Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

LAPORAN KASUS

Seorang Laki-Laki 36 tahun dengan

Abses Serebri

Diajukan sebagai tugas dalam pelaksanaan


Program Internsip Dokter Indonesia

VIONITA JESSICA MARSAULINA SIMANJUNTAK

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN
BANYUWANGI
TAHUN 2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

ABSES SEREBRI

Diajukan Dalam Rangka Tugas Program Internsip Dokter Indonesia


Di RSUD Blambangan

Disusun oleh:
dr. Vionita Jessica Marsaulina Simanjuntak

Dipresentasikan pada 12 Mei 2022

Komisi Pembimbing

Pendamping DPJP

dr. Rio Fauji dr. Andar Setyawan, Sp.S

2
ABSTRAK

Pendahuluan : Abses serebri merupakan penumpukan materi piogenik yang terlokalisir di


dalam/di antara parenkim otak, dengan etiologi bermacam-macam seperti bakteri, jamur ataupun
parasit. Abses serebri terjadi akibat adanya penyebaran infeksi dari jaringan nonneuronal yang
berdekatan, penyebaran secara hematogen, maupun infeksi langsung yang mengenai otak.
Berdasarkan penelitian, insidensi abses serebri di negara berkembang adalah 8% dari seluruh
kasus massa intrakranial. Prevalensi abses serebri pada pasien dengan HIV/AIDS lebih tinggi.
Diperkirakan mencapai 1 : 10.000 keseluruhan pasien di rumah sakit atau sekitar 1500-2500
kejadian pertahun. Pada pasien HIV terjadi penurunan CD4 di bawah level kritis sehingga pasien
menjadi sangat rentan terhadap infeksi oportunistik.
Laporan Kasus : Seorang pasien laki-laki, 36 tahun dengan keluhan utama kejang secara tiba-
tiba. Tipe kejang tonik-klonik dan berlangsung selama 3 menit. Setelah kejang pasien sadar.
Kejang diawali dengan mual, muntah dan sakit kepala. Pasien memiliki riwayat kejang 3 kali
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal dan pemeriksaan neurologis
ditemukan adanya hemiparesis sinistra. Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan leukopenia,
neutropenia dan anemia ringan. Dari pemeriksaan foto thorax ditemukan gambaran pneumonia.
Dari CT Scan kepala ditemuakn gambaran abses serebri. Hasil rapid test reaktif terhadap
HIV/AIDS. Pasien diberikan terapi berupa cairan PZ, kutoin, dexamethasone, ranitidine,
ondansetron, moxifloxacin, glauceta, klindamisin dan pirimetamine.
Kesimpulan : Abses serebri merupakan penumpukan materi piogenik yang terlokalisir di dalam/
di antara parenkim otak. Abses serebri merupakan manifestasi infeksi oportunistik pada sistem
saraf pusat yang sering dijumpai pada pasien HIV/AIDS. Diagnosis yang cepat dan tepat dapat
memperbaiki outcome pasien
Kata Kunci : Abses serebri, toxoplasma, toxoplasmosis

3
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. H
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sragi - Songgon, Banyuwangi
Status pernikahan : Menikah
Pendidikan : SMA
Masuk RSUD : 19 Maret 2022
No. RM : 27-03-28

II. DAFTAR MASALAH


No. Masalah Aktif Tanggal
1. Kejang 19/3/2022
2. Mual dan muntah 19/3/2022
3. Sakit kepala 19/3/2022

III. DATA DASAR


A. DATA SUBYEKTIF ANAMNESIS
Autoanamnesis tanggal 20 Maret 2022 di Ruang Penyakit Dalam 1
Keluhan Utama : Kejang
Keluhan Tambahan : Mual dan muntah
Sakit kepala
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan kejang yang terjadi 5 jam sebelum masuk rumah
sakit (SMRS). Menurut keluarga pasien, kejang terjadi mendadak saat pasien sedang
berjalan di rumah. Saat kejang, pasien terjatuh dan kedua tangan dan kaki pasien
klojotan (tonik-klonik) dan berlangsung selama kurang lebih 3 menit. Kejang
berlangsung 1 kali dalam 24 jam. Setelah kejang, pasien sadar dan tampak lemas.
Sebelum kejang, pasien sempat mengeluhkan mual, muntah dan sakit kepala. Muntah
terjadi 5 kali, berisi air dan makanan. Sakit kepala dirasakan pasien cukup berat,

4
seperti tertekan di seluruh area kepala. Keluhan adanya demam disangkal oleh pasien.
Pasien memiliki riwayat kejang sebelumnya, yaitu mulai 1 bulan yang lalu
tanggal 19 Februari 2022, kejang pertama terjadi tiba-tiba saat pasien sedang bekerja.
Kejang berlangsung selama 7 menit, dan terjadi penurunan kesadaran selama kurang
lebih 5 menit setelah kejang. Setelah kejang pertama juga sisi kiri tubuh pasien
terdapat kelemahan, membaik kurang dari 1 minggu. Kejang kedua terjadi tanggal 22
Februari 2022, tonik-klonik, berlangsung selama 3 menit, dan setelah kejang pasien
sadar. Kejang ketiga terjadi tanggal 22 Februari 2022 juga, di hari yang sama dengan
kejang kedua, berupa tonik-klonik, berlangsung selama 3 menit, dan setelah kejang
pasien sadar.
Keluhan batuk, pilek, keluhan telinga, nyeri berkemih, sesak napas, atau nyeri
tenggorokan tidak ada pada pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Januari 2022, pasien ada riwayat pilek dan jika pilek dengan secret kental
kekuningan sehingga pasien sering merasa hidung tersumbat dan di daerah
di antara alis terasa nyeri. Pasien tidak berobat karena sudah sering
mengalami keluhan ini. Dan saat kejang pertama terjadi, pasien sedang
tidak ada keluhan ini.
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat diabetes disangkal
• Riwayat penyakit jantung disangkal
• Riwayat alergi obat atau makanan disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat sakit seperti pasien pada anggota keluarga tidak ada.
Riwayat Pengobatan:
Saat kejang pertama hingga ketiga, pasien berobat di RSUP Sanglah Denpasar dan
diberi obat:
 Vitamin B Complex 2 x 1 tablet
 Karbamazepin 3 x 200 mg
 Cefixime 2 x 100 mg
 Metronidazol 4 x 500 mg

5
 Dexametasone 3 x 1 tablet
Pasien juga sempat melakukan MRI kepala axial (7/3/2022) dengan kontas dengan
hasil:
 Massa intraaxial supratentorial berbatas tegas dengan tepi lobulated
berukuran 2 x 1,6 cm pada lobus frontalis kanan disertai perifocal edema di
sekitarnya hingga ke lobus parietal kanan, mengesankan gambaran abses
serebri
 Sinusitis ethmoidalis bilateral
 Hipertrofi konka nasi media dan inferior kanan

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien bekerja sebagai event organizer di Bali.
Pasien memiliki riwayat melakukan hubungan seksual dengan pasangan lain sebelum
menikah dengan istri.
Kesan: sosial ekonomi cukup.

B. DATA OBYEKTIF PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4M6V5=15
Tanda – tanda vital :
 Tekanan darah : 120/80
 RR : 20 x/ menit
o
 Suhu : 36 C

 Nadi : 88 kali/ menit, regular, penuh, kuat

STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor 3 mm/ 3 mm , reflek cahaya ( + / +)
Telinga : Discharge (-/-)

6
Hidung : Napas cuping (-), discharge (-/-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-), sianosis (-)
Leher : Simetris, deviasi trakea (-), pembesaran nnll (-)
Thorax : jejas (-), retraksi dinding dada (-)

Paru : I : Simetris saat statis dinamis


Pa Pe : Stem fremitus kanan = kiri
Au : Sonor seluruh lapangan paru
: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

Jantung : I : Ictus cordis tak tampak


Pa Pe : Ictus cordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS
Au : Konfigurasi jantung dalam batas normal
: Bunyi jantung I-II murni, bising (-)

Abdomen

I : Bentuk perut datar dan simetris, venektasi (-), massa (-)


Au : Bising usus (+) normal
Pe : Timpani seluruh lapang abdomen
Pa : Nyeri tekan (+) epigastrium
Ekstremitas : Superior Inferior
Sianosis Akral -/- -/-
dingin Oedem -/- -/-
Cap. Refill <2dtk/<2dtk <2dtk/<2dtk

Pemeriksaan Fisik Neurologi:


1. Tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk: -
Kernig: -
Brudzinski I: -
Brudzinski II: -
2. Tanda peningkatan tekanan intrakranial
Sakit kepala: +
Penglihatan kabur: -

7
Bradikardia: -
Papil edema: tidak dinilai
3. Saraf kranial
 N. I (kanan/kiri) : tidak diperiksa
 N. II (kanan/kiri) :
Asies visus : dalam batas normal
Lihat warna : dalam batas normal
Kampus visus : tidak diperiksa
Funduskopi : tidak diperiksa
 N.III-IV-VI (kanan/kiri)
o Kedudukan bola mata: normal, tengah/tengah
Ptosis: -/-
Eks/enoftalmus: -/-
Diplopia: -/-
o Gerak bola mata:
Lateral : dalam batas normal
Medial : dalam batas normal
Atas : dalam batas normal
Bawah : dalam batas normal
Medial bawah: dalam batas normal
o Pupil:
Bentuk/besar: bulat 3mm/3mm
Isokor: isokor
Refleks cahaya langsung: +/+
Refleks cahaya tidak langsung: +/+
 N. V (kanan/kiri)
o Motorik
Membuka mulut: Normal
Menggerakkan rahang: Normal
Menggigit/mengunyah: Normal
o Sensorik [raba, suhu, nyeri]

8
Oftalmikus: dalam batas normal
Maksilaris: dalam batas normal
Mandibularis: dalam batas normal
Refleks kornea: tidak diperiksa
Refleks maseter: -
 N.VII (kanan/kiri)
Raut wajah : dalam batas normal
Angkat alis : dalam batas normal
Tutup mata rapat-rapat : dalam batas normal
Kembungkan pipi : dalam batas normal
Memperlihatkan gigi : dalam batas normal
Mencucurkan bibir : dalam batas normal
Rasa kecap 2/3 depan : tidak diperiksa
 N. VIII (kanan/kiri)
o N. Vestibularis
Nystagmus : -
Vertigo : -
Tes Romberg : tidak dilakukan
o N. Koklearis:
Tinitus : -
Gesekan jari : dalam batas normal
Tes Schwabac : tidak diperiksa
Tes Rinne : tidak diperiksa
Tes Weber : tidak diperiksa
 N. IX-X (kanan/kiri)
Suara (afoni/disfoni/normal) : dalam batas normal
Menelan : dalam batas normal
Batuk : dalam batas normal
Refleks faring : tidak diperiksa
 N. XI (kanan/kiri)
Menoleh (M. Sternokleidomastoideus) : dalam batas normal

9
Angkat bahu (M. Trapezius) : dalam batas normal
 N. XII (kanan/kiri)
Disartria : dalam batas normal
Posisi lidah
Di dalam mulut : tidak ada deviasi
Saat menjulur : tidak ada deviasi
Gerak lidah : dalam batas normal
Fasikulasi : -
Atrofi : -
4. Motorik
A. Kekuatan
Lengan kanan : 5/5/5/5
Lengan kiri : 5/5/5/5
Tungkai kanan: 5/5/5/5
Tungkai kiri : 5/5/5/5

Refleks fisiologis Refleks patologis


Biseps: ++/++ Hoffman Tromner: -/-
Triseps: ++/++ Babinski: -/-
Lutut: ++/++ Chaddock: -/-
Tumit: ++/++ Oppenheim: -/-
Gordon: -/-
Schaeffer: -/-

B. Tonus
Lengan
Istirahat: normotonus/normotonus
Gerakan pasif: spasisitas -/-, rigiditas -/-
Tungkai
Istirahat: normotonus/normotonus
Gerakan pasif: spasisitas -/-, rigiditas -/-

10
C. Trofik: normotrofik/normotrofik, simetris
5. Sensorik
Sensibilitas Permukaan [raba, suhu, nyeri]:
Lengan: dalam batas normal / tidak diperiksa / dalam batas normal
Telapak tangan: dalam batas normal / tidak diperiksa / dalam batas normal
Tungkai: dalam batas normal / tidak diperiksa / dalam batas normal
Tubuh: dalam batas normal / tidak diperiksa / dalam batas normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG
I. Laboratorium Darah ( 19 Maret 2022 )
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah Lengkap
1. Leukosit 3.3 3 3.8 – 10.6
10 /uL
Limfosit 25.6 % 20 – 40
Mx 13.4 % 0.8 – 10.8
Neutrofil 61.0 % 73.7 – 89.7
ALC 0.8 3 0.8 – 4
10 /uL
2. Eritrosit 4.10 6 4.4 - 5.9
10 /uL
MCV 80.5 fL 80 – 100
MCH 29 Pg 26 – 34
MCHC 36.1 g/dL 31 - 36
3. Hemoglobin 11.9 g/dL 13.2 – 18
4. Hematokrit 33.0 % 40 – 52
5. Trombosit 255 3 150 – 440
10 /uL
Kimia Klinik
1. GDA 106 mg/dL 70 – 125
2. BUN 9.46 mg/dL 8 – 25
3. Creatinin 0.95 mg/dL 0.6 – 1.4
4. SGOT 24.6 U/L < 50
5. SGPT 38.3 U/L < 50

11
Rapid Antigen SARS Cov-2 Negatif Negatif

II. Foto Rontgen Thorax AP (19 Maret 2022)


Cor: ukuran kesan normal
Pulmo:
Tampak infiltrate di supraparahiller kanan kiri
Sinus CF kanan kiri tajam
Trakea di tengah
Tulang tulang tampak baik
Soft tissue baik
Hemidiafragma kanan dan kiri tampak baik
Kesan :
- Pneumonia (mohon korelasi klinis dan lab)
- Cor dalam batas normal

III. CT Scan Kepala dengan Kontras (22 Maret 2022)

Gambar 1. CT scan kepala tanpa kontras (kiri) dan dengan kontras (kanan)
Interpretasi:
Tampak massa solid isoechoic batas tidak tegas tepi irregular ukuran 2,3 x 2,4 cm
di frontotemporal kanan disertai perifocal edema yang luas yang mendesak dan
menyempitkan ventrikel lateralis kanan menyebabkan midline shift sejauh +/- 0,8

12
cm ke sisi kiri. Pada pemberian kontras tampak gambaran rim contras
enhancement dengan dinding tipis dan tepi yang ireguler.
Kesimpulan:
Rim enhancing mass di regio frontotemporal kanan disertai perifocal edema yang
menyebabkan midline shift 0,8 cm ke kiri mengarah pada gambaran abses serebri.
C. RESUME
Pasien datang dengan keluhan kejang sejak 5 jam SMRS. Kejang tonik klonik,
durasi kurang lebih 3 menit, terjadi 1 kali dalam 24 jam, setelah kejang pasien sadar dan
tampak lemas. Kejang diawali dengan keluhan mual, muntah 5 kali, berisi air dan
makanan, dan sakit kepala yang dirasakan cukup berat dengan VAS 5-6. Ini merupakan
kejang ke 4 pasien. Riwayat kejang pertama dengan deficit neurologis berupa kelemahan
sisi kiri tubuh pasien dan sekarang sudah perbaikan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, GCS E4M6V5,
tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal
kecuali pemeriksaan abdomen, ditemukan nyeri tekan ulu hati. Pada pemeriksaan
neurologis ditemukan kekuatan motorik 5/5/5/5. Tonus untuk keempat ekstremitas dalam
batas normal. Reflek fisiologis dalam batas normal, sedangkan reflek patologis tidak
ditemukan. Pada pemeriksaan 12 nervus cranialis dalam batas normal. Pada tes
rangsangan meningeal didapatkan hasil negatif.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukopenia, neutropenia dan anemia
ringan. Pada pemeriksaan foto thorax ditemukan gambaran pneumonia. Pada
pemeriksaan CT scan kepala dengan kontras ditemukan rim enhancing mass di regio
frontotemporal kanan disertai perifocal edema yang menyebabkan midline shift 0,8 cm ke
kiri mengarah pada gambaran abses serebri

D. DIAGNOSIS
Abses Serebri

E. INITIAL PLAN
 Infus PZ + Kutoin 2 ampul  20 tpm
 Inj. Dexametasone 3x1 amp

13
 Inj. Ranitidine 2x1 amp
 Rencana CT Scan Kepala dengan Kontras

14
F. FOLLOW UP
Tanggal S O A P

Minggu Kejang (-) KU: tampak sakit ringan Obs konvulsi ec massa PZ + Kutoin 2 amp 14 tpm
20/3/2022 Mual (-) GCS: E4M6V5 intracranial dd/ suspek abses Dexametasone 3 x 1 amp
Muntah (-) TD 120/70 serebri Ranitidine 2 x 1 amp
N 84 kali/ menit Rencana CT Scan kepala dengan kontras
o 21/3/2022
T 37 C

Motorik 5/5/5/5

Senin Kejang (-) KU: tampak sakit ringan Obs konvulsi ec massa PZ + Kutoin 2 amp 14 tpm
21/3/2022 Mual (-) GCS: E4M6V5 intracranial dd/ suspek abses Dexametasone 3 x 1 amp
Muntah (-) TD 120/80 serebri Ranitidine 2 x 1 amp
N 88 kali/ menit Ondansetron 2 x 1 amp
o Glauceta 3 x 1 tab
T 36 C

Motorik 5/5/5/5

Selasa Kejang (-) KU: tampak sakit sedang Abses serebri PZ + Kutoin 2 amp 20 tpm
22/3/2022 Mual (-) GCS: E4M6V5 Dexametasone 3 x 1 amp
Muntah (-) TD 100/70 Ranitidine 2 x 1 amp
N 78 kali/ menit Ondansetron 2 x 1 amp
o Glauceta 3 x 1 tab
T 36 C
Konsul dr. Firman, SpBS
Motorik 5/5/5/5

Hasil CT Scan kepala dengan kontras:


Abses serebri

15
Rabu Mual (+) KU: tampak sakit sedang, letargik Abses serebri PZ + Kutoin 2 amp 20 tpm
23/3/2022 Muntah (+) 5x, terutama GCS: E4M6V5 Dexametasone 3 x 1 amp
setiap mencoba makan TD 100/70 Ranitidine 2 x 1 amp
Sakit kepala (+), VAS 5- N 89 kali/ menit Ondansetron 2 x 1 amp
6 o Glauceta 3 x 1 tab
T 36,5 C
Konsul dr. Firman, SpBS (rencana visit
Motorik 5/5/5/5
Kamis, terapi Neuro lanjut)

Kamis Mual (+), sedikit KU: tampak sakit sedang, letargik Abses serebri PZ + Kutoin 2 amp 20 tpm
24/3/2022 membaik dari kemarin GCS: E4M6V5 Dexametasone 3 x 1 amp
Muntah (-) terakhir TD 110/70 Ranitidine 2 x 1 amp
muntah kemarin N 78 kali/ menit Ondansetron 2 x 1 amp
Sakit kepala (+), VAS 5- o Glauceta 3 x 1 tab
T 36 C
6, belum membaik Konsul dr. Firman, SpBS (rencana visit
Motorik 5/5/5/5
hari ini)

Jumat Sakit kepala (+), VAS 5- KU: tampak sakit sedang, letargik Abses serebri PZ + Kutoin 2 amp 20 tpm
25/3/2022 6, belum membaik GCS: E4M6V5 Dexametasone 3 x 1 amp
Mual (+) TD 100/60 Ranitidine 2 x 1 amp
Muntah (+) setiap N 80 kali/ menit Ondansetron 2 x 1 amp
mencoba makan o Glauceta 3 x 1 tab
T 36,5 C
Anbacim 2 x 1 gram
Motorik 5/5/5/5
Konsul Paru
PITC
Hasil konsul dr. Firman, SpBS:
GCS E4M6V5
Motorik 5/5/5/5

16
CT scan:
- abses serebri ukuran 2 x 2 cm dengan
perifocal edema
- early capsulated
Diagnosis: abses serebri early
capsulated
Saran: tx antibiotik Anbacim 2x1 gram,
CT scan evaluasi setelah 6-8 minggu

Sabtu Sakit kepala (+), VAS 5- KU: tampak sakit sedang, cenderung Abses serebri PZ + Kutoin 2 amp 20 tpm
26/3/2022 6, belum membaik tidur B20 Dexametasone 3 x 1 amp
Lemas (+) GCS: E3M6V5 Ranitidine 2 x 1 amp
Mual (+) TD 100/70 Ondansetron 2 x 1 amp
Muntah (-) N 74 kali/ menit Glauceta 3 x 1 tab
o Moxifloxacin 1 x 400 mg
T 36 C

Hasil PITC: HIV-reaktif


Hasil konsultasi paru:
PF Paru dbn
Diagnosis: abses serebri
Saran: Anbacim stop, ganti
Moxifloxacine 1 x 400 mg

Minggu Sakit kepala (+) VAS 4-5 KU: tampak sakit sedang, letargik Abses serebri PZ + Kutoin 2 amp 20 tpm
27/3/2022 Lemas (+) GCS: E4M6V5 B20 Dexametasone 3 x 1 amp
Mual (-) TD 110/70 Ranitidine 2 x 1 amp

17
N 78 kali/ menit Ondansetron 2 x 1 amp
o Glauceta 3 x 1 tab
T 36,5 C
Moxifloxacin 1 x 400 mg

Senin Lemas (+) KU: tampak sakit sedang Abses serebri dd/ PZ 20 tpm
28/3/2022 Sakit kepala (+) VAS 4-5 GCS: E4M6V5 toxoplasmosis Ranitidine 2 x 1 amp
TD 110/70 B20 Ondansetron 2 x 1 amp
N 78 kali/ menit Moxifloxacin 1 x 400 mg
o Glauceta 3 x 1 tab
T 37 C
Klindamisin 4 x 600 mg
Pirimetamine 3 x 25 mg

Selasa Sakit kepala (+) KU: tampak sakit sedang Abses serebri toxoplasmosis PZ 20 tpm
29/3/2022 membaik VAS 3-4 GCS: E4M6V5 B20 Ranitidine 2 x 1 amp
Lemas membaik TD 120/90 Ondansetron 2 x 1 amp
N 77 kali/ menit Moxifloxacin 1 x 400 mg
o Glauceta 3 x 1 tab
T 36,5 C
Klindamisin 4 x 600 mg
Pirimetamine 3 x 25 mg

Rabu Sakit kepala (+) KU: tampak sakit sedang Abses serebri toxoplasmosis Acc KRS, obat pulang:
30/3/2022 membaik VAS 1-2 GCS: E4M6V5 B20 Klindamisin 4 x 600 mg
Lemas membaik TD 100/70 Pirimetamine 3 x 25 mg
N 74 kali/ menit Fenitoin 3 x 100 mg
o Asam folat 3 x 1 mg
T 36 C
Sucralfat 3 x 1 cth
Curcuma 3 x 1 tab

18
Paracetamol 500 mg
Selasa, Kontrol poli VCT HIV reaktif Abses serebri toxoplasmosis TDF (300) / 3TC (300)/ DTG (50)
12/4/2022 B20

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Bokhari MR, Mesfin FB. Brain Abscess. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441841/
2. Panduan Praktik Klinis Neurologi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia; 2016.
3. P Simon R, Aminoff M, Greenberg D. Lange Clinical Neurology. 10th ed. Mc Graw Hill;
2018.

20
21

You might also like