Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 30

MAKALAH

HUBUNGAN FUNGSI PR, PUBLIC OPINIONS DAN PR


SEBAGAI ALAT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MANAJEMEN

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Public Relations


Dosen Pengampu : Subiyantoro, S.Sos, M.Si.

Disusun oleh :
Kelompok 2
Adinda Kurniawati (223101031)
Devita Dwi Fitriani (223101040)
Putri Cinta Kinanthi Rahayu (223101054)
Vinsa Pandu Wiratama (223101060)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Hubungan Fungsi Public Relations, Public Opinions dan
Public Relations Sebagai Alat dalam Pengambilan Keputusan Manajemen” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Public Relations dosen pengampu Bapak Subiyantoro, S.Sos, M.Si.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
hubungan fungsi public relations, public opinions dan public relations sebagai alat
dalam pengambilan keputusan manajemen bagi para pembaca dan juga bagi
penyusun.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Subiyantoro, S.Sos,


M.Si. selaku dosen mata kuliah Public Relations yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang ditekuni. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi pengetahuannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini.

Penyusun berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca sehingga bisa diimplentasikan dan bermanfaat
bagi masyarakat. Penyusun menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penyusun nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Madiun, 15 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Makalah...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3

A. Hubungan Fungsi Public Relations dengan Public Opinions..............3


1. Pengertian Opini Publik (Public Opinions)...................................3
2. Alat-alat Pembentuk Public Opinions...........................................4
3. Pendekatan-pendekatan Pembentukan Opini Publik.....................6
4. Fungsi Public Relations dan Opini Publik.....................................9
B. Public Relations dalam Proses Manajemen.......................................12
1. Proses Manajemen.......................................................................12
2. Public Relations dalam Proses Manajemen.................................14
3. Pentingnya Data dan Informasi....................................................15
C. Pencitraan...........................................................................................16
1. Citra (Image)................................................................................16
2. Citra Perusahaan (Corporate Image)...........................................18
3. Proses Pembentukan Citra...........................................................19
D. Hubungan Public Relations dalam Pengambilan Keputusan
Manajemen.........................................................................................20

BAB III PENUTUP............................................................................................24

A. Kesimpulan........................................................................................24
B. Saran..................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan usaha di bidang industri, perdagangan barang dan
jasa, perkembangan teknologi informasi dan politik semakin pesat. Hal
tersebut memberikan pengaruh semakin pesatnya perkembangan public
relations, hal ini dikarenakan semakin besarnya kebutuhan perusahaan
atau organisasi akan pencitraan yang baik dan manajemen yang baik.
Pencitraan dan management perusahaan/organisasi yang baik akan
terbentuk apabila hubungan antara perusahaan dan publiknya berjalan
dengan baik. Untuk menciptakan hubungan yang baik tersebut dibutuhkan
peran public relations sebagai jembatan komunikasi.
Public relations merupakan mediator yang berada antara pimpinan
organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan publik
dengan publik internal maupun eksternal. Sebagai publik mereka berhak
mengetahui rencana kebijaksanaan, aktivitas program kerja dan rencana-
rencana usaha suatu organisasi/perusahaan berdasarkan keadaan, harapan-
harapan, dan sesuai dengan keinginan pihak sasarannya.
Dalam hal ini, public relations juga memiliki hubungan fungsi
dengan public opinions. Istilah “opini publik” sendiri berasal dari bahasa
Latin “opinari dan publicus” yang artinya: “berpikir/menduga” dan “milik
masyarakat luas”. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai dugaan,
perkiraan, harapan dan pilihan yang dilakukan oleh banyak orang
(Sumirat, Soleh & Ardianto, 2004). Maka dari itu, untuk mendapat
pengetahuan yang lebih luas mengenai hubungan fungsi public relations
dengan public opinions sangat penting untuk dibahas dalam makalah yang
kami susun. Sehingga makalah ini berjudul “Hubungan Fungsi Public
Relations, Public Opinions dan Public Relations Sebagai Alat dalam
Pengambilan Keputusan Manajemen.”

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah
dalam penulisan makah ini sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan public opinions?
2. Apa sajakah alat-alat pembentuk public opinions?
3. Bagaimanakah pendekatan dalam pembentukan opini publik?
4. Apa sajakah fungsi public relations dan opini publik?
5. Apakah yang dimaksud dengan proses manajemen?
6. Bagaimanakah public relations dalam proses manajemen?
7. Apa saja pentingnya data dan informasi?
8. Bagaimana pengertian dari pencitraan dan citra dalam suatu
perusahaan atau organisasi?
9. Bagaimana hubungan public relations dalam pengambilan keputusan
manajemen?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berbagai hal tentang public opinions.
2. Untuk mengetahui berbagai alat pembentuk public opinions.
3. Untuk mendeskripsikan tentang pendekatan dalam pembentukan opini
publik.
4. Untuk mengetahui fungsi public relations dan opini public.
5. Untuk mengetahui proses manajemen.
6. Untuk mendeskripsikan public relations dalam proses manajemen.
7. Untuk mengetahui berbagai pentingnya data dan informasi.
8. Untuk mendeskripsikan pengertian dari pencitraan dan citra dalam
suatu perusahaan atau organisasi.
9. Untuk mengetahui hubungan public relations dalam pengambilan
keputusan manajemen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Fungsi Public Relations dengan Public Opinions


1. Pengertian Opini Publik (Public Opinions)
Menurut (Noelle-Neumann, 1974) mendefenisikan public opinion
atau opini publik adalah sikap atau tingkah laku yang ditunjukkan
seseorang kepada khalayak jika ia tidak ingin dirinya terisolasi; dalam
hal kontroversial, opini publik adalah sikap yang ditunjukkan
seseorang kepada khalayak tanpa harus membahayakan dirinya sendiri
yaitu berupa pengucilan. Menurut (William Albig, 1956)
mengemukakan bahwa opini publik adalah hasi daripada interaksi
antara individu- individu dalam kelompok apa saja. Ini berarti bahwa
opini publik itu timbul karena adanya interaksi antara individu-
individu yang menyatakan pendapatnya.
Beberapa orang mendefinisikan Istilah opini publik sebagai berikut:

 Irish & Prothro

Opini publik adalah ekspresi sikap mengenai persoalan


masyarakat (Effendy, 2002).

 Leonard W. Doob

Opini publik sebagai hasil dari sikap sekumpulan orang yang


memperlihatkan reaksi yang sama terhadap rangsangan yang sama
dari luar (Sumirat, Soleh & Ardianto, 2004).

 Seitel

Opini publik mewakili kesepakatan yang dimulai dengan sikap


orang-orang terhadap isu yang masih tanda tanya (Sumirat, Soleh
& Ardianto, 2004).

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik satu kesimpulan bahwa


opini publik (public opinions) adalah ekspresi sikap/pendapat
sekumpulan

3
orang terhadap suatu persoalan yang masih menjadi tanda tanya (dapat
berubah-ubah), yang biasanya muncul melalui media massa.

2. Alat-alat Pembentuk Public Opinions


Alat-alat pembentuk opini publik adalah berbagai media dan
platform yang digunakan untuk memengaruhi, membentuk, atau
membimbing opini masyarakat tentang suatu isu atau topik tertentu.
Alat-alat ini memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan
pandangan masyarakat terhadap berbagai masalah sosial, politik,
budaya, dan ekonomi. Berikut adalah beberapa alat-alat pembentuk
opini publik yang umum digunakan:
a. Media Massa: Media massa termasuk televisi, radio, surat kabar,
dan majalah. Media ini memiliki pengaruh besar karena dapat
mencapai audiens yang luas dan beragam. Berita, program talk
show, dan iklan adalah contoh cara media massa dapat membentuk
opini publik.
b. Media Sosial: Platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan
YouTube memungkinkan individu dan kelompok untuk berbagi
pandangan dengan cepat kepada khalayak yang besar. Media sosial
juga dapat digunakan untuk memicu diskusi, mengorganisir
kampanye, atau mengkritik pemerintah.
c. Blogger dan Influencer: Blogger dan influencer memiliki pengikut
setia di media sosial dan blog. Sehingga hal ini dapat memengaruhi
opini publik melalui ulasan produk, pandangan pribadi, atau
merekomendasikan gagasan tertentu.
d. Organisasi Berita: Organisasi berita dan jurnalisme profesional
memainkan peran penting dalam memberikan informasi dan
menganalisis isu-isu penting. Organisasi ini bertanggung jawab
untuk menyediakan berita yang akurat dan seimbang kepada
masyarakat.
e. Pengaruh Politik: Politisi, partai politik, dan kelompok lobbi
memiliki kekuatan untuk memengaruhi opini publik melalui
pidato, kampanye politik, dan penyebaran pesan politik.

4
f. Opini Publik Terorganisir: Kelompok-kelompok masyarakat sipil,
seperti kelompok advokasi, LSM, dan gerakan sosial, dapat
memobilisasi pendukung untuk memengaruhi opini publik tentang
isu-isu tertentu.
g. Pendidikan: Sistem pendidikan, termasuk sekolah dan universitas,
memiliki peran dalam membentuk pandangan dan nilai-nilai
masyarakat. Hal ini dapat memasukkan materi yang memengaruhi
cara individu memahami dunia.
h. Penelitian dan Survei Opini: Penelitian dan survei opini
masyarakat dapat membantu dalam memahami pandangan dan
sikap masyarakat terhadap isu-isu tertentu. Hasil penelitian ini
sering digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk
membentuk pesan/opini.
i. Entertainment: Film, musik, dan acara televisi juga dapat
memainkan peran dalam membentuk pandangan dan nilai-nilai
sosial. Hal ini bisa memengaruhi bagaimana masyarakat melihat
hal-hal seperti budaya populer, moralitas, dan politik.
Alat-alat ini tidak hanya memiliki pengaruh dalam membentuk
opini publik, tetapi juga dapat saling berinteraksi satu sama lain.
Kombinasi dari berbagai alat ini dapat memengaruhi cara masyarakat
melihat sekitar. Alat-alat yang biasanya digunakan oleh praktisi PR
untuk membentuk opini publik adalah: pers, organisasi politik maupun
organisasi non politik. Khususnya pers/media massa, merupakan alat
utama dalam berkomunikasi dan menjadi bagian yang integral dalam
proses PR.
Salah satu fungsi pers adalah media komunikasi massa yang
menjadi penyalur suara masyarakat, penyampai pesan dari dan ke
masyarakat, dan menyampaikan informasi yang berguna bagi
masyarakat. Artinya bahwa informasi yang disampaikan oleh pers
apabila dipercayai oleh masyarakat, tanpa disadari akan membentuk
sebuah opini publik. Oleh karena itu media merupakan sarana
transformasi beragam bentuk informasi yang menentukan kesuksesan
program PR.

5
Lebih lanjut, menurut Frank Jefkins, fungsi media relations atau
press relations adalah menyiarkan atau mempublikasikan seluas-
luasnya informasi PR guna menciptakan pengetahuan dan memberi
pengertian bagi publiknya. Hal ini dapat diartikan bahwa media:

a. Dianggap memiliki peran sebagai perpanjangan tangan untuk


berbicara dengan publik, sehingga publik dapat mengetahui
aktivitas perusahaan;

b. Dinilai dapat membantu perusahaan dalam mensosialisasikan


kebijakan kepada masyarakat luas;

c. Dapat dimanfaatkan untuk membangun citra positif perusahaan di


mata publik;

d. Dapat digunakan sebagai alat promosi perusahaan; dan sebagainya.

3. Pendekatan-pendekatan Pembentukan Opini Publik


Secara umum opini publik dapat dibentuk melalui tiga pendekatan
sebagai berikut:

a. Komunikasi langsung antar pribadi (pendekatan interaksional)


Yakni pembentukan opini publik melalui komunikasi langsung
antar pribadi dengan dukungan teori empati dan homofili. Empati
dapat dipahami sebagai "turut merasakan" merupakan kemampuan
menempatkan diri pada situasi dan kondisi orang lain. Sedangkan
homifili dapat digambarkan sebagai suasana dan kepribadian
kondisi fisik dua orang yang berinteraksi, karena memiliki
kesamaan bahasa, pengetahuan, atau kepentingan.

b. Komunikasi tidak langsung dalam dua tahap (pendekatan two step


flow)
Yakni pembentukan opini publik melalui komunikasi tidak
langsung dengan menghadirkan tokoh/pemuka opini publik
(opinion leader) yang selanjutnya menyampaikan kepada
khalayak.

6
c. Melalui media massa (pendekatan mekanistik)
Yakni pembentukan opini publik melalui suntikan media
massa tentang suatu pesan atau opini pribadi kepada khalayak
dengan kuat, sehingga dapat mendominasi pola pikir khalayak (the
bullet/hypodermic needle theory).

Dari tiga pendekatan tersebut, pendekatan melalui media


massa (mekanistik) merupakan pendekatan yang paling tinggi
intensitas pemanfaatannya. Dalam hal ini aktivitas PR dan pers
didasarkan pada prinsip yang sama, yakni sebagai mediator yang
menjembatani kepentingan pihak yang saling berinteraksi, karena
informasi yang disalurkan terkait dengan kegiatan mereka.

Secara garis besar, bentuk kegiatan media relations dapat


dikategorikan menjadi dua bagian, yakni kegiatan penulisan dan
kegiatan non penulisan sebagai berikut:

a. Kegiatan Penulisan

1) Press release, yakni informasi tertulis yang dikeluarkan oleh


perusahaan untuk dipublikasikan di media massa. Dengan
pemuatan siaran pers, perusahaan memperoleh publisitas
sehubungan dengan event yang diselenggarakan atau isu yang
diangkat.

2) Feature, yakni penulisan karangan khas/berita kisah yang


diperoleh dari hasil reportase sendiri maupun dari hasil interpretasi
data yang ada. Aktivitas dan misi perusahaan dapat diceritakan
dalam format berita kisah untuk menarik perhatian audiens media.

3) Artikel, yakni mengirim segala bentuk tulisan di media massa,


baik opini, esai, atau kolom yang isinya sesuai dengan misi
perusahaan.

4) Advertorial (pariwara), yakni penulisan iklan tentang


perusahaan atau aktivitasnya dalam bentuk seperti berita. Agar
advertorial perusahaan dimuat, dapat membeli space
(halaman/durasi) dengan sejumlah nominal tertentu.

7
5) Surat pembaca, yakni kegiatan untuk menginformasikan segala
sesuatu lewat forum pembaca yang disediakan ruangnya oleh
media massa, baik informasi itu berasal dari inisiatif perusahaan,
maupun sebagai jawaban bagi publik yang menulis tentang
perusahaan, aktivitas atau misi perusahaan. Jawaban surat pembaca
yang baik ditulis dengan kalimat-kalimat yang simpatik dan tidak
emosional.

6) Annual report, yakni penulisan laporan tahunan tentang aktivitas


perusahaan yang penting diketahui oleh stakeholder perusahaan.
Pengiriman laporan tahunan ke media lebih ditujukan sebagai
upaya untuk membangun kepercayaan, pertanggungjawaban, dan
relasi dengan media, sehingga tidak bertujuan untuk dimuat.
Namun apabila ditujukan untuk pemuatan, diperlukan
resume/ringkasan dalam bentuk press release.

b. Kegiatan Non Penulisan

1) Konferensi pers, yakni kegiatan mengundang wartawan untuk


berdialog dengan materi yang telah disiapkan secara matang oleh
penyelenggara, sedangkan sasaran pertemuan itu adalah pemuatan
informasi di media massa dengan perantara wartawan yang
diundang.

2) Press briefing (jumpa pers rutin), yakni menyampaikan


informasi-informasi mengenai kegiatan perusahaan kepada pers
dan diadakan tanya-jawab/tanggapan dengan wartawan. Berbeda
dengan konferensi pers, press briefing dilakukan secara rutin,
meskipun dilakukan untuk hal-hal kecil, selama memiliki nilai
sebagai “news/berita”.

3) Special event, yakni menyelenggarakan kegitan khusus yg


melibatkan media, misalnya: menjadi sponsor lomba penulisan
jurnalistik, mengadakan pertandingan olahraga antar wartawan,
dan sebagainya.

4) Wawancara, yakni bertemunya wartawan dan nara sumber dari


perusahaan untuk menggali informasi/mengklarifikasi berbagai

8
persoalan, baik menyangkut organisasi, misi, maupun aktivitas
perusahaan.

5) Kunjungan ke kantor pers, yakni melakukan kunjungan ke


kantor media dengan tujuan untuk menjalin hubungan kerja
sama, mengetahui seluk-beluk kerja media, atau menginformasikan
tentang perusahaan, isu yang diangkat, dan aktivitas yang telah dan
akan dilakukan.

6) Undangan peliputan, yakni mengundang wartawan untuk


melakukan reportase/meliput acara yang diselenggarakan
perusahaan. Wartawan diharapkan melihat langsung kegiatan yang
berlangsung, khususnya untuk media-media yang jarang/tidak
bersedia memuat press release.

7) Press luncheon, yakni praktisi PR mengadakan jamuan makan


siang bagi para wakil media massa/wartawan, sehingga pada
kesempatan ini pihak pers dapat bertemu dengan top manajemen
perusahaan guna mendengarkan perkembangan perusahaan.

8) Press tour, yakni mengajak kalangan wartawan berkunjung ke


suatu lokasi, baik yang berada di lingkungannya, maupun ke
tempat yang memiliki kaitan dengan kiprah perusahaan, misalnya:
desa binaan perusahaan, dan sebagainya.

4. Fungsi Public Relations dan Opini Publik

Dari sisi kegiatan, komunikasi yang dilakukan dalam Public


Relations pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan dan memelihara
saling pengertian serta menjamin organisasi dapat dimengerti oleh
masyarakat, dan sebaliknya, organisasi pun dapat memahami
masyarakatnya. Oleh karena itu Cutlip, Center & Canfield
merumuskan fungsi PR sebagai berikut:

a. Menjunjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan


bersama, fungsi yang melekat pada manajemen organisasi.

9
b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan
publik sebagai khalayak sasaran.

c. Mengidentifikasi opini, persepsi, dan tanggapan publik terhadap


organisasi dan sebaliknya.

d. Melayani keinginan publik dan memberikan sumbang saran kepada


manajemen organisasi dalam rangka mencapai tujuan/manfaat
bersama.

e. Menciptakan komunikasi dua arah, timbal balik, dan mengatur arus


informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publik dan
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak
(Rosady Ruslan, 2014).

Sedangkan menurut Effendy, fungsi PR adalah:

(1) menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi

(2) membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik


eksternal/internal

(3) menciptakan komunikasi dua arah, timbal balik dengan


menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan
menyalurkan opini publik kepada organisasi

(4) melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi


kepentingan umum (effendy, 2003).

Dalam konteks ilmu politik, Jeremy Benthan menyatakan bahwa


opini publik berfungsi sebagai kontrol sosial dan berperan sebagai
dasar dalam membangun negara demokrasi. Sedangkan Emory S.
Bogardus mengemukakan bahwa opini publik memiliki tiga fungsi
sebagai keutuhan dalam kehidupan sosial dan politik, yakni:
(1) dapat memperkuat undang-undang dan peraturan-peraturan, karena
tanpa dukungan pendapat umum, undang-undang dan peraturan-
peraturan itu tidak akan berjalan;

(2) merupakan pendukung moral dalam masyarakat; dan

1
(3) dapat menjadi pendukung eksistensi organisasi-organisasi sosial
dan organisasi-organisasi politik.

Besarnya pengaruh opini publik tersebut jika ditarik dalam konteks


PR menunjukkan bahwa fungsi opini publik terhadap
organisasi/perusahaan antara lain:

a. Opini publik mempengaruhi baik-buruknya citra


organisasi/perusahaan.
Contoh: kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility), yakni
kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholders
yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dapat
menimbulkan citra positif organisasi tersebut dan bermuara pada
terbentuknya opini publik yang positif.

b. Opini publik menentukan tingkat kepercayaan publik terhadap


organisasi/perusahaan. Dalam hal ini tingkat kepercayaan akan
mempengaruhi keputusan-keputusan publik dalam menjatuhkan
pilihan/membeli/memanfaatkan produk perusahaan.
c. Opini publik dapat mempengaruhi keberadaan
organisasi/perusahaan.
Contoh: Jika opini publik terhadap suatu perusahaan adalah negatif,
maka publik tidak akan mengizinkan keberadaan perusahaan
tersebut di daerah tempat tinggalnya.

Hal penting lain yang terkait dengan opini publik adalah bahwa
opini pada dasarnya ditentukan oleh pandangan dan kepentingan
pribadi atau golongan. Dan apabila opini publik dipahami sebagai
ekspresi sikap/pendapat sekumpulan orang terhadap suatu persoalan
yang masih menjadi tanda tanya (dapat berubah-ubah), akan berarti
bahwa opini publik sangat peka terhadap suatu peristiwa, sehingga
jika terjadi peristiwa besar yang luar biasa akan dapat mengubah opini
publik seketika itu.

1
Cara-cara untuk mengukur opini publik biasanya dilakukan melalui:

(1) polling, yakni mengumpulkan suara atau pendapat khalayak


secara lisan/tertulis,

(2) attitude scales, yakni mengukur berapa yang setuju/tidak setuju


tentang suatu masalah,

(3) interview, yakni melakukan wawancara yang bersifat umum,


terbuka,

(4) respon atas tulisan-tulisan dalam media massa, yakni melihat


kecenderungan publik melalui tanggapan/balasan yang diberikan
atas tulisan-tulisan (praktisi PR) dalam media massa yang
mengemukakan suatu pendapat dengan maksud memancing
timbulnya reaksi yang berwujud tulisan balasan dari khalayak.

B. Public Relations Sebagai Alat dalam Pengambilan


Keputusan Manajemen
1. Proses Manajemen
Pada dasarnya manajemen dapat dipahami sebagai serangkaian
kegiatan dalam mengatur atau menggerakkan sumber daya manusia
dan mengarahkan sumber-sumber daya lain, seperti uang, bahan-
bahan, alat-alat, Gedung-gedung, atau mesin-mesin yang dimiliki
suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian dalam mkonteks proses, manajemen merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan terdidri dari tipe=tipe
kegiatan khusus atau fungsi:
a. Planning
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara
bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah
dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi
segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer
memperhatikan masa

1
depan, mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan
bagaimana kita akan melakukannya”.
b. Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan
manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan
rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan organisasi.
Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi
pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan
siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas.
c. Actuating
Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja
yang sesuai dengan tujuan organisasi. Actuating adalah
implementasi rencana, berbeda dari planning dan organizing.
Actuating membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia
organisasi. Sehingga tanpa tindakan nyata, rencana akan menjadi
imajinasi atau impian yang tidak pernah menjadi kenyataan.
d. Controlling
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana.
Hal ini membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang
telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan antara
kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil
tindakan yang sifatnya mengoreksi. Misalnya meningkatkan
periklanan untuk meningkatkan penjualan. Fungsi dari controlling
adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi, melihat
hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka
seorang manajer akan kembali pada proses planning. Di mana ia
akan merencanakan sesuatu yang baru, berdasarkn hasil dari
controlling.

Untuk melaksanakan proses manajemen, fasilitas/sarana (tools)


yang diperlukan antara lain :
a. Kekuasaan yakni untuk memengaruhi orang lain.

1
b. Tujuan, yakni sebagai misi sasaran yang ingin dicapai organisasi
di masa yang akan dating.
c. Orientasi, yakni pengakraban dan penyesuaian dengan
situasi/lingkungan (peran, organisasi, kebijakaan
organisasi/karyawan lain.
d. Sumber daya yakni unsur-unsur: manusia (men), uang (money),
bahan-bahan (Materials), mesin (machines), metode (method),
dan pasar (Market).

2. Public Relations dalam Proses Manajemen


Dalam konteks strategi, manajemen memiliki peran untuk
membantu perubahan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
dalam lingkungan usaha. Peran tersebut dilakukan dalam tiga area
kegiatan yang meliputi: lapisan organisasi/perusahaan secara
menyeluruh; lapisan bisnis/khusus (terkait dengan kebijakan-
kebijakan dalam pemilihan segmen pasar/jasa khusus); dan lapisan
fungsional (terkait dengan fungsi-fungsi operasi seperti: keuangan,
akunting, SDM, maupun pemasaran, termasuk public relations atau
PR).
Pada saat ini hampir seluruh kegiatan dalam lingkup bisnis,
industri maupun ekonomi, tidak terlepas dari kegiatan PR, yakni
kegiatan yang menekankan pada pembentukan citra (Image building)
suatu produk barang/jasa yang positif dalam rangka mempermudah
upaya pemasaran publik untuk menjadi pelanggan (customer).
Dalam proses manajemen, kontribusi PR adalah:
a) Melakukan tugas sebagai bagian manajemen strategis dari
keseluruhan organisasi (dengan melakukan survey atas lingkungan
dan membantu mendefinisikan misi, sarana, dan sasaran-sasaran
organisasi).
b) Mengelola program-program kegiatan PR secara strategis (dengan
menggunakan konsep-konsep manajemen seperti membuat
rencana, melakukan persiapan, melakukan aksi/komunikasi, dan
melakukan evaluasi untuk tindakan pengendalian).

1
3. Pentingnya Data dan Informasi
Istilah "data" berasal dari bahasa Latin, merupakan bentuk jamak
dari 'datum'. Secara umum, data dipahami sebagai catatan atas
kumpulan fakta yang berwujud: suatu keadaan, gambar, suara, huruf,
angka, bahasa, atau simbol-simbol lain yang digunakan sebagai bahan
untuk melihat lingkungan, objek, kejadian atau sebuah konsep.
Dengan adanya fakta sebagai ciri pokok, data merupakan suatu
pernyataan yang diterima secara apa adanya, belum memiliki arti bagi
penerimanya. Artinya, data masih memerlukan adanya suatu
pengolahan/pemrosesan agar dapat memiliki arti bagi penerimanya,
yang disebut sebagai "informasi". Data yang telah diolah menjadi
informasi dipergunakan dalam membuat keputusan. Misalnya: dari
data presensi mahasiswa dalam suatu semester dan batas toleransi
absen/ketidakhadiran maksimum 3 kali ("pedoman akademik”), pihak
manajemen kampus mengambil keputusan terhadap mahasiswa yang
melanggar batas toleransi ketidakhadiran tersebut.
Bagi organisasi/perusahaan, khususnya yang profit oriented, data
memiliki arti yang sangat penting dan berpengaruh langsung terhadap
eksistensinya. Karena dengan data yang disusun dengan baik dalam
sebuah basis data (database), perusahaan dapat mengumpulkan,
mengorganisasi, dan menganalisis data dalam rangka menentukan dan
menjalankan strategi bisnisnya, terutama yang terkait dengan
konsumen, pesaing, perusahaannya, dan pasar (customer, competitor,
company, dan change).
Fungsi database tersebut antara lain: sebagai komponen utama
dalam sistem informasi atau sebagai dasar dalam menyediakan
informasi, menentukan kualitas informasi (cepat, akurat, dan relevan),
mengatasi kerangkapan data (redundancy data) dan kesulitan dalam
mengaksesnya, atau untuk menghindari terjadinya inkonsistensi data.
Dari paparan tentang pengertian dan arti penting data dan informasi
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang ingin maju dan tetap
eksis membutuhkan sistem informasi yang berkualitas, yakni

1
perpaduan yang baik antara sumber daya manusia, fasilitas, teknologi
media, prosedur, dan pengendalian yang bertujuan untuk mengolah
data menjadi informasi yang berguna untuk mendukung pekerjaan
rutin, evaluasi terhadap prestasi atau sebagai dasar bagi pengambilan
keputusan yang tepat.

C. Pencitraan
Secara umum, istilah pencitraan pada dasarnya dapat dipahami sebagai
suatu usaha yang dilakukan untuk menggambarkan sesuatu menjadi lebih
baik di mata publik, upaya menonjolkan citra terbaik di hadapan publik.
1. Citra (Image)
a. Pengertian citra
 Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id)
Citra adalah rupa, gambar, gambaran (tunggal) atau gambaran
yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan,
organisasi, atau produk.
 Bill Canton (Soemirat & Ardianto, 2004)
Citra atau pencitraan adalah kesan, perasaan, gambaran diri
publik terhadap perusahaan/kesan yang dengan sengaja diciptakan
dari suatu objek, orang atau organisasi.
 Philip Kotler (2008)
Pencitraan adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang
dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek.
 Frank Jefkins (Soemirat & Ardianto, 2004)
Citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu
yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.
 Ruslan (2014)
Landasan citra berakar dari nilai-nilai kepercayaan yang
konkritnya diberikan secara individual dan merupakan pandangan
atau persepsi. Dalam hal ini terjadinya proses akumulasi dari
individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau

1
lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan
abstrak yaitu sering dinamakan citra atau image.
 Effendi (Soemirat & Ardianto, 2004)
Citra adalah dunia sekeliling kita yang memandang kita.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik satu kesimpulan
bahwa citra dapat dipahami sebagai gambaran, kesan atau persepsi
tentang seseorang, merek, produk, organisasi/perusahaan. b. Jenis-
jenis citra

Menurut Jefkins (2004), dalam aktivitas public relations terdapat


beberapa jenis citra:
1) Citra bayangan (mirror image)
Adalah citra yang melekat pada orang-orang/para anggota
organisasi, dimana biasanya yang dinilai adalah pimpinannya
mengenai anggapan pihak luar terhadap orang yang dipimpinnya.
Secara lebih lugas, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh
orang dalam/para anggota oragnisasi terkait dengan pandangan
pihak luar terhadap organisasi/perusahaannya.
2) Citra yang berlaku (current image)
Adalah pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar
mengenai suatu organisasi/perusahaan, dimana citra yang berlaku
tidak selamanya, bahkan jarang sesuai denga kenyataan, karena
semata-mata terbentuk dari pengalaman/pengetahuan orang-orang
luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai. Current
image sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi
yang dimiliki oleh penganut atau orangorang yang mempercayai.
3) Citra yang diharapkan (wish image)
Adalah citra yang diinginkan oleh pihak manajemen, dimana
citra yang diharapkan ini tidak sama dengan citra yang sebenarnya.
Biasanya citra yang diharapkan bisa lebih atau lebih
menyenangkan, walupun dalam kondisi tertentu, citra yang terlalu
baik kadang bisa saja merepotkan. Secara umum, yang dinamakan
dengan citra yang

1
diharapkan itu selalu berkonotasi baik. Wish image biasanya
dirumuskan dan diperjuangkan untuk menyambut sesuatu yang
relatif baru, yakni ketika publik belum memiliki informasi yang
ada.
4) Citra perusahaan (corporate image)
Adalah citra dari suatu perusahaan secara keseluruhan, bukan
hanya citra atas produk atau pelayanannya.
Citra perusahaan terbentuk oleh beberapa hal, dimana hal-hal
positif yang dapat meningkatkan citra seperti reputasi (nama baik)
perusahaan, kesediaan memikul perusahaan, atau tanggung jawab
yang besar melalui kegiatan-kegiatan perilaku manajemen.
5) Citra beraneka ragam/berganda/ (multiple image)
Merupakan citra yang bervariasi, muncul karena setiap
perusahaan pasti memiliki banyak unit dan pegawai, dimana
masing-masing unit dan individu memiliki perilaku sendiri-sendiri,
sehingga secara sadar maupun tidak, memunculkan suatu citra
yang belum tentu sama dengan citra perusahaan secara
keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki oleh perusahaan dapat
dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimiliki.

2. Citra Perusahaan (Corporate Image)

Berikut pengertian citra perusahaan dari beberapa para ahli:

 Katz (Soemirat & Ardianto. 2004)


Citra perusahaan adalah cara bagaimana pihak lain memandang
sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas.

 Bill Canton (Soemirat & Ardianto. 2004)


Citra perusahaan adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik
terhadap suatu perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan
dari suatu objek, orang atau organisasi.

Jika ditarik dalam konteks bisnis, pengertian citra dan citra


perusahaan dapat disimpulkan sebagai berikut. . Citra itu sendiri adalah
gambaran atau kesan yang muncul atas suatu objek, sedangkan citra

1
perusahaan adalah cara bagaimana orang lain memandang sebuah
perusahaan. Itulah tadi definisi terkait pencitraan, citra, dan citra
perusahaan.

Citra merupakan kesan yang ingin diberikan oleh


pebisnis/perusahaan kepada publik agar timbul opini publik yang positif
tentang usaha/perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan selalu
berusaha menjaga citra yang telah ada dari berbagai isu-isu umum yang
secara langsung dapat mempengaruhi konsumen. Hal ini itu
menegaskan bahwa citra yang baik dari perusahaan merupakan aset
yang sangat berharga, karena akan berdampak pada persepsi konsumen.
Perusahaan yang berhasil membentuk citra positif dibenak konsumen
dipastikan akan memperoleh berbagai keuntungan.

3. Proses Pembentukan Citra

Sebelum sebuah citra itu muncul pasti mengalami proses


pembentukan citra terlebih dahulu agar dapat menghasilkan nilai citra
yang diinginkan. Untuk mengetahui nilai citra perlu penilaian dengan
persepsi dan sikap seseorang terhadap citra perusahaan. Citra terbentuk
berdasarkan pengetahuan, informasi dan pengalaman yang diterima.
Menurut Soemirat dan Ardianto, proses pembentukan citra dalam
struktur kognitif dapat digambarkan sebagai berikut:

Berdasarkan gambar diatas, memiliki arti bahwa pada saat stimulus


(rangsangan) diberikan, maka masyarakat akan lanjut ke tahap
selanjutnya, yakni melakukan persepsi dimana persepsi tersebut
memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya
mengenai objek. Selanjutnya akan dilakukan kognisi, dimana ia
mengerti

1
akan rangsangan yang diberikan. Setelah itu muncul dorongan untuk
melakukan suatu kegiatan tertentu atau biasa disebut dengan motif atau
motivasi. Terakhir munculah sikap, yang merupakan kecenderungan
bertindak, berpersepsi, berpikir, dan terdapat perasaan mendalam
menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai.

Cara untuk mempopulerkan citra agar sesuai dengan identitas dan


keinginan perusahaan, dapat dilakukan dengan bertahap:

1) Membentuk persepsi segmen sasaran

Citra yang ingin dibentuk harus mencerminkan jati diri perusahaan


yang sebenarnya, tidak lebih dan tidak kurang.

2) Memelihara persepsi

Upaya mempertahankan citra dengan mempertahankan pelaksanaan


program periklanan dan public relation sesuai dengan rencana
perusahaan.

3) Mengubah persepsi segmen pasaran yang kurang menguntungkan

Perusahaan yang dikelola secara profesional akan berusaha keras


mengubah persepsi segmen sasaran yang tidak menguntungkan,
dengan bebenah diri dari dalam.

Dalam membangun citra perusahaan memerlukan proses yang lama.


Pembentukan citra suatu perusahaan berkaitan erat dengan persepsi,
sikap (pendirian), dan opini masyarakat terhadap perusahaan, Oleh
karena itu untuk membangun citra sebuah perusahaan diperlukannya
pemahaman terkait public opinions melalui public relations agar
dapat membentuk citra yang positif dikalangan masyarakat publik.

D. Hubungan Public Relations dengan Pengambilan Keputusan


Manajemen

Setelah mengetahui apa itu arti dari public opinions, public


relations, proses manajemen hingga citra perusahaan, pastinya komponen

2
diatas saling berhubungan satu sama lain. Diawali dengan mengetahui
opini publik secara pasti, seorang public relations dapat memberikan
masukan kepada pihak perusahaan berdasarkan pada opini yang beredar
tersebut sehingga sebuah perusahaan diharapkan tidak akan mengambil
keputusan yang keliru sehingga akan merugikan posisi perusahaan itu
sendiri.

Public Relations tidak dapat dipisahkan dari induk ilmunya, yaitu


komunikasi, sehingga secara sederhana, Public Relations adalah praktik
komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi dengan
publik, baik itu dari perusahaan kepada publik, atau publik kepada
perusahaan. Public Relations adalah bagian dari fungsi manajerial sebuah
organiasi yang berfungsi membangun dan melakukan manajemen
komunikasi yang sifatnya dua arah antara organisasi dengan publiknya
untuk mendapatkan pemahaman, penerimaan, kepercayaan dan dukungan
publik. Pengertian ini menegaskan kegiatan komunikasi yang dilakukan
Public Relations tidak hanya berhenti ketika pesan atau informasi sudah
tersebar, tetapi komunikasi yang terjadi antara organisasi dan publiknya
harus mampu melahirkan perubahan positif baik pada publik maupun pada
perusahaan. Saat ini, kegiatan public relations juga tidak dapat dipisahkan
dengan aspek manajemen, tugas public relations mirip dengan tugas
manajemen lainnya, bedanya, action dari public relations berupa
komunikasi. Selain action, public relations juga menjalankan fungsi
manajemen, yaitu mengevaluasi sikap dan opini publik, mengidentifikasi
serta menyesuaikan kebijakan- kebijakan perusahaan dengan kepentingan
publik serta melaksanakan program-program kegiatan melalui komunikasi
publik.

Fungsi Public Relations dalam perusahaan dibagi menjadi dua


bagian, yaitu penyampaian informasi mengenai organisasi kepada publik,
contohnya, memberikan informasi kebijakan organisasi, tugas fungsi,
bahkan hingga susunan manajemen terbaru. Fungsi yang kedua yaitu
sebagai pencari informasi yang berkenaan dengan opini publik seperti
pendapat, keluhan, pemikiran, kritikan, pujian, kepuasan, dan sebagainya).
Praktiknya, fungsi humas yang kedua ini berupa layanan pengaduan,
2
pertanyaan, hingga whistleblowing system. Tidak heran keberadaan sebuah

2
data dan informasi sangat penting pada fungsi humas yang kedua karena
tanpa adanya data dan informasi maka tidak bisa dengan mudah
mengidentifikasi permasalahan atau opini publik yang ada. Seorang
pranata public relations dituntut memberikan informasi yang akurat dan
terpercaya kebenarannya. Ia juga dituntut untuk segera mengklarifikasi
setiap berita hoax yang tersebar. Peranan public relations adalah untuk
memberikan sanggahan mengenai pemberitaan yang salah dan merugikan
perusahaan dan mengkomunikasikan atau menginformasikan berbagai
kebijakan perusahaan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk
membentuk citra positif perusahaan daerah tersebut dimata publiknya.

Dengan adanya PR untuk memastikan bahwa masyarakat dapat


mengetahui dan memahami kondisi perusahaan. Untuk itu, dampak dari
sebuah keputusan bagi seluruh pihak harus menjadi pertimbangan utama
sebelum mengambil keputusan. Pelaku PR harus memastikan bahwa
keputusan yang diambil tidak akan memberikan dampak negatif terhadap
pihak lain, seperti masyarakat atau lingkungan, atau bahkan hanya berat
sebelah disalah satu pihak saja. Hal utama yang menjadi tugas seorang
pelaku PR adalah menjaga reputasi perusahaan. Memahami Etika
Perusahaan akan membantu pelaku PR dalam bersikap dan membuat
keputusan yang dapat menciptakan reputasi yang baik. Disini praktisi PR
lah yang akan melihat segala kemungkinan langkah-langkah yang dapat
diambil perusahaan untuk mengatasi sebuah krisis atau
mengkomunikasikan sesuatu kepada publiknya. Setiap kegiatan dan
kebijakan yang dilakukan perusahaan tentunya akan diimbangi dengan
informasi yang keluar ke ranah publik. Mereka selalu cepat memberikan
informasi-informasi yang diperlukan ketika terjadi krisis dan terus
membuka saluran komunikasi yang kuat dengan publiknya. Dan lebih dari
pada itu, kemampuan analisis dan teori dari PR dapat membantu
perusahaan dalam menentukan tindakan komunikasi yang tepat dalam
menghadapi segala permasalahan. Setiap keputusan yang diambil oleh
perusahaan sebaiknya membawa perusahaan menjadi baik reputasinya.
Dan reputasi merupakan bagian dari tugas utama seorang PR.

2
Seorang public relations harus mampu dan benar memperhatikan
bagaimana melakukan komunikasi dengan masyarakat baik di luar ataupun
didalam suatu instansi atau perusahaan sehingga public relations mampu
memberikan kontribusinya dalam perusahaan ataupun instansi tersebut.
Sebaliknya, perusaahn yang tidak peduli dengan harapan publik akan
mendapat akibatnya. Perusahaan harus terus beradaptasi dengan
pergantian kebutuhan dan harapan masyarakat. Karena itu, praktisi public
relations harus memonitor dan mengevaluasi sikap dan harapan
masyarakat. Menganalisa sikap dan harapan masyarakat untuk
mempertahankan kebijakan perusahaan, program-program dan tindakan.

Setiap pengambilan keputusan dan kebijakan apapun yang


dilakukan perusahaan tentunya akan mempengaruhi citra dan reputasi
perusahaan tersebut ke depannya. Dan oleh karena itu, PR memegang
peranan penting untuk ikut menentukan keputusan dan kebijakan yang
seperti apa saja yang menguntungkan dan tidak menguntungkan bagi
perusahaan. Hal ini dikarenakan PR merupakan bagian dari management
relationship antara perusahaan dengan publik strategisnya. Perlu diingat
bahwa public relations merupakan salah satu kunci penting terjalinnya
hubungan harmonis antara perusahaan dengan publik. Tujuan akhir yang
ingin dicapai PR disini sebenarnya adalah merubah atau menetalisir opini
yang berlawanan, membentuk opini yang favourable/bersikap baik dengan
cara memperkuatnya, dengan begitu nantinya sebuah perusahaan dapat
mengambil keputusan yang tepat dan menetapkan kebijakan sehingga
diharapkan dapat membantu untuk membangun citra positif perusahaan

2
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran public relations (PR) sangatlah penting dalam mengelola


opini publik dan menciptakan serta mempertahankan citra positif
perusahaan. Opini publik, yaitu pandangan, sikap, dan tindakan individu
terhadap isu-isu yang berkembang, memegang peranan penting dalam
membentuk kebijakan dan tindakan organisasi.
Berbagai alat komunikasi, seperti media tradisional, media sosial,
blogger, influencer, hingga pengaruh politik dan pendidikan, memiliki
dampak yang signifikan dalam membentuk opini publik. PR harus pintar
memanfaatkan alat-alat ini untuk mencapai tujuan komunikasi organisasi.
Selain itu, PR juga bertanggung jawab menjaga citra perusahaan. Citra
perusahaan adalah bagaimana publik melihat organisasi tersebut, dan ini
berpengaruh pada reputasi dan kelangsungan bisnisnya. PR membantu
dalam menjelaskan kebijakan, mengatasi isu-isu yang muncul, dan
memahami etika dalam berkomunikasi.
Public Relations adalah bentuk komunikasi dua arah antara
organisasi dan publiknya. Ini memungkinkan organisasi membangun
pemahaman, kepercayaan, dan dukungan dari masyarakat. PR harus
memantau perubahan sikap dan harapan masyarakat serta merespons
dengan tepat. Dalam dunia yang berubah cepat, PR menjadi kunci dalam
membantu organisasi beradaptasi dengan perubahan dan membangun citra
positif. Keputusan manajemen harus selalu mempertimbangkan
dampaknya pada opini publik dan citra perusahaan. Oleh karena itu, PR
bukan hanya tentang komunikasi, tetapi juga tentang pengambilan
keputusan strategis dan menjaga hubungan yang baik antara perusahaan
dan publiknya.
Dengan menerapkan strategi PR yang efektif, organisasi dapat
membangun dan mempertahankan citra yang positif di mata publik. Ini
akan mendukung kesuksesan jangka panjang organisasi dan memastikan
bahwa keputusan manajemen selalu mempertimbangkan dampaknya
pada
2
masyarakat. PR memiliki peran yang sangat penting dalam menjembatani
kesenjangan antara organisasi dan publik, memastikan pemahaman,
kepercayaan, dan dukungan yang berkelanjutan dari kedua belah pihak.

B. Saran
Sebagai seorang praktisi Public Relations dalam perusahaan,
penting untuk selalu menjaga keterbukaan dan kejujuran dalam semua
aspek pekerjaan. Saran kritis adalah untuk memastikan bahwa komunikasi
yang di sampaikan kepada publik adalah akurat dan tidak menyesatkan.
Selalu pertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap tindakan PR
yang dilakukan terhadap reputasi perusahaan dan hubungannya dengan
pemangku kepentingan.
Selain itu, jangan pernah mengabaikan umpan balik negatif atau
kritik yang mungkin harus diterima, tetapi gunakan sebagai peluang untuk
perbaikan. Penting juga untuk mematuhi etika dalam praktik Public
Relations, termasuk menghindari konflik kepentingan dan menjaga privasi
serta keamanan data pelanggan. Dengan mendekati pekerjaan tersebut
dengan sikap kritis dan etis, maka dapat dipastikan bahwa peran public
relations dalam memelihara citra perusahaan berjalan dengan baik dan
berkelanjutan.

2
DAFTAR PUSTAKA

Albig, William. (1956). Modern Public Opinion. New. York: McGraw-Hill Book
Company, Inc,
Artika Ariana. (2022). Hubungan Fungsi Public Relations dengan Publici
Opinions dan Public relations sebagai alat dalam pengambilan keputusan
manajemen. https://id.scribd.com/document/450120100/2-Hubungan-
fungsi-public-relations-dengan-public-opinions-public-relations-sebagai-
alat-dalam-pengambilan-keputusan-manajemen diakses 20 Agustus 2022.

Cutlip, Scott M., Allen H. Center & Glen M. Broom. (2005). Effective Public
Relations. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Jefkins, Frank. (2004). Public Relations. Terjemahan Haris Munandar. Erlangga,


Jakarta.

Kotler, Philip. (2008). Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan dan


Pengendalian. Prentice Hall, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.

Noelle-Neumann, E. (1974). The Spiral of Silence: A Theory of Public Opinion.


Journal of Communication, 24 (2), 43-51.
Ruslan, Rosady. (2014). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi:
Konsepsi dan Aplikasi. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Soemirat, Soleh dan Ardianto Elvinaro. (2004). Dasar-Dasar Public Relations. PT


Remaja Rosdakarya, Bandung.

You might also like