Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Kesehatan Vol 9 No.

2 Oktober (2021) – P-ISSN : 2338-7823 E-ISSN : 2747-0253

Health Journal “Love That Renewed”


Halaman Jurnal: https://journal.stikesborromeus.ac.id/index.php/jks
Halaman Utama Jurnal : https://journal.stikesborromeus.ac.id/index.php/

Media Alternatif Tepung Maizena Untuk


Pertumbuhan Jamur Trichophyton rubrum
Anas Fadli Wijaya*1, Rian Anggia Destiawan2,
1
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, anasfw94@gmail.com Universitas dr. Soebandi
2
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, riananggia12@gmail.com Universitas dr. Soebandi

Abstract
Infectious diseases due to microbes in Indonesia are mostly caused by fungal infections.
One of these microbes is Trichophyton rubrum. There are several ways to diagnose
dermatophytosis, but in general it is done clinically, then confirmed by microscopic examination
and culture. The commercial media that is often used for culturing mushrooms is Potato Dextrose
Agar (PDA). PDA media is a semi-synthetic medium with a high carbohydrate content. One
ingredient that contains high carbohydrates is cornstarch. The purpose of this study was to
determine the potential of cornstarch as an alternative medium for the growth of the fungus T.
rubrum. This research is a laboratory experimental study with the post test control group design
only method using 16 replications and 2 treatments, namely PDA media as a control and
cornstarch media as an alternative medium. The results showed that the average number of T.
rubrum growth on PDA media was 163.94 colonies while on alternative media cornstarch was
35.51 colonies. The value of p = 0.000 with a 2-way significance level (α = 0.05) then p <α. So
there is a significant difference between the number of T. rubrum fungus colonies on PDA media
and cornstarch alternative media. Cornstarch alternative media can be used as an alternative
medium for the growth of T. rubrum but not as optimal as PDA media.

Keywords: Mushroom alternative media, Trichophyton rubrum, Cornstarch, PDA

Abstrak
Penyakit infeksi karena mikroba di Indonesia kebanyakan disebabkan oleh infeksi jamur.
Mikroba tersebut salah satunya adalah Trichophyton rubrum. Diagnosis terhadap penyakit
dermatofitosis terdapat beberapa cara, namun pada umumnya dilakukan secara klinis, lalu
diperkuat lagi dengan pemeriksaan mikroskopis dan kultur. Media komersial yang sering
digunakan untuk mengkultur jamur adalah Potato Dextrose Agar (PDA). Media PDA merupakan
media semi sintetis dengan kandungan tinggi karbohidrat. Salah satu bahan yang mengandung
karbohidrat tinggi adalah tepung maizena. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
potensi tepung maizena sebagai bahan media alternatif untuk pertumbuhan jamur T. rubrum.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode post test control
group design only dengan menggunakan 16 replikasi dan 2 perlakuan yaitu media PDA sebagai
kontrol dan media tepung maizena sebagai media alternatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rerata jumlah pertumbuhan T. rubrum pada media PDA adalah 163,94 koloni sedangkan pada
media alternatif tepung maizena sebanyak 35,51 koloni. Nilai p=0.000 dengan taraf signifikansi 2
arah (α=0.05) maka p<α. Maka terdapat perbedaan yang bermakna antara jumlah koloni jamur T.

Received Agustus 30, 2021; Revised September 28, 2021; Accepted Oktober 30, 2021
147
* Anas Fadli Wijaya et. al/ Jurnal Kesehatan Vol 9 No. 2 (2021) 146-151

rubrum pada media PDA dan media alternatif tepung maizena. Media alternatif tepung maizena
dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan T. rubrum tapi tidak seoptimal media
PDA.

Kata Kunci: Media alternatif jamur, Trichophyton rubrum, Tepung maizena, PDA

PENDAHULUAN
Infeksi merupakan penyakit yang masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang utama di negara maju dan berkembang termasuk di Indonesia. Penyakit infeksi karena
mikroba di Indonesia kebanyakan disebabkan oleh infeksi jamur. Mikroba tersebut salah satunya
adalah Trichophyton rubrum (Khusnul, 2017). Diagnosis terhadap penyakit dermatofitosis terdapat
beberapa cara, namun pada umumnya dilakukan secara klinis, lalu diperkuat lagi dengan
pemeriksaan mikroskopis dan kultur. Media komersial yang sering digunakan untuk mengkultur
jamur adalah Potato Dextrose Agar (PDA). Media PDA merupakan media semi sintetis dengan
kandungan tinggi karbohidrat yang berasal dari bahan alami kentang (Wantini, 2018; Jiwintarum,
2018).
Karbohidrat dan derivatnya merupakan salah satu unsur penting untuk pertumbuhan jamur.
Melimpahnya sumber hayati di alam dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi dari bahan alami
pada media semi sintesis mendorong untuk menemukan media alternatif baru untuk pertumbuhan
jamur (Nuryati, 2017).
Tepung maizena merupakan salah satu tepung yang memiliki kandungan tinggi karbohidrat,
dimana dalam 100 gram tepung mengandung 85 gram karbohidrat sedangkan kentang sebagai
bahan alami dalam media PDA dalam 100 gram hanya mengandung 13,5 gram karbohidrat
(Ayuningtyas, 2019). Jika ditinjau dari kandungan karbohidratnya, tepung maizena memiliki
potensi yang cukup tinggi sebagai bahan alami pengganti kentang pada media PDA untuk
pertumbuhan jamur T. rubrum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kandungan karbohidrat pada
tepung maizena terhadap pertumbuhan T. rubrum.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan metode post test control group
design only. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan D4 Teknologi
Laboratorium Universitas dr. Soebandi. Unit eksperimen pada penelitian ini berupa strain murni
jamur T. rubrum ATCC 28188 yang didapat dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
serta tepung maizena yang dibuat sebagai media alternatif.
Jumlah minimal pengulangan tiap kelompok dihitung dengan rumus Federer:
(n-1) (t-1) ≥ 15
n: Jumlah replikasi/ pengulangan
t: Banyaknya perlakuan
Dari rumus Federer, didapatkan jumlah minimal pengulangan tiap kelompok adalah 16 kali.
Pembuatan Media PDA dari Oxoid® sebagai kontrol ditimbang sebanyak 65 gr kemudian
dilarutkan dalam 1000 ml aquades. Campuran ini ditambahkan dengan 0,5 gr kloramfenikol,
kemudian disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 0 C.
Pembutaan media alternatif dengan tepung maizena dilakukan dengan melarutkan 300 gr
tepung maizena ke dalam aquades sebanyak 1 liter sambil dipanaskan kemudian ditambah dextrose

Health Journal “Love That Renewed” Vol.9, No.2, Oktober 2021, pp. 146-151
148
* Anas Fadli Wijaya et. al/ Jurnal Kesehatan Vol 9 No. 2 (2021) 146-151

dan bubuk agar-agar masing-masing 20 gr. Campuran ini ditambahkan dengan 0,5 gr
kloramfenikol, kemudian disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 0 C.
Koloni murni jamur T. rubrum berusia 7 hari dilarutkan dengan NaCl 0,9% dan kekeruhan
suspensi disamakan dengan standar Mc Farland 0,5. Suspensi ini kemudian dilakukan pengenceran
sebanyak 1000 kali. Hasil pengenceran suspensi ini kemudian ditanamkan di media PDA dan
media alternatif dari tepung maizena sebanyak masing-masing 0,1 mL dengan pengulangan pada
masing masing media sebanyak 16 kali. Media yang telah diinokulasi kemudian diinkubasi selama
5 x 24 jam pada suhu 360C. Perhitungan jumlah koloni kemudian dianalisis secara parametrik
dengan uji T berpasangan.

HASIHASIL DAN PEMBAHASAN


Biakan murni T. rubrum ditanam pada media PDA dan media alternatif tepung maizena.
Setelah diinkubasi selama 5 x 24 jam didapatkan hasil koloni secara makroskopis dengan
permukaan koloni velvety, berwarna putih.

Gambar 1 Pertumbuhan T. rubrum pada PDA

Gambar 2 Pertumbuhan T. rubrum pada media alternatif tepung maizena

Pada pewarnaan LPCB (Lactophenol cotton blue) didapatkan hasil T. rubrum secara
mikroskopis pada kedua media yaitu hifa bersepta dengan mikrokonidia lonjong seperti tetesan air
mata dan makrokonidia tidak khas.

Health Journal “Love That Renewed” Vol.9, No.2, Oktober 2021, pp. 146-151
149
* Anas Fadli Wijaya et. al/ Jurnal Kesehatan Vol 9 No. 2 (2021) 146-151

Gambar 3 Morfologi T. rubrum perbesaran 1000x

Hasil pertumbuhan T. rubrum pada 2 kelompok perlakuan dengan masing-masing 16


replikasi/pengulangan dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini
Tabel 1 Jumlah Koloni T. rubrum pada Media PDA dan Media Alternatif Tepung Maizena
Jumlah Koloni Pada Media
No.
PDA Tepung Maizena
1 206 65
2 151 88
3 137 55
4 215 80
5 163 121
6 188 80
7 127 75
8 150 90
9 75 133
10 223 91
11 170 86
12 160 89
13 165 90
14 170 95
15 163 75
16 160 80
Mean 163,94 35,51
Std.
87,06 18,83
Deviasi

Health Journal “Love That Renewed” Vol.9, No.2, Oktober 2021, pp. 146-151
150
* Anas Fadli Wijaya et. al/ Jurnal Kesehatan Vol 9 No. 2 (2021) 146-151

Gambar 3 Grafik Pertumbuhan T. rubrum pada Media PDA dan Media Alternatif Tepung
Maizena

Hasil jumlah koloni yang didapatkan kemudian diolah secara statistik dengan
menggunakan uji T berpasangan dan didapatkan nilai p = 0,000. Nilai probabilitas yang didapatkan
dari hasil uji statistik lebih kecil dari nilai signifikannya yaitu 0,05, maka terdapat perbedaan
jumlah koloni jamur T. rubrum pada media PDA dan media alternatif tepung maizena.
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan T. rubrum dapat tumbuh baik pada kedua
media. T. rubrum dapat tumbuh baik pada kedua media dikarenakan media PDA dan media
alternatif tepung maizena sama-sama mengandung karbohidrat tinggi. Karbohidrat merupakan
komponen esensial semua organisme dan zat yang paling banyak menyusun sel. Fungsi karbohidrat
adalah sebagai sumber energi dan membentuk struktur sel. Karbohidrat merupakan sumber energi
dan sebagai media perkembangan dan pertumbuhan jamur dalam sistem metabolisme. Kandungan
karbohidrat dalam kedua media ini menyebabkan jamur memperoleh sumber nutrisi yang baik
untuk pertumbuhannya (Wantini, 2018).
Pada media PDA didapatkan jumlah koloni T. rubrum yang tumbuh dengan rerata 163,94
koloni sedangkan pada media alternatif tepung maizena jumlah koloni yang tumbuh dengan rerata
35,51 koloni. Hal ini menunjukkan jumlah koloni T. rubrum yang tumbuh pada media alternatif
tepung maizena lebih sedikit dibandingkan dengan media PDA. Hal ini dikarenakan media PDA
merupakan media yang sudah teruji secara klinis baik untuk pertumbuhan jamur, sehingga proses
pertumbuhan jamur berlangsung optimal. Sedangkan pada media alternatif tepung maizena masih
memiliki senyawa nutrisi yang lebih kompleks sehingga pertumbuhannya tidak optimal, seperti
pada media PDA. Kandungan yang kompleks dalam media dapat
menyebabkan pertumbuhan jamur membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menguraikan
komponen-komponen sederhana yang dapat diserap oleh sel dan digunakan untuk sintesis sel dan
energi (Anisah, 2015; Zamilah, 2020).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Terdapat perbedaan jumlah koloni T. rubrum pada Media PDA rerata sebesar 163,94 koloni
dan media alternatif tepung maizena sebesar 35,51 koloni dengan nilai probabilitas (sig) (2-tailed)
0.000 < 0.05. Media alternatif tepung maizena dapat digunakan sebagai media alternatif untuk
pertumbuhan T. rubrum tapi tidak seoptimal media PDA.

Saran
Disarankan untuk menggunakan beberapa konsentrasi tepung maizena yang berbeda-beda
sehingga diharapkan mendapatkan konsentrasi yang optimal untuk digunakan sebagai media
alternatif pertumbuhan T. rubrum.

Health Journal “Love That Renewed” Vol.9, No.2, Oktober 2021, pp. 146-151
151
* Anas Fadli Wijaya et. al/ Jurnal Kesehatan Vol 9 No. 2 (2021) 146-151

DAFTAR PUSTAKA
Anisah. (2015). Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Bakteri Menggunakan Sumber Karbohidrat
Yang Berbeda. Skripsi, 151, 10–17.
Ayuningtyas, C. E. (2019). Preferensi Konsumen Terhadap Organoleptik Cookies Non Terigu
(Consumer Preference To Cookies Gluten Free’s Organoleptic). Penelitian Gizi dan Makanan
(The Journal of Nutrition and Food Research), 42(2), 81-86.
Jiwintarum, Y., Urip, U., Wijaya, A. F., & Diarti, M. W. (2018). Natural Media for The Growth of
Candida Albicans Causes of Candidiasis by Artocarpus Communis. Jurnal Kesehatan Prima,
11(2), 158-170.
Khusnul, K. (2017). Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L)
terhadap Pertumbuhan Trichophyton rubrum secara In Vitro. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi, 17(1), 73-80.
Nuryati, A. (2017). Efektivitas Berbagai Konsentrasi Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merill)
Sebagai Media Alternatif Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans. Jurnal Teknologi
Laboratorium, 5(1), 1-4.
Wantini, S., & Octavia, A. (2018). Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus flavus Pada
Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media Alternatif dari Singkong (Manihot esculenta
Crantz). Jurnal Analis Kesehatan, 6(2), 625-631.
Zamilah, M., Ruhimat, U., & Setiawan, D. (2020). Media alternatif kacang tanah untuk
pertumbuhan bakteri. Journal of Indonesian Medical Laboratory and Science (JoIMedLabS),
1(1), 57-65.

Health Journal “Love That Renewed” Vol.9, No.2, Oktober 2021, pp. 146-151

You might also like