Kak KTR (26 Sept 2023)

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

DINAS KESEHATAN
Jl. S. Parman No. 25 A Ngawi Kode Pos 63216
Telp.(0351) 746827 / Fax. 746827 Email: info@dinkes.ngawikab.go.id,
Website: www.dinkes.ngawikab.go.id

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


DETEKSI DINI PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR PPOK
Terkait
”BAHAYA ROKOK TERHADAP KESEHATAN PARU”

I. DASAR HUKUM
a. UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 Tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 Tentang
Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada
Kemasan Produk Tembakau;

II. PENDAHULUAN
Kondisi Indonesia saat ini memprihatinkan, jumlah perokok di Indonesia
semakin meningkat, terutama pada kelompok anak-anak dan remaja. Hasil
Riskesdas tahun 2018 didapatkan prevalensi perokok usia >= 15 tahun
sebesar 33,8%. Peningkatan perokok pada usia anak 10-18 tahun hampir 2
kali lipatnya dari 7,2 % (2013) menjadi 9,1 % (2018).
Pengendalian para perokok yang menghasilkan asap rokok yang
sangat berbahaya bagi kesehatan perokok aktif maupun perokok pasif
merupakan salah satu solusi menghirup udara bersih tanpa paparan asap
rokok atau biasa di sebut penetapan KAWASAN TANPA ROKOK .Hak untuk
menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok telah
menjadi perhatian dunia,WHO memprediksi penyakit yang berkaitan dengan ro
kok akan menjadi masalah kesehatan dunia. Dari tiap 10 orang dewasa yang
meninggal 1 orang diantaranya meninggal karena di sebabkan asap rokok.
Dari data terakhir WHO Tahun 2004 ditemui sudah mencapai 5 juta kasus
kematian setiap tahunya. Serta 70% terjadi di negara berkembang termasuk di
dalamya Asia dan Indonesia .Di Tahun 2025 nanti,saat jumlah perokok dunia
sekitar 650 Juta orang maka akan ada 10 juta kematian pertahun
Asap rokok orang lain (AROL) atau SHS (Second Hand Smoke) atau
Environmental Tobacco Smoke (ETS) berbahaya bagi bukan perokok atau
perokok pasif. AROL merupakan campuran antara asap dan partikel. Data
WHO 2009, menunjukkan bahwa korban kematian akibat AROL terutama pada
kelompok rentan, anak-anak sebesar 31% dan perempuan sebesar 64%. Data
Riskesdas 2010, menunjukkan bahwa 92 juta warga Indonesia terpapar asap
rokok orang lain (AROL), 43 juta diantaranya merupakan anak-anak, termasuk
11,4 juta anak usia 0-4 tahun.
Persentase perokok laki-laki dewasa saat ini telah mencapai 68,1%,
yang menempatkan Indonesia pada peringkat tertinggi di dunia dan hal ini bisa
dimengerti bila 1/3 penyebab kematian dini pada laki-laki dikarenakan penyakit
terkait rokok yang sebetulnya dapat dicegah dan penyebab 20% total seluruh
kematian pada laki-laki di 2014. Jika tidak dikendalikan maka akan berdampak
pada meningkatnya jumlah angka kematian akibat penyakit tidak menular yang
berhubungan dengan rokok.
Kegiatan merokok tentu memiliki efek buruk bagi kesehatan, karena
rokok memiliki beberapa komponen yang bersifat toxic bagi tubuh, yaitu
karbonmonoksida, tar dan nikotin. Karbonmonoksida adalah salah satu
kandungan berbahaya dari rokok. Karbonmonoksida memiliki kemampuan
mengikat hemoglobin dalam darah 200 kali lebih kuat jika dibandingkan
dengan oksigen. Peningkatan kadar karbonmonoksida dalam darah dapat
menyebabkan terjadinya ganguan pernapasan, sakit kepala, serta depresi
yang mana dalam jangka panjang tentu dapat mengakibatkan terjadinya
masalah kesehatan yang serius. Selanjutnya, kandungan rokok yang
berbahaya bagi tubuh adalah tar. Zat ini dapat mengendap dalam paru paru
serta dapat mengganggu fungsi rambut yang melapisi permukaan organ paru-
paru. Sehingga kemampuan paru-paru untuk menyaring zat berbahaya seperti
bakteri maupun kuman yang masuk dapat menurun.
Efek buruk asap rokok pada kesehatan tidak serta merta langsung
dirasakan tetapi baru muncul setelah dikonsumsi lama. Hal inilah yang
menyebabkan sulitnya mengajak orang untuk berhenti merokok. Pada perokok
usia dewasa muda jarang sekali ditemui keluhan pernapasan dan
foto rongent dada serta fungsi pernapasan normal sehingga akan merasa
dirinya sehat dan tetap merokok. Biasanya perokok aktif baru merasakan
keluhan napas setelah usia 40 tahun. Gejala yang timbul biasanya batuk lama,
napas tidak plong hingga sesak napas. Gejala tersebut bervariasi tergantung
dari derajat sakitnya yang dapat secara pasti/obyektif diukur dengan
pemeriksaan spirometri. Spirometri adalah salah satu alat untuk
mendiagnosis penyempitan saluran napas. Asap rokok yang dihirup bertahun-
tahun akan membuat saluran napas menjadi kaku terutama saluran napas kecil
yang dindingnya tipis sehingga mengurangi elastisitas yang mengakibatkan
udara sulit untuk keluar maupun masuk ke jaringan paru. Jika terbukti saluran
napas menyempit maka terdiagnosis salah satu penyakit akibat asap rokok
yaitu penyakit paru obastruksi kronis (PPOK). Penyempitan saluran napas ini
sifatnya permanen dan semakin memberat seiring dengan bertambanya usia.
Penyakit paru lain akibat rokok adalah kanker paru. Penelitian
menyimpulkan bahwa sembilan dari sepuluh pasien kanker paru adalah
perokok sehingga jelas penyebab kanker paru adalah asap rokok. Saat ini
kemasan rokok sudah diberi peringatan tentang bahaya merokok baik gambar
maupun tulisan namun tetap saja perokok muda semakin banyak. Sering kita
jumpai anak-anak usia belasan sudah merokok, coba-coba merokok biasanya
karena pengaruh lingkungan dan mencontoh kebiasaan orang di sekitarnya
terutama orang tua. Untuk itu kita sebagai orang tua sangat diharapkan untuk
dapat memberikan contoh yang baik untuk anak dan keluarga kita.
Berdasarkan data WHO tahun 2010 kanker paru merupakan penyebab
terbanyak kanker pada laki-laki, 80-85% diantaranya baru terdiagnosis setelah
derajat lanjut (stage IIIB-IVB) dan hanya 10-15% terdiagnosis pada derajat
awal. Hal ini terjadi karena pada derajat awal, gejala pernapasan tidak khas
dan sama dengan penyakit paru pada umumnya seperti batuk, sesak dan nyeri
dada. Apabila gejala tersebut di atas dialami pada laki-laki, usia 40 tahun dan
perokok harus kita pikiran diagnosis kanker paru.
Iritasi akibat asap rokok secara terus menerus di saluran napas dan
jaringan paru menyebabkan saluran napas menjadi lebih sembab dan basah,
sehingga memudahkan kuman atau bakteri serta debu menempel di saluran
napas. Selanjutnya dapat terjadi peradangan dan berlanjut menjadi infeksi.
Banyak kasus anak yang mengalami batuk lama berulang dan infeksi ternyata
setelah dicari penyebabnya karena orang tuanya seorang perokok. Perokok
pasif sama risikonya mengalami penyakit paru. Pada keluarga yang
mempunyai bakat alergi, kemungkinan mengalami batuk dan sesak akan lebih
mudah dan sering karena asap rokok sebagai pemicu terjadinya batuk. Zat
berbahaya seperti nikotin yang terkandung dalam batang rokok, dapat pula
masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah
yang memicu terjadinya serangan jantung. Penyakit akibat rokok dapat
dihindari, maka dari itu mulailah dari diri kita sendiri untuk menjaganya.
Merokok berarti melanggar hak asasi tubuh kita untuk tetap sehat.

III. TUJUAN

Tujuan pertemuan ini adalah meningkatkan kapasitas pengetahuan


Satgas KTR tentang bahaya merokok bagi kesehatan paru.

IV. PESERTA

Peserta Pertemuan adalah


- Satgas KTR se-Kabupaten Ngawi.

V. WAKTU DAN TEMPAT


Pertemuan dilaksanakan pada hari :
- Hari Selasa, tanggal 26 September 2023 bertempat di Aula 1 Dinas
Kesehatan Kab. Ngawi.

VI. MATERI
Tema materi dalam pertemuan terkait : ”Bahaya Rokok Terhadap
Kesehatan Paru”.
VII. NARASUMBER
Narasumber dalam pertemuan ini adalah : dr. Yusniar Ramadhiana,
Sp.P dari RSUD Dr. Soeroto Ngawi.

VIII. METODE
Metode yang digunakan dalam Pertemuan adalah ceramah, diskusi
dan tanya jawab.

IX. SUSUNAN ACARA

Rundown Acara
26 September 2023

No Waktu Acara PERSONAL


1. 08.30 – 09.00 Registrasi Panitia
2. 09.00 – 09.05 Pembukaan Panitia
3. 09.05 – 09.10 Menyanyikan lagu Kebangsaan Panitia
Indonesia Raya

4. 09.10 - 09.30 Sambutan Bapak Kabid Yankes UKM dr. Mochammad Nizar
UKP Yulianto

Materi :
dr. Yusniar Ramadhiana,
5. 09.30 – 11.00 Bahaya Rokok terhadap Kesehatan Sp.P
Paru

6. 11.00 – 12.00 Tanya Jawab Moderator

dr. Mochammad Nizar


7. 12.00 – 12.30 PENUTUPAN Yulianto, Ibu Paulina
Kristianti, SKM., M. Kes

X. PEMBIAYAAN
Biaya pelaksanaan berasal dari DPA Dinas Kesehatan
Kabupaten Ngawi Tahun 2023.
XI. PENUTUP
Dengan dilaksanakannya pertemuan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kapasitas pengetehuan Satgas KTR tentang Bahaya Rokok
terhadap Kesehatan Paru.

You might also like