Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

HEALTH SCIENCES JOURNAL


http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HSJ

PELAYANAN KELUARGA BERENCANA PADA AKSEPTOR KB IUD


PASCASALIN BERDASARKAN ASUHAN KEBIDANAN SECARA
CONTIUITY OF CARE

Shinta Ramadhani, Ririn Ratnasari, Inna Sholicha Fitriani

Fakultas Ilmu Kesehatan , Universitas Muhammadiyah Ponorogo


E-mail Korespondensi : shintaram18@gmail.com

Sejarah Artikel

Diterima : Disetujui : Dipublikasikan:

Abstract

Contraception is an attempt to prevent pregnancy temporarily or can be permanent. Especially for mothers who have given
birth more than 3 times because of the high risk to the safety of the mother and baby, as well as other high-risk pregnancies . It
is preferable to use long-term contraceptives, one of which is the Intrauterine Contraceptive Device. Intra Uterine Device
(IUD) or post-placental IUD, including insertion of an IUD after delivery of the placenta within the first 10 minutes. This
research was conducted to provide family planning midwifery care to postnatal IUD acceptors, Mrs. D at PMB Mrs. Titin
Sukartini, S.ST Sawoo Ponorogo. This research was made through a case study approach or descriptive and field
observations. Management of Family Planning care was carried out on Mrs. D aged 26 years P 20002, overall care started from
February 24 to March 8, 2021 at PMB Mrs. Titin Sukartini, S.ST Sawoo Ponorogo. Data collection methods were carried out
through observation, interviews, and documentation on the continuity of care for Mrs. D. The IUD was inserted after the
placenta was born on condition that the uterine contractions were in good condition, as well as being given counseling and
obtaining prior approval. Monitoring is carried out as one indicator of the implementation of continuous midwifery care.
Patients are expected to be able to understand more about family planning which can improve maternal health status and
realize family welfare
Keywords: contraception, postpartum IUD, continuity of care

Abstrak
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan sementara atau dapat menjadi permanen. Terutama bagi ibu yang
telah melahirkan lebih dari 3 kali karena berisiko tinggi terhadap keselamatan ibu dan bayinya, serta kehamilan berisiko
tinggi lainnya. Diutamakan menggunakan jenis kontrasepsi jangka panjang, yang salah satunya adalah Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim. Intra Uterine Device (IUD) atau AKDR pasca plasenta, termasuk pemasangan kontrasepsi IUD setelah
lahirnya plasenta dalam 10 menit pertama. Penelitian ini dilakukan untuk dapat memberikan asuhan kebidanan Keluarga
Berencana pada akseptor KB IUD pascasalin, Ny D di PMB Ny Titin Sukartini, S.ST Sawoo Ponorogo. Penelitian ini
dibuat melalui pendekatan studi kasus atau deskriptif dan observasi lapangan. Manajemen asuhan Keluarga Berencana
dilakukan pada Ny D usia 26 tahun P 20002, secara keseluruhan asuhan dimulai dari 24 Februari hingga 8 Maret 2021 di
PMB Ny Titin Sukartini, S.ST Sawoo Ponorogo. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara,
serta dokumentasi secara continuity of care pada Ny D. Pemasangan IUD dilakukan setelah plasenta lahir dengan syarat
kontraksi uterus dalam keadaan baik,serta diberikan konseling dan mendapat persetujuan sebelumnya. Dilakukan
pemantauan sebagai salah satu indikator pelaksanaan asuhan kebidanan secara berkesinambungan. Pasien diharapkan
dapat lebih memahami tentang keluarga berencana yang dapat meningkatkan status kesehatan ibu serta mewujudkan
kesejahteraan keluarga.
Kata Kunci: kontrasepsi, IUD pascasalin, asuhan berkesinambungan

How to Cite: Shinta Ramadhani, Ririn Ratnasari, Inna Sholicha Fitriani. 2 0 2 1 . Judul Artikel. Penerbitan Artikel llmiah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Vol (No): Halaman doi: .......................
© 2021 Universitas Muhammadiyah Ponorogo. All rights reserved

Alternatif Email : ISSN 2598-1188 (Print)


ISSN 2598-1196 (Online)
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal

PENDAHULUAN Peran keluarga berencana sangat penting karena


dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Menurut Suryani & Handayani,
Keluarga berencana dapat digunakan untuk
(2018), kehamilan merupakan periode
mengatur kehamilan ibu agar tidak terjadi pada
dimana terjadi perubahan pada kondisi
usia yang terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat,
biologis wanita disertai dengan
atau terlalu sering.
perubahan psikologis akibat dari transisi
Menurut Sulistyawati (2014), kontrasepsi
antara kehidupan sebelum dan sesudah
adalah upaya untuk mencegah kehamilan
kelahiran anak. Berbagai perubahan yang
sementara atau dapat menjadi permanen.
terjadi diantaranya pembesaran perut,
Terutama untuk ibu yang telah melahirkan lebih
perubahan anatomis dan perubahan
dari tiga kali karena mereka berisiko tinggi atas
hormonal yang memicu keluhan seperti
keselamatan ibu dan bayi, serta kehamilan
nyeri pinggang, nyeri punggung,
dengan risiko tinggi lainnya, diharapkan menjadi
bengkak dan kram pada kaki.
akseptor KB dengan metode kontrasepsi jangka
Dampaknya menyebabkan gangguan
panjang (MKJP) salah satunya adalah Alat
tidur pada ibu hamil, pengaruh terhadap
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
janin yang dikandung, dan lain-lain.
Penggunaan IUD sebagai alat kontrasepsi di
Sehingga sebagai bidan yang pada
Indonesia relatif masih sangat rendah yakni pada
dasarnya memberikan pelayanan kepada
peserta KB baru (7,23%) dari seluruh pemakaian
ibu dan anak, sebisa mungkin melakukan
alat kontrasepsi, lebih kecil dibanding
pelayanan yang maksimal.
pemakaian suntikan (51,53%), pil (23,17%) serta
Berdasarkan BKKBN (2013),
pada peserta KB aktif penggunaan IUD
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
(10,61%), suntikan (47,96%), dan pil (22,81%).
tetap tinggi hingga 305 per 100.000
Wanita Usia Subur (WUS) di Jawa Tengah
kelahiran hidup. Tujuan dari
didapatkan 6.727.894 dengan 78,64%
pembangunan berkelanjutan (SDGS)
merupakan peserta KB aktif dan 11,82 %
adalah untuk mengurangi AKI pada
merupakan peserta KB baru. Penggunaan IUD
70.000 kelahiran hidup di tahun 2030.
pada peserta KB baru 74.441 dari seluruh
Kematian selama persalinan adalah
pemakaian alat kontrasepsi dan pada peserta KB
faktor utama mortalitas. WHO yang
aktif 478.157 (9,4%).
memperkirakan ada 210 juta kehamilan
Menurut Hartanto (2015), Intra Uterine
setiap tahun di dunia. Salah satu bentuk
Device (IUD) atau AKDR pasca plasenta,
intervensi untuk menurunkan angka
adalah pemasangan kontrasepsi IUD dalam 10
kematian ibu, sejalan dengan empat pilar
menit pertama pada 48 jam setelah plasenta
safe motherhood, adalah dengan
keluar (atau sebelum uterus dilakukan
menurunkan angka kehamilan melalui
penjahitan) di fasilitas kesehatan yang telah
program Keluarga Berencana (KB).
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
diberikan penyuluhan sebelumnya. rasa sakit atau kram selama 3-5 hari setelah
Sehingga ibu pasca bersalin atau pemasangan, perforasi dinding rahim, kegagalan
keguguran langsung dapat menggunakan mencegah penularan seksual termasuk
salah satu kontrasepsi sesuai dengan HIV/AIDS, penyakit radang panggul yang
kemauan). IUD pascasalin memiliki terjadi yang dapat menyebabkan kemandulan
lilitan tembaga yang menyebabkan jika pernah terkena penyakit menular seksual
perubahan kimia pada rahim sehingga sebelumnya. Prosedur medis memerlukan
sperma tidak dapat membuahi sel telur. pemeriksaan panggul dan sebagian besar wanita
Kelebihan dari KB IUD yaitu dapat di takut dalam prosedur pemasangan AKDR ini,
aplikasikan secara langsung pada ibu sedikit nyeri dan perdarahan setelah
yang setelah melahirkan di fasilitas pemasangan, klien tidak dapat melepas AKDR
kesehatan yang menyediakan. sendiri, dapat terjadi ekspulsi dengan faktor
Efektifitasnya tinggi dan tidak tertentu,, tidak untuk mencegah kehamilan
berpengaruh pada produksi ASI, wanita ektopik dan posisi benang harus diperiksa secara
yang menderita HIV, tidak mengganggu teratur. Sehingga peran bidan sangat diperlukan
hubungan seksual serta kesuburan dapat pada pelayanan KB mulai dari konseling hingga
kembali lebih cepat setelah pelepasan pemantauan terhadap akseptor KB dengan
kontrasepsi (Handayani et al., 2013). asuhan kebidanan secara berkesinambungan.
Masalah yang berdampak pada Asuhan yang diberikan meliputi pengkajian,
kegagalan penggunaan IUD pasca salin menyusun diagnosa kebidanan, merencanakan
diantaranya adalah kejadian ekspulsi atau asuhan kebidanan, pelaksanaaan asuhan
keluarnya IUD dari uterus dengan kebidanan, melakukan evaluasi asuhan
sendirinya. Faktor yang memengaruhi kebidanan, pendokumentasian (Rahayu, 2016).
pengeluaran IUD ini cenderung pada Dari penjelasan tersebut, penulis tertarik
pemasangan yang kurang tepat. untuk membuat artikel yang berisi tentang
Pemasangan harus disesuaikan dengan “Pelayanan Keluarga Berencana Pada Akseptor
kondisi uterus. Ketika diaplikasikan Kb Iud Pascasalin Berdasarkan Asuhan
pasca salin maka fundus uteri tepat Kebidanan Secara Contiuity Of Care” yang
berada dibawah umbilikus. Dengan tujuannya umtuk meningkatkan kualitas
kondisi fundus uteri yang seperti ini, pelayanan kebidanan terhadap pelaksanaan
metode yang tepat diperlukan agar IUD asuhan pada keluarga berencana.
terpasang dalam posisi yang benar di
fundus uteri. Beberapa kemungkinan
efek KB akseptor IUD lainnya adalah
perubahan siklus menstruasi (lebih lama METODE PENELITIAN
dan lebih sering), bercak (berdarah) di Penelitian ini dibuat dengan jenis asuhan
antara periode, nyeri saat menstruasi, kebidanan melalui studi kasus, yaitu jenis
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
penelitian deskriptif dengan desain Syalfina, 2017) langkah prosedur pemasangan
penelitian salah satunya observasi yaitu dengan menggunakan tangan untuk
lapangan dengan melakukan memasukkan IUD, urutan pemasangan yaitu
pengumpulan data lapangan. Metode pertama memegang IUD dengan tangan
pengumpulan data dilakukan secara menggenggam bagian vertical antara jari
observasi, wawancara, serta dokumentasi telunjuk dan jari tengah. Secara perlahan,
secara continuity of care pada Ny D. dengan arah tegak lurus terhadap bidang
Pendokumentasian data-data yang punggung ibu, masukkan IUD. Lalu
diperoleh menggunakan metode SOAP menempatkan tangan yang non dominan pada
kemudian dipublikasikan.Penelitian ini abdomen untuk mencapai fundus, kemudian
dilakukan mulai bulan November 2020 putar tangan yang memegang IUD 45o ke arah
sampai dengan bulan April 2021 di kanan untuk menempatkan IUD secraa
tempat Praktik Mandiri Bidan (PMB) horizontal pada fundus. Mengeluarkan tangan
Ny. Titin Sukartini, S.ST, Sawoo secara perlahan, merapat ke dinding lateral
Ponorogo. uterus Memberitahu ibu cara mengontrol
benang IUD dengan memasukkan jari tengah ke
HASIL DAN PEMBAHASAN
vagina dan meraba adanya benang, posisi badan
Asuhan kebidanan keluarga
jongkok, seperti akan BAK atau BAB.
berencana yang pertama dilakukan pada
Memberitahu jadwal control ulang KB nya yaitu
tanggal 2 Maret 2021. Ibu memutuskan
2 minggu setelah pemasangan, 1 bulan setelah
untuk menggunakan KB IUD pascasalin
control yang pertama, 3 bulan setelah control
dengan dilakukan konseling tentang
yang kedua dan setiap 6 bulan sampai 1 tahun.
pemilihan KB terlebih dahulu dan
Menurut (Yulizawaty et al., 2019),
persetujuan pemakaian KB IUD. Pada
kebijakan pemerintah tentang kesehatan
saat pengkajian didapatkan hasil keadaan
reproduksi wanita adalah program KB pasca
umum ibu baik, kontraksi baik. tidak ada
melahirkan yang bertujuan untuk mengatur
perdarahan abnormal ataupun nyeri pada
jumlah kelahiran atau jarak kelahiran. KB pasca
area genetalia, tekanan darah 110/70
persalinan adalah penggunaan atau penggunaan
mmHg, nadi 84x/ menit, suhu 36,5 OC,
alat kontrasepsi segera setelah melahirkan dalam
pernafasan 16x/ menit. Asuhan yang
waktu 6 minggu/42 hari pasca persalinan,
diberikan antara lain konseling
dengan prinsip bahwa pilihan metode
pemasangan KB, meyakinkan kembali
kontrasepsi yang digunakan tidak berpengaruh
kepada ibu dengan memberitahu
terhadap pemberian ASI. Sementara itu KB IUD
keuntungan atau kelebihan KB IUD,
tidak memengaruhi ASI sehingga aman untuk
pemasangan dilakukan dengan tidak
digunakan. Dari data tersebut maka tidak ada
menggunakan alat karena serviks sudah
kesenjangan antara teori dan kasus yang terjadi
dilatasi pasca salin. Menurut (Priyanti &
pada Ny. D.
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
Menurut (Handayani et al., 2013), dalam jangka panjang, tidak mempengaruhi
Usia seorang istri antara 20 dan 30 proses senggama, meningkatkan kenyamanan
adalah usia terbaik untuk melahirkan jika saat berhubungan karena tidak takut hamil, tidak
memiliki dua anak dan jarak antara ada faktor efek samping hormonal, tanpa
kelahiran adalah 2-4 tahun. Kriteria yang mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Dapat
diperlukan untuk kontrasepsi adalah diberikan segera setelah melahirkan ataupun
efektivitas tinggi, reversibilitas tinggi, setelah aborsi, dapat digunakan sampai
karena pasangan masih mengharapkan menopause, tidak berinteraksi dengan obat-
anak lagi. Kontrasepsi dapat digunakan obatan, membantu mencegah kehamilan
selama 3-4 tahun dalam masa persalinan ektopik. Dari data diatas penulis menyimpulkan
atau jarak yang direncanakan. Oleh tidak ada kesenjangan dalam pemakaian KB
karena itu, ibu lebih tepat dianggap IUD oleh Ny D.
memilih kontrasepsi KB jenis IUD.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pendampingan yang kedua Berdasarkan pelaksanaan asuhan
dilakukan pada tanggal 8 Maret 2021 (6 kebidanan Keluarga Berencana pada Ny. D
hari pemasangan). Ibu tidak ada keluhan. akseptor KB IUD pascasalin di PMB Ny. Titin
Dilakukan pemeriksaan dengan Sukartini, S.ST dapat disimpulkan bahwa
didapatkan hasil keadaaan umum baik, asuhan dilakukan dengan menggunakan
kesadaran compos mentis. Tekanan pendekatan manajemen kebidanan dokumentasi
darah 110/70 mmHg, nadi 76x/menit, dengan metode SOAP yang dilaksanakan mulai
o
suhu 36,5 C, pernafasan 18x/menit, tanggal 24 Februari 2021 sampai dengan 8
pada pemeriksaan genetalia terdapat luka Maret 2021 disimpulkan Asuhan KB dilakukan
bekas jahitan, lochea sanguinolenta, 2 kali yaitu pada tanggal 2 Maret 2021 dan 8
tidak ada pem.bengkakan kelenjar Maret 2021. Ibu memilih menggunakan
batholini, ASI lancar. Asuhan yang kontrasepsi IUD dengan kelebihan
diberikan antara lain menganjurkan ibu keefektifannya tinggi, merupakan kontrasepsi
untuk menjaga kebersihan area jangka panjang. dapat dilepas sewaktu-waktu
genetalianya, menjaga agar tetap kering jika menghendaki (fleksibel) dengan petugas
dan tidak lembab agar terhindar dari kesehatan. IUD terpasang dengan benar, tidak
infeksi, menganjurkan ibu untuk terjadi ekspulsi selama pemantauan 1 minggu
mengontrol benang nya sendiri dan ibu mulai terbiasa serta semakin paham
menggunakan jari, serta menjaga asupan dengan kontrasepsi yang dipakai.
nutrisi. Adapun saran terhadap pihak terkait yaitu
Menurut (Nuryaningsih & diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
Fatimah, 2010), KB IUD sangat efektif, pengembangan materi ataupun sebagai referensi
bekerja segera setelah pemasangan, dalam meningkatkan ilmu serta skill kebidanan
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
yang terkait dengan asuhan keluarga Suryani, P., & Handayani, I. (2018). Pregnancy
berencana. Exercise And Pregnancy Discomfort In The
Third. 5(01), 33–39.
DAFTAR PUSTAKA Yulizawaty, Iryani, D., Sinta, L. El, & Insani,
BKKBN. (2013). Hasil Pelaksanaan A. A. (2019). Asuhan Kebidanan Kebidanan
Subsistem Pencatatan dan Keluarga Berencana. In Kebidanan DIII
Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi. UMP. Pindomedia Pustaka.
Pustaka Sinar Harapan.
Handayani, L., Suharmiati, S.,
Hariastuti, I., & Latifah, C. (2013).
Peningkatan Informasi Tentang Kb:
Hak Kesehatan Reproduksi Yang
Perlu Diperhatikan Oleh Program
Pelayanan Keluarga Berencana.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
15(3 Jul), 289–297.
https://doi.org/10.22435/bpsk.v15i3
Hartanto. (2015). KB dan Kontrasepsi.
Sinar Harapan.
Nuryaningsih, & Fatimah. (2010). Buku
Ajar Pengantar Asuhan Kebidanan
Kehamilan, Persalinana, Nifas, Bayi
Baru Lahir, KB dan Anak Pra
Sekolah. Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Priyanti, S., & Syalfina, A. D. (2017).
Buku Ajar Kesehatan Reproduksi
Dan Keluarga Berencana. Penerbit
CV Kekata Group.
Rahayu. (2016). Hubungan Waktu
Pemasangan Pasca Plasenta dan
Interval dengan Kejadian Eksplusi
IUD. Universitas Airlangga.
Sulistyawati. (2014). Pelayanan
Keluarga Berencana. Salemba
Medika.
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal

You might also like