Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN:

KAJIAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN BERBASIS


AKUALKULTUR (AQUCULTURE SYSTEM) KABUPATEN KETAPANG
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TAHUN ANGGARAN 2023


PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Secara geografis Kabupaten Ketapang terletak di


bagian selatan Provinsi Kalimantan Barat dan
merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Barat yang
memiliki luas wilayah secara keseluruhan mencapai
31.588 km2 dengan luas daratan 30.099 km2 dan luas
perairan 1.489 km2. Kabupaten Ketapang terbagi
menjadi 20 Kecamatan, dimana 13 kecamatan berada di
daerah perhuluan dan selebihnya merupakan kawasan
pesisir, yaitu wilayah kecamatan yang sebagian wilayah
desanya berbatasan langsung dengan laut/pantai.
Berdasarkan kondisi tersebut, Kabupaten Ketapang
memiliki potensi yang penting untuk dikembangkan
salah satunya adalah potensi perikanan khususnya
budidaya perikanan. Potensi perikanan budidaya ini
agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan
berkelanjutan tentunya memerlukan pengelolaan yang
berkelanjutan. Pengelolaan sumber daya tersebut selain
memberikan kesempatan peluang lapangan kerja, juga
diperlukan sumber daya manusia berkualitas dan
teknologi tepat guna dan berdaya guna sehingga
investor tertarik jika suatu daerah memiliki prospek
pengembangan nilai ekonomis dimasa yang akan
datang.
Kebijakan pemerintah yang akan menekankan
pembangunan maritim dan kebijakan Kementerian
Kelautan dan Perikanan terevitalisasi perikanan
budidaya, menjadi peluang besar bagi perikanan
budidaya atau akuakultur untuk berkembang lebih besar
lagi. Berdasarkan peraturan Direktur Jenderal Perikanan
Budidaya No. 154/PER-DJPB/2019 bahwa dalam
rangka menjaga keberadaan kawasan akuakultur di
Indonesia, perlu ditetapkan pengelolaan kawasan
Akuakultur Dengan Pendekatan Ekosistem (ADPE).
Akuakultur dikembangkan pada masyarakat untuk
mengantisipasi terbatasnya pasokan hasil perikanan,
serta turut berperan mengurangi tekanan dari kegiatan
penangkapan ikan.
Berdasarkan arah kebijakan pembangunan sektor
kelautan dan perikanan 2021 – 2024 berbasis Ekonomi
Biru (Blue Economy) salah satunya adalah
pengembangan perikanan budidaya berkelanjutan di
laut, pesisir, dan tawar yang berorientasi ekspor dan
berbasis kearifan lokal. Strategi ekonomi biru di ini
merupakan komitmen untuk memulihkan kesehatan laut
dan mempercepat ekonomi laut yang berkelanjutan,
memberikan dasar yang sesuai untuk menjaga kesehatan
dan ketahanan laut dalam jangka panjang, menciptakan
lapangan kerja dan menarik investasi bisnis yang ramah
lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pesisir, serta memperkuat ekonomi dan
kedaulatan nasional,"
Menurunnya peran subsektor perikanan tangkap di
Indonesia terhadap pemenuhan produk ikan, telah
memberikan peluang bagi berkembangnya perikanan
budidaya ke tahap industrialisasi. Perkembangan
perikanan budidaya telah memberikan dampak positif
bagi pemenuhan kebutuhan protein hewani asal ikan,
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat secara umum. Namun demikian, ke depan
perlu dilakukan antisipasi terhadap kemungkinan
timbulnya dampak negatif terhadap perkembangan
perikanan budidaya, diantaranya adalah meningkatnya
konversi lahan dan hutan mangrove untuk pembuatan
kolam dan tambak, meningkatnya kadar unsur hara dan
bahan organik di perairan yang dapat meimbulkan
ledakan populasi plankton atau mengubah kondisi
kehidupan pada dasar perairan (benthik), terjadinya
proses penyuburan (eutrofikasi) perairan umum,
meningkatnya limbah bahan kimia dan obat-obatan
yang dipergunakan untuk kegiatan budidaya ikan, dan
timbulnya ketidakadilan distribusi pendapatan tenaga
kerja terutama untuk pembudidaya ikan skala kecil
(Kurniati et al., 2018).
Kegiatan dan pengembangan usaha perikanan
budidaya sering terkendala karena kerusakan
lingkungan dan konflik kepentingan dengan pihak lain.
Dalam upaya mengantisipasi dampak negatif yang
mungkin ditimbulkan dan sekaligus untuk
meningkatkan dampak positif kegiatan budidaya
perikanan, perlu diterapkan prinsip-prinsip dasar
perikanan budidaya bertanggung jawab. Adapun upaya
yang dapat dilakukan antara lain dengan menerapkan
pendekatan lingkungan dalam pengembangan perikanan
budidaya, yang dikenal dengan Ecosystem Approach to
Aquaculture (EAA). Penerapan prinsip-prinsip EAA ini
ditujukan untuk menjaga keberlanjutan kegiatan
budidaya perikanan. Implementasi EAA dilakukan
dengan mengkondisikan tanggungjawab sosial dan
lingkungan secara terintegrasi mulai dari perencanaan
sampai dengan pengelolaannya, yang ditunjang oleh
integrasi lintas sektor dalam pengelolaan sumberdaya.
Dengan upaya ini, diharapkan dapat terbangun
peranserta dan kerjasama yang baik antar pemangku
kepentingan, baik pada tahap perencanaan maupun pada
tahap pengelolaannya (Kurniati et al., 2018; Staples and
Funge-Smit, 2009).

2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat


dirumuskan identifikasi masalah dalam rangka kegiatan
kajian pengelolaan sumber daya perikanan berbasis
systematic aquaculture system yaitu :
1. Mengetahui kesesuaian aspek – aspek pegelolaan
perikanan budidaya berdasarkan prinsip EAA di
Kabupaten Ketapang saat ini?
2. Menentukan status pengelolaan perikanan budidaya
melalui prinsip – prinsip EAA di Kabupaten
Ketapang saat ini?
3. Sasaran apa yang akan diwujudkan dari potensi
perikanan budidaya di Kabupaten Ketapang?

3. Maksud dan Tujuan Maksud pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk


mengidentifikasi potensi daerah/kawasan pengelolaan
sumber daya perikanan berbasis Akuakultur (aquculture
system) di Kabupaten Ketapang khususnya Kecamatan
Delta Pawan. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1) Menentukan kriteria untuk setiap indikator masing
– masing domain atau aspek EAA
2) Menyediakan data rona awal bagi kegiatan
pemantauan yang akan dilakukan pada saat
kegiatan telah beroperasi
3) Mengkaji keragaman masing-masing unit
perikanan untuk setiap indikator yang diuji baik
menggunakan sumber primer atau sekunder sesuai
dengan tingkat ketersediaan data yang terbaik
4) Memberikan informasi yang dapat menjadi
pertimbangan dalam perencanaan kegiatan
pengeolaan sumber daya perikanan berbasis
Akuakultur (aquaculture system) di Kabupaten
Ketapang Kecamatan Delta Pawan

Lokasi pekerjaan adalah di Kabupaten Ketapang


4. Lokasi Pekerjaan
Kecamatan Delta Pawan
5. Sumber Pendanaan a. Sumber Dana
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD
Kelautan dan Perikanan Pemerintah Provinsi
Kalimatan Barat Tahun Anggaran 2023.

b. Harga Penawaran
Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diperlukan
adalah sebesar Rp. 169.750.000,- (Seratus Juta Enam
Pulug Sembilan Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh
Rupiah).

6. Nama dan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Selaku Pejabat


Organisasi Pembuat Pembuat Komitmen (PPK):
Komitmen Nama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK):
OPD:

DATA PENUNJANG

7. Data Yang Sebelum memulai kegiatan, Penyedia Jasa harus mengadakan konsultasi
Diperlukan terlebih dahulu dengan Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat
Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, yaitu untuk
mendapatkan konfirmasi mengenai data yang diperlukan dalam kegiatan.
Data-data yang diperlukan untuk menunjang kegiatan ini di antaranya
adalah:
1) RTRW dan RZWP3K Kabupaten Bengkayang Kecamatan Delta
Pawan;
2) Data kualitas perairan Kabupaten Ketapang;
3) Status produktivitas estuari/sungai dan perairan Kabupaten Ketapang;
4) Data perubahan iklim terhadap kondisi perairan;
5) Domain ekonomi dan social;
6) Bahan hasil penelitian, literatur dan dokumen resmi lainnya yang
terkait dengan masalah pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis
ecosystem approach to aquaculture;
8. Standar Teknis Dalam kegiatan ini seperti yang dimaksud pada Pedoman KAK ini,
Penyedia Jasa harus memperhatikan persyaratan-persyaratan serta
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari kegiatan pekerjaan ini harus dilaksanakan secara
benar dan tuntas dan memberikan hasil yang telah ditetapkan dan
diterima dengan baik oleh Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna
Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
b. Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif
untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam dan
kualitas dari setiap bagian kegiatan pekerjaan.
c. Persyaratan Prosedural dan Penyelesaian administratif
Sehubungan dengan pelaksanaan tugas/pekerjaan dilapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur-prosedur dan peraturan-
peraturan yang berlaku.
d. Kriteria Lain-lain
Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan ini berlaku pula
ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang
berlaku, antara lain ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan-
pekerjaan yang bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan (Kontrak), dan ketentuan-ketentuan lain sebagai dasar
perjanjiannya.

9. Referensi Kegiatan Penyusunan analisis Potensi ekonomi, ketenagakerjaan dan


Hukum kesempatan kerja harus memperhatikan ketentuan-ketentuan teknis
sebagaimana diatur dalam :
1. Undang - Undang Republik Indonesa Nomor 31 Tahun 2004
tentang perikanan
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017
Tentang Pembudidayaan Ikan
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Nomor 6/Permen-KP/2020 tentang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Ikan pada Ikan Budidaya
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Nomor 55/Permen – KP/2020 tentang Tata Cara, Persyaratan, dan
Penetapan Kawasan Budi Daya Perikanan
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan dan Pembangunan Nasional
8. Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2004 Tentang Otonomi daerah;
9. Peraturan Dirjen Perikanan Budidaya Nomor 154/PER-DJPB/2019
Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kawasan Akuakultur
dengan Pendekatan Ekosistem

RUANG LINGKUP

10. Lingkup Kegiatan Penyusunan Kajian Pengelolaan Sumber Daya Perikanan


Pekerjaan Berbasis Akuakultur (Aquaculture System) di Kabupaten Ketapang
Kecamatan Delta Pawan akan dilaksanakan melalui kajian :
1) Studi Pra – Survey yaitu pengumpulan dan analisis data sekunder
sebagai pra, yaitu kondisi data-data yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan ini
2) Survey yang meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah
pengumpulan data primer ekosistem yaitu ekosistem yang eksisting
dan kualitas air dan biota perairan
3) Pengumpulan data primer kondisi perairan wilayah kajian
pengelolaan sumber daya perikanan berbasis systematic
aquaculture system di Kabupaten Ketapang seperti data suhu,
salinitas, pH, DO, kecepatan arus dan tutupan dasar sedimen
4) Pengumpulan data social ekonomi dan demografi
5) Analisis data yang merupakan kegiatan pengolahan hasil dari
survey data primer dan uji laboratorium yang dihubungkan dengan
studi data sekunder;
6) Penyusunan dokumen yaitu kegiatan penyusunan dokumen berupa
laporan studi awal yang berisi kompilasi dari hasil analisis data.
11. Keluaran Keluaran (output) yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
(Output) tersedianya data dan dokumen kajian analisis Potensi Pengelolaan
Sumber Daya Perikanan Berbasis Akuakultur (Aquaculture System) di
Kabupaten Ketapang Kematan Delta Pawan

12. Peralatan, Pengguna Anggaran akan menugaskan personil dalam proses kegiatan
Personil dan penyusunan rencana kegiatan. Instansi terkait akan membantu
Fasilitas dari menyediakan ruang untuk rapat-rapat rutin beserta perlengkapannya.
Pengguna
Anggaran

13. Peralatan Menyangkut persyaratan yang tercantum dalam dokumen pengadaan


dan Personil barang/jasa sesuai daftar kuantitas dan harga.
dari
Penyedia
Jasa
14. Lingkup a. Lingkup Kewenangan
Kewenangan Lingkup kewenangan bagi Penyedia Jasa adalah pelaksanaan kajian
dan yang meliputi:
Tanggung 1) Seluruh pelaksanaan pekerjaan kajian, baik mengenai kualitas dan
Jawab kuantitas.
Penyedia 2) Jaminan keselamatan untuk kelancaran pelaksanaan, baik dalam hal
Jasa ketertiban pekerjaanmaupun hal lain, untuk menghindari
penyimpangan pelaksanaan pekerjaan, maupun penyelesaian
perselisihan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan kajian.
3) Pengaturan penggunaan kekayaan intelektual hasil pekerjaan, baik
mengenai data teknis dan larangan/penggunaan hasil pekerjaan
yang tidak memenuhi persyaratan.
4) Penyelesaian administrasi di lapangan mengenai penyerahan
pekerjaan, penyimpangan dari rencana, perhitungan teknis serta
perpanjangan waktu pelaksanaan apabila diperlukan.

b. Tanggung Jawab
Penyedia Jasa bertanggung jawab secara profesional atas jasa layanan
yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik profesi yang berlaku.
Dalam hal ini pekerjaan yang dilaksanakan harus bisa dipertanggung
jawabkan secara teknis dan administratif, sehingga Penyedia Jasa dalam
melaksanakan tugasnya harus mengacu pada ketentuan-ketentuan yang
berlaku secara profesional. Secara umum tanggung jawab Penyedia
Jasa antara lain:
1) Kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan Dokumen Kontrak
Pelaksanaan yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standardan
pedoman teknis yang berlaku, diantaranya Dokumen Pelaksanaan
dari pekerjaan, yaitu Kerangka Acuan Kerja / Term Of References
(KAK / TOR) dan syarat-syarat yang ditentukan.
2) Dokumen Kontrak Pelaksanaan.
3) Ketepatan waktu pelaksanaan
4) Penanggungjawab profesional pekerjaan tidak hanya Penyedia Jasa
sebagai suatu Lembaga/Perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli
profesional yang terlibat.
15. Jangka Pekerjaan Penyedia Jasa dilaksanakan sejak pelaksanaan pekerjaan dimulai
Waktu sesuai Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang diterbitkan sampai dengan
Penyelesaian diserahkannya pekerjaan tersebut kepada Pengguna Jasa (Pengguna
Pekerjaan Jasa/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan). Dalam hal ini waktu yang disediakan untuk
melaksanakan tugas yang diberikan kepada Penyedia Jasa secara optimal
adalah selama 60 (Enam Puluh) Hari Kalender.

16. Personil Keterlibatan tenaga ahli yang profesional dan berpengalaman dalam
penyediaan jasa sesuai dengan bidang kegiatan pekerjaan yang
dilaksanakan merupakan faktor utama optimalnya pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa. Dalam melaksanakan tugasnya, Penyedia Jasa harus
menyediakan tenaga-tenaga ahli yang memenuhi kebutuhan pekerjaan,
baik ditinjau dari lingkup atau besar pekerjaan maupun tingkat kerumitan
pekerjaan, sehingga diharapkan personil tersebut benar-benar dapat
melaksanakan tugas masing-masing dengan optimal.

Quantitas
No. Jenis Tenaga Kualifikasi
(Orang Jam)
Tenaga Ahli:

Ahli Bidang Kualifikasi Pendidikan


1 Orang x 2
1. Perikanan Minimal Lulusan Magister
Bulan
(Ketua Tim) (S-2) bidang Perikanan

Kualifikasi Pendidikan
Ahli Kelautan Minimal Lulusan Magister 2 Orang x 2
2. Bulan
dan Perikanan (S-2) bidang Kelautan dan
Perikanan

17. Jadwal Kegiatan penyusunan kajian Potensi Pengelolaan Sumber Daya Perikanan
Tahapan Berbasis Systematic Aquaculture System dapat dibagi dalam beberapa
Pelaksanaa tahapan proses, yaitu:
n Pekerjaan a. Tahap Persiapan (Pra – Survey)
b. Tahap Pelaksanaan (Survey) dan Formulasi Data
c. Tahapan Validasi dan Penyelesaian

Penyedia Jasa harus merinci sendiri pekerjaannya dan dalam


menjalankan tugasnya akan mendapatkan pula arahan dari Pengelola
Pekerjaan secara tertulis agar fungsi dan tanggung jawab Penyedia Jasa
dapat terlaksana dengan baik, dan menghasilkan keluaran (output)
sebagaimana yang diharapkan. Secara garis besar, uraian tugas Penyedia
Jasa secara bertahap di lapangan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan Tahap Persiapan
1) Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan
konsepsi/metodologi pelaksanaan pekerjaan.
2) Membuat dan memeriksa Time Schedule (Jadwal Pelaksanaan)
dan selanjutnya diteruskan kepada Pengelola Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Pekerjaan Tahap Pelaksanaan dan Formulasi Data
1) Melaksanakan pekerjaan kajian data primer dan sekunder
kepustakaan secara umum, koordinasi dan inspeksi pekerjaan-
pekerjaan lain agar pelaksanaan teknis maupun administrasi yang
dilakukan secara terus menerus sampai dengan pekerjaan
diserahkan untuk terakhir kalinya.
2) Asistensi pelaksanaan pekerjaan secara berkala dan mengambil
tindakan yang tepat dan cepat, agar memenuhi batas waktu
pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
(jadwal harus jelas mengingat waktu pelaksanaan sangat terbatas)
3) Memberikan petunjuk perintah sejauh tidak mengenai
pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta
tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan
kepada PPTK pekerjaan, dengan pemberitahuan secara tertulis
kepada Pengguna Anggaran.

Khusus untuk Penyedia Jasa, berkewajiban untuk:


1) Melakukan konsultasi dengan Pengguna Jasa/Pengguna
Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan Dinas Terkait untuk membahas segala persoalan dalam
rangka penyelesaian selama masa pelaksanaan kegiatan.
2) Melakukan kajian untuk membahas segala persoalan dalam
rangka penyelesaian selama masa pelaksanaan kegiatan.
3) Melakukan koordinasi internal vertikal dengan Pengguna
Jasa/Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan Dinas Terkait untuk membahas segala
persoalan dalam rangka penyelesaian selama masa pelaksanaan
kegiatan.
4) Mengadakan presentasi hasil dari kegiatan yang dilaksanakan
selambat-lambatnya sebelum 60 (enam puluh) hari kalender atau
setelah penandatanganan kontrak atau SPMK pekerjaan.
5) Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap
perlu dan/atau karena ada permasalahan mendesak yang perlu
diselesaikan.
c. Pelaporan
1) Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan
teknologis kepada Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna
Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan atau Pengelola Kegiatan yang akan dilaksanakan.
2) Melaporkan kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
3) Melaporkan sumber daya yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan
alat yang digunakan.
4) Membuat dan memeriksa dokumen yang telah disusun
menyangkut dengan kegiatan.
5) Melaporkan semua pekerjaan penyedia jasa sesuai dengan masa
pelaksanaan kegiatan.

Januari Februari Maret


Kegiatan
2023 2023 2023
Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan dan Formulasi


Data

Tahapan Validasi dan Penyelesaian

Laporan Akhir

LAPORAN
18. Laporan Berisi sebagai berikut:
Pendahuluan I. Metodologi/Rencana pelaksanaan pekerjaan;
II. Alokasi Tim Ahli dan Tenaga Pendukung lainnya;
III. Jadwal kegiatan penyedia jasa;
IV. Interpretasi data awal;

19. Laporan Akhir Berisi sebagai berikut:


I. Hasil akhir berupa pembahasan, kesimpulan dan saran dari
kajian yang telah dilakukan;
II. Dokumentasi seluruh proses kegiatan dan pertanggungjawaban;
dan
III. Softfile (CD/Flashdisk).

20. Penutup Setelah Pengarahan Penugasan ini diterima, Penyedia Jasa hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan
masukan lain yang dibutuhkan. Setelah mempelajari dan mendapat
penjelasan tentang Pengarahan Penugasan ini dari Tim Persiapan
Kegiatan, dan Penyedia Jasa agar segera membuat Usulan
Teknis/Proposal Teknis mengikuti ketentuan terlampir mengenai
syarat-syarat mengikuti Pengadaan Penyedia Jasa sesuai peraturan
yang berlaku.
Demikian Kerangka Acuan Kerja/Term Of References (KAK/TOR) ini dibuat sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan, agar dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Pontianak, Januari 2023

Disetujui Oleh:
Pejabat Pembuat Komitmen

NIP.

You might also like