Professional Documents
Culture Documents
F. Pengertian Dan Tujuan Supervisi Pendidikan Pengertian
F. Pengertian Dan Tujuan Supervisi Pendidikan Pengertian
2. Tujuan.
Sergiovanni sebagaimana dikutip Siahaan dkk (2006) menegaskan
tujuan supervisi pendidikan yaitu: (a) pengawasan
Supervisi akademik, yaitu supervisi yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah
akademik, yakni hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada
waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran.
Supervisi administrasi, yaitu supervisi yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan pelancar terlaksananya pembelajaran.
Supervisi lembaga, yaitu supervisi yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek
yang berada di sentral madrasah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan
pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik madrasah
atau kinerja madrasah.
Menurut Sahertian (2008), ada beberapa jenis supervisi pendidikan, diantaranya yaitu:
Supervisi konvensional , yaitu model supervisi yang menganut paham bahwa supervisor sebagai
seseorang yang memiliki power untuk menentukan nasib kepala sekolah dan guru. Dalam kegiatan
supervisinya, supervisor yang bergaya konvensional akan melihat kesalahan kepala sekolah, guru, dan
karyawan bahkan selalu mengawasi kepala sekolah, guru, dan karyawan. Model supervisi ini adalah
supervisor selalu mencari kesalahan orang yang di supervisi, sehingga dalam menjalankan tugasnya
sewenang-wenang tidak mau menerima masukan dari orang yang di supervisi meskipun usulan yang
dikemukakan itu baik.
Supervisi artistik, yaitu model supervisi yang menuntut seorang supervisor dalam melaksanakan
tugasnya harus berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki sikap arif. Ciri-ciri model supervisi
artistik diantaranya yaitu:
Prinsip ilmiah, prinsip ilmiah mencakup tiga unsur, yaitu: Sistematika (dilaksanakan secara
teratur, berencana dan kontinyu), Objektif (data yang didapat pada observasi yang nyata bukan
tafsiran pribadi) dan Menggunakan alat (instrument) yang dapat memberi informasi sebagai
umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar-mengajar.
Prinsip demokratis, yaitu menjunjung tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang
kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.
Prinsip kooperatif, meliputi seluruh staff dapat bekerja sama, mengembangkan usaha bersama
dalam menciptakan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
Prinsip konstruktif dan kreatif, meliputi membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif
menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat menggunakan potensi-
potensinya.
Pendekatan dalam Supervisi
Menurut Sahertian (2000), ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam supervisi, yaitu:
Pendekatan direktif (langsung), yaitu cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung.
Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan.
Pendekatan direktif ini berdasarkan pada pemahaman terhadap psikologis behavioristis. Prinsip
behaviorisme ialah bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respons terhadap
rangsangan/stimulus.
Pendekatan non-direktif (tidak langsung), yaitu cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya
tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih
dahulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru. Pendekatan non-direktif ini
berdasarkan pada pemahaman psikologis humanistik yang sangat menghargai orang yang akan dibantu.
Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih banyak mendengarkan
permasalahan yang dihadapi guru.
Pendekatan kolaboratif, yaitu cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-
direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini, baik supervisor maupun guru bersama-
sama bersepakat untuk menetapkan struktur proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan
terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi
kognitif beranggapan bahwa belajar adalah perpaduan antara kegiatan individu dengan lingkungan yang
pada gilirannya akan berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu.
Resource:
https://www.pelajaran.co.id/2019/26/pengertian-supervisi-pendidikan-tujuan-fungsi-jenis-prinsip-
dan-pendekatan-dalam-supervisi-pendidikan.html
http://digilib.uinsby.ac.id/5658/5/Bab%202.pdf