatan dan Klien mengatakan mengalami penyakitnya
perawatan di rumah. penyakit sudah lama namun - O: Klien tampak bingung saat
tidak kunjung hilang. diberikan pertanyaan
- 10.10 WITA
- Memberikan pendidikan

34
kesehatan tentang penyakit gout N: 88 x/mnt
HASIL: - A: Defisit pengetahuan klien
Klien menanyakan nyeri pada belum teratasi
kakinya disebabkan oleh apa? - 10.20 WITA - P: Kaji tingkat pengetahuan klien,
- Memeriksa kadar asam urat klien berikan pendidikan kesehatan
HASIL: tentang gout, Bantu pasien dalam
Asam urat : 6,7 ml/dl merencanakan program latihan dan
istirahat yang teratur.

2. Gangguan pola tidur - Mengkaji pola tidur klien Sabtu, 1 Mei 2023 Sabtu, 1 Mei 2023
berhubungan dengan HASIL: 13.00 Jam: 14.00
perubahan fisiologis Klien mengatakan siang susah - S: Klien mengatakan pola tidurnya
tidur dan pada malam hari tidur sudah teratur
selama 5 -6 jam dan sering 13.15 - O: klien tampak rileks
terbangun pada malam hari N: 88 x/mnt
- Mengkaji tanda-tanda vital klien - A: Pola tidur teratasi
HASIL: - P: pertahankan intervensi
TD: 170/100 mmHg 13.30
N: 88 x/menit
P: 23 x/menit
S; 36,7 0C
- Menganjurkan klien untuk tidak
melakukan aktifitas berlebih 13.45

35
sebelum tidur
HASIL:
Klien mengatakan sebelum tidur
klien menonton TV
- Mengajarkan teknik relaksasi
sebelum tidur
HASIL:
Klien mengatakan menggunakan
terapi musik sebelum tidur

36

You might also like