Professional Documents
Culture Documents
Makalah Evidance Based Pada Asuhan Kehamilan
Makalah Evidance Based Pada Asuhan Kehamilan
Disusun oleh :
KELOMPOK 7
LINA SULASTRI F122101
ALYA DZAHABIYYAH F122102
RISMA SEPTIANI F122116
ROHIMAH MUNAWAR F122126
RANI SUMIYATI F122129
NAZWARI SABRINA M F122132
RESVI OKTAPIANI F122135
Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Kami menerima segala kritik dan saran pembaca dari penyempurnaan makalah. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga maklah ini dapat bermanfaat
bagi penulis maupun pembaca.
Bandung, 26 mei
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas hingga
lahimya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional Kehamilan berlangsung dalam tiga
trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu
ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40).
Kehamilan adalah proses normal yang menghasilkan serangkaian perubahan fisiologis dan
psikologis pada wanita hamil. Kehamilan merupakan periode dimana terjadi perubahan
kondisi biologis wanita disertai dengan perubahan perubahan psikologis dan terjadinya
proses adaptasi terhadap pola hidup dan proses kehamilan itu sendiri.
Ibu hamil akan mengalami perubahan fisik seperti keluhan mual, muntah, pusing dan
mudah lelah, indra penciuman yang sangat peka oleh karena itu tak jarang kita melihat ibu
hamil muda yang tampak begitu tegang dan mudah emosi, hal itu biasanya kita temui
ditrimester pertama. Pada masa kehamilan trimester kedua ibu hamil merasakan perubahan
bentuk tubuhnya, terutama pada wajah, perut dan dada. Namun ada juga beberapa ibu hamil
yang merasa cemas karena takut akan bertambahnya berat badan. Di trimester ketiga, ibu
hamil sering mengeluhkan mudah lelah, kurang tidur.
Kehamilan mengakibatkan banyak perubahan dan adaptasi pada ibu hamil dan pasangan.
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian, penyesuaian seorang ibu
hamil terhadap kenyataan bahwa dia sedang hamil. Fase ini sebagian ibu hamil merasa sedih
dan ambivalen. Ibu hamil mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan depresi
teruma hal itu serign kali terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan yang tidak direncanakan.
Namun, berbeda dengan ibu hamil yang hamil dengan direncanakan dia akan merasa senang
dengan kehamilannya. Masalah hasrat seksual ditrimester pertama setiap wanita memiliki
hasrat yang berbeda-beda, karena banyak ibu hamil merasakan kebutuhan kasih sayang besar
dan cinta tanpa seks Trimester kedua sering dikenal dengan periode kesehatan yang baik,
yakni ketika ibu hamil merasa nyaman dan bebas dari segala ketidak nyamanan. Ditrimester
kedua ini ibu hamil akan mengalami dua fase yaitu fase pra-quickening dan pasca-quickening
Dimasa fase pra-quickening ibu hamil akan mengalami lagi dan mengevaluai kembali semua
aspek hubungan yang dia alami dengan ibunya sendiri. Di trimester kedua sebagian ibu hamil
akan mengalami kemajuan dalam hubungan seksual. Hal itu disebabkan dirimester kedua
relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, kecemasan, kekhawatiran yang
sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada ibu hamil kini mulai mereda dan menuntut kasih
sayang dari pasangan maupun dari keluarganya.
1.2. TUJUAN
Mengetahui hak dan kewajiban bidan sebagai profesinya dan Pelindungan bagi Tenaga
Kesehatan dan Penerima Pelayananan Kesehatan. Evidence based Midwifery adalah
pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung
jawabkan. Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan
pengalaman praktik terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Pada makalah ini
bertujuan untuk lebih mengetahui dan mengeksplor evidence based sebagai media dalam
mengurangi risiko-risiko yang dialami ibu dan anak sehingga mengurangi angka
kematian ibu dan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
yang mendasari bidan untuk berperilaku dalam memberikan asuhan kehamilan. Pada
prinsipnya filosofi asuhan kehamilan merujuk pada filosofi bidan, meliputi sebagai berikut:
a. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses
patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal.
b. Setiap perempuan berkepribadian unik, di mana terdiri atas biopsikososial yang
berbeda, sehingga dalam memperlakukan klien satu dengan yang lainnya juga
berbeda dan tidak boleh disamakan
c. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat dilakukan
dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui penyuluhan atau konseling,
maupun dengan upaya preventif misalnya pemberian imunisasi TT ibu hamil dan
tablet tambah darah.
d. Perempuan mempunyai hak memilih dan memutuskan tentang kesehatan, siapa dan
Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan kesehatan).
e. Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif (pencegahan)
dan promotif (peningkatan kesehatan).
f. Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan penggunaan teknologi
dilakukan hanya atas indikasi.Membangun kemitraan dengan profesi lain untuk
memberdayakan perempuan.
Kehamilan merupakan proses yang alamiah dimana ibu akan mengalami berbagai perubahan
pada fisiologisnya yang akan berdampak juga pada psikologisnya. Terapi komplementer
dapat menjadi salah satu alternatif yang aman dalam mengatasi keluhan dan menjaga stamina
ibu hamil, namun perlu pengawasan dalam pemanfaatannya agar terjamin aman untuk ibu
maupun janin yang dikandungnya. Untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan kepada ibu
hamil agar dapat memilih terapi komplementer yang aman bagi kehamilannya. Melalui
pendidikan kesehatan tentang terapi komplementer dalam kehamilan diharapkan terjadi
peningkatan pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam memanfaatkan terapi komplementer
tersebut sehingga dapat bermanfaat dan aman untuk ibu dan janin.
Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara
komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi:
penanganannya termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak
adekuat, PEB dan hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian
janin, oedema yang signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri
kongenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti
infeksi menular seksual,vaginitis, infeksi saluran kencing.
yang Anda ketahui tentang asuhan kehamilan? Prinsip merupakan dasar atau azas atau
kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya. Sebagai seorang
bidan dalam melakukan asuhan kebidanan harus berdasarkan prinsip sesuai tugas pokok dan
fungsinya agar apa yang dilakukan tidak melanggar kewenangan. Selain harus memiliki
Kesehatan Nomor 30 Tahun 2009; Permenkes 1464 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Praktik Bidan, pelayanan dilaksanakan sesuai standar pelayanan kebidanan dan standar
profesi bidan.
Tujuan asuhan kehamilan yang harus di upayakan oleh bidan melalui asuhan antenatal
yang efektif; adalahmempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental sosial ibu dan
bayi dengan pendidikan kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi. Di
dalamnya juga harus dilakukan deteksi abnormalitas atau komplikasi dan
penatalaksanaakomplikasi medis, bedah, atau obstetri selama kehamilan. Pada asuhan
kehamilan juga dikembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
nifas normaldan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial dan mempersiapkan
rujukan apabila diperlukan.
b. Tipe pelayanan
Tipe pelayanan kebidanan, meliputi 3 ruang lingkup yaitu pelayanan kebidanan primer
atau mandiri, kolaborasi dan rujukan.
keluarga.
Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan
terbukti bermanfaat serta merupakan penerapan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari
penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal ini
menghasilkan asuhan yang efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan intervensi.
Kajian ulang memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang
mengancam jiwa sebenarnya bisa diprediksi atau dicegah. Menurut MNH (Maternal
Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang dikenal antenatal care merupakan prosedur
rutin yang dilakukan oleh bidan dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan
pada ibu hamil hingga persiapan persalinannya. Dengan memberikan asuhan antenatal
yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Anda perlu memahami
bahwa dengan adanya evidence based practice maka praktik asuhan antenatal menjadi
lebih terfokus pada pilihan praktik yang terbukti menguntungkan klien (refocusing
antenatal). Hal - hal yang mendorong efektifitas Antenatal Care adalah hal - hal sebagai
berikut:
Sesuai standar asuhan maka ibu hamil begitu diketahu hamil disarankan sedini mungkin
segera melakukan kunjungan ANC. Esensi dari asuhan antenatal adalah pendidikan dan promosi
kesehatan serta upaya deteksi, sehingga begitu ada kelainan segera diketemukan dan dilakukan
upaya penatalaksanaan. Berdasarkan standar WHO, ibu hamil disarankan untuk melakukan
kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan; dengan komposisi waktu kunjungan satu kali
pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III. Menurut standar
pelayanan kebidanan, jadwal kunjungan ANC, adalah sebagai berikut; satu kali setiap bulan pada
trimester I, satu kali setiap 2 minggu pada trimester II, dan satu kali setiap minggu
pada tri semester 3.
Terapi komplementer dalam pelayanan kesehatan merupakan pengobatan non konvensional yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Terpi tersebut meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang telah teruji kualitas kemanan, dan
efektifitasnya berdasarkan penelitian dan keilmuan (Evidence Based Medicine). Dalam terapi
komplementer terapis mengatasi berbagai penyakit atau keluhan dengan teknik tradisional dan
tidak dilakukan dengan tindakan bedah dan obat atau produk farmasi, namun dengan
memanfaatkan berbagai jenis terapi dan herbal. Terapi komplementer adalah pengobatan
tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvensional medis.
Dalam pelaksanaannya terapi komplementer dapat dilakukan bersamaan dengan terapi medis.
(Moyad, 2009) Penelitian membuktikan bahwa terapi komplementer dapat menjadi solusi untuk
mengurangi rasa ketidaknyamanan bahkan dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Terapi ini
lebih aman dan memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan obat modern dengan
bahan kimia. namun terkadang terdapat juga pasien yang menggunakan pengobatan tradisional
atau komplementer tetapi tidak mendapatkan kesembuhan sesuai harapan bahkan menjadikan
penyakitnya lebih parah. Untuk itu perlu dipahami tentang pemanfaatan terapi komplementer
karena meskipun pengobatan komplementer relatif lebih aman namun bukan berarti tidak
menimbulkan risiko .(Onyapat, 2011). Ibu hamil pada umumnya mengalami beberapa keluhan
dan ketidaknyamanan selama kehamilan, yang dapat diatasi dengan terapi komplementer.
Diantara ketidaknyamanan tersebut antara lain :
a. Trimester pertama
Pada kehamilan trimester pertama merupakan proses awal dari kehamilan. Pada minggu inilah
proses terjadinya kehamilan ditentukan. Setelah terjadi konsepsi, tubuh ibu akan banyak berubah
dalam 3 bulan pertama kehamilan. Janin berkembang didalam rahim ibu akan timbul keluhan-
keluhan dan tidak harus dialami oleh ibu, seperti perasaan mual, nyeri punggung, lelah,
perubahan mood, keram kaki, sering berkemih dan konstipasi.
b. Trimester kedua
Saat kehamilan menginjak trimester kedua, maka tubuh mulai beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi. Saat-saat ini merupakan saat yang menyenangkan karena keluhan sudah mulai
berkurang. Perubahan yang terjadi seperti perut mulai kelihatan membesar, pergelangan kaki
mulai terlihat oedema, mulai terjadi pigmentasi kulit, mulai terasa nyeri di pinggang, mulai
merasa gerakan kecil.
c. Trimester ketiga
Pada trimester ini biasanya ibu mulai merasakan berbagai keluhan yang berkaitan dengan
perubahan tubuhnya dan berkaitan dengan proses persalinan. Perubahan yang terjadi seperti
peningkatan frekuensi berkemih, sesak nafas, merasakan kontraksi, payudara semakin
membesar, otot da ligamentum semakin stretch sehingga sering terasa pegal merasakan tekanan
pada bagian bawah dan terjadi oedema Di Indonesia saat ini menggunakan istilah pelayanan
kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer, dimana pelayanan kesehatan tradisional
merupakan seluruh pelayanan yang ada di masyarakat, terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu
pelayanan kesehatan tradisional ramuan dan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan. Hal
yang berkembang saat ini adalah pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer dimaksudkan
sebagai pelayanan yang sudah dinyatakan aman dan bermanfaat serta dapat di integrasikan dalam
fasilitas pelayanan kesehatan. (Onyapat, 2011). Ibu hamil merupakan kelompok yang dianjurkan
memanfaatkan terapi atau pengobatan komplementer dalam mengatasi keluhan yang dirasakan,
karena dengan terapi komplementer dapat menghindari efek samping pengobatan konvesional
dan memiliki kontrol yang besar terhadap. kesehatan sendiri. Adapun pelayanan terapi
komplementer dalam kehamilan diantaranya:
b. Aromaterapi
c. Yoga kehamilan
d. akupresur
Pemanfaatan terapi komplementer oleh ibu hamil dipengaruhi oleh media massa, informasi dari
sebuah produk, rekomendasi keluarga dan teman, sifat alami manusia yang ingin selalu mencoba
hal-hal baru serta kemudahan akses pada pengobatan ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang
untuk menggunakan CAM karena dinilai alami dan aman digunakan. (Onyapat, 2011).
Tugas bidan dalam pelayanan kehamilan meliputi promotif, preventif, deteksi dini komplikasi
dan penanganan kegawatdaruratan. Terapi komplementer dapat dilakukan pada tahap promotif
dan preventif, misalnya saja pada ibu hamil dilakukan prenatal yoga dengan harapan ibu yang
mengikuti prenatal yoga selama kehamilan akan membuat ibu menjadi lebih bugar, lebih sehat
sehingga dapat mengurangi ketidaknyamanan pada kehamilan dan mempersiapkan kondisi fisik
saat persalinan.(Wirdayanti, 2019) Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan
pengobatan masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit ibu hamil bertanya
tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter, bidan ataupun
perawat. Meskipun pengobatan tradisional/ komplementer relatif lebih aman namun bukan
berarti tidak menimbulkan risiko, untuk itu ibu hamil harus memiliki pengetahuan yang
mumpuni tentang pemanfaatan terapi komplementer yang aman selama kehamilan. Pemanfaatan
terapi komplementer dalam kehamilan harus diawasi dan dipastikan aman bagi ibu dan janin
serta tidak menimbulkan efek negatif dalam kehamilan. Sementara informasi tentang
pemanfaatan terapi komplementer yang tepat masih jarang diterima oleh masyarakat, terutama
yang bersumber dari tenaga kesehatan, termasuk pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu Kota Jambi.
BAB III
4.1. KESIMPULAN
Evidence based intranatal artinya berdasarkan bukti, tidak lagi berdasarkan pengalaman atau
kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti dan bukti inipun tidak sekedar bukti. Tapi
bukti ilmiah terkini yang bisa dipertanggungjawabkan dalam proses persalinan. Dengan evidence
based midwifevery (EBM) sangat bermanfaat bagi bidan dalam pengambilan keputusan pasien
secara bijak. Salah satu EBM dalam persalinan yang terkini contohnya posisi meneran, terdahulu
posisi meneran secara telentang/litotomi rutin dilakukan dalam persalinan, namun setelah adanya
penelitian posisi tersebut ternyata kurang baik bagi ibu dan bayi, sehingga pemilihan posisi lain
menjadi alternatif yang lebih baik karena menguntungkan ibu dan bayi. Terapi komplementer
merupakan pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping
terapi konvensional medis. Pelaksanaannya dapat dilakukan bersamaan dengan terapi medis. Ibu
hamil merupakan kelompok yang dianjurkan memanfaatkan terapi atau pengobatan
komplementer dalam mengatasi keluhan yang dirasakan, karena dengan terapi komplementer
dapat menghindari efek samping pengobatan konvesional dan memiliki kontrol yang besar
terhadap kesehatan sendiri.(Wirdayanti, 2019) Pengetahuan tentang terapi komplementer
dipengaruhi oleh berbagai sumber informasi, diantaranya media massa, informasi dari sebuah
produk, rekomendasi keluarga dan teman, sifat alami manusia yang ingin selalu mencoba hal -
hal baru serta kemudahan akses pada terapi komplementer.(Onyapat, 2011) Pemanfaatan terapi
komplementer pada ibu hamil sangat dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman merupakan
sumber pengetahuan atau pengalaman merupakan suatau cara memperoleh kebenaran
pengetahuan. (Notoadmodjo, 2012) Luasnya akses informasi tentang terapi komplementer pada
kehamilan sangat mempengaruhi isu yang beredar di masyarakat dan pemanfaatannya oleh ibu
hamil. Keterbatasan praktik terapi komplementer dapat menurunkan minat ibu hamil untuk
memanfaatkan terapi tersebut. Sebagai contoh pada pemanfaatan pijat ibu hamil, sebagian ibu
merasa khawatir dengan efek samping pijat terhadap pertumbuhan janinnya. Hal ini didukung
dengan penelitian Haswani (2016) mengenai pijat refleksi secara kualitatif, didapatkan hasil
bahwa pijat refleksi saat ini telah diterima sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan
dimana masih adanya keterbatasan batasan pada praktek pengobatan ini, seperti masih ada klinik
pijat refleksi yang melakukan prosedur tindakan dengan tidak benar atau tenaga ahli yang kurang
profesional sehingga menyebabkan efek samping yang memperparah kondisi kesehatan pasien.
Untuk itu ibu hamil perlu diarahkan dalam memilih terapis yang kompeten dan tersertifikasi.
Setelah diberikan pendidikan Kesehatan Tentang terapi komplementer dalam kehamilan
didapatkan peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang terapi komplementer dalam mengatasi
ketidaknyamanan sehingga diharapkan ibu hamil dapat menjalani kehamilan dengan sehat, aman
dan nyaman serta melahirkan bayi yang sehat baik fisik maupun mental.
4.2. SARAN
Ibu hamil umumnya akan mengalami perubahan dan ketidaknyamanan fisiologis maupun
psikologis, sehingga mendorong ibu untuk mengatasinya dengan berbagai cara baik medis
maupun non medis, termasuk terapi komplementer. Untuk itu perlu edukasi yang komprehensif
dari petugas kesehatan agar ibu hamil dapat memilih terapi komplementer yang tepat dan aman
untuk kehamilannya. Tenaga kesehatan hendaknya memasukkan informasi tentang terapi
komplementer dalam asuhan rutin dalam kehamilan.
DAFTAR PUSAKA
Tyastuti, S., Wahyuningsih, H. P., SiT, S., Keb, M., Wahyuningsih, H. P., SiT, S., & Keb, M.
(2016). Asuhan kebidanan kehamilan.
Purba, A., & Sembiring, R. (2021). Implementasi Pelayanan Komplementer Dalam Asuhan
Kehamilan. Jurnal Abdimas Mutiara, 2(2), 41-46.
Pranbandari, F. (2019). Pengembangan Model Pembelajaran Asuhan Kehamilan Terintegrasi
Pada Pendidikan Kebidanan. Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan dan
Keperawatan, 13(01), 64-85.
Hayati, F. (2021). Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Komplementer dalam Kehamilan. Jurnal
Abdimas Kesehatan (JAK), 3(2), 120-125.
Faridah, B. D., Ponda, A., & Pertiwi, H. T. (2020). Pengaruh Minuman Jahe terhadap Penurunan
Frekuensi Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya
Padang. Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga, 4(1), 23-31.
Rofi'ah, S., Widatiningsih, S., & Sukini, T. (2019). Efektivitas aromaterapi lemon untuk
mengatasi emesis gravidarum. Jurnal Kebidanan, 9(1), 9-16.
Widyastuti, D. E., Rumiyati, E., & Widyastutik, D. (2019). Terapi Komplementer Akupresur
Untuk Mengatasi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Tahun 2018. Jurnal Kebidanan
Indonesia, 10(1), 96-104.
Rusmita, E. (2015). Pengaruh senam hamil yoga terhadap kesiapan ibu hamil menghadapi
persalinan di RSIA Limijati Bandung. Jurnal Keperawatan BSI, 3(2).