Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika p-ISSN 2721-8929

http://lebesgue.lppmbinabangsa.id/index.php/home e-ISSN 2721-8937


Vol. 4, No. 1, April 2023 DOI Issue: 10.46306/lb.v4i1

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL


MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani1, Ana Muliana M2, Sitti Inaya Masrura3
1,2,3
Prodi Pendidikan Matematika FKIP, Universitas Sulawesi Barat
Email: fifialfianifhify@gmail.com, anamulianamusli@unsulbar.ac.id,
sittiinayamasrura@unsulbar.ac.id

Abstract
The purpose of this study was to describe students' difficulties in solving HOTS-based math problems for
Class X SMA Negeri 1 Majene. The approach used in this research is mixed methods. The research
subjects used the purposive sampling technique, namely 5 students out of 30 students in class X MIPA 2
SMA Negeri 1 Majene. The research data was collected through HOTS-based math test questions and
interviews. The research data were analyzed using quantitative analysis and qualitative data analysis. This
study showed that the average score of the HOTS-based math test questions for class X MIPA 2 SMA
Negeri 1 Majene was 28.1333. In addition, this study also showed that the subject categories were very
low, low and were experiencing difficulties in solving problems including not being able to use concepts,
problems and principles. In the high category subjects experienced several indicators of difficulty in
solving problems including being unable to use concepts, verbal problems and principles. In the very high
category subjects have no difficulty in solving questions including being able to use concepts, verbal
problems and principles.
Keywords: Student difficulties, HOTS-based math problems

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
berbasis HOTS Kelas X SMA Negeri 1 Majene. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
campuran (mixed methods). Subjek penelitian dengan Teknik Purposive Sampling yaitu 5 siswa dari 30
siswa kelas X MIPA 2 SMA Negeri 1 Majene. Data penelitian dikumpulkan melalui tes soal matematika
berbasis HOTS dan wawancara. Data penelitian ini dianalisis menggunakan analisis kuantitatif dan analisis
data kualitatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata tes soal matematika berbasis HOTS siswa
kelas X MIPA 2 SMA Negeri 1 Majene yaitu 28,1333. Selain itu, dalam penelitian ini juga menunjukkan
bahwa subjek kategori sangat rendah, rendah dan sedang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal
diantaranya yaitu tidak mampu menggunakan konsep, masalah-masalah dan prinsip. Pada subjek kategori
tinggi mengalami beberapa indikator kesulitan dalam menyelesaikan soal diantaranya kurang mampu
menggunakan konsep, masalah-masalah verbal dan prinsip. Pada subjek kategori sangat tinggi tidak
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal diantaranya mampu menggunakan konsep, masalah-
masalah verbal dan prinsip.
Kata Kunci: Kesulitan siswa, soal matematika berbasis HOTS
Received: March 30, 2023 / Accepted: April 17, 2023 / Published Online: April 30, 2023

506
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

PENDAHULUAN

Memasuki abad ke-21, kemajuan teknologi telah memasuki berbagai sendi kehidupan maka
dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu menghadapi
tantangan era global serta memiliki daya saing. Kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan
melalui Pendidikan. Pendidikan memiliki peranan penting karena Pendidikan merupakan wadah untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Menurut (Nofrion, 2018) untuk merespon tantangan dan peluang pada abad ke-21 yang demikian
itu akan membutuhkan banyak keterampilan; kapasitas untuk berpikir dan berkomunikasi lebih kreatif
dan dinamis serta berpikir logis, analistis, sistematis, sintesis, kritis kreatif serta mampu memecahkan
masalah aktual. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan rangsangan berpikir bagi siswa. Salah
satunya dengan cara memicu anak untuk memecahkan soal atau masalah yang memerlukan
keterampilan berpikir.

Keterampilan berpikir merupakan salah satu kecakapan yang perlu dikembangkan melalui proses
pendidikan. Maka dari itu, perlu inovasi di bidang pendidikan agar kualitas pendidikan terus
meningkat dan bermutu. Sesuai dengan pendapat (Resti Reptikasari & Rendy Nugraha Frasandy,
2018) lembaga pendidikan dituntut untuk memiliki keterampilan berpikir kreatif (creative thinking),
berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi
(communication) dan kolaborasi (collaboration) atau yang biasa disebut dengan 4C. Sesuai dengan
karakter pendidikan abad 21, maka pembelajaran yang dikembangkan harus dapat mendorong siswa
untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

HOTS adalah kemampuan berpikir yang tidak sekedar mengingat dan menyatakan kembali tetapi
juga mampu berpikir kritis dan kreatif. Tujuan utama dari HOTS adalah bagaimana siswa
meningkatkan kemampuan berpikir pada level yang lebih tinggi dalam hal kognitif, terutama yang
berkaitan dengan kemampuan menganalisis materi pembelajaran yang sulit dipahami (Husna Nur
Dinni, 2018). Menurut Thomas dan Thorne (Hamidah, 2018) HOTS dapat diterapkan di dalam dunia
Pendidikan sehingga keterampilan dan karakter siswa dapat ditingkatkan.

Menurut Widana (2019, p. 14) mata pelajaran matematika memberikan bekal kemampuan
berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, inovatif serta kemampuan bekerjasama. Melalui
pembelajaran matematika siswa diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, logis,
sistematis, cermat, efektif dan efisien dalam memecahkan masalah. Tercapainya atau tidaknya tujuan
pembelajaran matematika salah satunya dapat dinilai dari keberhasilan siswa dalam menyelesaikan
persoalan matematika.

Berdasarkan hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang
dirilis oleh OECD seperti tahun-tahun sebelumnya, perolehan peringkat indonesia tidak memuaskan.

507
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

Menurut data yang diterbitkan OECD dari periode survey 2009-2015, Indonesia konsisten berada di
urutan 10 terbawah. Pada survey 2018 lagi-lagi menempatkan siswa Indonesia di jajaran nilai
terendah terhadap pengukuran membaca, matematika dan sains. Pada kategori matematika, Indonesia
berada di peringkat ke-7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata 379. Turun dari peringkat 63 pada
tahun 2015 (Tohir, 2019). Dari hasil studi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika
siswa-siswa di Indonesia masih tergolong rendah.

Untuk mendorong siswa agar dapat berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar
internasional, pemerintah melakukan penyempurnaan terhadap kurikulum. Pada tahun 2013,
Kurikulum 2013 diimplementasikan secara terbatas pada sekolah. Kurikulum ini lebih meningkatkan
pada kreativitas, keaktifan serta kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mencakup pemikiran HOTS
yang dapat mendorong siswa untuk berpikir secara luas dan mendalam mengenai materi yang
dipelajari.

Pada tahun 1956, Benjamin S. Bloom (Wicasari, 2016) dalam teori berpikirnya mengutarakan
beberapa tingkatan berpikir yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Namun seiring perkembangan jaman dan untuk menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran
maka Krathwohl dan Anderson yang merupakan murid dari Bloom mencoba untuk merevisi tingkatan
berpikir dari Bloom yang terkenal dengan sebutan Taksonomi Bloom menjadi: C1-mengingat, C2-
memahami, C3-menerapkan, C4-menganalisis, C5-mengevaluasi, dan C6-mencipta. Menurut
(Tanujaya, dkk, 2017, p. 78) menjelaskan bahwa level satu sampai tiga merupakan kemampuan
berpikir tingkat rendah atau LOTS (Lower Order Thinking Skill) dan level empat sampai enam
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skill).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan PLP (Pengenalan
Lingkungan Persekolahan) di SMA Negeri 1 Majene, banyak siswa merasa kesulitan menyelesaikan
soal-soal yang berlevel tinggi. Hal tersebut dilihat pada hasil belajar siswa rata rata 46,63. Melihat
hasil jawaban siswa pada saat diberikan soal-soal yang berlevel tinggi, siswa cenderung tidak tepat
dalam menerjemahkan soal kedalam bentuk model matematika, ini termasuk kesulitan dalam
menyelesaikan masalah-masalah verbal. Ada juga siswa tidak tepat dalam menggunakan rumus dan
tidak menyelesaikan perhitungan, ini termasuk kedalam kesulitan menggunakan konsep dan prinsip.
Kesalahan-kesalahan ini timbul dikarenakan siswa masih belum terbiasa dan merasa kesulitan dalam
mengerjakan soal-soal berlevel tinggi.

Wawancara juga dilakukan oleh peneliti terhadap guru pengampu mata pelajaran matematika di
SMA Negeri 1 Majene. Dari hasil wawancara tersebut, diperoleh keterangan bahwa beliau biasa
menggunakan soal-soal berlevel tinggi, tetapi siswa belum mampu untuk menyelesaikan soal tersebut.
Lebih lanjut beliau juga telah melakukan evaluasi disetiap akhir materi yang disampaikan, evaluasi

508
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan memberikan tugas dan ulangan harian. Setelah
mendapatkan hasil dari evaluasi yang diberikan, beliau dapat menganalisis materi-materi yang
dianggap sulit bagi siswa, namun penganalisisan yang dilakukan belum sampai ke individu dan
penyebab kesulitan tersebut. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis HOTS Kelas X
SMA Negeri 1 Majene”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian campuran (Mixed Methods) yang bertujuan untuk
menganalisis hasil tes soal matematika berbasis HOTS dan mendeskripsikan kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS dengan tipe kesulitan siswa dalam menyelesaikan
soal.

Penelitian ini dilaksanakan dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X MIPA 2 SMA Negeri
1 Majene. Adapun sampel penelitian ini dipilih menggunakan teknik Purposive Sampling. Dengan
demikian jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 5 orang siswa.
Instrument pada penelitian ini terbagi atas dua yaitu:
1) Tes soal matematika HOTS. Tes yang digunakan adalah soal uraian (essay) materi Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel dengan jumlah soal yang akan diujikan sebanyak 2 soal yang
mewakili indikator HOTS.
2) Pedoman Wawancara. Dalam penelitian ini, wawancara yang akan digunakan bersifat
semiterstruktur. Berikut ini hal-hal yang ditanyakan saat wawancara mengenai kesulitan siswa
yaitu: kesulitan dalam menggunakan konsep, kesulitan dalam menyelesakan masalah-masalah
verbal, dan kesulitan dalam menggunakan prinsip.

Sebelum instrument penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas instrumen. Hasil uji menunjukkan bahwa instrument valid untuk digunakan.

Teknik analisis data pada penelitian ini terdiri dari analisis data kuantitatif dan analisis data
kualitatif. Analisis data kuantitatif menggunakan statistik deskriptif. Teknik analisis ini akan memberi
deskripsi awal untuk hasil tes soal matematika berbasis HOTS. Metode analisis ini akan dipaparkan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase skor. Deskripsi data yang disajikan meliputi
nilai N (banyak sampel), Maximum dan Minimum, Mean (M), Modus (Mo), Median (Me) dan
Standar Deviasi (SD). Selanjutnya data variabel penelitian akan dikategorisasikan dengan langkah-
langkah menurut Azwar (2012) sebagai berikut:

Tabel 1. Kategori Skor Hasil Belajar Siswa

509
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

Kategori Kriteria
Sangat rendah X < M – 1,5SD
Rendah M – 1,5SD < X ≤ M – 0,5SD
Sedang M – 0,5SD < X ≤ M + 0,5SD
Tinggi M + 0,5SD < X ≤ M + 1,5SD
Sangat tinggi M + 1,5SD < X
(Azwar, 2012)

Selanjutnya, dilakukan analisis data kualitatif. Pada penelitian ini, menurut Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2018, p. 321) aktivitas dalam analisis data ini yaitu: Data Reduction (Reduksi Data), Data
Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi).
Pada analisis ini, akan dipilih subjek penelitian dengan teknik Purposive Sampling mewakili maisng-
masing kategori, selanjutnya subjek terpilih akan diwawancara berdasarkan indikator kesulitan dalam
menyelesaikan soal.
Tabel 2. Indikator Kesulitan dalam Menyelesaikan Soal
No Kode Jenis Kesulitan Indikator Kode
Siswa tidak tepat dalam menerjemahkan I1
Kesulitan dalam bentuk/ilustrasi dari soal.
1 K1 menggunakan Siswa tidak tepat dalam menggunakan rumus I2
konsep yang sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya
perhitungan.
Kesulitan dalam Siswa tidak tepat dalam menerjemahkan I3
menyelesaikan kedalam model matematika.
2 K2
Masalah-Masalah Siswa tidak tepat dalam menggunakan data yang I4
Verbal akan digunakan.
Kesulitan dalam Siswa tidak tepat dalam menggunakan operasi I5
. K3 menggunakan hitung.
prinsip Siswa tidak menyelesaikan perhitungan I6
(Sumber : Modifikasi Yusmin, 2017)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Analisis data kuantitatif
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data hasil analisis statistik deskriptif sebagai berikut
Tabel 3. Deskripsi Skor Hasil Tes Soal HOTS Matematika

Data Skor Hasil Tes Soal HOTS Matematika

510
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

Sampel 30
Range 79,00
Minimum 2,00
Maximum 81,00
Mean 28,1333
Std. Deviation 24,07278
Variance 579,499

Berdasarkan tabel 3. di atas diperoleh bahwa skor rata-rata hasil tes soal matematika berbasis
HOTS siswa adalah 28,1333. Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 81,00 dan skor terendah adalah
2,00 dengan standar deviasi 24,07278. Hal ini menunjukkan bahwa skor rata-rata tes soal matematika
berbasis HOTS siswa kelas X MIPA 2 SMA Negeri 1 Majene masih tergolong sangat rendah.

Skor hasil tes soal HOTS Matematika siswa dikelompokkan kedalam lima kategori, maka
diperoleh Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4. Kategori Skor Hasil Tes Soal HOTS Matematika
Kriteria Interval Frekuensi Persen
Sangat Rendah X < 22 15 50%
Rendah 22 ≤ X < 35 5 17%
Sedang 35 ≤ X < 48 6 20%
Tinggi 48 ≤ X < 61 3 10%
Sangat Tinggi X > 61 1 3%
Total 30 100%

Berdasarkan Tabel 4. di atas, jumlah siswa pada kategori sangat rendah sebanyak 15 siswa
dengan persentase 50%. Jumlah siswa pada kategori rendah sebanyak 5 siswa dengan persentase 17%.
Jumlah siswa pada kategori sedang sebanyak 6 siswa dengan persentase 20%. Jumlah kategori tinggi
sebanyak 3 siswa dengan persentase 10%. Jumlah kategori sangat tinggi sebanyak 1 siswa dengan
persentase 3%.
2. Analisis data kuantitatif
Setelah melakukan tes soal HOTS Matematika pada siswa kelas X MIPA 2, dipilih 5 subjek
penelitian yang mewakili kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan
menggunakan Teknik Purposive Sampling. Pemilihan subjek penelitian disajikan pada tabel berikut
Tabel 5. Subjek Terpilih
No. Kode Kategori
1. SKSR Sangat Rendah

511
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

2. SKR Rendah
3. SKS Sedang
4. SKT Tinggi
5. SKST Sangat Tinggi

Keterangan :
SKST : Subjek Kategori Sangat Rendah
SKT : Subjek Kategori Rendah
SKS : Subjek Kategori Sedang
SKR : Subjek Kategori Tinggi
SKSR : Subjek Kategori Sangat Tinggi

Hasil tes dan wawancara

a. Subjek KSR
Melalui hasil tes dan wawancara yang dilakukan pada subjek Kategori Sangat Rendah (KSR)
pada soal nomor 1 dan 2 tidak menuliskan apa yang diketahui pada soal, menuliskan persamaan
namun keliru, dan tidak menyelesaikan perhitungan. Setelah dilakukan wawancara, subjek tidak
mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal, tidak mampu menjelaskan kedalam model
matematika, tidak mampu menjelaskan proses perhitungan dan memilih strategi yang ia pakai.
Hal ini menunjukkan bahwa subjek dengan Kategori Sangat Rendah (KSR) tidak mampu dalam
menggunakan konsep, tidak mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan tidak
mampu dalam menggunakan prinsip.
b. Subjek KR
Melalui hasil tes dan wawancara yang dilakukan pada subjek Kategori Rendah (KR) pada soal
nomor 1 kurang tepat menuliskan informasi pada soal, keliru dalam menuliskan persamaan, dan
kurang tepat dalam penggunaan operasi hitung. Setelah dilakukan wawancara, subjek kurang
mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal, tidak mampu menjelaskan kedalam model
matematika, tidak mampu menjelaskan proses perhitungan dengan tepat. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek dengan Kategori Rendah (KR) tidak mampu dalam menggunakan konsep, tidak
mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan tidak mampu dalam menggunakan
prinsip.
Pada soal nomor 2, subjek kurang tepat dalam menuliskan apa yang diketahui pada soal, keliru
dalam menuliskan persamaan, dan tidak menyelesaikan perhitungan. Setelah dilakukan

512
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

wawancara, subjek kurang tepat dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal, kurang tepat
menjelaskan kedalam model matematika, dan tidak tepat melakukan proses perhitungan. Hal ini
menunjukkan bahwa subjek dengan Kategori Rendah (KR) kurang mampu dalam menggunakan
konsep, kurang mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan tidak mampu dalam
menggunakan prinsip.
c. Subjek KS
Melalui hasil tes dan wawancara yang dilakukan pada subjek Kategori Sedang (KS) pada soal
nomor 1 kurang mampu menuliskan semua informasi pada soal, keliru menuliskan persamaan,
dan keliru dalam penggunaan operasi hitung. Setelah dilakukan wawancara, subjek kurang tepat
dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal, kurang mampu menjelaskan model matematika,
kurang mampu melakukan proses perhitungan Hal ini menunjukkan bahwa subjek dengan
Kategori Sedang (KS) kurang mampu dalam menggunakan konsep, kurang mampu dalam
menyelesaikan masalah-masalah verbal dan kurang mampu dalam menggunakan prinsip.
Pada soal nomor 2, subjek tidak mampu menuliskan informasi pada soal, tidak menuliskan
persamaan, dan tidak menyelesaikan perhitungan. Setelah dilakukan wawancara, subjek tidak
mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal, tidak mampu menjelaskan kedalam model
matematika, dan tidak mampu melakukan proses perhitungan. Hal ini menunjukkan subjek
dengan Kategori Rendah (KR) tidak mampu dalam menggunakan konsep, tidak mampu dalam
menyelesaikan masalah-masalah verbal dan tidak mampu dalam menggunakan prinsip.
d. Subjek KT
Melalui hasil tes dan wawancara yang dilakukan pada subjek Kategori Tinggi (KT) pada soal
nomor 1 kurang mampu menuliskan apa yang diketahui pada soal, keliru dalam menuliskan
persamaan, dan kurang tepat dalam penggunaan operasi hitung. Setelah dilakukan wawancara,
subjek kurang mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal, kurang mampu menjelaskan
kedalam model matematika, kurang mampu menjelaskan proses perhitungan. Hal ini
menunjukkan bahwa bahwa subjek dengan Kategori Tinggi (KT) kurang mampu dalam
menggunakan konsep, kurang mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan kurang
mampu dalam menggunakan prinsip.
Pada soal nomor 2, subjek mampu menuliskan apa yang diketahui pada soal, mampu menuliskan
persamaan, dan mampu menyelesaikan perhitungan. Setelah dilakukan wawancara, subjek
mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal, mampu menjelaskan kedalam model
matematika, dan mampu menjelaskan melakukan proses perhitungan. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek dengan Kategori Tinggi (KT) mampu dalam menggunakan konsep, mampu dalam
menyelesaikan masalah-masalah verbal dan mampu dalam menggunakan prinsip.
e. Subjek KST

513
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

Melalui hasil tes dan wawancara yang dilakukan pada subjek Kategori Sangat Tinggi (KST) pada
soal nomor 1 mampu menuliskan apa yang diketahui pada soal, mampu menuliskan persamaan,
dan mampu dalam penggunaan operasi hitung dan menyelesaikan perhitungan. Setelah dilakukan
wawancara, subjek mampu dalam menejalskan bentuk/ilustrasi dari soal, mampu menjelaskan
model matematika yang dituliskan, mampu menjelaskan proses perhitungan dan memilih strategi
yang ia pakai. Hal ini menunjukkan subjek dengan Kategori Sangat Tinggi (KST) mampu dalam
menggunakan konsep, mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan mampu dalam
menggunakan prinsip.
Pada soal nomor 2, subjek mampu menuliskan apa yang diketahui pada soal, mampu menuliskan
persamaan, dan mampu menyelesaikan perhitungan. Setelah dilakukan wawancara, subjek
mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal, mampu menjelaskankedalam model
matematika, dan mampu menjelaskan proses perhitungan dan memilih strategi yang ia pakai. Hal
ini menunjukkan bahwa subjek dengan Kategori Sangat Tinggi (KST) mampu dalam
menggunakan konsep, mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan mampu dalam
menggunakan prinsip.

Pembahasan
1. Kuantitatif

Hasil analisis statistik deskriptif yang dilakukan pada hasil tes soal HOTS Matematika
menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil tes soal HOTS Matematika siswa itu rendah. Hal ini terlihat
pada tabel 4.1 skor rat-rata sebesar 28,1333. Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 81,00 dan skor
terendah adalah 2,00 dengan standar deviasi 24,07278.

Skor hasil tes soal HOTS Matematika siswa dikelompokkan kedalam lima kategori (terlihat pada
tabel 4.2) yaitu siswa pada kategori sangat rendah dengan interval X < 22 sebanyak 15 siswa dengan
persentase 50%. Jumlah siswa pada kategori rendah dengan interval 22 ≤ X < 35 sebanyak 5 siswa
dengan persentase 17%. Jumlah siswa pada kategori sedang dengan interval 35 ≤ X < 48 sebanyak 6
siswa dengan persentase 20%. Jumlah kategori tinggi dengan interval 48 ≤ X < 61 sebanyak 3 siswa
dengan persentase 10%. Jumlah kategori sangat tinggi dengan interval X > 61 sebanyak 1 siswa
dengan persentase 3%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika berbasis HOTS pada materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel masih tergolong
rendah.

Berdasarkan kategori di atas, dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada materi Sistem Persamaan Linear Tiga
Variabel. Sejalan dengan pendapat Cooney, David dan Henderson (Yusmin, 2017) mengelompokkan
kesulitan menyelesaikan soal matematika ke dalam tiga jenis kesulitan yaitu: 1) Kesulitan

514
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

menggunakan konsep matematika dalam menyelesaikan soal seperti ketidakmampuan menyatakan


arti dari istilah yang mewakili konsep tertentu. 2) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah
verbal meliputi kesulitan dan ketidakmampuan siswa dalam menggunakan data dan mengartikan
bahasa. 3) Kesulitan menerapkan prinsip dalam menyelesaikan soal meliputi ketidakmampuan siswa
melakukan kegiatan penemuan tentang sesuatu yang karena tidak teliti melakukan perhitungan atau
operasi hitung.

2. Kualitatif

Berdasarkan wawancara yang diberikan kepada siswa kelas X MIPA 2 SMA Negeri 1 Majene,
berikut hasil pembahasan penelitian :
a) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada Subjek KSR
Subjek KSR dalam menyelesaikan soal nomor 1 yang mencakup indikator menganalisis (C4) dan
mengevaluasi (C5). Subjek KSR dalam menyelesaikan soal nomor 1, tidak mampu dalam
menggunakan konsep (K1), tidak mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal (K2) dan
tidak mampu dalam menggunakan prinsip (K3). Pada jenis (K1), Subjek tidak menuliskan semua
infomasi pada soal. Saat diwawancara, subjek tidak mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi
dari soal terlihat dari wawancara subjek yang hanya membaca kembali isi soal dan tidak mampu
mengidentifikasi informasi yang ada pada soal.. Sesuai dengan pendapat Cooney et al, (Yusmin,
2017. p. 2123) menyatakan bahwa kesulitan siswa menggunakan konsep, meliputi tidak mampu
untuk menyatakan arti istilah yang mewakili konsep tertentu. Pada jenis (K2), Subjek menuliskan
persamaan, Akan tetapi persamaan yang dituliskan masih keliru. Saat wawancara, subjek tidak
mampu dalam menjelaskan kedalam model matematika dan tidak mampu dalam menggunakan
data yang digunakan terlihat dari wawancara subjek ketika menjelaskan persamaan yang ditulis
pada lembar jawaban hanya membaca kembali isi soal. Sejalan dengan pendapat Dina Anugrah
Susianti et al. (2021, p. 7) menyatakan bahwa kesulitan yang dialami oleh siswa dalam
menyelesaikan masalah verbal adalah ketidakmampuan dalam menggunakan data, mengartikan
bahasa dan menarik bahasa sehingga mengakibatkan siswa tidak bisa mengartikan kalimat, tidak
tepat menarik kesimpulan dan siswa kesulitan menyelesaikan masalah dalam soal. Pada jenis
(K3), subjek tidak menuliskan tahapan ini. Saat wawancara, subjek tidak mampu dalam
melakukan proses perhitungan dan memilih strategi yang ia pakai untuk menyelesaikan soal
terlihat dari wawancara subjek yang hanya membaca isi soal dan ia kurang memahami langkah
apa yang harus dilakukan dalam menyelesaikan soal. Sesuai dengan pendapat Dina Anugrah
Susianti et al. (2021, p. 7) menyatakan bahwa kesulitan yang dialami oleh siswa dalam
menggunakan prinsip adalah ketidakmampuan siswa melakukan kegiatan penemuan tentang
sesuatu yang karena tidak teliti melakukan perhitungan atau operasi hitung sehingga

515
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

mengakibatkan siswa tidak bisa menentukan operasi hitung, siswa tidak menyelesaikan
perhitungan. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa siswa mengalami tidak mampu
dalam menggunakan konsep, tidak mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan
tidak mampu dalam menggunakan prinsip.
Subjek KSR dalam menyelesaikan soal nomor 2 yang mencakup indikator mencipta (C6). Subjek
KSR dalam menyelesaikan soal nomor 1, tidak mampu dalam menggunakan konsep (K1), tidak
mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal (K2) dan tidak mampu dalam
menggunakan prinsip (K3). Pada jenis (K1), subjek tidak menuliskan tahapan ini. Saat
diwawancara, subjek tidak mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal terlihat dari
wawancara subjek yang mengatakan tidak paham dan tidak menuliskan jawaban sama sekali.
Pada jenis (K2), subjek tidak menuliskan tahapan ini. Saat wawancara, subjek tidak mampu
dalam menjelaskan kedalam model matematika terlihat dari wawancara subjek yang mengatakan
tidak paham dan tidak menuliskan jawaban. Pada jenis (K3), subjek tidak menuliskan tahapan ini.
Saat wawancara, subjek tidak mampu menjelaskan proses perhitungan dan memakai strategi
untuk menyelesaikan soal terlihat dari wawancara subjek yang mengatakan tidak tahu dan tidak
menuliskan jawaban pada lembar jawaban. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurfujiyanti Astuti
(2019. p. 423) bahwa subjek KSR dalam menyelesaikan soal nomor 2 yang mencakup indikator
mencipta belum mampu merumuskan prosedur baru yang tepat untuk mendapat hasil yang sesuai
dengan pertanyaan pada soal. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa siswa mengalami
tidak mampu dalam menggunakan konsep, tidak mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah
verbal dan tidak mampu dalam menggunakan prinsip.
b) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada Subjek KR
Subjek KR dalam menyelesaikan soal nomor 1 yang mencakup indikator menganalisis (C4) dan
mengevaluasi (C5). Subjek KR dalam menyelesaikan soal nomor 1, kurang mampu dalam
menggunakan konsep (K1), tidak mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal (K2) dan
tidak mampu dalam menggunakan prinsip (K3). Pada jenis (K1), subjek tidak menuliskan semua
informasi yang ada pada soal. Saat diwawancara, subjek dapat menjelaskan bentuk/ilustrasi dari
soal tetapi tidak keseluruhan informasi yang ada pada soal, terlihat dari wawancara subjek yang
hanya membaca kembali isi soal dan kurang mengidentifikasi informasi yang ada pada soal.
Sejalan dengan penelitian Firdha Razak et al. (2022, p. 53) mengemukakan bahwa kesulitan
dalam memahami konsep yaitu siswa cenderung kesulitan menentukan rumus yang akan
digunakan dalam menyelesaikan soal matematika dimana siswa tidak dapat mengidentifikasi
konsep dan tidak dapat menentukan rumus yang benar. Pada jenis (K2), subjek menuliskan
persamaan. Namun subjek masih keliru dalam membuat persamaannya. Saat wawancara, subjek
tidak mampu dalam menjelaskan kedalam model matematika dan keliru dalam penyebutan data

516
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

yang digunakan, terlihat dari wawancara subjek ketika menjelaskan persamaan yang ditulis pada
lembar jawaban masih ada yang keliru seperti pada persamaan kedua dan ketiga. Kemudian
subjek juga mengakui salah menuliskan persamaan. Sesuai dengan penelitian Dina Anugrah
Susianti et al. (2021, p. 8) menyatakan bahwa kesulitan siswa menyelesaikan masalah-masalah
verbal sejalan dengan kesulitan tidak bisa mengartikan kalimat. Pada jenis (K3), Subjek tidak
tepat dalam menggunakan data, perhitungan masih salah dan keliru pada penulisan angka. Saat
wawancara, subjek tidak mampu dalam menjelaskan proses perhitungan. Sesuai dengan
penelitian Dina Anugrah Susianti et al. (2021, p. 7) menyatakan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam operasi hitung akan sulit untuk menyelesaikan perhitungan sampai akhir dan
menemukan jawaban benar. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa siswa kurang
mampu dalam menggunakan konsep, tidak mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah
verbal dan tidak mampu dalam menggunakan prinsip.
Subjek KR dalam menyelesaikan soal nomor 2 yang mencakup indikator mencipta (C6). Subjek
KR dalam menyelesaikan soal nomor 1, kurang mampu dalam menggunakan konsep (K1), kurang
mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal (K2) dan tidak mampu dalam
menggunakan prinsip (K3). Pada jenis (K1), Subjek tidak menuliskan semua informasi pada soal.
Saat diwawancara, Subjek kurang mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal. Sesuai
dengan penelitian A. Ika Prasati Abrar (2014, p. 63) menyatakan bahwa konsep dalam
matematika adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang mengklasifikasikan objek-
objek atau kejadian dan menentukan apakah objek atau kejadian itu merupakan contoh atau
bukan contoh dari ide tersebut. Pada jenis (K2), Subjek menuliskan persamaan yang ada pada
soal. Namun dalam penulisan persamaan, masih keliru. Saat wawancara, Subjek tidak mampu
dalam menjelaskan kedalam model matematika dan tidak tepat dalam menggunakan data yang
digunakan. Subjek keliru dalam menjelaskan persamaan yang dituliskan. Sejalan dengan
penelitian Novita Karina Dewi et al. (2020, p 69) menyatakan bahwa kesulitan siswa dalam
menyelesaikan masalah-masalah verbal yaitu siswa tidak memahami istilah-istilah khusus seperti
siswa kurang teliti dalam memasukkan data yang sesuai kebingungan dan kurang teliti seperti
membuat kedalam model matematikanya. Pada jenis (K3), Subjek tidak menyelesaikan
perhitungan. Saat wawancara, Subjek tidak mampu menjelaskan proses menyelesaikan
perhitungan. Sesuai dengan penelitian Aminah dan Kiki (2018) menyatakan bahwa kesulitan
tidak menyelesaikan perhitungan diketahui dimana siswa tidak menyelesaikan pengoperasian
pengerjaannya sampai menemukan hasil akhir. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa
siswa mampu dalam menggunakan konsep, kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah
verbal dan kesulitan dalam menggunakan prinsip.
c) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada Subjek KS

517
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

Subjek KS dalam menyelesaikan soal nomor 1 yang mencakup indikator menganalisis (C4) dan
mengevaluasi (C5). Subjek KS dalam menyelesaikan soal nomor 1, kurang mampu dalam
menggunakan konsep (K1), kurang mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal (K2)
dan kurang mampu dalam menggunakan prinsip (K3). Pada jenis (K1), Subjek tidak menuliskan
semua informasi pada soal. Subjek kurang mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal.
Subjek dapat menyebutkan apa yang diketahui dan subjek juga menuliskan ditanyakan pada soal
namun tidak menuliskan pada lembar jawaban. Sesuai dengan pendapat Herman Hudoyo (A. Ika
Prasati Abrar., 2014, p. 63) menyatakan bahwa belajar konsep adalah belajar memahami sifat-
sifat dari benda konkrit atau peristiwa-peristiwa untuk di kelompokkan satu jenis. Pada jenis
(K2), Subjek menuliskan persamaan. Dalam penulisan persamaan, masih keliru. Saat wawancara,
Subjek kurang mampu dalam menjelaskan kedalam model matematika. Sejalan dengan penelitian
Dina Anugrah Susianti et al. (2021, p. 8) menyatakan bahwa kesulitan tidak tepat dalam
menggunakan data diketahui ketika siswa tidak sesuai menuliskan persamaan yang disebutkan
dalam soal saat proses perhitungan. Pada jenis (K3), Subjek menyelesaikan perhitungan, akan
tetapi keliru dalam penggunaan operasi hitung. Saat wawancara, Subjek kurang mampu dalam
menjelaskan proses menyelesaikan perhitungan. Dalam penggunaan operasi hitung masih ada
kekeliruan. Sejalan dengan penelitian Dina Anugrah Susianti et al. (2021, p. 7) menyatakan
bahwa kesulitan dalam proses menentukan operasi hitung diketahui ketika siswa tidak tepat
menentukan operasi hitung penjumlahan atau pengurangan dalam menyelesaikan soal.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa siswa kurang mampu dalam menggunakan
konsep, kurang mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan kurang mampu dalam
menggunakan prinsip.
Subjek KS dalam menyelesaikan soal nomor 2 yang mencakup indikator mencipta (C6). Subjek
KS dalam menyelesaikan soal nomor 1, tidak mampu dalam menggunakan konsep (K1), tidak
mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal (K2) dan tidak mampu dalam
menggunakan prinsip (K3). Pada jenis (K1), Subjek hanya menuliskan sebagian dari informasi
yang diketahui. Saat wawancara, subjek tidak mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari
soal. Pada jenis (K2), Subjek tidak menuliskan tahapan ini. Saat wawancara, Subjek tidak mampu
dalam menjelaskan kedalam model matematika. Pada jenis (K3), Subjek tidak menuliskan
tahapan ini. Saat wawancara, Subjek tidak mampu dalam menjelaskan proses perhitungan dan
memilih strategi yang ia pakai untuk menyelesaikan soal. Hal ini sejalan dengan penelitian
Nurfujiyanti Astuti (2019) menyatakan bahwa dalam menyelesaikan soal HOTS mencakup
indikator C6 bahwa siswa hanya melakukan proses perhitungan yang tidak terstruktur sehingga
dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep matematika dalam
menyelesaikan soal. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa siswa tidak mampu dalam

518
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

menggunakan konsep, tidak mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan tidak
mampu dalam menggunakan prinsip.
d) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada Subjek KT
Subjek KT dalam menyelesaikan soal nomor 1 yang mencakup indikator menganalisis (C4) dan
mengevaluasi (C5). Subjek KT dalam menyelesaikan soal nomor 1, kurang mampu dalam
menggunakan konsep (K1), kurang mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal (K2)
dan kurang mampu dalam menggunakan prinsip (K3). Pada jenis (K1), Subjek tidak menuliskan
semua informasi pada soal. Saat diwawancara, Subjek kurang mampu dalam menjelaskan
bentuk/ilustrasi dari soal. Sejalan dengan pendapat Dwidarti et al. (Reka Fransiska et al., 2022, p.
149) menyatakan bahwa kemampuan matematika tinggi sudah memahami konsep dengan baik.
Pada jenis (K2), Subjek menuliskan persamaan. Akan tetapi masih terdapat kekeliruan dalam
penulisan persamaan. Saat wawancara, Subjek kurang mampu dalam menjelaskan kedalam
model matematika. Subjek masih keliru menjelaskan persamaan. Sejalan dengan penelitian Dina
Anugrah Susianti et al. (2021, p. 8) menyatakan bahwa kesulitan tidak dapat mengartikan kalimat
diketahui ketika siswa tidak mampu memahami kata kunci yang terdapat pada soal. Pada jenis
(K3), Subjek keliru dalam penggunaan operasi hitung dan tidak menyelesaikan perhitungan. Saat
wawancara, Subjek kurang mampu dalam menjelaskan proses menyelesaikan perhitungan.
Dalam penggunaan operasi hitung masih ada kekeliruan. Sesuai dengan penelitian Novita Karina
Dewi et al. (2020, p 69) menyatakan bahwa kesulitan dalam menggunakan prinsip yaitu tidak
mampu melakukan kegiatan penemuan tentang sesuatu yang tidak teliti dalam perhitungan atau
operasi hitung. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa siswa kurang mampu dalam
menggunakan konsep, kurang mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan kurang
mampu dalam menggunakan prinsip
Subjek KT dalam menyelesaikan soal nomor 2 yang mencakup indikator mencipta (C6). Subjek
KT dalam menyelesaikan soal nomor 1, mampu dalam menggunakan konsep (K1), mampu dalam
menyelesaikan masalah-masalah verbal (K2) dan mampu dalam menggunakan prinsip (K3). Pada
jenis (K1), Subjek menuliskan semua informasi pada soal seperti apa yang diketahui dan
ditanyakan pada soal. Saat diwawancara, Subjek mampu dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari
soal serta dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Pada jenis (K2),
Subjek subjek menuliskan persamaan kemudian membuat sistem persamaan yang baru. Saat
wawancara, Subjek mampu dalam menjelaskan kedalam model matematika dan menggunakan
data yang digunakan. Subjek menjelaskan persamaan yang dituliskan pada lembar jawaban
dengan tepat. Pada jenis (K3), Subjek menyelesaikan perhitungan dengan tepat. Saat wawancara,
Subjek mampu dalam menjelaskan proses menyelesaikan perhitungan. Subjek yang menjelaskan
cara yang digunakan dalam menyelesaikan perhitungan dengan tepat. Selain itu penggunaan

519
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

operasi hitung tidak ada yang keliru. Hal ini sejalan dengan penelitian Hilaria Mitri (2016, p.14)
menyatakan bahwa pada level mencipta (C6) siswa yang menciptakan dalam artian
menyintesiskan informasi atau materi untuk membuat sesuatu yang baru dalam menyelesaikan
soal. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa siswa mampu dalam menggunakan
konsep, mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan mampu dalam menggunakan
prinsip.
e) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada Subjek KST
Subjek KST dalam menyelesaikan soal nomor 1 yang mencakup indikator menganalisis (C4) dan
mengevaluasi (C5). Subjek KST dalam menyelesaikan soal nomor 1, mampu dalam
menggunakan konsep (K1), mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal (K2) dan
mampu dalam menggunakan prinsip (K3). Pada jenis (K1), Subjek menuliskan semua informasi
pada soal seperti apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Saat diwawancara, Subjek mampu
dalam menjelaskan bentuk/ilustrasi dari soal. Subjek dapat menyebutkan apa yang diketahui dan
ditanyakan pada soal. Pada jenis (K2), Subjek menuliskan persamaan. Saat wawancara, Subjek
mampu dalam menjelaskan kedalam model matematika. Subjek menjelaskan persamaan yang
ditulis pada lembar jawaban dengan benar. Pada jenis (K3), Subjek menyelesaikan perhitungan.
Saat wawancara, Subjek mampu dalam menjelaskan proses menyelesaikan perhitungan. Subjek
menjelaskan cara menyelesaikan perhitungan dengan benar. Selain itu penggunaan operasi hitung
tidak ada yang keliru. Hal ini sejalan dengan penelitian Firdha Razak et al. (2022, p. 56)
menyatakan bahwa siswa pada kategori sangat tinggi tidak mengalami kesulitan sedikitpun
dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui
bahwa siswa mampu dalam menggunakan konsep, mampu dalam menyelesaikan masalah-
masalah verbal dan mampu dalam menggunakan prinsip.
Subjek KST dalam menyelesaikan soal nomor 2 yang mencakup indikator mencipta (C6). Subjek
KST dalam menyelesaikan soal nomor 1, mampu dalam menggunakan konsep (K1), mampu
dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal (K2) dan mampu dalam menggunakan prinsip
(K3). Pada jenis (K1), Subjek menuliskan semua informasi yang ada pada soal seperti apa yang
diketahui dan ditanyakan pada soal. Saat diwawancara, Subjek mampu dalam dalam menjelaskan
bentuk/ilustrasi dari soal. Subjek menjelaskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal
dengan benar. Pada jenis (K2), Subjek menuliskan persamaan yang ada pada soal. Saat
wawancara, Subjek mampu dalam menjelaskan kedalam model matematika dan tepat dalam
menggunakan data yang digunakan. Subjek yang menjelaskan persamaan yang dia tulis pada
lembar jawaban itu benar dan tepat. Pada jenis (K3), Subjek menyelesaikan perhitungan dengan
benar. Saat wawancara, Subjek mampu dalam menjelaskan proses menyelesaikan perhitungan.
Terlihat juga dalam penggunaan operasi hitung, subjek menggunakannya dengan tepat. Hal ini

520
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fidha Razak et al. (2019, p. 52) menyatakan bahwa
siswa pada kategori sangat tinggi mampu merencanakan penyelesaian soal dengan baik da tepat
tanpa adanya kesulitan. Subjek mampu menuliskan fakta, memenuhi konsep dan prinsip serta
menjalankan prosedur dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa siswa
mampu dalam menggunakan konsep, mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan
mampu dalam menggunakan prinsip.
Temuan Lain

Menurut Setiawati, et al (2018) menyatakan bahwa soal-soal HOTS merupakan instrumen


pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan
yang berpikir tidak tidak sekedar mengingat (recall), menyatakan Kembali (restate), atau merujuk
tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan:
1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari
kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan
masalah, 5) menelaah ide dan informasi secara kritis.

Dalam pembelajaran yang menganut kurikulum 2013, siswa diharapkan memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi atau dikenal dengan istilah HOTS (Higher Order Thingking Skills). Dengan
menerapkan HOTS dalam pembelajaran, dapat meningkatkan kreativitas, keaktifan serta memperluas
pemikiran siswa dalam mempelajari sebuah materi. Hal ini juga di dukung oleh pendapat Widodo dan
Srikadarwati (2013) menyatakan bahwa penerapan HOTS dalam pembelajaran dapat meningkatkan
hal positif seperti keberanian menghadapi soal sulit, terbetuknya kerjasama antar siswa yang baik,
adanya interaksi siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru, aktivitas belajar yang baik, serta
karakter siswa yang baik dalam hal disiplin, ketekunan, tanggung jawab, teliti dan sikap terbuka.

Meskipun begitu, masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal
matematika berbasis HOTS. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti bersama
dengan guru mata pelajaran matematika kelas X MIPA 2, beliau mengatakan bahwa siswa kurang
latihan dalam mengerjakan soal. Sejalan dengan pendapat (Dimyati dan Mujdiono, 2013) menjelaskan
faktor yang dianggap menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri siswa (internal) seperti faktor menggali hasil belajar dimana siswa mempelajari
kembali hasil belajar yang sudah ditemukan atau diketahui. Apabila dalam proses sebelumnya yaitu
dalam mengolah bahan ajar siswa kesulitan maka dalam menggali hasil belajar dia juga akan kesulitan
untuk mengulangi kembali materi yang sudah diketahui.

Selain itu, kurangnya minat belajar dari siswa itu sendiri terhadap pelajaran matematika
mengakibatkan hasil belajar dari siswa itu rendah. Menurut (Dimyati dan Mujdiono, 2013)
menjelaskan bahwa minat dan motivasi adalah dorongan sebagai kekuatan, penentu arah atau

521
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

Tindakan yang dilakukan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi tidak dapat diukur tetapi
dapat mendorong dalam mencapai tujuannya, semakin besar motivasinya semakin besar kesuksesan
belajarnya. Sebaliknya mereka yang lemah, tidak bergairah, mudah putus asa, perhatiannya tidak
tertuju dalam pelajaran, akibat banyak mengalami kesulitan belajar.

Wawancara juga dilakukan terhadap siswa, diperoleh bahwa siswa mengalami kebingunan dalam
memahami soal cerita. Sejalan dengan pendapat Muncarno (dalam Sudirman, et al. 2019) menyatakan
bahwa siswa kesulitan dalam mengerjakan soal cerita disebabkan karena siswa kurang cermat dalam
membaca dan memahami kalimat demi kalimat serta mengenai apa yang diketahui dalam soal dan apa
yang ditanyakan, serta bagaimana cara menyelesaikan soal secara tepat. Menurut (Khaniefati, 2013, p.
16) kecerdasan atau intelegensi memiliki pengaruh yang besar terhadap kemampuan siswa untuk
memahami sebuah bacaan. Sejalan dengan pendapat Fudyartanta (Rahayu et. Al., 2019, p. 45) bahwa
kemampuan belajar mengartikan bahwa semakin besar inteligen (cerdas) seseorang maka semakin
besa ria dapat dididik, semakin luas dan semakin besar kemampuannya untuk belajar. Begitupun
sebaliknya, semakin rendah inteligen siswa maka semakin sulit ia dapat mengerti penjelasan yang
diberikan guru.
Berdasarkan uraian di atas, maka temuan lain dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Siswa kurang latihan dalam mengerjakan soal
2. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika
3. Kecerdasan/Intelegensi

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Skor rata-rata hasil tes soal matematika berbasis HOTS siswa adalah 28,1333 dengan jumlah
siswa pada kategori sangat rendah sebanyak 15 siswa dengan persentase 50%. Jumlah siswa pada
kategori rendah sebanyak 5 siswa dengan persentase 17%. Jumlah siswa pada kategori sedang
sebanyak 6 siswa dengan persentase 20%. Jumlah kategori tinggi sebanyak 3 siswa dengan
persentase 10%. Jumlah kategori sangat tinggi sebanyak 1 siswa dengan persentase 3%..
2. Siswa dengan Kategori Sangat Rendah (KSR) dalam menyelesaikan soal nomor 1 dan 2 yang
mencakup indikator menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5) tidak mampu dalam
menggunakan konsep, tidak mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan tidak
mampu dalam menggunakan prinsip.
3. Siswa dengan Kategori Rendah (KR) dalam menyelesaikan soal nomor 1 yang mencakup
indikator menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5) kurang mampu dalam menggunakan konsep,
tidak mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan tidak mampu dalam

522
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

menggunakan prinsip. Pada soal nomor 2 yang mencakup indikator menganalisis (C4) dan
mengevaluasi (C5) kurang mampu dalam menggunakan konsep, kurang mampu dalam
menyelesaikan masalah-masalah verbal dan tidak mampu dalam menggunakan prinsip.
4. Siswa dengan Kategori Sedang (KS) dalam menyelesaikan soal nomor 1 yang mencakup
indikator menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5) kurang mampu dalam menggunakan konsep,
kurang mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan kurang mampu dalam
menggunakan prinsip. Pada soal nomor 2 yang mencakup indikator menganalisis (C4) dan
mengevaluasi (C5) tidak mampu dalam menggunakan konsep, tidak mampu dalam
menyelesaikan masalah-masalah verbal dan tidak mampu dalam menggunakan prinsip.
5. Siswa dengan Kategori Tinggi (KT) dalam menyelesaikan soal nomor 1 yang mencakup
indikator menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5) kurang mampu dalam menggunakan konsep,
kurang mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan kurang mampu dalam
menggunakan prinsip. Pada soal nomor 2 yang mencakup indikator menganalisis (C4) dan
mengevaluasi (C5) mampu dalam menggunakan konsep, mampu dalam menyelesaikan masalah-
masalah verbal dan mampu dalam menggunakan prinsip.
6. Siswa dengan Kategori Sangat Tinggi (KST) dalam menyelesaikan soal nomor 1 dan 2 yang
mencakup indikator menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5) mampu dalam menggunakan
konsep, mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal dan kurang mampu dalam
menggunakan prinsip.

DAFTAR PUSTAKA
A. Ika Prasasti Abrar (2014). Kesulitan Siswa SMP Belajar Konsep Dan Prinsip Dalam Matematika.
Jurnal Al-Khwarizmi 2(1). Hal 59-68
Aminah Dan Kiki (2018). Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Topik Pecahan Ditinjau dari Gender. Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika. 2(2). Hal 118-122
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dimyati dan Mujdiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dina Anugrah Susianti, dkk. (2021). Kesulitan Siswa Dan Penanganannya Dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Matematika Materi Pecahan. Jurnal STKIPPACITAN, hal 1-10
Firdha Razak, dkk. (2019). Deskripsi Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Matematika
Di SMA Negeri 3 Pangkep. Seminar Nasional Pendidikan Matematika. 3(1), 46-58
Hamidah, L. (2018). Higher Order Thinking Skills, Seni Melatih Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi. Yogyakarta : Hijaz Pustaka Mandiri.
Hilaria Mitri. (2016). Analisis Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Di SMAN 8 Yogyakarta.
Husna Nur Dinni. (2018). HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya Dengan kemampuan
Literasi Matematika. PRISMA: Proseding Seminar Nasional Indonesia, 2(1), 171.
Khaniefati, Afifah Repsa. (2013). Hubungan Antara Intelegensi Dan Minat Bakat Membaca Dengan
Kemampuan Memahami Bacaan Siswa Kelas Vii Smp Negeri Di Kecamatan Sleman Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2012/2013. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Nofrion. (2018). Karakteristik Pembelajaran Geografi Abad 21. INA-Rxiv, 1–19.
Novitasari, Dian. (2016). Pengaruh Penggunaa Multimedia Interaktif Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika. 2(2). Hal

523
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS
X SMA NEGERI 1 MAJENE
Fifi Alfiani, Ana Muliana M, Sitti Inaya Masrura
Vol. 4, No. 1, April 2023 hal. 506-524
DOI Artikel: 10.46306/lb.v4i1.292

8-18.
Nurfujianti Astuti, dkk, (2019). Analisis Kesulitan Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal HOTS
(Higher Order Thinking Skill). Prosiding seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan
Matematika
Rahayu, S. I. (2019). Analisis faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Konsep Dasar
akuntansi. Jurnal Pajak, Akuntansi, Sistem Informasi, dan Auditing. 1(1). Hal 40-57
Resti Reptikasari & Rendy Nugraha Frasandy. (2018). KETERAMPILAN 4C ABAD 21 DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DASAR. Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, VIII, 112–122.
Reka Fransiska, dkk. (2022). Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Turunan Fungsi Aljabar di
SMA Plus Al-'Athiyah Al-Qur'an Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Matematika. 7(2). Hal 140-151
Setiawati, W. et al. (2018). Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills Program
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudirman , S., Cahyono, E., & Kadir, K. (2019). Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Peserta
Didik SMP Pesisir Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Jurnal Pembelajaran Berpikir MAtematika.
3(2).
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung.
Tanujaya, B. Mumu, J. & Margono, G. (2017). The Relationship Between Higher Order Thinking
Skills and Academic Performance of Student in Mathematics Instruction. International
Education Studies, 10(11), 78–85.
Tohir, M. (2019). Hasil PISA Indonesia Tahun 2018 Turun Dibanding Tahun 2015.
Wicasari, dkk. (2016). Analisis Kemampuan Berpikir Peserta Didik Dalam Menyelesaikan
Permasalahan Matematika Yang Berorientasi Pada HOTS. Prosiding Seminar Nasional
Reforming Pedagogy.
Widana, I Wayan, Adi., H. A. (2019). Modul Penyusun Soal HOTS Matematika. Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah
Widodo, W. & Srikadarwati, S. (2013). Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan Masalah untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan Karakter Siswa. Jurnal Cekrawala
Pendidikan, 1(1).
Yusmin, E. (2017). Kesulitan Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika (Rangkuman dengan
Pendekatan Meta-Ethnogrhpy). Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 9(1), 2123.

524

You might also like